Anda di halaman 1dari 18

7.

Korosi logam tak sejenis Dan Serangan selektif


7.1 Deret galvanik
Korosi logam tak sejenis (dissimilar metal) adalah istilah yang dipakai
untuk korosi akibat dua logam korosi tak sejenis yang tergantung (coupled)
membentuk sebuah sel korosi basah sederhana ,yag diuraikan di sub
4.2.sebutan lain yang juga sering digunakan adalah korosi dwilogam,atau
korosi galvanic,karena korosi ini pada dasarnya bersifat galvanic.
bagaimanapun ,sebutan yang terakhir tadi agak kuranng tepat karena
semua korosi dilingkungan air disebabkan oleh efek galvanic.
Masalah korosi yang dihubungkan dengan tergandengnya logamlogam tak sejenis telah disadari sejak lebih dari dua ratus tahun namun
jenis korosi ini masih terus meghantui dunia rekayasa hingga sekarang .
dalam laporan kepala kementrian agkatan laut pada tahun 1963 orang
sudah meghimbau agar bila penggandegan (coupling0logam-logam tak
sejenis terpaksa dilakukan ,satu sama lain harus saling terolisasi ,namum
kendati saran yang baik itu dilaksanakan ,masalah masih saja timbul.
Kasus 1: Beberapa tahun yang lalu pekerjaan pemugaran besarbesaran terhadap patung kemerdekaan telah selesai .patung ini didirkan
dalaam tahun 1886 ,tetapi tahun 1980 orang menemukan bahwa
pelemahan struktur yang dideritanya ternyata serius ,sebagian diantaranya
akibat korosi logam tak sejenis .ketika ibangun ,kulit atau bagian luar patung
yang terbuat deri tembaga disangga atau dipasang pada suatu jaringan
kerangka dari besi padaa selag-selang yang beraturan ,kulit patung
dikeliligkan ke kelandasan dari tembaga yang disebut pelaa,sementara yang
belakangan terpasangpada kerangka (lihat gambar 5.1)pelana-pelana itu
bebas bergeser pada kerangka penyangga masing-masing agar tidak rusak
akibat penyusutan dan pemuaian sebagai tambaha ,antara pelana tembaga
da besi penyangganyaterdapat isolasi berupa selapis ter. sesudah kurag
lebih seratus tahun berlalu lapisan ter itu rusak sehingga akibat penyusutan
air korosi galvanic akhirnya medesak paku keling yang mengikat kulit
patung kepelana dan akibat yang lebih serius adalah berubahnya bentuk
kulit yang telah berlapiskan patina hijau.
Walau dalam rancangan asli patung kemerdekaan orang telah
mencoba menanggulangi kemungkina terjadinya korosi logam tak sejenis
dengan isolasi ter, kasus seperti diatas mungkin merupakan masalah korosi
paling umum terjadi;yaknik akibat korosi penggandengan tembaga dan

paduan berbasis tembaga dengan besi dan baja.karena harganya yang


murah serta mudah diproleh ,bahan ini cenderung digunakan diberbagai
situasi yang sangat menyulitkan upaya pencegahan korosinya.

Kasus 2 : Seorang pemilik kendaraan sport klasik dengan sepenuh


hati berupaya mengembalikan kondisi harta kebanggaannya agar menjadi
seperti baru lagi, tetapi ketika megganti kanvas penutupnya ia
memutuskan untuk menukar plastic penjepit dengan baut baut kuningan
dengan alas an logam ini tidak akan berkarat.Dalaam beberapaa minggu
saja ,lingkaran-lingkaran karat telah mulai meratakan lapisan cat di sekitar
baut-baut.
Cerita seperti diatas menggambarkan kesalahan mendasar yang
sering dibuat akibat ketidak tauan ,walaupun bertujuan baik ,seringkali orang
,bagian perwatan sadaar sepenuhnya tentang efek galvanic ,tetapi ketika

dihadapkan pada keharusan memperbaiki dengan cepat dan


ketidaktersediaan bahan yang sesuai , mereka akan menggunakan
kombinasi yang tidak tepat sambil menggankat bahu ,biarlah , tidak akan
terjadi apa-apa .kadang-kadang, korosi logam tak sejenis terjadi akibat
tindakan yang kurang dipikir matang.

7.2 TEORI POTENSIAL CAMPURAN DAN KOROSI LOGAM TAK-SEJENIS


Kendati sudah membuktikan manfaat deret galvanic dalam
memprakirakan kecenderungan realif logam-logam untuk terkorosi , sekali
lagi kita hadapkan pada maslah belum diketahuinya laju korosi. Laju korosi
diukur menurut arus atau kerapataan arus ,karena itu kita perlu mengamaati
prilaku korosi melalui pengeplotan pengepoltan E/Log/atau i.dasar-dasar
teori potensial campuran,yang pertama kali dirumuskan oleh evans dan
digambarkan dengan diagram yang disebut diagram evans ,sudah
diterangkan dalam sub bab 4.10 serta gambar-gambar 4-15 dan 4.16 .dari
pembahasan-pembahasan itu kita dapat membuat pernyataan tentang
effek penggandengan dua logam tak sejenis sebagia berikut:
Deret galvanic meramalkan bahwa logam lebih aktif akan menjadi
anoda apabila gandengan itu membentuk sebuah sel korosi
basah( sebagaimana tanpak pada gambar 4.2)sementara logam yang
lebih mulia akan menjadi katoda .
Laju logam korosi lebih aktif mengalami percepatan,sementara laju
korosi logam lebih mulia terhambat .perhatikan bahwa katoda
mungkin masih terkorosi ,tergantung besar polarisasi katodik yang
diinduksikan .

Pertanyaan : bagaimana cara menbuat diagram evans melalui percobaan


dilaboratorium ?
Percobaan:1
Siapkan sebuah sel tiga elektroda ,seperti yang diterangkan dalam
sub bab 4.8 menggubakaan perlengkapan seperti gambar 5.7 .elektro kerja
dan elektroda pembantu haarus sudah dipasangi spesimem-spesimen dari
bahan-bahan yang diminati ,misalnya besi dan seng ,dengan luas permukaan

diketahui (percobaan pertama harus menggunaakaan luas permukaan yang


sama) potensial-potensial anoda dan katoda perlu diukur secaraa terpisah
dalam laarutan berhambataan rendah sperti natrium klorida 3.5 persen
sebuah elektroda kolomel jenuh yang ditempatkan diantara dua buah
elektroda sudah cukup, dilengkap dengan sebuah alat pengatur untuk
mengubah-ubah beda potensial antara anoda dan katoda .penggunaan
kotak hambatan yang dapaat diatur dari 10 pangkat 5 hingga 0 ohm
memungkinkan pengukuran arus pada polarisasi-polarisasi berbeda.

Gambar 5.7 Pembuatan diagram Evans melalui ekperimen.


Kita mulai dengan rangkaian dalam keadaan terbuka ukur hargaharga E kor untuk besi dan seng dengan mengubah ubah sakelar antara
posisi-posisi berlabel (1) dan dalam gambar 5.7. stel kotak hambatan
menjadi 10 pangkat 5ohm dan ulang pengukuran-pengukuran potensial
onoda dan katoda .ubah hambatan dengan selang enak (selang yang enak
hanya bisa diproleh malalui coba coba ;gunakan seluruh rencana yang
tersedia ) baca potensial setiap specimen untuk tiap harga hambatan yang
diberi .biarkan 2 menit sesudah setiap pengubahan hambatan agar
elektroda dapat menerima keadaan mantap .pengukuran yang terakhir
dilakukan dalam keadaan hubungan singkat,ketika potensial baik anoda
maupun katoda harus ama besar .jika potensial itu tidak sama ,pasti ada

hambatan sisa dalam rangkaian ,entah didalam hubungan-hubungan listrik


atau dalam larutan .pada grafik yang sama plovariasi potensial anoda dan
katoda terhadap log i.
Hasil yang khas untuk besi dan seng tampak dalam gambar 5.8
.kesan langkah yang diperoleh dari hasil itu adalah bahwa grafik yang
terbentuk sama sekali mirip dengan yang dibentuk secara teori .perlu di
ingat bahwa penyimpangan sebagian besar klinieran ,atau boleh jadi
semuanya ,akan terjadi akibat alasan yang dibahas dalam sub bab 4.8,,yaitu
pada kerapatan arus rendah bila i a sebanding,dan kerapatan arus tinggi
ketika efek difusi ikut berperan .oleh sebab itu, korelasi antara garis
polarisasi besi yang diharapkan dan garis pengukuran kecil .korelasi untuk
seng jauh lebih baik ,meskipun alasn untuk berbeda.seperti yang
terlihata,polarisisi seng ketika tergantung dengan besi lama sekali ,suatu
factor yang akan dijumpaai dalam bab 16,sangat tinggi nilainya dari
upaya-upaya proteksi katodik.dalam kasus ini ,besar sekali kemungkinan
bahan kebanyakan penyimpangan garis polarisasi besi pada kerapatan
arus tinggi disebabkan oleh pembentukan hydrogen dari sekitar -0,9 V SCF
hingga lebih rendah dari itu. Perhatikan pula bahwa garis-garis itu tidak
bertemu bahkan ketika elektroda elektroda itu dihubung-singkatkan .ini
akibat adanya hambatan dalam yang diterangkan si dub bab 4 .10.

Gambar 5.8 Diagram Evans yang titetapkan melalui ekperimen


untuk pasangan dwilogam besi /seng.

SERANGAN SELEKTIF
Cara berfilosofi modern yang diperkenalkan oleh sir Isac newton adalah
mencaritahu hukum hukum alam dan melalui percobaan dan pengamatan.
(J.Rowning:A Compendious system of natural philosophy,1738).Prinsip-prinsip
korosi galvanic yang dibahas dalam bab-bab terdahulu penting sekali
dalaam pengkajian tentang serangan selektif. Walaupun kita biasanya
menggunakan istilah korosi galvanic dalam kasus penggandengan logamlogam tak sejenis,proses-proses korosi yang berlangsung dalam sekeping
logam tunggal ,seringkali dalam skala yang sangat kecil ,juga merupakan
proses galvanic.
Logam jarang mempunyai komposisi ataau struktur yang betul-betul
seragam baik ditinjau secara makroskopik maupun mikroskopik.dalam sub
bab 2.6 kita membahas cacat-cacat yang dapat dijumpai pada strukturstruktur Kristal logam.(ingat bahwa yang dimaksudkan dengan cacat
adalah semua bentuk penyimpangan dari kisis-kisi Kristal
sempurna.)adanya cacat bisa menguntungkan ,bisa pula merugikan
terhadap sifat-siffat rekayasa logam.sebagai contoh ,gerak dislokasi
mendatangkan sifat mulur yang bermanfaat,namun dipihak lain ,cacat
volume sperti retak misalnya,menyebabkan logam patah ketika mengalami
tegangan yang lebih rendah dari semestinya lihat sub bab 9.3.) logam
sering mempunyai bermacam-macam cacat volume yang diproleh akibat
proses produksinya;bahkan meskipun ketidak seragaman ini dapat dikurangi
melalui pengendalian mutu yang seksama,struktur mikroskopik logam
biasanya tetap tidak seragam.salah satu jenis cacat yang sangat nyata
adalah batas butir ,yang terbentuk akibat proses pembekuan jenis cacat
lain sperti cacat dislokasi atau cacat titik statistic mempunyai peluang
yang terbatas untuk menjadi menjadi pada setiap temperature di atas nol
mutlak akibat energi thermodinamik yang memiliki atom-atom
logam.atom dalam wujud padat mendapatkan tingkat energi thermodinamik
terendahnya hanya bila menempati suatu kedudukan dalam kisi Kristal yang
sempurna .jadi,setiap atom atau gugus atom yang tidak membentuk kisi
Kristal sempurna ,secara teoritas akan mempunyai energi bebas lebih
positiff dan lebih mungkin menderita serangan korosi karena proporsi
atom-atom yang membentuk cacat biasanya kecil dibanding yang berada
dalam posisi kisi normal,proses-proses korosi yang akan terjadi biasanya
bersifat local,namun mungkin menusuk sangat dalam .Dalam hal ini logam
akan kehilangan sebagian besar kekuatannya , dan ini dapaat

mengakibatkan kondisi berbahaya ; terutama bila dijumpai pada komponen


komponen yang mengalami tekanan atau tegangan .
Semua korosi yang terjadi ditempat-tempat tertentu pada suatu
permukaan logam,apa pun alasannya ,dapaat digolongkan sebagai
serangan selektif (selective attack)oleh karena itu ke dalam kategori ini
kita bisa saja memasukkan bentuk-bentuk korosi lain yang dikupas dalam
buku ini.korosi sumuran (pitting corrosion/sub bab 7.2)tergolong serangan
selektif .sebagaimana hal percetakaan peka-lingkungan (environmentsensitive cracting)masalah yang menyita seluruh bab 10 tetapi keduanya
dibhasa secara terpisah karena penting,dan kerena aada aspek-aspek lain
dalam mekanisme pembentukannya yang membutuhkan perhatian
khusus.dengan demikian isi bab ini adalah beberapa bentuk korosi khusus
yang tidak kurang merusak dan yang timbul akibat factor metalurgi
semata .

7.3 KOROSI BATAS BUTIR


Kebanyakan logam yang diproduksi secara besar-besaran untuk
keperluan rekayasa memiliki cacat volume .bahkan logam murni yang bebas
dari semua cacat dari proses produksi masih dapat mengalami serangan
korosi selektif pada batas-batas butir, yang kerna ketidak sesuaiaan
struktur Kristal disitu ,atom-ataom secara thermodinamik kurang mantap
disbanding atom-atom pada kedudukan kisi sempurna. Dan mempunyai
kcenderungan lebih besar untuk terkorosi . bagaimanapun,kenyataan ini
justru memungkinkan kita mengamati ukuran dan bentuk butir ,yang
merupakan bagian vital dari penelitian metalografi .
Jika kita ingin mempelajari struktur butir suatu logam atau paduan
mula-mula specimen harus digosok sampai permukaannnya betul-betul
licin.dalam keadaan licin ini kita tidak mungkin mengamati struktur butir
:specimen itu rata dan sperti pada cermin ,berkas-berkas cahaya yang
datang dipantulkan sejajar oleh permukaan yang tidak menunjukkan
adanya topografi .kalau suatu zat cair mempunyai sifat korosif lunak
kemudian diulaskan ke permukaannya,serangan terjadi pada batas-batas
butir sementara bagian yang lain hampir tidak
terpengaruh.bagaimanapun,untuk mengerjakan ini diperlukan sedikit
keterampilan ,sebab bila tidak sedemikian logam akan terkorosi secara
merata keseluruh permukaan.detail topografiyang muncul setelah
pengulasan yang cermat dengan bahan korosif menggambarkan struktur

butir dan mudah diamati karena pantulan berkas-berkas cahaya yang tidak
seragam.dalam metalografi proses ini disebut pengetsaan
(etching ),namun yang terjadi sesungguhnya adalah korosi batas butir.
Bukan tidak mungkin anda telah menyaksikan efek-efek ini tanpa
menyadari korosi dibalik peristiwa itu.banayak barang dari seng bersalut
kuningan mempunyai struktur-struktur butir besar yang sangat Nampak
sesudah dibiarkan di udara terbuka selama waktu yang cukup
lama.pegangan pintu dari kuningan khususnya segera memperlihatkan
suatu pola yang rumit tapi indah sesudah terkena sentuhan ratusan
tangan berkeringat yang menyebabkan korosi batas butir .
Gambar 6.1 adalah poto struktur micro sebuah contoh baja lunak yang
mengandung0.15 persen karbon .spesimen ini disiapkan melalui metode
yang dijelaskan diatas dan dietsa menggunakan larutan asam nitrat 2
persen dalam etanol .ketika dilihat dengan perbesaran 500 kali ,specimen
memperlihatkan dua daerah berbeda: yang satu adalah Daerah ferit dengan
warna terangnya ,yakni larutan padat karbon dalaam besi kubus-pusatruang(b.b.c); dan yang lain adaalah bahan yang bergaris garis kelabu
disebut perlit (pearlite) ,suatu campuran merataa antara ferit dan besi
karbida.batas-batas butir tampak dengan jelas,sebagaimana halnya sisipansisipan mangan sulfide yang terlihat berupa bercak-bercak gelap yang
tersebar secara acak di seluruh bahan.

Gambar 6.1 Mikrograf baja karbon 0.15 persen yang telah


dianil sempurna ,diesta dengan asam nitrat 2 persen dalam
etanol ,diperbesar 500 kali.

7.4 KOROSI INTERGRANULER


Korosi intergrauler terjadi bila daerah batas butir terserang akibat
adanya endapan didalamnya.batas butir sering menjadi temppat yang lebih
disukai untuk proses-proses pengendapan dan pemisahan yang teramati
pada banyak paduan .pisahan dan endapaan berbeda dari hanya
pembentukannya :dalaam kaitan dengan korosi keduanya secara fisik
bolehdianggap berbeda dari bahan selebihnya .dengan energi termodinamik
masing-masing yang berbeda .bahaan-bahan asing ini terdapat dalam
struktur logam dalam dua macam ;
LOGAM ANTARA (intermetalik/juga disebut unsure antara)yaitu unsureunsur yang terbentuk dari atom-atom logam dan mempunyai rumus
kimia yang mudah dikenali . unsure ini bisa bersifat anoda dan katoda
terhadap logam utama.

SENYAWA ,yaitu bahaan yang terbentuk dari logam dan unsur-unsur


bukan logam , sperti hydrogen ,karbon,silikin,nitrogen,dan oksigen.besi
karbida dan mangan sulfide ,dua unsure membnetuk baja yang
penting ,keduanya bersifat katoda terhadap ferit.

Pada prinsipnya ,setiap logam yang mengandung logam antar atau


senyawa padaa batsa-batas butirannya akanrentan terhadaap korosi
intergranuler.menurut laporan ini paling sering dialami oleh baja nirkarat
austenitic ,tetapi dapat juga terjadi pada baajaa nirkarat feritik dan baja
nirkarat dua-fase ,serta paduan-paduan tahan korosi berbasis
nikel.paduan-paduan alumanium bisa terserang korosi intergranuler
dengan parah.pada paduan alumanium sangat kuat yang digunakan
untuk pesawat terbang ,pengendalian endapaan baik paada baatasbaatas butir maaupun dalaam butir-butirlah yang menentukan
kekuatan.dua endapan yang umum CuAl2 dan Fe Al3,keduanya katodik
tetapi Mg5 Al8 dan MgZn3 bersifat anoda terhadap logam disekitarnya
.kehadiran unsure-unsur ini,baik anodic maaupun katodik membentuk
sel-sel galvanic local yang sangat kecil bila dilengkapi dengan
elektrolit .dengan demikian korosi dapaat terjadi sedemikian
sehingga,jika endapaan bersifat katoda ,bahan itu larut dan meninggalkan
pori-pori,atau,jika endapaan bersifat katoda ,logam disekelilingnya
diserang .dalam kasus yang manaa pun ,logam dapat mengalami
pelemahan yang serius.
Korosi intergranuler juga telah termati pada beberapa paduan seng
cetak-tuang ,juga pada timbale,tapi yang jelas pada kelompok baja
nirkarat austenitic yang sering disebut peluruhan las ,karena sering
dijumpai pada bahan-bahan yang dilas .sisia pembahasan ini akan
merupakan pengkajian tentang peluruhan las,tapi prinsip-prinsipnya
sama berlaku untuk semua sistem paduan yang berkaitan dengan
pengendapaan pada batsa butir.

Gambar 6.2 Memperlihatakan diagaram yang disederhanakan


untuk kelarutan padat karbon dalam paduan Fe, 18Cr,8Ni
(tipe 304).

Unsur-unsur ini dalam jumlah yang cukup akan lebih dahulu


membentuk karbida dibanding kromium dan akibatnya daerah batas butir
tidak akaan kehilangan kromium .orang biasa menambahkan titanium atau
niobium 5-10 kali lebih banayk dari kaarbon yang ada agar tidak ada
kromium karbida yang terbentuk .
Pencegahan peluruhan las dimungkinkan bila pelatihan dan
pengawasan terhadap pelakasanaan pekerjaan pengelasan dilakukan
dengan baik .sebagai contoh, penting sekali agar bagian yang hendak
dilas tidak diseka bersih dengan lap berminyak karena ini dapat
menyebabkan pengambilankarbon oleh logam ketika menjadi panas.
Karena itu,pada prinsipnya ada tiga cara mengurangi kerentanan
logam seperti baja nirkarat 304 terhadap korosi :
Gunakan bajaa berkarbon rendah ,yakni kurang dari 0,03 persen
,sehingga kaarbida-karbidanya tidak mantap (Misalnya ,type 304L)
Lakukan perlakuan panas pasca pengelasan untuk melarutkan
endapaan .
Tambahkan titanium atau niobium yang lebih cepat membentuk
karbida (misalnya ,type 321).

7.5 PELULUHAN SELEKTIF


Sebagaimana makna yang tersirat ,peluluhan selektif adalah
pelepasan netto sebuaah unsure dari paduaan ,dan kerena itu sering
disebut dealloying atau demetalification.yang terserang mungkin
seluruh permukaan yang terbuka sehingga bentuk keseluruhan tidak
berubah ,namun demikian hilangnya sebuah unsure paduaan dalaam
jumlah besar menjadikan logam berpori-pori dan hampir tanpa kekuatan
mekanik lagi .kadang-kadang efek ini bersifat sangat local sehingga
yang terbentuk bukan pori melainkan lubang .seperti jenis-jenis korosi
lain yang dikupas dalam bab ini ,penyebab utama peluruhan selektif
adalah efek galvanic antara unsure-unsur berlainan yang membentuk
paduan ,walaupun factor-faktor lain seperti kandungan udara dan
temperature yang berbeda juga penting.
Dimasa lampau ,orang telah melaporkan perihal kuningan yang
terkorosi berupa hilangnya seng melalui proses yang disebut
dezincification .komponen-komponen yang dirancang untuk digunakan
baik di air laut maupun dia air tawar seperti condenser
,katup,keran,pipa,termasuk sekrup,mur dan baut,banyak yang rusak
akibat bentuk korosi ini.bagaimanapun ,masalah ini bukan hanya
diaalaami oleh kuningan.
Laporan-laporan lain mengungkapkan korosi-korosi berupa hilangnya
nikel,alumanium dan timaah dri paaduan padun tembaga dalam
proses-proses yang berturut-turut disebut
denickelification,Dealuminification dan destannification .Kita mengenala
dua kategori utama logam kuningan :kuningan dengan struktur fase
tunggal dan kuningan dengan struktur fase ganda.dari keompok
pertama ,yang terkenala adalah kuningan 70/30,sedangkan kelompok
kedua meliputi kuningan 60/40.karena memeiliki sifat buruk pada
pengerjaan dingin ,paduan 60/40 hanya digunakan sebagai logam
tuang ,sementara kuningan 70/30 digunakan bila sifat dapat ditempa
dianggap penting ,misalnya untuk dibentuk menjadi pipa.
Masalah peluruhan seng dapat diatasi dengan cepat bila kuningan
berfase tunggal dan kandungan sengnya rendah ,berkat penemuan
bahwa penambahan arsenikum dalam jumlah yang sangt kecil ,biasanya
sekitar 0.05 persen,ternyata meniadakan bentuk korosi
ini.sekarang,sebagian besar paduan 70/30 yang diproduksi untuk
diperdagangkan telah ditambahi arsenikum dengan maksut tersebut

.kuningan 70/30 yang tidak mengandung arsenikum sebaiknya tidak


digunakan untuk komponen-komponen yang sering atau selalu terendam
baik dalam air tawar maupun air lau.sayang sekali ,penambahan
arsenikum ternyataa tidak begitu terpengaruh kerentaan paduan 60/40
sehingga masalah peluruhan seng tetap ada.berbagai upaya yang telah
dilakukan untuk menemukan unsur tambahan lain yang dapat
menghalangi korosi .penambahan 1 persen timah ke logam munzt
,suatu paduan dengan kndungan 60 persen Cu,40 persen Zn ,Mnjadikan
berbahan berfase ganda yang disebut kuning angkatan laut (naval
brass),yang banyak dilaporkan sangat mengurangi kerentanan terhadap
peluruhan seng ,kendati bukti yang mendukungnya kurang kuat .Rogers
menyatakan bahwa kuningan laut tidak menunjukkan ketahanan yang
lebih baik serta bahwa belum ada metode yang andal untuk
menghalangi peluruhan seng pada kuningan fase ganda .
Kasus 6.2: Komponen yang lebih kecil dalam gambar 6.4 adalah
kuningan tuang 60/40 yang digunakan sebagai konektor pada sistem
penyediaan air minum. Bagian sebelah dalam yang gelap mengalami
peluruhan seng dan bagian di sebelah kiri telah patah karena keropos
akibat pembentukan pori yang ektrem .
Kasus 6.3: Komponen besar dalan gambar 6.4 adalah sebagian besar
katup air laut dari logam tuang perunggu alumanium yang mula mula
menderita pengausan karena erosi ,tetapi tidak mengalami peluruhan
salah satu unsure paduannya .komponen yang aus ini kemudian
dipulihkan dengan mengendapkan kuningan 60/40 disepanjang tangkai
dan disekeliling piringan penutup. Sebagaimana tampak dalam gambar
daoerah yang diperbaiki itu justru mengalami eluruhan seng dan ada
bagiannya yang rontok .(perhatikan pola struktur butir yang indah pada
specimen ini).

Gambar 6.4 dua komponen kuningan yang gagal akibat


peuruhan seng. Gambar kanan dijelaskan dalam kasus 6.2 ,
sedangkan gambar kiri dalam kasus 6.3.

Gambar 6.5 sebuah baut kuningan-timbal diameter 12 mm,yang


mengalami peluruhan seng. Korosi menembus hingga

kedalaman 3mm dan menimbulkan porositas


yang parah (kasus 6.4).

serta perapuhan

Paduan yang dibentuk melalui penambahan timbale (sekitar persen )


pada kuningan 60/40 agar lebih mudah ditangani dengan mesin juga
rentan terhadap peluruhan seng .
Kasus 6.4 : gambar 6.5 memperlihatkan sebuah baut kuningan yang
ditambahi timbal ,garis tengahnya 12 mm namun telah mengalami
peluruhan seng sedalam 3mm sesudah terendam dalam air laut selama
beberapa tahun .patahan-patahaan yang merupakan akibata langsung
proses perapuhan bahan dapat dilihat dengan jelas.
Kenyataan bahwa korosi semacam ini dapat membutuhkan waktu
yng lama untuk berkembang menyebabkan di laboratorium kita
memerlukan teknik simulasi yang dipercepat .ini dapat dilakukan dengan
metode yang diterangkan dibawaah ini :
PERCOBAAN 6.2
Siapkan sebuah sel tiga-elektroda ,seperti yang dijelaskan di sub bab
4.8, menggunakan specimen kuningan 60/40 bertimbul sebagai elektroda
kerja, batang karbon sebagai elektroda pembantu,elektroda kolomel
jenuh (SCE) sebagai elektroda acuan dan larutan natrium klorida 3,5
persen sebagai elektroloit .atur potensiostat agar memasok potensial
anodic -120 m V SCE (Ekor =-240 m V SCE ) Dan biarkan specimen selama
waktu yang cukup panjang.efek yang diminati akan tampak dalam satu
atau dua hari,tetapi alangkah lebih baik bila kita menunggu hingga
beberapa minggu ,sesudah waktu tunggu yang ditentukan
berlalu,pasang specimen secara membujur untuk memeriksa
kedalaaman lapisan yang mengalami peluruhan seng . contoh struktur
mikro yang akaan diproleh dapat diliah dalaam gambar 6.6 (a). cirri-ciri
specimen yang disiapkan dengan cara ini sangat mirip dengan baut
kuningan terkorosi dalam gambar 6.5. kita dapat mengalami adanya
daerh-daerah yang saling berbeda ,yang agar jelas digambarkan dalam
gambar 6.6 (b)

Gambar 6.6 (a) struktur mikro sebuah specimen kuningantimbal60/40 yang diluruhkan sengnya di laboratorium
(diperbesar 200 kali,dietsa dengan amonia /peroksida)
(b)ilustrasi skematis lapisan yang mengalami peluruhan seng
pada specimen dalam (a).
Dalam kuningan 60/40 terdapat dua fase, dan .fase mengandung
seng lebih sedikit dibanding fase (dalam kuningan bertimbal atomatom timbale sama sekali tidak laarut dalam kisi-kisi tembaga seng dan
timbale hadir berupa gelembung -gelembung kecil yang tersebar secara
acak diseluruh padatan .kita menggunakan bahan ini dalam ekperimen

krena memberikan conth yang baik tentang bentuk korosi yang


dibicarakn .keberadaan timbale untuk pembicaraan ini dapat diabaikan,
walaau unsusr-unsur ini betul mempengaruhi laju korosi . Harga harga E
kor fase dan berturut-turut adalah -230 m V Dan -285 m V SCE.
Dengan dasar ini ,dari efek galvanik kita akan memprakirakan bahwa
fase akan lebih bersifat anoda dibanding fase serta bahwa fase
akan menderita serangan lebih dahulu.serangan elektrolit terhadap
butir-butir berprilaku seolah-olah hanya terbentuk dari pasanganpasangan galvanic antara seng dan tembaga :seng larut dengan cepat
,sementara tembaga hampir tidak terpengaruh . specimen-spesimen
yang mengalami peluruhan seng dalam percobaan 6.2 dan di uraikan
dalam gambar 6.6 menunjukkan sebagai berikut:
1.Adanya sebuah pita yang dengan mata telanjang tampak berwarna merah
jambu.ini terdiri dari

campuran-campuran butir-butir yang tidak terserang,

dan butir-butir .

2.Adanya sebuah pita dimana fase -nya hilang dan fase -nya
mengalami peluruhan seng.
3.Penguasaan bahan secara menyeluruh mulai dari permukaan luar.

Salah satu hal yang perlu di catat dari korosi yang kita amati itu adalah
berurut nya peristiwa yang terjadi.Pada tahap awal, boleh di katakana tidak
terpengaruh .peluruhan seng dari mengakibatkan makin bertambah nya
pori-pori yang memungkinkan elektrolit merasuk makin dalam ke dalam
bahan.garis depan proses korosi mulai masuk bke dalam bahan.Begitu pita
yang di terangkan dalam (1) terbentuk, 2proses berikutnya segera
berlangsung.Tembaga dalam butir-butir yang mengalami peluruhan seng
mulai terkorosi dan dalam waktu singkat peluru butir yang semula adalah
telh hilang.Dalam bersamaan butir-butir kehilangan seng.Ini menghasilkan
pita(2)seperti diatas.Akhirnya, yang telah kehilangan seng larut seluruhnya
dan bahan kita mengalami keausan(3).

Sudah banyak spekulasi tentang mekanisme peluruhan seng yang


sesungguhnya terjadi di daalam bebas.Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa
hanya seng yang di luruhkan dari kuningan,walaupun orang juga berani

mengatakan bahwa tembaga ikut terlarut bersama seng.Baru-baru ini


menyatakan bahwa kedua mekanisme ini di mungkinkan, tetapi factor yang
menjadi penentu macam perilaku yang di ikuti adalah potensial korosi.Tentu
saja ini berlaku untuk percobaan yang di uraikan di atas.Pengukuranpengukuran pada spesimen-spesimen yang dilakukan terhadap percobaan
serupa telah menunjukkan bahwa porositas hingga 40 persen termasuk
normal lapisan kuningan 2 fase yang mengalami peluruhan seng.Selain
itu,potensial korosi bebas spesimen menjadi anodic bila blarutan dalam labu
di aliri gelombang-gelombang argon: Memang,E kor dalam logam muntz
berubah dari -235 menjadi -380 m V SCE bila larutan dideoksigenasi. Cukup
wajar jika kita mengandaikan bahwa ini merupakan simulasi sel airasidiferensial yang terbentuk begitu logam mulai berpori.Beda potensial seperti
di atas antara daerah katodik di sebelah luar spesimen tempat oksigen
mudah di dapat, dan daerah sedang terkorosi jauh disebelah dalam yang
kekurangan oksigen merupakan gaya penggerak yang besar

KEPUSTAKAAN

ASTM 1972 Localised corrosion cause of metal failure.STP 516


Shreir L L 1979 Corrosion (vol .1).Newnes-Butterworths ,section 1.6
Steigerwald R F (ed.) 1978 Intergranuler corrosion of stainless alloys.
ASTM STP

Anda mungkin juga menyukai