1.
PENDAHULUAN
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah Alat yang digunakan
untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan Pembangunan suatu
kontruksi, Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyekproyek kontruksi dengan skala yang besar.
Tujuan penggunaan Alat-alat berat tersebut untuk memudahkan diharapkan dapat
tercapai pada waktu yang relatif lebih singkat, Pelaksanaan dengan peralatan, justru
karena itu dikatakan bekerja secara mekanisasi, Bila diperhatikan pelaksanaan
lapangan terbang atau jalan raya dan pekerjaan-perkerjaan lainnya banyak aktivitasaktivitas yang dilaksanakan, setiap aktivitas membutuhkan alat perlatan yang
berbeda.
Dalam pekerjaan ini misalnya dalam pekerjaan jalan raya diawali dengan pekerjaan
tanah, selanjutnya pekerjaan perkerasan dan pengaspalan. Pekerjaan tanah mulai
dari pembersihan sampai mendapatkan permukaan tanah yang dikehendaki sesuai
dengan yang direncanakan akan meminta perhatian penggunaan peralatan yang
berbagai ragam jenisnya, demikian pula untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
lainnya. Berbicara dengan tanah secara mekanisasi ini maka ada beberapa istilah
yang perlu dipahami terlebih dahulu.
2.
Cut dan Fill merupakan pembuangan dan penimbunan tanah dari keadaan tinggi
keadaan rendah maupun sebaliknya.
Tanah Berat termasuk jenis tanah ini adalah Clay (tanah liat).
Lumpur dan lain sebagainya.
Tanah yang digunakan pada sesuatu kontruksi tentu saja ada perbedaannya, pada
pelaksanaan kontruksi tanah dari hasil angkutan tersebut belum bisa dipakai secara
langsung, masih diperlukan usaha-usaha pemadatanya, karena itu tanah memiliki
pengaruh kembang susut yang sangat besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kembang susut tanah tersebut tak lepas dari Keadaan Lepas, Keadaan Alam, dan
Keadaan Padat.
2.2. Penggambaran Subgrade Countour
Subgrade Countour adalah garis Countour yang menghubungkan titik ketinggian
yang sama dari Centerline dengan Ditchline (tepi saluran), hubungan yang sama
antara as dengan tepi saluran, maka sepanjang garis hubungan tersebut
mempunyai ketinggian yang sama.
Pada Subgrade Countour ini dilakukan perhitungan-perhitungan Clearing, Sitripping,
Cut dan Fill, yaitu mencakup;
1.
Dasar perencanaan penggusuran tanah
Perhitungan Volume
Dapat dihitung dengan memakai rumus ; Vol = F x P
Dimana ;
Vol
= volume
L
= Luas dasar prismoide
P
= Tinggi
Rumus diatas bila dipergunakan pada perhitungan-perhitungan nantinya nilai F
diambil dari rata-rata 2 (dua) penampang, P adalah jarak antara 2 (dua) penampang
maka volume dapat dihitung dengan rumus;
Vol = Fn + Fm +Fn +16
Fn = luas penampang tambahan antara 2 tambahan yang ditinjau (sta. N dan sta.
N+1)
F = banyaknya jalan yang bisa ditempuh.
2.
dengan yang Fiil, pada grafik ini dapat dilihat, bila grafik menaik maka kondisi
dailapangan menunjukan volume dalam keadaan cut (pemotongan) sebalinya grafik
menurun menunjukan kondisi dalam keadaan fiil (timbunan).
Dengan menggambarkan mass diagram ini dapat diketahui kearah mana tanah
dibuang atau (berpungsi sebagai timbunan), grafik cembung pembuangan kearah
kanan sedangkan grafik cekung pembuangan kearah kiri demikian untuk
pemindahan utnuk tanah tersebut dapat ditentukan sesuai dengan jarak angkut.
3.
1.
2.
3.
4.
Ada beberapa macam jenis blade yang dipasangkan pada dozer, jenis blade yang
umum dipakai adalah:
S-blade (straight blade), biasanya digunakan untuk pekerjaan pengupasan dan
penimbunan tanah.Blade jenis ini dapat bekerja pada tanah yang keras dan
berfungsi untuk mendorong dan memotong material yang ada di depannya.
A-blade (angle blade), mempunyai lebar yang lebih besar 0.3 sampai 0.6m
daripada S-blade, Blade jenis ini digunakan untukmenyingkirkan material ke sisinya,
penggalian saluran, dan pembukaan lahan.
U-blade (universal blade),U-balde juga lebih besar dari S-blade. Blade ini
digunakan untuk mengangkut material dalam jumlah besar pada jarak tempuh yang
relatif jauh.
C-blade (cushion blade), Blade jenis ini lebih pendek dari pada S-blade, C-blade
umumnya dipasangkan pada traktor yang besarnya yang digunakan untuk
mendorong scraper.
Gerakan blade tediri dari, Tilt adalah ujung blade bergerak secara vertikal. Pitch
adalah sisi atas blade menjauhi atau mendekati badan traktor. Angle adalah gerakan
blade pada sisi samping yang menjauhi atau mendekati badan traktor.
Pada bagian belakang dozer dipasang alat yang menyerupai cakar atau shank yang
disebut dengan RIPPER. Fungsi alat ini adalah untuk menggemburkan tanah yang
keras dan jumlah dari ripper antara satu sampai lima buah. Bentuk dari ripper ada
dua macam yaitu, Shank lurus yang dipakai untuk material yang padat dan batuan
berlapis dan Shank lengkung yang dipakai untuk batuan yang retak.
3.1.2.
a.
b.
c.
d.
SCRAPER
Scraper adalah alat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut, dan menabur
tanah hasil pengerukan secara berlapis. Pemilihan scraper untuk pekerjaan ini
tergantung pada:
Karateristik material yang dioperasikan.
Panjang jarak tempuh.
Kondisi jalan.
Alat bantu yang diperlukan.
Scraper umumnya digolongkan berdasarkan tipenya, scraper yang ditarik (towed
scraper),scraper bermotor (motorized scraper), dan scraper yang mengisi sendiri
(self loading scraper). Towed scraper umunya ditarik crawler traktor dengan
kekuatan mesin 300 hp atau lebih, scraper jenis ini dapat menampung material
sebanyak 8-30 m. Daya tampung motorized scraper adalah 15-30 m dan kekuatan
dari motorized scraper 500 hp atau lebih dengan kecepatan 60 km/jam karena
menggunakan alat penggerak. Akan tetapi daya cengkram ban terhadap tanah
kurang sehingga memerlukan bantuan crawler traktor dengan dilengkapi blade atau
srcaper lain. Pengoperasikan dengan alat bantu ini dilakukan dengan dua cara.
Push-loaded. Alat bantu dipakai hanya pada saat pengerukan dan pengisian.
Push-pull. Dua buah scraper dioperasikandengan cara ini, keduanya saling
membantu didalam pengerukkan. Scraper yang dibelakang mendorong scraper di
depannya pada saat penggerukkan dan scraper di depannya menarik scraper yang
di belakang pada saat penggerukkan.
3.2. LOADER
Loader adalah alat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi untuk pekerjaan
pemuatan material hasil penggalian ke dalam truck atau membuat timbunan
material. Pada bagian depan terdapat bucket sehingga alat ini umunya disebut frontend loader.
Alat pengangkutan ini di dalam pengoperasiannya memerlukan alat lainnya yang
membantu untuk memuat material dalam hal ini dapat digunakan loader atau alat
gali. Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler dan ban.
Loader beroda crawler mempunyai roda yang mirip dengan dozer hanya dipasang
lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat mengangkut material,
sedangkan loader beroda ban terdiri dari atas 4 wheel drive dan rear wheel drive.
Rear wheel drive biasanya dipakai untuk menggali dan 4 wheel drive cocok untuk
membawa bucket bermuatan penuh.
Loader baik yang beroda crawler maupun beroda ban dapat dipakai untuk
mengangkat material. Namun, bagian bawah material harus mempunyai ketinggian
setinggi permukaan tempat alat tersebut berada pada pengangkatan yang lebih
dalam memerlukan ramp. Terdapat tiga metode pemuatan material dari loader ke
dalam truck yaitu:
a.
I shape loading, pada metode ini truck bergerak maju pada saat loader
mengambil material dari timbunan
b.
V shape loading, pada metode ini truck tidak bergerak sampai bak terisi penuh
dan loader melakukan gerakkan V dari timbunan ke arah truck.
c.
Pass loding, pada metode ini truck menuju beberapa loader yang bucket nya
telah terisi penuh.
1.
2.
3.
4.
5.
3.3. EXCAVATOR
Excavator biasa juga disebut sebagai alat gali yang termasuk dalam alat ini adalah
Power Shovel dan Backhoe ada juga Front Shovel. Pada Backhoe umumnya
digunakan untuk penggalian saluran, terowongan atau Basement, Backhoe hampir
sama dengan Front Shovel dimana jenis material mempengaruhi didalam
perhitungan produktivitas, Rumus yang dipakai untuk perhitungan produktivitas
adalah;
Produktivitas = V/60xCT x S x BFF x Efisiensi
Sebaliknya pada Front Shovel juga digunakan untuk menggali material yang
letaknya diatas permukaan tempat alat tersebut berada, Alat ini mempunyai
kemampuan untuk menggali material yang keras, jika material yang digali bersifat
lunak, maka Front Shovel akan mengalami kesulitan. Pada Front Shovel penggalian
berkisar antara 30 % samapai 50 %, ketinggian optimumkurang sedikit dari 40 %.
3.4. ALAT PERALATAN DAN ALAT PEMADATAN
Pemadatan tanah merupakan proses untuk mengurangi adanya rongga antara
partikel tanah sehinga volume tanah menjadi lebih kecil.pada umumnya proses ini
dilakukan oleh pemadat khusus yang berupa roller.akan tetapi dengan adanya lalu
lintas di atas suatu permukan maka secara tidak langsung material di permukaan
tersebut menjadi lebih padat, apalagi jika yang melewati permukaan tersebut adalah
alat berat.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pemadatan yaitu berikut ini:
a.
Gradasi material yang akan didapatkan.
b.
Kadar air dari material (moisure content).
c.
Usaha pemadatan (compactive effort).
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
1.
2.
3.
4.
5.
3.5 CRANE
Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang
diinginkan. Tipe crane yang umum dipakai adalah:
1.
Crane beroda crawler.
2.
Truck crane.
3.
Truck crane untuk lokasi terbatas.
4.
5.
1.
2.
Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa
bantuan dari alat pengangkutan. Truck crane ini juga mempunyai bagian atas yang
dapat berputar 3600 , untuk menjaga keseimbangan alat truck crane memiliki
(outrigger), di dalam pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan dan roda di
angkat dari tanah sehingga keselamatan pengoperasian dengan boom yang panjang
akan terjaga.
3.
4.
Tower Crane
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara
vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas.
Tipe crane dibagikan berdaarkan cara crane tersebut berdiri, yaitu crane yang berdiri
bebas (free standing crane), crane di atas rel (rail mounted crane), crane yang
ditambatkan pada bangunan (tied in tomer crane ), dan crane panjat (climbing
crane ).
Contoh perhitungan Produksi backhoe:
Total
a.
b.
a.
b.
c.
d.
Produksi teoritis
Produksi teoritis
Faktor koreksi :
Effisiensi kerja
= 50 min/jam = 0,84.
Kondisi kerja dan tata laksana sedang 0,65.
Faktor swing dan kedalaman galian, tanah biasa 9,7 ft.
Swing 90% = 0,91.
Faktor pengisian = 0,85.
Faktor koreksi total = Fk : 0,84 x 0,65 x 0,91 x 0,85
Faktor koreksi total = 0,42
Produksi/jam = 166,8 BCY/jam x 0,42 = 70,06 BCY/jam.
Contoh Perhitungan Loader :
Sebuah loader dengan kapasitas bucket 5 cuyd mengerjakan gravel dengan berat
1.660 kg/m3 dengan ukuran 9 mm, jarak maneuver d1 = d2 = 15 ft, operasi konstan
dengan truck sewa dengan kecepatan operasi :
Maju : 260 fpm, mundur : 440 fpm
Bucket 5 cuyd kira-kira memuat 6 LCY
Waktu siklus :
Fixed time
Material 9 mm
Truck sewa
Operasi konstan
Maju 2 x 15/260
Mundur 2 x 15/440
Total waktu
= 0,40 menit.
= - 0,20 menit.
= +0,40 menit.
= - 0,20 menit.
= +0,11 menit.
= +0,07 menit.
= 0,58 menit.
dari tanah liat yang kering dengan CT = 0,50 (50%), RR = 100 lb/ton dan kemiringan
5 %.
Jawab :
Rimpull yang dapat diberikan oleh mesin kendaraan pada macam jalan seperti
diatas sebelum selip bila beban yang diterima roda penggerak 100 % adalah
sebesar :
RP/TP/TE/DBP = 40.000 lbs x 0,50 = 20.000 lbs
Sedangkan rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah
sebesar :
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x GR x kemiringan
= 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x RR
= 20 ton x 100
= 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 4.000 lbs
Maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak akan selip
Seandainya kendaraan yang sama bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari pasir
lepas dengan RR 250 lbs/ton dan CT =0,20 serta kemiringan 5 % sedangkan berat
kendaraan yang diterima oleh roda penggerak 50 % yaitu :
Untuk mengatasi RR :
RP/TP/TE/DBP
= 20 ton x 250 lbs/ton = 5.000 lbs
Untuk mengatasi GR :
RP/TP/TE/DBP
= 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 7.000 lbs
Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan 50 % nya adalah :
40.000 lbs x 0,20 x 50 % = 4.000 lbs,
maka kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak atau selip.
Perhitungan Operator Effisiensi
a.
Availability Index atau Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari
alat yang sedang dipergunakan.
AI =
x 100%
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja alat
Waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam kondisi
dapat dioperasikan artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay
time) yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang
pergi ke permuka kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar,
hambatan karena keadaan cuaca, dll.
R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan
Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menuggu alat perbaikan
termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk
perawatan preventif.
b.
c.
Use of Availability
Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (Availability).
UA =
x 100%
Angka Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat
yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa
baik pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.
d.
Effective Utilization
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective Utilization sebenarnya sama dengan
pengertian effisiensi kerja.
EU =
x 100%
Dimana :
W+R+S = T = Total Hours Available atau Schedule hours (Jumlah jam kerja tersedia)
Contoh :
a.
b.
c.
d.
1.
Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sebagai
berikut :
Jumlah jam kerja (working hours)
=W
= 300.
Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours)
=R
= 100.
Jumlah jam siap tunggu (hours on standby)
=S
= 200.
Jumlah jam yang dijadwalkan (schedule hours or Total hours) = T
= 600.
Maka :
AI =
x 100%
= 75 %.
2.
PA =
x 100%
= 83 %.
3.
UA =
x 100%
= 60 %.
4.
EU =
a.
b.
c.
d.
1.
x 100%
= 50 %.
2.
PA =
3.
UA =
4.
EU =
x 100% = 75 %.
x 100% = 100 %.
x 100% = 75 %.
Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien daripada operasi alat
pada contoh pertama.
c.
Sebuah loader dengan kapasitas bucket 5 cuyd mengerjakan gravel dengan berat
1.660 kg/m3 dengan ukuran 9 mm, jarak maneuver d1 = d2 = 15 ft, operasi konstan
dengan truck sewa dengan kecepatan operasi :
Maju : 260 fpm, mundur : 440 fpm
Bucket 5 cuyd kira-kira memuat 6 LCY
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Waktu siklus :
Fixed time
= 0,40 menit.
Material 9 mm
= - 0,20 menit.
Truck sewa
= +0,40 menit.
Operasi konstan
= - 0,20 menit.
Maju 2 x 15/260
= +0,11 menit.
Mundur 2 x 15/440 = +0,07 menit.
Total waktu
= 0,58 menit
Trip/jam = 60 / 0,58 = 103,44 = 620,64 cuyd/jam
Faktor koreksi :
a.
Bucket fill factor
b.
Effisiensi kerja siang
c.
Tata laksana-kondisi kerja baik
= 0,85.
= 0,83.
= 0,75.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
3.
4.
c.
d.
Kecepatan mundur
= 7 km/jam.
Waktu tetap cross loading (t) = 0,30 menit
Catatan : 1km/jam = 16,667 meter/menit
1.
2.
3.
4.
F
= 7 x 0,8 = 5,6 km/jam = 93,3 m/menit.
R
= 7 x 0,8 =5,6 km/jam = 93,3 m/menit.
Z
= 0,3 (Tabel III-19).
T (waktu siklus)
= (D/F) +( D/R) + Z + t = (10/93,3 )+(10/93,3)+0,3 + 0,3 = 0,92
menit.
5.
Produksi
= (60 x BC x JM x BF) /T .(m3/jam)atau (LCM)
= 60 x 3,5 x 0,75 x 0,95 )/0,92 = 162,6 m3/jam
Cek terhadap kestabilan alat.
a.
STL
= 12.900 kg (waktu membelok).
b.
Kapasitas angkat = 50% x 12.900 = 6.450 kg.
c.
Berat muatan
= 3,5 x 1640 = 5740 kg.kap.angkat 6450 kg. Aman bekerja.
SOAL
1.
Hitung produktivitas bulldozer yang digunakan untuk memindahkan pasir kering
sejauh 50 m dengan menggunakan S-blade yang berdimensi 3,36 m panjang dan
1,257 m tinggi. Diperkirakan kecepatan dozer saat pengisian adalah 3,5 km/jam dan
kecepatan kembali 4 km/jam . waktu tetap alat adalah 0,3 menit. Efisiensi alat
adalah 50/60
Jawab :
Kapasitas Alat :
Vi
: ((1,5x1,257)x1,257x3,36)/2 = 3,98 lcm.
Perhitungan waktu siklus :
HT + RT : (50x60)/(1000x3,5) + (50x60)/(1000x4) = 1,61 menit.
CT
: 1,61 + 0,3 = 1,91 menit.
Produktivitas :
Prod
: ((50/60)x3,98)/1,91 x 60 = 104,19 lcm/jam.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
165-hp traktor dengan K/G blade digunakan untuk pemotongan pohon. Kayu
keras rata-rata 25 %. Survey pepohonan memberikan hasil : rata-rata jumlah pohon
per are 650 batang.
a.
Diameter 1-2 ft : 100 pohon.
b.
Diameter 2-3 ft : 10 pohon.
c.
Diameter 3-4 ft : 2 pohon.
d.
Diameter 4-6 ft : - pohon
Jumlah diameter pohon pada ukuran lebih dari 6 ft : Jawab :
H = 0,7 (table 4.4).
A = 2,0.
B = 34,41; M1 = 0,7; M2 = 3,4; M3 = 6,8(table 4.5).
D = 0.
Prod = 0,7x(2x34,41 + 0,7x100 + 3,4x10 + 6,8x2)
= 130,49 menit/acre
4.
5.
6.
b.
c.
d.
e.
7.
Pada suatu proyek direncanakan akan menggunakan tower crane sebagai alat
angkat. Diperkirakan beban maksimal yang akan diangkat adalah 18750 lb dengan
daya jangkau mencapai 110 ft. tentukan jenis four line crane yang dapat digunkan
untuk mengangkat beban pada jangkauan tersebut. Diperkirakan berat sling adalah
750 lb.
Jawab :
Diketahui :
Berat beban = 1.8750 lb.
Berat sling = 750 lb.
Total = 19.500 lb.
Factor keamanan = 1,05.
Kapasitas yang diperlukan = 19.500 x 1,05 = 20.475 lb.
a.
b.
c.
d.
e.
8.
Tentukan ukuran minimum crane dan panjang boom minimum yang diperlukan
untuk mengangkat beban sebrat 80.00 lb dari kepermukaan tanah ke suatu tempat
76 ft diatas permukaan tanah. Jarak vertical dari bagian bawah ke boom adalah 42
ft. jarak horizontal minimum dari pusat rotasi adalah 40 ft.
Jawab :
Dengan menggunakan gambar 7.12 maka dapat dilihat panjang boom yang
digunakan adalah 120 fy karena panjang vertical keseluruhan adalah 76 ft + 42 ft =
118 ft jarak horizontal adalah 40 ft.
Dengan menggunakan gambar 7.10 maka jenis alat yang digunakan adalah M-250
S2 (300 ton)
9.
a.
b.
c.
d.
e.