Anda di halaman 1dari 4

0

PEMILIHAN BUNGA DAN PENGARUH INFLASI


1.

Pemilihan Bunga
Dengan melihat uraian, penjelasan dan contoh-conyoh perhitungan pada bab I,
diharapkan konsep dasar analisis ekonomi untuk penentuan kelayakan dan evaluasi suatu
proyek dengan berbagai cara analisisnya dapat dipahami. Yang menjadi masalah pada setiap
analisis ekonomi adalah apakah bunga yang dipakai sudah tepat dikaitkan dengan suatu
jangka periode tertentu (umur proyek) karena telah diketahui bahwa bunga sangat
berpengaruh (bahkan biasanya memberikan kontribusi yang besar) terhadap kajian ekonomi
teknik suatu proyek.
Kuiper (1971) menyebutkan bahwa ada dila macam tingkat suku bunga yang harus
diketahui, yaitu:
Laju bunga di pasaran bebas (free market interest rates)
Laju bunga yang disubsidi (subsidised interest rotes)
Laju bunga di pasaran bebas adalah sesuatu yang harus dibayarkan oleh pihak investor,
swasta ataupun pemerintah dalam pembangunan suatu proyek. Lebih lanjut dikatakan bahwa
laju bunga ini dipengaruhi oleh kebutuhan modal, kemampuan modal, faktor risiko dan
kondisi inflasi di waktu yang akan datang.
Laju bunga di pasaran bebas adalah sesuatu yang harus dibayarkan oleh pihak investor,
swasta ataupun pemerintah dalam pembangunan suatu proyek. Lebih lanjut dikatakan bahwa
laju bunga ini dipengaruhi oleh kebutuhan modal, kemampuan modal, faktor risiko dan
kondisi inflasi di waktu yang akan datang.
Bilamana suatu proyek akan direncanakan untuk suatu periode tertentu, dan pada saat
perencanaan, maka studi analisis ekonomi teknik lebih baik dilakukan dengan memakai
beberapa tingkat suku bunga, hal ini perlu dilakukan karena perubahan tingkat suku bunga
akan mengubah pula parameter B-C, B/C dan RR yang dijadikan dasar kelayakan ekonomi
suatu proyek.
Di bawah ini akan diuraikan bagaimana memilih bunga yang tepat untuk berbagai
alternatif proyek

Berdasarkan tabel dan diagram-diagram atas akan diuraikan bagaimana memilih proyek
yang akan dibangun dengan kondisi bunga yang berbeda-beda.
1. Kondisi I
Bilamana suatu investor (baik itu pemerintah ataupun swasta) mempunyai usulan lima
jenis proyek di atas dengan kondisi sebagai berikut:
Modal tak terbatas
Suku bunga komersil yang berlaku adalah 9% juga merupakan (marginal rate of return).
2. Kondisi II
Bilamana suatu investor (baik itu pemerintah ataupun swasta) mempunyai usulan lima
jenis proyek di atas dengan kondisi sebagai berikut:
Modal tak terbatas
Suku bunga komersil yang berlaku adalah 5% juga merupakan (marginal rate of return)
3. Kondisi III
Bilamana suatu investor (baik itu pemerintah ataupun mempunyai usulan lima jenis proyek di
atas dengan kondisi berikut:
Modal terbatas
Suku bunga komersil yang berlaku adalah 5 %
Marginal rate of return adalah 7 %
2.

Pengaruh Inflasi
Inflasi merupakan faktor yang menyebabkan nilai mata uang turun dan menyebabkan
kenaikan harga barang. Perbandingan kenaikan atau prosentase kenaikan harga semua jenis
barang merupakan hal yang random. Uraian tentang pengaruh inflasi pada sub.bab ini
berkonsentrasi pada suatu angka inflasi yang pasti pada suatu periode yang dipakai sebagai
parameter yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
Prinsip perhitungan pengaruh inflasi terhadap bunga adalah:
Tingkat suku bunga komersil dikurangi inflasi sama dengan tingkat suku bunga yang
sesungguhnya.
Misalkan tingkat suku bunga yang berlaku adalah l0% dan inflasinya 3% maka tingkat suku
bunga yang sesungguhnya (the real interest) adalah 7%. Analisisnya dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:

3.

Memakai tingkat suku bunga yang sesungguhnya yang dianggap tetap selama periode
proyek yang direncanakan
Memakai tingkat suku bunga komersil yang berlaku tetapi dengan kenaikan yang
bertahap (biasanya berdasar annual basis) untuk semua harga barang atau jasa yang
besarnya sama dengan tingkat inflasinya.
Contoh Soal Pengaruh Inflasi
3.1. Contoh 1
Sebuah perusahaan BUMN yang mengelola sebuah jalan tol selama dua puluh
tahun, mengembalikan uang pinjaman sebesar Rp. 100 Milyard untuk biaya
pembangunan, mulai dari awal umur proyek (saat jalan tol beroperasi) setiap tahunnya
dengan bunga l0% dari suatu bank. Inflasi yang berlaku selama umur proyek adalah 4%.
Operasi pemeliharaan, pajak dan asuransinya adalah Rp. 2 Milyard pada akhir tahun
pertama dan akan naik sesuai dengan laju inflasi. Tarip tol akan naik setiap tahunnya
sesuai dengan laju tingkat inflasi yang berlaku. Berapakah pemasukan kotor dari tol yang
harus didapat pada tahun pertama?
Jawab:\

a adalah pinjaman yang harus dikembalikan setiap tahunnya. Karena sudah menggunakan
tingkat bunga yang sesungguhnya maka a merupakan pengembalian yang konstan setiap
tahun sepanjang 20 tahun untuk pengembalian pinjaman sebesar Rp. 100 Milyard.
Besarnya a= 100 Milyard (NP,6,20) = Rp. 8,718 M
Karena pengaruh inflasi sebesar 4% maka pendapatan tahunan untuk memenuhi
pengembalian modal apadaakhir tahun pertama adalah:
= 1,04 * Rp. 8.718 : Rp. 9,067 Milyard
O & P, pajak dan asuransi pada akhir tahun pertama = Rp. 2 Milyard.
Jadi pendapatan kotor untuk akhir tahun pertama =
9,067 M + 2M: Rp. I 1,067 Milyard
3.2. Contoh 2
Seseorang membeli tanah seharga Rp.100 juta. Lima tahun kemudian ia ingin
menjual dengan tanah tersebut dengan RR 15% Tingkat inflasinya adalah 5%
pertahunnya. Dengan harga berapa tanah itu harus dijual?
Jawab:
Beli 100 Juta

Tanah itu harus dijual dengan harga = 100 juta (F/P,20,5) = Rp.248,8 juta

Anda mungkin juga menyukai