Anda di halaman 1dari 63

Lingkup ginekologi

Pengertian:
Secara medis dikenal sebagai dokter spesialis obstetri
dan ginekologi atau sering kali disebut dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan.
Ginekologi berasal dari kata Gynaecology . Secara
umum ginekologi adalah ilmu yang mempelajari
kewanitaan(science of women). Namun secara khusus
adalah ilmu yang mempelajari dan menangani
kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan
yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur).

Istilah ginekologi :
Vulva mencerminkan keadaan ovarium Kelainan
Perineum Bayi tidak beranus, anus bermuara ke saluran
genitalia, dan saluran air kencing dan feses pada satu
lubang .
A. Hymen Infervorata: Himen yang tidak berlubang
Diketahui setelah menarche Darah dapat
menumpuk di vagina, uterus dan tuba Dapat
teraba sebagai tumor kistik di abdomen bawah dan
dirasakan nyeri.
B. Atresia labia minora: Atresia kedua labium minus
Akibat membrana urogenitalis yang tidak
menghilang.terdapat lubang untuk pengeluaran
darah haid dan kencing di belakang klitoris.
C. Hipoplasia vulva:Hipoplasia vulva Ditemukan
bersamaan dengan genitalia interna yang kurang
berkembang

Vagina
A. Septum Vagina: Septum vagina Akibat
gangguan fusi atau kanalisasi kedua duktus muleri
Pada persalinan dapat robek atau perlu diguntung
dan diikat bila berdarah Aplasia dan atresia vagina
Duktus muler berfusi tapi tidak membentuk
kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal saja.tidak
ada vagina, pada lubang masuk seperti cekungan
saja.
B. Aplasia dan Atresia Vagina:Kegagalan
perkemabangan duktus Muller, Vagina tak
terbentuk dan lobang vagina hanya lekukan
kloaka.
C Kista Vagina:Kista Vagina Sisa duktus muler Sisa
duktus garner di anterolateral vagina Pengobatan
dengan pengangkatan UTERUS dan Tuba fallopii
Uterus: Uterus septus dan subseptus Dua uterus:
Bikornis bikoli Bikornis uni kollis Uterus arcuatus
Uterus terdiri 2 bagian yang tidak simetris
Ovarium: Tidak ada ovarium Ovarium tambahan
Sistim Genitalia dan sistim Tr.Urogenitalis: Karena
hubungan pertumbuhan dekat maka kelainan
dapat mengenai keduanya.
D Uterus dan Tuba Valopii:
Tuba
Dapat terjadi atresia parsiil tapi lebih sering tuba
panjang dan sempit(hypoplasia).Keadaan yang

terakhir mangurangi fertilitas atau dapat


menimbulkan kehamilan ektopik.

Penatalaksanaan Kelainan Sistem Reproduksi


Seorang wanita yang mengalami keluhan sehubungan dengan alat
reproduksinya akan merasa cemas, gelisah dan malu untuk
mengungkapkan kepada tenaga medis. Dalam menghadapi pasien
yang demikian, sikap seorang tenaga medis sebaiknya sabar,
pengertian dan menimbulkan kepercayaan. Simptomatologi penyakit
ginekologik sebagian besar berkisar pada gejala 1) perdarahan ; 2)
rasa nyeri ; dan 3) pembengkakan.
Anamnesa dan Pemeriksaan Umum/ Khusus
Anamnesa
Anamnesa meliputi :
1. Riwayat penyakit umum; apakah penderita pernah
menderita penyakit berat, TBC, jantung, ginjal,
kelainan darah, diabetus melitus dan kelainan
jiwa. Riwayat operasi non ginekologik seperti
strumektomi, mammektomi, appendektomi, dan
lain-lain.
2. Riwayat obstetrik; perlu diketahui riwayat
kehamilan sebelumnya, apakah pernah mengalami
keguguran, partus secara spontan normal atau
partus dengan tindakan, dan bagaimana keadaan
anaknya. Adakah infeksi nifas dan riwayat kuretase

yang dapat menjadi sumber infeksi panggul dan


kemandulan.
3. Riwayat ginekologik; riwayat penyakit/ kelainan
ginekologik dan pengobatannya, khususnya
operasi yang pernah dialami.
4. Riwayat haid; perlu diketahui riwayat menarche,
siklus haid teratur atau tidak, banyaknya darah
yang keluar, lamanya haid, disertai rasa nyeri atau
tidak, dan menopause. Perlu ditanyakan haid
terakhir yang masih normal.
5. Keluhan utama; keluhan yang dialami pasien
sekarang.
6. Riwayat keluarga berencana; riwayat pemakaian
alat kontrasepsi apakah pasien menggunakan
kontrasepsi alami dengan atau tanpa alat,
hormonal, non hormonal maupun kontrasepsi
mantap.
7. Riwayat penyakit keluarga; perlu ditanyakan
apakah keluarga pasien ada yang memiliki
penyakit berat atau kronis.
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi :
1. Kesan umum; apakah tampak sakit, bagaimanakah
kesadarannya, apakah tampak pucat, mengeluh
kesakitan di daerah abdomen.
2. Pemeriksaan tanda vital; periksa tekanan darah,
nadi, dan suhu.
3. Pemeriksaan penunjang; pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus.

Pemeriksaan Khusus
Merupakan pemeriksaan ginekologik. Agar diperoleh
hasil yang baik maka posisi pasien dan alat-alat yang
digunakan juga menentukan.Adapun posisi yang
digunakan adalah posisi litotomi, miring dan sims.
Pemeriksaan khusus meliputi :
1. Pemeriksaan Abdomen, terdiri dari : a) Inspeksi
yaitu memperhatikan bentuk, pembesaran
(mengarah pada kehamilan, tumor maupun asites),
pergerakan pernafasan, kondisi kulit (tebal,
mengkilat, keriput, striae, pigmentasi). b) Palpasi
Sebelum pemeriksaan, kandung kencing dan
rektum sebaiknya dalam keadaan kosong.Untuk
mengetahui besar tumor, tinggi fundus uteri,
permukaan tumor, adanya gerakan janin, tanda
cairan bebas, apakah pada perabaan terasa sakit.
c) Perkusi Untuk mendengar gas dalam usus,
menentukan pembesaran tumor, terdapat cairan
bebas dalam kavum abdomen dan perasaan sakit
saat diketok. d) Auskultasi Pemeriksaan bising
usus, gerakan janin maupun denyut jantung janin.
2. Payudara mempunyai arti penting sehubungan
dengan diagnostik kelainan endokrin, kehamilan
dan karsinoma mammae.
3. Alat Genetalia Luar, terdiri dari : a) Inspeksi vulva
Pengeluaran cairan atau darah dari liang
senggama, ada perlukaan pada vulva, adakah
pertumbuhan kondiloma akuminata, kista
bartholini, abses bartholini maupun fibroma pada
labia, perhatikan bentuk dan warna, adakah
kelainan pada rerineum dan anus. b) Palpasi vulva
Teraba tumor, benjolan maupun pembengkakan
pada kelenjar bartholini.

4. Pemeriksaan Inspekulo, terdiri dari : a)


Pemeriksaan vagina Adakah ulkus,
pembengkakan atau cairan dalam vagina; adakah
benjolan pada vagina. b) Pemeriksaan porsio uteri
Adakah perlukaan, apakah tertutup oleh cairan/
lendir, apakah mudah berdarah dan terdapat
kelainan. c) Pengambilan cairan berasal dari ulkus
vagina dan porsio uteri Pemeriksaan
bakteriologis, pemeriksaan jamur dan pemeriksaan
sitologi.
5. Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan dalam untuk
menentukan : a) Rahim Bagaimana posisi rahim,
besar, pergerakan, dan konsistensi rahim, apakah
ada nyeri saat pemeriksaan. b) Adneksa (daerah
kanan kiri rahim) Pemeriksaan ini dilakukan
dengan menggerakkan jari yang berada didalam
fornix lateral dan tangan yang ada diluar bergerak
ke samping uterus. c) Forniks posterior (kavum
douglas) Pemeriksaan ini untuk mengetahui
apakah terdapat nanah (infeksi) dan apakah forniks
menonjol akibat perdarahan kavum abdominalis.
6. Pemeriksaan Rectal Pemeriksaan rectal dilakukan
pada wanita yang belum coitus, pada kelainan
bawaan seperti atresia himenalis atau vaginalis,
hymen rigidus dan vaginismus. Caranya: jari
telunjuk dimasukkan ke dalam rectal, tangan luar
diletakkan di atas sympisis.
7. Pemeriksaan Rectovaginal Pemeriksaan
rectovaginal digunakan pada proses-proses
dibelakang dan kiri kanan dari uterus
(parametrium) seperti infiltrat dan tumor. Caranya:
jari telunjuk dimasukkan ke dalam vagina
sedangkan jari tengah ke dalam rectum.

8. Pemeriksaan Penunjang Seperti sonografi


transveginal, histeroskopi maupun tindakan
operatif lain.
Kesimpulan
Setelah dilakukan anamnesa sampai pemeriksaan,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan atau diagnosis :
kehamilan, penyakit kandungan, infeksi dan
perdarahan tanpa sebab.
Terapi
Terapi diberikan sesuai dengan diagnosis atau
kesimpulan yang didapatkan. Sebagai Bidan
memberikan KIE motivasi untuk pemeriksaan,
melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi (puskesmas, dokter spesialis, rumah sakit) dan
menerima pengawasan lebih lanjut.
Konseling
Konseling merupakan proses pemberian informasi yang
objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik
dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik
yang bertujuan membantu klien mengenali kondisi dan
masalahnya serta memberikan jalan keluar dalam
mengatasi permsalahannya.
Tahapan pemberian konseling terbagi dalam konseling
awal, konseling khusus atau pemantapan dan konseling
kunjungan ulang. Konseling dalam pemeriksaan
ginekologik, klien berhak memilih dan membuat
keputusan tentang penatalaksanaan klinik yang
diyakininya kemudian disepakati dalam persetujuan
tertulis/ informed consent oleh kedua belah pihak
(tenaga kesehatan dengan klien).

Persiapan Pre Operatif


Pada pembedahan elektif dilakukan pemeriksaan
seteliti mungkin untuk membuat diagnosis penyakit
yang tepat dan untuk menilai kondisi pasien. Persiapan
operasi pada keadaan darurat tentunya tidak selengkap
dengan operasi yang terjadwal, namun demikian halhal yang esensial tetap dilakukan.
Pada malam sebelum operasi, pasien dipuasakan
sekurang-kurangnya 6 jam sebelum operasi dilakukan.
Pemberian pramedikasi diberikan dan diatur oleh ahli
anestesi.
Perawatan Post Operatif
Sesudah operasi, timbul beberapa perubahan pada
badan. Perubahan-perubahan itu adalah :
1. Kehilangan darah dan air yang menyebabkan
berkurangnya volume cairan dalam sirkulasi.
2. Diuresis pasca operasi berkurang, beberapa hari
kemudian akan normal kembali.
3. Terjadi penghancuran protein jaringan, ekskresi
kalsium meningkat, sedang pengeluaran natrium
dan klorida berkurang.
Setelah operasi selesai, pasien tida boleh ditinggalkan
sampai ia sadar. Harus dijaga jalan pernafasannya
tetap terjaga.
Komplikasi-Komplikasi Pasca Operasi :
1. Syok Terjadi karena insufisiensi akut dari system
sirkulasi dengan sel-sel jaringan tidak mendapat
makanan dan O2 dengan akibat terjadi kematian.

Penyebab syok dari hemoragi, sepsis, neurogenik


dan kardiogenik dll.
2. Hemoragi Timbul bisa karena ikatan terlepas atau
karena usaha penghentian darah kurang
sempurna.
3. Gangguan jalan kencing Retensio urin, infeksi
jalan kencing sering terjadi pada pasien pasca
operasi.
4. Infeksi
5. Distensi perut Perut terasa kembung, tetapi
setelah flaktus keadaan perut menjadi normal.
6. Terbukanya luka operasi dan eviserasi Sebab
terbukanya jahitan luka operasi karena luka tidak
dijahit dengan sempurna.
7. Tromboflebitis Jarang terjadi, hal ini bersangkutan
dengan radang dan sebagai tombosis tanpa tanpa
tanda radang.

Jenis penyakit kandungan

Radang pada genetalia ekterna antara lain :


1. Bartolinitis,
2. Vaginitis,
3. Vulvo vaginitis.

Radang pada genetalia interna antara lain :


1. Cervicitis
2. Endometritis
3. Miometritis
4. Parametritis
5. Adneksitis
6. Peritonis pelvis
URAIN MATERI
A. RADANG GENETALIA EKTERNA
BARTOLINITIS
1. Pengertian
Glandula Bartholini adalah suatu kelenjar yang letaknya
di seputar bibir kemaluan (vulva) tepatnya di kiri dan
kanan bawah dekat fossa navikulare. Kelenjar Bartholini
memiliki diameter lebih kurang 1 cm, terletak dibawah
otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil
panjang 1,5 2 cm yang bermuara di vulva. Pada
koitus, kelenjar bartholini mengeluarkan getah lendir.
Bartholinitis merupakan infeksi kelenjar Bartholini
(nama diambil dari seorang ahli anatomi belanda) yang
letaknya bilateral pada bagian dasar labia minor.
Kelenjar ini bermuara pada posisi kira2 jam 4 dan jam
8. Ukurannya sebesar kacang dan tidak melebihi 1 cm,
dan pada pemeriksaan dalam keadaan normal tidak

teraba. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa


nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga
dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada
kelamin yang memerah.

1.Anamnesis
Secara rutin ditanyakan umur penderita,sudah menikah
atau belum,siklus haid,penyakit yang pernah di
derita,dan operasi yang pernah dialami.
a.Riwayat penyakit umum
Perlu ditanyakan apakah penderita pernh menderita
penyakit berat,seperti TBC,jantung,ginjal,DM,dan jiwa.
b.Riwayat obstetric
Perlu diketahui riwayat tiap-tiap kehamilan
sebelumnya,apakah berakhir dengan keguguran atau
dengan persalinan,apakah persalinan normal atau
operasi.
c.Riwayat haid
Haid merupakan peristiwa sangat penting dalam
kehidupan wanita.Perlu diketahui menarche,siklus haid
teratur atau tidak,banyaknya darah yang keluar waktu
haid,lamanya haid,disertai rsa nyeri atau tidak.
d.Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit/kelainan ginekologi serta
pengobatannya dapat memberi keterangan
penting,terutama operasi yang pernah dialami.

e.Keluhan sekarang
Mendengar keluhan penderita sangat penting untuk
pemeriksaan pertanyaan yang sangat sederhana
seperti untuk apa ibu datang kemari atau apa
keluhan ibu dapat memberi keterangan banyak kearah
diagnosis.
f.Perdarahan
Perlu ditanyakan apakah perdarahan itu ada
hubungannya dengan siklus haid atau tidk,banyaknya
dan lamanya perdarahan.Jadi,perlu diketahui apakah
yang sedang dihadapi itu
menoragia,hipermenorea,polimenorea,apakah
hipomenorea,oligomenorea ataukah metroragia.
g.Fluor albus
fluor albus atau keputihan,walaupun tidk mengandung
bahaya maut,cukup mengganggu penderita,baik fisik
maupun mental.Sifat dan banyknya keputihan dapat
memberi petunjuk kearah etiologinya.Perlu ditanyakan
sudah berapa lama keluhan itu,terus menerus atau
pada waktu-waktu tertentu
saja,banyaknya,warnanya,baunya,disertai rasa
gatal/nyeri atau tidak.

h.Rasa nyeri
Rasa nyeri di perut,panggul,pinggang,atau alat kelamin
luar dapat merupakan gejala dari beberapa kelainan
ginekologik.Dalam menilai gejala ini dapat dialami

kesulitan karena faktor subjektifitas memegang


peranan penting.
i.Miksi
Keluhan dari saluran kencing sering menyertai kelainan
ginekologik.karena itu perlu ditanyakan rasa nyeri
waktu kencing,seringnya kencing,retensi urine,kencing
tidak lancar atau tidak tertahan.
j.Defekasi
Beberapa penyakit yang berasal dari rectum dan kolom
sigmoid sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis
penyakit ginekologik.karena itu penderita harus selalu
ditanya tentang BABnya apakah ada kesulitan
defekasi,apakah defekasi disertai rasa nyeri,atau encer
disertai lendir atau darah.

Untuk pemeriksaan ginekologik dikenal 3 jenis letak :


1.Letak litotomi
Letak ini yang paling popular,terutama di
Indonesia.Untuk itu diperlukan meja ginekologik
dengan penyangga bagi kedua tungkai.
Penderita berbaring ditasnya sambil lipat lututnya
diletakkan pada penyangga dan tungkainya dalam
fleksi santai,sehingga penderita berbaring dalam posisi
mengangkang.
2.Letak miring
Penderita diletakkan di pinggir tempat tidur miring
kesebelah kiri,sambil paha dan lututnya ditekuk dan

kedua tungkai sejajar.


3.Letak sims
letak ini hampir sama dengan letak miring,hanya
tungkai kiri harus lurus,tungki kanan ditekuk kearah
perut,dan lututnya diletakkan pada alas (tempat
tidur),sehingga panggul membuat sudut miring dengan
alas,lengan kiri dibelakang badan dan bahu sejajar
dengan alas.Dengan demikian,penderita berbaring
setengah tengkurap.
a.Pemerisaan genetalia eksterna
Dalam letak litotomi alat kelamin luar tampak
jelas.Dengan inspeksi perlu diperhatikan
bentuk,warna,pembengkakan,dsb dari genetalia
eksterna,perineum,anus dan sekitarnya,dan apakah
ada darah atau fluor albus.
b.Pemeriksaan dengan speculum
Dengan menggunakan speculum diperiksa dinding
vagina,dan portio vaginalis dan servisis uteri.Untuk
pemeriksaan dengan speculum mutlak diperlukan
lampu penerang yang cukup.
c.Pemeriksaan bimanual
Pemeriksaan genetalia interna dilakukan dengan kedua
tangan,dua jari,atau satu jari dimasukkan ke dalam
vagina atau satu jari ke dalam rectum,sedangkan
tangan lain diletakkan di dinding perut.
d.Pemeriksaan rectal
Dengan sarung tangan dan bahan pelumas biasanya

minyak,jari telunjuk dimasukkan ke dalam rectum.

e.Pemeriksaan dalam nikrosis


Pemeriksaan ini sebaiknya baru dilakukan apabila
memang benar-benar diperlukan.Karena perasaan nyeri
tulang,maka dapat terjadi pecahnya kista,kehamilan
ekstra uterin yang belum terganggu,hidro,hemato,dan
piosalping atau terlepasnya pelekatan peritoneal
sebagai perlindungan,tadak dirasa oleh penderita dan
tidak segera dikethui oleh pemeriksa.

Pemeriksaan Khusus
a.Pemeriksaan laboraturium biasa
Tidak selalu,akan tetapi apabila dianggap
perlu,dilakukan pemeriksaan darah dan urine.Kadar hb
diperiksa pada wanita yang tampak pucat mengalami
perdarahan,pada wanita hamil,dan pada persangkaan
kehamilan ekstra uterin terganggu.Urine dapat
diperiksa pada setiap wanita hamil (proteinuria) dan
pada persangka kelainan saluran kencing(sedimen)
b.Pemeriksaan getah vulva dan vagina
Pemeriksaan yang sering diperlukan dipoliklinik ialah
pemeriksaan getah uretra/serviks dan getah
vagina,terutama pada keluhan leukorea.Getah uretra
diambil dari orifisium uretra eksternum gdan getah
serviks dari ostium uteri eksternum.

c.Pemeriksaan sitologi vagina


Untuk pemeriksaan sitologik,bahan diambil dari dinding
vagina atau dari serviks dengan spatel ayre(dari kayu
atau plastic).Selain untuk diagnosis dini tumor ganas
,pemeriksaan ini dapat dipaki juga untuk secara tidak
langsung mengetahui fungsi hormonal Karena
pengaruh esterogen dan progesteron yang
menyebabkan perubahan-perubahan khas pada sel-sel
selaput lendir vulva.
1.Percobaan schiller
Percobaan ini merupakan cara pemeriksaan yang
sederhana berdasarkan kenyataan bahwa sel-sel epitel
berlapis gepeng dari portio yang normal mengandung
glikogen,sedang sel-sel abnormal tidak.

2.Kolposkopi
Penggunaan kolposkopi pertama kali diperkenalkan
Hinselmann (1925) yang terdiri ats 2 alat pembesaran
optik yang ditempatkan pada penyangga yang terbuat
dari besi.Penerangaan diperoleh dari lampu khusus
diikutsertakan dengan kolposkop.
Keuntungan alat ini ialah bahwa pemeriksa dapat
melihat binocular lebih jelas,dapat mempelajari portio
dn epitelnya lebih baik dan terperinci.
3.Eksisi percobaan dan konisasi
Eksisi percobaan (biopsi) merupakan cara pemeriksaan

yang dilakukan pada setiap portio yang tidak


utuh,didahului atu tidak oleh pemeriksaan sitologi
vagina.
Konisasi merupakan tindakan yang paling dapat
dipercaya pada persangkaan karsinoma karena dapat
dibuat banyak sediaan dari seluruh portio untuk
pemeriksaan mikroskopik.
4.Biopsi endometrium
Biopsi endometrium dilakukan untuk menentukan ada
atau tidaknya ovulasi.Endometrium dikuret di beberapa
tempat lalu dimasukkan ke dalam botol berisi larutan
formalin dan dikirim ke laboratorium.

Pemeriksan khusus lain


Pemeriksaan endokrin:
Dilakukan dalam laboratorium khusus,misalnya untuk
penentuan fungsi hipofisis,kelenjar gondok atau
kelenjar adrenal.
Pemeriksaan kromatin
Yaitu untuk pemeriksaan seks kromatin dan
perhitungan kromosom dalam mengahadapi
interseksualitas.
Pemeriksaan dengan sinar roentgen
Yaitu untuk keperluan diagnostik infertilitas,mencari
kelainan bawaan pada ginetalia interna,untuk diagnosa
masa tomor,untuk mencari kelainan pada alat saluran
kencing.

Sistoskopi
Yaitu untuk visualisasi batu ginjal dan polip di dalam
kandung kencing dan untuk mencari metastasis
karsinoma servisis uteri di kandung kencing.
Histeroskopi
Yaitu untuk visualisasi keadaan dan kelainn di rongga
uterus.
Rektoskopi
Yaitu pemeriksaan pada wasir dan persangkaan
karsinoma rectum.
Ultrasonograpi
Yaitu untuk diagnosis molahidatidasa,kematian hasil
konsepsi dan gemeli,untuk mencari djj dan lokalisasi
plasenta.
Kuldosintesis (pungsi Douglas)
Yaitu untuk memastikan terkumpulnya darah dalam
rongga peritoneum dan sekaligus untuk
membedakannya dari abses douglas.

B. Penaganan penyakit ginekologik


Penanganan penyakit ginekologik tergantung pada
etiologinya.Penyakit ginekologik dapat terjadi pada
anak-anak,pubertas,pada masa hamil,klimakterium
ataupun senium.Dibawah ini akan dibahas beberapa
penanganan dari penyakit ginekologik:
1.Trikomoniasis

Penyakit ini dapat ditemukan dalam jumlah kecil dalam


vagin tanpa gejala apa pun,akan tetapi dalam beberapa
hal yang ada hubungannya dengan perubahan kondisi
lingkungan,jumlah dapat bertambah banyak dam
menimbulkan radang.
Penangananya:Metronidazol(1-(beta-hidroksil)-2-metils-nitro-imidazol), dipasaran dikenal dangan flagyl.
Diberikan per os dapat diserap dengan baik dan
mempunyai toksisitas rendah. Maksudnya dalam dosis
500 mg setiap 12 jam selama 5 hari.jadi dosis total 5
gr.

2.kandidiasis
Kandidiasis disebabkan oleh infeksi dengan kandida
albicans,suatu jenis jamur gram positif yang
mempunyai benang-benang pseudomiselia yang
terbagi-bagi dalam blastspores.
Penanganannya: Pemberian nystatin,suatu antibiotik
dihasilkan oleh steptomises noursei.yang banyak
dipakai : tablet vaginal mycostatin dimasukkan dalam
vagina 1-2 tablet sehari selama 14 hari.
3.Hemofilus vaginalis vaginitis
Penyebabnya : Hemofilus vaginalis,suatu basil kecil
gram negative.
Penanganannya :diberikan pada suami istri berupa
ampisilin 2 gr sehari untuk 5 hari,jika peka terhadap

penisilin dapat diberikan tetrasiklin.Disamping itu


wanitanya diberi betadine vaginal douche.
4(.Vulvo)-vaginitis-atrofikans
Penanganannya : Pemberian esterogen per os
(premarin 1,25 mg atau oestrofeminal 1,25 mg) tiap
malam dan pemberiam dienestrol cream,premarin
vaginal cream atau 0,1 mg suposutorium dietil
stilbestrol per vaginam untuk 30 malam.Diet dewasa ini
dianjurkan pemakaian synapause tablet dan cream.
5.Servisis uteri
Penanganannya : Dengan jalan kauterisasi-radial
dengan termokautel atau krioterapi.

6.endrometriosis
Penangananya: terdiri dari pencegahan,pengawasan
saja,tetari hormonal,pembedahan dan radiasi.
7.karsinoma vulva
Penangananya: Pada tinggkat klinik 0 dikerjakan
vulvektomi dengan mengangkat kedua labia
mayor,labia minor,sebagian monsveneris dan
hymen.Dilakukan pembedahan rekontruksi
menggunakan skin-graft.
Pada tinggkat I dan II dilakukan vulvektomi radikal
dengan limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal luar
dan dalam,dalam 1 tahap.Pada tinggkat III dan
IV,diberikan sitostatika seperti
MMC,SFU,Bleosin,Endokxan.Doxorubisin secara
sistemik baik secara obat tunggal ataupunn dalam

kombinasi
8.Kondiloma akuminata akuminatum
Berbentuk seperti kembang kubis dengan ditengahnya
jaringan ikat dan ditutup tetrutama dibagian atas oleh
epitel dengan hiperkeratosi.
Penanganannya: Pada kondiloma akuminatum yang
kecil dapat disembuhkan dengan larutan 10 % podoviin
dlam gliserin atu dalam alkohol.Pada waktu pengobatan
daerah sekitr harus dilindungi dengan vaselin dan
etelah beberapa jam tempat pengobatan harus dicuci
dangan air dan sabun.Pada kondiloma yang luas
terapinya terdri atas pengangkatan dengan
pembedahan atau kauterisasi.
9.Herpes genitalis
Penanganannya: diberantas dengan aplikasi lokal dari
1% larutan neutral-red atau 0,1% larutan
proflavine,diikuti dengan penyinaran sinar fluoresensi
10-15 menit deangan jarak 15-20 cm.
10.Limfogranuloma Venereum
Penyebabnya adalah clamidia trakumatis.
Penanganannya: Pengobatan terdiri atas pemberian
tetrasiklin setiap hari dengan dosis 2 gr oral selama 2-4
minggu.jika penyakit belum juga sembuh maka
pengobatan diulangi lagi.Obat sulfunamit bersift
sufpresif dan bukan kuratif.Obat ini diberikan dalm
dosis 1 gr 4x sehari selama 2 minggu,kemudian setelh
istirahat 1 minggu.Kemudian setslah itu pengobatan
diulangi lagi.

Selain yang diuraika diatas,masih banyak lagi penyakitpenyakit ginekilogi yang dapt
mengganggu,mencelakakan bahkan memtikan
seseorang.Untuk itu,sebelum terjadi telebih-lebih kita
harus menjaga kebersihan diri serta berhati-hati dalam
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan alat-alt
reproduksi.

Gangguan dan Maslah Dalam Sistem Reproduksi Wanita


I.Hypermenorrhoe (menoragia)
Defenisi:Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau
lebih lama dari normail,kadang disertai dengan bekuan
darah sewaktu menstruasi.
Penyebab:
Hipoplasia uteri (penebalan dinding rahim),terapi:
Uterotonika
Astenia (tidak ada kekuatan),terapi:
Uterotonika,roborntia
Myoma Uteri,terapi: tergantung dari penanganannya.
Hypertensi, Terapi: Pemberian SM.Regim
Infeksi,misal: Endometritis. Terapi:
hormonal,pembedahan,radiasi
Penyakit darah,mis: Hemofili
Gangguan pelepasan endometriu,terapi: kerokan.
Tindakan bidan:memberikan anti perdarahan seperti
Ergometrin tablet/injeksi atau merujuk kefaslitas yang

lebih tinggi dan lengkap.

II.Hypomenorrhoe
Defenisi: perdarahan haid yang lebih pendek dan atau
lebih kurang dari biasa.
Penyebab: hypomenorhoe disebabkan oleh karena
kesuburan endometrium kurang,akibat dari kurang
gizi,penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
Tindakan bidan: Merujuk kefasilitas yang lebih tinggi
dan lebih lengkap.

III.Polymenorrhoe atau Epimenoragia


Defenisi: Sikus haid yang lebih memendek dari biasa
yaitu kurang dari 21 hari sedangkan jumlah perdarahan
relative sama atau lebih banyak dari biasa.
Penyebab: adanya gangguan hormonal dengan umur
korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi
juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium
proliferasi pendek atu stadium sekresi pendek atau
karena keduanya.
Terapi:Stadium profilasi dapat diperpanjang dengan
hormone estrogen dan stadium sekresi menggunakan
hormon kombinasi estrogen dan pregesteron.

IV.Oligomennorhoe
Defenisi: siklus menstruasi memanjang lebih dari 35

hari,sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.


Penyebab: ganggun hormonal,pengaruh psikis dan
sebagainya.
Terapi: pemberian obat yang mengandung hormonhormon yang dapat merangsang ovulasi.

V.Amenorea
Defenisi: Keadaan tidak datang haid selama 3 bulan
berturut-turut.
Klasifikasi:
1.Amenorea Primer: Apabila belum pernah datang haid
sampai umur 18 tahun
2.Amenorea Skunder: Apabila berhenti haid setelah
menarche atau pernah mengalami haid,tetapi berhenti
berturut-turut selama 3 bulan.
Penyebab: kelainan kongenital gangguan system
hormona,gangguan gizi,ketidak stabilan emosi.
Terapi: Terapi ini tergantung dengan etiologinya.Secara
umum dapat diberikan hormone-hormon yang
merangsang ovulasi,pengembalian keadaan
umum,menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan
istirahat.

VI.Perdarahan diluar haid (Metroragia)

Defenisi: perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada


hubungannya dengan haid.
Penyebab: perdarahan ini dapat disebabkan oleh
keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan
anatomis.Pada kelainan hormonal terjadi rangsangan
estrogen dan progesteron dengan bentuk perdarahan
seperti terjadi diluar menstrusi,bersifat bercak dan
terus menerus,dan perdarahan menstruasi
berkepanjangan.
Pengobatan:
Pada remaja dengan pengaturan secara hormonal
Pada wanita menikah atau mempunyai anak dengan
memeriksa alat kelamin,bila perlu lakukan kuretase dan
pemeriksaan patologi.
Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena
adanya gangguan pada alat-alat kelamin diantaranya
pada mulut rahim (keganasan,perlukaan),keguguran
atau penyakit trofoblas.Pada saluran telur berupa
kehamilan tuba,tumor tuba dan sebagainya.
Dapat disampaikan bahwa setiap perdarahan abnormal
terjadi bersamaan atau diluar menstruasi sebaiknya
melakukan konsultasi kedokter untuk mendapatkan
pengobatan yang tepat.

INFERTILITAS

1.

DEFINISI
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri
untuk

mengalami

kehamilan

setelah

melakukan

hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu


tahun (Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau
penurunan

kemampuan

menghasilkan

keturunan

(Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana
pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun

telah

melakukan

hubungan

seksual

sebanyak 2 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1


tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a.

Infertile primer

Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum


pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan
seksual

sebanyak

kali

perminggu

tanpa

menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.


b.

Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki
anak

sebelumnya

tetapi

saat

ini

belum

mampu

memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan


seksual

sebanyak

kali

perminggu

tanpa

menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis


apapun.

(Djuwantono,2008, hal: 2).

Berdasarkan

hal

yang

telah

disebutkan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan suami


istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat
berikut:

a.
b.

Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.


Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual,

istri sebelum mendapatkan kehamilan.


c. Frekuensi hubungan seksual minimal 2 3 kali dalam
setiap minggunya.
d. Istri maupun suami tidak pernak menggunakan alat
ataupun

metode

kontrasepsi,

baik

kondom,

obat-

obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah


kehamilan.
(Djuwantono,2008, hal: 3).

2.

ETIOLOGI
Sebanyak

60%

70%

pasangan

yang

telah

menikah akan memiliki anak pada tahun pertama


pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak
pada tahun ke-2 dari usia pernikahannya. Sebanyak
10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3
atau lebih atau tidak pernah memiliki anak.
Walaupun pasangan suami istri dianggap infertile
bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya
hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal
tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan
yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang
manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan

istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua


factor yang harus dipenuhi adalah:
a.

Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang


sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan
sel

kelamin

pria

(spermatozoa)

kedalam

organ

reproduksi istri
b.

Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang


sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin
wanita (sel telur atau ovarium).
(Djuwantono,2008,2)
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada
wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa
suami

menyumbang

25-40%

dari

angka

kejadian

infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%.


Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas
terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.

Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas


antara lain :
a.

Pada wanita


1.

Gangguan organ reproduksi


Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman
vagina akan membunuh sperma dan pengkerutan
vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke

vagina.
2.
Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon
esterogen

yang

mengganggu

pengeluaran

mukus

serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan


sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas
operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut
juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat masuk ke rahim
3.
Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh
malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan
fetus,

mioma

uteri

dan

adhesi

uterus

yang

menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk


perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang.
4.
Kelainan

tuba

falopii

akibat

infeksi

yang

mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi


sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi

ini

dapat

terjadi

karena

ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan


pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki

pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat


terjadi karena adanya tumor

cranial,

stress, dan

pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya


disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan
sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami
hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan
ovulasi.

Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah
mengalami

kegagalan

dalam

mempersiapkan

endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan,


proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung
baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.

Endometriosis

Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari
ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon
terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan
abortus spontan pada wanita hamil.

Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas
ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan
toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ
reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
b.

Pria

Ada

beberapa

kelainan

umum

yang

dapat

menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:

Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas


Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde,

hipospadia

Abnormalitas ereksi

Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan


perubahan komposisi kimiawi

Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan


jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada
obstruksi pada saluran genital

Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.


3.

FAKTOR-FAKTOR INFERTILITAS YANG SERING


DITEMUKAN
Factor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pasangan
sangat tergantung pada keadaan local, populasi dan
diinvestigasi dan prosedur rujukan.

a.

Faktor koitus pria


Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap
kehamilan yang sebenarnya, setiap riwayat infeksi
saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau
cidera pada genital pria atau daerah inguinal, dan
setiap paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau
obat kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol atau

rokok atau paparan yang luar biasa terhadap panas


lingkungan harus dicari.
b.

Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22
35hari) mengalami ovulasi, terutama kalau mereka
mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan
payudara, kembung, dan perubahan suasana hati).

c.

Faktor serviks
Selama

beberapa

menghasilkan

hari

lender

sebelum

encer

ovulasi,

yang

banyak

serviks
yang

bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan


ejakulat semen. Untuk menilai kualitasnya, pasien
harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari
ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).
d.

Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir
fimbriae, pertengahan segmen, atau pada istmus
kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang
banyak ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan
penggunaan

spiral

adalah

penyebab

yang

lazim,

meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan


riwayat

semacam

itu.

Penyumbatan

pertengahan

segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba.

Penyumbatan semacam itu, bila tak ada riwayat ini,


menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu
dapat bersifat bawaan atau akibat endometriosis,
adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada 90%
kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk
(kornu) atau dapat melibatkan bagian dangkal dari
lumen tuba didalam dinding organ.
e.

Faktor peritoneum
Laparoskopi

dapat

menengali

patologi

yang

tak

disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai 50%


wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan.
Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim.
Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat
menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium atau
menjebak oosit yang dilepaskan.
(Cristina, 600-607)

4.

PENATALAKSANAAN INFERTILITAS

A.

Wanita

Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala

lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital

Pemberian terapi obat, seperti

1.

Stimulant

ovulasi,

baik

untuk

gangguan

disebabkan oleh supresi hipotalamus,

yang

peningkatan

kadar prolaktin, pemberian tsh .


2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4.
Penggunaan antibiotika yang sesuai

untuk

pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang


adekuat

GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki


tuba yang rusak secara luas

Bedah plastic misalnya

penyatuan

uterus

bikonuate,

Pengangkatan tumor atau fibroid

Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika


atau kemoterapi
B.
o

Pria
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah
antibodi

autoimun,

diharapkan

kualitas

sperma

meningkat
o Agen antimikroba
o Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk
stimulasi kejantanan
o HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
o FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
o
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor
hipofisis atau hipotalamus
o Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas
idiopatik

Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas

sperma
o Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang
terkoreksi.

Seperti,

perbaikan

nutrisi,

tidak

membiasakan penggunaan celana yang panas dan


ketat
o Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan
yang mengandung spermatisida.

5.
a.

PENCEGAHAN INFERTILITAS
Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan
infertilitas

terutama

infeksi

prostate,

buah

zakar,

maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi


didaerah

tersebut

harus

ditangani

serius

(Steven

RB,1985).
b.
Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak
penelitihan

menunjukan

pengaruh

buruk

rokok

terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).

c.

Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan


rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya
akan

menganggu

pertumbuhan

sperma

(Steven

RB,1985).
d.
Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).

6.

PATOFISIOLOGIS

a.

Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari
wanita

diantaranya

gangguan

stimulasi

hipofisis

hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH


dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam
pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu
radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada
ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi
juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya
cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak
dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan
sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil
konsepsi

tidak

berkembang

normal

walapun

sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium,


mempengaruhi

pembentukan

folikel.

Abnormalitas

servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor

lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi


genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak
lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang
dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas
dengan

melibatkan

reaksi

imun

sehingga

terjadi

gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa


bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut
perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan
implantasi zigot yang berujung pada abortus.

b.

Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan
disfungsi

hipotalamus

dan

hipofisis

yang

mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya


hidup

memberikan

mempengaruhi
penggunaan

peran

yang

infertilitas

obat-obatan

besar

dinataranya
dan

zat

dalam
merokok,

adiktif

yang

berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan


libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi
yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma.
Suhu

disekitar

abnormalitas
retrograt

areal

testis

spermatogenesis.

misalnya

akibat

juga

mempengaruhi

Terjadinya

pembedahan

ejakulasi
sehingga

menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang

mengakibatkan

komposisi

sperma

terganggu.

DEFINISI ONKOLOGI
Onkologi adalah spesialisasi medis yang berkenaan
dengan studi dan praktek pengobatan kanker atau
tumor. Istilah ini berasal dari kata Yunani onkos yang
berarti massal atau massa, dan akhiran -logi yang
berarti studi tentang.
Onkologi merupakan disiplin yang sangat penting
dalam bidang perawatan kanker, dan seringkali dibagi
ke dalam klasifikasi onkologi medis, onkologi bedah dan
onkologi radiasi.
MACAM MACAM ONKOLOGI PAYUDARA
FIBRIO ADENOMA
a.
Pengertian
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering
terjadi di payudara.
Fibroadenoma adalah

suatu

tumor

jinak

yang

merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan

stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah


tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas,
berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat
digerakkan.
b.
Jenis
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1.
Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi
epitel selapis atau beberapa lapis.
2.
Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak
sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak
teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak
pembesaran sedikit dan pada saat menopause

terjadi

regresi.
c.
Penyebab
Peningkatan Estrogen
Genetik : payudara
Faktor-faktor predisposisi : Usia
d.
Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang
sering

ditemukan

pada

masa

reproduksi

yang

disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat


sensitivitas

jaringan

setempat

yang

berlebihan

terhadap

estrogen

sehingga

kelainan

ini

sering

digolongkan dalam mamary displasia.


Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar
atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah
digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran
histologis

menunjukkan

stroma

dengan

proliferasi

fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik


yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang
berbeda.
e.
Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
a.
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna
putih keabu- abuan pada penampang tampak jaringan
ikat berwarna putih, kenyal
b.
Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c.
Ada penekanan pada jaringan sekitar
d.
Ada batas yang tegas
e.
Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul
Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma )
f.
Memiliki kapsul dan soliter
g.
Benjolan dapat digerakkan
h.
Pertumbuhannya lambat
i.
Mudah diangkat dengan lokal surgery
j.
Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
KISTA SARKOMA FILLODES
a.
Pengertian

Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang


jarang

terjadi

dibandingkan

dengan

fibroadenoma

bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan


oleh fibroadenoma.
b.
Penyebab
Tumor ini bias berasal dari fibroadenoma selular yang
telah ada dan sekarang telah mengandung satu atau
lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari
fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat
selularitas

stroma,

pleomorfisme

selular,

inti

hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang


bermakna.

Protrusio

hiperplastik
menghasilkan

ke

khas

dalam

massa

polopoid

kanalikuli

yang

penampilan

seperti

stroma
tertekan

daun

yang

menggambarkan istilah filodes


c.
Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan
oleh

fibroadenoma.

tumor

payudara

ini

biasanya

tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas


antara jinak dan ganas dan terkadang ganas.

Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu


neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive)
secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%).
Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam
ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua
usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45
tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm,
dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan
membuat payudara menjadi besar (bengkak).
d.
Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
Kulit di atas tumor mengkilap, regang, tipis, merah
& pembuluh2 balik melebar & panas
Jarang tjd mestastasis (pembesaran kelenjar
regional)
Tumor tumbuh cepat; nekrosis & radang pd kuli
SARCOMA PAYUDARA
a.
Pengertian
Sarcoma adalah tumor yang berasal dari jaringan
penyambung. Sarcoma secara umum dibagi kedalam
dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak.
b.
Jenis

Ada empat tipe utama dari sarkoma tulang, yaitu


randro sarkoma, sarkoma ewing, fibrosarkoma dan
osteosarkoma.
c.
Penyebab Sarcoma Kaposi
Pada penderita AIDS, penyakit

ini

terjadi

akibat

gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir


menyebutkan
sistem

adanya

kekebalan

kombinasi

dengan

sejenis

antara
virus

gangguan
herpes

(HHV8).
d.
Patofisiologi Sarcoma Kaposi
Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun,
Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya,
yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan
mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker
endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular
yang diisi dengan sel darah, memberikan tumor ini
karakteristik kemunculan seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel

dengan

karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal dan


disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular,
berisi pembuluh darah tebal yang tidak normal, yang

membocorkan sel darah merah pada jaringan yang


mengelilinginya
gelapnya.

dan

memberikan

Peradangan

disekitar

tumor

warna

tumor

dapat

menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.


Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga

dari

kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis


dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan
mikrosokop, yang akan menunjukan kehadiran sel
spindle.

Deteksi

protein

viral

LANA

pada

sel

mengkonfirmasi diagnosis.
e.
Gambaran Klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni
merah, ungu, coklat, atau hitam, dan biasanya Luka
tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa
juga

tersebar

gastrointestinal

di

tempat

tract

dan

lain

terutama

saluran

mulut,

pernafasan.

Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat cepat.


E.
KANKER PAYUDARA
a.
Jenis Klasifikasi kanker payudara terdiri dari 2
macam yaitu klasifikasi patologik dan klinik.
1)
Klasifikasi patologik terdiri dari:

Kanker puting payudara atau pagets disease Pagets


disease adalah bentuk kanker dalam taraf permulaan
manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu
yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub
areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker
payudara

yang

berinfiltrasi

ke

kulit

mempunyai

prognosis yang buruk, lain halnya dengan pagets


disease

ini

prognosisnya

lebih

baik.

Sebenarnya

penyakit ini adalah suatu kanker intra duktal yang


tumbuh di bagian terminal dari duktus laktiferus secara
patologik ciri-cirinya ialah: sel-sel pagets (seperti pasir)
hypertrofi

sel

epidermoid,

infiltrsi

sel-sel

bundar

dibawah epidermis. - Kanker duktus laktiferus:papillary,


comedo,
(scirrhus),

adenocarsinoma
medullary

dengan

carsinoma

banyak
dengan

fibrosis
infiltrasi

kelenjar, semuanya infiltrating.


Penyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui, akan
tetapi juga diluar waktu tersebut. Dapat kita ketahui

bahwa oprasi dapat mengakibatkan penyebaran yang


sangat cepat dan kematian.
2)

Klasifikasi klinik kanker payudara


disamping klasifikasi patologis, juga

mempunyai

klasifikasi klinik. Sebelum 1968, diklinik bedah sering


dipakai klasifikasi steinthal. Steinthal
1.
: kanker payudara sampai 2cm besarnya dan tidak
mempunyai anak sebar. Steinthal
2.
: kanker payudara 2cm atau

lebih

dengan

mempunyai anak sebar dikelenjar ketiak. Steinthal


3.
: kanker payudara 2cm atau lebih dengan anak
sebar, dikelenjar ketiak, infra dan supra klafikula; atau
infiltrasi vasia pektoralis atau kekulit; atau kanker yang
apert (memecah kekulit). Steinthal
4.
: kanker payudara dengan

metastasis

jauh,

misalnya ketengkorak, atau tulang punggun, atau paruparu, atau hati dan panggul.
b.
1.
a.

Penyebab
Faktor risiko
Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah

nuliparitas,

menarche

pada

umur

muda,

menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan


pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara
adalah bertambahnya

umur. Diperkirakan, periode

antara terjadinya haid pertama dengan umur saat


kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi

pada

diperkirakan

masa
awal

sebelum

menopause

terjadinya

tumor

sehingga

terjadi

jauh

sebelum terjadinya perubahan klinis.


b.

Penggunaan
berhubungan
Laporan

dari

menyatakan

hormon:

dengan

terjadinya

Harvard
bahwa

School

terdapat

Hormon

estrogen

kanker

payudara.

of

Public

Health

peningkatan

kanker

payudara yang signifikan pada para pengguna terapi


estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan
bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara

pada

pengguna

menggunakan

kontrasepsi

obat

ini

untuk

oral,
waktu

wanita

yang

yang

lama

mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker


payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive
terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami
perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[15].
c.

Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis,


fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan
papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali.
Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.

d.

Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara


berat

badan

payudara

dan

pada

bentuk

wanita

tubuh

pasca

dengan

kanker

menopause.

Variasi

terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat


dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah

migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet


terhadap terjadinya keganasan ini.
e.

Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan


sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun
tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya
dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34
sampai 59 tahun.

f.

Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama


atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko
kanker

payudara.

Dari

beberapa

penelitian

yang

dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi


berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.
g.

Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat


keluarga merupakan komponen yang penting dalam
riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining
untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko

keganasan pada wanita yang keluarganya menderita


kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.
Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan
terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat
berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di
usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun
2.

[16]

Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa
faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada
anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya
mutasi pada beberapa gen yang berperan penting
dalam

pembentukan

kanker

payudara

gen

yang

dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen


dan gen yang bersifat mensupresi tumor.

Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam


pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen
BRCA1 dan gen BRCA2.
c.

Patofisiologi
Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker,
adalah hasil dari faktor lingkungan dan turun-temurun
beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi:
Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang
dapat

menyebabkan

kanker

payudara

telah

eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen.


Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di
mana sistem kekebalan tubuh menghilangkan sel-sel
ganas sepanjang hidup seseorang.
Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi
antara sel-sel stroma dan sel epitel dapat memfasilitasi
pertumbuhan sel ganas.
Cacat diwariskan dalam

gen

perbaikan

DNA,

seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53. Orang-orang di


negara-negara

berkembang

melaporkan

tingkat

kejadian lebih rendah dibandingkan di negara maju.

Di Amerika Serikat, 10 sampai 20 persen pasien


dengan kanker payudara dan pasien dengan kanker
ovarium memiliki kerabat pertama atau kedua-derajat
dengan salah satu dari penyakit ini. Mutasi di salah
satu dari dua gen kerentanan besar, kanker payudara
gen kerentanan 1 (BRCA1) dan kanker payudara gen
kerentanan

(BRCA2),

memberikan

risiko

kanker

payudara seumur hidup antara 60 dan 85 persen dan


risiko seumur hidup dari kanker ovarium antara 15 dan
40 persen. Namun, mutasi dalam gen account hanya 2
sampai 3 persen dari semua kanker payudara.
d.
Gambaran Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1.
Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada
payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama
akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau
pada puting susu.
2.
Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam
(retraksi),

berwarna

merah

muda

atau

kecoklat-

coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan


seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau
timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin
lama akan semakin besar dan mendalam sehingga
dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara
lain:
Pendarahan pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul
apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau
bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

Kemudian

timbul pembesaran kelenjar getah

bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan


penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan
mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai
berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3


luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;

serta

advanced,

terdapat
yaitu

dua

ulserasi

dari
kulit,

tanda-tanda
edema

locally

kulit,

kulit

terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening


aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah
bening aksila melekat satu sama lain.

TUMOR JALAN LAHIR


JINAK DAN GANAS :

a.

Pengertian
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang
terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan

dan tak terkoordinasi.


b.
Penyebab
1.
Tumor jinak dan Ganas Pada Vulva
a.
Tumor jinak
Tumor kistik vulva
Kista sisa jaringan embrio
Kista garther : pada dinding lateral anterolaterral
vagina sampai pada vulva dekat erethra dan klitoris.
Biasnya berukuran kecil dan multiple namun dapat
mencapai ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang
lunak.
Kista / hidrokele saluran nuck : terletak mulai dari
saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadangkadang terdiri dari beberapa kista. Berisi cairan jernih
dengan dinding selaput peritonium
Kista kelenjar
Kista bartholoni : terjadi akibat radang.
Kista sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit ynag
terdapat pada labium mayor, labium minor dan mons
vanoris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar
sehingga terjadilah penimbunan sabun.

Hidrodenoma : berasal dari kelenjar keringat


Penyakit fox forduce : akibat sumbatan saluran
kelenjar

keringat

membentuk

banyak

kristal

kecil

dengan diameter 1 3 mm, multiple, terasa gatal,


dapat mengalami kekambuhan.
Kista parauretbra (skene) : terjadi karena saluran
kelenjar ini tertutup oleh infeksi.
Kista endometriosis : jarang sekali dapat tumbuh pada
vulva atau vagina.
Tumor solid vulva
Tumor epitel : kondilima ekuminatum, karunkula uretra,
nevus pigmentosus
Tumor jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, kiomioma,
neurofibroma, hemangioma, limfangioma, miksoma.
b.
Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri,
vagina uterus yang merembet langsung atau secara
limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik.
2.
Tumor jinak dan ganas pada vagina
a.
Tumor jinak

Tumor kistik vagina


Kista inklusi
Kista sisa jaringan embrio, kista qartner, kista saliran
muller

Tumor solid vagina

Tumor epitel : kondiloma akuminata, granuloma


Tumor jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma,
miksoma
Adenosis vagina
b.
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bila
serviks uteri ikut terlibat dalam proses, maka tumor itu
dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Tumor
biasanya terdapat dibagian tengah proksimal vagina,
dari dinding samping atau belakang vagina.
3.
Tumor jinak dan ganas pada tuba
a.
Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma,
tumor neoplasmatik jinak dekat tuba, kista parovarium
terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium
dengan

diameter

biasnya

tidak

mencapai

cm.

sedangkan tumor non neoplasmatikdisebabkan oleh


radang.
b.
Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan.
Perlu mendapat perhatian khusus bila wanita berusia
45 55 tahun ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa
nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuningkuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai

kemungkinan adanya tumor ganas tuba terutama pada


nullipara atau primipara
4. Tumor jinak dan ganas pada uterus
a.
Tumor jinak
Ekto serviks
Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran
mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping
ekto serviks
Kista endometriosis : letaknya superfisial
Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar endo
serviks, biasanya terdapat pada wanita multipara,
sebagai

penampilan

servisitis,

berwarna

putih

mengkilap berisi cairan mukus. Bila menjadi besar


dapat menyebabkan perasaan nyeri.
Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan
papiloma adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma
bedah maupun persalinan
Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial,
dapat membesar pada waktu kehamilan.
Endo serviks
Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang
berasal dari selaput lendir endo serviks. Tangkainya

dapat

panjang

hingga

keluar

dari

vulva.

Polip

berkembang karena pengaruh radang maupun virus.


Endometrium
Adenoma adenofibroma : terdiri dari epitel
endometrino dengan stroma yang sesuai dengan daur
haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan
berwarna kemerah-merahan.
Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari
uterus menjadi mioma. Konsistensinya kenyal berwarna
putih.
Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang
tertinggal

setelah

partus

maupun

abortus.

Polip

placenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusio


yang

menimbulkan

pendarahan

pada

umumnya

pengangkatan dengan cara kuretase.


b.
Tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap primer jika berasal
dari enmetrium atau miometrium. Jika terdapat proses
di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat
dipastikan dari mana asalnya, maka dianggap sebagai

tumor

ganas

serviks

uteri

bila

hasil

histologik

menunjukkan jenis epidermoid.


Gambar klinik
Biasanya tersembunyi dan membahayakan, dalam
banyak

kejadian

monopause

limpa

gejalanya
getah

dikaitkan

vagina

dengan

kemerahan

atau

sesudah monopause. Rasa sakit dan perasaan rahim


berkontraksi sering dikeluhkan.
a.

5.

Tumor jinak dan ganas pada ovarium


Tumor jinak : diantara tumor ovarium ada yang

bersifat neoplastik dan non neoplastik.


Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba
sendiri. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah
dalam rongga perut bagian bawah dan konsistensinya
kistik.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor ovarium, maka
perlu

diketahui

apakah

bersifat

neoplastik

atau

nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan


umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejalagejala

ke

arah

peradangan

genital,

dan

pada

pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak

dapat

digerakkan

karena

pelekatan.

Kista

nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan


diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang
sendiri.
Penanganannya :
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovalium
neoplastik

memerlukan

operasi

dan

tumor

non

neoplastik tidak.
b.
Tumor ganas : merupakan 20% dari semua
keganasan alat reproduksi wanita.
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dengan
histiogenesis yang beranekaragam, dengan sifat-sifat
histologis maupun biologis yang beranekaragam. Kirakira 60% pada usia perimonopause, 30% dalam masa
reproduksi dan 10% pada usia jauh lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke
kelenjar para norta, mediastinal dan supraklavikular,
untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang lebih
jauh, terutama paru-paru, hati dan otak. Opstruksi usus
dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai
penderita tomur ganas ovarium.
Diagnosis :

Diagnosis didasarkan atas 3 gejala dan tanda yang


biasanya muncul dalam perjalanan penyakit yang
sudah agak lanjut :
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi :
Untuk tumor ganas ovarium pembedahan merupakan
pilihan

utama

pembedahan

pada
bukan

tingkatan
semata-mata

awal,

meskipun

bukan

tujuan

pengobatan, penetapan tingkatan klinik penyakit yang


akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi
sangat penting untuk kelak melakukan penanganan
yang

Anda mungkin juga menyukai