si Udin terasa keroncongan. Meski diterpa gerimis, namun Udin tetap nekad pergi ke tempat tukang nasi goreng yang jaraknya hampir satu kilometer dari rumahnya. Dengan sepeda motor yang tidak bisa dibilang bagus itu, Udin menembus rapatnya barisan gerimis di malam yang pekat. Sepeda motornya tanpa lampu. Tetesan- tetesan gerimis yang menerpa terasa bagai ribuan jarum menusuk muka Udin. Halah,,,, lebay banget. Singkat cerita, Udin sampai di tukang nasi goreng yang bukan langganannya lalu memesan satu bungkus untuk dibawa pulang. Udin: "Mas, nasi gorengnya satu ya! Ayamnya yang banyak dan ga pake lama!" Tukang nasi goreng: "Oke, bos. Silahkan duduk dulu." Udin: "Sip!!!" Tukang nasi goreng: "Nasi gorengnya pedas apa engga, bos?" Mendengar pertanyaan itu, si Udin tiba-tiba melotot seperti orang kesurupan. Lalu berkata. Udin: "Mana gue tau, kan gue belum nyicipin!!!" Tukang nasi goreng: "Tuiiiing, Prak!!!" Lempar udin pake piring.
Suatu hari di praktikum kedokteran.
Dosen : "Hari ini kita belajar mengenai tubuh sesungguhnya, untuk itu kita akan mempelajari mayat!" Lalu didatangkanlah sebuah mayat.. Dosen : "Pelajaran pertama, tidak boleh jijik!" Lalu sang dosen memasukkan jarinya ke anus mayat tersebut, dan kemudian menjilat jarinya. Dosen : "Nah, kalian lakukan seperti yang saya lakukan tadi!" Walaupun banyak yang teriak-teriak dan muntah-muntah karena tidak tahan, toh akhirnya semua mahasiswa melakukan itu satu persatu. Dosen : "Nah sekarang pelajaran kedua, ketelitian. Perhatikan, tadi yang saya masukkan adalah jari tengah, sedangkan yang saya jilat adalah jari kelingking!!!"