LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman Bayam
2.1.1
berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Amaranthaceae
Genus
: Amaranthus
Species
: Amaranthus hybridus L
2.1.2
1,5 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal pada
kedalaman antara 20 - 40 cm dan berakar tunggang (Bandini dan Aziz, 2001).
Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi
diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu
dan bercabang banyak. Bayam kadang-kadang berkayu dan bercabang banyak (Van
Steenis, 2002).
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun
yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-
putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan
kadang berduri (Azmi, 2007).
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4
-5 buah, benang sari 1 - 5, dan bakal buah 2 - 3 buah. Bunga keluar dari ujungujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak.
Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat unisexual yaitu
dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung
dengan bantuan angina dan serangga (Nazaruddin, 2000).
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat
tua mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang
mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya
merah. Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kira-kira 1200 - 3000 biji/gram
(Wirakusumah, 1998).
2.1.3
Syarat Tumbuh
1. Iklim
Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman
antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam banyak
ditanam di dataran rendah hingga menengah, terutama pada ketinggian antara 5
-2000 m dpl. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman adalah tinggi, berkisar
antara 400 - 800 foot candles yang akan mempengaruhi pertumbuhan optimum
dengan suhu rata-rata 20oC 30oC, curah hujan antara 1000 - 2000 mm, dan
kelembaban diatas 60%. Drainase tanah harus sudah diperhatikan meskipun
tanaman bayam tahan terhadap air hujan. Untuk itu, bedengan dibuat lebih tinggi
disbanding dengan tanaman saat musim kemarau, yaitu setinggi 35 cm.
Penyebaran tumbuhan ini dapat melalui kanal, sungai dan rawa serta perairan tawar
lain dengan aliran lambat. Klasifikasi eceng gondok menurut Rizk dan Pav (1991)
dalam Fahmi (2009) sebagai berikut:
Kingdom
: Embryophytasi phonogama
Filum
: magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Liliales
Famili
: Pontederiaceae
Genus
: Eichornia
Spesies
: E.crassipes
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam
tanah. Eceng gondok memiliki tinggi sekitar 0,4-0,8 m dan tidak mempunyai
batang. Daun eceng gondok tunggal dan berbentuk oval, ujung dan pangkalnya
meruncing, pangkal dan tangkai menggembung, permukaan daunnya licin dan
berwarna hijau. Bunga eceng gondok termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir
kelopaknya berbentuk tabung. Biji eceng gondok berbentuk bulat dan berwarna
hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau serta akarnya merupakan
akar serabut (Sutikno 1997 dalam Fahmi 2009).
2.3 Pupuk Organik
Pupuk organic sudah lama dikenal para petani, jauh sebelum Revolusi Hiaju
berlangsung di Indonesia pada tahun 1960-an. Sedangkan pupuk hayati dikenal para
petani sejak proyek intensifikasi kedelai pada tahun 1980-an. Namun sejak
Revolusi Hijau petani mulai banyak menggunakan pupuk buatan karena praktis
penggunaannya dan sebagian besar varientas unggul memang membutuhkan hara
makro (NPK) yang tinggi dan harus cepat tersedia.
10
11
tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungsi, aktinomesit, dan cacing tanah.
Pupuk hijau/pupuk organik merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya
bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas
tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hiaju
ini adalah sisa-sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk
kandang merupakan kotoran ternak. Limbah ternak merupakan limbah dari rumah
potong berupa tulang-tulang, darah dan sebagainya. Limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula,
limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan
sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang
berasal dari tanaman, setelah dipisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat
dirombak misalnya plastik, kertas, dan botol.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua
kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara
dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif
baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komensial
pertaman di dunia yaitu Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu.
Pupuk hayati dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif
organisme hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau menfasilitasi
tersediannya hara dalam tanah bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini
dapat berlangsung melalui akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan
mikroza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan
oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui
hubungan simbiosis atau nonsimbiosis. Secara simbiosis berlangsung dengan
kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan dengan
12
13
penyediaan hara lebih menonjol dari pada peranan-peranan lain. Pertanyaan yang
mungkin timbul ialah apakah multifungsi suatu mikroba tertentu apabila digunakan
sebagai inokulan dapat terjadi bersamaan, sehingga tanaman yang inokulan dapat
memperoleh manfaat multifungsi mikroba tersebut.
Kebanyakan kesimpulan tersebut berasal dari penelitian-penelitian terpisah,
misalnya pengaruh terhadap serapan hara pada suatu percobaan, dan pengaruh
terhadap toleransi kekeringan pada percobaan lain. Mungkin sekali fungsi-fungsi
tersebut hanya dimiliki spesies tertentu pada suatu kelompok fungsional tertentu,
atau mungkin juga fungsi-fungsi ini hanya dimiliki oleh strain atau strain-strain
tertentu dalam suatu spesies, atau kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut
tumbuh. Pupuk organic. Subha Rao (1982) menganggap sebenarnya pemakaian
inokulan mikroba lebih tepat dari istilah pupuk hayati. Ia sendiri mengidentifikasi
pupuk hayati sebagai preparsi yang mengandung sel-sel dari strain-strain efektif
mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau selulolitik yang digunakan pada biji,
tanah atau tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan jumlah mikroba
tersebut dan mempercepat proses microbial tertentu untuk menambah banyak
ketersediaan hara dalam bentuk tersedia yang dapat diasimilasikan tanaman pupuk
organik.
2.4 Jenis Pupuk
Menurut jenisnya pupuk organik dapat dibedakan menjadi 5 yaitu pupuk
organik buatan, pupuk kandang, pupuk hijua, kompos dan humus (Sadikin, 2008);
67).
14
2.4.1
15
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa
sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau
setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa
panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau,
seperti sisa-sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis
tanaman yang dijadikan hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan
dengan
jenis
tanaman
lainnya.
Tanaman
legume
juga
relative
mudah
16
ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan,
agro industry, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingin kayu, endapan
kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah padat perkota.
2.5 Kompos Eceng Gondok
Eceng gondok atau Eichonia crassipes, tanaman hias asal Brazil yang kini
sudah menjadi tanaman gulma itu ternyata dapat diolah menjadi pupuk organik.
Sisa-sisa penggunaan pupuk kimia oleh para petani di areal persawahan dan
perkebunan yang kemudian hanyut ke sungai dan ke danau, menjadikan
pertumbuhan dan penyebaran eceng gondok sangat cepat, sehingga sulit ditangani.
Sifat eceng gondok yang sangat cepat pertumbuhannya itu, menarik sebagian orang
untuk menelitinya, apakah eceng gondok bisa dijadikan media untuk mempercepat
pertumbuhan tanaman lainnya?
Penelitian menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok banyak mengandung
asam humat. Senyawa itu menghasilkan fitohormon yang mampu mempercepat
pertumbuhan akar tanaman. Selain itu eceng gondok juga mengandung asam
sianida, triterpenoid, alkaloid dan kaya kalsium. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan pupuk eceng gondok adalah memastikan tidak adanya kandungan logam
berat seperti timah hitam dan merkuri pada tanaman eceng gondok. Hindari
pemanfaatan eceng gondok yang berasal dari kolam-kolam pengolahan air limbah
pabrik yang menghasilkan limbah logam berat.
Kompos eceng gondok (Eichornia crassipes) sebagai pupuk organik. Bahan
atau pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas pertanian,
mengkonservasi hara, mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan
kualitas lahan secara berkelanjutan. Susanto (2002) menyatakan tanah yang
dibenahi dengan pupuk organic mempunyai struktur yang baik, dan tanah yang
17
18
unsur hara N 1,86%, P2O5 1,2%, K2O 0,7% C organic 19,81%, dan C/N ratio
6,18%. Dengan kandungan seperti ini, pupuk dari eceng gondok mempu
menggantikan pupuk anorganik, dan dapat mengurangi penggunaan bahan kimia
hingga 50% dari dosisnya.
Penggunaan pupuk organic berbahan baku eceng gondok memberikan hasil
yang sangat menggembirakan. Anakan (percabangan) dari tiap batang lebih banyak
disbanding awalnya. Dengan tambahan pupuk organik eceng gondok (Maharani)
diperoleh 18-20 anakan padi, sedangkan dengan pupuk Urea hanya diperoleh 14-16
anakan padi. Tanaman yang diberi tambahan pupuk organik juga memiliki warna
daun merata hijau. Sementara itu, tanaman yang diberik Urea, awalnya memiliki
danu berwarna hijau, tapi lama kelamaan kekuningan. Tidak hanya itu, tanaman
padi yang diberi tambahan pupuk organik ini memiliki batang yang lebih kuat dari
tiupan angin dan tampilan fisiknya lebih tegak.
2.6 Pengertian Pertumbuhan Vegetatif
Salah satu cirri dari makhluk hidup adalah mampu melangsungkan
pertumbuhannya. Pertumbuhan tersebut pada dasarnya merupakan hasil dari
aktivitas pembelahan, perpanjangan dan pembelahan dari sel yang ada dalam
mekhluk hidup tersebut. Hasil dari aktivitas tersebut, maka makhluk hidup akan
mengalami pertambahan ukuran yang meliputi pertambahan ukuran berat, besar dan
panjang. Pertumbuhan tanaman diawali oleh periode vegetatif. Bagi tumbuhan
Angiospermae, periode vegetative tersebut merupakan periode tumbuh dari mulai
munculnya tanaman di permukaan tanah sampai terbentuknya bunga pertama.
Selama periode vegetatif itu, tanaman membentuk bagian utama susunan tubuhnya
yaitu akar, batang dan daun (Sumeru, 18:2002).
2.7 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
19
Faktor Dalam
Faktor dari dalam tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah faktor gen dan hormon. Gen adalah sifat yang diwariskan dari generasi ke
generasi atau dengan kata lain gen adalah suatu sifat yang turun temurun.
Sedangkan hormon merupakan suatu zat yang merangsang pertumbuhan tanaman.
Hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu hormon
auksin, giberelin dan sitokinin. Hormon auksin yaitu zat yang dihasilkan oleh ujung
tumbuhan dan yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan, Auksin banyak di
susun di jaringan-jaringan maristem didalam ujung-ujung tanaman seperti, tunas,
kucup bunga, dan pucuk daun serta ujung akar dapat membentuk auksin.
Giberelin mempunyai fungsi menyebabkan tanaman menghasilkan bunga
sebelum waktunya, menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tanaman subur,
mempercepat tanaman sayuran dan dapat menyingkat waktu panen. Hormon
sitokinin mempunyai fungsi ssebagai hormon yang merangsang pembelahan sel,
pembentukan tunas pada batang dan mempercepat pertumbuhan memanjang.
2.7.2
Faktor luar
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, cahaya,
20
Air
Air merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Kekurangan air
dapat menyebabkan perubahan fisiologi dalam tanaman. Defisiensi air yang terus
menerus akan menyebabkan perubahan pada tanaman dan pada akhirnya dapat
menyebabkan tanaman mati (Hasan Basri Jumin, 2005: 27).
d. Unsur hara
Kandungan unsur hara yang cukup sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh. Dengan demikian kandungan unsur hara dalam tanah sangat berpengaruh
bagi proses pertumbuhan tanaman.
Unsur Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang relatif banyak
dibutuhkan oleh tanaman mentinun untuk pertumbuhannya. Peranan utama dari
unsur Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama
pada fase vegetatif. Nitrogen juga berperan dalam pembentukan klorofil,
membentuk lemak, protein dan persenyawaan lain. Jika tanaman kekurangan unsur
nitrogen, maka gejala yang akan ditimbulkan yaitu daun menguning lalu
21
mengering, jaringan tanaman mongering dan mati, buah mengecil kekuningkuningan serta cepat matang (Marsono, 13 : 2005).
Selain Nitrogen, Fospor juga merupakan unsur hara makro yang esensial
bagi tanaman. Peran utama Forpor yaitu sebagai perangsang pertumbuhan dan
perkembangan akar. Selain itu Fosfor juga berperan sebagai bahan dasar protein
(ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi, mempercepat proses
pembungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan buah. Gejala yang
ditimbulkan bila kekurangan fospor padaa tanaman yaitu daun berubah warna
menjadi tua atau tampak mengkilap kemerahan, tepi daun, cabang, dan batang
berwarna merah ungu lalu berubah menjadi kuning, serta buah menjadi kecil, jelek,
dan lekas matang (Marsono, 13 : 2005).
2.8 Peranan Pupuk untuk Kesuburan Tanah dan Peranan Unsur Hara bagi
Tanaman.
Pupuk adalah setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah/media tanaman
/disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambahkan hara yang dibutuhkan
tanaman (Syarif, 2004:75). Selanjutnya Sudianto dkk (2005: 371) mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan pupuk semua bahan yang diberikan pada tanah.
Sedangkan menurut Sosrosedirjo (2002: 9) yang dimaksud dengan pupuk adalah
semua bahan yang diberikan ke dalam kompleks tanah tumbuh-tumbuhan secara
langsung atau tidak langsung dapat menambah zat-zat makanan tanaman yang
tersedia.
Selanjutnya Sarief, (2004: 75) menyatakan bahwa pupuk adalah setiap bahan
yang diberikan ke dalam tanah atau disemprot pada tanaman dengan maksud untuk
menambah unsur hara yang diperlukan tanaman.
22
23
24
banyak unsure hara yang terdapat dalam tanah, yang paling banyak diperlukan
tanaman adalah unsur N,P,K unsur tersebut merupakan jaringan tubuh semasa
pertumbuhan (Sarief, 200: 10).
Berdasarkan sumber penyerapannya, unsur hara dipilahkan menjadi dua,
yakni unsur hara yang diserap dari udara dan unsur hara yang diserap dari tanah:
Diserap dari Udara
Unsur hara yang di serap dari udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO 2
, O2, dan SO2. Senyawa CO2 diasimilasikan dengan proses karboksilasi dan
terbentuk karboksilat bersama-sama penyerap O2 dan H2O. Unsur H diserap dalam
bentuk H2O dan direduksi menjadi H+ dan kemudian di transfer kedalam senyawa
nikotinamide adenosine dinukleotida (NADP+) menjadi NADPH. Senyawa ini
merupakan senyawa penting bagi tanaman sebagai koenzim dasar dalam proses
aksidasi reduksi.
Diserap dari tanah Tanah
Penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar tanaaman dan diambil dari
kompleks jerapan tanah atau pun dari larutan tanah berupa kantion atau an-ion.
Adapula yang dapat diserap dalam bentuk khelat (khelation), yaitu ikatan kation
logam dengan senyawa organik. Dewasa ini kebanyakan unsur mikro diberikan
lewat daun (foliar application).
a. Unsur Nitogen (N)
Ntrogen sangat berpengaruh
pada
pertumbuhan
tanaaman,
bila
dibandingkan dengan unsur P dan K karena nitrogen merupakan unsur pokok dalam
sistematis protein dan asam nukleat. Dengan demikian sebagai penyusun sitoplasma
secara keseluruhan, nitrogen tidak hanya berperan sebagai bahan baku dalam
25
penyususnan protein dan asam nukleat, tetapi juga berperan terhadap penyerapan
unsur hara lainnya (Bukman dan Brady,12001: 531).
Apabila unsur nitrogen yang tersedia lebih banyak dari unsur lainnya, maka
tanaman dapat menggunakan nitrogen tersebut untuk mensinesis protein dalam
jumlah yang banyak. Di samping nitrogen juga sangat diperlukan untuk
pembentukan atau pertumbuhan bagian tanaman seperti daun, batang, dan akar.
Berdasarkan pengaruhnya bagi tanaman, maka apabila tanaman kekurangan
nitrogen akan menunjukkan gejala-gejala tertentu, seperti tanaman tumbuh kerdil
dan memiliki sistem perakaran yang terbatas (Bukman dan Brady, 2001: 531).
Selain itu kekurangan nitrogen juga mengakibatkan daun tidak tampak hijau dan
segar, melainkan agak kekuning-kuningan dan apabila kekurangan terjadi secara
terus menerus, daun bawah menjadi kering dan gugur.
Secara fisiologis keperluan tanaman akan unsur hara dalam jumlah yang
optimum. Pada keadaan ini tanaman akan menunjukkan respon yang baik. Apabila
keadaan ini tidak terpenuhi (kekurangan atau kelebihan), maka tanaman akan
menunjukkan gejala yang merugikan.
Dalam keadaan normal, udara mengandung
sebanyak itu tidak dapat dipergunakan secara langsung oleh tanaman, melainkan
harus berada dalam bentuk yang tersedia, yaitu bentuk ION. NO 3 & NH4+, selain
dari bentuk tersebut tidak dapat digunakan tanaman (Sarief , 1985:11 & Indranada
2004:52).
26
urea (NH2CONH2), dan kalsium sianida (CaCN 2). Bentuk pupuk N ini berupa
Kristal, prill, pellet, tablet, ataupun cair.
sekarang masih banyak beredar di masyarakat, umumnya pupuk ini berupa Kristal
putih dan hampir seluruhnya larut air. Kadang-kadang pupuk tersebut diberi warna
(misalnya pink) kadar N sekitar 20%-21% dengan kemurnian sekitar 97%. Kadar
asam biasanya maksimum 0,4% sifat pupuk ini adalah:
-Larut air
- Dapat diserap oleh tanah
- Reaksi fisiologi asam
- Mempunyai gaya pengusir Ca dari kompleks jerapan
- Mudah mengumpal tetapi dapat dihancurkan kembali
- Asam bebasnya kalau terlalu tinggi akan meracuni tananama
Anhidrous Amonia (NH2)
Pupuk ini dianggap yang paing tinggi kadar N-nya (83%). Pupuk ini disimpan
dalam bentuk cair. Pengunaanya dilakukan dengan injeksi kedalam tanah atau
dilarutkan dalam air kemudian dipompa. Pupuk ini dapat juga dilarutkan dalam air
pengairan, akan tetapi ada resiko kehilangan N yang terbawa air pengairan dan
penguapan terutama pada tanah da air yang mempunyai reaksi alkalis. Jumlah
Nnnnn
yang hilang tergantug pada tekstur tanah, reaksi, dan cara pemberiannya dalam
injeksi tanah.
Amonium klorida (NH4Cl)
27
28
29
jenis tanaman yang memerlukan perbandingan tertentu dan untuk jenis tanah yag
berbeda-beda.
Calsium Metaphosphate (calcium Metaposfat)
Pupuk ini memiliki kadar P2O5 berkisar 55%-58% dan kadar K2O sebesar
35%.
c. UnsurKalium (K)
Unsur hara makro tanah ketiga yang paling penting bagi tanaman adalah
unsur (K). Unsur ini juga diserap tanaman dalam bentu ION K. Adapun peran
kalium bagi tanaman ialah menambah ketahanan tanaman terhadap penyakit,
meningkatkan sistem perakaran, memperoleh tanaman berperan dalambentuk
klorofil. Kalium juga berperan dalam fotosintesis Karena apabila terjadi
kekurangan kalium dalam daun maka kecepatan asimilasi CO 2 akan menurun
(Sarief, 2004:17). Jumlah dengan jenis pupuk yang khusus mengandung kalium
relatif sedikit. Umumnya, unsur kalium sudah dicampur dengan pupuk atau unsur
lain menjadi pupuk majemuk. Dengan demikian, pupuk tersebut sudah mengandung
kalium, nitrogen dan posfor (dua ata leih hara tanaman).
Muriate (KCL)
Pupuk ini dianggap memiliki kadar hara K tinggi. Nama muriate berasal dari
asam murit, sama dengan asam klorida, pupuk ini memiliki kadarK2O dapat
mencapai 60%-62%.
Kalium Sulfat (Zwavelzuure kali=ZK)
Pupuk ini banyak digunakan baik perkebunan maupun petani kecil.
Kalium Magesium Sulfat
Pupuk ini memiliki kadar K2O berkisar 22%-23% dan kadar MgO berkisar
18%-19%.
Kalium Nitrat (Niter)
Selain mengandung unsur K, pupuk ini juga mengandung unsur N.
Kainit
Kainit merupakan pupuk kalium hasil dari samping dari tempat penggaraman
sehingga banyak bercampur kotoran dan tidak murni.
d. Unsur Kalsium (Ca)
30
banyak. Untuk tanah asam, fungsi pupuk Ca selain sebagai penambah hara, Ca juga
sebagai bahan pembenah tanah yaitu meningkatkan (PH).
Kalsuim Nitrat
Pupuk ini memiliki kadar CaO sekitar 32% Ca sekitar 20% dan N 21%, jadi
pupuk ini mengandung dua unsur hara tanaman yaitu N &Ca.