Anda di halaman 1dari 3

Departemen Investasi

- Wakhid Arifin
Ika Budi Kusuma
- Shohibur Rida

MENCURI KEUNTUNGAN DARI WINDOW DRESSING


Pengertian window dressing setidaknya ada dua menurut investorword.com.
Pertama, manuver yang kerapkali diasosiasikan dengan praktik 'menipu' atau mengelabuhi
yang dilakukan oleh beberapa pengelola reksadana, di mana saham yang sedang melemah
dijual dan saham yang sedang menguat dibeli, untuk memberikan kesan bahwa mereka telah
memegang saham yang berkinerja baik.
Kedua, praktek rekayasa dengan menggunakan trik akuntansi untuk membuat neraca
perusahaan dan laporan laba rugi tampak lebih baik daripada yang sebenarnya.
Prilaku window dressing ini sudah terjadi secara berulang selama bertahun-tahun sehingga
ada potensi kejadian tersebut bisa terjadi pada tahun berikutnya. Kondini dimanfaatkan oleh
investor untuk menangguk keuntungan dari portopolio yang mereka miliki.
Begitu pun bagi manajer investasi dalam memperbaiki kinerja saham yang menjadi
portofolionya memanfaatkan momentum ini. Para pengelola dana dari investor--baik
perorangan maupun lembaga dari lokal dan asing melakukan pembelian, terutama untuk jenis
saham yang ada dalam portofolio efeknya, bertujuan mengangkat harga saham yang
dimilikinya.
Window Dressing selain dipicu oleh usaha dari para emiten dan Manajer Investasi yang ingin
mempercantik kinerjanya, secara psikologis investor juga mempengaruhi. Faktor selffulfilling prophecy (kebiasaan umum yang dipercaya terjadi) pun juga menambah kuatnya
peluang window dressing di akhir tahun.
Dari data IHSG secara historis, selama periode 1995-2014 di akhir tahun IHSG cenderung
naik di akhir tahun. Perhatikan tabel di bawah. Hanya di tahun 1997 dan 2000 saja IHSG
tidak menguat di bulan Desember. Tingkat kenaikannnya memang bervariasi, dari sekitar
0,12% sampai 14%. Jadi setidaknya dari data 20 tahun terakhir, ada probabilitas 90% terjadi
window dressing.

Sumber: www.juruscuan.com
Pada tahun 2015 tahun ini window dressing akan kembali terjadi, Para Analis yang tergabung
dalam Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) meramalkan akan terjadi aksi window dressing

mulai dari akhir November. Aksi tersebut diperkirakan akan terus terjadi hingga minggu
kedua Desember. Di kesempatan yang sama, Kepala Tim Riset Capital Securities, Andrew
Argodo, memperkirakan window dressing akan berakhir pada minggu ketiga Desember.
Pasalnya pada rentang waktu tersebut hingga akhir tahun biasanya para manajer investasi
melakukan libur panjang.Sebagai investor pemula,sebaiknya kita tidak ketinggalan momen
sangat menguntungkan ini.
Cara untuk memanfaatkan window dressing secara optimal :
1. Sebaiknya tetap mempertimbangkan faktor fundamental dari saham yang akan dibeli.
Jika Window Dressing tidak terjadi pada saham yang dibeli, Anda masih bisa
memegangnya tanpa perlu terlalu kuatir. Jika sewaktu-waktu terkoreksi kembali,
saham yang memiliki fundamental kuat umumnya memiliki daya tahan yang lebih
kuat.
2. Investor sebaiknya memilih saham yang menjadi pendorong utama indeks. Biasanya
saham penggerak indeks adalah bluechips atau perusahaan berkapitalisasi besar.
3. Sebaiknya tetap konfirmasikan dengan Analisis Teknikal atau dalam arti cari saham
yang dalam kondisi cenderung naik.
4. Belum tentu Window Dressing terulang kembali. Oleh karena itu, bagi investor yang
ingin berspekulasi di penghujung tahun, disarankan untuk tetap berhati-hati. Gunakan
alokasi dana yang memang untuk spekulasi, bukan dana utama investasi.Hal ini untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.juruscuan.com/investasi/165-memanfaatkan-window-dressing. Diakses pada
tanggal 07 Des. 15 pukul 20.00 WIB
http://economy.okezone.com/read/2015/11/20/278/1253085/pasar-saham-akan-diramaikanwindow-dressing-akhir-tahun. Diakses pada tanggal 07 Des. 15 pukul 20.00 WIB
http://finansial.bisnis.com/read/20130627/9/147552/kamus-bisnis-apa-itu-window-dressing.
Diakses pada tanggal 07 Des. 15 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai