Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH

KAPAL - KAPAL KHUSUS (SPECIAL PURPOSE SHIP)


Dosen: Wisnu Broto, ST, MM

KEKHUSUSAN PADA
KAPAL CURAH (BULK CARRIER)

Disusun Oleh:

1. Sabila Fitri Afsari


2. Raden Gani S W
3. Trianto Wahyu S

(1310313005)
(1310317001)
(1310313017)

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul Kapal Curah (Bulk Carrier) dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bimbingan dari Bapak Wisnu
Broto, ST, MM selaku dosen pada mata kuliah Kapal-Kapal Khusus dan bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan dukungan baik moral
maupun materil.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Tak ada gading yang tak retak, kami yakin masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Maret 2016


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Halaman
.....................................................................................i
.....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan
...........................................................................1
1.4 Manfaat
...........................................................................1
1.5 Metode Penelitan ...........................................................................1
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
2.1 Pengertian Kapal Curah..................................................................3
2.1.1 Jenis Kapal Curah Berdasarkan Jenis Muatan .....................3
2.1.2 Jenis Kapal Curah Berdasarkan Bobot Mati .....................3
2.2 Peralatan Khusus Kapal Curah.......................................................4
2.3 Perancangan Kapal Curah
.......................................................5
2.4 Kekhususan Kapal Curah
.......................................................8
2.5 Tahanan Atau Resistance Kapal Curah
...................................9
2.5.1 Tahanan Gesek (Friction Resistance) ...................................10
2.5.2 Tahanan Sisa (Residual Resistance) ...................................10
2.5.3 Tahanan Tambahan (Added Resistance)................................11
2.5.4 Bilangan Froude ..................................................................11
BAB III PENUTUP .....................................................................................13
3.1 Kesimpulan .....................................................................................13
3.2 Saran
.....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal merupakan alat transportasi untuk mengangkut penumpang, barang,
bahkan hewan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui jalur laut
menuju ke tempat lain. Kebutuhan masyarakat memiliki ragam jenis dan
bentuk. Ada yang berbentuk padat seperti beras, gandum, biji kopi, sayurmayur, buah-buahan. Ada juga kebutuhan lain yang berbentuk cair seperti
minyak, bahkan ada yang berbentuk gas.
Kapal sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan jenis muatan yang
diangkut, salah satu contohnya adalah kapal curah. Kapal curah atau bulk
carrier merupakan kapal yang berfungsi untuk mengangkut muatan tanpa
bungkusan tertentu berupa biji-bijian yang dicurahkan langsung kedalam
palka kapal. Kapal curah dapat dikatakan salah satu kapal khusus karena
memiliki konstruksi yang sedikit berbeda dari kapal umumnya karena
muatannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kapal curah atau bulk carrier ?
2. Apa saja peralatan khusus dari kapal curah ?
3. Bagaimana perancangan kapal curah ?
4. Bagaimana kekhususan konstruksi kapal curah ?
5. Bagaimana tahanan atau resistance dari kapal curah ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kapal curah.
2. Mengetahui apa saja peralatan khusus dari kapal curah.
3. Mengetahui perancangan dari kapal curah.
4. Mengetahui kekhususan konstruksi dari kapal curah.
5. Mengetahui tahanan atau resistance dari kapal curah.
1.4 Manfaat
Untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca khususnya mahasiswa di bidang
teknik perkapalan mengenai kapal curah atau bulk carrier.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan untuk menulis karya ini adalah dengan
metode pustaka atau pengambilan data melalui teori dalam buku-buku yang
ada, dalam jurnal,dan lain-lain. kami juga mendapatkan referensi data yang
kami dapatkan dari internet.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini dimulai dengan kata pengantar dimana memaparkan secara
garis besar apa itu kapal curah atau bulk carrier lalu dilanjutkan dengan

pendahuluan dimana mengidentifikasi permasalahan yang akan di bahas dan


setelah bab ini akan memasuki isi yang berisi pembahasan permasalahan dan
kemudian menuju kesimpulan dan ditutup dengan bab penutup.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kapal Curah
Kapal curah atau bulk carrier adalah kapal yang diperuntukkan untuk
mengangkut muatan curah yaitu muatan yang dimuat ke dalam kapal dimana
muatan hanya dipisahkan oleh batasan ruang muat dan muatannya tidak
dibungkus terlebih dahulu.

Muatan bulk carrier dapat bervariasi dari bentuknya dan berat jenisnya,
mulai dari iron ore 3,9 (10 ft3/ton) sampai grain 0,36 (100 ft3/ton). Selain itu
muatan kapal curah dapat mempengaruhi proporsi kapal, internal
arrangement, struktur, dll.
2.1.1 Jenis Kapal Curah Berdasarkan Jenis Muatan
Grain carrier (biji tumbuh-tumbuhan), contohnya :
Gandum
Jagung
Kedelai
Ore carrier (bijih tambang), contohnya ;
Besi
Chrom
Mangan
Bauksit
Coal carrier (disingkat : collier) atau muatan batu bara
Oil-ore carrier, muatan yang diangkut batu bara dan minyak secara
bergantian
Coal-ore carrier, memuat batu bara dan bijih besi secara bergantian.
2.1.2

Jenis Kapal Curah Berdasarkan Bobot Mati

Handy size berukuran 10.000-35.000 DWT.

Biasanya dilengkapi dengan cargo gear sendiri. Muatannya dapat berupa


precious ore, sand, scrap, clay, dan grain.

Handy max berukuran 35.000-50.000 DWT.

Panamax berukuran 50.000-80.000 DWT.

Umumnya tidak dilengkapi dengan cargo gear sendiri. Jenis muatan yang
diangkut: ore dan grain

Capsize berukuran berukuran lebih 80.000 DWT.

Tanpa cargo gear sendiri dan muatan yang diangkut: ore, coal.
Kapal curah biasanya muatannya dibongkar (discharge/unloading)
menggunakan grabs, suction pipe, atau menggunakan sistem selfunloading di kapal tersebut. Sedangkan untuk muatnya (loading)
menggunakan shooter atau conveyer belt.
2.2 Peralatan Khusus Kapal Curah
Alat yang Diperlukan untuk Bongkar Muat Muatan Curah berupa
Biji-Bijian.
3

Belt Conveyor.
Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan untuk
mengangkut unti atau curah dengan kapasitas besar. Alat tersebut terdiri
dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang
digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan.
Misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis
dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan
yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap
panas.
Bucket Elevator.
Bucket Elevator merupakan salah satu jenis alat pemindah bahan yang
berfungsi untuk menaikan muatan curah (bulk loads) secaravertikal atau
dengan kemiringan (incline) lebih dari 700 dari bidang datar. Contoh
semen, pasir, batubara, tepung, dll. Bucket elevator dapat digunakan untuk
menaikan material dengan ketinggian hingga 50 meter. Kapasitasnya bisa
mencapai 50 m3 /jam. Konstruksinya dapat mencapai posisi vertikal.
Grabs.
Grabs adalah alat muat / bongkar yang sering digunakan untuk memuat/
membongkar barang jenis curah kering.
Kebanyakan muatan curah dimuat ataupun dibongkar ke atau dari
kapal di pelabuhan atau dermaga khusus yang melakukan bongkar muat
untuk muatan curah. Dermaga curah adalah dermaga yang khusus
digunakan untuk bongkar muat barang curah yang biasanya menggunakan
ban berjalan (conveyor belt). Barang curah terdiri dari barang lepas dan
tidak dibungkus/kemas, yang dapat dituangkan atau dipompa ke dalam
kapal. Bahan ini dapat berupa bahan pokok makanan (beras, jagung,
gandum, dsb) dan batu bara. Karena angkutan barang curah dapat
dilakukan lebih cepat dan biaya lebih murah dari pada dalam bentuk
kemasan, maka beberapa barang yang dulunya dalam bentuk kemasan
sekarang diangkut dalam bentuk lepas. Sebagai contoh adalah
pengangkutan semen, gula, beras, dan sebagainya.
2.3 Perancangan Kapal Curah
Ada tahapan-tahapan tertentu yang dilakukan owner, surveyor, dan
arsitek kapal sebelum kapal tersebut dibuat.
Langkah yang dipakai pada pembahasan ini adalah menggunakan
langkah optimasi dengan merancang kapal sebanyak 2 kapal dengan
mengkombinasikan beberapa variasi ukuran utama kapal. Langkah
pengerjaan yang diberikan di bawah ini bukanlah satu-satunya langkah
yang dapat dipakai untuk merancang kapal.

Langkah langkahnya secara umum sebagai berikut:


1. Mencari kapal pembanding (Cara desain dengan kapal pembanding ini
merupakan salah satu cara untuk melakukan analisis statistik /
statistical analysis dimana kapal-kapal yang didapat akan dicari
korelasinya terhadap desain kapal yang akan dibuat)
2. Proses Analisis Regresi, dalam proses regresi ini bertujuan
menemukan ukuran yang cocok sesuai hasil dari data analisis regresi
dalam data statistik kapal pembanding yang didapat.. Adapun proses
regresi dapat menggunakan Microsoft excel, Minitab, SPSS, Eviews,
Curve Expert dan lain sebagainya. Penentuan 2 kandidat kapal yang
akan dianalis dan dioptimasikan dari data hasil korelasi regresi yang
didapat, lakukan langkah berikut ini.
o Adapun perhitungan perhitungan yang akan dilakukan dalam
pendesainan kapal adalah sebagai berikut:
o Perhitungan hambatan kapal
o Perancangan baling-baling
o Perhitungan perkiraan daya motor induk
o Perhitungan jumlah ABK
o Perhitungan massa dan titik pusat massa bagian-bagian deadmass

Perhitungan kebutuhan bahan bakar (termasuk untuk lainlain 25%), minyak lumas, air tawar dan makanan

Perhitungan titik pusat massa bagian-bagian DWT


(payload, fuel, oil, water, provision etc.)

o Perhitungan massa dan titik pusat massa bagian-bagian


lightmassPerhitungan massa dan titik pusat massa gabungan LWT

Perhitungan massa dan titik pusat massa baja kapal

Perhitungan massa dan titik pusat massa permesinan

Perhitungan massa dan titik pusat massa peralatan dan


perlengkapan

o Perhitungan massa dan titik pusat massa gabungan LWT + DWT


o Perhitungan stabilitas utuh (intact stability)
o Perhitungan freeboard
o Perhitungan tonase kapal
o Pemeriksaan sarat dan trim
o Pemeriksaan volume ruang muat dan/atau luas geladak
o Perhitungan biaya investasi dan/atau operasi
o Perhitungan lain yang diminta
3. Penerapan metode optimalisasi kapal, dari 2 kapal yang tersedia untuk
pendesainan, tentunya akan dipilih satu kapal untuk didesain. Oleh karena
itu kapal yang diinginkan untuk didesain adalah kapal yang memiliki
efisiensi optimal (bukan maksimal) dan juga harga investasi terbaik. untuk
itu dilakukan metode optimalisasi agar mendapatkan kapal yang
dimaksud.
4. Rencana Garis (Lines Plan); Secara umum rencana garis adalah
penggambaran bentuk potongan potongan badan kapal, baik secara
memanjang maupun melintang. Dalam pembuatannya ada beberapa
metode yang digunakan, Adapun gambar dalam rencana garis tesebut
adalah Body Plan, Half Breadth Plan dan Sheer Plan. Dengan latar
belakang teknik, maka dalam penggambaran ini tentunya dibutuhkan
ketelitian dalam penghitungan maupun dalam pengukuran gambar.
Ketelitian ini yang nantinya akan memberikan keakuratan dalam
penggambaran utama Adapun prinsip penggambaran body plan yaitu
proyeksi gambar yang terdiri atas 2 garis lurus dan 1 garis lengkung
disetiap proyeksi gambar yang digambar baik itu body plan, half breadth
plan dan sheer plan. Setelah satu kapal dipilih untuk didesain, maka dari
ukuran dan perhitungan yang didapat, bisa dijadikan modal utama dalam
pembuatan rencana garis. Banyak metode pembuatan rencana garis. Dalam
pembuatan rencana garis. anda dapat menggunakan metode Form Data,
Diagram NSP, Software Maxsurf, Pro ships dan lain sebagainya. Dalam
hal ini akan dibahas metode pembuatan lines plan menggunakan Maxsurf
dan Diagram NSP.

o Pertimbangan desain lines plan dalam memilih bentuk linggi


haluan dan buritan:
o Pertimbangan desain linesplan untuk meminimumkan daya motor:
o Pertimbangan desain linesplan untuk stabilitas yang baik
o Pertimbangan desain linesplan untuk seakeeping dan
maneuverability (olah gerak)
o Pertimbangan desain linesplan untuk bentuk badan kapal di atas
bidang air.
o Pertimbangan desain linesplan untuk

Added resistance di gelombang

Manoeuvrability

Course keeping quality

Roll-damping

Seakeeping ability: ship motion, slamming

Besar ruang muat di bawah geladak

o Propeller clearance
o

Pemakaian CFD dalam merancang rencana garis

5. Rencana Umum (General Arrangement); Rencana umum merupakan


rancangan gambar kapal secara umum dimana terdiri dari ruangan
akomodasi, mesin, ruang muat, dek dsb. Rencana umum atau general
didefinisikan sebagai perencanaan ruangan yang dibutuhkan sesuai
dengan fungsi dan perlengkapannya. Ruangan-ruangan tersebut
misalnya, ruang muat, ruang akomodasi, ruang mesin, dll. Disamping
itu, juga meliputi perencanaan penempatan lokasi ruangan beserta
aksesnya. Rencana umum dibuat berdasarkan lines plan yang telah
dibuat sebelumnya. Dengan lines plan secara garis besar bentuk badan
kapal akan terlihat sehingga memudahkan dalam merencanakan serta
menentukan pembagian ruangan sesuai dengan fungsinya masing-

masing. perlu anda ketahui bahwa ada beberapa hal penting dalam
pendesainan rencana umum. Hal tersebut adalah:
o

Faktor yang berpengaruh pada rencana umum

Estetika dalam bangunan kapal

Lokasi bagian-bagian utama

Ruang muat dan ruang permesinan

Dapur

Menyusun akomodasi

Perlengakapan dan outfit

Ruang ABK dan penumpang

Ruang permesinan

Tangki-tangki

Hubungan antara ruang dan jalan

Peralatan bongkar muat,

6. Perhitungan kekuatan kapal untuk muatan


7. Pengujian lab dalam bentuk model
o
o
o
o
o
8.

Tahanan
Propulsi
Manouvering
Stabilitas
Kavitasi
Penentuan biaya
9. Kontrak desain
10. Penentuan lokasi pembangunan
11. Tahap pembangunan

12. Pengujian kapal (sudah selesai)


13. Delivery kapal ke owner
2.4 Kekhususan Konstruksi Kapal Curah
Berdasarkan spesifikasinya yang khusus, kapal curah
memiliki karakterisik umum yang menonjol. Beberapa ciri
kapal curah adalah sebagai berikut :
1. Memiliki single bottom. Kapal muatan curah tidak
memerlukan deck tambahan di ruang muat karena
muatannya ditimbun begitu di atas pelat alas dalam
kapal hingga pada batas tertentu. Untuk itu konstruksi
alas pada kapal curah harus lebih diperkuat.
2. Khusus ore carrier biasanya mempunyai double bottom
(tank top) yang dengan maksud untuk mempertinggi
letak titik muatan, sehingga dapat memperbaiki perode
oleng kapal.
3. Posisi kamar mesin di belakang kapal, alasan yang dipilih
adalah untuk mempermudah proses bongkar muat.
4. Memiliki top side tank dan hopper side tank. Di pakai
untuk mengurangi pergeseran muatan.
5. Orientasi perencanaan kapal adalah kapasitas muatan
sebesar-besarnya. Namun ukuran kapal di batasi
kedalaman pelabuhan.
Besar ukuran kapal curah bergantung pada ukuran atau
kedalaman dermaga (port) tujuan. Sebab bongkar muat
kapal curah harus merapat sedekat mungkin dengan
dermaga (maksimal 10 m). Berbeda dengan kapal tanker,
bongkar muat kapal tanker dapat dilakukan dari jarak yang
jauh dari dermaga karena menggunakan pipa. Jaraknya
dapat berkisar antara 10 sampai 50 m.
Volume ruang muat bergantung pada jenis muatan.
Untuk payload yang sama, volume muatan batu bara akan
berbeda dengan volume yang dibutuhkan untuk
mengangkut gandum. Perbedaan volume ini digambarkan
dalam sebuah koefisien ruang muat yang biasanya disebut
spesifik volume, nilainya berbeda-beda untuk setiap jenis
muatan. Sebagai contoh:

1.
2.
3.

Tumbuh-tumbuaan
=
58
ft3/ton
Hasil tambang
=
14 20 ft3/ton
Batu bara
=
48
ft3/ton
Karena muatannya yang sangat berat (membutuhkan
volume displasmen yang besar), maka kapasitas ruang
muat kapal curah biasanya hanya terisi 30 40% dari
volume ruang muat keseluruhan.
Spesifik volume berbeda dengan stowage faktor,
stowage faktor digunakan pada kapal yang memerlukan
penataan tata letak muatan, misalnya kapal general cargo.
Stowage faktor general cargo berkisar antara 1.2 1.7
m3/ton
Kapal BC memiliki persyaratan ballast tersendiri,
menurut rumus D. Anderson, seorang designer harus
mampu mengatur volume ballast sedemikian sehingga
dapat memenuhi kondisi berikut :
Tf
=
0.027 0.03 Lwl
Ta
=
0.04 0.045 Lwl

2.5 Tahanan atau Resistance Kapal Curah


Tahanan (resistance) kapal pada suatu kecepatan adalah gaya fluida
yang bekerja kapal sedemikian rupa sehingga melawan gerakan kapal
tersebut. Tahanan tersebut sama dengan gaya fluida yang bekerja sejajar
dengan sumbu gerakan kapal. Sedangkan suatu tahanan kapal ini adalah
sama dengan suatu gaya dan karena dihasilkan oleh air, maka ini disebut
gaya hydrodinamika. Gaya hidrodinamika ini semata-mata disebabkan
oleh gerakan relatif kapal terhadap air.
Gerakan kapal di fluida bekerja seperti sistem sumbu orthogonal yaitu 3
(tiga) buah sumbu x, y, dan z, ditempatkan sedemikian rupa, pusat sumbu
berimpit dengan titik berat kapal. Bidang x, dan y satu bidang dengan
permukaan bumi (sejajar).

Gambar 2.1. Gaya yang Bekerja Pada Kapal


Gerakan kapal dibebani 4 (empat) gaya yang tidak tergantung satu sama
lainnya :

10

1. Gaya hidrostatik yaitu massa kali percepatan grafitasi bumi (mg).


2. Hambatan hidrostatik (gaya apung) F atau v. Seperti halnya mg,
tekanan atau gaya ini selalu sejajar dengan Zo.
3. Resultante gaya hidrodinamik (F) yang didesakkan oleh air pada kapal
sebagai akibat gerakan menerjang air tersebut. Gaya F dapat diuraikan
dalam 2 (dua) ; komponen gaya angkat (L) dan komponen tahanan (atau
drag) R (atau D). Dimana L tegak lurus terhadap kecepatan kapal dan R
(atau D) sejajar V.
4. Gaya dorong (T), yang di desakkan oleh air pada pendorong kapal,
umumnya berlawanan arah dengan R.
Gaya-gaya tersebut diatas timbul akibat adanya ;
1. Kecepatan kapal (V), relatif terhadap air dan udara atau yang dilintasi
oleh kapal tersebut.
2. Gaya gravitasi bumi yang bekerja baik pada kapal maupun pada air
yang dibebani oleh kapal itu.
3. Aksi yang dilakukan pendorong kapal (Propeller).
Pada dasarnya tahanan kapal dibagi menjadi dua yaitu tahanan yang
berada di atas permukaan air dan tahanan yang berasal dari bawah
permukaan air. Tahanan yang di atas permukaan air adalah yang bekerja
pada bagian badan kapal yang kelihatan di atas permuakaan air, disini
pengaruh adanya udara yang mengakibatkan timbulnya hambatan.
Komponen tahanan yang bekerja pada kapal dalam gerakan mengapung di
air adalah :
2.5.1 Tahanan Gesek (Friction Resistance)
Tahanan Gesek (friction resistance) timbul akibat kapal bergerak
melalui fluida yang memiliki viskositas seperti air laut, fluida yang
berhubungan langsung dengan permukaan badan kapal yang tercelup
sewaktu bergerak akan menimbulkan gesekan sepanjang permukaan
tersebut, inilah yang disebut sebagai tahanan gesek.
Tahanan gesek terjadi akibat adanya gesekan permukaan badan kapal
dengan media yang di lalulinya. Oleh semua fluida mempuyai viskositas,
dan viskositas inilah yang menimbulkan gesekan tersebut. Penting
tidaknya gesekan ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis fluida
dan konfigurasi fisik atau pola alirannya (flow pattern).
Viskositas adalah ukuran tahanan fluida terhadap gesekan bila fluida
tersebut bergerak. Jadi tahanan Viskos (RV) adalah komponen tahanan
yang terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh viskos.

11

2.5.2 Tahanan Sisa (Residual Resistance)


Tahanan sisa didefenisikan sebagai kuantitas yang merupakan hasil
pengurangan dari hambatan total badan kapal dengan hambatan gesek dari
permukaan kapal. Hambatan sisa terdiri dari:
1. Tahanan gelombang (Wake Resistance), ahanan gelombang
adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya gerakan kapal
pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang baik pada
saat air tersebut dalam keadaan tenang maupun pada saat air
tersebut sedang bergelombang.
2. Tahanan udara (Air Resistance), tahanan udara diartikan
debagai Tahanan yang di alami oleh bagian badan kapal utama
yang berada diatas air dan bangunan atas (superstruktur)
karena gerakan kapal di udara. Tahanan ini tergantung pada
kecepatan kapal dan luas serta bentuk bangunan atas tersebut.
Jika angin bertiup maka tahanan tersebut juga akan tergantung
pada kecepatan angin dan arah relatif angin terhadap kapal.
3. Tahanan bentuk, tahanan ini erat kaitannya dengan bentuk
badan kapal, dimana bentuk lambung kapal yang tercelup di
bawah air menimbulkan suatu tahanan karena adanya
pengaruh dari bentuk kapal tersebut.
2.5.3 Tahanan Tambahan (Added Resistance).
Tahanan ini mencakup tahanan untuk korelasi model kapal. Hal ini akibat
adanya pengaruh kekasaran permukaan kapal, mengingat bahwa permukaan
kapal tidak akan pernah semulus permukaan model. Tahanan tambahan juga
termasuk tahanan udara, anggota badan kapal dan kemudi.
Komponen Tahanan tambahan terdiri dari :

Tahanan anggota badan (Appendages Resistance), adalah tahanan dari


bos poros, penyangga poros, lunas bilga, daun kemudi dan sebagainya.

Tahanan kekasaran, adalah terjadi akibat kekasaran dari korosi air,


pengotoran pada badan kapal, dan tumbuhan laut.

Hambatan kemudi (Steering Resistance), terjadi akibat pemakaian


kemudi.

2.5.4 Bilangan Froude


Bilangan Froude merupakan bilangan yang menunjukkan penggolongan
sebuah kapal apakah tergolong kapal cepat, sedang atau kapal lambat.
Penggolongan kapal menurut bilangan Froude:
1. Kapal lambat: kapal berlayar dengan Fn 0,20

12

Fn=

V
g xl

Hambatan gelombang (Rw)= 0


2. Kapal sedang: jika 0,20 < Fn < 0,35
Hambatan gesek (Rf)= 70-75% Rt
Hambatan gelombang (Rw)= 25-30% Rt
3. Kapal cepat: Fn 0,35
Hambatan gelombang= 50% Rt
Rumus Froude Number:
Dimana: V= kecepatan kapal
g= Gravitasi
L= Panjang kapal
Tahanan kapal (resistance) didefinisikan sebagai :
R = .C.. V2.S

Dimana: C= koefisien tahanan


V= kecepatan kapal
= masa jenis air laut
S= luas permukaan basah kapal.
Tahanan total (RT) dapat diuraikan menjadi sejumlah komponen tahanan
yang diakibatkan oleh berbagai macam penyebab dan saling berinteraksi
terhadap kapal. Pada sistem propulsi kapal, daya dari motor induk hingga daya
yang dibutuhkan untuk mendorong kapal mengalami reduksi daya karena
sistem propulsi ini mengalami beberapa kali proses transmisi tenaga.
Pembagian daya pada sistem propulsi kapal dapat dilihat pada bagan berikut
ini:

EHP, Effective Horse Power adalah daya yang diperlukan untuk

menggerakkan kapal di air atau untuk menarik kapal dengan kecepatan V.


THP, Thrust Horse Power adalah daya yang diperlukan untuk menghasilkan

gaya dorong pada bagian belakang propeller kapal.


DHP, Delivered Horse Power merupakan daya pada tabung poros baling-

baling.
SHP, Shaft Horse Power merupakan daya pada poros balingbaling.
BHP, Brake Horse Power adalah daya yang keluar dari motor induk. Untuk
pemilihan motor induk diperlukan Brake Horse Power saat keadaan
maximum continous rating.

13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kapal curah atau bulk
carrier adalah kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut muatan curah
yaitu muatan yang dimuat ke dalam kapal dimana muatan hanya dipisahkan
oleh batasan ruang muat dan muatannya tidak dibungkus terlebih dahulu.
Peralatan khusus yang ada pada kapal curah terlatak pada bagian bongkar
muatnya yaitu belt conveyor, bucket elevator, grabs. Perancangan kapal curah
dilakukan dengan metode pengumpulan kapal pembanding kemudian
membuat kurva regresi lalu membuat perhitungan-perhitungan untuk desain
dan muatan kapal sesuai syarat dan ketentuan yang diajukan owner yang
mencakup perencanaan dana. Setelah sepakat, barulah kapal dibuat di lokasi
yang telah ditentukan dan dilakukan pengujian agar kapal benar-benar siap
untuk berlayar.
Kekhususan konstruksi kapal curah berada di letak kamar mesin yang
berada dibelakang dan umumnya dibuat single bottom untuk grain carrier
dan double bottom untuk ore carrier. Tahanan (resistance) kapal pada suatu
kecepatan adalah gaya fluida yang bekerja kapal sedemikian rupa sehingga
melawan gerakan kapal tersebut. Tahanan tersebut sama dengan gaya fluida
yang bekerja sejajar dengan sumbu gerakan kapal. Sedangkan suatu tahanan
kapal ini adalah sama dengan suatu gaya dan karena dihasilkan oleh air, maka
ini disebut gaya hydrodinamika. Gaya hidrodinamika ini semata-mata
disebabkan oleh gerakan relatif kapal terhadap air.
3.2 Saran

14

Berdasarkan uraian di atas dan pengalaman kami dalam mencari data


untuk makalah di atas, sebaiknya pihak kampus memperbanyak buku ilmu
pengetahuan tentang kapal untuk sarana penyediaan informasi bagi mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.rider-system.net/2012/12/tahanan-kapal.html
http://www.academia.edu/12216853/SHIP_RESISTANCE_HAMBATAN_KAPA
L_
http://navale-engineering.blogspot.co.id/2013/02/tahanan-kapal.html
http://www.slideshare.net/AG1550FI/penanganan-muatan-bulk-grain-cargo
http://kapalmania.blogspot.co.id/2011/01/culk-cirrier.html

15

Anda mungkin juga menyukai