Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Minyak atsiri atau disebut juga minyak eterik adalah kelompok besar

minyak nabati

yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan
aroma yang khas.
Minyak atsiri maupun komponen-komponen penyusun minyak atsiri merupakan salah
satu kimia bahan alam yang mempunyai beberapa kegunaan, yaitu sebagai bahan farmasi,
kosmetik, flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman, parfum dan sebagai
pencampur rokok kretek serta kegunaan lain tergantung dari struktur senyawa penyusun
minyak atsiri.

Hubungan struktur dan aktivitas disebut sebagai Structure Activity

Relationship ( SAR ).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 200 spesies tanaman yang
termasuk

famili

Pinaceae,

Labiateae,

Compositae,

Lauraceae,

Myrtaceae,

dan

Umbelliferaceae. Salah satu contohnya adalah jahe (Zingiberofficinale). Jenis tanaman ini
dimanfaatkan bagian umbinya, mengandung minyak atsiri yang terdapat pada kulit bagian
dalam (phloem).
Indonesia sejak era tahun 60-an, dikenal sebagai penghasil minyak atsiri terbesar didunia
terrutama minyak atsiri nilam di indonesia masih sangat dikenal di pasar dunia. Produk ini
mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam digunakan di industri parfum sebagai
pengikat aroma. Selain digunakan diindustri parfum minyak atsiri nilam juga banyak
digunakan dibidang farmasi dan kosmetik.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Mengisolasi minyak atsiri dari berbagai bahan baku.
b. Menentukan beberapa sifat kimia, fisika minyak atsiri yang diperoleh.
c. Menghitung rendemen minyak atsiri.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman Jahe

Tanaman Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangannya berbentuk jemari yang mengembung diruasruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sanskerta, singaberi.
(Hersipa,2011)
2.2 Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta( Tumbuhan Berpembuluh )
Super divisi : Spermatophyta(Menghasilkan Biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
: Z. Officinale
Tanaman Jahe di kelompokkan ke dalam divisi Magnoliophyta (juga dikenal dengan
istillah Angiostermaae) yaitu warga tumbuhan yang berkembang biak secera generatif berupa
bunga. Divisi Magnoliophyta dibagi lagi kedalam dua kategori

yaitu : Magnoliopsida dan

liliopsida. Jahe sendiri dimasukkan kedalam kategori kedua yakni liliopsida atau tumbuhan
monikotil atau berbiji tunggal. Tanaman monokotil ini terbagi lagi kedalam 50.000 sampai
60.000 jenis. Jahe sendiri dimasukkan lagi kedalam bangsa Zingiberales atau bangsa
tumbuhan bunga. Kemudian secara mendetil, jahe dimasukkan lagi kedalam suku
Zingiberaceae atau temu-temuan. Suku ini terdiri dari 50 genus yang tersebar lagi kedalam
kurang lebih 1.000 sejenis/ spesies. Genus jahe sendiri adalah Zingiber atau herba obat.
Sementara itu urutan taksonami terakhir jahe adalah zingiber officinale. (Hersipa,2011)
Jahe atau zingiber officinale merupakan salah satu tanaman tumbuhan rumpun berbatang
semu. Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer dikalangan masyarakat baik sebagai
bahan dapur ataupun bahan obat. Jahe diperkirakan berasal dari asia pasifik yang
penyebarannya mulai dari India hingga wilayah China. Dari India jahe mulai dijadikan
sebagai bahan rempah untuk diperjual belikan yang jangkauan pemasarannya hingga wilayah
Asia Tenggara Jepang, Tiongkok, hingga wilayah Timur Tengah. Adapun ciri umum tanaman
1.
2.
3.
4.

jahe:
Tanaman sejenis terba tumbuh tegak dengan ketinggian pohon 30-60cm
Batang pohon semu, beralur dan memiliki warna hijau.
Daun tunggal dan bewarna hijau tua
Tangkai daun berbulu halus, helai daun berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian ujung

runcing, serta pangkal daun tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar anata 2-4cm.
5. Bunga berupa malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk tongkat atau gundar telur, panjang
malai berkisar antara 3,5-5cm dan lebar 1,5-1,75cm. Ganggang bunga hampir tidak berbulu

dengan panjang sekitar 25cm. Sisik pada bunga berjumlah 5-7 buah berbentuk lanset letaknya
berdekatan, panjang sisik 3-5 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung 2-2,5cm. (Hersipa,2011)
2.3 Kandungan Pada Jahe
Rimpang jahe mengandung minyak atsiri dimana didalamnya terkandung beberapa
senyawa seperti zingeron, seskuiterpen, oleoresin, zingiberen, limonen, kamfena, sineol,
zingiberal, sitral, felandren, dan borneol. Selain itu terdapat juga damar, pati, vitamin A, B, C
senyawa flavonoit dan polifenol, serta asam organik seperti asam malat dan asam oksalat.
Didalam jahe juga terkandung gizi per 100gram: Protein 8.6%, karbohidrat 66.5%,lemak
6.4%, serat 5.9%, abu 5.7%, kalsium 0.1%, fosfor 6.15%, zat besi 0.011%, sodium 0.3%,
kotasium 1.4%, vitamin A175 IU, vitamin B1 0.05 mg, vitamin B2 0.13 mg, vitamin C12 mg,
niasin 1.9%.
2.4 Khasiat Tanaman Jahe
Dibawah ini adalah beberapa khasiat yang dimiliki jahe sebagai tanaman obat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sebagai obat batuk


Menurunkan panas dan analgetik
Dapat meredakan radang sendi
Mengendurkan otot yang tegang
Mengatasi perut kram pada perut saat haid
Membantu merangsang keluarnya gas dari perut
Mengurangi rasa mual akibat mabuk atau saat hamil
Mengatasi gejala flu ringan
Enzim lipase dan protease dapat membantu pencernaan tubuh dalam mencerna protein dan

lemak
10. Menjaga kesehatan lambung dengan menurunkan keasaman lambung
11. Menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaaan
12. Mengobati nyeri pada lambung
13. Mengobati peradangan pada arthritis
14. Dapat merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat membantu memperlebar
pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar dan tekanan darah menurun
15. Dapat mengobati kanker indung telur
16. Melindungi tubuh dari serangan kanker kolon
17. Membantu meredakan migrant
18. Mencegah rasa sakit akibat diabetes

2.5 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya


terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan lainnya pelarut organik.
Ekstraksi terdiri atas:
2.5.1 Pengepresan
Pengepresan terbagi atas dua metode umum yaitu :
1.

Hydraulic pressing (pengepresan hidrolik), dimana bahan dipres dengan tekanan sekitar
2000lbh/inch2 tanpa menggunakan media pemanas, sehingga metode ini sering juga disebut

codl pressing.
2. Expeller pressing (pengepresan berulir), dimana untuk mengambil minyak atau lemak perlu
dilakukan proses pemanasan atau tempering terlebih dahulu pada suhu sekitar 11,5C dan
tekanan 15.000-2.0000 lb/inch2. (Ellita,2010)
2.5.2 Isolasi
Isolasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Isolasi secara fisis didasarkan pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap.
2. Isolasiberdasarkan perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan
dengan pelarut dingin atau panas.
2.5.3 Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahancampuran yang didasarkan pada perbedaan
tingkat volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu.
Destilasi merupakan poses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses
berlangsung. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan
pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan
diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan.
Dalam penyulingan, campuran zat didihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton. (Sudjadi, Drs., 1986)
a. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air,
dan titik didihnya cukup tinggi. Sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik dihdihnya
zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan. Maka zat cair tersebut

tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat melaikan harus
didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan
untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara
mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah
menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah daripada dengan pemanasan langsung. Untuk
destilasi uap labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu
pembangkit uap.
Uap air yang dialirkan kedalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan
dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu
campuran lebih rendah daripada titik didih komponen-komponennya. (Ellita,2010)
b. Destilasi Uap - Air
Destilasi uap air adalah suatu metode destilasi yang bertujuan untuk memisahkan suatu
substansi dari campurannya dengan pertolongan uap air. Destilasi uap air digunakan untuk
memisahkan substansi-substansi yang tidak saling campur atau menurunkan titik didih
komponen campuran yang titik didihnya tinggi, dengan adanya uap air itu.
Agar suatu substansi dapat dipisahkan dari campurannya dengan destilasi uap air, maka
beberapa persyaratan harus dipenuhi, yaitu :

3.

1.

Substansi tersebut tidak/hampir tidak larut di dalam air.

2.

Tidak mengalami peruraian karena kontak dengan air panas.

Mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi pada 1000 C (minimal 5 mm Hg).
Pada destilasi uap air berlaku Hukum Daltontentang Tekanan Parsialyang menyatakan
bahwa :

Bila dua atau lebih gas atau uap yang satu sama lain tidak bereaksi kimia

dicampur pada suhu yang tetap, maka tiap gas menimbulkan tekanan yang sama seolah-olah
gas itu berada sendirian dan jumlah tekanan-tekanan parsial gas-gas itu sama dengan
tekanan total yang ditimbulkan oleh sistem campuran gas-gas itu.(Ellita,2010)
c. Destilasi Vakum
Proses distilasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Destilasi vaccum adalah
merupakan destilasi tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg
absolut), untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang masih terkandung
didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik. Residu yang terdapat dari destilasi
atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada

tekanan atmosferik akan terjadi cracking sehingga akan merusak mutu produk dan
menimbulkan tar (coke) yang kemudian dapat diberikan kenutuhan pada tube dapur.
Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik
didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau vakum. Untuk
memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat jet ejector dan barometric
condensor. Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik.
Proses destilasi vakum pada sistem vakum proses berlangsung dibawah kondisi normal 30
35 mmHg dengan tujuan menurunkan titik didihnya.
Fungsi dari Destilasi Vakum untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long
residu sehingga menghasilkan produk produknya. (Yilga,2012)
2.6 Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau di kenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak asensial,
minyak terbang, serta minyak aromatik adalah kelompoik besar minyak nabati yang
berbentuk cairan kental pada suhu ruang namun mengudah menguap sehingga memiliki
aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak
gosok (untuk pengobatan ) alami. Didalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal
sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang
biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama)
ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang
hidup. walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari
beberapa musang atau cairan yang berabu menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak
digolongkan sebagai minyak atsiri. (Ketaren, 1985)
Ciri-ciri minyak atsiri adalah sebagai berikut:
1. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.
2. Slain itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama
hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat).
3. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannnya dapat menghasilkan
rasa yang berbeda.
4. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun
suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.
5. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan
terpenoid yang bersifat larut dalam minyak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari minyak atsiri:


1. Suhu
Semakin tinggi suhu dari air maka semakin cepat dan banyak uap yang dihasilkan, jika
semakin tinggi uap yang dihasilkan maka uap tersebut akan menyentuh jahe secara merata
2. Luas permukaan sampel
Semakin besar luas permukan suatu sampel, maka uap akan mudah mengekstrak minyak dari
jahe. Karena jika dibandingkan dengan jahe yang memiliki luas penampang kecil uap akan
sulit menyentuh sampel tersebut.
3. Waktu
Semakin lama waktu untuk destilasi uap-air maka uap akan lebih banyak mengektrak minyak
tersebut karena proses ekstraksi terjadi berulang-ulang.
4. Uap yang diberikan
Uap yang diberikan pada percobaan tersebut tekanan yang diberikan sangat kurang sehingga
uap susah untuk menembus semua sample sehingga semua sample tidak dapat kontak degan
uap secara langsung. (Ketaren, 1985)
2.7 Rendemen Kimia
Rendemen merupakan sebuah istilah dalam bidang studi kimia. Remdemen
menggambarkan ketidakpastian hasil reaksi, dimana hasilnya selalu lebih rendah dari pada
perhitungan matematis. Rendemen relatif yang digunakan sebagai perhitungan efektivitas
prosedur, dihitung dengan membagi jumlah produk yang didapat dalam mol dengan
rendemen teoritis dalam mol :
.............................................. (1.1)
Untuk mendapatkan rendemen persentase, kalikan rendemen fraksional dengan 100%.
Nilai rendemen kimia yang ideal adalah 100%, sebuah nilai yang sangat tidak mungkin
dicapai pada prakteknya. (Ellita,2010)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Alat yang Digunakan

Satu unit alat destilasi

Pisau

Timbangan analitik

Erlenmeyer

Clavenger

Gelas ukur

Termometer

Piknometer

Kondensor

Botol kaca
3.2 Bahan bahan yang digunakan

Jahe

Aquades

3.3 Prosedur Kerja


1. Jahe dipotong-potong sampai ukuran kurang lebih 0,5 cm
2. Jahe dibiarkan layu selama 1 hari disuhu kamar
3. Ditimbang dalam jumlah tertentu
4. Kemudian dimasukkan kedalam ketel alat destilasi uap
5. Ditambahkan air secukupnya sampai batas yang ditentukan
6. Unit destilasi uap dirangkai
7. Dicatat waktu yang diperlukan pada saat tetesan pertama terjadi

8. Distilasi dilakukan hingga 6 jam dan biarkan distilat ditampung dalam clavenger sampai
proses destilasi selesai
9. Hasil atau destilat dipisahkan dan dimasukkan kedalam gelas ukur, ambil bagian minyak
atsiri, timbang berat perolehan
10. Warna dan bau minyak dicatat dan rendemen disitilat dihitung
3.4 Rangkaian Alat
4
5
6
2
7
3
1

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Keterangan :
Ketel uap
Clavenger
Alat pemisah
Kondensor
Air keluar
Air masuk
Gelas piala.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Berat sampel (Jahe)


Berat botol kosong
Berat botol berisi minyak
Berat minyak yang didapat
Volume minyak yang didapat
Laju alir
Kadar air
Suhu operasi
Rendemen
Mulai praktikum
Praktikum selesai

= 579,74 gram
= 12,382 gram
= 13,037 gram
= 0,655 gram
= 1,3 mL
= 45,29 mL/s
= 0,74
= 95C
= 0,113 %
= 13.11 WIB
= 18.00 WIB

4.2 Pembahasan
Proses ekstraksi minyak dari jahe ini dilakukan dengan cara destilasi uap-air. Destilasi
uap-air dilakukan dengan cara perebusan air dengan sampel yang sudah ditimbang seberat
579,74 gram yang kedua komponennya terpisah. Lalu uap air tersebut akan menyentuh jahe
sekaligus terjadi proses ekstraksi. Hal ini akan memudahkan uap untuk mengektrak minyak
tersebut. Setelah itu uap dan minyak tadi menuju ke clavenger dan kondensor. Uap yang ada
di kondensor akan berubah menjadi cair karena terjadi proses pertukaran panas sehingga akan
turun ke clavenger kembali.
Minyak dan air dalam clavenger tidak akan menyatu karena air merupakan senyawa
kimia yang bersifat polar, sedangkan minyak merupakan senyawa kimia yang bersifat
nonpolar. Senyawa polar dan nonpolar apabila disatukan tidak dapat bercampur karena
memiliki sifat-sifat khas yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan alat pemisah yang
memisahkan suatu campuran. Alat tersebut adalah corong pemisah. Lalu minyak dan air
dipisahkan dan didapatkan minyaknya sebanyak 1,3mL dengan berat minyak 0,655 gram.
Sehingga rendemen dari minyak yang didapat sebesar 0,113 %. Jika dibandingkan dengan
rendemen teoritis dari ekstraksi minyak jahe, rendemen yang dihasilkan jauh lebih kecil dari
teori. Rendemen teori berkisar antara 1-4% (Jurnal Ekotrans Vol.10 No.1 Januari 2010).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.

Minyak atsiri dapat diekstrak melalui destilasi uap-air langsung


Berat minyakyang didapat sebanyak 1,3 mL dengan berat 0.655 gram
Rendemen dari hasil percobaan 0,113 %
Laju alir pada air adalah 45,29 mL/s
Kadar air yang didapat pada jahe adalah 0,74
5.2 Saran

1.

Praktikan harus teliti dalam menimbang karena penimbangan akan mempengaruhi nilai

2.
3.

rendemen
Praktikan harus menunggu tetesan pertama agar didapat waktu yang akurat
Sebaiknya praktikan harus memakai sarung tangan dan masker karena jahe memiliki aroma
yang tajam

Anda mungkin juga menyukai