Disusun oleh :
ANNISA NOER UMAMI
201207004
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dengan izin-Nya dapat menyelesaikan
makalah ini tentang Cara Mengatasi Masalah Psikologi Pada Ibu Nifas.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi dan
untuk mengetahui cara yang tepat dalam mengatasi masalah psikologi pada ibu
nifas. Tidak lupa saya nmengucapkan terimahkasih kepada dosen pembimbing
dan teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian masa nifas ............................................................................
10
12
15
3.2 Saran..........................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atau pasangan suami
istri. Realisasi tanggung jawab sebagai seorang ibu setelah melahirkan bayi sering
kali menimbulkan konflik dalam diri seorang wanita dan merupakan faktor
pemicu munculnya gangguan emosi, ontelektual, dan tingkah laku pada seorang
wanita.
Melihat beberapa dampak yang timbul dari gangguan psikologi maka penulis
tertarik untuk membuat makalah yang berjudul CARA MENGATASI
MASALAH PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS.
institusi
AKADEMI
KEBIDANAN
ADILA
BANDAR
BAB II
PEMBAHASAN
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari). Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan
anak ini disebut Puerpurium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous
yang artinya melahirkan. Jadi Puerpurium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
a. Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, fokus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan berulang kali
diceritakannya, ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
c. Fase Letting go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat.
Menjadi orangtua merupakan krisis tersendiri dan mereka harus dapat melewati
masa transisi. Berikut adalah masa transisi pada postpartum yang harus
diperhatikan oleh pasangan:
1. Fase Honeymoon
Adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah
dan anak. Masa ini dapat dikatakan sebagai psikis honeymoon yang memerlukan
hal-hal romantis, masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan
hubungan yang baru.
2. Bounding Attachment
Bounding merupakan satu langkah awal unutk mengungkapkan perasaan afeksi
( kasih sayang ). Attachment merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara
spesifik sepanjang waktu.
Bounding attachment adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran,
untuk memberikan kasih sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya
secara terus- menerus. Dengan kasih sayang yang diberikan terhadap bayinya
maka akan terbentuk ikatan antara orang tua dan bayinya.
1. Faktor hormonal
Perubahan kadar estrogen setelah melahirkan yaitu penurunan kadar estrogen,
dimana estrogen memiliki efek supresi terhadap aktivitas enzim monoaktivitas
oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktivasi, baik nonadrenalin
maupun serotonin yang berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi.
2. Faktor Demografik
Yaitu umur dan paritas. Umur yang terlalu muda untuk melahirkan, sehingga
memikirkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu untuk mengurus anaknya.
Sedangkan postpartum blues banyak terjadi pada primipara, mengingat baru
memasuki perannya sebagai seorang ibu, tetapi tidak menutup kemungkinan juga
terjadi ibu yang pernah melahirkan, yaitu jika ibu mempunyai riwayat postpartum
blues sebelumya.
5. Fisik
Mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok tanpa adanya
bantuan dari suami ataupun keluarga sehingga ibu mengalami kelelahan fisik.
Gejala-gejala yang timbul pada ibu postpartum blues (baby blues) sebagai
berikut:
berolahraga ringan
bersikap fleksibel
10
Gejala gejala yang timbul pada depresi postpartum adalah sebagai berikut :
- Dipenuhi rasa sedih dan depresi yang disertai dengan menangis tanpa sebab.
- Tidak dapat berkonsentrasi.
- Tidak memiliki tenaga atau hanya sedikit saja.
- Ada perasaan kurang percaya diri dan tidak berharga.
- Menjadi tidak bertarik dengan bayi atau terlalu memperhatikan dan
mengkhawatirkan bayinya.
- Ada perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya
- Gangguan nafsu makan.
- Gangguan tidur
Karena penyebab dan gejalanya hampir sama dengan postpartum blues maka
cara mengatasinya pun sedikit sama dengn postpartum blues yaitu sebagai berikut:
11
Kandungan alkohol dan caffeine pada alkohol dan caffeine sangat berpengaruh
terhadap kondisi tubuh. Konsumsi alkohol dan caffeine yang berlebihan
memicu datangnya penyakit lain seperti kanker dan migrain.
- Istirahat yang cukup
Waktu tidur yang cukup sangat mempengaruhi kondisi tubuh dan psikologis.
Kelelahan akan semakin memperparah depresi.
Delusi
Halusinasi
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara
drastis dari depresi ringan ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu
singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,
sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga.
12
13
Mulai terbuka dengan orang terdekat seperti suami maupun keluarga jika
terdapat perasaan yang dicemaskan ataupun pikiran yang sekiranya dapat
mengganggu.
Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
Untuk lebih mengetahui kondisi ibu sebaiknya konsultasi ke tenaga
kesehatan, sehingga ibu dapat mengetahui kondisinya dan apa yang harus
dilakukannya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari).
Perubahan tersebut dapat menjadi gangguan seperti gangguan psikologi meliputi:
- Baby Blues (postpartum blues)
- Depresi post partum
- Postpartum
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16