Anda di halaman 1dari 28

P U T U S A N

Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Tabanan yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara antara :
NI KETUT SUARNI

perempuan, Lahir di Puncak Sari, umur 44


tahun,

pekerjaan

wiraswasta,

agama

Hindu, bertempat tinggal di Banjar Dinas


Baturiti Tengah , Desa Baturiti, Kecamatan
Baturiti, Kabupaten Tabanan ;
Selanjutnya

disebut

sebagai

PENGGUGAT ;
Melawan
I WAYAN SURATA

laki-laki, Lahir di Sarinbuana , umur 44


tahun, pekerjaan

wiraswasta, bertempat

tinggal di Banjar Dinas Sarinbuana , Desa


Wanagiri,

Kecamatan

Selemadeg,

Kabupaten Tabanan;
Selanjutnya

disebut

sebagai..

.TERGUGAT;
Pengadilan Negeri tersebut,
Telah membaca berkas perkara yang bersangkutan;
Telah membaca surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan pihak Penggugat dan para Saksi ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Halaman 1 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat sebagaimana diuraikan


dalam surat gugatannya tertanggal 14

Maret

2016 yang terdaftar di

Kepaniteraan PN. Tabanan pada tanggal 15 Maret 2016, Nomor 36/ Pdt.G /
2016/ PN.Tab, telah mendalilkan hal-hal sebagai berikut :

Bahwa Penggugat adalah suami sah dari Tergugat yang telah


melangsungkan perkawinan secara Agama Hindu dan Adat Bali pada
tanggal 24 Oktober 2004, bertempat di Banjar Dinas Sarinbuana ,
Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Kabupaten Tabanan, sesuai
dengan Surat Keterangan

Perkawinan

Umat Hindu,

Nomor :

474.2/140/2019/2016 ;

Bahwa dalam perkawinan tersebut Penggugat berkedudukan sebagai


Predana sedangkan Tergugat berkedudukan sebagai Purusa ;

Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat belum

dikaruniai

keturunan ;

Bahwa pada awalnya perkawinan Penggugat dengan Tergugat


berjalan rukun, damai, harmonis sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-undang Perkawinan bahwa perkawinan bertujuan untuk
mewujudkan suatu keluarga yang bahagia dan sejahtra berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa, dan tidak pernah terjadi pertengkaran
maupun perselisihan ;

Bahwa keutuhan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tersebut


tidak berlangsung lama karena Penggugat belum memilki keturunan
sedangkan tergugat mendesak terus agar cepat cepat punya anak
karena permasalahan belum memilki keturunan tersebut pada
akhirnya tergugat mencari perempuan lain dan tergugat sendiri tidak
mau berpoligami karena merasa perkawinan sudah tidak bisa
dipertahankan lagi akhirnya tergugat dan penggugat membuat Surat
Pernyataan tertanggal 29 Nopember 2011 dan sejak itu Penggugat
akhirnya pergi meninggalkan rumah tergugat dan pulang kerumah
orang tua ;

Bahwa Penggugat sudah berusaha untuk mempertahankan rumah


tangga Penggugat dengan Tergugat, sedangkan

tergugat

sendiri

Halaman 2 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

telah menikah dengan perempuan lain dan telah memiliki anak, oleh
karena perkawinan antara penggugat dengan tergugat sudah tidak
bisa dipersatukan lagi dan penggugat juga sudah pulang kerumah
orang tua untuk memperjelas status perkawinan ini maka penggugat
menggambil tindakan hukum untuk mengajukan gugatan cerai dan
perkawinan ke Pengadilan Negeri Tabanan ;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat mohon
kehadapan yang Terhormat Bapak Ketua Pengadilan Negeri Tabanan
agar pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan berkenan memanggil
kedua belah pihak untuk menghadap di Persidangan dan setelah
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menjatuhkan putusan
yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
a.

Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya ;

b.

Menyatakan hukum bahwa perkawinan antara Penggugat dengan


Tergugat yang dilaksanakan secara Agama Hindu dan Adat Bali
pada tanggal

24 Oktober

2004,

bertempat di Banjar Dinas

Sarinbuana , Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Kabupaten


Tabanan, sesuai dengan Surat Keterangan

Perkawinan

Umat

Hindu, Nomor : 474.2/140/2019/2016 , Putus karena perceraian ;


c.

Memerintahkan kepada Para pihak untuk mengirimkan sehelai


salinan putusan Pengadilan Negeri Tabanan ini yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa bermeterai kepada Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tabanan untuk
didaftarkan dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu ;

e.

Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul


dalam perkara ini ;

A T A U : Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya ;


Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan
pihak Penggugat telah datang menghadap, akan tetapi Tergugat tidak datang
menghadap, setelah sidang ditunda dan dipanggil lagi Tergugat tetap juga
tidak hadir dan tidak memberikan keterangan tentang ketidakhadirannya,
meskipun telah dipanggil secara sah dan patut oleh jurusita Pengadilan
Halaman 3 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Negeri Tabanan dengan relas panggilan tertanggal 17 Maret 2016 dan


tanggal 22 Maret 2016 dengan demikian tidak datangnya Tergugat tersebut
tidak disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah, sehingga pemeriksaan
perkara ini dilanjutkan tanpa kehadiran dari pihak Tergugat ;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir maka upaya
mediasi tidak dapat dilaksanakan ;
Menimbang, bahwa pemeriksaan perkara ini dimulai dengan
dibacakan surat gugatan Penggugat, dan atas pembacaan surat gugatan
tersebut Penggugat menyatakan tetap pada gugatannya ;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat
telah mengajukan bukti-bukti surat yang telah diberi materai secukupnya dan
setelah dicocokan dengan yang aslinya ternyata telah sesuai. Bukti surat
tersebut berupa :
1. Fotokopi Surat Keterangan Perkawinan Umat Hindu tanggal 26-022016, Nomor : 474.2/140/2019/2016, diberi tanda P.1 ;
2. Fotokopi Surat Pernyataan, tertanggal 29 Nopember 2010, diberi
tanda P.2 ;
3. Fotokopi kartu Tanda Penduduk, NIK : 5102015111720001, atas
nama Ni Ketut Suarni, diberi tanda P.3 ;
Menimbang, bahwa selain mengajukan surat-surat bukti tersebut
diatas, pihak Penggugat telah pula mengajukan 2 ( dua ) orang Saksi yang
masing-masing telah memberikan keterangan dengan dibawah sumpah
yang pada pokoknya sebagai berikut :
SAKSI I :
-

I WAYAN SUWECA

Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat adalah keponakan saksi


sedangkan Tergugat adalah menantu saksi, bersedia disumpah dan
memberikan keterangan di depan persidangan ;

Bahwa Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan pada


tanggal 24 Oktober 2004 bertempat dirumah Tergugat di Banjar Dinas
Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan secara


agama Hindu ;
Halaman 4 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dicatatkan di


kantor catatan sipil, hanya dicatatkan di kantor perbekel saja ;

Bahwa

Saksi

tidak

hadir

saat

Penggugat

dan

Tergugat

melangsungkan perkawinan ;
-

Bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan atas


dasar suka sama suka ;

Bahwa setelah perkawinan, Penggugat dan Tergugat tinggal dirumah


Tergugat di Selemadeg ;

Bahwa awal perkawinan, kehidupan rumah tangga Penggugat dan


Tergugat rukun dan harmonis, namun oleh karena perkawinan
Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai keturunan, akhirnya
Tergugat mencari perempuan lain dan hal tersebut diketahui oleh
Penggugat yang membuat hubungan antara Penggugat dan Tergugat
menjadi tidak harmonis lagi. Oleh karena Penggugat tidak mau
dimadu, pada tanggal 29 Nopember 2011 Penggugat dan Tergugat
membuat Surat Pernyataan di Desa ;

Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah pisah rumah dimana


Penggugat sudah pulang kerumah orang tuanya ;

Bahwa isi dari surat pernyataan yang dibuat oleh Penggugat dan
Tergugat tersebut adalah kesepakatan antara Penggugat dan
Tergugat untuk bercerai ;

Bahwa Saksi pernah melihat bukti surat berupa Surat Keterangan


Perkawinan Umat Hindu dan Surat Pernyataan yang dibuat oleh

Penggugat dan Tergugat ;


Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai

keturunan ;
Bahwa setahu Saksi permasalahan Penggugat dan Tergugat sudah
pernah diselesaikan secara kekeluargaan secara kekeluargaan,
bahkan Tergugat sekarang sudah kawin tanpa seijin dari Penggugat ;

Bahwa menurut Saksi sepertinya antara Penggugat dan Tergugat


sudah tidak bisa membina rumah tangga dengan rukun karena
Tergugat kurang bertanggung jawab terhadap diri Penggugat ;

Halaman 5 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Bahwa Saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk rujuk


kembali namun tidak berhasil ;

Bahwa Tergugat tahu kalau Penggugat mengajukan gugatan di


Pengadilan ;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut Penggugat

membenarkannya ;
SAKSI II
-

: I GEDE BARETA ALMAHERA

Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat Penggugat adalah bibi saksi


sedangkan Tergugat adalah paman saksi, bersedia disumpah dan
memberikan keterangan di depan persidangan ;

Bahwa Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan pada


tanggal 24 Oktober 2004 bertempat dirumah Tergugat di Banjar Dinas
Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan secara


agama Hindu ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dicatatkan di


kantor catatan sipil, hanya dicatatkan di kantor perbekel saja ;

Bahwa

Saksi

tidak

hadir

saat

Penggugat

dan

Tergugat

melangsungkan perkawinan ;
-

Bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan atas


dasar suka sama suka ;

Bahwa setelah perkawinan, Penggugat dan Tergugat tinggal dirumah


Tergugat di Selemadeg ;

Bahwa awal perkawinan, kehidupan rumah tangga Penggugat dan


Tergugat rukun dan harmonis, namun oleh karena perkawinan
Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai keturunan, akhirnya
Tergugat mencari perempuan lain dan hal tersebut diketahui oleh
Penggugat yang membuat hubungan antara Penggugat dan Tergugat
menjadi tidak harmonis lagi. Oleh karena Penggugat tidak mau
dimadu, pada tanggal 29 Nopember 2011 Penggugat dan Tergugat
membuat Surat Pernyataan di Desa ;

Halaman 6 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah pisah rumah dimana


Penggugat sudah pulang kerumah orang tuanya ;

Bahwa isi dari surat pernyataan yang dibuat oleh Penggugat dan
Tergugat tersebut adalah kesepakatan antara Penggugat dan
Tergugat untuk bercerai ;

Bahwa Saksi pernah melihat bukti surat berupa Surat Keterangan


Perkawinan Umat Hindu dan Surat Pernyataan yang dibuat oleh

Penggugat dan Tergugat ;


Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai

keturunan ;
Bahwa setahu Saksi permasalahan Penggugat dan Tergugat sudah
pernah diselesaikan secara kekeluargaan secara kekeluargaan,
bahkan Tergugat sekarang sudah kawin tanpa seijin dari Penggugat ;

Bahwa Saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk rujuk


kembali namun tidak berhasil ;

Bahwa

Tergugat

tahu

Penggugat

mengajukan

gugatan

ke

Pengadilan ;
Menimbang,

bahwa

atas

keterangan

Saksi

tersebut

diatas,

Penggugat membenarkannya ;
Menimbang, bahwa pihak Penggugat sudah tidak akan mengajukan
sesuatu lagi di muka persidangan, dan mohon kepada Majelis Hakim untuk
menjatuhkan putusan ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat putusan ini, segala
sesuatu yang termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini dianggap
sebagai satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
putusan ini ;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang,

bahwa

maksud

gugatan

Penggugat

adalah

sebagaimana tersebut di atas ;


Menimbang, bahwa Penggugat telah hadir menghadap, sedangkan
Tergugat tidak pernah hadir di persidangan meskipun telah dipanggil secara
patut dan sah, dengan demikian tidak datangnya Tergugat tersebut tidak
Halaman 7 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah, sehingga pemeriksaan perkara


ini dilanjutkan tanpa kehadiran dari pihak Tergugat ;
Menimbang,bahwa

selanjutnya

Majelis

Hakim

akan

mempertimbangkan petitum gugatan Penggugat satu persatu ;


Menimbang, bahwa dalam petitum pertama, Penggugat menuntut
agar gugatannya dikabulkan untuk seluruhnya ;
Menimbang, bahwa untuk menentukan status dari petitum pertama
tersebut sangat tergantung dengan pertimbangan-pertimbangan dari petitum
yang lainnya, oleh karena itu status petitum pertama ini baru akan ditentukan
setelah Majelis Hakim mempertimbangkan petitum lainnya;
Menimbang, bahwa dalil Penggugat pada pokoknya adalah antara
Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan menurut Adat
Bali dan Agama Hindu pada tanggal 24 Oktober 2004, dan upacara
pernikahannya dilakukan di rumah Tergugat di Banjar Dinas Sarinbuana,
Desa Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan, dimana Penggugat
berkedudukan sebagai Predana, sedangkan Tergugat berkedudukan
sebagai Purusa ;
Menimbang, bahwa pada awalnya kehidupan rumah tangga
Penggugat dan Tergugat berlangsung harmonis dan rukun. Bahwa keutuhan
rumah tangga Penggugat

dengan Tergugat tidak bertahan lama karena

Penggugat belum memilki keturunan sedangkan tergugat mendesak terus


agar cepat cepat punya anak karena permasalahan belum memilki
keturunan tersebut pada akhirnya tergugat mencari perempuan lain dan
tergugat tidak mau berpoligami karena merasa perkawinan sudah tidak bisa
dipertahankan lagi akhirnya tergugat dan penggugat membuat Surat
Pernyataan tertanggal 29 Nopember 2011 dan sejak itu Penggugat akhirnya
pergi meninggalkan rumah tergugat dan pulang kerumah orang tua, dan
sejak saat itu antara Pengugat dan Tergugat telah pisah rumah hingga saat
gugatan ini diajukan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Penggugat
mohon agar Pengadilan menyatakan putus perkawinan antara Penggugat
dan Tergugat karena perceraian ;
Halaman 8 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Menimbang,

bahwa

Majelis

Hakim

terlebih

dahulu

akan

mempertimbangkan apakah antara Penggugat dan Tergugat memang telah


melaksanakan pernikahan secara sah menurut hukum sebagaimana
dimaksud pasal 2 UU No.1 Tahun 1974 yang menjelaskan bahwa
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu ;
Menimbang, bahwa meskipun perkawinan antara Penggugat dan
Tergugat belum dicatatkan di kantor dinas catatan sipil menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku, namun secara adat, agama dan
kepercayaan Penggugat dan Tergugat perkawinan tersebut telah sah,
sebagaimana telah dibenarkan oleh keterangan para Saksi di persidangan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan persesuaian antara alat bukti yaitu
keterangan Saksi

1. I WAYAN SUWECA, Saksi 2. I GEDE BARETA

ALMAHERA dihubungkan dengan alat bukti surat berupa Fotokopi Fotokopi


Surat Keterangan Perkawinan Umat Hindu tanggal 26-02-2016, Nomor :
474.2/140/2019/2016 (bukti P.1) yang dikeluarkan oleh Bendesa Adat/Kelian
Adat Saribuana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten
Tabanan diperoleh fakta hukum bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah
melangsungkan perkawinan menurut Adat Bali dan Agama Hindu pada
tanggal 24 Oktober 2004 bertempat di rumah Tergugat di Banjar Dinas
Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan ;
Menimbang,

bahwa

dalam

perkawinan

tersebut

Penggugat

berkedudukan sebagai Predana sedangkan Tergugat berkedudukan sebagai


Purusa ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis Hakim
berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat memang telah
melangsungkan pernikahan secara sah menurut adat ;
Menimbang,bahwa
mempertimbangkan

dalil

selanjutnya

Majelis

Penggugat yaitu

dalam

Hakim
perkawinan

akan
antara

Penggugat dengan Tergugat tersebut telah terjadi perselisihan dan


pertengkaran karena Penggugat belum memilki keturunan sedangkan
tergugat

mendesak

terus

agar

cepat

cepat

punya

anak

karena

Halaman 9 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

permasalahan belum memilki keturunan tersebut pada akhirnya tergugat


mencari perempuan lain dan tergugat sendiri tidak mau berpoligami akhirnya
tergugat dan penggugat membuat Surat Pernyataan tertanggal 29 Nopember
2011 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi-Saksi

1. I

WAYAN SUWECA, Saksi 2. I GEDE BARETA ALMAHERA pada awalnya


setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal dirumahnya Tergugat dan
membenarkan seluruh dalil gugatan Penggugat ;
Menimbang, bahwa ternyata posita gugatan Penggugat tersebut
telah berkesesuaian dengan keterangan para Saksi yang membenarkanya
bahwa keutuhan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak
dapat dipersatukan lagi ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas dan memperhatikan
pula asas umum keadilan dan kepatutan, Majelis Hakim berpendapat
perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tersebut sudah tidak dapat
dipertahankan, karena salah satu sendi dari perkawinan, yaitu adanya ikatan
lahir batin, sudah tidak tercipta lagi diantara Penggugat dan Tergugat, karena
dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi
kebersamaan dan keinginan untuk tetap bersatu dalam ikatan rumah
tangga ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,
maka tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai dengan
Pasal 1 Undang-Undang No.1 tahun 1974 dalam perkawinan Penggugat dan
Tergugat sudah tidak dapat dipertahankan lagi ;
Menimbang, bahwa ketentuan dalam Surat Edaran Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1981 perihal perkara perceraian
menyatakan

bahwa

dalam

Pengadilan hendaknya

menangani

perkara

memperhatikan ketentuan

gugatan

perceraian,

pasal 22 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 yang mensyaratkan Bahwa


gugatan dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan mengenai

Halaman 10 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah mendengar


pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami istri tersebut ;
Menimbang, bahwa dipersidangan Saksi I WAYAN SUWECA dan
Saksi I GEDE BARETA ALMAHERA menyatakan bahwa

rumah tangga

antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak bisa lagi disatukan karena
Tergugat dan Penggugat sudah tidak tinggal bersama hingga sekarang ;
Menimbang, bahwa sesuai pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor : 9
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan menyebutkan jika perceraian dapat terjadi karena alasan
atau alasan-alasan :
a.

salah satu pihak berbuat zina atau menjadi


pemabok, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar
disembuhkan ;

b.

salah satu pihak meninggalkan pihak lain


selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa
alasan yang sah karena hal lain di luar kemampuannya ;

c.

salah satu pihak mendapat hukuman penjara


05 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan
berlangsung ;

d.

salah satu pihak melakukan kekejaman atau


penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain ;

e.

salah satu pihak mendapat cacat badan atau


penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya
sebagai suami / istri ;

f.

antara suami dan istri terus menerus terjadi


perselisihan dan pertengkaran tidak ada harapan akan hidup rukun
lagi dalam rumah tangga ;
Menimbang, bahwa terkait dengan alasan perceraian tersebut diatas,

telah ada yurisprudensi yang bersifat tetap yaitu Putusan Mahkamah Agung
RI Nomor 1320164K/Pdt/2000 tanggal 18 September 2003 yang pada
pokoknya mengandung kaidah hukum suami istri yang telah pisah tempat
tinggal dan tidak saling memperdulikan sudah merupakan fakta adanya
Halaman 11 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

perselisihan dan pertengkaran, sehingga tidak ada harapan untuk hidup


rukun dalam rumah tangga dan dapat dijadikan alasan untuk mengabulkan
gugatan ;
Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat
bahwa alasan ataupun dalil-dalil yang telah dikemukakan oleh Penggugat
adalah telah terpenuhi dan sesuai dengan pasal 19 huruf f

Peraturan

Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang


Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan juga telah sesuai dengan
yurispudensi tersebut di atas, sehingga petitum kedua gugatan Penggugat
agar perkawinannya dengan Tergugat dinyatakan putus karena perceraian
adalah beralasan dan dapat dikabulkan ;
Menimbang, bahwa agar mempunyai akibat hukum bagi para pihak
maupun pihak ketiga maka adanya perceraian ini haruslah didaftarkan pada
daftar pencatatan kantor pencatatan sipil. Hal ini sebagaimana diatur dalam
Pasal 34 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
yang menentukan bahwa: Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala
akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan
kantor pencatatan oleh Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang
beragama Islam terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
mengatur bahwa perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan
kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan
pengadilan tentang perceraian telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
Menimbang, bahwa sebagaimana pemeriksaan di persidangan,
didapatkan fakta hukum bahwa peristiwa perkawinan dan juga perceraian
antara Penggugat dengan Tergugat terjadi di Kabupaten Tabanan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka
diperintahkan kepada para pihak untuk melaporkan salinan Putusan
Halaman 12 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Perceraian ini dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
mempunyai kekuatan hukum tetap ke Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Tabanan agar perceraian ini dicatat dan didaftarkan
dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan di atas maka
petitum ketiga gugatan Penggugat adalah beralasan dan berdasarkan
hukum maka untuk itu dapat dikabulkan dengan perubahan redaksional
sebagaimana amar putusan;
Menimbang, bahwa dari keseluruhan pertimbangan tersebut, Majelis
Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat beralasan dan dapat
dikabulkan seluruhnya dengan verstek;
Menimbang,

bahwa

sesuai

pasal

192

R.Bg

yang

berbunyi

barangsiapa yang dinyatakan kalah dalam putusan hakim, maka ia akan


dihukum untuk membayar biaya perkara, maka oleh karena dalam perkara
ini gugatan Penggugat dikabulkan seluruhnya sehingga Tergugat adalah
sebagai pihak yang kalah maka Tergugat dihukum untuk membayar biaya
perkara ;
Memperhatikan, Pasal 149 RBg, Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975 serta ketentuan hukum lain yang berkaitan dengan
perkara ini;
MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat tidak pernah hadir di persidangan walaupun
telah dipanggil dengan sah dan patut;
2. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya dengan verstek;
3. Menyatakan secara hukum bahwa perkawinan antara Penggugat
dengan Tergugat yang dilaksanakan secara Agama Hindu dan Adat
Bali pada tanggal

24 Oktober

2004,

bertempat di Banjar Dinas

Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Kabupaten


Tabanan, sesuai dengan Surat Keterangan Perkawinan Umat Hindu,
Nomor : 474.2/140/2019/2016 , Putus karena perceraian ;

Halaman 13 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

4. Memerintahkan kepada Para pihak untuk mengirimkan sehelai salinan


putusan Pengadilan Negeri Tabanan ini yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap tanpa bermeterai kepada Kantor Dinas
Kependudukan

dan

Catatan

Sipil

Kabupaten

Tabanan

untuk

didaftarkan dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu ;


5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang sampai hari
ini ditetapkan sejumlah Rp 421.000,00 (empat ratus dua puluh satu
ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
pada hari Selasa tanggal 28 Maret 2016 oleh kami I Wayan Gede Rumega,
S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, Adhitya Ariwirawan, S.H., M.H., dan
Pulung Yustisia Dewi, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota,
putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada
hari Selasa tanggal 05 April 2016 oleh Ketua Majelis tersebut dengan
didampingi oleh Hakim-hakim Anggota dan dibantu oleh NI NENGAH
SUARNINGSIH, SH. sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh
Penggugat, tanpa hadirnya Tergugat ;
Hakim Anggota

Hakim Ketua Majelis

ADHITYA ARIWIRAWAN,SH.,MH.

I WAYAN GEDE RUMEGA, SH., MH.

PULUNG YUSTISIA DEWI, SH., MH


Panitera Pengganti

NI NENGAH SUARNINGSIH, SH.


Perincian Biaya Perkara nomor 36/Pdt.G/2016/PN Tab:
1. Biaya pendaftaran.

: Rp.

30.000,-

2. Biaya proses ..

: Rp.

50.000,-

3. Panggilan ...

: Rp

330.000,-

Halaman 14 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

4. Biaya materai......

: Rp.

6.000,-

5. Redaksi....

: Rp.

5.000,-

Jumlah ..

: Rp.

421.000,-

ABSTRAK

Halaman 15 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Menimbang, bahwa terkait dengan alasan perceraian tersebut


diatas dengan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab di Pengadilan Negeri
Tabanan, telah ada yurisprudensi yang bersifat tetap yaitu Putusan
Mahkamah

Agung

RI

Nomor

1320164K/Pdt/2000

tanggal

18

September 2003 yang pada pokoknya mengandung kaidah hukum


suami istri yang telah pisah tempat tinggal dan tidak saling
memperdulikan sudah merupakan fakta adanya perselisihan dan
pertengkaran, sehingga tidak ada harapan untuk hidup rukun
dalam

rumah

tangga

dan

dapat

dijadikan

alasan

untuk

mengabulkan gugatan ;
Dengan memperhatikan Undang-undanjg sebagai berikut:
berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor

23

mengatur

Tahun
bahwa

2006

tentang

perceraian

Administrasi

wajib

Kependudukan

dilaporkan

oleh

yang

bersangkutan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam


puluh) hari sejak putusan pengadilan tentang perceraian telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;

Pasal 34 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975


tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, yang menentukan bahwa: Suatu perceraian dianggap
terjadi

beserta

segala

akibat-akibatnya

terhitung

sejak

saat

pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor pencatatan oleh


Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam
terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

Halaman 16 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

PENGANTAR
Masalah perceraian dalam rumah tangga adalah hal yang kerap
terjadi di masyarakat, bukan hanya terjadi di kalangan artis tetapi
juga di kalangan masyarakat biasa. Masalah perceraian seharusnya
menjadi masalah yang serius dalam sebuah rumah tangga, ini tidak
boleh

diremehkan.

Dampak

dari

perceraian

bukan

hanya

melibatkan kedua belah pihak, suami dan istri, tetapi juga anakanak dan keluarga.
Faktor alasan penyebab terjadinya perceraian rumah
tangga memang bermacam-macam. Pemicu tingginya angka
perceraian di Indonesia pada umumnya adalah karena faktor
ekonomi dan kurangnya komunikasi yang baik antara suami dan
istri.
Masalah kasus perceraian pada dasarnya adalah masalah keluarga
dan hubungan antara suami dan istri yang tidak terjalin dengan
baik. Baik hal tersebut terjadi ketika awal pernikahan, di tengahtengah masa perkawinan dan lain sebagainya
Dampak akibat buruk bercerai bukan saja nantinya akan
berpengaruh pada kehidupan suami istri selanjutnya, akan tetap
mempunyai pengaruh yang buruk juga terhadap kehidupan anakanak dari ayah dan ibunya yang
bercerai di kemudian hari nantinya juga.

Halaman 17 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

ANALISIS
Kasus Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

NI KETUT SUARNI

perempuan,
umur

Lahir di Puncak Sari,

44

tahun,

pekerjaan

wiraswasta, agama Hindu, bertempat


tinggal

di

Banjar

Dinas

Baturiti

Tengah , Desa Baturiti, Kecamatan


Baturiti, Kabupaten Tabanan ;
Selanjutnya disebut sebagai .
PENGGUGAT ;

Melawan

I WAYAN SURATA

laki-laki, Lahir di Sarinbuana , umur


44 tahun, pekerjaan

wiraswasta,

bertempat tinggal di Banjar Dinas


Sarinbuana
Kecamatan

Desa

Wanagiri,

Selemadeg,

Kabupaten

Tabanan;
Selanjutnya disebut sebagai..
.TERGUGAT;

Halaman 18 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

SAKSI I

I WAYAN SUWECA
Bahwa

Saksi

keponakan

kenal

saksi

dengan

sedangkan

Penggugat

adalah

Tergugat

adalah

menantu saksi.
KETERANGAN:
-

Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat adalah keponakan saksi


sedangkan Tergugat adalah menantu saksi, bersedia disumpah dan
memberikan keterangan di depan persidangan ;

Bahwa Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan pada


tanggal 24 Oktober 2004 bertempat dirumah Tergugat di Banjar Dinas
Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan secara


agama Hindu ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dicatatkan di


kantor catatan sipil, hanya dicatatkan di kantor perbekel saja ;

Bahwa

Saksi

tidak

hadir

saat

Penggugat

dan

Tergugat

melangsungkan perkawinan ;
-

Bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan atas


dasar suka sama suka ;

Bahwa setelah perkawinan, Penggugat dan Tergugat tinggal dirumah


Tergugat di Selemadeg ;

Bahwa awal perkawinan, kehidupan rumah tangga Penggugat dan


Tergugat rukun dan harmonis, namun oleh karena perkawinan
Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai keturunan, akhirnya
Tergugat mencari perempuan lain dan hal tersebut diketahui oleh
Penggugat yang membuat hubungan antara Penggugat dan Tergugat
Halaman 19 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

menjadi tidak harmonis lagi. Oleh karena Penggugat tidak mau


dimadu, pada tanggal 29 Nopember 2011 Penggugat dan Tergugat
membuat Surat Pernyataan di Desa ;
-

Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah pisah rumah dimana


Penggugat sudah pulang kerumah orang tuanya ;

Bahwa isi dari surat pernyataan yang dibuat oleh Penggugat dan
Tergugat tersebut adalah kesepakatan antara Penggugat dan
Tergugat untuk bercerai ;

Bahwa Saksi pernah melihat bukti surat berupa Surat Keterangan


Perkawinan Umat Hindu dan Surat Pernyataan yang dibuat oleh

Penggugat dan Tergugat ;


Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai

keturunan ;
Bahwa setahu Saksi permasalahan Penggugat dan Tergugat sudah
pernah diselesaikan secara kekeluargaan secara kekeluargaan,
bahkan Tergugat sekarang sudah kawin tanpa seijin dari Penggugat ;

Bahwa menurut Saksi sepertinya antara Penggugat dan Tergugat


sudah tidak bisa membina rumah tangga dengan rukun karena
Tergugat kurang bertanggung jawab terhadap diri Penggugat ;

Bahwa Saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk rujuk


kembali namun tidak berhasil ;

Bahwa Tergugat tahu kalau Penggugat mengajukan gugatan di


Pengadilan ;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut Penggugat

membenarkannya ;

SAKSI II

: I GEDE BARETA ALMAHERA


Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat Penggugat
adalah bibi saksi sedangkan Tergugat adalah paman
saksi

KETERANGAN:

Halaman 20 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat Penggugat adalah bibi saksi


sedangkan Tergugat adalah paman saksi, bersedia disumpah dan
memberikan keterangan di depan persidangan ;

Bahwa Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan pada


tanggal 24 Oktober 2004 bertempat dirumah Tergugat di Banjar Dinas
Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan secara


agama Hindu ;

Bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dicatatkan di


kantor catatan sipil, hanya dicatatkan di kantor perbekel saja ;

Bahwa

Saksi

tidak

hadir

saat

Penggugat

dan

Tergugat

melangsungkan perkawinan ;
-

Bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan atas


dasar suka sama suka ;

Bahwa setelah perkawinan, Penggugat dan Tergugat tinggal dirumah


Tergugat di Selemadeg ;

Bahwa awal perkawinan, kehidupan rumah tangga Penggugat dan


Tergugat rukun dan harmonis, namun oleh karena perkawinan
Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai keturunan, akhirnya
Tergugat mencari perempuan lain dan hal tersebut diketahui oleh
Penggugat yang membuat hubungan antara Penggugat dan Tergugat
menjadi tidak harmonis lagi. Oleh karena Penggugat tidak mau
dimadu, pada tanggal 29 Nopember 2011 Penggugat dan Tergugat
membuat Surat Pernyataan di Desa ;

Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah pisah rumah dimana


Penggugat sudah pulang kerumah orang tuanya ;

Bahwa isi dari surat pernyataan yang dibuat oleh Penggugat dan
Tergugat tersebut adalah kesepakatan antara Penggugat dan
Tergugat untuk bercerai ;

Bahwa Saksi pernah melihat bukti surat berupa Surat Keterangan


Perkawinan Umat Hindu dan Surat Pernyataan yang dibuat oleh
Penggugat dan Tergugat ;
Halaman 21 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai

keturunan ;
Bahwa setahu Saksi permasalahan Penggugat dan Tergugat sudah
pernah diselesaikan secara kekeluargaan secara kekeluargaan,
bahkan Tergugat sekarang sudah kawin tanpa seijin dari Penggugat ;

Bahwa Saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk rujuk


kembali namun tidak berhasil ;

Bahwa

Tergugat

tahu

Penggugat

mengajukan

gugatan

ke

Pengadilan ;
Menimbang,

bahwa

atas

keterangan

Saksi

tersebut

diatas,

Penggugat membenarkannya ;

Saksi bersedia disumpah di depan Sidang Karena saksi masih ada


hubungan keluarga dengan pihak penggugat dan pihak tergugat.
Pengadilan Negeri tersebut,
Telah membaca berkas perkara yang bersangkutan;
Telah membaca surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan pihak Penggugat dan para Saksi ;
bahwa gugatan Penggugat sebagaimana diuraikan dalam surat
gugatannya tertanggal 14

Maret

2016 yang terdaftar di

Kepaniteraan PN. Tabanan pada tanggal 15

Maret

2016, Nomor

36/ Pdt.G /2016/ PN.Tab, telah mendalilkan beberapa hal;


Bahwa Penggugat adalah suami sah dari Tergugat yang telah
melangsungkan perkawinan secara Agama Hindu dan Adat Bali
pada tanggal

24 Oktober

2004,

bertempat di Banjar Dinas

Sarinbuana , Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Kabupaten


Tabanan, sesuai dengan Surat Keterangan

Perkawinan

Umat

Hindu, Nomor : 474.2/140/2019/2016 ;


dalam perkawinan tersebut Penggugat berkedudukan sebagai
Predana sedangkan Tergugat berkedudukan sebagai Purusa, dari
Halaman 22 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

perkawinan Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai keturunan ,


pada awalnya perkawinan Penggugat dengan Tergugat berjalan
rukun, damai, harmonis sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-undang Perkawinan bahwa perkawinan bertujuan untuk
mewujudkan

suatu

keluarga

yang

bahagia

dan

sejahtra

berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, dan tidak pernah terjadi


pertengkaran maupun perselisihan ;
keutuhan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tersebut tidak
berlangsung lama karena Penggugat belum memilki keturunan
sedangkan tergugat

mendesak terus agar cepat cepat punya

anak karena permasalahan belum memilki keturunan tersebut pada


akhirnya tergugat mencari perempuan lain

dan tergugat sendiri

tidak mau berpoligami karena merasa perkawinan sudah tidak bisa


dipertahankan lagi akhirnya tergugat dan penggugat

membuat

Surat Pernyataan tertanggal 29 Nopember 2011 dan sejak itu


Penggugat

akhirnya pergi meninggalkan rumah tergugat dan

pulang kerumah orang tua ;


Penggugat sudah berusaha untuk mempertahankan rumah tangga
Penggugat dengan Tergugat, sedangkan

tergugat

sendiri

menikah dengan perempuan lain dan telah memiliki

telah

anak, oleh

karena perkawinan antara penggugat dengan tergugat sudah tidak


bisa dipersatukan lagi dan penggugat juga sudah pulang kerumah
orang

tua

penggugat

untuk

memperjelas

menggambil

status

tindakan

gugatan cerai dan perkawinan

perkawinan

hukum

untuk

ini

maka

mengajukan

ke Pengadilan Negeri Tabanan.

Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya ;


pada

hari

persidangan

yang

telah

ditentukan

pihak

Penggugat telah datang menghadap, akan tetapi Tergugat tidak


datang menghadap, setelah sidang ditunda dan dipanggil lagi
Tergugat tetap juga tidak hadir dan tidak memberikan keterangan
Halaman 23 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

tentang ketidakhadirannya, meskipun telah dipanggil secara sah


dan patut oleh jurusita Pengadilan Negeri Tabanan dengan relas
panggilan tertanggal 17 Maret 2016 dan tanggal 22 Maret 2016
dengan

demikian

disebabkan

oleh

tidak

datangnya

sesuatu

halangan

Tergugat
yang

tersebut
sah,

tidak

sehingga

pemeriksaan perkara ini dilanjutkan tanpa kehadiran dari pihak


Tergugat. karena Tergugat tidak hadir maka upaya mediasi tidak
dapat dilaksanakan ;
pemeriksaan perkara ini dimulai dengan dibacakan surat gugatan
Penggugat, dan atas pembacaan surat gugatan tersebut Penggugat
menyatakan tetap pada gugatannya, untuk menguatkan dalil
gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat yang
telah diberi materai secukupnya dan setelah dicocokan dengan
yang aslinya ternyata telah sesuai.
maksud gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di
atas ;
Penggugat telah hadir menghadap, sedangkan Tergugat
tidak pernah hadir di persidangan meskipun telah dipanggil secara
patut dan sah, dengan demikian tidak datangnya Tergugat tersebut
tidak disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah, sehingga
pemeriksaan perkara ini dilanjutkan tanpa kehadiran dari pihak
Tergugat ;
Menimbang,bahwa

selanjutnya

Majelis

Hakim

akan

mempertimbangkan petitum gugatan Penggugat satu persatu ;


dalam petitum pertama, Penggugat menuntut agar gugatannya
dikabulkan untuk seluruhnya ;
untuk menentukan status dari petitum pertama tersebut sangat
tergantung dengan pertimbangan-pertimbangan dari petitum yang
lainnya, oleh karena itu status petitum pertama ini baru akan
ditentukan setelah Majelis Hakim mempertimbangkan petitum
lainnya;

Halaman 24 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Penggugat pada pokoknya adalah antara Penggugat dan Tergugat


telah melangsungkan perkawinan menurut Adat Bali dan Agama
Hindu pada tanggal 24 Oktober 2004, dan upacara pernikahannya
dilakukan di rumah Tergugat di Banjar Dinas Sarinbuana, Desa
Wanagiri, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan, dimana Penggugat
berkedudukan sebagai Predana, sedangkan Tergugat berkedudukan
sebagai Purusa.
karena merasa perkawinan sudah tidak bisa dipertahankan
lagi akhirnya tergugat dan penggugat membuat Surat Pernyataan
tertanggal 29 Nopember 2011 dan sejak itu Penggugat akhirnya
pergi meninggalkan rumah tergugat dan pulang kerumah orang
tua, dan sejak saat itu antara Pengugat dan Tergugat telah pisah
rumah hingga saat gugatan ini diajukan ;
berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Penggugat mohon agar
Pengadilan menyatakan putus perkawinan antara Penggugat dan
Tergugat karena perceraian, Majelis Hakim terlebih dahulu akan
mempertimbangkan

apakah

antara

Penggugat

dan

Tergugat

memang telah melaksanakan pernikahan secara sah menurut


hukum sebagaimana dimaksud pasal 2 UU No.1 Tahun 1974 yang
menjelaskan bahwa Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
itu. meskipun perkawinan antara Penggugat dan Tergugat belum
dicatatkan

di

kantor

dinas

catatan

sipil

menurut

peraturan

perundang-undangan yang berlaku, namun secara adat, agama


dan kepercayaan Penggugat dan Tergugat perkawinan tersebut
telah sah, sebagaimana telah dibenarkan oleh keterangan para
Saksi di persidangan.
berdasarkan keterangan Saksi-Saksi

1. I WAYAN SUWECA, Saksi 2. I

GEDE BARETA ALMAHERA pada awalnya setelah menikah Penggugat dan


Tergugat tinggal dirumahnya Tergugat dan membenarkan seluruh dalil
gugatan Penggugat . Menimbang, bahwa ternyata posita gugatan Penggugat
tersebut telah berkesesuaian

dengan

keterangan

para

Saksi

yang

Halaman 25 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

membenarkanya bahwa keutuhan rumah tangga antara Penggugat dan


Tergugat sudah tidak dapat dipersatukan lagi ;
berdasarkan uraian di atas dan memperhatikan pula asas umum keadilan
dan kepatutan, Majelis Hakim berpendapat perkawinan antara Penggugat
dan Tergugat tersebut sudah tidak dapat dipertahankan, karena salah satu
sendi dari perkawinan, yaitu adanya ikatan lahir batin, sudah tidak tercipta
lagi diantara Penggugat dan Tergugat, karena dalam rumah tangga
Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi kebersamaan dan keinginan
untuk tetap bersatu dalam ikatan rumah tangga .dengan demikian Majelis
Hakim

berpendapat

bahwa

alasan

ataupun

dalil-dalil

yang

telah

dikemukakan oleh Penggugat adalah telah terpenuhi dan sesuai dengan


pasal 19 huruf f

Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan


juga telah sesuai dengan yurispudensi tersebut di atas, sehingga petitum
kedua gugatan Penggugat agar perkawinannya dengan Tergugat dinyatakan
putus karena perceraian adalah beralasan dan dapat dikabulkan ;
agar mempunyai akibat hukum bagi para pihak maupun pihak ketiga
maka adanya perceraian ini haruslah didaftarkan pada daftar pencatatan
kantor pencatatan sipil. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 34 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menentukan bahwa:
Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya terhitung
sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor pencatatan oleh
Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung
sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap;
bahwa

berdasarkan

pertimbangan

tersebut

diatas

maka

diperintahkan kepada para pihak untuk melaporkan salinan Putusan


Perceraian ini dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
mempunyai kekuatan hukum tetap ke Kantor Dinas Kependudukan dan
Halaman 26 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Catatan Sipil Kabupaten Tabanan agar perceraian ini dicatat dan didaftarkan
dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu.
Menimbang, bahwa dari keseluruhan pertimbangan tersebut, Majelis
Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat beralasan dan dapat
dikabulkan seluruhnya dengan verstek;
Menimbang,

bahwa

sesuai

pasal

192

R.Bg

yang

berbunyi

barangsiapa yang dinyatakan kalah dalam putusan hakim, maka ia akan


dihukum untuk membayar biaya perkara, maka oleh karena dalam perkara
ini gugatan Penggugat dikabulkan seluruhnya sehingga Tergugat adalah
sebagai pihak yang kalah maka Tergugat dihukum untuk membayar biaya
perkara .

Metode yang digunakan Hakim untuk memutus perkara di atas


yaitu Metode Interpretasi secara Teleologis atau Sosiologis yaitu
cara penafsiran suatu ketentuan undang-undang untuk mengetahui
makna atau yang didasarkan pada tujuan kemasyarakatan. Metode
interpretasi undang-undang diterapkan pada suatu undang-undang
yang masih berlaku tetapi kurang berfungsi karena tidak sesuai lagi
dengan keadaan jaman. Terhadap undang-undang yang ada
diupayakan (melalui penafsiran) untuk dapat digunakan terhadap
peristiwa, hubungan, kebutuhan dan lingkungan masa kini dengan
tidak memperhatikan apakah itu pada saat diundangkannya sudah
dikenal atau tidak. Dengan lebih sederhana pengertian metode
interpretasi teleologis atau sosiologis dapat dikemukakan yaitu
merupakan upaya menyesuaikan peraturan perundang-undangan
dengan hubungan dan situasi sosial yang baru. Keadaan undangundang yang sebenamya sudah tidak sesuai lagi dengan zaman
dijadikan alat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi pada
saat sekarang.

Halaman 27 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Seperti kasus di atas terdapat Undang-undang yang sudah


usang tapi masih dipergunakan untuk memutus suatu perkara,
yaitu Undang-undang No.1 Tahun 1974. Contoh : UU No.1 Tahun 1974
yang menjelaskan bahwa Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu ;

Halaman 28 dari 28 halaman Putusan Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Tab

Anda mungkin juga menyukai