Anda di halaman 1dari 29

Bab II-2 : Konstruksi

BAGIAN D
Tindakan pencegahan kebakaran pada
kapal tangki
( Persyaratan bagian ini merupakan tambahan untuk persyaratan bagian C
kecuali Peraturan 53 dan 54 yang tidak berlaku untuk kapal tangki dan
kecuali apabila dinyatakan lain dalam Peraturan 57 dan 58 )

Peraturan 55
Penerapan
1
Kecuali dengan tegas dinyatakan lain, bagian ini harus diterapkan
pada kapal tangki yang mengangkut minyak mentah dan hasil olahan
minyak mentah yang mempunyai titik nyala tidak lebih dari 60 oC (uji
tertutup), seperti ditentukan oleh alat titik nyala yang disetujui, dan tekanan
uap (Reid) yang lebih rendah dari tekanan atmosfir dan hasil olahan cair
lainnya yang mengamdung bahaya kebakaran yang sama.
2
Jika muatan-muatan cair selain muatan cair yang mengacu pada
paragraf 1 atau gas-gas cair yang menimbulkan bahaya kebakaran
tambahan akan diangkat, tindakan-tindakan keselamatan tambahan harus
disetujui oleh Badan Pemerintah, dengan memperhatikan ketentuanketentuan Kode Internasional tentang pengankutan bahan kimia berahaya
dalam bentuk curah, Kode pengnakutan bahan kimia berbahaya dalam
bentuk curah, Kode Internasional tentang kapal pengangkut gas dalam
bentuk curah dan kode tentang kapal pengangkut gas dalam bentuk curah
yang berlaku.
3
Paragraf ini berlaku untuk semua kapal yang merupakan kapal
pengangkut gabungan. Kapal-kapal tersebut tidak boleh mengangkut
muatan padat -muatan padat kecuali jika semua tangki muatan dalam
keadaan kosong atau apabila tata susunan yang ada dalam semua hal
disetujui oleh Badan Pemerintah dan sesuai dengan persyaratan operasional
yang terdapat dalam Petunjuk tentang Sistem Gas lamban (Inert). 1
4
Kapal-kapal tangki yang mengangkut hasil olahan minyak mentah
yang mempunyai titik nyala lebih dari 60 oC (uji tertutup) seperti ditentukan
dengan alat-alat titik nyala yang disetujui harus memenuhi ketentuanketentuan bagian C, disamping itu sebagai pengganti sistem pemadam
kebakaran yang dipasang tetap yang disyaratkan dalam Peraturan 53,
kapal-kapal tangki harus dilengkapi dengan sistem busa tetap di geladak
yang harus memenuhi ketentuan Peraturan 61.

1 Merujuk ke Petunjuk yang telah direvisi tentang sistem gaslamban yang disahkan oleh Komite
Keselamatan maritim pada sidang ke-48 bulan Juni 1983 (MSC/Circ.353).

38

Bab II-2 : Konstruksi


5

Persyaratan-persyaratan Peraturan 60 mengenai sistem gas lamban

tidak perlu diberlakukan pada :


.1

kapal-kapal tangki kimia yang dibangun sebelum, pada atau


setelah
1 Juli 1986 ketika mengangkut muatan yang dipaparkan dalam
paragrap 1, dengan cataan kapal tersebut memenuhi persyaratanpersyaratan mengenai sistem gas lamban pada kapal tangki
kimia yang dibuat oleh Organisasi; 2 atau

.2

kapal tangki kimia yang dibangun sebelum 1 Juli 1986,apabila


mengangkut minyak mentah atau hasil olahan minyak mentah,
asalkan kapal tersebut memenuhi persyaratan mengenai sistem
gas lamban pada kapal tangki kimia yang mengangkut hasil
olahan minyak mentah yang dibuat oleh Organisasi; 3 atau

.3

kapal pengangkut gas yang dibangun sebelum, pada atau setelah


1 Juli 1986 apabila mengangkut muatan-muatan yang
dipaparkan dalam paragraf 1, asalkan kapal tersebut dilengkapi
dengan tangki muat dengan tata susunan gas lamban sepadan
dengan tangki muat yang ditentukan dalam paragraf 5.1 atau 5.2;
atau

.4

kapal tangki kimia dan kapal pengangkut gas ketika mengangkut


muatan-muatan yang mudah terbakar selain minyak mentah atau
hasil olahan minyak mentah seperti muatan-muatan yang
terdaftar dalam Bab VI dan VII tentang Kode Konstruksi dan
Perlengkapan Kapal yang Mengangkut bahan Kimia Berbahaya
Dalam Bentuk Curah atau Bab 17 dan 18 tentang Kode
Internasional Konstruksi dan Perlengkapan Kapal-Kapal yang
Mengangkut bahan Kimia Berbahaya Dalam Bentuk Curah;

.4.1 jika dibangun sebelum 1 Juli 1986; atau


.4.2 jika dibangun pada atau setelah 1 Juli 1986, asalkan kapasitas
tangki yang digunakan untuk mengangkut tidak lebih dari 3000
m3 dan kapasitas nosel mesin pencuci tangki tidak lebih dari
17,5 m3/jam dan jumlah gabungan total yang keluar dari

Merujuk ke Peraturan tentang sistem-sistem gas lamban pada kapal tangki kimia yang
disahkan oleh Organisasi dengan resolusi A.567(14).

Merujuk ke Peraturan sementara mengenai sistem-sistem gas lamban pada kapal-kapal


tangki kimia yang mengangkut produk-produk bensin yang disahkan oleh Organisasi dengan
resolusi A.473(XII).

39

sejumlah mesin yang digunakan dalam tangki muat pada setiap


saat tidak lebih dari 110 m 3/jam.
6
Kapal tangki kimia dan kapal pengangkut gas harus memenuhi
persyaratan-persyaratan bagian ini, kecuali jika tata susunan alternatif dan
tambahan yang diberikan disetujui oleh Badan Pemerintah, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan Kode Internasional pengangkut bahan
kimia berbaya Dalam Bentuk Curah, Kode pengangkutan bahan kimia
berbahaya dalam bentuk curah, kode internasional kapal pengangkut gas
dalam bentuk curah, dan kode kapal pengangkut gas dalam bentuk curah.

Peraturan 56
Lokasi dan pemisahan ruangan
( Peraturan ini berlaku untuk kapal yang dibangun pada atau setelah 1
Februari 1992)
1
Ruang permesinan harus ditempatkan dibelakang tangki muat dan
-tangki slop; tangki tersebut harus diletakkan dibelakang kamar pompa
muat dan koferdam, tetapi tidak perlu setelah tangki penimbun bahan bakar
minyak. Setiap ruang mesin harus diisolasi dari tangki muat dan tangki
slop oleh koferdam, kamar pompa muat, tangki bahan bakar minyak atau
tangki tolak bara. Kamar pompa yang berisi pompa dan pelengkapnya
untuk mengisi tangki tolak bara ruang yang berdekatan dengan tangkitangki muat dan tangki slop dan pompa-pompa untuk memindahkan bahan
bakar harus dipertimbangkan sebagai kamar pompa yang sama dengan
kamar pompa muatan dalam kaitan dengan dengan peraturan ini. asalkan
kamar pompa tersebut mempunyai standar keselamatan yang sama seperti
yang disyaratkan untuk kamar pompa muat. Akan tetapi, bagian bawah
kamar pompa dapat dicerukkan ke dalam ruang-ruang mesin kategori A
untuk memuat pompa asalkan bagian atas dari cerukan itu tidak lebih dari
1/3 tinggi kapal diukur dari atas lunas, kecuali jika bobot mati kapal tidak
lebih dari 25.000 ton, apabila dapat ditunjukkan bahwa karena alasan dari
jalan dan tata susunan pipa yang layak hal ini tidak dapat diterapkan,
Badan Pemerintah dapat mengijinkan cerukan melebihi ketinggian
tersebut, tetapi tidak lebih dari 2 tinggi kapal diukur dari atas lunas
2
Ruang akomodasi, stasiun kontrol muatan utama, stasiun-stasiun
kontrol dan ruang-ruang layanan (tidak termasuk gudang alat bongkar
muat yang diisolasi) harus ditempatkan dibelakang semua tangki muat,
tangki slop, dan ruang yang mengisolasi muatan atau tangki slop dari
ruang mesin tetapi tidak perlu dibelakang tangki penimbun bahan bakar
minyak dan tangki tolak bara, tetapi harus diatur dengan suatu cara
sehingga satu kerusakan geladak atau sekat tidak akan memungkinkan
masuknya gas atau uap dari tangki-tangki muatan ke dalam ruang
akomodasi, stasiun kontrol muatan utama, stasiun kontrol atau ruang-ruang
layanan. Sebuah cerukan yang dibuat sesuai dengan beralasan atau tidak

40

Bab II-2 : Konstruksi


praktis sarana itu dapat langsung diletakkan d alam kamar pompa setelah
pipa menembus sekat tersebut. Tata susunan pompa dan pipa terpisah yang
dihubungkan dengan pipa pembagi harus paragrap 1 tidak perlu
diperhitungkan apabila posisi ruang-ruang ini telah ditentukan.
3
Akan tetapi, jika dianggap perlu, Badan Pemerintah dapat
mengizinkan ruang akomodasi, stasiun kontrol utama, stasiun kontrol, dan
ruang pelayanan didepan tangki muatan, tangki slop dan ruang yang
mengisolasi muatan atau tangki slop dari ruang mesin tetapi tidak perlu
didepan tangki bahan bakar minyak atau tangki-tangki tolak bara. Ruangruang permesinan selain ruang permesinan kategori A, dapat diizinkan di
depan tangki muatan dan tangki slop asalkan diisolasi dari tangki muatan
dan tangki slop oleh koferdam, kamar pompa muat, tangki penimbun bahan
bakar minyak dan tangki balas. Semua ruang diatas harus diberlakukan
standar keselamatan yang sama dan dilengkapi dengan tata susunan
pemadam kebakaran yang sesuai dengan persetujuan Badan Pemerintah.
Ruang akomodasi, ruang kontrol muatan utama, stasiun kontrol dan ruang
layanan harus ditata dengan suatu cara sehingga satu kerusakan pada
geladak atau sekat tidak akan memungkinkan masuknya gas atau uap dari
tangki-tangki muatan ke dalam ruang-ruang tersebut. Selain itu, jika
dianggap perlu untuk keselamatan dan pelayaran, Badan Pemerintah dapat
mengizinkan ruang-ruang mesin yang berisi mesin pembakaran dalam yang
bukan mesin propulsi utama yang mempunyai tenaga lebih besar dari
375kW diletakkan di depan daerah muatan asalkan tata susunannya sesuai
dengan ketentuan dalam paragrap ini.
4

Hanya pada kapal pengangkut gabungan :


.1

.2

Tangki-tangki slop harus dikelilingi oleh koferdam kecuali jika


batas-batas tangki slop apabila slop yang
diangkut pada pelayaran muatan kering adalah lambung,
geladak muat utama, sekat kamar pompa muat atau tangki
penimbun bahan bakar minyak. Koferdam ini tidak boleh
terbuka ke dasar ganda, terowongan pipa, kamar pompa atau
ruang tertutup lain. Sarana-sarana harus disediakan untuk
mengisi koferdam dengan air dan untuk mengeringkannya. Jika
batas tangki slop adalah sekat kamar pompa muat, kamar pompa
tidak boleh terbuka ke dasar ganda, terowongan pipa atau ruang
tertutup lain; tetapi, bukaan-bukaan yang dilengkapi dengan
penutup kedap gas yang berbaut dapat diizinkan.
Sarana-sarana harus disediakan untuk mengisolasi pipa yang
menghubungkan kamar pompa dengan tangki slop merujuk
pada paragraf 4.1. Sarana-sarana pengisolasi harus terdiri dari
katup diikuti oleh flensa kaca mata atau spool piece dengan
flensa tertutup yang sesuai. Tata susunan ini harus diletakkan
berdekatan dengan tangki slop, apabila hal ini tidak dapat
disediakan untuk mengeluarkan isi tangki slop langsung ke
geladak terbuka untuk dibuang ke fasilitas penerimaan di darat

41

.3

.4

ketika kapal dalam mengangkut muatan kering.


Lubang palka dan lubang-lubang pembersihan menuju
ke tangki slop hanya boleh diizinkan pada geladak terbuka dan
harus dipasang dengan susunan penutup. Kecuali jika lubang
palka dan lubang pembersihan terdiri dari pelat-pelat berbaut
dengan baut pada ruang kedap air, susunan penutup ini harus
dilengkapi dengan susunan pengunci yang harus dibawah
pengawasan petugas kapal yang bertanggung jawab.
Jika tangki-tangki muat samping dilengkapi dengan, jaringan
pipa muatan minyak dibawah geladak harus dipasang di dalam
tangki ini. Akan tetapi, Badan Pemerintah dapat mengizinkan
jaringan pipa muatan minyak ditempatkan di dalam saluran
khusus yang harus mampu dibersihkan dan diberi ventilasi
dengan baik yang disetujui oleh Badan Pemerintah. Jika tangki
muatan samping tidak dilengkapi, jaringan pipa muatan minyak
dibawah geladak maka harus ditempatkan di dalam saluran
khusus.

5
Jika diperlukan pemasangan posisi navigasi diatas daerah muatan,
pemasangan itu hanya boleh digunakan untuk tujuan navigasi saja dan
harus dipisahkan dari geladak tangki muat dengan menggunakan ruangan
terbuka dengan tinggi sekurang-kurangnya
2 meter. Perlingungan
kebakaran terhadap posisi navigasi tersebut harus ditambahkan seperti yang
disyaratkan untuk ruang kontrol dalam Peraturan 58.1 dan 58.2 dan
ketentuan-ketentuan lain, yang berlaku, dari bagian ini.
6
Harus tersedia sarana untuk menghindari luapan geladak masuk ke
daerah akomodasi dan layanan. Ini dapat dipenuhi dengan cara memasang
ambang menerus yang dipasang tetap dengan tinggi yang memadai yang
terbentang dari sisi ke sisi. Pertimbagan khusus harus diberikan pada tata
susunan yang ada kaitannya dengan muatan di buritan.
7
Batas-batas luar dari bangunan atas dan rumah-rumah geladak yang
mengelilingi ruang akomodasi dan termasuk setiap geladak gantung yang
menyangga akomodasi tersebut, harus diisolasi sesuai dengan standar AA60@ untuk seluruh bagian yang menghadap ke daerah muatan dan sisi-sisi
sebelah luar dengan jarak 3 meter dari ujung batas yang menghadap ke
daerah muatan. Dalam kaitan dengan sisi-sisi bangunan atas dan rumahrumah geladak itu, isolasi harus dipasang setinggi yang dianggap cukup
oleh Badan Pemerintah.
8.1 Kecuali sebagaimana yang diizinkan dalam paragraf 8.2 dibawah ini,
pintu-pintu masuk, saluran-saluran masuk udara dan bukaan-bukaan
menuju ke ruang akomodasi, ruang layanan, stasiun kontrol dan ruang
mesin tidak boleh menghadap ke daerah muatan. Bukaan-bukaan tersebut
harus diletakkan pada sekat melintang yang tidak menghadap ke daerah
muatan atau pada sisi luar bangunan atas atau rumah geladak pada jarak

42

Bab II-2 : Konstruksi


sekurangnya dari 4% panjang kapal tetapi tidak kurang dari 3 meter dari
ujung bangunan atas atau rumah geladak yang menghadap kedaerah
muatan. Jarak ini tidak perlu lebih dari 5 meter.
8.2 Badan Pemerintah dapat mengizinkan pintu-pintu masuk pada sekatsekat batas menghadap ke daerah muatan atau dalam batas 5 meter seperti
ditentukan dalam paragrap 8.1, menuju ke stasiun kontrol muatan utama
dan ke ruang-ruang layanan seperti kamar perbekalan, kamar penyimpanan
dan lemari-lemari, asalkan pintu-pintu tersebut tidak memberi jalan
langsung atau tidak langsung ke setiap ruang lain yang berisi atau ruang
yang digunakan untuk akomodasi, stasiun kontrol atau ruang layanan
seperti dapur, dapur yang terdapat peralatan memasak atau bengkel, atau
ruang-ruang serupa yang berisi sumber-sumber penyalaan uap. Batas dari
salah satu ruangan tersebut harus diisolasi sesuai dengan standar AA-60@,
dengan pengecualian untuk batas yang menghadap daerah muatan. Pelat
yang dibaut untuk mengeluarkan mesin dapat dipasang pada batas-batas
yang ditentukan dalam paragraf 8.1. Pintu-pintu rumah kemudi dan
jendela-jendela rumah kemudi dapat diletakkan dalam batas-batas
yangditentukan dalam paragraf 8.1 sepanjang pintu dan jendela itu didesain
untuk memastikan bahwa pintu atau jendela rumah kemudi dapat dengan
cepat dan efisien dibuat menjadi kedap gas dan uap.
8.3 Jendela-jendela dan tingkap-tingkap sisi yang menghadap ke daerah
muatan dan yang berada pada sisi-sisi bangunan atas dan rumah kemudi
pada batas-batas yang ditentukan dalam paragrap 8.1 harus dari tipe yang
dipasang tetap (tipe yang tidak dapat dibuka). Jendela-jendela dan tingkaptingkap sisi yang berada di deretan pertama di geladak utama harus
dipasang dengan penutup bagian dalam yang terbuat dari baja atau bahan
lain yang sepadan.

Peraturan 57
Struktur, sekat-sekat dalam ruang akomodasi dan layanan dan
rincian konstruksinya
1
Untuk penerapan persyaratan-persyaratan Peraturan 42, 43 dan 50
pada kapal-kapal tangki, hanya metode IC sebagaimana didefinisikan
dalam Peraturan 42.5.1 yang harus digunakan.
2
Jendela-jendela langit pada kamar pompa muat harus dari baja, tidak
boleh mengandung kaca dan harus dapat ditutup dari luar kamar pompa.

Peraturan 58
Integritas kebakaran dari sekat dan geladak
(Paragraf 2.2(5) dan 2.2(9) Peraturan ini berlaku untuk kapal-kapal yang
dibangun pada atau setelah 1 Februari 1992)

43

1
Sebagai pengganti Peraturan 44 dan disamping memenuhi ketentuan
khusus mengenai integritas kebakaran sekat-sekat dan geladak-geladak
yang disebut ditempat lain dalam bagian ini, integritas kebakaran minimum
sekat-sekat dan geladak-geladak harus seperti yang dipaparkan dalam tabeltabel 58.1 dan 58.2.
2

Persyaratan-persyaratan berikut akan mengatur penggunaan tabel :


.1
Tabel-tabel 58.1 dan 58.2 harus diterapkan pada sekat dan
geladak
yang memisahkan ruang-ruang yang berdekatan.
.2
Untuk menentukan standar integritas kebakaran yang layak
yang akan diterapkan pada divisi antara ruang-ruang yang
berdekatan, ruang-ruang tersebut digolongkan sesuai dengan
resiko kebakaran seperti dipaparkan dalam kategori (1) hingga
(10) dibawah ini. Judul dari masing-masing kategori
dimaksudkan untuk menunjukkan kekhususan daripada
pembatasan. Nomor di dalam tanda kurung di depan masingmasing kategori mengacu pada lajur yang digunakan atau
nomor urut di dalam tabel.
(1) Stasiun kontrol
Ruang-ruang yang berisi sumber energi dan penerangan
darurat.
Rumah kemudi dan kamar peta.
Ruang-ruang yang berisi perlengkapan radio kapal.
Kamar-kamar pemadam kebakaran, kamar-kamar.
Kontol kebakaran dan stasiun pencatat kebakaran.
Kamar kontrol untuk mesin penggerak yang ditempatkan
diluar ruang mesin penggerak.
Ruangan-ruangan yang berisi perlengkapan alarm

kebakaran

terpusat.
Tabel 58.1 - Integritas sekat-sekat kebakaran yang memisahkan ruangruang yang berdekatan

Ruang

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10

)
Ruang Kendali (1)
Koridor

(2)

Ruang
akomodasi

(3)

A-0

A-0

A-60

A-0

A-15

A-60

A-15

A-60

A-60

B-0

B-0
A-0a

B-0

A-60

A-0

A-60

A-0

B-0
A-0a

B-0

A-60

A-0

A-60

A-0

44

Bab II-2 : Konstruksi


Tangga

(4)

B-0
A-0a

Ruang layanan
( resiko rendah) (5)
Ruang permesinan
kategori A
(6)

B-0
A-0a

A-60

A-0

A-60

A-0

A-60

A-0

A-60

A-0

A-0

A-0d

A-60

A-0b

A-0

A-0

A-60

A-60b

Ruang permesinan
yang lain
(7)
Ruang pompa
muatan
(8)
Ruang layanan
(resiko tinggi) (9)
Geladak
terbuka

(10)

Catatan : harus diterapkan pada tabel-tabel 58.1 dan 58.2, sesuai yang
disyaratkan.
a
untuk klarifikasi mengenai yang akan diterapkan, lihat Peraturan 43 dan
46 bab ini.
b
jika ruang-ruang dari kategori yang sama dan huruf b muncul, sekat
dan geladak dar kelas yang ditunjukkan dalam tabel hanya diwajibkan
bila ruang-ruang yang berdekatan digunakan untuk tujuan yang
berbeda, misal dalam kategori (9). Dapur disebelah dapur tidak
memerlukan sekat tetapi dapur di sebelah kamar cat memerlukan sekat
"A-0".
c
sekat yang memisahkan rumah kemudi, kamar peta dan kamar radio
dari masing-masing ruang itu boleh dari kelas "B-0"
d
sekat dan geladak antara kamar pompa muatan dan ruang mesin
kategori A dapat ditembus oleh poros penekan kamar pompa dan
penetrasi penekan serupa, asalkan segel kedap gas dengan pelumasan
yang efisien atau sarana lain yang menjamin kekuatan segel gas
dipasang di sekat atau geladak itu.
e
isolasi kebakaran tidak perlu dipasang jika ruang mesin dalam kategori
(7), yang menurut pendapat Badan Pemerintah, tidak mempunyai atau
hanya mempunyai sedikit resiko kebakaran

jika tanda bintang muncul dalam tabel, divisi diwajibkan harus dari baja
atau bahan lain yang sepadan tetapi tidak perlu harus dari standar
kelas "A".

(2) Lorong-lorong
Lorong-lorong dan lobi-lobi
(3) Ruang akomodasi
Ruang-ruang seperti yang ditetapkan dalam
Peraturan 3.10,
tidak termasuk lorong-lorong

Tabel 58.2 - Integritas kebakaran geladak-geladak

45

yang memisahkan ruang-ruang yang berdekatan


Ruang
Ruang
di bawah
atas

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Ruang kendali
(1)

A-0

A-0

A-0

A-0

A-0

A60

A-0

A-0

Koridor
(2)

A-0

A-0

A60

A-0

A-0

Ruang
akomodasi
(3)

A60

A-0

A-0

A60

A-0

A-0

Tangga
(4)

A-0

A-0

A-0

A-0

A60

A-0

A-0

Ruang
layanan
(resiko
rendah)
(5)

A15

A-0

A-0

A-0

A60

A-0

A-0

Ruang
permesinan
kategori A
(6)

A60

A60

A60

A60

A60

A-60c

A0

A60

Ruang
permesinan
yang lain
(7)

A15

A-0

A-0

A-0

A-0

A-0

A0

A-0

Ruang pompa
muatan
(8)

A-0d

A-0

Ruang
layanan
(resiko tinggi)
(9)

A60

A-0

A-0

A-0

A-0

A60

A-0

A-0b

Geladak
terbuka
(10)

di

Lihat catatan pada tabel 58.1

(4) Tangga-tangga tapak


Tangga-tangga tapak di dalam, lift dan tangga berjalan

46

Bab II-2 : Konstruksi


(selain
dari
yang
keseluruhanya
terdapat di dalam ruang mesin) dan ruangan-ruangan
dibatasi untuk tujuan itu.
Dalam hubungan ini, tangga tapak yang tertutup hanya pada
satu tingkat saja harus dianggap sebagai bagian dari
ruangan yang tidak terpisahkan oleh pintu kebakaran.
(5) Ruang layanan (dengan resiko kebakaran rendah)
Lemari-lemari dan kamar penyimpanan yang tidak
mempunyai ketentuan untuk menyimpan
cairan yang mudah terbakar dan mempunyai luas kurang
dari 4 m2 dan ruang pengeringan dan pencucian.
(6) Ruang mesin kategori A
Ruang- ruang seperti ditetapkan dalam Peraturan 3.19.
(7) Ruang-ruang mesin lainnya
Ruang mesin seperti yang ditetapkan dalam Peraturan
3.20 tidak termasuk ruang mesin kategori A
(8) Kamar pompa muatan
Ruang-ruang yang berisi pompa-pompa muatan dan jalan
masuk serta tabung-tabung menuju ke ruang-ruang tersebut.
(9) Ruang layanan (dengan resiko kebakaran tinggi)
cat

Dapur-dapur, dapur yang berisi peralatan memasak, kamar


dan lampu, lemari-lemari dan gudang penyimpanan yang
mempunyai luas 4 m2 atau lebih, ruang-ruang untuk
menyimpan cairan yang mudah terbakar, dan bengkelbengkel selain yang merupakan bagian dari ruang mesin.
(10) Geladak terbuka
Ruang geladak terbuka dan tempat-tempat untuk berjalanjalan yang tertutup yang tidak mempunyai resiko
kebakaran. Ruang angin- angin (ruang
diluar bangunan atas dan rumah-rumah geladak)
(11) Ruang muatan ro-ro
Ruang-ruang seperti yang ditetapkan dalam Peraturan 3.14.
Ruang muatan yang dimaksudkan untuk mengangkut
kendaraan bermotor dengan bahan bakar di dalam

47

tangkinya untuk alat penggeraknya sendiri.


3
Langit-langit atau lapisan-lapisan kelas AB@ menerus, yang
berhubungan dengan geladak-geladak atau sekat-sekat yang sesuai, dapat
diterima sebagai pemberi konstribusi secara menyeluruh atau sebagian
untuk pengisolasian dan integritas suatu pemisah yang disyaratkan.
4
Batas-batas luar yang disyaratkan dalam Peraturan 57.1 harus dari
baja atau bahan lain yang sepadan boleh ditembus untuk memasang jendela
dan tingkap-tingkap sisi asalkan tidak ada persyaratan ditempat lain dalam
bagian ini yang mengharuskan batas-batas tersebut harus dari integritas
kelas AA@. Sama halnya pada batas-batas tersebut yang tidak diharuskan
mempunyai integritas kelas AA@, pintu-pintu boleh dari bahan yang
disetujui oleh Badan Pemerintah.
5
Penutup permanen lampu kedap gas yang disetujui untuk menerangi
kamar pompa muatan dapat diizinkan dalam sekat-sekat dan geladakgeladak yang memisahkan kamar pompa muatan dan ruang-ruang lain
asalkan kekuatan penutup itu cukup dan integritas serta kekedapan gas dari
sekat atau geladak dipertahankan.

Peraturan 59
Peranginan , purging, pembebasan gas dan ventilasi
(paragrap 2 Peraturan ini berlaku untuk kapal-kapal yang dibangun pada
atau setelah 1 Februari 1992)
1

Peranginan tangki muatan

1.1 Sistem peranginan tangki muat pada kompartemen lain di kapal


seluruhnya harus berbeda dari pipa-pipa udara. Tata susunan dan posisi
bukaan-bukaan dalam geladak tangki muat dimana emisi uap yang mudah
terbakar dapat terjadi harus sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan
kemungkinan uap yang mudah terbakar masuk ke dalam ruang-ruang
tertutup yang berisi sumber penyalaan, atau mengumpul di sekitar geladak
mesin dan perlengkapan yang mungkin merupakan bahaya penyalaan.
Sesuai dengan prinsip umum ini kriteria dalam paragraf 1.2 sampai 1.10
harus diterapkan.
1.2 Tata susunan peranginan harus didesain dan dioperasikan sedemikian
sehingga dapat menjamin bahwa baik tekanan maupun hampa udara dalam
tangki muatan tidak boleh lebih dari parameter desain dan harus ditata
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan :
.1

aliran campuran uap, udara atau gas lembam dengan volume


kecil,
yang disebabkan perbedaan panas dalam

48

Bab II-2 : Konstruksi


tangki muatan dalam
tekan/hampa; dan
.2

semua hal

melewati

katup-katup

lintasan campuran uap, udara atau gas lembam dengan volume


besar pada waktu menaikkan muatan dan mengisi tangki balas,
atau saat pembongkaran.

1.3.1 Tata susunan peranginan dalam setiap tangki muatan dapat berdiri
sendiri atau digabung dengan tangki-tangki muatan lain dan dapat
dihubungkan ke dalam pipa gas lembam.
1.3.2 Jika tata susunan digabungkan dengan -tangki muatan lain, baik
katup penghenti atau sarana lain yang disetujui harus disediakan untuk
mengisolasi setiap tangki muatan. Jika katup-katup penghenti tersebut
dipasang, katup harus dilengkapi dengan tata susunan penguncian yang
harus dibawah pengawasan petugas kapal yang bertanggung jawab. Setiap
penyekatan harus menerus untuk memungkinkan aliran yang disebabkan
oleh perbedaan panas dalam tangki muatan sesuai dengan paragraf 1.2.1.
1.4 Tata susunan lubang angin harus dihubungkan ke puncak setiap
tangki muatan dan dalam keadaan kapal normal, trim dan miring harus
dapat mengering sendiri masuk ke dalam tangki muatan. Jika tidak
mungkin untuk menyediakan saluran yang dapat mengering sendiri, tata
susunan permanen harus diadakan untuk mengeringkan saluran lubang
angin ke tangki muatan.
1.5 Sistem lubang angin harus dilengkapi dengan peralatan untuk
mencegah lintasan api masuk ke dalam tangki-tangki muatan. Desain,
pengujian dan lokasi peralatan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan oleh Badan Pemerintah yang harus sekurang- sekurangnya
sesuai dengan standar yang disahkan oleh Organisasi. 4
1.6 Ketentuan harus dibuat untuk menjaga terhadap kemungkinan
peningkatan cairan di dalam sistem lubang angin tersebut hingga mencapai
suatu ketinggian yang dapat melebihi tinggi desain tangki muatan. Sistem
tersebut harus dilengkapi dengan alarm peringatan tingkat ketinggian
cairan atau sistem kontrol limpahan atau sarana-sarana yang sepadan lain,
bersama dengan alat-alat ukur dan prosedur pengisian tangki muatan.
1.7 Bukaan-bukaan untuk melepaskan tekanan yang disyaratkan oleh
paragraf 1.2.1 harus :
.1

mempunyai ketinggian sebesar mungkin diatas geladak tangki

Merujuk kepada MSC/Circ.677 pada standar yang telah direvisi mengenai rancangan,
pengujian dan lokasi peralatan untuk mencegah lintasan api masuk ke dalam tangki muatan dalam
kapal tangki dan kepada MSC/Circ.450/rev.1 pada faktor-faktor yang telah direvisi harus
dipertimbangkan ketika merancang lubang tangki muatan dan pengaturan pembebasan gas.

49

muatan untuk memperoleh pengusiran


maksimum dari uap-uap yang mudah terbakar tetapi sama
sekali tidak kurang dari 2 meter diatas geladak tangki muatan.
.2
kurang

ditata pada jarak terjauh yang dapat dilakukan tetapi tidak


dari 5 meter dari saluran masuk udara terdekat dan bukaanbukaan menuju ke ruang tertutup yang berisi sumber penyalaan
dan dari permesinan dan perlengkapan geladak yang mungkin
merupakan bahaya penyalaan.

1.8 Katup-katup tekan/hampa udara yang disyaratkan oleh paragraf 1.2.1


boleh dilengkapi dengan tata susunan jalan pintas bila katup itu diletakkan
dalam pipa saluran lubang angin utama atau lubang peranginan yang
tinggi. Jika tata susunan tersebut diadakan harus ada indikator yang sesuai
untuk menunjukkan apakah jalan pintas itu terbuka atau tertutup.
1.9 Saluran keluar lubang angin untuk menaikkan muatan, pengeluaran
dan pengisian tangki tolak bara yang disyaratakan oleh paragrap 1.2.2
harus :
.1.1 mengizinkan aliran bebas dari campuran-campuran uap; atau
.1.2 membiarkan katup penutup saluran pengeluaran dari campuran
uap
untuk mencapai kecepatan tidak kurang 30 m/dtk;
.2
tegak

ditata sedemikian rupa sehingga campuran uap dikeluarkan


lurus ke arah atas.

.3

jika metodenya adalah aliran bebas campuran uap, harus


sedemikian sehingga saluran keluar tidak boleh kurang dari 6
meter diatas geladak tangki muatan atau di depan dan belakang
tangga naik kapal (gang way) jika diletakkan dalam jarak 4
meter dari tangga naik kapal (gang way) dan diletakkan tidak
kurang dari 10 meter diukur secara horisontal dari saluran
masuk udara terdekat dan bukaan-bukaan menuju ke ruang
tertutup yang dapat membakar penyalaan dan dari geladak
mesin dan perlengkapan yang mungkin merupakan bahaya
penyalaan.

.4

jika metode itu adalah pengeluaran kecepatan tinggi, harus


diletakkan pada ketinggian tidak kurang dari 2 meter diatas
geladak
tangki muatan dan tidak kurang dari 10 meter diukur secara
horisontal dari saluran masuk udara terdekat dan bukaanbukaan menuju ke ruang tertutup yang berisi sumber penyalaan

50

Bab II-2 : Konstruksi


dan dari geladak permesinan dan perlengkapan yang mungkin
akan menimbulkan bahaya penyalaan. Saluran keluar ini harus
dilengkapi dengan peralatan kecepatan tinggi dari tipe yang
disetujui.
.5

harus didesain berdasarkan kecepatan pemuatan yang didesain


maksimum dikalikan oleh faktor sekurangnya 1,25 untuk
memperhitungkan evolusi gas, untuk mencegah tekanan di
dalam setiap tangki muatan melebihi tekanan desain. Nahkoda
harus diberi informasi mengenai kecepatan pemuatan
maksimum yang diizinkan untuk masing-masing tangki muatan
dan jika sistem lubang anginnya gabungan, untuk masingmasing kelompok tangki muatan.

1.10 Pada kapal yang mengangkut muatan kombinasi, tata susunan untuk
mengisolasi tangki slop yang berisi minyak atau sisa minyak dari tangki
muatan lain harus terdiri dari flensa buta yang tetap berada di posisinya
setiap saat apabila muatan- muatan selain muatan cair sesuai peraturan
55.1 yang diangkut.
2

Purging dan/atau pembebasan gas5 tangki muatan

Tata susunan untuk mempurging dan/atau membebaskan gas harus ditata


sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan bahaya akibat pengeluaran
uap-uap yang mudah terbakar di atmosfir dan campuran yang mudah
terbakar dalam tangki muatan. Maka :
.1

Bila kapal dilengkapi dengan sistem gas lembam, tangki-tangki


muatan pertama-tama harus dipurging sesuai dengan ketentuan
Peraturan 62.13 hingga konsentrasi uap hidrokarbon dalam
tangki muatan telah berkurang sampai volumenya kurang dari
2%. Setelah itu, pembebasan gas dapat dilaksanakan pada
geladak tingkat tangki muatan.

.2
Bila kapal tidak dilengkapi dengan sistem gas lembam,
pengoperasiannya harus ditata sedemikian rupa sehingga uap yang
mudah terbakar dikeluarkan lebih dahulu.
.2.1

melalui saluran-saluran keluar lubang


ditentukan dalam paragraf 1.9; atau

.2.2

melalui saluran-saluran keluar sekurangnya 2 meter diatas


geladak tangki muatan dengan kecepatan aliran tegak lurus

angin

seperti

Merujuk ke MSC/Circ.677 tentang standar yang telah direvisi mengenai desain, pengujian dan
lokasi peralatan untuk mencegah lintasan api masuk ke dalam tangki-tangki muatan dan kepada
MSC/Circ.450/Rev.1 pada faktor-faktor revisi yang harus dipertimbangkan ketika merancang
lubang tangki muatan dan pengaturan pembebasan gas.

51

dipertahankan pada sekurangnya 30 m/dtk selama waktu


operasi pembebasan gas; atau
.2.3

melalui saluran-saluran keluar sekurang-sekurangnya 2 meter


diatas ketinggian geladak tangki muatan dengan kecepatan
aliran tegak lurus sekurang-sekurangnya 20 m/s yang
dilindungi oleh peralatan yang sesuai untuk mencegah
lintasan api.

Apabila konsentrasi uap yang dapat terbakar pada saluran keluar telah
dikurangi hingga 30% dari batas nyala terendah, setelah itu pembebasan
gas dapat dilanjutkan pada tingkat geladak tangki muatan.
3

Ventilasi

3.1 Kamar-kamar pompa muat harus diberi ventilasi mekanik dan


buangan dari kipas harus disalurkan ke suatu tempat yang aman di atas
geladak terbuka. Ventilasi kamar-kamar ini harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk mengurangi hingga serendah-rendahnya kemungkinan
berkumpulnya uap-uap yang mudah terbakar. Jumlah pergantian udara
harus sekurang-kurangnya 20 kali setiap jam, berdasarkan volume kotor
ruangan. Saluran udara harus ditata sedemikian rupa sehingga semua
ruangan memperoleh ventilasi secara efektif. Ventilasi harus dari tipe hisap
dengan menggunakan kipas dari tipe yang tidak menimbulkan bunga api.
3.2 Tata susunan lubang masuk dan lubang buang ventilasi dan bukaanbukaan pada ruang batas rumah geladak dan batas bangunan atas yang lain
harus ditata sedemikian rupa untuk melengkapi ketentuan-ketentuan
paragraf (a) peraturan ini. Ventilasi tersebut, khususnya untuk ruang-ruang
permesinan harus ditempatkan dibelakang sejauh hal ini dapat dilakukan.
Dalam hal ini pertimbangan harus diberikan bilamana kapal diperlengkapi
sarana untuk memuat atau membongkar di buritan. Sumber-sumber
penyalaan seperti perlengkapan listrik harus ditata sedemikian rupa untuk
menghindari bahaya ledakan.
3.3 Pada kapal pengangkut gabungan semua ruang muatan dan setiap
ruang-ruang tertutup yang berdekatan dengan ruang-ruang muatan harus
dapat diventilasi secara mekanik. Ventilasi mekanik dapat dilakukan
dengan kipas-kipas jinjing. Sistem peringatan gas yang disetujui yang
dipasang tetap yang mampu memantau uap yang mudah terbakar harus
disediakan dalam kamar-kamar pompa muat dan saluran pipa serta
koferdam merujuk ke Peraturan 56.4 berdekatan dengan tangki slop. Tata
susunan yang sesuai harus dibuat untuk memudahkan pengukuran uap yang
mudah terbakar dalam semua ruang lain yang berada didalam daerah
muatan. Pengukuran tersebut harus dapat dilakukan dari geladak terbuka
atau posisi yang mudah terjangkau.
4

Melembamkan, ventilasi dan pengukuran gas

52

Bab II-2 : Konstruksi


4.1

Paragraf ini harus diterapkan pada kapal tangki minyak yang


dibangun pada atau setelah 1 Oktober 1994.

4.2 Ruang lambung ganda dan dasar ganda harus dipasang dengan
sambungan yang sesuai untuk pasokan udara.
4.3

Diatas kapal tangki yang disyaratkan untuk dipasang dengan


sistem gas lembam :
.1

ruang-ruang lambung ganda harus dipasang dengan sambungan


yang sesuai untuk memasok gas lembam;

.2

jika ruang lambung ganda dihubungkan pada sistem


pembagi gas lembam yang dipasang tetap, harus tersedia sarana
untuk mencegah gas hidrokarbon dari tangki-tangki muatan
memasuki ruang-ruang lambung ganda melalui sistem itu.;

.3

jika ruang-ruang tersebut tidak dihubungkan secara tetap pada


sistem pembagi gas lembam, harus tersedia sarana untuk
mengizinkan sambungan pada saluran pipa gas lembam.

4.4.1 Instrumen-instrumen jinjing yang sesuai untuk mengukur konsentrasi


oksigen dan uap yang mudah terbakar harus disediakan. Dalam memilih
instrumen ini, perhatian khusus harus diberikan pada penggunaan
instrumen yang dikombinasikan dengan sistem pengambilan contoh gas
merujuk pada paragraf 4.4.2.
4.4.2 Jika atmosfer di dalam ruang lambung ganda tidak dapat diukur
dengan menggunakan selang elastis pengambil contoh gas, ruang-ruang
tersebut harus dipasang dengan pipa permanen pengambil contoh gas.
Konfigurasi dari sistem pipa tersebut harus disesuaikan dengan rancangan
dari ruang tersebut.
4.4.3 Bahan-bahan konstruksi dan ukuran dari pipa pengambil contoh gas
harus sedemikian rupa sehingga menghindari adanya pembatasan. Jika
bahan-bahan plastikdigunakan, bahan-bahan tersebut harus dapat
menghantarkan listrik.

Peraturan 60
Perlindungan tangki muat
1
Untuk kapal-kapal tangki dengan bobot mati 20.000 ton keatas
perlindungan daerah geladak tangki muat dan tangki muat harus dapat
dijangkau oleh sistem busa geladak yang dipasang tetap dan sistem gas
lembam yang dipasang tetap sesuai dengan syarat-syarat sesuai peraturan
61 dan 62, kecualiapabila, sebagai pengganti instalasi diatas, Badan

53

Pemerintah, setelah mempertimbangkan tata susunan dan perlengkapan


kapal dapat menyetujui kombinasi-kombinasi lain dari instalasi yang
dipasang tetap jika instalasi itu memberikan perlindungan yang sepadan
dengan yang diatas itu, sesuai dengan Peraturan I/5.
2
Dengan pertimbangan yang sama, sistem yang diajukan sebagai
pengganti sistem busa geladak harus:
.1

mampu memadamkan api yang terjatuh dan juga menghalangi


penyalaan minyak yang tertumpah yang belum terbakar; dan

.2

Mampu melawan api di dalam tangki-tangki yang pecah.

3
Yang dianggap setara, sistem yang diajukan sebagai pengganti sistem
gas lambam yang di pasang tetap, harus:
.1

.2

Mampu mencegah akumulasi yang membahayakan dari


campuran yang mudah meledak di dalam tangki-tangki muatan
utuh selama operasi normal sepanjang pelayaran dengan
menggunakan dengan tolak bara dan diperlukan dalam
pengoperasian tangki; dan
didesain sedemikian hingga dapat mengurangi resiko percikan
dari pembangkit listrik statis oleh sistem itu sendiri.

4
Kapal-kapal tangki dengan tonase kotor 20.000 atau lebih yang
dibangun sebelum tanggal 1 Sepetember 1984 yang digunakan dalam
pelayaran mengangkut minyak mentah harus dilengkapi sistem gas
lembam, yang memenuhi persyaratan paragraf 1, tidak melewati:
.1

untuk tangki dengan tonase kotor 70.000 atau lebih, pada


tanggal 1 September 1984 atau tanggal penyerahan kapal, mana
yang lebih akhir; dan

.2

untuk kapal tangki dengan tonase kotor kurang dari 70.000 ,


pada tanggal 1 Mei 1985 atau tanggal penyerahan kapal, mana
yang terjadi lebih akhir, kecuali untuk kapal tangki dengan
tonase kotor kurang dari 40.000 yang tidak di lengkapi dengan
mesin pencuci tangki yang mempunyai aliran sendiri yang lebih
besar dari 60 m3/h, Badan Pemerintah dapat membebaskan
kapal tangki tersebut dari persyaratan-persyaratan paragraf ini,
jika tidak ada alasan dan tidak praktis untuk memberlakukan
Peraturan ini, dengan memperhitungkan karakteristik desain
kapal.

5
Kapal-kapal tangki dengan tonase kotor 40.000 lebih yang dibangun
sebelum tanggal 1 September 1984 yang digunakan dalam pelayaran
mengangkut minyak selain minyak mentah dan setiap kapal tangki dengan
tonase kotor 20.000 atau lebih yang digunakan dalam pelayaran

54

Bab II-2 : Konstruksi


mengangkut minyak selain minyak mentah yang di pasang dengan mesinmesin pencuci tangki yang mempunyai aliran sendiri lebih besar dari pada
60 m3/h harus dilengkapi dengan sistem gas lembam, yang memenuhi
persyaratn dalam paragraf 1, tidak melewati:
.1

untuk kapal tangki dengan tonase kotor 70.000 atau lebih pada
tanggal 1 September 1984 atau tanggal penyerahan kapal,dipilih
mana yang lebih akhir; dan

.2

untuk kapal tangki dengan tonase kotor kurang dari 70.000 pada
tanggal 1 Mei 1985 atau tanggal penyerahan kapal, dipilih yang
terjadi akhir.

6
Semua kapal tangki yang menggunakan prosedur pembersihan tangki
muatan dengan memakai pencuci minyak mentah harus dilengkapi dengan
sistem gas lembam yang memenuhi persyaratan Peraturan 62 dan dengan
mesin-mesin pencuci tangki yang dipasang tetap.
7
Semua kapal tangki yang dipasang dengan sistem gas lembam harus
dilengkapi dengan sistem ullage tertutup.
8
Kapal-kapal tangki dengan tonase kotor kurang dari 20.000 harus
dilengkapi dengan sistem busa geladak yang memenuhi persyaratan
Peraturan 61.

Peraturan 61
Sistem busa di geladak yang dipasang tetap
1
Tata susunan untuk menyediakan busa harus mampu mengalirkan
busa ke seluruh daerah geladak tangki muat demikian juga ke dalam setiap
tangki muatan yang geladaknya telah rusak.
2
Sistem busa harus mampu di operasikan dengan mudah dan cepat.
Stasiun kontrol utama untuk sistem itu harus di letakkan ditempat yang
sesuai diluar daerah muatan, berdekatan dengan ruang akomodasi dan
dapat di jangkau dengan segera dan dapat dioperasikan jika terjadi
kebakaran dalam daerah yang dilindungi.
3
Kecepatan pasok larutan busa tidak boleh kurang dari yang terbesar
berikut ini:
.1

0.6 l/menit permeter persegi dari luas geladak tangki muatan,


dimana luas geladak tangki muatan adalah lebar maksimum
kapal dikalikan dengan panjang total dari tangki-tangki muatan;

.2

6 l/menit per meter persegi dari luas bidang mendatar dari suatu
tangki yang mempunyai luas terbesar; atau

55

.3

3 l/menit per meter persegi dari luas yang dilindungi oleh


monitor terbesar, daerah tersebut seluruhnya berada di depan
monitor itu, tetapi tidak kurang dari 1,250 liter/menit.

4
Busa dengan konsentrasi yang cukup harus di pasok untuk menjamin
sekurang-kurangnya 20 menit pembentukan busa dalam kapal tangki yang
dilengkapi dengan instalasi gas lembam atau 30 menit dari pembentukan
busa dalam kapal tangki yang tidak dilengkapi dengan instalasi gas
lembam saat menggunakan kecepatan larutan yang ditentukan dalam
paragraf 3.1, 3.2 atau 3.3, diambil yang terbesar. Perbandingan ekspansi
busa (yaitu, perbandingan antara volume busa yang diproduksi terhadap
campuran antara air dan konsentrasi pembuat busa yang dipasok) yang
umumnya tidak boleh melebihi 12 berbanding 1. Jika sistem yang biasanya
menghasilkan busa ekspansi yang rendah tetapi perbandingan ekspansi
sedikit melebihi 12 berbanding 1, jumlah larutan busa yang tersedia harus
dihitung dengan perbandingan ekspansi 12 banding 1.
Bilamana
digunakan perbandingan ekspansi busa menengah (perbandingan ekspansi
antara 50:1 dan 150:1), pemakaian kecepatan busa dan kapasitas dari
instalasi monitor itu harus disetujui oleh Badan Pemerintah.
5
Busa yang berasal dari sistem busa yang di pasang harus disuplai oleh
peralatan monitor dan aplikator busa. Sekurang-kurangnya tetap 50% dari
pasokan cairan busa yang disyaratkan dalam paragraf 3.1 dan 3.2 harus
dialirkan dari tiap monitor. Pada kapal tangki dengan tonase kotor kurang
dari 4.000, Badan Pemerintah boleh tidak mensyaratkan pemasangan
instalasi monitor tetapi hanya aplikator. Akan tetapi, pada setiap kasus
kapasitas tiap aplikator harus sekurang-kurangnya 25% dari kecepatan
pasokan larutan busa yang disyaratkan dalam paragraf 3.1 atau 2.2.
6.1 Jumlah dan letak monitor harus sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi paragraf 1. Kapasitas setiap monitor harus sekurang-kurangnya
3 l/menit larutan busa per meter persegi luas geladak yang dilindungi oleh
monitor itu, daerah tersebut seluruhnya berada di depan monitor, kapasitas
monitor itu tidak boleh kurang dari 1,250 l/menit.
6.2 Jarak terjauh dari monitor menuju daerah yang dilindungi dengan
kebutuhan yang besar, berada di depan monitor itu tidak boleh lebih dari
75% dari keluaran monitor pada kondisi udara tenang.
7
Monitor dan sambungan selang untuk aplikator busa harus kedua sisi
kiri dan kanan di depan kimbul dan ruang akomodasi yang menghadap ke
geladak tangki muat.

56

Bab II-2 : Konstruksi


8
Aplikator harus dilengkapi sarana untuk menjamin tindakan yang
luwes pada saat operasi pemadaman kebakaran dan untuk melindungi
daerah yang di tercakup oleh monitor. Kapasitas dari aplikator tidak boleh
kurang dari 400l/menit dan daya dorong aplikator pada kondisi udara
tenang tidak boleh kurang dari 15 meter. Jumlah aplikator busa yang
disediakan tidak boleh kurang dari empat. Jumlah dan kedudukan pipa
saluran keluaran busa harus sedemikian hingga busa yang paling sedikit
dari dua aplikator dapat diarahkan menuju ke beberapa bagian luasan
geladak tangki muat.
9
Katup harus disediakan di dalam saluran pipa busa, dan didalam pipa
saluran kebakaran bilamana bagian ini adalah bagian keseluruhan
perlengkapan dari sistem busa geladak, dengan segera bagian depan dari
beberapa posisi monitor yang melindungi bagian yang dirusak dari
peralatan utama tersebut.
10 Pengoperasian sistem busa di geladak dan hasil keluaran yang
disyaratkan tersebut harus memungkinkan penggunaan secara serentak
sejumlah minimum pancaran air yang disyaratkan pada tekanan yang di
syaratkan dari saluran pipa kebakaran.

Peraturan 626
Sistem Gas lembam
(Paragraf 19.1 dan 19.2 dari Peraturan ini di terapkan untuk kapal-kapal
yang dibangun pada atau setelah tanggal 1 Februari 1992)
1
Sistem gas lembam yang merujuk pada Peraturan 60 harus di desain,
dibangun dan diuji untuk disetujui Badan Pemerintah. Sistem ini harus di
desain * dan dioperasikan untuk membuat dan mempertahankan udara dari
tangki-tangki muatan tidak dapat terbakar setiap saat 7 , kecuali bila
tangki-tangki tersebut disyaratkan harus bebas dari gas. Jika sistem gas
lembam tidak dapat memenuhi persyaratan operasional yang ditentukan
diatas dan telah diteliti bahwa hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan
akibat suatu perbaikan, kemudian pembongkaran muatan, pengeluaran
toalk bara dan pembersihan tangki yang diperlukan hanya dapat
dilanjutkan apabila Akondisi darurat@ sebagaimana tercantum dalam
Apetunjuk tentang sistem gas lembam@ dipenuhi.
2

Sistem harus mampu:

6 Merujuk pada MSC/Circ.677 tentang standar yang diperbaharui untuk desain, pengujian dan

penempatan lintasan yang dilalui api dalam tangki muatan, MSC/Circ.485 tentang klarifikasi
persyaratan sistem gas lembam berdasarkan SOLAS 1974, yang telah ditambah dan diubah, dan
MSC/Circ.387 tentang pedoman untuk sistem gas lembam yangtelah direvisi.

7 Dalam Peraturan ini, istilah tangki muatan juga termasuk tangki penyimpanan.
57

.1

melembamkan tangki-tangki muat kosong dengan mengurangi


kandungan oksigen di dalam udara yang terdapat di dalam tiap
tangki hingga ke tingkat dimana pembakaran tidak dapat
didukung;

.2

mempertahankan atmosfir dalam setiap bagian dari setiap tangki


muatan dengan kandungan oksigen tidak melebihi 8% volume
dan pada suatu tekanan positif setiap saat di pelabuhan dan di
laut kecuali bilaman tangki tersebut harus bebas dari gas;

.3

memungkinkan kebutuhan udara untuk masuk ke sebuah tangki


pada operasi normal kecuali bilamana tangki tersebut harus
bebas dari gas;

.4

membersihkan tangki muatan kosong dari gas hidrokarbon,


sehingga pelaksanaan pembebasan gas berikutnya tidak akan
menyebabkan terbentuknya udara yang mudah terbakar dalam
tangki.

3.1 Sistem harus mampu mengalirkan gas lembam ke tangki-tangki


muatan pada debit sekurang-kurangnya 125% dari debit pengeluaran
maksimum dari kapal yang dinyatakan sebagai volume.
3.2 Sistem harus mampu mengalirkan gas lembam dengan kandungan O 2
tidak lebih dari 5% volume gas di dalam saluran pipa yang memasok
lembam ke tangki-tangki muatan pada setiap kecepatan alir yang
disyaratkan.
4
Pasokan gas lembam boleh diperlakukan seperti gas flue dari ketelketel utama atau ketel-ketel bantu. Badan Pemerintah dapat menyetujui
sistem yang menggunakan gas flue dari satu atau lebih generator gas
terpisah atau sumber-sumber lain atau kombinasi dari sumber-sumber itu,
dengan catatan standar keselamatan yang setara dicapai. Sistem tersebut
hendaknya sejauh memungkinkan memenuhi persyaratan-persyaratn
Peraturan ini. Sistem yang menggunakan karbondioksida yang disimpan
tidak boleh diizinkan kecuali apabila Badan Pemerintah meyakini bahwa
resiko penyalaan dari pembangkit listrik statis oleh sistem itu sendiri dapat
di minimalkan.
5
Katup-katup pengisolasi gas flue tercampur harus dipasang dalam
saluran pipa pemasok gas lembam antara keluaran ketel dan scrubber gas
flue.
Katup-katup ini harus dilengkapi dengan indikator untuk
menunjukkan apakah katup-katup itu terbuka atau tertutup, dan tindakan
pencegahan harus diambil untuk mempertahankan kekedapan katup udara
dan menjaga dudukan bebas dari kerak sisa pembakaran. Tata susunan
harus dibuat untuk menjamin bahwa penghembus jelaga tidak dapat
dioperasikan bila katup ketel penghasil gas flue tersebut terbuka.

58

Bab II-2 : Konstruksi


6.1 Scrubber gas flue harus dipasang yang akan mendinginkan secara
effektif sejumlah gas yang ditentukan dalam paragraf
3 dan
menghilangkan hasil pembakaran yang mengandung sulfur dan padatanpadatan. Tata susunan air pendingin harus sedemikian hingga pasok air
yang memadai harus selalu tersedia tanpa mengganggu beberapa pelayanan
penting di atas kapal. Perlengkapan juga harus disediakan untuk pasokan
air pendingin alternatif.
6.2 Filter atau peralatan-peralatan sepadan harus dipasang untuk
mengurangi jumlah air yang terbawa ke dalam blower gas lembam.
6.3 Skrubber harus berada di belakang semua tangki muatan, kamarkamar pompa dan koferdam yang memisahkan ruang-ruang ini dari ruang
permesinan katagori A.
7.1 Sekurang-kurangnya 2 blower harus dipasang yang secara bersamaan
harus mampu mengalir ke tangki muatan,sejumlah minimum gas seperti
yang disyaratkan dalam paragraf 3. Dalam sistem dengan menggunakan
generator gas, Badan Pemerintah hanya boleh mengizinkan satu blower jika
sistem tersebut mampu mengalirkan seluruh volume gas yang disyaratkan
dalam paragraf 3 ke ruangan yang dilindungi, dengan catatan bahwa suku
cadang yang memadai untuk blower beserta penggeraknya dibawa ke atas
kapal untuk memungkinkan setiap kegagalan blower beserta penggeraknya
diperbaiki oleh awak kapal.
7.2 Dua pompa bahan bakar harus dipasang pada generator gas lembam.
Badan Pemerintah hanya boleh mengizinkan satu pompa bahan bakar pada
kondisi dengan suku cadang pompa bahan bakar beserta penggeraknya
dibawa ke atas kapal agar awak kapal mampu memperbaiki setiap
kerusakan dari pompa bahan bakar dan penggeraknya.
7.3 Sistem gas lembam harus didesain sedemikian rupa sehingga tekanan
maksimum yang dapat digunakan pada setiap tangki muatan tidak akan
melebihi tekanan pengujian dari tangki muatan. Tata susunan katup yang
sesuai untuk mematikan harus disediakan pada sambungan di hisapan dan
keluaran dari blower. Tata susunanya harus dilengkapi dengan sarana untuk
memungkinkan berfungsinya instalasi gas lembam sebelum pengeluaran
muatan dimulai. Jika blower di gunakan untuk membebaskan gas, saluran
masuk ke dalamnya harus dilengkapi dengan tata susunan penutupan.
7.4 Blower harus diletakkan di belakang semua tangki muatan, kamar
pompa muatan dan koferdam yang memisahkan ruang-ruang ini dari ruang
mesin kategori A.
8.1

Pertimbangan khusus harus diberikan pada desain dan lokasi skrubber

59

dan blower bersama dengan pipa dan perlengkapannya untuk mencegah


kebocoran gas flue masuk ke dalam ruang-ruang tertutup.
8.2 Untuk memungkinkan perawatan yang aman, segel air tambahan atau
peralatan efektif lain untuk mencegah kebocoran gas flue harus di pasang
di antara katup pengisolasi gas tercampur dan skrubber atau penghubung
gas masuk ke skrubber.
9.1 Katup pengatur gas harus di pasang dalam pipa saluran pemasok gas
lembam. Katup ini harus dikendalikan secara otomatis untuk menutup
seperti yang disyaratkan dalam paragraf 19.3 dan 19.4. Katup juga harus
mampu mengatur aliran gas lembam ke tangki muatan secara otomatis
kecuali jika tersedia peralatan lain untuk mengontrol secara otomatis
kecepatan blower gas lembam seperti disyaratkan dalam paragraf 7.
9.2 Katup yang sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 9.1 harus
diletakkan di depan sekat terdepan dari yang aman 8 dari gas dimana ruang
tersebut di lewati pipa gas lembam.
10.1 Sekurang-kurangnya 2 peralatan tolak balik, salah satunya harus
berfungsi menjadi penyegel air, harus dipasang dalam pipa saluran gas
lembam untuk mencegah kembalinya uap hidrokarbon ke bagian atas ruang
mesin atau ke setiap ruang-ruang yang aman dari gas pada kondisi seperti
biasanya dalam keadaan kapal trim, miring dan kapal gerak. Peralatan
harus diletakkan antara katup otomatis yang disyaratkan oleh paragraf 9.1
dan sambungan di ujung paling belakang dari tiap tangki muatan atau
seluruh pipa muatan.
10.2 Peralatan-peralatan yang sesuai dengan ketentuan dalam paragraf
10.1 harus diletakkan pada daerah muatan di atas geladak.
10.3 Penyegel air yang sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 10.1 harus
mampu di pasok oleh dua pompa yang terpisah, yang masing-masing
pompa itu harus mampu mempertahankan pasokan dalam jumlah yang
memadai setiap saat.
10.4 Tata susunan penyegel dan sambungannya harus sedemikian sehingga
dapat mencegah aliran balik dari uap hidrokarbon dan akan menjamin
kelayakan fungsi dari segel selama dalam pengoperasian.
10.5 Perlengkapan harus disiapkan untuk menjamin penyegel air
dilindungi terhadap pembekuan, dengan cara sedemikian hingga keutuhan
segel tidak terganggu karena pemanasan berlebihan.
10.6 Tata susunan lingkaran air atau peralatan lain yang di setujui harus
dipasang pada setiap pasokan air yang bersangkutan dan pipa pengering
dan setiap peranginan atau pipa pengamat yang menuju ke ruang-ruang

Ruangan yang aman gas adalah ruangan dimana masuknya gas-gas hidrokarbon akan
menimbulkan bahaya kebakaran atau keracunan.

60

Bab II-2 : Konstruksi


yang aman dari gas. Harus tersedia sarana untuk mencegah lingkaran
tersebut menjadi kosong dengan cara dihampakan.
10.7 Penyegel air yang ada di geladak dan tata susunan lingkaran harus
mampu mencegah kembalinya uap hidrokarbon pada tekanan yang sama
dengan tekanan pengujian tangki muatan.
10.8 Peralatan kedua harus berupa katup tolak balik atau yang memiliki
kemampuan sepadan untuk mencegah kembalinya uap atau cairan dan di
pasang penyegel air seperti yang di syaratkan dalam paragraf 10.1. Katup
harus dilengkapi dengan peralatan penutup positif sebagai alternatif
terhadap peralatan penutup positif semacam itu, katup tambahan yang
mempunyai peralatan penutup seperti diatas boleh disediakan di depan
katup tolak balik untuk mengisolasi penyegel air geladak dari pipa saluran
gas lembam ke tangki muatan.
10.9 Sebagai usaha perlindungan tambahan terhadap kemungkinan
kebocoran cairan atau uap hidrokarbon kembali dari pipa saluran geladak,
peralatan harus disediakan untuk memungkinkan bagian dari saluran
antara katup memiliki peralatan penutup yang positif yang sesuai dengan
ketentuan dalam paragraf 10.8 dan katup yang sesuai dengan ketentuan
dalam paragaraf 9 harus diberi lubang angin dengan cara yang aman ketika
katup ini pertama kali ditutup.
11.1 Pipa saluran gas lembam dapat dibagi menjadi dua atau lebih cabang
di depan peralatan tolak balik yang disyaratkan dalam paragraf 10.
11.2.1
Saluran gas lembam harus dilengkapi dengan pipa bercabang
menuju ke masing-masing tangki muatan. Pipa cabang gas lembam harus
dipasang dengan katup penghenti atau peralatan pengendali yang sepadan
untuk mengisolasi masing-masing tangki. Jika katup penghenti dipasang,
katup tersebut harus dilengkapi dengan tata susunan pengunci, dimana
peralatan tersebut harus berada dalam pengawasan perwira yang
bertanggung jawab.
11.2.2
Dalam kapal pengangkut kombinasi, tata susunan untuk
mengisolasi tangki slop yang berisi minyak atau sisa-sisa minyak dari
tangki-tangki lain harus terdiri dari flense buta yang akan tetap dalam
posisi setiap saat bila muatan yang diangkut selain minyak kecuali seperti
yang disediakan untuk bagian yang bersangkutan dari Petunjuk tentang
Sistem Gas Lembam.
11.3 Harus disediakan sarana untuk melindungi tangki muatan terhadap
pengaruh tekanan berlebihan atau hampa yang disebabkan oleh perbedaan
panas bila tangki muatan diisolasi dari pipa saluran gas lembam.
11.4 Sistem pipa harus di desain sedemikian sehingga dapat mencegah

61

pengumpulan muatan atau air dalam jaringan pipa pada semua kondisi
normal.
11.5 Tata susunan yang sesuai harus disediakan untuk memungkinkan
saluran pipa gas lembam dapat dihubungkan ke pasokan luar dari gas
lembam.
12 Tata susunan peranginan untuk semua uap yang dipindahkan dari
tangki muatan pada saat mengisi muatan dan pengisian untuk penolak bara
harus memenuhi Peraturan 59.1 dan harus terdiri dari salah satu atau lebih
peranginan tinggi atau sejumlah sejumlah peranginan dengan kecepatan
tinggi. Pipa saluran pasok gas lembam boleh di gunakan untuk peranginan
tersebut.
13 Tata susunan untuk melembamkan, mempurging atau membebaskan
gas dari tangki-tangki kosong seperti disyaratkan dalam paragraf 2 harus
disetujui Badan Pemerintah dan harus ditata sedemikian hingga
pengumpulan dari uap-uap hidrokarbon dalam kantong-kantong oleh
bagian struktural internal dalam sebuah tangki diminimalkan dan bahwa:
.1

pada masing-masing tangki muat pipa saluran keluaran gas, jika


di pasang, harus di tempatkan sejauh mungkin dari saluran
masuk udara atau gas lembam dan sesuai dengan Peraturan
59.1. Saluran masuk dari pipa keluaran tersebut dapat
ditempatkan pada ketinggian geladak atau pada tempat yang
tidak lebih dari 1 meter di atas dasar tangki;

.2

luas penampang pipa keluaran gas, yang sesuai dengan paragraf


13.1 harus sedemikian hingga kecepatan keluar sekurangkurangnya 20 m/detik dapat dipertahankan bila tiga tangki
secara serempak dipasok oleh gas lembam.Keluarannya harus
menjulang tidak kurang dari 2 m di atas ketinggian geladak.

.3

setiap keluaran gas yang sesuai dengan paragraf 13.2 harus


dipasang dengan tata susunan penutupan yang sesuai.

.4.1 Jika sambungan dipasang antara pipa saluran pemasok gas


lembam dan sistem pipa muatan, tata susunanya harus dibuat
untuk menjamin pengisolasian yang efektif dengan
memperhatikan perbedaan tekanan yang besar yang mungkin
ada di antara sistem tersebut. Sambungan itu harus terdiri dari 2
katup penghenti dengan pengaturan peranginan ruangan antara
katup-katup dengan cara yang aman atau pengaturan spool piece
beserta dengan penutupnya.
.4.2 katup yang memisahkan pipa saluran pasok gas lembam dari
pipa saluran muatan dan yang ada disisi pipa saluran muatan
harus katup tolak balik dengan peralatan penutup positif.

62

Bab II-2 : Konstruksi


14.1 Satu atau lebih peralatan-peralatan pemecah tekanan atau vacuum
harus di sediakan untuk mencegah tangki-tangki muatan dari :
.1

tekanan positif yang melebihi tekanan uji tangki muatan jika


tangki harus dimuati pada kapasitas kecepatan maksimal dan
semua saluran keluar tetap tertutup; dan

.2

tekanan negatif yang lebih dari 700 mm kolom air jika muatan
dibongkar pada kecepatan maksimum pompa muatan dan
blower gas lembam menjadi rusak.

Peralatan-peralatan tersebut harus di pasang pada pipa-pipa saluran gas


lembam kecuali jika peralatan yang dipasang pada sistem peranginan
yang disyaratkan dalam Peraturan 59.1.1 atau pada setiap tangki muatan.
15 Harus disediakan sarana untuk secara terus-menerus menunjukkan
temperatur dan tekanan gas lembam pada sisi keluaran dari blower gas,
setiap saat blower gas dioperasikan.
16.1 Instrumentasi harus di pasang untuk menunjukkan secara terusmenerus dan secara permanen mencatat, pada saat gas lembam dipasok.
.1

tekanan dari pipa saluran pasokan gas lembam di depan


peralatan tolak balik yang di syaratkan oleh paragraf 10.1; dan

.2

kandungan oksigen dari gas lembam dalam pipa saluran gas


lembam pada sisi keluaran dari blower gas.

16.2 Peralatan yang sesuai dengan paragraf 16.1 harus ditempatkan dalam
ruang kontrol muatan ( jika disediakan ). Tetapi jika tidak ada ruang
kontrol muatan, peralatan harus ditempatkan pada posisi yang mudah di
jangkau oleh perwira yang berwenang untuk mengoperasikan muatan.
16.3 Selain itu, alat pengukur harus dipasang :
.1

dalam anjungan navigasi untuk menunjukkan tekanan yang


sesuai dengan paragraf 16.1.1 setiap saat dan tekanan dalam
tangki slop pada kapal pengangkut kombinasi, sewaktu tangki
tersebut diisolasi terhadap pipa saluran gas lembam; dan

.2

dalam kamar kontrol mesin atau dalam ruang mesin untuk


menunjukkan kandungan oksigen yang mengacu pada paragraf
16.1.2.

17 Instrumen jinjing harus disediakan untuk mengukur konsentrasi


oksigen dan uap yang mudah terbakar. Selain itu, tata susunan yang sesuai

63

harus dibuat pada tiap tangki muatan sehingga kondisi atmosfir tangki
dapat ditentukan dengan menggunakan instrumen jinjing tersebut.
18 Sarana-sarana yang memadai harus disediakan untuk mengkalibrasi
rentang dan titik nol dari kedua alat ukur yang dipasang tetap dan
instrumen jinjing pengukur konsentrasi gas, yang merujuk pada paragraf 16
dan 17.
19.1 Untuk sistem gas lembam dari keduanya jenis gas flue dan gas alarm
yang dapat terdengar dan terlihat harus disediakan untuk menunjukkan :
.1

tekanan air rendah dan kecepatan alir air rendah pada skrubber
gas flue sebagaimana merujuk pada paragraf 6.1;

.2

tingkat ketinggian air dalam skrubber gas flue sebagaimana


merujuk pada paragraf 6.1;

.3

temperatur ketinggian gas sebagaimana merujuk pada paragraf


15;

.4

kerusakan blower gas lembam merujuk pada paragraf 7;

.5

kandungan onsigen lebih dari 8% dari volume sebagaimana


yang merujuk pada paragraf 16.1.2;

.6

kerusakan sumber energi ke sistem pengendali otomatis untuk


katup pengatur gas dan untuk menunjukkan peralatan-peralatan
sebagaimana merujuk pada paragraf 9 dan 16.1;
tingkat ketinggian air rendah dalam penyegel air sebagaimana
merujuk pada paragraf 10.1;

.7
.8

tekanan gas yang kurang dari 100 m kolom air sebagaimana


merujuk pada paragraf 16.1.1. Tata susunan alarm harus
sedemikian hingga menjamin tekanan dalam tangki slop pada
kapal pengangkut kombinasi di pantau setiap saat; dan

.9

tekanan gas tinggi sebagaimana merujuk pada paragraf 16.1.1.

19.2 Untuk sistem gas lembam dari generator gas inert, tambahan alarm
yang dapat terdengar dan terlihat harus disediakan untuk menunjukkan:
.1

ketidak cukupan pasokan bahan bakar

.2

kegagalan dari sumber tenaga ke generator gas lembam.

.3

kegagalan dari sumber tenaga listrik ke sistem


otomatis untuk generator.

64

pengendali

Bab II-2 : Konstruksi


19.3 Penghenti otomatis blower gas lembam dan katup pengatur gas harus
diatur pada batas-batas yang ditetapkan sebelumnya yang harus dicapai
sesuai dengan paragraf 19.1.1, 19.1.2 dan 19.1.3.
19.4 Penghenti otomatis dari katup pengatur gas harus diatur berkenaan
dengan paragraf 19.1.4.
19.5 Berkenaan dengan paragraf 19.1.5, bila kandungan oksigen dari gas
lembam melebihi 8% dari volume gas, harus segera diambil tindakan untuk
memperbaiki kualitas gas. Kecuali jika kualitas perbaikan-perbaikan gas,
semua pengoperasian tangki muatan harus dihentikan sehingga dapat
menghindari udara masuk ke dalam tangki-tangki tersebut dan katup
pengisolasi yang merujuk pada paragraf 10.8 harus ditutup.
19.6 Alarm-alarm yang disyaratkan sesuai paragraf 19.1.5, 19.1.6 dan
19.1.8 harus dipasang dalam ruang mesin dan kamar kontrol muatan,(jika
dipasang), tetapi dalam setiap hal, pada posisi tersebut alarm itu diterima
dengan segera oleh awak kapal yang bertanggung jawab.
19.7 Berkenaan dengan paragraf 19.1.7, Badan Pemerintah harus
menjamin bahwa ketersediaan cadangan air yang cukup setiap saat dan
keutuhan dari tata susunan yang memungkinkan pembentukan segel air
otomatis bila aliran gas terhenti. Alarm yang terdengar dan terlihat bila
ketinggian air yang rendah dalam segel air harus beroperasi bila gas
lembam tidak dipasok.
19.8 Sistem alarm yang terdengar yang terpisah dari alarm yang
disyaratkan dalam paragraf 19.1.8 atau penghenti otomatis pompa muatan
harus disediakan untuk beroperasi bila batas-batas tekanan rendah yang
ditetapkan sebelumnya dicapai dalam pipa saluran gas lembam.
20 Kapal tangki yang dibangun sebelum tanggal 1 September 1984 yang
diwajibkan mempunyai sistem gas lembam harus setidak-tidaknya
memenuhi persyaratan Peraturan 62 bab II-2 Konvensi Internasional
tentang Keselamatan Jiwa di laut, 1974. 9 Selain itu kapal tangki tersebut
harus memenuhi persyaratan Peraturan ini, kecuali untuk:
.1

sistem-sistem gas lembam yang dipasang diatas kapal tangki


tersebut sebelum tanggal 1 Juni 1981 tidak perlu memenuhi
paragraf berikut: 3.2, 6.2,7.4, 8, 9.2, 10.2, 10.7, 10.9, 11.3, 11.4,
12, 13.1, 13.4.2, 14.2 dan 19.8;

.2

sistem gas lembam yang dipasang diatas kapal tangki tersebut


pada atau setelah tanggal 1 Juni 1981 tidak perlu memenuhi
paragraf berikut 3.2, 6.3, 7.4, 12, 13.1, 13.2, dan 14.2.

Teks yang ditetapkan dalam Konferensi Internasional tentang Keselamatan Jiwa di Laut,
1974.

65

21 Buku petunjuk rincian instruksi harus disediakan diatas kapal yang


meliputi pengoperasian,keselamatan dan persyaratan perawatan, ancaman
terhadap kesehatan yang berkaitan dengan sistem gas lembam dan
penerapannya pada sistem tangki muat. 10 Buku petunjuk itu harus
mencakup petunjuk mengenai prosedur yang harus diikuti jika terjadi
kesalahan atau kerusakan pada sistem gas lembam.

Peraturan 63
Kamar pompa muatan
1
Setiap kamar pompa muatan harus dilengkapi dengan salah satu
sistem pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen yang
dioperasikan dari posisi yang mudah dijangkau di luar kamar pompa.
Kamar pompa muatan harus dilengkapi dengan sistem yang sesuai untuk
ruang mesin katagori A.
1.1 Baik sistem karbodioksida ataupun sistem hidrokarbon berhalogeran
yang memenuhi ketentuan dalam Peraturan 5 dan dengan peralatan berikut:
.1

alarm yang merujuk pada Peraturan 5.1.6 harus aman untuk


digunakan dalam campuran udara atau uap muatan yang mudah
terbakar;

.2

pemberitahuan harus ditampilkan pada tempat pengendali yang


menyatakan bahwa karena bahaya penyalaan listrik statis, sistem
hanya boleh digunakan untuk memadamkan kebakaran dan
tidak untuk tujuan melembamkan.

1.2 Suatu sistem busa ekspansi tinggi yang memenuhi ketentuan paragraf
9, dengan catatan konsentrasi busa yang dipasok untuk memadamkan
kebakaran yang melibatkan muatan-muatan yang dibawa.
1.3 Sistem pancaran air bertekanan yang dipasang tetap yang memenuhi
ketentuan Peraturan 10.
2
Jika media pemadaman yang digunakan dalam sistem kamar pompa
muatan juga digunakan dalam sistem yang melayani ruangan lain, jumlah
media yang disediakan atau kecepatan pengalirannya tidak perlu lebih dari
kecepatan maksimum yang disyaratkan untuk kompartemen paling luas.

10

Merujuk pada pedoman yang diperbaharui untuk sistem gas lembam oleh Komite
Keselamatan Maritim pada Sidang ke 48 pada bulan Juni 1983 (MSC/Circ.353).

66

Anda mungkin juga menyukai