(a) (b)
(a)Struktur Stirena, (b)Struktur
polistirena
(Sumber: Storbl
2006)
Sebagian besar pembuatan monomer
stirena dibuat dari proses hidogenasi
etilbenzena
pada
suhu
tinggi
dan
menggunakan katalis besi oksida (Dekker
2005). Selain itu, Monomer stirena juga dibuat
melalui alkilasi benzena dengan AlCl3
kemudian ditambah etana dan dihasilkan etil
benzene, kemudian etil benzena direduksi
sehingga dihasilkan stirena (Cowd 1991). Dan
dan melalui jalur pathway etilbenzena
menggunakan pelarut toluene (Dekker 2005).
Pembuatan polistirena biasanya melalui
polimerisasi adisi radikal atau polimerisasi
anionic (Allock & Lampe 1981). Pembutan
polimer seperti ini biasanya menghasilkan
polistirena yang ataktik dan amorf (Storbl
Gambar 1
Gambar 2
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan
adalah neraca analitik, viscometer Ostwald,
labu ukur, gelas ukur, beker gelas, stopwatch,
thermometer, batang pengaduk, dan buret.
Bahan yang digunakan dalam percobaan
adalah stirofoam (polistirena), toluena,
metanol, dan aseton.
Prosedur
Percobaan pengukuran viskositas larutan
polistirena dalam pelarut toluene diawali
dengan pembuatan larutan polistirena 1%
dengan cara sebanyak 0,2501 gram polistirena
ditimbang dan dilarutkan dengan toluena.
Kemudian polistirena yang telah larut
dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dan
ditera dengan toluena. Selanjutnya dibuat
larutan polistirena 0,1%; 0,3%; dan 0,5%
dengan cara pengenceran dari larutan ynag
konsentrasinya lebih besar. Selanjutnya
viskometer dibilas dengan aquades dan aseton,
dan kemudian bilas dengan larutan yang akan
diukur viskositasnya. Setelah itu, sebanyak 10
ml toluena murni dimasukkan ke dalam
viskometer dan laju alirnya diukur sebanyak
tiga kali ulangan. Setelah itu, berturut-turut
larutan polistirena 0,1%; 0,3%; 0,5%; dan 1%
juga diambil sebanyak 10 ml dan diukur laju
alirnya masing-masing tiga kali ulangan.
Percobaan pengukuran viskositas larutan
polistirna dalam pelarut teta diawali dengan
cara sebanyak 2,5 ml larutan induk polistirena
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan
methanol dimasukkan ke dalam buret. Metanol
ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam
larutan induk sambil diaduk-aduk hingga
larutan menjadi keruh. Volume metanol yang
digunakan untuk membuat pelarut t adalah 1
ml, sedangkan toluena yang digunakan adalah
24 ml. Larutan induk dalam pelarut dibuat
dengan cara 0,2516 gram polistirena
dilarutkan dengan toluena, dan dimasukkan ke
dalam labu takar 25 ml, setelah itu ditera
dengan pelarut . Kemudian polistirena yang
telah larut dimasukkan ke dalam labu takar 25
ml dan ditera dengan toluena. Selanjutnya
dibuat larutan polistirena 0,1%; 0,3%; dan
0,5% dengan cara pengenceran dari larutan
yang
konsentrasinya
lebih
besar
menggunakan pelarut toluena. Laju alir diukur
40
20
0
0.0000
0.0100
0.0200
konsentrasi (g/ml)
Gambar 3
yang
digunakan
untuk
80.00
60.00
red
40.00
SIMPULAN
f(x) = - 45.13x + 59.1
R = 0
20.00
0.00
0.00000.00500.01000.0150
konsentrasi (g/ml)
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4