PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.1.1
Hibridisasi
Hibridisasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui penggabungan
antarorbital
senyawa kovalen atau kovalen koordinasi.Teori hibridisasi dipromosikan oleh
kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4).
Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana,
namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap
sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan
untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P
dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam
metana.
Alkana dan Alkena
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan
dengan rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon,
misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa
hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu
memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon
alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
1.1.2
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hibridisasi?
2. Sebutkan proses proses hibridisasi?
3. Sebutkan macam macam hibridisasi?
4. Jelaskan tentang hibridisasi dan bentuk molekul?
5. Apa pergertian dari Alkana dan Alkena ?
6. Bagaimana rumus umum dari Alkana dan Alkena ?
7. Bagaimana tata nama dari Alkana, Alkena dan Akuna?
8. Apa saja kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hibridisasi
2. Untuk mengetahui proses proses hibridisasi
1
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hibridisasi
Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital
hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.Konsep orbitalorbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari
sebuah molekul.Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan valensi. Walaupun
kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori ikatan valensi dan hibridisasi
sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan teori VSEPR.
Perhatikan konfigurasi elektron Be, B dan C
Be : 1s2 2s2
B
Teori domain elektron dapat digunakan untuk meramalkan bentuk molekul, tetapi
teori ini tidak dapat digunakan untuk mengetahui penyebab suatu molekul dapat berbentuk
seperti itu. Sebagai contoh, teori domain elektron meramalkan molekul metana (CH4)
berbentuk tetrahedron dengan 4 ikatan C-H yang ekuivalen dan fakta eksperimen juga sesuai
dengan ramalan tersebut, akan tetapi mengapa molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron?
Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom = 6) mempunyai konfigurasi elektron sebagai
berikut.
Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom C hanya dapat membentuk 2 ikatan
kovalen (ingat, hanya elektron tunggal yang dapat dipasangkan untuk membentuk ikatan
kovalen). Oleh karena ternyata C membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap bahwa 1
elektron dari orbital 2s dipromosikan ke orbital 2p, sehingga C mempunyai 4 elektron tunggal
sebagai berikut.
Menjadi
Namun demikian, keempat elektron tersebut tidaklah ekuivalen dengan satu pada satu
orbital 2s dan tiga pada orbital 2p, sehingga tidak dapat menjelaskan penyebab C pada CH4
dapat membentuk 4 ikatan ekuivalen yang equivalen. Untuk menjelaskan hal ini, maka
dikatakan bahwa ketika atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan H membentuk CH4,
orbital 2s dan ketiga orbital 2p mengalami hibridisasi membentuk 4 orbital yang setingkat.
Orbital hibridanya ditandai dengan sp3 untuk menyatakan asalnya, yaitu satu orbital s dan 3
orbital p. 6C: 1s2 2s1 2p3 mengalami hibridisasi menjadi 6C : 1s2 (2sp3)4 Hibridisasi tidak
hanya menyangkut tingkat energi, tetapi juga bentuk orbital gambar. Sekarang, C dengan 4
orbital hibrida sp3, dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang equivalen.
3
Hubungan antara jumlah dan jenis orbital atom pusat yang digunakan pada proses
hibridisasi terhadap geometri molekul senyawa bersangkutan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
e.
f.
g.
h.
= 120
AX3E (contoh: NH3) : piramida trigonal, 107
AX4 (contoh: CCl4) : hibridisasi sp3; berbentuk tetrahedral; sudut ikat cos1(1/3)
109.5
AX5 (contoh: PCl5) : hibridisasi sp3d; berbentuk Bipiramida trigonal
AX6 (contoh: SF6) : hibridisasi sp3d2; berbentuk oktahedral (atau bipiramida
persegi)
Rumus
molekul
CH4
etana
C2H6
Nama
heksadekan
a
heptadekan
a
oktadekana
nonadekana
eikosana
heneikosana
dokosana
trikosa
tetrakosana
pentakosana
keksakosana
heptakosana
oktaoksana
nonakosana
Rumus
molekul
C16H34
C17H36
propana
C3H8
C18H38
butana
C4H8
C19H40
pentana
C5H12
C20H42
heksana
C6H14
C21H44
heptana
C7H16
C22H46
oktana
C8H18
C23H48
nonana
C9H20
C24H50
dekana
C10H22
C25H52
undekana
C11H24
C26H54
dodekana
C12H26
C27H56
tridekana
C13H26
C28H58
2.5.1
Tata
tetradeka
C14H30
C29H60
na
pentadeka C15H32
trikontana
C30H62
na
Nama Alkana
Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan
berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa
karbon, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C
dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC
agar dapat digunakan secara internasional.
2.5.2
a. Sifat Fisik
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air.
Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika
alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa
jenisnya lebih kecil daripada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga
suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah
atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
Alkana
Metana
Rum
us
CH4
Titik didih
[C]
-162
Titik
lebur [C]
-183
Massa jenis
[gcm3] (20C)
gas
Etana
C2H6
-89
-172
gas
Propana
C3H8
-42
-188
gas
Butana
C4H10 0
-138
gas
Pentana
C5H12 36
-130
0.626 (cairan)
Heksana
C6H14 69
-95
0.659 (cairan)
Heptana
C7H16 98
-91
0.684 (cairan)
Oktana
C8H18 126
-57
0.703 (cairan)
Nonana
C9H20 151
-54
0.718 (cairan)
Dekana
C10H22 174
-30
0.730 (cairan)
Undekana C11H24 196
-26
0.740 (cairan)
Dodekana C12H26 216
-10
0.749 (cairan)
Ikosana
C20H42 343
37
padat
Triakontan C30H62 450
66
padat
a
Tetrakonta C40H82 525
82
padat
na
Pentakont C50H10 575
91
padat
ana
2
Heksakont C60H12 625
100
padat
ana
2
b. Sifat Kimia
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon
dioksida dan uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2),
atom-atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
2.5.3
Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana,
sebagai :
Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban).
Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases).
7
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut
alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan
seterusnya. rumus umum alkena adalah : CnH2n
2.6.1
2.6.2
2.6.3
Kegunaan Alkena
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Hibridisasi
9
Teori hibridisasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kimia organik dan secara
umum didiskusikan bersama dengan teori orbital molekul dalam buku pelajaran kimia
organik tingkat lanjut. Walaupun teori ini masih digunakan secara luas dalam kimia organik,
teori hibridisasi secara luas telah ditinggalkan pada kebanyakan cabang kimia lainnya.
Masalah dengan teori hibridisasi ini adalah kegagalan teori ini dalam memprediksikan
spektra fotoelektron dari kebanyakan molekul, meliputi senyawa yang paling dasar seperti air
dan metana. Dari sudut pandang pedagogi, pendekatan hibridisasi ini cenderung terlalu
menekankan lokalisasi elektron-elektron ikatan dan tidak secara efektif mencakup simetri
molekul seperti yang ada pada teori orbital molekul.
3.1.2 Alkena dan Alkuna
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C).
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon
terbagi dalam 3 golongan besar, yaitu: Senyawa alifatik dan senyawa
siklik serta senyawa aromatik.Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu
memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi
menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C
nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap
dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C
nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.
Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa
alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena.
3.2 Saran
Sebaiknya penggunaan senyawa harus digunakan sebaik-baiknya,
karena setiap senyawa itu mempunyai manfaat dan bahaya.
10