Bab II-2 D Per 55-63
Bab II-2 D Per 55-63
BAGIAN D
Tindakan pencegahan kebakaran pada
kapal tangki
( Persyaratan bagian ini merupakan tambahan untuk persyaratan bagian C
kecuali Peraturan 53 dan 54 yang tidak berlaku untuk kapal tangki dan
kecuali apabila dinyatakan lain dalam Peraturan 57 dan 58 )
Peraturan 55
Penerapan
1
Kecuali dengan tegas dinyatakan lain, bagian ini harus diterapkan
pada kapal tangki yang mengangkut minyak mentah dan hasil olahan
minyak mentah yang mempunyai titik nyala tidak lebih dari 60 oC (uji
tertutup), seperti ditentukan oleh alat titik nyala yang disetujui, dan tekanan
uap (Reid) yang lebih rendah dari tekanan atmosfir dan hasil olahan cair
lainnya yang mengamdung bahaya kebakaran yang sama.
2
Jika muatan-muatan cair selain muatan cair yang mengacu pada
paragraf 1 atau gas-gas cair yang menimbulkan bahaya kebakaran
tambahan akan diangkat, tindakan-tindakan keselamatan tambahan harus
disetujui oleh Badan Pemerintah, dengan memperhatikan ketentuanketentuan Kode Internasional tentang pengankutan bahan kimia berahaya
dalam bentuk curah, Kode pengnakutan bahan kimia berbahaya dalam
bentuk curah, Kode Internasional tentang kapal pengangkut gas dalam
bentuk curah dan kode tentang kapal pengangkut gas dalam bentuk curah
yang berlaku.
3
Paragraf ini berlaku untuk semua kapal yang merupakan kapal
pengangkut gabungan. Kapal-kapal tersebut tidak boleh mengangkut
muatan padat -muatan padat kecuali jika semua tangki muatan dalam
keadaan kosong atau apabila tata susunan yang ada dalam semua hal
disetujui oleh Badan Pemerintah dan sesuai dengan persyaratan operasional
yang terdapat dalam Petunjuk tentang Sistem Gas lamban (Inert). 1
4
Kapal-kapal tangki yang mengangkut hasil olahan minyak mentah
yang mempunyai titik nyala lebih dari 60 oC (uji tertutup) seperti ditentukan
dengan alat-alat titik nyala yang disetujui harus memenuhi ketentuanketentuan bagian C, disamping itu sebagai pengganti sistem pemadam
kebakaran yang dipasang tetap yang disyaratkan dalam Peraturan 53,
kapal-kapal tangki harus dilengkapi dengan sistem busa tetap di geladak
yang harus memenuhi ketentuan Peraturan 61.
1 Merujuk ke Petunjuk yang telah direvisi tentang sistem gaslamban yang disahkan oleh Komite
Keselamatan maritim pada sidang ke-48 bulan Juni 1983 (MSC/Circ.353).
38
.2
.3
.4
Merujuk ke Peraturan tentang sistem-sistem gas lamban pada kapal tangki kimia yang
disahkan oleh Organisasi dengan resolusi A.567(14).
39
Peraturan 56
Lokasi dan pemisahan ruangan
( Peraturan ini berlaku untuk kapal yang dibangun pada atau setelah 1
Februari 1992)
1
Ruang permesinan harus ditempatkan dibelakang tangki muat dan
-tangki slop; tangki tersebut harus diletakkan dibelakang kamar pompa
muat dan koferdam, tetapi tidak perlu setelah tangki penimbun bahan bakar
minyak. Setiap ruang mesin harus diisolasi dari tangki muat dan tangki
slop oleh koferdam, kamar pompa muat, tangki bahan bakar minyak atau
tangki tolak bara. Kamar pompa yang berisi pompa dan pelengkapnya
untuk mengisi tangki tolak bara ruang yang berdekatan dengan tangkitangki muat dan tangki slop dan pompa-pompa untuk memindahkan bahan
bakar harus dipertimbangkan sebagai kamar pompa yang sama dengan
kamar pompa muatan dalam kaitan dengan dengan peraturan ini. asalkan
kamar pompa tersebut mempunyai standar keselamatan yang sama seperti
yang disyaratkan untuk kamar pompa muat. Akan tetapi, bagian bawah
kamar pompa dapat dicerukkan ke dalam ruang-ruang mesin kategori A
untuk memuat pompa asalkan bagian atas dari cerukan itu tidak lebih dari
1/3 tinggi kapal diukur dari atas lunas, kecuali jika bobot mati kapal tidak
lebih dari 25.000 ton, apabila dapat ditunjukkan bahwa karena alasan dari
jalan dan tata susunan pipa yang layak hal ini tidak dapat diterapkan,
Badan Pemerintah dapat mengijinkan cerukan melebihi ketinggian
tersebut, tetapi tidak lebih dari 2 tinggi kapal diukur dari atas lunas
2
Ruang akomodasi, stasiun kontrol muatan utama, stasiun-stasiun
kontrol dan ruang-ruang layanan (tidak termasuk gudang alat bongkar
muat yang diisolasi) harus ditempatkan dibelakang semua tangki muat,
tangki slop, dan ruang yang mengisolasi muatan atau tangki slop dari
ruang mesin tetapi tidak perlu dibelakang tangki penimbun bahan bakar
minyak dan tangki tolak bara, tetapi harus diatur dengan suatu cara
sehingga satu kerusakan geladak atau sekat tidak akan memungkinkan
masuknya gas atau uap dari tangki-tangki muatan ke dalam ruang
akomodasi, stasiun kontrol muatan utama, stasiun kontrol atau ruang-ruang
layanan. Sebuah cerukan yang dibuat sesuai dengan beralasan atau tidak
40
.2
41
.3
.4
5
Jika diperlukan pemasangan posisi navigasi diatas daerah muatan,
pemasangan itu hanya boleh digunakan untuk tujuan navigasi saja dan
harus dipisahkan dari geladak tangki muat dengan menggunakan ruangan
terbuka dengan tinggi sekurang-kurangnya
2 meter. Perlingungan
kebakaran terhadap posisi navigasi tersebut harus ditambahkan seperti yang
disyaratkan untuk ruang kontrol dalam Peraturan 58.1 dan 58.2 dan
ketentuan-ketentuan lain, yang berlaku, dari bagian ini.
6
Harus tersedia sarana untuk menghindari luapan geladak masuk ke
daerah akomodasi dan layanan. Ini dapat dipenuhi dengan cara memasang
ambang menerus yang dipasang tetap dengan tinggi yang memadai yang
terbentang dari sisi ke sisi. Pertimbagan khusus harus diberikan pada tata
susunan yang ada kaitannya dengan muatan di buritan.
7
Batas-batas luar dari bangunan atas dan rumah-rumah geladak yang
mengelilingi ruang akomodasi dan termasuk setiap geladak gantung yang
menyangga akomodasi tersebut, harus diisolasi sesuai dengan standar AA60@ untuk seluruh bagian yang menghadap ke daerah muatan dan sisi-sisi
sebelah luar dengan jarak 3 meter dari ujung batas yang menghadap ke
daerah muatan. Dalam kaitan dengan sisi-sisi bangunan atas dan rumahrumah geladak itu, isolasi harus dipasang setinggi yang dianggap cukup
oleh Badan Pemerintah.
8.1 Kecuali sebagaimana yang diizinkan dalam paragraf 8.2 dibawah ini,
pintu-pintu masuk, saluran-saluran masuk udara dan bukaan-bukaan
menuju ke ruang akomodasi, ruang layanan, stasiun kontrol dan ruang
mesin tidak boleh menghadap ke daerah muatan. Bukaan-bukaan tersebut
harus diletakkan pada sekat melintang yang tidak menghadap ke daerah
muatan atau pada sisi luar bangunan atas atau rumah geladak pada jarak
42
Peraturan 57
Struktur, sekat-sekat dalam ruang akomodasi dan layanan dan
rincian konstruksinya
1
Untuk penerapan persyaratan-persyaratan Peraturan 42, 43 dan 50
pada kapal-kapal tangki, hanya metode IC sebagaimana didefinisikan
dalam Peraturan 42.5.1 yang harus digunakan.
2
Jendela-jendela langit pada kamar pompa muat harus dari baja, tidak
boleh mengandung kaca dan harus dapat ditutup dari luar kamar pompa.
Peraturan 58
Integritas kebakaran dari sekat dan geladak
(Paragraf 2.2(5) dan 2.2(9) Peraturan ini berlaku untuk kapal-kapal yang
dibangun pada atau setelah 1 Februari 1992)
43
1
Sebagai pengganti Peraturan 44 dan disamping memenuhi ketentuan
khusus mengenai integritas kebakaran sekat-sekat dan geladak-geladak
yang disebut ditempat lain dalam bagian ini, integritas kebakaran minimum
sekat-sekat dan geladak-geladak harus seperti yang dipaparkan dalam tabeltabel 58.1 dan 58.2.
2
kebakaran
terpusat.
Tabel 58.1 - Integritas sekat-sekat kebakaran yang memisahkan ruangruang yang berdekatan
Ruang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10
)
Ruang Kendali (1)
Koridor
(2)
Ruang
akomodasi
(3)
A-0
A-0
A-60
A-0
A-15
A-60
A-15
A-60
A-60
B-0
B-0
A-0a
B-0
A-60
A-0
A-60
A-0
B-0
A-0a
B-0
A-60
A-0
A-60
A-0
44
(4)
B-0
A-0a
Ruang layanan
( resiko rendah) (5)
Ruang permesinan
kategori A
(6)
B-0
A-0a
A-60
A-0
A-60
A-0
A-60
A-0
A-60
A-0
A-0
A-0d
A-60
A-0b
A-0
A-0
A-60
A-60b
Ruang permesinan
yang lain
(7)
Ruang pompa
muatan
(8)
Ruang layanan
(resiko tinggi) (9)
Geladak
terbuka
(10)
Catatan : harus diterapkan pada tabel-tabel 58.1 dan 58.2, sesuai yang
disyaratkan.
a
untuk klarifikasi mengenai yang akan diterapkan, lihat Peraturan 43 dan
46 bab ini.
b
jika ruang-ruang dari kategori yang sama dan huruf b muncul, sekat
dan geladak dar kelas yang ditunjukkan dalam tabel hanya diwajibkan
bila ruang-ruang yang berdekatan digunakan untuk tujuan yang
berbeda, misal dalam kategori (9). Dapur disebelah dapur tidak
memerlukan sekat tetapi dapur di sebelah kamar cat memerlukan sekat
"A-0".
c
sekat yang memisahkan rumah kemudi, kamar peta dan kamar radio
dari masing-masing ruang itu boleh dari kelas "B-0"
d
sekat dan geladak antara kamar pompa muatan dan ruang mesin
kategori A dapat ditembus oleh poros penekan kamar pompa dan
penetrasi penekan serupa, asalkan segel kedap gas dengan pelumasan
yang efisien atau sarana lain yang menjamin kekuatan segel gas
dipasang di sekat atau geladak itu.
e
isolasi kebakaran tidak perlu dipasang jika ruang mesin dalam kategori
(7), yang menurut pendapat Badan Pemerintah, tidak mempunyai atau
hanya mempunyai sedikit resiko kebakaran
jika tanda bintang muncul dalam tabel, divisi diwajibkan harus dari baja
atau bahan lain yang sepadan tetapi tidak perlu harus dari standar
kelas "A".
(2) Lorong-lorong
Lorong-lorong dan lobi-lobi
(3) Ruang akomodasi
Ruang-ruang seperti yang ditetapkan dalam
Peraturan 3.10,
tidak termasuk lorong-lorong
45
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Ruang kendali
(1)
A-0
A-0
A-0
A-0
A-0
A60
A-0
A-0
Koridor
(2)
A-0
A-0
A60
A-0
A-0
Ruang
akomodasi
(3)
A60
A-0
A-0
A60
A-0
A-0
Tangga
(4)
A-0
A-0
A-0
A-0
A60
A-0
A-0
Ruang
layanan
(resiko
rendah)
(5)
A15
A-0
A-0
A-0
A60
A-0
A-0
Ruang
permesinan
kategori A
(6)
A60
A60
A60
A60
A60
A-60c
A0
A60
Ruang
permesinan
yang lain
(7)
A15
A-0
A-0
A-0
A-0
A-0
A0
A-0
Ruang pompa
muatan
(8)
A-0d
A-0
Ruang
layanan
(resiko tinggi)
(9)
A60
A-0
A-0
A-0
A-0
A60
A-0
A-0b
Geladak
terbuka
(10)
di
46
47
Peraturan 59
Peranginan , purging, pembebasan gas dan ventilasi
(paragrap 2 Peraturan ini berlaku untuk kapal-kapal yang dibangun pada
atau setelah 1 Februari 1992)
1
48
semua hal
melewati
katup-katup
1.3.1 Tata susunan peranginan dalam setiap tangki muatan dapat berdiri
sendiri atau digabung dengan tangki-tangki muatan lain dan dapat
dihubungkan ke dalam pipa gas lembam.
1.3.2 Jika tata susunan digabungkan dengan -tangki muatan lain, baik
katup penghenti atau sarana lain yang disetujui harus disediakan untuk
mengisolasi setiap tangki muatan. Jika katup-katup penghenti tersebut
dipasang, katup harus dilengkapi dengan tata susunan penguncian yang
harus dibawah pengawasan petugas kapal yang bertanggung jawab. Setiap
penyekatan harus menerus untuk memungkinkan aliran yang disebabkan
oleh perbedaan panas dalam tangki muatan sesuai dengan paragraf 1.2.1.
1.4 Tata susunan lubang angin harus dihubungkan ke puncak setiap
tangki muatan dan dalam keadaan kapal normal, trim dan miring harus
dapat mengering sendiri masuk ke dalam tangki muatan. Jika tidak
mungkin untuk menyediakan saluran yang dapat mengering sendiri, tata
susunan permanen harus diadakan untuk mengeringkan saluran lubang
angin ke tangki muatan.
1.5 Sistem lubang angin harus dilengkapi dengan peralatan untuk
mencegah lintasan api masuk ke dalam tangki-tangki muatan. Desain,
pengujian dan lokasi peralatan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan oleh Badan Pemerintah yang harus sekurang- sekurangnya
sesuai dengan standar yang disahkan oleh Organisasi. 4
1.6 Ketentuan harus dibuat untuk menjaga terhadap kemungkinan
peningkatan cairan di dalam sistem lubang angin tersebut hingga mencapai
suatu ketinggian yang dapat melebihi tinggi desain tangki muatan. Sistem
tersebut harus dilengkapi dengan alarm peringatan tingkat ketinggian
cairan atau sistem kontrol limpahan atau sarana-sarana yang sepadan lain,
bersama dengan alat-alat ukur dan prosedur pengisian tangki muatan.
1.7 Bukaan-bukaan untuk melepaskan tekanan yang disyaratkan oleh
paragraf 1.2.1 harus :
.1
Merujuk kepada MSC/Circ.677 pada standar yang telah direvisi mengenai rancangan,
pengujian dan lokasi peralatan untuk mencegah lintasan api masuk ke dalam tangki muatan dalam
kapal tangki dan kepada MSC/Circ.450/rev.1 pada faktor-faktor yang telah direvisi harus
dipertimbangkan ketika merancang lubang tangki muatan dan pengaturan pembebasan gas.
49
.3
.4
50
1.10 Pada kapal yang mengangkut muatan kombinasi, tata susunan untuk
mengisolasi tangki slop yang berisi minyak atau sisa minyak dari tangki
muatan lain harus terdiri dari flensa buta yang tetap berada di posisinya
setiap saat apabila muatan- muatan selain muatan cair sesuai peraturan
55.1 yang diangkut.
2
.2
Bila kapal tidak dilengkapi dengan sistem gas lembam,
pengoperasiannya harus ditata sedemikian rupa sehingga uap yang
mudah terbakar dikeluarkan lebih dahulu.
.2.1
.2.2
angin
seperti
Merujuk ke MSC/Circ.677 tentang standar yang telah direvisi mengenai desain, pengujian dan
lokasi peralatan untuk mencegah lintasan api masuk ke dalam tangki-tangki muatan dan kepada
MSC/Circ.450/Rev.1 pada faktor-faktor revisi yang harus dipertimbangkan ketika merancang
lubang tangki muatan dan pengaturan pembebasan gas.
51
Apabila konsentrasi uap yang dapat terbakar pada saluran keluar telah
dikurangi hingga 30% dari batas nyala terendah, setelah itu pembebasan
gas dapat dilanjutkan pada tingkat geladak tangki muatan.
3
Ventilasi
52
4.2 Ruang lambung ganda dan dasar ganda harus dipasang dengan
sambungan yang sesuai untuk pasokan udara.
4.3
.2
.3
Peraturan 60
Perlindungan tangki muat
1
Untuk kapal-kapal tangki dengan bobot mati 20.000 ton keatas
perlindungan daerah geladak tangki muat dan tangki muat harus dapat
dijangkau oleh sistem busa geladak yang dipasang tetap dan sistem gas
lembam yang dipasang tetap sesuai dengan syarat-syarat sesuai peraturan
61 dan 62, kecualiapabila, sebagai pengganti instalasi diatas, Badan
53
.2
3
Yang dianggap setara, sistem yang diajukan sebagai pengganti sistem
gas lambam yang di pasang tetap, harus:
.1
.2
4
Kapal-kapal tangki dengan tonase kotor 20.000 atau lebih yang
dibangun sebelum tanggal 1 Sepetember 1984 yang digunakan dalam
pelayaran mengangkut minyak mentah harus dilengkapi sistem gas
lembam, yang memenuhi persyaratan paragraf 1, tidak melewati:
.1
.2
5
Kapal-kapal tangki dengan tonase kotor 40.000 lebih yang dibangun
sebelum tanggal 1 September 1984 yang digunakan dalam pelayaran
mengangkut minyak selain minyak mentah dan setiap kapal tangki dengan
tonase kotor 20.000 atau lebih yang digunakan dalam pelayaran
54
untuk kapal tangki dengan tonase kotor 70.000 atau lebih pada
tanggal 1 September 1984 atau tanggal penyerahan kapal,dipilih
mana yang lebih akhir; dan
.2
untuk kapal tangki dengan tonase kotor kurang dari 70.000 pada
tanggal 1 Mei 1985 atau tanggal penyerahan kapal, dipilih yang
terjadi akhir.
6
Semua kapal tangki yang menggunakan prosedur pembersihan tangki
muatan dengan memakai pencuci minyak mentah harus dilengkapi dengan
sistem gas lembam yang memenuhi persyaratan Peraturan 62 dan dengan
mesin-mesin pencuci tangki yang dipasang tetap.
7
Semua kapal tangki yang dipasang dengan sistem gas lembam harus
dilengkapi dengan sistem ullage tertutup.
8
Kapal-kapal tangki dengan tonase kotor kurang dari 20.000 harus
dilengkapi dengan sistem busa geladak yang memenuhi persyaratan
Peraturan 61.
Peraturan 61
Sistem busa di geladak yang dipasang tetap
1
Tata susunan untuk menyediakan busa harus mampu mengalirkan
busa ke seluruh daerah geladak tangki muat demikian juga ke dalam setiap
tangki muatan yang geladaknya telah rusak.
2
Sistem busa harus mampu di operasikan dengan mudah dan cepat.
Stasiun kontrol utama untuk sistem itu harus di letakkan ditempat yang
sesuai diluar daerah muatan, berdekatan dengan ruang akomodasi dan
dapat di jangkau dengan segera dan dapat dioperasikan jika terjadi
kebakaran dalam daerah yang dilindungi.
3
Kecepatan pasok larutan busa tidak boleh kurang dari yang terbesar
berikut ini:
.1
.2
6 l/menit per meter persegi dari luas bidang mendatar dari suatu
tangki yang mempunyai luas terbesar; atau
55
.3
4
Busa dengan konsentrasi yang cukup harus di pasok untuk menjamin
sekurang-kurangnya 20 menit pembentukan busa dalam kapal tangki yang
dilengkapi dengan instalasi gas lembam atau 30 menit dari pembentukan
busa dalam kapal tangki yang tidak dilengkapi dengan instalasi gas
lembam saat menggunakan kecepatan larutan yang ditentukan dalam
paragraf 3.1, 3.2 atau 3.3, diambil yang terbesar. Perbandingan ekspansi
busa (yaitu, perbandingan antara volume busa yang diproduksi terhadap
campuran antara air dan konsentrasi pembuat busa yang dipasok) yang
umumnya tidak boleh melebihi 12 berbanding 1. Jika sistem yang biasanya
menghasilkan busa ekspansi yang rendah tetapi perbandingan ekspansi
sedikit melebihi 12 berbanding 1, jumlah larutan busa yang tersedia harus
dihitung dengan perbandingan ekspansi 12 banding 1.
Bilamana
digunakan perbandingan ekspansi busa menengah (perbandingan ekspansi
antara 50:1 dan 150:1), pemakaian kecepatan busa dan kapasitas dari
instalasi monitor itu harus disetujui oleh Badan Pemerintah.
5
Busa yang berasal dari sistem busa yang di pasang harus disuplai oleh
peralatan monitor dan aplikator busa. Sekurang-kurangnya tetap 50% dari
pasokan cairan busa yang disyaratkan dalam paragraf 3.1 dan 3.2 harus
dialirkan dari tiap monitor. Pada kapal tangki dengan tonase kotor kurang
dari 4.000, Badan Pemerintah boleh tidak mensyaratkan pemasangan
instalasi monitor tetapi hanya aplikator. Akan tetapi, pada setiap kasus
kapasitas tiap aplikator harus sekurang-kurangnya 25% dari kecepatan
pasokan larutan busa yang disyaratkan dalam paragraf 3.1 atau 2.2.
6.1 Jumlah dan letak monitor harus sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi paragraf 1. Kapasitas setiap monitor harus sekurang-kurangnya
3 l/menit larutan busa per meter persegi luas geladak yang dilindungi oleh
monitor itu, daerah tersebut seluruhnya berada di depan monitor, kapasitas
monitor itu tidak boleh kurang dari 1,250 l/menit.
6.2 Jarak terjauh dari monitor menuju daerah yang dilindungi dengan
kebutuhan yang besar, berada di depan monitor itu tidak boleh lebih dari
75% dari keluaran monitor pada kondisi udara tenang.
7
Monitor dan sambungan selang untuk aplikator busa harus kedua sisi
kiri dan kanan di depan kimbul dan ruang akomodasi yang menghadap ke
geladak tangki muat.
56
Peraturan 626
Sistem Gas lembam
(Paragraf 19.1 dan 19.2 dari Peraturan ini di terapkan untuk kapal-kapal
yang dibangun pada atau setelah tanggal 1 Februari 1992)
1
Sistem gas lembam yang merujuk pada Peraturan 60 harus di desain,
dibangun dan diuji untuk disetujui Badan Pemerintah. Sistem ini harus di
desain * dan dioperasikan untuk membuat dan mempertahankan udara dari
tangki-tangki muatan tidak dapat terbakar setiap saat 7 , kecuali bila
tangki-tangki tersebut disyaratkan harus bebas dari gas. Jika sistem gas
lembam tidak dapat memenuhi persyaratan operasional yang ditentukan
diatas dan telah diteliti bahwa hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan
akibat suatu perbaikan, kemudian pembongkaran muatan, pengeluaran
toalk bara dan pembersihan tangki yang diperlukan hanya dapat
dilanjutkan apabila Akondisi darurat@ sebagaimana tercantum dalam
Apetunjuk tentang sistem gas lembam@ dipenuhi.
2
6 Merujuk pada MSC/Circ.677 tentang standar yang diperbaharui untuk desain, pengujian dan
penempatan lintasan yang dilalui api dalam tangki muatan, MSC/Circ.485 tentang klarifikasi
persyaratan sistem gas lembam berdasarkan SOLAS 1974, yang telah ditambah dan diubah, dan
MSC/Circ.387 tentang pedoman untuk sistem gas lembam yangtelah direvisi.
7 Dalam Peraturan ini, istilah tangki muatan juga termasuk tangki penyimpanan.
57
.1
.2
.3
.4
58
59
Ruangan yang aman gas adalah ruangan dimana masuknya gas-gas hidrokarbon akan
menimbulkan bahaya kebakaran atau keracunan.
60
61
pengumpulan muatan atau air dalam jaringan pipa pada semua kondisi
normal.
11.5 Tata susunan yang sesuai harus disediakan untuk memungkinkan
saluran pipa gas lembam dapat dihubungkan ke pasokan luar dari gas
lembam.
12 Tata susunan peranginan untuk semua uap yang dipindahkan dari
tangki muatan pada saat mengisi muatan dan pengisian untuk penolak bara
harus memenuhi Peraturan 59.1 dan harus terdiri dari salah satu atau lebih
peranginan tinggi atau sejumlah sejumlah peranginan dengan kecepatan
tinggi. Pipa saluran pasok gas lembam boleh di gunakan untuk peranginan
tersebut.
13 Tata susunan untuk melembamkan, mempurging atau membebaskan
gas dari tangki-tangki kosong seperti disyaratkan dalam paragraf 2 harus
disetujui Badan Pemerintah dan harus ditata sedemikian hingga
pengumpulan dari uap-uap hidrokarbon dalam kantong-kantong oleh
bagian struktural internal dalam sebuah tangki diminimalkan dan bahwa:
.1
.2
.3
62
.2
tekanan negatif yang lebih dari 700 mm kolom air jika muatan
dibongkar pada kecepatan maksimum pompa muatan dan
blower gas lembam menjadi rusak.
.2
16.2 Peralatan yang sesuai dengan paragraf 16.1 harus ditempatkan dalam
ruang kontrol muatan ( jika disediakan ). Tetapi jika tidak ada ruang
kontrol muatan, peralatan harus ditempatkan pada posisi yang mudah di
jangkau oleh perwira yang berwenang untuk mengoperasikan muatan.
16.3 Selain itu, alat pengukur harus dipasang :
.1
.2
63
harus dibuat pada tiap tangki muatan sehingga kondisi atmosfir tangki
dapat ditentukan dengan menggunakan instrumen jinjing tersebut.
18 Sarana-sarana yang memadai harus disediakan untuk mengkalibrasi
rentang dan titik nol dari kedua alat ukur yang dipasang tetap dan
instrumen jinjing pengukur konsentrasi gas, yang merujuk pada paragraf 16
dan 17.
19.1 Untuk sistem gas lembam dari keduanya jenis gas flue dan gas alarm
yang dapat terdengar dan terlihat harus disediakan untuk menunjukkan :
.1
tekanan air rendah dan kecepatan alir air rendah pada skrubber
gas flue sebagaimana merujuk pada paragraf 6.1;
.2
.3
.4
.5
.6
.7
.8
.9
19.2 Untuk sistem gas lembam dari generator gas inert, tambahan alarm
yang dapat terdengar dan terlihat harus disediakan untuk menunjukkan:
.1
.2
.3
64
pengendali
.2
Teks yang ditetapkan dalam Konferensi Internasional tentang Keselamatan Jiwa di Laut,
1974.
65
Peraturan 63
Kamar pompa muatan
1
Setiap kamar pompa muatan harus dilengkapi dengan salah satu
sistem pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen yang
dioperasikan dari posisi yang mudah dijangkau di luar kamar pompa.
Kamar pompa muatan harus dilengkapi dengan sistem yang sesuai untuk
ruang mesin katagori A.
1.1 Baik sistem karbodioksida ataupun sistem hidrokarbon berhalogeran
yang memenuhi ketentuan dalam Peraturan 5 dan dengan peralatan berikut:
.1
.2
1.2 Suatu sistem busa ekspansi tinggi yang memenuhi ketentuan paragraf
9, dengan catatan konsentrasi busa yang dipasok untuk memadamkan
kebakaran yang melibatkan muatan-muatan yang dibawa.
1.3 Sistem pancaran air bertekanan yang dipasang tetap yang memenuhi
ketentuan Peraturan 10.
2
Jika media pemadaman yang digunakan dalam sistem kamar pompa
muatan juga digunakan dalam sistem yang melayani ruangan lain, jumlah
media yang disediakan atau kecepatan pengalirannya tidak perlu lebih dari
kecepatan maksimum yang disyaratkan untuk kompartemen paling luas.
10
Merujuk pada pedoman yang diperbaharui untuk sistem gas lembam oleh Komite
Keselamatan Maritim pada Sidang ke 48 pada bulan Juni 1983 (MSC/Circ.353).
66