Diusulkan Oleh
Nama
Puspa Handini
NIM
41713010018
DAFTAR ISI
3.
4.
5.
6.
7.
Style/Gaya ..................................................................................................46
a. Pengertian Gaya Modern ......................................................................47
b. Sejarah Perkembangan Gaya Modern ..................................................47
c. Ciri-Ciri Utama Gaya Modern .............................................................48
d. Ciri-Ciri Desain Mebel Gaya Modern ..................................................48
e. Pengaplikasian Warna Pada Gaya Modern ..........................................49
ii
BAB IV ..................................................................................................................77
ASPEK RUANG ...................................................................................................77
4.1 Tema dan Gaya ..............................................................................................77
4.2 Mind Map ......................................................................................................78
4.3 Finishing Dinding ..........................................................................................79
4.4 Finishing Lantai .............................................................................................79
4.5 Finishing Plafond ...........................................................................................80
4.6 Bentuk dan Garis ...........................................................................................81
4.7 Warna .............................................................................................................83
4.8 Tata Cahaya ...................................................................................................85
4.9 Konsep Material.............................................................................................85
4.10 Images Furniture yang Akan Dipakai ..........................................................86
4.11 Lighting........................................................................................................88
4.12 Tata Suara ....................................................................................................89
4.13 Tata Udara ...................................................................................................89
iii
BAB V ....................................................................................................................90
PENUTUP .............................................................................................................90
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................90
5.2 Saran ..............................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................92
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perancangan.
Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara yang memiliki beragam
macam budaya dan tradisi yang sangat menarik serta bervariasi, diantaranya
adalah Wayang Golek Sunda. Di Era modern ini khususnya di kota Jakarta
jarang sekali terlihat sekumpulan orang-orang yang menonton atau bahkan
memainkan Wayang Golek.
Kota Jakarta adalah sebagai Ibu Kota yang sedang memiliki nilai
perkembangan yang paling pesat terhadap aspek-aspek bidang kebudayaan
tersebut.Sehubungan dengan perkembangan tersebut dari jaman pra-sejarah
sampai sekarang maka aspek-aspek bidang informasi dan komunikasi sangat
berperan penting dalam kehidupan manusia, karena kita dapat melihat sedikit
banyaknya situasi, kondisi, dan kejadian yang terjadi dimasa silam berkat
penyampaian informasi dan komunikasi tersebut.
Dalam suatu bangunan museum pada umumnya dituntut untuk suatu
kejelasan dalam sirkulasi dan tata cahaya. Setiap museum pasti akan
mengingkatkan hal ini dikarenakan tuntutan dari pengunjung maupun pemilik
museum.
Museum
juga
merupakan
bangunan
monumental
yang
untuk lebih menghargai sebuah wayang golek sunda yang telah diwariskan
oleh nenek moyang sejak dahulu.Sedangkan Jakarta sebagai ibukota yang
sedang berkembang pesat merupakan pintu gerbang internasional dipandang
layak sebagai lokasi perencanaan dan perancangan museum wayang golek
sunda. Para peminat Wayang Golek pun menyadari bahwa warisan yang telah
diwariskan oleh nenek moyang kita dapat dilestarikan serta dapat
diperkenalkan kepada dunia, warisan yang telah ada sebaiknya kita dengan
dukung sarana dan prasarana serta pembinaan yang jelas dan terarah di Negara
Indonesia ini sehingga tidak akan sulit berjalan baik untuk hanya mengenal
lakon wayang atau untuk mempelajari lebih lanjut tentang wayang golek
sunda.
Tema yang akan diangkat adalah tradisional sunda dan universal karena
ingin melestarikan budaya dari sunda, dan karena lokasi perancangan ini ada
di Ibukota Jakarta maka tema yang akan diangkat lebih kepada mencangkup
secara umum namun pada bagian furnitur nya lebih mengacu kepada
tradisional sunda seperti pemakaian bambo, rotan, dll.
b. Pengunjung.
-
c. Masyarakat.
-
J.
Moleong,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif
(Bandung:
Studi Lapangan.
Melakukan pengamatan dan pengenalan secara langsung
dilapangan agar dapat memperoleh data fisik lokasi perancangan.
b.
Data Literatur.
Mencari data baik berupa ilmiah, teks, makalah, jurnal,
laporan, seminar, artikel dan majalah untuk pemahaman yang
lebih mendalam mengenai pokok perancangan yang diambil.
c.
Wawancara/Interview.
Melakukan
wawancara
dengan
pihak-pihak
yang
sehingga
dapat
memperoleh
masukan-
Dokumentasi.
Melakukan pengumpulan data dengan meminta data-data
yeng dimiliki pengelola dan data visual.
e.
Observasi.
Melakukan pengamatan langsung kepada museum-museum
yang ada di berbagai kota.
TINJAUAN UMUM :
Membahas
tentang
Tinjauan
terhadap
Museum
dan
TINJAUAN KHUSUS :
Membahas Tentang tinjauan terhadap wayang golek sunda dan
perkembangannya, Aspek Teknis Perancangan, Tinjauan Terhadap
Perancangan Museum Wayang Golek, serta Bagaimana cara mendisplay
wayang golek.
1.9 Terminologi.
Desain
Golek
boneka kayu.
Museum
Wayang
:Boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatankulit atau kayu yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Tinjauan Umum
1. Pengertian Museum
Depdikbud (Pedoman Tata Pameran di Museum : 1993/1994 : 3)
Museum adalah lembaga dan tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,
merawat, melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan, koleksi kepada
masyarakat.
Enclyclopedia Americana : 1970, Museum berasal dari bahasa Yunani
Kuno, yaitu Museion, yang artinya kuil untuk melakukan pemujaan
terhadap Sembilan Dewi Muse. Dalam mitologi klasik, Muse adalah
dewi-dewi literature (terutama puisi), musik, tarian, dan semua yang
berkaitan dengan keindahan, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan.
Kesembilan dewi tersebut adalah (Calliope, Clio, Erato, Euterpe, Thalia,
Melpomene, Polyhimnia, Terpsichore, dan Urama).
Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan
untuk memamerkan dan menertibkan hasil-hasil penelitian dan
pengetahuan tentang benda-benda penting bagi Kebudayaaan dan Ilmu
Pengetahuan (ICOM = International Council of Museum/Organisasi
Permuseuman Internasional di bawah Unesco).
Museum merupakan bagian atau gedung yang digunakan untuk
menyimpan, merawat benda-benda yang mempunyai nilai-nilai tertentu
seperti nilai sejarah dan budaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Menurut Boyer C.L : 1996, Using Museum Resources In The Social
Studies Curicculum, Museum adalah lembaga yang melayani masyarakat
untuk kepentingan perkembangannya, juga sebagai sarana sosial budaya
dan sebagai institusi yang menyajikan berbagai hasil karya dan cipta
serta karsa manusia sepanjang zaman.
Museum merupakan tempat yang tepat sebagai sumber pembelajaran,
karena
melalui
benda
yang
dipamerkannya
pengunjung
dapat
2. Sejarah Museum
Lembaga museum yang tertua di dunia dirintis oleh ptolemaeus I
sekitar 300 tahun sebelum masehi di kota Iskandaria, Mesir. Setelah
jatuhnya kota Athena, maka kota Iskandaria tampil sebagai pusat
perdagangan. Tidak hanya dengan Yunani dan Asia kecil, tetapi juga dengan
India dan Negara-negara di sekitar laut merah.
Iskandaria terletak diantara dunia barat dan dunia timur.Diceritakan
bahwa dinasti ptolemaeus sangat berjasa dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kesenian.Pada masa itu di Iskandaria telah berdiri beberapa
gedung perpustakaan. Gedung utamanya sekitar tahun 2500 S.M. telah
memiliki koleksi 500.000 gulungan kertas papirus yang berisi tulisan ilmiah.
Disana para pakar perpustakaan bekerja dan mendapat gaji dari raja.
10
Para cerdik pandai Yunani di Iskandaria dan yang datang dari Asia
kecil berhimpun dimuseum secara teratur.Mereka membahas berbagai
pengalaman dan penemuan baru. Sejak itu kota Iskandaria dikenal dunia
sebagai tempat lahirnya bermacam ilmu.
Para cerdik pandai di Iskandaria telah meletakkan dasar-dasar ilmu
kebahasaan, seperti gramatika, retorika, etimologi, dan lain-lain. Dari kota
itu orang mulai mengenal ilmu filologi, berkat penelitian ilmuan yang
bernama zenodotus. Ia menjabat sebagai bibliothecaris pertama di
Iskandaria, sebelum lahirnya mesin cetak huruf di dunia. Seorang pakar
bernama Erastthotenes telah menyelesaikan pengukuran keliling bola bumi
yang didasarkan atas letak bintang-bintang, sekitar 1800 tahun sebelum
magelhaen.
Kira-kira 1700 tahun sebelum Copernicus, maka pakar bintang Aris
Harkua telah membuat tulisan lengkap tentang susunan tata surya, dimana
matahari merupakan pusatnya. Seorang pakar astronomi bernama Herofilus
telah memaparkan cara bedah mayat yang paling baik, dilengkapi dengan
uraian tentang urat pembuluh darah, syaraf-syaraf, serta tentang bola mata
dan bagian-bagian dalam dari tubuh manusia.
Sebagian besar koleksi museum tersebut diperoleh dari ilmuan Negara
lain yang telah maju. Selain itu pemerintahan setempat memberlakukan
peraturan khusus bagi pengunjung yang datang dari luar Mesir, yaitu
mereka harus menyerahkan kertas-kertasnya kepada pemerintah untuk
dibeli. Jika sipemilik menghendaki maka mereka akan memperoleh
salinannya.
3. Tinjauan Teori
A. Fungsi dan Peranan Museum
1. Fungsi Museum
11
f)
12
representasi
dari
ragam
budaya
setempat
atau
perorangan.
2. Peranan Museum
Menurut rumusan ICOM, dapatlah dikemukakan Sembilan
peranan museum, sebagai berikut :
a)
Objek wisata.
f)
4. Klasifikasi Museum.
Menurut koleksinya, museum dibagi menjadi dua jenis museum,
antara lain :
13
14
keuntungan atau profit dengan menyediakan fasilitas sebanyakbanyaknya untuk pengunjung yang datang.
6. Kegiatan Di Museum
Kegaiatan pada sebuah museum ada beberapa macam, yakni mulai
dari kegiatan utama yaitu pengamata terhadap barang-barang koleksi
sampai penagaan dan pemeliharaan serta sistem pencahayaan dan
penghawaan. Dengan adanya berbagai macam kegiatan pada museum,
maka dapat dibedakan, sebagai berikut :
a) Kegiatan Utama
Kegiatan utama pada sebuah museum adalah kegiatan pengamatan
terhadap barang-barang koleksi yang dipamerkan.Dimana kegiatan
ini bertujuan untuk pendidikan, dokumentasi, atau hanya sekedar
untuk rekreasi. Kegiatan dan tempat untuk memfasilitasinya , yaitu :
- Ruang Pameran.
- Ruang Etnografi.
- Perpustakaan
- Galeri.
15
- Kantor Pengelola.
- Kantor Penjaga.
- Pencahayaan dan Penghawaan.
b) Kegiatan Pendukung.
Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang mendukung kegiatan
utama. Tanpa adanya pendukung ini, maka akan mengganggu
kegiatan
utama.
Kegiatan
pendukung
dan
tempat
untuk
memfasilitasinya , yaitu :
- Parkir.
- Musholla.
- Ruang Genset.
- Kegiatan acara rutin pada museum.
dan
menyelenggarakan
serta
mengurus
hal-hal
yang
Badan Pemerintahan
Unit Pembina Teknis Museum
Museum
Museum
Museum
16
Kurator
Konservator
Preparator
Edukator
Koleksi
Laboratorium
Studio
( Pembimbing Edukatif)
B. Pengunjung Museum
a. Pengunjung Umum
Adalah masyarakat serta anak sekolah (golongan TK, SD,
SMP, SMA dan Mahasiswa) anak sekolah dapat mrnjadikan
17
2.
Koleksi atau benda museum yang akan menunjang jalannya cerita tadi.
3.
Ruangan atau tempat yang akan dipakai sebagai sarana (ukuran dan
bentuk).
4.
5.
18
1. Linear.
Sumber :iszal.wordpress.com
Semua jalan pada dasarnya linear, yang dimaksud disini adalah jalan
lurus yang dapat menjadi unsure pembentukan utama deretan ruang.
Pola Linear dapat berupa :
Sumber : anggasvara.blogspot.com
2.
Radial.
Sumber : rezkyekhyamarthon.blogspot.com
19
Pola radial memiliki jalan yang berkembang dari atau menuju sebuah
pusat.
3.
Spiral.
Sumber : gooddesignforgoodlife.blogspot.com
Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang berasal dari titik pusar,
berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.
4.
Network.
Sumber : gooddesignforgoodlife.blogspot.com
Pola
network
(jaringan)
terdiri
dari
beberapa
jalan
yang
5.
Campuran.
Sumber : gooddesignforgoodlife.blogspot.com
menghindari
terbentuknya
orientasi
yang
tercapai
maksud
penyajian
berdasarkan
tema
perlu
20
2. Sistematis Pameran.
Terdapat beberapa sistem untuk menyajikan/menata koleksi
pameran, yaitu :
a) Berdasarkan Fungsi : koleksi ditata berdasarkan kegunaan,
misal : penataan koleksi yang bermacam-macam tetapi
memiliki keperluan yang serupa.
b) Berdasarkan Jenis : koleksi yang disusun berdasarkan jenisnya,
missal : pameran wayang.
c) Berdasarkan Materi : Koleksi disusun berdasarkan materi
obyek, misal : pameran praktek.
d) Berdasarkan Asal/Geografis : Koleksi disusun berdasarkan
tempat asal, missal : benda koleksi dari pulau Lombok.
21
b) Pameran Temporer.
Pameran temporer ialah pameran yang diselenggarakan
dalam jangka waktu tertentu dan dalam variasi yang singkat dari
satu minggu sampai satu tahun dengan mengambil tema khsusus
mengenai aspek-aspek tertentu dalam sejarah, alam dan
budaya.Karena itu tema atau corak pameran temporer tersebut
harus kita sesuaikan, pameran ini biasanya kita adakan dalam
rangka menyambut Hari Pahlawan, Hari Proklamasi, dan hari-hari
besar lainnya.
c) Pameran Keliling.
Pameran keliling ialah pameran yang diselenggarakan diluar
museum pemilik koleksi, dalam jangka waktu tertentu, dalam
variasi waktu yang singkat dengan tema khusus dengan jenis
koleksi yang dimiliki oleh museum tersebut dipamerkan atau
dikelilingkan dari satu tempat ke tempat lain.
4. Penataan Pameran.
Meletakan benda-benda koleksi harus diperhitungkan keadaan
manusia pada umumnya. Menurut anatomi manusia, bahwa gerakan
kepala yang wajar dalam batas yang menyenangkan adalah sekitar 30
gerakan keatas dan 40 kebawah maupun kesamping.
22
Tinggi rata-rata
Pandangan Mata.
Pria
Wanita
Anak
1,60m.
1,50m.
1,00m.
https://www.google.co.id/search?q=ukuran+vitrin
5. Komposisi.
Benda koleksi yang dipamerkan harus ditata sesuai dengan
kepentingan/nilai benda koleksi tersebut.Komposisi dalam seni rupa
adalah susunan gambar/benda yang berada dalam batas ruang tersebut
merupakan syarat mutlak bagi adanya komposisi.
23
24
suatu
suasana
klimatologis
yang
menyuburkan
f)
2. Faktor Pencahayaan.
Pencahayaan yang digunakan oleh museum biasanya ada dua
jenis, berupa cahaya alami dan cahaya buatan.Cahaya alam berupa
cahaya matahari, memiliki radiasi yang membahayakan. Radiasi yang
sampai kebumi tersebut bisa menyebabkan kerusakan terhadap bendabenda organik sehingga radiasi tersebut dapat membahayakan warna
dan cat akan berubah menjadi pucat.
25
https://www.google.co.id/search?q=ukuran+vitrin
3. Faktor Tumbuhan.
Tumbuhan yang dimaksud adalah tumbuhan yang sangat kecil
seperti bakteria, diantaranya :
a)
4. Faktor Serangga
Sejenis binatang-binatang kecil seperti kumbang yang dapat
memakan benda-benda yang berasal dari kulit, kertas/buku-buku. Ada
pula binatang pengerat yang sangat bahaya terhadap organik, ada pula
binatang sejenis burung seperti kelelawar yang biasa tinggal pada
bangunan tua.
5. Faktor Manusia.
26
7. Faktor Insiden
Kerusakan juga dapat terjadi pada saat seseorang bertugas untuk
mengatur obyek-obyek pada museum baik saat akan ditempatkan pada
galery maupun pada saat penyimpanan. Pengaturan obyek museum
yang tidak teratur dapat menyebabkan benda-benda terjatuh hingga
pecah/retak serta mengalami kerusakan lainnya.
12. Labelling.
Label adalah sarana komunikasi untuk memberikan informasi
yang dimiliki oleh museum kepada pengunjung.
27
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
Depdikbud (Pedoman Tata Pameran di Museum : 1993/1994 : 2024), Setiap label harus mempunyai tujuan yang jelas misalnya label
tersebut untuk apa ? Untuk pameran dapat dibedalan menjadi :
1.
Jenis Label
Menurut jenisnya sebuah label di museum ada dua jenis,
diantaranya yaitu :
a) Group Label (Label Kelompok)
Menjelaskan
kelompok
benda
dalam
ruangan
2.
Penyusunan Label
Dalam penyusunan label harus dapat menarik perhatian serta
mudah dibaca, uraiannya harus singkat dan padat serta mudah
dimengerti.
28
3.
29
4.
Pemasangan Label
Label dipasang untuk dapat mudah dibaca dan sebagai
penerangan oleh semua golongan pengunjung. Dalam pemasangan
label harus memperhatikan tinggi rendah letak label, sekitar 30
keatas dan 40 kebawah maupun kesamping.
30
- Tahap Pelaksanaan.
- Tahap Evaluasi.
A. Tahap Prakarsa.
Tahap ini adalah saat diputuskan hal-hal pokok dari pameran yang
akan dilaksanakan. Sebelum keputusan hal-hal pokok ini akan diambil
harus terlebih dahulu dirumuskan latar belakang permasalahannya. Hal-hal
pokok yang perlu ditentukan adalah :
1. Kepada siapa pameran ditujukan ?
- Masyarakat, penduduk setempat.
- Turis.
- Pelajar/Mahasiswa, dan sebagainya.
2. Apakah tujuan dan sarana kegiatan pameran ini ?
- Peningkatan pengetahuan masyarakat.
- Penjelasan mengenai situasi yang perlu diketahui oleh masyarakat.
- Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap sesuatu hal/seni.
- Pengenalan tentang hal-hal yang berasal dari luar (eksotik), dan
sebagainya.
3. Termasuk tipe apa pameran ini ?
- Permanen/Tetap.
- Temporer/Khusus.
- Keliling.
4. Apakah tema pameran ini ?
5. Bagaimanakah bentuk organisasinya ?
- Siapa penanggung jawabnya.
- Bagaimana susunan organisasinya.
6. Berapakah perkiraan kasar biaya yang diperlukan ?
- Perkiraan dana yanf dapat disediakan.
- Kemungkinan bantuan dari lembaga lain.
31
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
- Desain Panil.
4.
5.
6.
rambu-rambu bagi
pengunjung
pameran.
D. Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap ini akan terjadi hubungan antara petugas pembuat
desain dengan petugas pelaksana yang pada dasarnya masing-masing
memiliki disiplin pengetahuan yang berbeda. Depdikbud (Pedoman Tata
Pameran di Museum : 1993/1994 : 39), pada tahap pelaksanaan ini dibagi
menjadi tiga Sub-Tahap yaitu sub-tahap persiapan, sub tahap panataan,
dan sub-tahap penyempurnaan. Hasil akhir proses ini siap untuk
diserahkan kepada pemimpin organisasi disertai skenario pembukaan dan
pedoman pemungsiannya.
E. Tahap Evaluasi.
Untuk mengukur sejauh mana masyarakat pengunjung memperoleh
nilai tambah dari hasil kunjungannya melihat pameran. Depdikbud
(Pedoman Tata Pameran di Museum : 1993/1994 : 40-41), Cara untuk
mendapat bahan evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain :
a.
33
b.
Meminta
pengunjung
mengisi
sejumlah
pertanyaan
tertulis
d.
pertunjukan (dramatari),
yang dipertunjukkan
oleh
Perkembangan
Seni
di
Indonesia.
35
36
37
Mahabarata
dan
Ramayana,
tetapi
dalam
trik-trik
tersebut
untuk
menyesuaikan
modern
dirintis
oleh
R.U.
Partasuanda
dan
http://festivalwayangindonesia.blogspot.co.id/2012/03/wayang-golek-sunda.html
38
1) Anoman (Hanuman).
Sumber : menjawabdenganhati.wordpress.com
Hanuman disebut juga kera putih, dia anak Dewi Anjani dengan
Batara Guru. Hanuman mempunyai istri bernama Trijata dan
bnerputra Trigangga. Meski berwujud kera, Hanuman mempunyai
watak yang sopan, bertanggung jawab, rendah hati dan sakti.
(Sumber : Musuem Wayang Jakarta)
2) Arjuna.
Sumber : ksatriagolek.wordpress.com
Anak ketiga dari Dewi Kunthi. Kawin dengan Sum Badra. Ayah
dari Abimanyu dengan Sumbadra. Watak : tenang dan halus
(sopan).
3) Aswatama. Anak dari Durna.Wataknya sombong dan licik.
Sumber : pinteres.com
4) Bambang Kaca.
39
5) Bambang Sumantri.
Sumber : aslisunda.wordpress.com
6) Batara Bayu.
Sumber : pbase.com
7) Batara Guru.
Sumber : barsaxxspeed.blogspot.com
8) Batara Kresna.Wataknya arif dan bijaksana.
Sumber : wayang.wordpress.com
40
9) Batara Rama.
Sumber : sundaneseethniccanzz.blogspot.com
10) Raden Bima.
Sumber : sadayawalagri.wordpress.com
ima adalah gambaran ksatria gagah perkasa, terkenal memiliki
Kuku Pancanaka yang tajamnya luar biasa, ia merupakan anak
Kedua dari Prabu Pandu Dewanata dan Ibunya bernama Dewi
Kunti. Wataknya pemarah tetapi jujur. (Sumber : Musuem
Wayang Jakarta)
11) Panakawan.
Sumber : wewengkonsumedang.com
Punakawan terkenal merupakan pengikut/kawan setia, para
ksatria yang menuju kebenaran dan kebaikan baik dalam cerita
Ramayana dan Mahabrata. Penafsiran atau filosofi kalimat
Panakawan adalah : Pana artinya Mengerti, Kawan adalah
Teman. Panakawan terdiri dari : Semar, Cepot (Sastrajingga),
Dawala Dan Gareng. (Sumber : Musuem Wayang Jakarta).
41
Sumber : sundaneseethniccanzz.blogspot.com
13) Dewana Calangap.
Sumber : sundaneseethniccanzz.blogspot.com
14) Dewana Huntu.
Sumber : sundaneseethniccanzz.blogspot.com
15) Dewi Drupadi.
Sumber : aslisunda.wordpress.com
42
Sumber : pbase.com
Dia adalah Anak dari R. Wekrudara dengan Dewi Arimbi, Putri
kerajaan Pringgadani, ia mempunyai istri diantaranya : Dewi
Sumpani berputra Arya Jaya Sumpena, Dewi Pergiwa berputra R.
Sasikirana, Dewi Suryati berputra Suryakaca, R. Gatot Kaca
adalah ksatria yang gagah berani tak mengenal takut. Tabah dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Ia digambarkan
sebagai kesatria otot kawat tulang besi, kulit tembaga, jari-jari
gunting, dsb. Keistimewaan R. Gatot Kaca melintir leher putus.
(Sumber : Musuem Wayang Jakarta)
17) Nakula.Wataknya sederhana.
Sumber : aslisunda.wordpress.com
18) Sadewa.Wataknya sederhana.
Sumber : aslisunda.wordpress.com
43
19) Yudhistira.
Sumber : sadayawalagri.wordpress.com
Tertua dari Pandawa.Anak dari Dewi Kunthi. Kawin dengan
Drupadi. Wataknya tenang dan bijaksana.
20) Semar Badranaya.
Sumber : sadayawalagri.wordpress.com
44
6.
7.
45
panjang.
Tangannya
berakhir
pada
kayu,
yang
Style/Gaya
Gaya yang dipilih dalam mendukung karakter desain ini adalah
46
a.
desain
jadi
sangat
fungsional
dan
ekonomis
dalam
- Formalisme.
- Fragmantisme.
- Fungsionalisme.
- Universalisme.
- Form Follow Function.
- Simplicity (Sederhana).
- Less Is More.
- Membuang Ornament.
- Membuang Gaya Dan Teknik Tradisional.
- Penekanan Pada Konsep Keseragaman (Uniformity).
d. Ciri-Ciri Desain Mebel Modern.
- Bentuk mebel harus mengikuti fungsi atau setiap bentuk harus ada
fungsinya (Form Follow Function).
- Menghilangkan elemen dekoratif yang tidak berfungsi.
- Praktis.
48
warna yang berani seperti pada gaya post modern seperti warna biru
kuat, orange, merah dan kuning. Warna yang ditampilkan dalam desain
modern merupakan warna-warna berbahan dasar aslinya yang
ditampilkan tanpa perlu ditutup-tutupi sehingga terlihat natural. Bahkan
desain modern cenderung tidak mempunyai warna, karena warna-warna
yang ada seperti putih, hitam, dan abu-abu. Semua ini akibat dari ajaran
sekolah Seni Bauhaus sebagai pelopor gerakan modern yang
membiarkan desain modern tampil alami (apa adanya) dengan ciri-ciri
kaca yang dominan dan bemtuk kotak-kotak.
d) Tinjauan Terhadap Gaya Etnik.
a.
yang
Bangunan.
diakses
23
Juni
2016
dari
http://architectdeni.blogspot.co.id/2013/07/macam-macam-gaya
bangunan.html
49
dan
mengikuti
kebutuhan
aktifitas
fasilitas
25
Juni
2016
dari
http://www.astudioarchitect.com/2009/03/konsep-desain-rumahmodern-etnik.html
e) Data Survey.
a.
Nama Proyek
Bentuk Usaha
Pemilik
Pengelola
50
Lokasi
: 1920 m2
Luas Bangunan
: 1920 m2
Jumlah Koleksi
: 5.147 Buah.
: museum.wayang@yahoo.co.id
Museum
Pada
tanggal
22
Desember
1939
lembaga
51
52
Museum Fatahillah.
a. Profile Museum Fatahillah.
Nama Proyek
: Musuem Fatahillah.
Bentuk Usaha
Pemilik
Pengelola
Lokasi
Luas Lahan
: 1300 m2
Luas Bangunan
: 1300 m2
Jumlah Koleksi
53
54
Sumber : http://satupedang.blogspot.com/2015/02/sejarahgedung-museum-fatahillah.html#ixzz4AsaNTP9E
c. Lokasi.
Jl. Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, 11110.
d. Akses.
Akses menuju Museum Fatahillah ini sangat mudah, karena
Museum Fatahillah ini terletak tepat didekat Halte Busway
Stasiun Kota, bisa juga menggunakan angkutan umum seperti
kopaja, metromini, KRL, dll.
e. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya.
Dimuseum Fatahillah ini telah terdapat fasilitas penunjang,
yaitu perpustakaan, dan toko souvenir yang berisikan berbagai
cenderamata seperti gantungan kunci wayang, bahkan ada
wayang yang sengaja dijual ditoko souvenir ini.
55
c.
Nama Proyek
Bentuk Usaha
Pemilik
Pengelola
Lokasi
Jakarta.
Jumlah Koleksi
Keramik.
56
57
d.
No
Keterangan
HASIL SURVEY.
Hasil Suvey
A
Museum Wayang
Museum
Fatahillah
Keramik
Utara No.27,
Jl. Taman
Jakarta Barat,
Fatahillah No. 1,
No.2, Jakarta
Daerah Khusus
Jakarta Barat,
Barat, DKI
Ibukota Jakarta,
DKI Jakarta.
Jakarta.
Lokasi
Analisa Kesimpulan
lokasi
karena
berdekatan
dengan
11110.
+Pada museum seni
rupa dan keramik
terdapat area parkir
khusus untuk
pengunjung dan
2
karyawan.
Gedung
-Pada Museum
Wayang dan Museum
Fatahillah tidak
terdapat area parkir
tersendiri.
Aktifitas
Masuk.
Masuk
Masuk
Membeli
Membeli
Membeli
Karcis.
Karcis.
Karcis.
Melihat
Melihat
Melihat
Koleksi.
Koleksi
Koleksi
Museum.
Keramik Dan
Wayang.
Melihat
Pergelaran.
Melihat
Pergelaran
Seni Rupa.
Melihat dan
Membuat
58
Keluar.
Keluar.
Keramik.
Keluar.
Lantai
Pencahayaan
Elemen
Pencahayaan yang
Interior
digunakan yaitu
downlight dan
hanging lamp.
Penghawaan
+ Penghawaan yang
digunakan pada
museum wayang dan
seni rupa keramik
sudah cukup baik.
Sirkulasi
+ Pada museum
wayang dan museum
seni rupa keramik
menggunakan
sirkulasi yang dapat
memudahkan
pengunjung untuk
berjalan melihat
koleksi museum.
- Pada museum
fatahillah tidak
59
menggunakan
sirkulasi yang mudah.
Plafond
+ Plafond yang
digunakan pada
museum keramik dan
museum wayang
menggunakan bahan
dasar gypsum. Namun
pada museum
fatahillah plafond
menggunakan bahan
dasar kayu.
Ruang 3D.
Perpustakaan.
Perpustakaan
Ruang
Kantin.
Aula.
Pergelaran.
Souvenir
Souvenir
Ruang Master
Piece.
Fasilitas
Perpustakaan.
Ruang
Kantor.
Shop.
Sinema
Taman
Dalam
Musholla.
Luar.
Ruang
Pertemuan &
Toilet.
Pameran.
Shop.
Fatahillah.
Musholla dan
Souvenir
Shop.
Taman
&
Workshop
Melukis.
Workshop
Keramik.
Dalam.
60
dari
museum
Wayang,
karena
Museum
berkembang
menurut
perkembangan zaman yang ada, dan sementara pada museum Wayang dan
Museum Fatahillah dalam tatanan desain interiornya dapat dikatakan kurang
menarik dan kurang baik, karena dalam penataannya banyak menggunakan
mebel dengan desain modern namun sementara itu desain arsitekturnya masih
seperti zaman belanda yang tidak direnovasi sedemikian modern, sehingga
masih terlihat menggunakan desain yang klasik.
61
BAB III
ANALISA DATA PROYEK
3.1 Data Proyek
Sifat Proyek
: Fiktif.
Pemilik
: Pemda.
Pengelola
: Pemda.
Lokasi
:Jl. Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, 11110.
Luas Lahan
: 1920 m2
Luas Bangunan
: 1920 m2
Jumlah Koleksi
: 5.147 Buah.
a. Profile Museum.
Museum Wayang Golek Sunda merupakan Museum yang
menghadirkan wawasan tentang Wayang Golek, Museum Wayang
Golek ini mengaplikasikan jenis-jenis Wayang Golek khas Sunda,
62
Maintenance
Building
Kepala
Konservasi/Maintenantce
Benda Koleksi
Kepala Operasional
Museum
Staf Bimbingan
Edukasi
Security
64
Maintenance Koleksi :
- Merawat dan menjaga benda koleksi.
Receptionist :
- Menangani urusan registrasi pengunjung, dan memberikan
informasi tentang museum kepada pengunjung.
Bimbingan Edukasi :
- Melakukan kegiata bimbingan dengan metode edukatif.
- Memberikan informasi dan penerangan terhadap koleksi
museum.
Fasilitator Wayang :
- Melakukan kegiatan bimbingan dan memberikan pengarahan
terhadap sebuah wayang golek.
Satpam :
- Menjaga ketertiban dan keamanan museum.
Staf Teknis CCTV :
- Mengontrol rekaman video, dan perawatan kamera.
Loket Penitipan :
- Menyimpan
dan
menjaga
keamanan
barang-barang
pengunjung.
Loket Tiket :
- Melayani pengunjung mengenai registrasi dan admisitrasi
museum.
Caffe Batavia
Museum Fatahillah
Bank Mega
Gambar 3.3. Site Plan Museum Wayang Golek Sunda
66
Pelaku
Kepala Museum
Sekertaris
Staff Keuangan
K.Ops Museum
Kebutuhan Ruang
Kegiatan
- Menjalankan Visi dan
Misi Museum.
- Memimpin Meeting.
- Membuat Program
Kegiatan Museum.
- Makan & Minum
- Beribadah
- MCK
- Mengurus Segala Jenis
Pengarsipan Museum.
- Makan & Minum.
- Beribadah.
- MCK.
- Mengurus Segala jenis
Administrasi keuangan
museum.
- Makan & Minum
- Beribadah
- MCK
- Mempimpin dan
bertanggung jawab atas
kegiatan teknis perhari
pada museum.
- Makan & Minum
- Beribadah
- MCK
- Menjaga dan merawat
segala jenis element
interior, sampai dengan
sanitasi kelistrikan.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet
Ruang Office
Sekertaris.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet
Ruang Office Staff
Keuangan.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Ruang Office Kepala
Operasional Museum.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Ruang Office
Maintenance Koleksi
Museum.
Gudang dan
workshop.
Maintenance Gedung
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Ruang Office
Maintenance Koleksi
Museum.
Gudang dan
workshop.
Maintenance Koleksi
-
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet
67
Bimbingan Edukasi
- Memberikan bimbingan
atau informasi atau
informasi mengenai
museum wayang golek.
- Memberikan informasi
dan penerangan terhadap
koleksi museum
Fasilitator Wayang
10
Satpam
11
- Memfasilitasi
pengunjung yang akan
beredukasi & memainkan
tentang wayang golek.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Area Pamer Museum.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Area Khusus Belajar
Bermain Wayang
Golek.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Pos Satpam
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Kontrol Room
Camera.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Area Lobby/Loket
penitipan barang.
Loker Room
Ruang Makan.
12
Area Lobby.
Receptionist
- Makan & minum.
- Beribadah.
- MCK
68
- MCK
- Menjalankan
administrasi museum
terhadap pengunjung.
13
Staff Tiketing
Mushola.
Toilet.
Loket Tiket.
Ruang Makan.
Mushola.
Toilet.
Pencahayaan Alami.
Pencahayaan alami pada area museum ini berasal dari
cahaya matahari yang masuk melalui jendela dan sistem
ventilasi yang ada.
ii.
Pencahayaan Buatan.
Pencahayaan buatan yang digunakan oleh museum wayang
golek ini adalah lampu.
tata
suara
pada
ruangan-ruangan
yang
69
Smoke Detector
Alarm
Hydrant
Sumber : Tokopedia.com
Sprinkler
carolinasprinkler.com
70
71
bagian
pelayanan
museum
yang hanya
72
pengelola
yang
berkepentingan
untuk
berada
didalamnya.
Area Private.
Merupakan area yang hanya dapat dijangkau oleh pengelola
museum.
Zoning Area.
Grouping Area.
73
Kegiatan Karyawan :
Melakukan
Aktivitas Kerja
Absen
DATANG
Istirahat
Melakukan
Aktivitas Kerja
Kembali
Pulang
Absen
b.
DATANG
Menunggu
antrian tiket atau
jam Istirahat
Mencari
Informasi
Melihat
Pertunjukan
Membeli
Souvenir
Pulang
Membeli Tiket
Istirahat/Makan
Mencari
Informasi
Menikmati
Media Pamer
c.
DATANG
Menunggu
antrian tiket atau
jam Istirahat
Membeli Tiket
Membeli
Souvenir
Melihat
Pertunjukan
Pulang
Istirahat/Makan
Bemain
Menikmati
Media Pamer
74
Lobby.
Receptionist.
Loket.
Ruang Tunggu.
Ruang Pergelaran.
Gudang.
Ruang Kantor.
Perpustakaan.
Security Center.
perlu
dipelajari
dalam
mendesain
interior
guna
Menurut
Robert
Sommer
seorang
psikolog
75
Personal Safety.
Teritoriality.
Personal Space.
Personal Status.
Friendship Formation.
76
BAB IV
ASPEK RUANG.
Formalisme,
menampilkan
bentuk
sederhana
mungkin,
c.
d.
77
Museumku.wordpress.com
78
Area
2
3
Public
Area
4
5
6
7
8
9
10
11
Semi
Public
Area
Private
Area
Service
Area
Ruang
Material/Finishing Dinding
Locker dan
Musholla
Warna
Orange
Orange
Grey
Superwhite
44177
Coklat
Kehitaman
Coklat
Kehitaman
Grey
Superwhite
44177
Superwhite
44177
Putih,
Finishing
wallpaper
Maroon
Grey
4.4 Lantai.
79
Area
1
2
3
4
Public Area
Ruang
Lobby/Entrance
Receptionist
Ruang Tunggu
Ruang Pamer
Hanuman, dll.
Jenis
Lantai
Granit
Granit
Granit
Ukuran
Warna
60x60
60x60
60x60
Grey
Grey
Grey
Granit
60x60
Grey
Coklat
Kehitaman
Coklat
Kehitaman
Ruang Pamer
Parquet
15x150
Souvenir Shop
Parquet
15x150
Keramik
60x60
Grey
Keramik
Granit
30x30
60x60
Ruang
Pergelaran
Keramik
30x30
Coklat
Grey
Putih,
Finishing
Karpet
Maroon
Locker dan
Musholla
Keramik
60x60
7
8
9
Semi Public
Area
Private Area
10
Service Area
11
Pembuatan
Wayang Golek
Kantin
Ruang Kantor
Grey
4.5 Plafond.
Area
1
2
3
Ruang
Lobby/Entrance
Public Area
Receptionist
Ruang Tunggu
Bahan Plafond
Plafond bamboo
ekspose
Plafond bamboo
ekspose
Plafond bamboo
ekspose
Warna
coklat
Coklat
Coklat
80
Ruang Pamer
Hanuman, dll.
Ruang Pamer
Souvenir Shop
Pembuatan
Wayang Golek
Semi Public
Area
Private Area
Kantin
Ruang Kantor
Ruang
Pergelaran
10
Service Area
11
Locker dan
Musholla
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum
Ekspose
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum akustik.
Plafon rangka
hollow finishing
gypsum
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
fungsi
ruang,
hirarki
ruang,
kebutuhan
81
Sumber : gooddesignforgoodlife.blogspot.com
Pola Spiral adalah suatu jalan menerus yang beradal dari titik
pusat, berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.
82
4.7 Warna.
Aspek Warna menurut sulasmi darmaprawira (2002, 37- 41).
Aspek warna di perting di perlukan ke dalam sebuah perancangan
interior, karena warna secara internal dapat mempresepsikan manusia,
sehingga berpengaruh terhadap emosi manusia.
Warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang
diambil dari buku Design in Dress oleh L. David (1987:135), sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
n.
o.
Abu-abu : tenang.
p.
b.
c.
d.
e.
f.
f)
84
Jenis Lampu
Klasifikasi
Pencahayaan Alami
Pencahayaan Buatan
TL
DownLight
Halogen
LED
Spot
Penerapan Ruang
Beberapa Area
Semua Area
Beberapa Area
Beberapa Area
Beberapa Area
Beberapa Area
Beberapa Area
85
Area
Ruang
Picture Furniture
Loket/Tiketing
Receptionist
1.
Publik Area
Area display/Wall
Display
86
Ruang Tunggu
Souvenir Shop
Tempat Cara
Pembuatan Wayang
Golek
2.
Taman
3.
Private Area
Ruang Kantor
4.
Service
Ruang Pergelaran
87
Musholla
Toilet
Storage
4.11 Lighting.
Pencahayaan pada seluruh area tidak menggunakan jenis lampu
bolham pada umumnya. Jenis lampu yang akan digunakan adalah
jenis lampu Light Emitting Diode (LED). Jenis lampu pada umumnya,
serta ramah lingkungan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh lampu
LED jika dibandingkan dengan lampu jenis lain :
88
Memperbanyak
pengadaan
tanaman-tanaman
disekeliling
lingkungan.
-
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Diharapkan museum wayang golek sunda ini dapat memberikan
motifasi kepada pengunjung untuk lebih banyak mengenal &
mengetahui ilmu tentang wayang golek.
Diharapkan pada desain interior musuem wayang golek ini dapat
memberikan rasa nyaman, aman, dan kepuasan tersendiri kepada
pengunjung yang berdatangan, baik dari dalam Negeri maupun
Luar Negeri.
Dengan perancangan ini diharapkan mampu membantu
dan
90
91
DAFTAR PUSTAKA
Lexy
J.
Moleong,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif
(Bandung:
Komarudin,
(1999
35),
Pembangunan
Perkotaam
Bewawasan
Lingkungan.
R.M.
Soedarsono
(Bandung
Masyarakat
Seni
92
Deni. (2013 : 07). Macam-macam Gaya Bangunan. diakses 23 Juni 2016 dari
http://architectdeni.blogspot.co.id/2013/07/macam-macam-gaya
bangunan.html
Imania. (2009 : 03). Gaya Etnik. Diakses pada 25 Juni 2016 dari
http://www.astudioarchitect.com/2009/03/konsep-desain-rumah-modernetnik.html
Listrikborneo.wordpress.com
93