Anda di halaman 1dari 2

Bank Kustodian adalah bank yang ditunjuk atau diberi wewenang untuk

menjaga aset investasi atau sebagai perantara jual beli di pasar saham dalam
hubungannya sebagai penyimpan kekayaan yang berbentuk saham atau
obligasi
Bank Kustodian biasanya juga berbentuk bank sebagaimana biasanya , hanya ada
penambahan jenis pekerjaan selain simpan dan pinjam / kredit .
Bank kustodian nantinya akan menyajikan laporan , seperti rekening koran sebuah tabungan
kepada nasabahnya , tapi simpanan yang disimpan bukan berbentuk rupiah ataupun dolar ,
tapi berbentuk unit saham ataupun obligasi.

Jadi bank Kustodian adalah Gelar tambahan pada sebuah Bank . Gelar
tambahan selain bank kustodian antara lain adalah Bank devisa , Bank devisa
adalah bank yang boleh berjualan mata uang asing .
SRO

Self Regulatory Organization atau Organisasi Regulator Mandiri adalah institusi atau
lembaga yang diberi kewenangan oleh undang-undang untuk mengatur para anggotanya.
Aturan yang dibuat bisa sebagai pelengkap dari aturan Pemerintah yang sudah ada atau bisa
sebagai pengisi kekosongan aturan yang ada. Pasar Modal Indonesia memiliki 3 (tiga)
organisasi regulator mandiri yang harus mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada
badan pengawas pasar modal. Sejak 1 Januari 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi
menggantikan tugas pengawasan pasar modal indonesia yang sebelumnya dipegang oleh
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK). Berikut 3 (tiga)
Organisasi Regulator Mandiri di Pasar Modal Indonesia.
PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis Pasar Modal sudah dikenal sebelum Indonesia lahir tepatnya tahun 1912 di
Batavia (Jakarta). Pada saat itu Pasar Modal digunakan untuk mendukung kepentingan
Pemerintah Kolonial sehingga pertumbuhannya tidak sesuai yang diharapkan. Pasar Modal
Indonesia mulai berkembang pesat sejak diterbitkannya Undang-Undang No.8 tahun 1995
tentang Pasar Modal. PT. BEI adalah perusahan yang menyediakan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli dengan tujuan memperdagangkan efek antara
mereka. PT. BEI merupakan hasil dari penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang
merupakan pasar saham dengan PT. Bursa Efek Surabaya yang merupakan pasar Obligasi dan
Derivatif pada tanggal 1 Desember 2007. Saat ini PT. BEI menerapkan sistem perdagangan
saham dengan istilah Jakarta Automated Trading System Next G (JATS-NextG) versi 2.0.
Sistem ini dirancang mampu menampung 5 juta order dan 2,5 juta transaksi per hari.
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP)
di pasar modal Indonesia didirikan di Jakarta tanggal 23 Desember 1997. Dalam menjalankan
fungsi LLP PT. KSEI menyediakan jasa Kustodian sentral dan Penyelesaian efek seperti
penyimpanan efek dalam bentuk elektronik, distribusi hasil corporate action, administrasi

rekening efek, penyelesaian transaksi efek dan jasa terkait lainnya. Pengguna jasa PT. KSEI
terdiri dari Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia
PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia didirikan oleh PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT.
Bursa Efek Surabaya (BES) pada 24 September 1996. Perusahaan ini memiliki fungsi utama
sebagai penjamin bahwa transaksi di Bursa Efek tidak akan gagal bayar maupun gagal serah.
Proses kliring yang dilakukan oleh PT. KPEI bertujuan untuk memastikan hak dan kewajiban
dari Anggota Kliring (AK) sebagai akibat dari transaksi bursa. Selain itu PT. KPEI juga
memberikan jasa pinjam meminjam efek dan dapat menawarkan jasa lain di lingkungan pasar
modal.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai