Anda di halaman 1dari 22

Tugas Individu

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen


PMB 561

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN


MENGGUNAKAN PENDEKATAN INSOURCING ATAU
OUTSOURCING DI PERUSAHAAN

Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)

Oleh
Ekko Harjanto (P056134242.51E)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

DAFTARISI

BAB

PENDAHULUAN .............................................................................. 3
A.
B.
C.
D.
E.

BAB

II

LATAR BELAKANG ....................................................................


RUMUSAN MASALAH ...............................................................
TUJUAN .....................................................................................
METODE PENULISAN ...............................................................
SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6


A.
B.
C.
D.

PERAN SISTEM INFORMASI ...................................................


INSOURCING DALAM SISTEM INFORMASI ...........................
OUTSOURCING DALAM SISTEM INFORMASI .......................
PERBEDAAN ANTARA INSOURCING
DAN OUTSOURCING ...............................................................
E. PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN
INSOURCING DAN OUTSOURCING .......................................
F. PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI DI INDONESIA .......................................
BAB

III

3
4
5
5
5

6
6
7
9

9
10

PEMBAHASAN ............................................................................... 11
A. ALASAN DAN PERTIMBANGAN
MEMILIH OPSI INSOURCING .................................................. 11
B. ALASAN DAN PERTIMBANGAN
MEMILIH OPSI OUTSOURCING .............................................. 13
C. OUTSOURCINGS TOP TEN .................................................... 18

BAB

IV

KESIMPULAN ................................................................................. 19

BAB

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 22

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini secara luas telah dipahami bahwa pengetahuan sistem informasi
penting bagi para manajer sebab kebanyakan organisasi memerlukan sistem
informasi agar dapat bertahan hidup dan berhasil baik.Sistem informasi dapat
membantu perusahaan memperluas jangkauan mereka sampai ke lokasi-lokasi yang
jauh, memperoleh berbagai macam bentuk, model dan aliran kerja baru, dan
kemungkinan juga bisa mengubah cara berbisnis. Sistem informasi memiliki banyak
peranan dalam suatu organisasi/institusi/perusahaan, diantaranya adalah turut serta
dalam pelaksanaan tugas rutin seperti mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan
pengendalian dalam sistem, mengkoordinasikan subsistem-subsistem, dan
mengintegrasikan subsistem-subsistem yang ada.Selain memiliki banyak peranan,
sistem informasi memiliki banyak kemampuan juga, dimana dengan kemampuan
yang dimiliki diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya-biaya
tertentu, meningkatkan servis terhadap konsumen, dan yang tidak kalah pentingnya
adalah adanya peningkatan dalam pengambilan keputusan.
Berkembangnya sistem informasi tersebut memacu setiap perusahaan
memiliki sebuah keunggulan kompetitif dalam industri, oleh karena itu perusahaan
wajib untuk memanfaatkan sistem informasi. Pada dasarnya suatu perusahaan
memang tak bisa lepas dari sistem informasi yang digunakan dalam menunjang
proses bisnis maupun proses inti bisnisnya. Sistem informasi saat ini sangatlah
berkembang pesat, semakin banyak ditemukan terobosan-terobosan baru yang
mempermudah para end user-nya untuk mengoperasikan sistem informasi tersebut
sesuai dengan kebutuhan mereka dan inovasi-inovasi atas sistem tersebut.
Persaingan dunia usaha saat ini menuntut untuk melakukan peningkatan
pada manajemenorganisasi atau perusahaan.Hal ini membuat organisasi harus
mampu mengelolaorganisasinya secara efektif dan efisien.Organisasi dituntut kreatif
untuk selalumemaksimalkan sumber daya yang minimal untuk mencapai hasil yang
maksimal.Hal ini tidak terlepas dari penggunaan tenaga kerja yang
ada.Kecenderungan saat ini perusahaan berusaha agar tenaga kerja inti yang ada di
lingkungan organisasi tersebut fokusuntuk menangani pekerjaan yang menjadi
bisnis inti (core business).InsourcingdanOutsourcing merupakan bentuk dari
pengambilan ketenagakerjaan yang adasaat ini.Tujuannya suatu perusahaan
menggambil bentuk dari pengambilan resource iniadalah agar perusahaan tersebut
dapat lebih fokus dalam pencapaian bisnis intinya ataucorebusinessnya sehingga
alangkah lebih baiknya jika perusahaan tersebut mengambil penunjang
pekerjaannya tersebut.
Beberapa pertanyaan penting yang dihadapi para manajer adalah bagaimana
mereka dapat mengembangkan sistem informasi dalam perusahaan atau
institusinya.Haruskah mereka membangun sendiri atau menyewa dari sumber3

sumber diluar atau meminta bantuan sumber-sumber diluar untuk membangun dan
mengembangkan sistem informasinya.Di masa lalu, sebagian besar perusahaan
membangun sendiri, menjalankan sendiri dan mengembangkan sendiri sistem
informasinya.Saat ini, semakin banyak perusahaan membangun dan
mengembangkan sistem informasinya melalui penyedia jasa eksternal.Penyedia
jasa pembangunan dan pengembangan sistem informasi semakin menjadi pilihan
menarik bagi banyak perusahaan.
Dalam mengembangkan dan menerapkan sistem informasi manajemen,
perusahaan memiliki beberapa alternatif pendekatan yang dapat dilakukan yaitu
pendekatan insourcing dan pendekatan outsourcing dengan berbagai kelemahan
dan kelebihannya. Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat
dilakukan melalui metode insourcing dan outsourcing.Perusahaan harus berhati-hati
dalam hal pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat.
Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah
dilakukan serta waktu yang terpakai akan terbuang sia-sia. Perusahaan dapat
membandingkan advantage dan disadvantage dari kedua alternatif tersebut. Masingmasing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap
salah satu metode pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya ketersediaan dana dan kemampuan tenaga
kerja.Pentingnya peran sistem informasi dalam sebuah perusahaan membuat setiap
perusahan harus memiliki sistem informasi yang baik agar dapat mendukung bisnis
dari perusahaan tersebut, tetapi tidak semua perusahaan melakukan
pengembangan sistem informasinya sendiri, karena berbagai alasan.Pada dasarnya
pengembangan sistem informasi sebuah perusahaan dapat dilakukanmelalui dua
metode yakniinsourcing dan outsourcing.Kedua metode tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing dalam membangun sistem informasi sebuah
perusahaan.Begitu pula dengan alasan pemilihan metode pengembangan yang
dilakukan oleh perusahaan yang juga harus memperhatikan kebutuhan dan kondisi
perusahaannnya. Berikut ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan
serta alasan perusahaan dalam pemilihan metode pengembangan sistem
informasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengkaji dan mengulas tentang bagaimana pengembangan sistem
informasi dengan menggunakan pendekatan insourcing atau outsourcing di
perusahaan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa alasan dan pertimbangan memilih opsi insourcing ?
2. Apaalasan dan pertimbangan memilih opsi outsourcing ?
3. Apa saja kriteria dari Outsourcings Top Ten?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan alasan-alasan
dan pertimbangan-pertimbangan bagi suatu perusahaan dalam pengambilan
keputusan pengembangan sistem informasinya, apakah akanmenggunakan opsi
insourcing atau opsi outsourcing.
D. METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan metode studi literatur dan kepustakaan,
referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media-media
lain seperti web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun menjadi lima bab, yaitu bab pendahuluan, bab tinjauan
pustaka, bab pembahasan, bab kesimpulan dan bab daftar pustaka. Adapun bab
pendahuluan terbagi atas: latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan. Bab tinjauan pustaka terdiri dari peran sistem
informasi, insourcing dalam sistem informasi, outsourcing dalam sistem informasi,
perbedaan antara insourcing dan outsourcing, penerapan dan pengembangan
sistem informasi dengan pendekatan insourcing dan outsourcing, dan penerapan
dan pengembangan sistem informasi di Indonesia. Sedangkan bab pembahasan
dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan dengan alasan dan pertimbangan
memilih opsi insourcing, alasan dan pertimbangan memilih opsi outsourcing, dan
kriteria dari Outsourcings Top Ten. Terakhir, babkesimpulan dan bab daftar
pustaka.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PERAN SISTEM INFORMASI


Peran sistem informasi menurut OBrien adalah untuk menunjang kegiatan
bisnis operasional, menunjang manajemen dalam mengambil keputusan, dan
menunjang
keunggulan
strategi
kompetitif
organisasi.Sistem
informasi
mengintegrasikan sumber daya manusia,teknologi (hardware, software dan jaringan
komunikasi), sumber data serta kebijakan dan prosedur kerja, untuk mengelola
(menyimpan, mengakses kembali, mengubah dan menyebarluaskan) informasi
dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi pada sebuah organisasi, dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Sistem pendukung operasional, (misalnya untuk mengefisienkan transaksi
bisnis, mengendalikan proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi),
dan;
2. Sistem pendukung manajemen, (misalnya untuk menyediakan laporan dan
tampilan, dukungan langsung pada proses pengambilan putusan).
Untuk dapat mendukung penerapan suatu sistem informasi secara efektif,
maka diperlukan beberapa komponen yang harus tersedia, yakni:
1. Teknologi yang menyediakan infrastruktur elektronik dan informasi untuk
perusahaan.
2. Pekerja informasi dalam suatu perusahaan yang menjalankan teknologi
informasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi pengembangan dan pengiriman sistem yang mendukung teknologi dan
user untuk bekerjasama.
4. Manajemen fungsi sistem informasi yaitu seluruh tanggung jawab dalam
memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan performance pekerja
dan perusahaan.
B. INSOURCING DALAM SISTEM INFORMASI
Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk
dipekerjakan guna kepentingan bisnis sebuah perusahaan. Misalnya perusahaan
ingin mengembangkan sistem e-commerce-nya dengan melimpahkannya kepada
staff TI-nya, tentunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan
tersebut.
Perusahaan yang menggunakan insourcing biasanya memberikan standar
tinggi akan tenaga kerja yang akan direkrutnya, atau mungkin lebih memilih untuk
merekrut karyawan profesional yang sudah berpengalaman. Tentunya akan lebih
6

sulit mendapatkannya dan apabila sudah menemukan calon karyawan yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan perusahaan sang calon karyawan akan
menginginkan timbal balik yang lebih besar daripada calon karyawan yang fresh
graduate.
Pengembangan tersebut dilakukan oleh para spesialis sistem informasi yang
berada dalam departemen terkait dengan sistem informasi ataupun teknologi seperti
departemen EDP (Electronic Data Processing), IT (Information Technology), atau IS
(Information System). Pengembangan sistem informasi umumnya dilakukan dengan
menggunakan SDLC (Systems Development Life Cycle) atau daur hidup
pengembangan sistem. Dengan menggunakan SDLC ini, organisasi akan mengikuti
6 langkah penting, yang mencakup berbagai tahapan berikut:
1. Perencanaan, yaitu membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang
memenuhi rencana-rencana strategis dalam organisasi.
2. Penentuan lingkup, yaitu menentukan lingkup sistem yang diusulkan untuk
dibangun.
3. Analisis, yaitu menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan.
4. Desain, yaitu merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diperoleh pada tahapan analisis.
5. Implementasi, yaitu membuat sistem dan menyiapkan infrastruktur untuk sistem.
6. Pemeliharaan, yaitu mendukung sistem yang telah berjalan.
Pendekatan SDLC biasa disebut sebagai pengembangan tradisional dan
mempunyai kelemahan yakni pengembangannya lambat dan mahal.Selain itu,
pemakai akhir kurang terlibat sehingga rawan terhadap ketidakcocokan dengan
yang diinginkan oleh pemakai.
C. OUTSOURCING DALAM SISTEM INFORMASI
Jika perusahaan tidak ingin menggunakan sumber-sumber internalnya untuk
membangun dan mengembangkan sistem informasinya, maka perusahaan dapat
menyewa organisasi eksternal yang mengkhususkan diri pada layanan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Proses pengalihan operasi dalam organisasi yang
terpusat pada komputer, jaringan telekomunikasi, atau pengembangan aplikasi
kepada pemasok eksternal, disebut outsourcing. Penyedia jasa aplikasi (ASP)
seperti diuraikan tersebut adalah satu bentuk outsourcing.Perusahaan pelanggan
ASP dapat menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang disediakan
oleh ASP sebagai platform teknis untuk sistemnya.Bentuk outsourcing lainnya
adalah perusahaan menyewa vendor eksternal untuk merancang dan membuat
perangkat lunak bagi sistemnya, namun perusahaan itulah yang nantinya
mengoperasikan sistemnya.

Outsourcing menjadi terkenal karena sebagian organisasi menganggapnya


lebih hemat daripada memiliki sendiri pusat komputer atau staf sistem informasi.
Para penyedia layanan outsourcing menarik keuntungan dari skala ekonomi ini
(pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas yang sama bisa dibagi-pakai dengan
beberapa pelanggan berbeda) dan memiliki kemungkinan besar untuk menetapkan
harga bersaing untuk layanan sistem informasi. Outsourcing memungkinkan
perusahaan yang memiliki fluktuasi kebutuhan dalam hal pemrosesan komputer,
untuk mengeluarkan uang hanya untuk apa yang dipakai, daripada membangun
sendiri pusat komputernya yang berarti pemborosan sewaktu tidak ada kebutuhan
yang mendesak. Sebagian perusahaan melakukan outsourcing karena staf sistem
informasi internal mereka tidak bisa menghadapi perubahan teknologis atau praktik
bisnis inovatif, atau karena mereka ingin tidak direpotkan dengan hal-hal seperti itu.
Tidak semua organisasi mendapatkan keuntungan dari outsourcing, dan
kerugian dari outsourcing berpotensi menciptakan masalah serius bagi organisasi
jika mereka tidak memahami dan mengelolanya dengan benar.Sebagian besar
perusahaan meremehkan biaya yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi vendor penyedia jasa teknologi informasi, untuk beralih ke vendor
lain, dan untuk memonitor vendor agar memastikan mereka memenuhi kewajiban
mereka.Biaya-biaya tersembunyi ini dapat dengan mudah memotong keuntungan
yang sudah diantisipasi dari outsourcing. Jika perusahaan dapat mengalokasi
kewajiban untuk mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasinya kepada
organisasi lain, maka ia dapat kehilangan kendali atas fungsi sistem informasinya.
Jika organisasi tidak mampu bernegosiasi atas kontrak perjanjian, maka
ketergantungannya pada vendor dapat mengakibatkan biaya yang besar atau
kehilangan kendali atas arah teknologi.Perusahaan harus waspada saat
menggunakan outsourcer untuk mengembangkan atau mengoperasikan aplikasi
yang dapat memberikan beberapa tipe keuntungan kompetitif.
Menurut OBrien dan Marakas (2010) dalam bukunya Introduction to
Information Systems, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah
barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi
sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga.Dalam
kaitannya dengan sistem informasi, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi
sistem informasi secara luas dengan mengontrak penyedia layanan eksternal.Atau
dapat dikatakan bahwa outsourcing merupakan pemindahan atau pengalihan
tanggung jawab kepada pihak ke dua dalam hal ini adalah tenaga kerja.
Melalui outsourcing, perusahaan dapat membeli sistem informasi yang sudah
tersedia, atau sudah dikembangkan oleh perusahaan outsource. Perusahaan juga
dapat meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi sistem yang sudah ada.
Perusahaan juga dapat membeli software dan meminta perusahaan outsource untuk
memodifikasi software tersebut sesuai keinginan perusahaan. Lewat outsourcing
perusahaan dapat meminta untuk mengembangkan sistem informasi yang benarbenar baru atau pengembangan dari dasar.

D. PERBEDAAN ANTARA INSOURCING DAN OUTSOURCING


Setelah membaca penjelasan di atas mengenai pengertian dari Insourcing
danOutsourcing maka dapat diartikan perbedaan antara Insourcing dan
Outsourcing.Insourcing adalah perusahaan memaksimalkan sumber daya manusia
yang dimilikinya untuk kepentingan bisnis perusahaannya.Sedangkan yang disebut
dengan outsourcing merupakan karyawan yang direkrut dari pihak ke dua untuk
menempati posisi tertentu dan bekerja sebagai karyawan pihak pertama. Misalkan
PT A membutuhkan tenaga kerja yang mampu mengerjakan pekerjaan spesifik
seperti membuat sebuah program untuk pengembangan sistem informasi sebuah
perusahaan, untuk itu PT A meminta kepada PT B menyediakan tenaga kerja sesuai
dengan spesifikasi yang diberikan kepada PT A. Apabila PT B menyanggupi
permintaan tersebut dan mampu memberikan sejumlah tenaga kerja yang diminta
dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta maka karyawan tersebut akan
berpindah-tangan kepada PT A dengan durasi kontrak tertentu sesuai dengan
perjanjian.
E. PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
PENDEKATAN INSOURCING DAN OUTSOURCING

DENGAN

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa dalam mengembangkan serta


menerapkan suatu sistem informasi dan manajemen dalam perusahaan, terdapat
beberapa pilihan pendekatan yang dapat dilakukan, yakni:

Pendekatan Insourcing: penerapandan pengembangan sistem informasi


dilakukan oleh internal perusahaan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu
sendiri dan biasanya terdapat divisi atau departemen information and
communicatuion technology yang bertugas untuk mengurus hal ini.

Pendekatan Outsourcing: penerapan dan pengembangan sistem informasi


diserahkan kepada perusahaan lain yang dianggap lebih kompeten di bidang
tersebut dan bukan dilakukan oleh internal perusahaan. Faktor utama yang
mendorong pendekatan ini adalah efisiensi sumber daya.

Setiap pendekatan tentunya memiliki kelebihan serta kekurangannya masingmasing, namun begitu pada dasarnya setiap pendekatan adalah baik hanya tinggal
bagaimana menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.Seperti
misalnya pendekatan insourcing, pendekatan ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk
pengembangan sistem informasi, namun terbatas dari sisi biaya. Hal ini dikarenakan
biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi cukup mahal jika harus membeli
dari pihak lain. Kelemahan dari sistem ini waktu pengembangan dan penerapan
menjadi lama dari biasanya.
Sementara itu pendekatan outsourcing biasanya diterapkan oleh perusahaan
yang kurang memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam pengembangan
sistem informasi, namun memiliki dana yang cukup untuk membeli sistem yang
sudah jadi dari pihak diluar perusahaan.
9

Sedangkan kekurangan dari pendekatan ini adalah kontrol perusahaan dalam


proses pembuatan menjadi kurang, membutuhkan biaya yang besar serta
membentuk ketergantungan terhadap perusahaan yang menyediakan jasa
outsource ini.
F. PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI INDONESIA
Dewasa ini, banyak perusahaan-perusahaan bisnis di Indonesia yang telah
menerapkan sistem informasi untuk menunjang kinerja bisnisnya secara
signifikan.Sistem informasi tidak lagi hanya digunakan untuk pemrosesan data
ataupun penyimpanan data, namun telah digunakan secara luas untuk membantu
dalam pengambilan keputusan, intelijen bisnis, sarana komunikasi dengan
konsumen dan lain sebagainya.
Selain itu, pertumbuhan penerapan dan pengembangan sistem informasi di
Indonesia dapat dilihat dari menjamurnya perusahaan-perusahaan yang
menerapkan dan mengembangkan sistem informasi secara internal atau insourcing
maupun semakin banyak berkembangnya perusahaan-perusahaan yang
menyediakan jasa pembangunan, penerapan dan pengembangan sistem informasi
secara outsourcing.Hal ini tentu sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan
sistem informasi baik dalam dunia bisnis maupun lingkungan lainnya.

10

III. PEMBAHASAN

A. ALASAN DAN PERTIMBANGAN MEMILIH OPSI INSOURCING


Insourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang hanya
melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Sistem
informasi mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk memberikan
pengarahan dan pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem
bertukar input dan output dengan lingkungannya.
Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing antara lain dalam
rangka mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas
dengan outsourcing kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya.Beberapa
organisasi merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan
pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan mereka
daripada dengan meng-outsourcing-kannya.
Insourcing dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.
2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak
dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.
3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
Keuntungan/keunggulan Insourcing
Keunggulan dalam menerapkan metode insourcing diantaranya:

Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan


perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem
dalam perusahaan.
Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak
perusahaan.
Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera
dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.
Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap
sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan
perusahaan tersebut.
Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data
lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
11

Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan


lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dikontrol.
Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif sebab sekaligus menunjukkan
kemandirian dalam berusaha dan menambah rasa percaya diri perusahaan akan
kemampuannya.
Rasa ikut memiliki yang dimiliki oleh pihak karyawan sehingga dapat mendukung
pengembangan sistem yang sedang dijalankan dan tidak adanya konflik
kepentingan bila dibandingkan dengan outsourcing.
Cocok untuk pengembangan sistem dan proyek yang kompleks.
Kedekatan departemen yang mengelola sistem informasi dengan end-user
sehingga akan mempermudah dalam mengembangkan sistem sesuai dengan
harapan.
Pengambilan keputusan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sendiri tanpa
adanya intervensi dari pihak luar.

Kelemahan/kekurangan Insourcing
Kelemahan dalam menerapkan metode insourcing adalah:

Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi


informasi.
Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga
pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu
perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang
teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga
ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
Adanya demotivasi dari karyawan yang ditugaskan untuk mengembangkan
sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan kesalahan/resiko yang
terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
Perlu waktu yang lama untuk mengembangkan sistem karena harus dimulai dari
nol.
Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran
pengembang memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para
pengembang merasa putus asa.
Batasan biaya dan waktu yang tidak jelas karena tidak adanya target yang
ditetapkan sehingga sulit untuk diprediksi oleh perusahaan.
Perubahan budaya yang sulit jika diatur oleh karyawannya sendiri.

12

B. ALASAN DAN PERTIMBANGAN MEMILIH OPSI OUTSOURCING


Sistem informasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi.Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat
menyediakan informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting
pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka
terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi
baru. Perusahaan besar saat ini yang core business-nya sudah skala besar dan
keuntungan yang didapat sudah besar maka mereka akan lebih cenderung
menggunakan tenaga kerja outsource karena tenaga kerja yang ada sudah terampil
dan tidak perlu lagi pelatihan untuk bekerja pada jabatan tertentu, resiko akan
kehilangan karyawan tersebut juga relatif kecil karena karyawan memiliki kontrak
dengan sang outsource provider. Bagi sang perusahaan beban pajak dan beban lain
karena menggunakan jasa pihak ke dua tidaklah terlalu penting, bagi mereka yang
terpenting adalah keuntungan yang besar karena kinerja para karyawannya untuk
memajukan perusahaan juga mencapai visi dan misi perusahaan.
Keunggulan yang lain yang dapat didapat dari perusahaan pengguna jasa
adalah perusahaan dapat mengevaluasi kinerja dari karyawan yang bersangkutan,
sehingga perusahaan dapat memberhetikan karyawan apabila kinerjanya menurun
atau tidak sesuai dengan ekspektasi. Perusahaan pengguna jasa berhak penuh
akan pemberian insentif atau bonus kepada karyawan outsource. Sedangkan
perusahaan yang menggunakan insoucrce biasanya adalah perusahaan yang belum
terlalu besar, karena mereka lebih mementingkan cost yang keluar apakah
sebanding dengan apa yang akan didapatkannya untuk dalam jangka waktu dekat.
Terkecuali karyawan yang ditugaskan sudah memiliki background pengalaman yang
mumpuni untuk melakukan pekerjaan tersebut, tentunya tidak murah untuk menggaji
karyawan profesional.
Perusahaan memiliki wewenang penuh untuk menggunakan tenaga kerja
yang diinginkan baik insource ataupun outsource. Setiap kebijakan yang diambil
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hanya tergantung dari sisi
mana melihatnya, ingin melihat perubahan dalam jangka panjang atau pendek,
dilihat dari sisi efektif atau tidak, efisien atau tidak, cost yang dikeluarkan besar atau
tidak. Hal tersebut dapat dilihat dari kepentingan perusahaan tersebut.Untuk dapat
lebih efektif maka disarankan adanya:

Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan provider jasa outsource


dengan bekerja sama, perubahan, atau permasalahan yang terjadi.
Tenaga outsource telah ditraining terlebih dahulu agar memiliki
kemampuan/ketrampilan.
Memperhatikan hak dan kewajiban baik pengguna outsource maupun tenaga
kerja yang ditulis secara detail dan menginformasikan apa yang menjadi hakhaknya.

Alasan suatu perusahaan mengambil langkah outsourcing adalah


dikarenakan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam memasuki pasar
international dan mendapatkan keuntungan.Pengambilan langkah dengan
13

menggunakan outsourcing merupakan kebijakan dari perusahaan, sehingga


perusahaan dihadapkan pada beberapa keuntungan dan tantangan kedepannya.
Outsourcing dapat berupa meminta pihak ketiga untuk melaksanakan proses
pengembangan sistem informasi termasuk pelaksana sistem informasi. Pihak
perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta
maintenance sistem kepada pihak ketiga. Menurut OBrien dan Marakas (2006),
beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai
alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi Sumberdaya Informasi
diantaranya:
1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.
2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi.
3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan.
4. Faktor waktu/kecepatan.
5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu
yang cukup lama.
6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.
Keuntungan/keunggulan Outsourcing
Keuntungan dengan menerapkan metode outsourcing adalah:

Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri
fasilitas sistem informasi.
Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang sistem
informasi.
Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource dalam
mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
Mempersingkat waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih
sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan
perusahaan.
Fleksibel dalam merespon perubahan sistem informasi yang cepat sehingga
perubahan arsitektur sistem informasi berikut sumberdayanya lebih mudah
dilakukan karena perusahaan outsource sistem informasi pasti memiliki pekerja
yang kompeten dan memiliki skill yang tinggi, serta penerapan teknologi terbaru
dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource.
Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
Perusahaan dapat mengonsentrasikan diri pada bisnis yang ditangani.
Masalah mengenai hardware, sofware, dan maintenance sistem merupakan
tanggung jawab pihak vendor.
Lebih praktis serta waktu pengembangan sistem informasi relatif lebih cepat,
efektif, dan efisien karena dikerjakan oleh orang yang profesional di bidangnya.
Penghematan waktu proses dapat diperoleh karena beberapa outsourcer dapat
dipilih untuk bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.
Dapat membeli partner/provider sesuai anggaran dan kebutuhan.
14

Memudahkan akses pada pasar global jika menggunakan vendor yang


mempunyai reputasi baik.
Resiko ditanggung oleh pihak ketiga.
Resiko kegagalan yang tinggi dan biaya teknologi yang semakin meningkat,
akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika menyerahkan pengembangan
sistem informasi kepada outsourcer agar tidak mengeluarkan investasi
tambahan.
Biaya pengembangan sistem informasi dapat disesuaikan dengan anggaran dan
kebutuhan perusahaan.
Mahal atau murahnya biaya pengembangan sistem informasi tergantung jenis
program yang dibeli.
Mengurangi resiko penghamburan investasi jika penggunaan sumber daya
sistem informasi belum optimal.
Jika hal ini terjadi maka perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem
yang optimal pada saat-saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem
informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.
Dapat digunakan untuk meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tak
perlu ada aset untuk teknologi informasi.
Memfasilitasi downsizing sehingga perusahaan tak perlu memikirkan
pengurangan pegawai.
Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan di masa datang.
Sistem yang dibangun perusahaan outsource biasanya merupakan teknologi
yang terbaru, sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan
pengguna.
Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Dapat diintegrasikan dengan software yang telah ada.
Secara keseluruhan pendekatan outsourcing termasuk pendekatan dengan
biaya yang rendah dibandingkan dengan insourcing, karena risiko kegagalan
dapat diminimalisir.

Kelemahan/kekurangan Outsourcing
Disamping keunggulan yang telah disampaikan di atas, penerapan metode
outsourcing juga memiliki kelemahan, diantaranya:

Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya


peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan
atau pembocoran informasi perusahaan.
Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem
dalam perusahaan tersebut.
Transfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi
sepenuhnya dilakukan oleh vendor.
Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena
pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan
umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
15

Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.


Manajemen perusahaan membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama
dan perusahaan harus membayar lisensi program yang dibeli sehingga ada
konsekuensi biaya tambahan yang dibayarkan.
Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi
ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.
Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan.
Mungkin saja pihak outsourcer tidak fokus dalam memberikan layanan karena
pada saat yang bersamaan harus mengembangkan sistem informasi klien
lainnya.
Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsource-kan.
Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi
gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan
jika aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada pada outsourcer yang harus
dihubungi terlebih dahulu.
Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak
kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.
Kehilangan kendali terhadap sistem informasi dan data karena bisa saja pihak
outsourcer menjual data dan informasi perusahaan ke pesaing.
Adanya perbedaan kompensasi dan manfaat antara tenaga kerja internal
dengan tenaga kerja outsourcing.
Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan karena pihak outsourcer tidak
dapat diharapkan untuk menyediakan semua kebutuhan perusahaan karena
harus memikirkan klien lainnya juga.
Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3 tahun,
maka dapat mengurangi fleksibilitas seandainya kebutuhan bisnis berubah atau
perkembangan teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya
penurunan harga, maka perusahaan harus merundingkan kembali kontraknya
dengan pihak outsourcer.
Ketergantungan dengan perusahaan pengembang SI akan terbentuk karena
perusahaan kurang memahami SI/TI yang dikembangkan pihak outsourcer
sehingga sulit untuk mengembangkan atau melakukan inovasi secara internal di
masa mendatang.
Dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh outsourcing munculberbagai
pertimbangan kenapa suatu perusahan memilih metode ini.Berbagai manfaat dapat
dipetik dari melakukan outsourcing, seperti penghematan biaya (cost saving),
perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan utamanya (core business), dan
akses
pada
sumber
daya
(resources)
yang
tidak
dimiliki
oleh
perusahaan.Kebanyakan organisasi memilih outsourcing karena mendapatkan
keuntungan dari biaya rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (highquality services).Selain itu, outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam
memanfaatkan penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan
lebih baik.Outsourcing juga memungkinkan organisasi untuk mengakses modal
intelektual, berfokus pada kompetensi inti, mempersingkat waktu siklus pengiriman
dan mengurangi biaya secara signifikan. Dengan demikian, organisasi akan merasa
16

outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk membantu meningkatkan


bisnis mereka.
Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan
yang lebih besar jika dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan
penjual.Hal ini dikarenakan outsourcer mempercayakan informasi penting
perusahaan kepada mitra outsourcing-nya. Salah satu kunci kesuksesan dari
outsource adalah kesepakatan untuk membuat hubungan jangka panjang (long term
relationship) tidak hanya kepada proyek jangka dekat. Alasannya sangat sederhana,
yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis dari perusahaan. Perusahaan juga
akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih outsourcing
adalah harga,reputasi yang baik dan pengalaman dari pihak provider outsourcing,
tenaga kerja yangdimiliki oleh pihak provider, pengetahuan pihak provider mengenai
bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan, dan eksistensinya, serta beberapa faktor
pendukung lainnya.Langkah pelaksanaan outsourcing, apa yang perlu dilakukan dan
langkah apa yang selanjutnya perlu dikerjakan agar outsourcing dapat berjalan
dengan lancar serta berhasil. Ada 7 langkah pokok yang perlu dilakukan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perencanaan outsourcing.
Pemilihan strategi.
Analisis biaya.
Pemilihan pemberian jasa.
Tahap negosiasi.
Transisi sumber daya.
Pengelolaan hubungan.
Hal-hal yangmenjadi pertimbangan dalam memilih outsourcing adalah:

1. Harga.
2. Reputasi yang baik dari pihak outsourcing provider.
3. Tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider outsourcing sesuai dengan
yangdibutuhkan oleh perusahaan.
4. Pihak provider perusahaan mengetahui bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan.
5. Pengalaman pihak provider outsource.
6. Eksistensinya dan lain-lainnya.
Adapun masalah yang terjadi ketika melakukan penggunaan outsourcing adalah:
1. Saat penentuan partner outsourcing. Bahwa pihak provider outsourcing harus
betul- betul mengetahui apa yang betul-betul di butuhkan oleh pihak perusahaan
danmenjaga hubungan yang baik dengan pihak provider outsourcing.
2. Pelanggaran ketentuan outsourcing. Agar biaya produksi perusahaan berkurang,
perusahaan terkadang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan
sehinggaseringterjadi demo para buruh-buruh yang ada.
3. Pihak provider outsourcing sering memotong gaji para pekerja tanpa ada
batasannya, sehingga yang mereka terima menjadi sedikit karena berkurang
lebih banyak.
17

C. Outsourcings Top Ten


Secara global untuk lebih mudahnya dalam melakukan pengembangan
sistem informasi melalui pilihan opsi outsourcing agar berjalan dengan baik dan
sukses sesuai yang diharapkan perusahaan ataupun end-user, maka perlu
diperhatikan sepuluh alasan perusahaan melakukan outsourcing, faktor-faktor
keberhasilan outsourcing, faktor-faktor dalam seleksi vendor, dan bidang-bidang
yang di-outsourcing-kan sebagaimana termuat dalam Tabel Outsourcings Top Ten,
berikut ini:

Table Outsourcings Top Ten


Top 10 Reasons Companies Outsource

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Reduce and control operating costs


Improve company focus
Gain access to world-class capabilities
Free internal resources for other purposes
Necessary resources are not available
internally
Accelerate reengineering benefits
Function is difficult to manage internally or
is out of control
Make capital funds available
Share risks
Cash infusion

Top 10 Factors for Successful Outsourcing

1. Understand
company goals
and
objectives
2. A strategic vision and plan
3. Select the right vendor
4. On going management of
the
relationships
5. A properly structured contract
6. Open communication with affected
individuals/groups
7. Senior
executive
support
and
involvement
8. Careful attention to personnel issues
9. Near-term financial justification
10. Use of outside expertise

Top 10 Factors in Vendor Selection

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Commitment to quality
Price
References/reputation
Flexible contract terms
Scope of resources
Additional value-added capability
Cultural match
Existing relationship
Location
Other

Top 10 IT Areas Being Outsourced

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Maintenance and repair


Training
Applications development
Consulting and reengineering
Mainframe data centers
Client/server services and
administration
7. Network administration
8. Desktop services
9. End-user support
10. Total IT outsourcing

18

IV. KESIMPULAN

Sistem informasi berperan penting dalam keberhasilan bisnis karena sistem


informasi dapat berfungsi sebagai sistem pendukung operasi (operations support
system) yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan,
selain itu sistem informasi juga berperan didalam sistem pendukung manajemen
(management support system) yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan
manajerial kearah yang lebih baik. Metode pembangunan dan pengelolaan informasi
dapat berupa pendekatan insourcing dan outsorcing.Setiap metode pengembangan
dan pengelolaan informasi baik itu insourcingmaupun outsorcing, memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga penggunaanya sangat
tergantung kepada kebutuhan.
Outsourcing tidak hanya memberi manfaat bagi usaha, seperti meningkatnya
nilai perusahaan, meningkatkan fleksibilitas operasi, mengurangi biaya dan
perusahaan bisa lebih fokus pada kompetensi inti, namun outsourcing juga diikuti
oleh munculnya resiko-resiko baru seperti penurunan dalam kinerja sistem,
penurunan moral staf, atau hilangnya kemampuan inovatif.Resiko tersebut
menyebabkan munculnya biaya-biaya yang tersembunyi (hidden cost). Resikoresiko sebagaimana dimaksud umumnya muncul bila keputusan outsourcing
didasari semata-mata oleh dorongan untuk memotong biaya dan pemilihan sistem
informasi yang akan di-outsource dilakukan secara sembarangan.
Untuk meminimalkan risiko tersebut pengambil keputusan harus memisahkan
fungsi sistem informasi yang tidak memiliki nilai tambah dari fungsi kompetensi inti
sistem informasi yang memiliki nilai tambah.Pengambil keputusan harus bisa
menentukan tingkat resiko yang bisa ditolerir pada biaya yang paling minimal.
Pertimbangan terhadap resiko, biaya dan manfaat dari aktifitas outsourcing akan
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcing atau
tidak.Sebelum melakukan pengembagan sistem informasi, manajemen harus bisa
menganalisa sejak dini kebaikan dan keburukan proses sourcing yang dilakukannya,
apakah telah sesuai dengan strategi dan misi perusahaan dan bagaimana
dampaknya pada kinerja organisasi saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Setelah menentukan strategi sourcing yang akan digunakan, perusahaan harus
melakukan penyesuaian agar model sourcing yang dipilih tidak berbenturan dan
sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis, baik internal maupun eksternal.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan melakukan pengembangan sistem
informasi menggunakan insourcing danoutsourcingpada pembahasan maka
perusahaan sebaiknya memilih untuk melakukan outsourcing jika:

Perusahaan memiliki TI support yang terbatas dan kebutuhan tersebut yang


mendesak.
Ketika perusahaan menginginkan perubahan model bisnis menjadi service
oriented, yang sangat sulit untuk diimplementasikan sendiri.
19

Ketika perusahaan memiliki kebutuhan teknologi dan sistem informasi yang


sering berubah.
Ketika perusahaan ingin berfokus ke operasional bisnis organisasinya.

Kemudian
Outsourcing:

perusahaan

perlu

memperhatikan

hal-hal

penting

dalam

Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi


dengan hati-hati. Pihak luar yang dipilih memiliki pengalaman.
Menandatangani kontrak. Kontrak dimaksudkan sebagai pengikat tanggung
jawab dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam melanjutkan atau
menghentikan proyek jika terjadi masalah selama masa pengembangan.
Merencanakan dan memonitor setiap langkah dalam pengembangan agar
keberhasilan proyek benar-benar tercapai.
Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan
pihak pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan
selama proyek berlangsung.
Mengendalikan biaya dengan tepat dengan misalnya memperhatikan proporsi
pembayaran berdasarkan persentasi tingkat penyelesaian proyek.

Dalam menentukan strategi mana yang akan digunakan dalam suatu


perusahaan, sangattergantung dari situasi yang ada. Tentu saja dengan
mempertimbangkan pula keunggulan dankelemahan serta manfaat dan resiko yang
mungkin dialami oleh perusahaan. Misalnya: outsourcing dapat dijadikan pilihan jika
dibutuhkan waktu yang cepat dalam pengembanganaplikasi atau jika perusahaan
memiliki sejumlah proses bisnis non-inti yang memerlukan banyak waktu, usaha,
dan sumberdaya untuk dilaksanakan.
Outsourcing dalam hal ini, akan membantu menghemat waktu, usaha, tenaga
kerja dan jugaakan membantu pengiriman yang lebih cepat untuk pelanggan
perusahaan. Sebaliknya, insourcing lebih tepat untuk dipilih jika suatu aplikasi
merupakan inti bisnis perusahaan atau jika telah ada suatu divisi khusus dalam
perusahaan yang ahli dalam suatu bidang tertentu.Hal ini akan dapat menghemat
biaya dan perusahaan memiliki kontrol yang lebih baik atas pekerjaan yang
dilakukan.Perusahaan tidak harus memilih insourcing atau outsourcing, atau
sebaliknya.Suatu perusahaan dapat melakukan semua strategi pada saat yang
sama. Dengan melakukansecara bersamaan, maka perusahaan akan dapat memiliki
apa yang terbaik dari yangditawarkan kedua strategi di atas dan bisnis akan
mendapatkan keuntungan kompetitif.
Metode insourcing sebaiknya digunakan ketika perusahaan yakin bahwa
metode tersebut memang tepat. Beberapa keunggulan dari insourcing yaitu bahwa
karena yang mengembangkan sistem informasi adalah karyawan yang bekerja di
perusahaan itu maka ia mengerti dan paham mengenai apa yang dibutuhkan
perusahaan, selain itu perusahaan juga menghemat biaya tenaga kerja. Tetapi perlu
dipikirkan juga bahwa pengembangan tersebut tidak akan menggangu pekerjaan
rutin si karyawan, sehingga pengerjaannya akan fokus. Apabila ternyata

20

mengganggu maka akan mengakibatkan pengembangan tersebut justru memakan


waktu yang lama.
Proses outsourcing sebaiknya dikomunikasikan dan diinformasikan kepada
berbagai divisi yang ada pada perusahaan tersebut termasuk staff bagian IT,
sehingga ketika outsourcing dilaksanakan para staf memahami pentingnya keahlian
dan teknologi baru bagi perusahaan mereka dandidorong untuk memperoleh
keahlian baru tersebut.Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan
vendor yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan
kerjasama jangka panjang sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra
perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis,
maupun tujuan finansial.

21

V. DAFTAR PUSTAKA

1. OBrien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial.


Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
2. Laudon, Kenneth C. & Jane P. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Mengelola
Perusahaan Digital. ANDI. Yogyakarta.
3. Yassar.2009. Cara Memilih Vendor Outsourcing. http://indosdm.com/caramemilih-vendor-outsourcing.
4. Dani Firmansyah. Pertimbangan Penerapan Insourcing / Outsourcing Sistem
dan TeknologiInformasi Dalam Perusahaan.
5. Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Proses Bisnis
Outsourcing. PT.Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
6. Maurice F. Greaves II. 1999. Strategic Outsourcing, a Struktured Approach to
Outsourcing Decisions and Initiatives. USA: Amerika Management Association.
7. Mia Widhi Astuti. Pengembangan Sistem Informasi Menggunakan Insourcing,
Outsourcing dan Co-sourcing Kelebihan dan kekurangannya.
8. OBrien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems,
fifteenthedition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
9. Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
10. Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, MSc. dan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Sistem
Informasi Manajemen (PMB 561). Diktat Mata Kuliah SIM, MB-IPB, 2014.
11. http://analisa.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/08/01/pengembangan-sisteminformasi-outsourcing-vs-insourcing/
12. http://en.wikipedia.org/wiki/Insourcing
13. http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing

22

Anda mungkin juga menyukai