1 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Bahasa Jawa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
bersuku bangsa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu,
bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain
seperti Banten (terutama Serang, Cilegon, dan Tangerang) serta Jawa Barat
(terutama kawasan pantai utara yang meliputi Karawang, Subang, Indramayu,
dan Cirebon).
Daftar isi
1 Penyebaran Bahasa Jawa
2 Fonologi
2.1 Vokal
2.2 Konsonan
2.3 Fonotaktik
3 Bahasa Jawa halus dan kasar
4 Tata Bahasa
4.1 Aksara Jawa
4.2 Tembung
4.3 Ater ater Seselan Panambang
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Bahasa Jawa
(Basa Jawa)
Wilayah
Penutur
bahasa
Rumpun
bahasa
Austronesia
Malayo-Polinesia
Malayo-Polinesia Inti
Sunda-Sulawesi
Bahasa Jawa
Aksara Jawa,
Sistem
penulisan aksara Arab,
aksara Latin
Kode bahasa
ISO
639-1
jv
ISO
639-2
jav
ISO
639-3
Variously:
jav (http://www-01.sil.org
/iso639-3
/documentation.asp?id=jav)
bahasa
Jawa
jvn (http://www-01.sil.org
Wasesa(W)
4.9 Ukara
4.10 Peribahasa Jawa
4.11 Purwakanthi
bersajak)
4.11.1 Purwakanthi guru swara
Lisan(L)
/iso639-3
/documentation.asp?id=jvn)
bahasa
Jawa Karibia
jas (http://www-01.sil.org
/iso639-3
/documentation.asp?id=jas)
bahasa
4.12 Tembang
/documentation.asp?id=osi)
bahasa
Osing
4.13
4.14
4.15
4.16
tes (http://www-01.sil.org
/iso639-3
/documentation.asp?id=tes)
bahasa
Tengger
kaw (http://www-01.sil.org
/iso639-3
/documentation.asp?id=kaw)
bahasa
Jawa Kuna
10/26/2016 2:14 PM
2 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
4.17
4.18
4.19
4.20
5 Ngoko
6 Krama
7 Madya
8 Variasi
8.1 Dialek geografi
8.2 Dialek temporal
9 Pranatacara
10 Wayang Kulit
11 Dalang
12 Ketoprak
13 Wayang orang
14 Ludruk
15 Primbon Jawa
15.1 Gugon tuhon
16 Mantra jawa
17 Pegon
18 Abjad Jawi
19 Bahasa Jawa Suriname
19.1 Dialek bahasa Jawa di Suriname
19.2 Pengaruh bahasa lain
19.3 Fonologi
19.4 Ejaan
19.5 Bahasa krama dalam bahasa Jawa Suriname
19.6 Kursus Bahasa Jawa di Suriname
20 Bahasa Jawa gaul
21 Bilangan dalam bahasa Jawa
21.1 Fraksi
22 Bahasa pemrograman Java
23 Hanacaraka v.1.0
24 Mongosilakan.net
25 Bahasa Jawa di Google Translate
26 Metro Duos GT-C3322
27 Buku-buku agama Islam dalam bahasa Jawa
28 Naskah Terjemahan Al-Quran Pegon koleksi Perpustakaan Masjid
Agung Surakarta
29 Audio Digital Al Quran Terjemah Dalam Bahasa Jawa Dan Sunda
30 Tafsir al-Qur'an al-Aziz Tafsir Berbahasa Jawa Karya KH Bisri
Musthofa
31 Kuran Jawi
32 Penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa daerah
33 Sejarah
33.1 Penggunaan bahasa Jawa masa kini
34 Demografi pemakai bahasa Jawa di Indonesia
35 Referensi
36 Pranala luar
10/26/2016 2:14 PM
3 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Fonologi
Dialek baku bahasa Jawa, yaitu yang didasarkan pada dialek Jawa Tengah,
terutama dari sekitar kota Surakarta dan Yogyakarta memiliki fonem-fonem
berikut:
Ucapan selamat datang di Wikipedia, yang ditulis
dalam Bahasa Jawa menggunakan aksara Jawa
Vokal
Aksara swara
Depan
Lambang
Terbuka
(nama)
Tengah
Lambang
i-jejeg
Lambang
u
Terbuka e
Tertutup ()
Tertutup
(nama)
Belakang
(nama)
u-jejeg: ditulis 'u'
o-jejeg
u-miring: ditulis 'u'
o-miring: ditulis 'o'
a-jejeg: ditulis 'a'
a-miring
Perhatian: Fonem-fonem antara tanda kurung merupakan alofon. Catatan pembaca pakar bahasa Jawa: Dalam bahasa Jawa
[a],[], dan [o] itu membedakan makna [baba] 'luka'; [bb]'param' atau 'lobang', sikile di-bbi 'kakinya diberi param',
lawange dibbi 'pintunya dilubangi'; dan [bobo] 'tidur'. [war] 'rakus' sedang [wara] 'badak'; [lr] 'utara' sedangkan [lar]
'sayap', [g] 'gedung' sedangkan [ga] 'pisang; [cr]'cara' sedang [coro] 'kecoak', [lr]'sakit' sedang [loro] 'dua', dan
[pl] 'pala/rempah-rempah' sedang [polo] 'otak'. Dengan demikian, bunyi [] itu bukan alofon [a] ataupun alofon [o]
melainkan fonem tersendiri.
Tekanan kata (stress) direalisasikan pada suku kata kedua dari belakang, kecuali apabila sukukata memiliki sebuah pepet sebagai
vokal. Pada kasus seperti ini, tekanan kata jatuh pada sukukata terakhir, meskipun sukukata terakhir juga memuat pepet. Apabila
sebuah kata sudah diimbuhi dengan afiks, tekanan kata tetap mengikuti tekanan kata kata dasar. Contoh: /jaran/ (kuda) dilafazkan
sebagai [j'aran] dan /pajaranan/ (tempat kuda) dilafazkan sebagai [paj'aranan].
Semua vokal kecuali //, memiliki alofon. Fonem /a/ pada posisi tertutup dilafazkan sebagai [a] (a-miring), namun pada posisi
terbuka sebagai [] (a-jejeg). Contoh: /lara/ (sakit) dilafazkan sebagai [l'r], tetapi /larane/ (sakitnya) dilafazkan sebagai [l'arane]
10/26/2016 2:14 PM
4 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Fonem /i/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [i] (i-jejeg) namun pada posisi tertutup lafaznya kurang lebih mirip [] (i-miring).
Contoh: /panci/ dilafazkan sebagai [p'aci] , tetapi /kancil/ kurang lebih dilafazkan sebagai [k'acl].
Fonem /u/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [u] (u-jejeg) namun pada posisi tertutup lafaznya kurang lebih mirip [o]
(u-miring). Contoh: /wulu/ (bulu) dilafazkan sebagai [w'ulu] , tetapi /uyul/ (tuyul) kurang lebih dilafazkan sebagai ['uyol].
Fonem /e/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [e] (e-jejeg) namun pada posisi tertutup sebagai [] (e-miring). Contoh: /ll/
dilafazkan sebagai [l'ele] , tetapi /bebek/ dilafazkan sebagai [b'b].
Fonem /o/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [o] (o-jejeg) namun pada posisi tertutup sebagai [] (o-miring). Contoh: /loro/
dilafazkan sebagai [l'oro] , tetapi /bolo/ dilafazkan sebagai [b'l].
Konsonan
Aksara wyanjana
Labial Dental Alveolar Retrofleks Palatal Velar Glotal
Letupan
pb
Frikatif
Likuida & semivokal w
Sengau
td
t d
kg
()
j
()
Fonem /k/ memiliki sebuah alofon. Pada posisi terakhir, dilafazkan sebagai []. Sedangkan pada posisi tengah dan awal tetap
sebagai [k].
Fonem /n/ memiliki dua alofon. Pada posisi awal atau tengah apabila berada di depan fonem eksplosiva palatal atau retrofleks,
maka fonem sengau ini akan berubah sesuai menjadi fonem homorgan. Kemudian apabila fonem /n/ mengikuti sebuah /r/, maka
akan menjadi [] (fonem sengau retrofleks). Contoh: /panja/ dilafazkan sebagai [p'aja], lalu /anap/ dilafazkan sebagai
['aap]. Kata /warna/ dilafazkan sebagai [w'ar].
Fonem /s/ memiliki satu alofon. Apabila /s/ mengikuti fonem /r/ atau berada di depan fonem eksplosiva retrofleks, maka akan
direalisasikan sebagai []. Contoh: /warsa/ dilafazkan sebagai [w'ar], lalu /esi/ dilafazkan sebagai ['ei].
Nama dan penulisan abjad Latin
dalam bahasa Jawa
Pra 1942 Yogyakarta (1991) Nama
b
tj
dh
dh
ef
ha
dj
ka
el
em
en
ki
er
10/26/2016 2:14 PM
5 dari 32
es
th[1][2]
th
eks
zet
w
j
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Fonotaktik
Dalam bahasa Jawa baku, sebuah suku kata bisa memiliki bentuk seperti berikut: (n)-K1-(l)-V-K2.
Artinya ialah sebagai berikut:
(n) adalah fonem sengau homorgan.
K1 adalah konsonan letupan atau likuida.
(l) adalah likuida yaitu /r/, /l/, atau /w/, namun hanya bisa muncul kalau K1 berbentuk letupan.
V adalah semua vokal. Tetapi apabila K2 tidak ada maka fonem // tidak bisa berada pada posisi ini.
K2 adalah semua konsonan kecuali letupan palatal dan retrofleks; /c/, /j/, //, dan //.
Contoh:
a (V)
ang (VK)
pang (KVK)
prang (KlVK)
mprang (nKlVK)
Sama halnya dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya, kata dasar asli dalam bahasa Jawa terdiri atas dua suku kata (bisilabis);
kata yang terdiri dari lebih dari tiga suku kata akan dipecah menjadi kelompok-kelompok bisilabis untuk pengejaannya. Dalam
bahasa Jawa modern, kata dasar bisilabis memiliki bentuk: nKlvVnKlvVK.
Tata Bahasa
Tingkat tutur dalam bahasa Jawa dibagi menjadi tiga yaitu tingkat tutur ngoko, tingkat tutur madya dan tingkat tutur karma. Atau
secara umum dibagi menjadi dua saja yaitu tingkat tutur ngoko dan tingkat tutur karma.
Arti Tembung, Wanda, Aksara, Ukara Serta Contohnya
Tembung kalau dalam Bahasa Indonesia artinya adalah "KATA". Kata berasal dari suku kata. Suku kata berasal dari huruf. Kata
bisa dipakai untuk membuat kalimat. Contoh dari tembung adalah sebagai berikut:
Meja.
Montor.
10/26/2016 2:14 PM
6 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Maca.
Turu.
Aku.
Kowe. Lan sak piturute.
Semua tentu sudah pada tahu yang namanya tembung (kata) dalam bahasa Jawa, mungkin agak bingung untuk membedakan antara
tembung dan wanda, ukara dan aksara. Berikut arti ke 4 Paramasastra dalam Bahasa Indonesia:
Aksara = huruf.
Wanda = suku kata.
Tembung = Kata.
Ukara = Kalimat.
Dari pengertian di atas, tentu sudah tahu contoh-contoh dari aksara, wanda dan ukara selanjutnya.
Aksara Jawa
Aksara jawa berbeda dengan huruf Latin yang kita gunakan sekarang ini untuk menulis. Aksara jawa terdiri dari :
1. Aksara Carakan /
. Aksara inti yang terdiri dari 20 suku kata ato biasa disebut Dentawiyanjana, yaitu :
ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga ;
2. Aksara Pasangan /
g, b, th, ng ; pasangan
3. Aksara Swara /
. Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama orang yang dihormati yang
. Untuk penulisan huruf-huruf yang berasal dari serapan bahasa asing, yaitu : kh, f, dz, gh,
z
5. Aksara Murda /
. Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama orang yang dihormati, yaitu :
. Untuk penulisan bilangan dalam bahasa Jawa, yaitu angka 1 s/d 10 dalam aksara
Jawa.
7. Tanda Baca (Sandangan /
). Merupakan tanda baca yang biasa digunakan, huruf hidup serta huruf mati yang
biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari, yaitu tanda : koma, titik, awal kamimat, dll. huruf : i, o, u, e. huruf mati : _r, _ng, _ra,
_re, dll
Tembung
Tembung dalam bahasa Indonesia artinya kata. Artinya kumpulan wanda (sukukata) yang memiliki arti. Tembung yang memiliki
satu suku kata (mung sakwanda) disebut Tembung wod. Tembung lingga (Kata dasar) adalah kalimat tembung yang belum berubah
dari asalnya. Tembung andhahan (Kata jadian) adalah kalimat tembung yang sudah berubah dari asalnya, karena diberi Ater ater
(Awalan),Seselan (Sisipan),Panambang (Akhiran).
Silah silahing tembung atau jenis kata (Gramar) dalam Bahasa Jawa ada 10 macam:
1. Tembung aran /
2. Tembung Kriya /
3. Tembung ganti /
4. Tembung Wilangan /
5. Tembung Kahanan /
10/26/2016 2:14 PM
7 dari 32
6. Tembung Katrangan /
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
7. Tembung Pangguwuh /
8. Tembung Sandhangan /
9. Tembung Panyambung /
10/26/2016 2:14 PM
8 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
ne [teka+ne=tekane]
e [omah+e=omahe]
ane [jaluk+ane=jalukane]
ke [kethok+ke=kethokke]
a [dudut+a=duduta]
na [gawa+na=gawakna]
ana [weneh+ana=wenehana]
en [lepeh+en=lepehen]
ku [buku+ku=bukuku]
mu [klambi+mu=klambimu]
e [omah+e=omahe]
Homonim
Homonim yaiku tembung-tembung kata sama ucapannya sama penulisannya tapi beda arti karena asal kata beda. Contoh:
Kula rade pandung panjenengan punika sinten? (pangling)
Rehning punika kathah pandung, mila kedah ngantos-atos. (maling)
Mengko yen ibu duka kepriye, mbak? (nesu)
Bocah ditakoni kok mung duka bae, sebel aku! (embuh)
Antonim
Antonim / Tembung kosok balen yaiku tembung kata yang memiliki arti berkebalikan dengan yang lain. Kata kata antonim antara
lain: padhang-peteng, bungah-susah, gedhe-cilik, beja-cilaka, kasar-alus, lan sapiturute. Contoh:
Bab sugih mlarat iku sejatine jatahe dhewe-dhewe.
Kali ing Kalimantan kuwi tiga rendheng banyune ajeg gedhe.
Sinonim
Sinonim (nunggal misah) yaiku rong tembung dua kata atau lebih yang bentuk penulisannya beda, arti sama atau hampir sama, arti
yang sama persis itu jarang. Contoh:
Bocah kuwi senenge randha kemul.
Bocah kuwi senenge tempe goreng diwenehi glepung.
Tawangmangu iku hawane pancen adhem banget.
Tawangmangu iku hawane pancen atis banget.
Homograf
Homograf yaiku tembung-tembung kata yang penulisannya beda artinya beda. Contoh:
Tiyang punika asring ngagem busana cemeng. cemeng = ireng
Aku yen sowan budhe arep nyuwun cemeng loro. cemeng = anak kucing
Yen duwe meri kudu dikandhangake. meri = anak bebek
Kowe ora perlu meri karo adhimu. meri = ewa, iri
Jejer(J)/
Wasesa(W)
Lisan(L)
Dalam bahasa indonesia kita mengenal adanya struktur atau susun kalimat, seperti subjek, predikat dan objek. Dalam bahasa jawa
pun juga memiliki hal yang sama akan tetatpi bernama lain,
Jejer
Wasesa
Lisan
= subjek
= predikat
= objek
10/26/2016 2:14 PM
9 dari 32
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
seperti halnya dalam bahasa indonesia, jejer dikenai pekerjaan dengan pola sama seperti bahasa Indonesia tidak seperti english
yang dibolak balik.
Contoh kalimatnya: - aku mangan (aku makan) aku = jejer mangan = wasesa
- aku mangan sego (aku makan nasi) aku = jejer mangan = wasesa sego = objek
Untuk bagian kalimat seperti keteran (katrangan) sama saja seperti bahasa Indonesia.
Ukara
Silah silahing ukara (Jenis-jenis Kalimat dlm Bhs. Jawa)
1. Ukara Kandha /
2. Ukara Crita /
(Kalimat Cerita). Tuladha : Ngendikane Ibu yen sregep sekolah mesthi pinter /
.
3. Ukara Tanduk /
4. Ukara Tanggap /
5. Ukara Pakon /
6. Ukara Panjaluk /
Peribahasa Jawa
Peribahasa Jawa merupakan suatu bentuk kearifan lokal budaya Jawa yang filosofis. Di dalam peribahasa, terdapat makna
mendalam dari sebuah kalimat atau frasa, tidak sekadar dapat dipahami secara harfiah.
Contoh Paribasan (peribahasa) dan pepatah Jawa
nyolong pethek = nggak cocok dgn apa ygdi harapkan.
kepara kepere = tdk adil (berbagi).
criwis cawis= banyak bicara tp cekatan dlm bekerja.
keplok ora tombok = merasakan kesenangan tanpa keluar biaya.
yitna yuwana,lena kena = yg hati2 akanselamat,yg ceroboh akan celaka.
busuk ketekuk,pinter keblinger = yg pintar dan yg bodoh sama2 celaka.
jalukan ora wewehan = mau minta tp tak mau memberi.
welas tanpa alis= karena saking dermawannya jd sengsara sendiri (derma yg berlebihan tanpa mengukur kemampuan
sendiri).
kerot tanpa untu = kemauan banyak tapi tdk punya kekuatan.
anakpolah bapa kepradah = orang tua yg slalu menuruti keinginan sang anak.
Nabok nyilih tangan = menyuruh orang untuk mencelakai orang laen.
suduk gunting tatu loro =mendapat kesedihan rangkap.
ora ganja ora unus = orangnya jelek,kelakuannya jg jelek.
nututi layangan pedhot =berusaha mengembalikan situasi yg sudah semrawut.
idu di dilatmaneh = mengingkari janji sendiri.
ngubak ubak banyu bening = membuat keonaran di tmpt yg damai.
mban cindhe,mban siladan = pilih kasih (nggak adil).
dudu berase di tempurake = memberi komentar tp di luar permasalan yg sedang di bahas.
adol lenga kari busike = yg membagi justru gak kebagian jatah.
ora mambu enthong irus= tidak kelihatan kalau bersaudara.
10/26/2016 2:14 PM
Purwakanthi
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Purwakanthi merupakan alunan bunyi yang sama pada beberapa kata dalam sastra Jawa dan Sunda. Terdapat dua macam
purwakanthi yaitu purwakanthi swara dan purwakanthi sastra. Purwakanthi swara adalah persamaan bunyi, sementara purwakanthi
sastra adalah persamaan huruf.
Pitutur dan ungkapan-ungkapan Jawa umumnya disampaikan secara ringkas, dengan padanan kata bersanjak yang pas sehingga
terkesan indah sekaligus mudah diingat.
Purwakanthi guru swara
Ana awan, ana pangan
Ngalah nanging oleh
Sing salah kudu seleh
Becik ketitik ala ketara
Sing weweh bakal pikoleh
Adigang adigung adiguna
Inggih-inggih ora kepanggih
Ciri wanci lelai ginawa mati
Desa mawa cara negara mawa tata
Witing tresna jalaran seka kulina
Giri lungsi, jalma tan kena ingina
Yen menang, aja njur sewenang wenang
Ana bungah, ana susah iku wis lumrah
Sing gelem ngalah, bakal luhur wekasane
Yen krasa enak, aja njur lali anak, lali bojo, lali kanca
Purwakanthi guru sastra
Tata titi titig tatag, tanggung tertib
Aja dhemen memada, dhateng saphadhaning dumadi
Taberi nastiti lan ngati-ati, mesthi bakal dadi
Wong jejodohan kudu ngelingi : babat,bibit,bobot,bebet
Ruruh,rereh,ririh ing wewarihipun, mrih reseping para muyarsi
Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karya, tut wuri handayani
Tarti tata-tata, ate metu turut ratan, diutus tuku tahu tempe dhuwite kertas telung atus
Tindak tanduk lan tutur kang kalantur, tamtu katula-tula katali, bakal kacatur,katutuh, kapatuh, pan dadi awon
Sluman slumun slamet, salamun nyemplung kali plung, slulup slelep-slelep oleh slepi isi klobot, Njumbul bul klambine teles
bles
Kala kula kelas kalih, kula kilak kalo kalih kuli-kuli kula, kalo kula kli, kali kiln kula, kalo kula kampul-kampul, kula kelap
kelip kala-kala keling-keling
Tembang
Syair gending Jawa selalu terucap tembang-tembang yang di alunkan pesinden/seniwati maupun penggerong pada sebuah musik
karawitan. Syair ini berbahasa Jawa dan bahasa Kawi yang unik dan mengandung pesan atau nasihat untuk hidup yang damai
sejahtera di dunia ini. Syair-syair tiap gending berbeda-beda, mulai dair gending gedhe, ladrang, ketawang maupun tembang
dolanan. Masing-masing mengandung makna dan tersendiri yang disampaikan penciptanya lewat syair tersebut.
Tembang gedhe
Tembang gedhe jenisnya:
10 dari 32
Lebdajiwa
Kusumawicitra
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Sudiradraka
Basanta
Manggalagita
Sukarini
Nagabanda
Kusumastuti
Merakng
Tebukasol
Banjaransari
Tepikawuri
Pamularsih
Bremarakrasa
Madayanti
Sudirwicitra
Madurenta
Kuswarini
Sarapada
Candrakusuma
Tembang tengahan
Tembang tengahan jenisnya :
Balabak
Wirangrong
Juru Demung
Kuswaraga
Palugon
Pangajabsih
Pranasmara
Sardulakawekas
Sarimulat
Rarabentrok
Tembang Macapat
Tembang Macapat juga sering disebut sekar Macapat, sekar Alit, atau sekar Dhagelan. Karsana H. Saputra dalam bukunya yang
berjudul Sekar Macapat menyebutkan, macapat adalah suatu bentuk puisi Jawa yang menggunakan bahasa Jawa baru, diikat oleh
persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Jadi Sekar macapat atau tembang macapat dapat diartikan
sebagai salah satu bentuk sekar (tembang) yang menggunakan aturan guru wilangan dan guru lagu yang sudah ditentukan. Masingmasing jenis tembang macapat memiliki jumlah gatra yang berbeda-beda dan untuk membedakan jenis sekar macapat antara yang
satu dengan lainnya dapat dilihat dari jumlah gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap
gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu.
Biasanya macapat diartikan sebagai maca papat-papat (membaca empat-empat), yaitu maksudnya cara membaca terjalin tiap
empat suku kata. Namun ini bukan satu-satunya arti, karena pada praktiknya tidak semua tembang macapat bisa dinyanyikan
empat-empat suku kata. [1] (http://andijava-kawruhbudayajawa.blogspot.com/2011/11/tembang-jawa-macapat.html)
Tembang macapat ada 11 ( sebelas ) :
11 dari 32
1. Maskumambang
2. Pocung
3. Gambuh
4. Megatruh
5. Mijil
6. Kinanthi
7. Asmaradana
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
8. Durma
9. Pangkur
10. Sinom
11. Dhandhanggula
Tembang macapat itu terdiri dari Guru Gatra, Guru wilangan, guru lagu, dan watak. Guru gatra adalah jumlah baris dalam tembang
macapat. Guru wilangan adalah jumlah suku kata dalam tembang macapat. Guru lagu adalah jatuhnya suara di akhir baris tembang
macapat.
Serat
1. Serat berisi tentang ajaran atau Piwulang dan pitutur kearah kebaikan dan kebajikan.
2. Di dalam serat berisi tuntunan agung yang dapat dijadikan seabagai pedoman dan suri tauladan bagi manusia.
3. Serat menganduing makna moralitas yang berkenaan dengan dengan etika hidup.
Contoh Serat
Serat Sastra Ganding diciptakan oleh Kanjeng Sultan Agung.
Serat Wulangreh merupakan karya sastra berbentuk tembang hasil buah karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV.
Serat Wedhatama adalah sebuah karya sastra Jawa baru yang secara formal dinyatakan ditulis oleh Magkunegara IV.
Serat Wulang Estri merupakan karya sastra kelanjutan dari ajaran Paku Buwana IV yang ditujukan bagi putrinya, yaitu
berupa ajaran berumah tangga.
Serat Wedaraga merupakan salah satu karya sastra berbentuk tembang macapat karangan R. Ng. Ranggawarsita.
Serat Nitisastra karya Raden Ngabehi Yasadipura II.
Babad
1. Babad berisi tentang sejarah lokal yang berhubungan dengan nama
tempat, daerah, kerajaan maupun tokoh besar (historis)
2. Babad bersifat lokal yang ditulis dengan cara pandang tradisional,
sehingga sering dibumbui dengan berbagai hal yang bersifat pralogis atau
bahkan bersifat fiktif dan simbolik.
3. Babad bersifat istana centris karena pada umumnya ditulis pada
lingkungan kraton dengan raja selaku penguasa daerah yang
bersangkutan , atau lingkungn bangsawan yang lebih kecil.
4. Pada umumnya babad ditulis dengan tujuan: (a) mencatat segala
peristiwa, kejadian, atau pengalaman yang pernah terjadi pada masa
lampau. (b) untuk menjadi teladan yang baik agar dapat diambil
manfaatnya. (c) untuk memperkuat sakti raja.(Sedyawati, ed. 2001: 267)
5. Babad bersifat subjektif karena kebanyakan penulisnya berasal dari latar
belakang, kecenderunga, dan pendiriannya yang ditentukan oleh
pengalaman, situasi, dan kondisi hidupnya pada sebagai manusia sosial
budaya pada masa dan masyarakat tertentu (Teeuw, 1988)
6. Babad bersifat fragmentatif artinya bahwa fakta-fakta yang ditampilkan
dalam babad tidaklah lengkap.
7. Babad menekankan pada pengagungan leluhur maupun raja, yang
menekankan pada pengukuhan legitimasi sebagai catatan sejarah bagi
kepentingan penguasa dan keturunanya.
8. Babad bersifat sugestif artinya bahwa babad dapat mempengaruhi
pandangan seseorang.
Contoh Babad
12 dari 32
Babad Giyanti
Babad kartasura
Babad Sengkala
Babad Surapati
Babad Damarwulan
Babad demak
Babad Giyanti
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Suluk
1. Suluk kental dengan ajaran agama islam.
2. Suluk sering kali dihubungkan dengan ajaran-ajaran tasawuf yang kemudian dimaknai
dengn pengembaraan atau perjalanan dalam rangk mencari makna hidup.
3. Suluk sering dianalogikan dengan kata yen sinusul muluk yang berarti kalau dikejar
semakin membumbung tinggi. Maksutnya, keilmuan suluk, bila semakin dipikirkan akan
semakin jauh untuk dijangkau pikiran atau logika awam.
4. Permasalahan yang sering diangkat dalam suluk berhubungan erat dengan hal-hal ghaib
yakni hal-hal supranatural yang yang hubungannya dengan Tuhan dan kehidupan
manusia.
5. Suluk memiliki struktur yang tidak mudah dipahami maknanya atau relatif
membingungkan, terutama bagi yang tidak bisa menggelutinya.
6. Sastra suluk umumnya ditulis dalam bentuk tembang (macapat) namun juga ada yang
berbentuk prosa.
Contoh suluk:
Suluk Seh Takawardi
Suluk Malang Sumirang
Suluk Wujil
Sastra Jawa
Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi
(Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti
Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuna.
Setelah prasasti Sukabumi, ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah
sajak yang disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam bahasa
Jawa (Kuna).
13 dari 32
1. Candakarana
2. Sang Hyang Kamahayanikan
3. Brahmandapurana
4. Agastyaparwa
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
5. Uttarakanda
6. Adiparwa
7. Sabhaparwa
8. Wirataparwa, 996
9. Udyogaparwa
10. Bhismaparwa
11. Asramawasanaparwa
12. Mosalaparwa
13. Prasthanikaparwa
14. Swargarohanaparwa
15. Kunjarakarna
Sastra Jawa Kuno dalam bentuk puisi (kakawin)
1. Kakawin Tertua Jawa, 856
2. Kakawin Ramayana ~ 870
3. Kakawin Arjunawiwaha, Empu Kanwa, ~ 1030
4. Kakawin Kresnayana
5. Kakawin Sumanasantaka
6. Kakawin Smaradahana
7. Kakawin Bhomakawya
8. Kakawin Bharatayuddha, Empu Sedah dan Empu Panuluh, 1157
9. Kakawin Hariwangsa
10. Kakawin Gatotkacasraya
11. Kakawin Wrettasacaya
12. Kakawin Wrettayana
13. Kakawin Brahmandapurana
14. Kakawin Kunjarakarna, Empu Dusun
15. Kakawin Nagarakretagama, Empu Prapanca, 1365
16. Kakawin Arjunawijaya, Empu Tantular
17. Kakawin Sutasoma, Empu Tantular
18. Kakawin Siwaratrikalpa, Kakawin Lubdhaka
19. Kakawin Parthayajna
20. Kakawin Nitisastra
21. Kakawin Nirarthaprakreta
22. Kakawin Dharmasunya
23. Kakawin Harisraya
24. Kakawin Banawa Sekar Tanakung
Petikan dari Kakawin Sutasoma
Di bawah ini diberikan beberapa contoh
petikan dari kakawin ini bersama dengan
terjemahannya. Yang diberikan contohnya
adalah manggala, penutup dan sebuah
petikan penting.
Pada Kakawin Sutasoma terdapat sebuah manggala. Manggala ini memuja Sri Bajrajana yang merupakan intisari kasunyatan.Jika
dia metampakkan dirinya, maka hal ini keluar dalam samadi sang Boddhacitta dan bersemayam di dalam benak. Lalu beberapa
14 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
yuga disebut di mana Brahma, Wisnu dan Siwa melindungi. Maka sekarang datanglah Kaliyuga di mana sang Buddha datang ke
dunia untuk membinasakan kekuasaan jahat.
Manggala
Terjemahan
1 a. r Bajrajna nytmaka parama sirnindya 1 a. Sri Bajrajana, manifestasi sempurna Kasunyatan adalah yang utama di
ring rat wies.a
dunia.
1 b. ll uddha pratis.t.hng hredaya
jaya-jayngken mahswargaloka
1 c. ekacchattrng arrnghuripi sahananing bhur 1 c. Ia adalah titisan Pelindung tunggal yang menganugrahi kehidupan
bhuwah swah prakrn.a
kepada tri buwana bumi, langit dan sorga seru sekalian alam.
1 d. sks.t candrrka prn.dbhuta ri wijilira n
sangka ring Boddhacitta
1 d. Bagaikan terang bulan dan matahari sifat yang keluar dari batin orang
yang telah sadar.
3 c. Mustahil aku akan berhasil menulis kakawin sebab tiada tahu akan
tatacara bersastra.
3 d. Namun, sungguh malu dan terganggu oleh pikiran akan sebuah penyair
sempurna di ibu kota.
4 a. Pertama dari semua cerita yang saya gubah diturunkan dari kisah-kisah
sang Buddha.
4 c. Tiada lain sang hyang Brahma, Wisnu dan Siwa. Semuanya menjadi
raja-raja di Mercapada (dunia fana).
4 d. Dan sekarang pada masa Kaliyuga, Sri Jinapati turun di sini untuk
menghancurkan kejahatan dan keburukan.
Penutup
Epilog
1 a. Nhan tntyanikang kathtiaya
Boddhacarita ng iniket
Terjemahan
1 a. Maka inilah akhir dari sebuah cerita indah dan digubah dari kisah sang
Buddha.
1 b. D sang kawy aparab mpu Tantular amarn.a 1 b. Oleh seorang penyair bernama Empu Tantular yang menggubah kakawin
kakawin alang
indah.
1 c. Khytng rat Purus.danta pangaranya
katuturakena
15 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
2 a. Hancur lebur para durjana, tak berdaya, gemetar, takut karena ngeri.
3 c. Banyaklah jumlah para penyair, tua dan muda yang menggubah nyanyian
dan kakawin yang menghadap sang ratu.
4 c. Lwir bhrn.tgati dharma ring kawi turung 4 c. Seperti seseorang yang bingung mengenai kewajiban seorang penyair tidak
wruh ing aji sakath
mengenal peraturan bersyair.
4 d. Nghing sang r Ran.amanggalki sira sang
4 d. Namun Sri Ranamanggala juga yang menjadi panutanku.
titir anganumata.
Bhinneka Tunggal Ika
Alih bahasa
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang
berbeda.
Kakawin ini menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa, yang disebut
peperangan Bharatayuddha.
Kakawin ini digubah oleh dua orang, yaitu: Empu Sedah dan Empu Panuluh. Bagian permulaan sampai tampilnya prabu Salya ke
medan perang adalah karya Empu Sedah, selanjutnya adalah karya Empu Panuluh.
Kakawin Bharatayuddha adalah salah satu dari beberapa dari karya sastra Jawa Kuna yang tetap dikenal pada masa Islam. Dalam
pertunjukan wayang, beberapa bagian dari Bharatayuddha dinyanyikan sebagai bagian dari nyanyian suluk, bahkan juga dalam
pertunjukan wayang yang bernapaskan Islam, misalkan cerita wayang Menak. Terutama cuplikan dari pupuh kelima, bait satu
sangat sering dipakai:
Pupuh V.1
16 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
lnglng
ramyanikang
angka
<span lang="jv" xml:lang="jv" title ="Aksara Jawa
kumar
mangrngga
rmning pur
mangkin tan
pasiring
halpnikang
umah ms
lwir murub
ring langit
tkwan
" style="font-family:Javanese Text; font-size:18px; line-height:2em; word-wrap: break-word; text-decoration:
sarwamaik none;">
tawingnya
sinawung
skat
skarning
suji
unggwan
Bhnumat
yan amrm
alang
mwang ntha
Duryodhana
Terjemahan
Kakawin Arjunawiwaha memiliki sebuah manggala. Berikut adalah manggala beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Manggala
1. Ambek sang paramrthapaita huwus limpad
sakng nyat,
Terjemahan
Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena
menghayati Kehampaan[3],
Tan sangkng wiaya prayojananira lwir sanggrahng Bukanlah terdorong nafsu indria tujuannya, seolah-olah saja menyambut
yang duniawi,
lokika,
17 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Damai bahagia, selagi tersekat layar pewayangan dia dari Sang Penjadi
Dunia.
Hiasan kepalaku merupakan debu pada alas kaki dia Sang Hyang Penjadi
Dunia
Prasasti Nusantara
Prasasti Nusantara adalah prasasti yang berasal dari wilayah Nusantara. Prasasti-prasasti ini
ditulis dalam aksara serta bahasa-bahasa asli Nusantara dan bahasa-bahasa asing, seperti
bahasa Sanskerta. Di bawah ini disajikan daftar seleksi beberapa prasasti Nusantara Jawa yang
penting atau menarik. Semua tahun yang disebut di bawah ini adalah tahun Masehi.
Prasasti-prasasti berikut berbahasa Jawa, baik Jawa Kuna (Kawi) maupun Baru.
Prasasti Plumpungan, Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo,
Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750
Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804
Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824
Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856
Prasasti Taji, 901
Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907
Prasasti Rukam, 907
Prasasti Wanua Tengah III, 908
Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun, ~ 922
Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255[4]
Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269
Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275[4]
Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351
Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450
Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938
18 dari 32
1. ngoko lugu,
2. ngoko andhap antya basa,
3. ngoko andhap basa antya,
4. madyo ngoko,
5. madyatara,
6. madyakrama,
7. mudokrama,
8. kramantara,
9. wredakrama,
10. krama inggil
11. krama deso,
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
sehari-hari dan merupakan kependekan dari bentuk baku ana ing yang disingkat menjadi (a)nng.
Dengan memakai kata-kata yang berbeda dalam sebuah kalimat yang secara tatabahasa berarti sama, seseorang bisa
mengungkapkan status sosialnya terhadap lawan bicaranya dan juga terhadap yang dibicarakan. Walaupun demikian, tidak semua
penutur bahasa Jawa mengenal semuanya register itu. Biasanya mereka hanya mengenal ngoko (kasar) dan sejenis madya (biasa).
Ngoko
Artikel utama untuk kategori ini adalah Ngoko.
Ngoko adalah salah satu tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa. Bahasa ini paling umum dipakai di kalangan orang Jawa.
Pemakaiannya dihindari untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua.
19 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Tingkat tutur ngoko yaitu ungah ungguh bahasa jawa yang berintikan leksikon ngoko. Ciri-ciri katanya terdapat afiks di-,-e dan
ake. Ragam ngoko dapat digunakan oleh mereka yang sudah akrab dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih tinggi status
sosialnya daripada lawan bicara (mitra wicara). Ragam ngoko mempunyai dua bentuk varian, yaitu ngoko lugu dan ngoko alus
(Sasangka 2004:95).
Krama
Artikel utama untuk kategori ini adalah Krama.
Krama adalah salah satu tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa. Bahasa ini paling umum dipakai di kalangan orang Jawa.
Pemakaiannya sangat baik untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua.
Yang dimaksud dengan ragam krama adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang berintikan leksikon krama, atau yang
menjadi unsur inti di dalam ragam krama adalah leksikon krama bukan leksikon yang lain. Afiks yang muncul dalam ragam ini pun
semuanya berbentuk krama (misalnya, afiks dipun-, -ipun, dan aken). Ragam krama digunakan oleh mereka yang belum akrab
dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih rendah status sosialnya daripada lawan bicara. Ragam krama mempunyai tiga bentuk
varian, yaitu krama lugu, karma andhap dan krama alus (Sasangka 2004:104).
Madya
Madya adalah salah satu tingkatan bahasa Jawa yang paling umum dipakai di kalangan orang Jawa. Tingkatan ini merupakan
bahasa campuran antara ngoko dan krama, bahkan kadang dipengaruhi dengan bahasa Indonesia. Bahasa madya ini mudah
dipahami dan dimengerti.
Variasi
Bahasa Jawa sangat beragam, dan keragaman ini masih terpelihara sampai sekarang, baik karena dituturkan maupun melalui
dokumentasi tertulis. Dialek geografi, dialek temporal serta register dalam bahasa Jawa sangat kaya sehingga seringkali
menyulitkan orang yang mempelajarinya.
Dialek geografi
Klasifikasi berdasarkan dialek geografi mengacu kepada pendapat E.M. Uhlenbeck (1964) [5]. Peneliti lain seperti W.J.S.
Poerwadarminta dan Hatley memiliki pendapat yang berbeda.
Kelompok Barat
1. dialek Banten
2. dialek Cirebon. Menurut hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode Guiter, bahasa Cirebonan memiliki
perbedaan sekitar 75% dengan bahasa Jawa Yogyakarta / Surakarta.[6]
3. dialek Tegal
4. dialek Banyumasan
5. dialek Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumas)
Kelompok Tengah
1. dialek Pekalongan
2. dialek Kedu
3. dialek Bagelan
4. dialek Semarang
5. dialek Pantai Utara Timur
6. dialek Blora
7. dialek Mataram (dialek Surakarta dan dialek Yogyakarta)
8. dialek Madiun
Kelompok kedua ini dikenal sebagai bahasa Jawa Tengahan atau Mataraman. Dialek Surakarta dan Yogyakarta menjadi acuan
baku bagi pemakaian resmi bahasa Jawa (bahasa Jawa Baku).
20 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Kelompok Timur
1. dialek Surabaya
2. dialek Malang
3. dialek Jombang
4. dialek Tengger
5. dialek Banyuwangi
Kelompok ketiga ini dikenal sebagai bahasa Jawa Wetanan (Timur).
Selain dialek-dialek di tanah asal, dikenal pula dialek-dialek yang dituturkan oleh orang Jawa diaspora, seperti di Sumatera Utara,
Lampung, Suriname, Kaledonia Baru, dan Curaao.
Dialek temporal
Berdasarkan dokumentasi tertulis, bahasa Jawa paling tidak memiliki dua variasi temporal, yaitu bahasa Jawa Kuna dan bahasa
Jawa Modern. Bahasa Jawa Kuna sering kali disamakan sebagai bahasa Kawi, meskipun sebenarnya bahasa Kawi lebih merupakan
genre bahasa susastra yang diturunkan dari bahasa Jawa Kuna.
Bahasa Jawa Kuna dikenal dari berbagai prasasti serta berbagai "kakawin" yang berasal dari periode Medang atau Mataram Hindu
sampai surutnya pengaruh Majapahit (abad ke-8 sampai abad ke-15).
Bahasa Jawa Modern adalah bahasa dikenal dari literatur semenjak periode Kesultanan Demak (abad ke-16) sampai sekarang. Ciri
yang paling khas adalah masuknya kata-kata dari bahasa Arab, Portugis, Belanda, dan juga Inggris.
Pranatacara
Pranatacara atau sering disebut pambyawara, pranata adicara, pranata titilaksana atau pranata
laksitaning adicara adalah salah satu jenis pekerjaan yang berhubungan dengan suatu
pertemuan atau acara dalam masyarakat Jawa. Pranatacara dalam bahasa Indonesia disebut
pewara. Pranatacara merupakan pembawa acara dalam upacara adat Jawa seperti pernikahan
(temanten), kematian (kesripahan), pertemuan (pepanggihan), perjamuan (pasamuan),
pengajian (pengaosan), pentas, dan sebagainya.
Pranatacara merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus karena orang yang
melakukan pekerjaan tersebut biasanya memahami dengan benar susunan suatu acara dengan
menggunakan bahasa Jawa krama Inggil. Pranatacara lebih sering dihubungkan dengan
upacara adat pengantin Jawa. Pranatacara harus pandai mengolah, merakit dan menyusun
serta memperhalus kalimat bahasa yang bisa dimengerti orang bayak.
Wayang Kulit
Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara
banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni
tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus
berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan,
hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Mengenai asal-usul wayang ini, di dunia ada dua pendapat. Pertama, pendapat bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di
Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia,
juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau,
Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt.
Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi
bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong,
hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya
berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain.
21 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Dalang
Dalang adalah pemimpin, pengarah, sutradara dan dirijen dari suatu pertunjukkan wayang. Kecuali pertunjukkan Wayang Orang
dan Wayang Topeng, Dalang harus memainkan seluruh gerak peraga tokoh wayang yang dimainkannya. Ia juga member
ipengarahan pada para penabuh gamelan, pesinden dan wiraswara. Pengarahan itu dilakukan dengan berbagai isyarat yang
dipahami oleh anak buahnya.
Dalam pelajaran pedalangan Wayang Kulit Purwa ada delapan pasyarat yang harus dimiliki oleh seorang dalang, yakni :
1. Parama Sastra, seorang dalang harus kaya akan perbendaharaan kata, ahli dalam tata bahasa, terutama bahasa lisan.
2. Parameng Kawi, seorang dalang harus memahami arti kata-kata dan istilah bahasa Kawi dan bahasa Jawa Kuno.
3. Mardi Basa, Dalang yang baik harus pandai memainkan atau mengolah kata-kata yang digunakan, sehingga penceritaannya
lebih meikat perhatian penonton, lebih dapat membawakan suasana cerita.
4. Mardawa lagu, artinya dalang harus menguasai berbagai tembang, gending dan seni karawitan.
5. Mandra Guna, seorang dalang harus menguasai berbagai keterampilan dalam seni pedalangan. Ada juga yang mengartikan
dalang yang harus memiliki kelebihan batiniah dan sugesti diri yang kuat, sehingga dapat menguasai dan mengendalikan
emosi penonton.
6. Hawicarita, Dalang harus seorang yang mempunyai kemampuan bercerita, kemahiran untuk membawakan cerita secara
runtut dan memikat. Tidak ada bagian cerita yang terlupa.
7. Nawung Krida, dalang harus mengerti dasar-dasar ilmu psikologi, memahami karakter semua tokoh wayang dan kaitannya
dengan karakter manusia.
8. Sambegana, dalang harus mempunyai ingatan kua terhadap semua lakon wayang dan tahu benar urutan scenario ceritanya.
Ketoprak
Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer, terutama di daerah Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah. Namun di Jawa
Timur pun dapat ditemukan ketoprak. Di daerah-daerah tersebut ketoprak merupakan kesenian rakyat yang menyatu dalam
kehidupan mereka dan mengalahkan kesenian rakyat lainnya seperti srandul dan emprak. Pada mulanya ketoprak merupakan
permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung pada waktu bulan purnama, yang disebut
gejogan. Dalam perkembangannya menjadi suatu bentuk teater rakyat yang lengkap.
22 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Ketoprak merupakan salah satu bentuk teater rakyat yang sangat memperhatikan
bahasa yang digunakan. Bahasa sangat memperoleh perhatian, meskipun yang
digunakan bahasa Jawa, namun harus diperhitungkan masalah unggah- ungguh
bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-tingkat bahasa yang digunakan,
yaitu:
Bahasa Jawa biasa (sehari-hari)
Bahasa Jawa kromo (untuk yang lebih tinggi)
Bahasa Jawa kromo inggil (yaitu untuk tingkat yang tertinggi)
Menggunakan bahasa dalam ketoprak, yang diperhatikan bukan saja penggunaan
tingkat-tingkat bahasa, tetapi juga kehalusan bahasa. Karena itu muncul yang
disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dengan bahasa yang halus dan spesifik.
Pementasan Ketoprak
Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa Jawa. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak
bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema
cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan bukan
ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.
Kesenian yang dalam penyajian atau pementasannya menggunakan bahasa Jawa ini memiliki cerita yang beragam dan menarik.
Mirip dengan teater, pertunjukan ini diisi dengan dialog-dialog yang membawa penonton merasakan atmosfir dunia Jawa pada
masa Raja-Raja berkuasa.
Wayang orang
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa
Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang
sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang
diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.
Wayang Wong dalam bahasa Indonesia artinya wayang orang, yaitu
pertunjukan wayang kulit, tetapi dimainkan oleh orang. Wayang wong
adalah bentuk teater tradisional Jawa yang berasal dari Wayang Kulit
yang dipertunjukan dalam bentuk berbeda: dimainkan oleh orang,
lengkap dengan menari dan menyanyi, seperti pada umumnya teater
tradisional dan tidak memakai topeng. Pertunjukan wayang orang
terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan di Jawa Barat
Pandawa dan Kresna dalam suatu adegan pagelaran wayang
ada juga pertunjukan wayang orang (terutama di Cirebon) tetapi tidak
wong.
begitu populer. Lahirnya Wayang Orang, dapat diduga dari keinginan
para seniman untuk keperluan pengembangan wujud bentuk Wayang
Kulit yang dapat dimainkan oleh orang. Wayang yang dipertunjukan dengan orang sebagai wujud dari wayang kulit -hingga tidak
muncul dalang yang memainkan, tetapi dapat dilakukan oleh para pemainnya sendiri.
Sedangkan wujud pergelarannya berbentuk drama, tari dan musik.
Pada dasarnya, cerita atau peran yang ditampilkan dalam pertunjukan wayang orang tidak berbeda dengan wayang kulit. Biasanya
lakon yang dibawakan adalah lakon dalam cerita epik seperti Mahabrata dan Ramayana. Bedanya jika dalam wayang kulit peran
itu ditampilkan dalam sosok wayang, maka dalam wayang orang lakon atau peran semacam itu dibawakan oleh orang atau wong
dalam bahasa jawa.
Tugas dalang wayang wong tidak jauh berbeda dengan dalang wayang kulit. Namun tugas dayang wong lebih ringan karena para
pelakon melakukan percakapan sendiri. Dalang wayang wong hanya menyampaikan sedikit narasi baik ketika membuka
pertunjukan, di tengah pertunjukan atau di akhir pertunjukan.
Wayang orang dapat dikatakan masuk kelompok seni teater tradisional, karena tokoh-tokoh dalam cerita dimainkan oleh para
pelaku (pemain). Sang Dalang bertindak sebagai pengatur laku dan tidak muncul dalam pertunjukan. Di Madura, terdapat
pertunjukan wayang orang yang agak berbeda, karena masih menggunakan topeng dan menggunakan dalang seperti pada wayang
kulit. Sang dalang masih terlihat meskipun tidak seperti dalam pertunjukan wayang kulit. Sang Dalang ditempatkan dibalik layar
penyekat dengan diberi lubang untuk mengikuti gerak pemain di depan layar penyekat. Sang Dalang masih mendalang dalam
23 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
pengertian semua ucapan pemain dilakukan oleh Sang Dalang karena para pemain memakai topeng. Para pemain di sini hanya
menggerakgerakan badan atau tangan untuk mengimbangi ucapan yang dilakukan oleh Sang Dalang. Para pemain harus pandai
menari. Pertunjukan ini di Madura dinamakan topeng dalang. Semua pemain topeng dalang memakai topeng dan para pemain tidak
mengucapkan dialog.
Ludruk
Ludruk merupakan teater tradisional yang bersifat kerakyatan di daerah Jawa Timur,
berasal dari daerah Jombang. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dengan Dialek
Jawa Timuran. Dalam perkembangannya ludruk menyebar ke daerah-daerah sebelah barat
seperti karesidenan Madiun, Kediri, dan sampai ke Jawa Tengah. Ciri-ciri bahasa Dialek
Jawa Timuran tetap terbawa meskipun semakin ke barat makin luntur menjadi bahasa Jawa
setempat. Peralatan musik daerah yang digunakan, ialah kendang, cimplung, jidor dan
gambang dan sering ditambah tergantung pada kemampuan grup yang memainkan ludruk
tersebut. Dan lagu-lagu (gending) yang digunakan, yaitu Parianyar, Beskalan, Kaloagan,
Jula-juli, Samirah, Junian.
Pemain ludruk semuanya adalah pria. Untuk peran wanitapun dimainkan oleh pria. Hal ini
merupakan ciri khusus ludruk. Padahal sebenarnya hampir seluruh teater rakyat di berbagai
tempat, pemainnya selalu pria (randai, dulmuluk, mamanda, ketoprak), karena pada zaman
itu wanita tidak diperkenankan muncul di depan umum.
Kesenian ludruk ini sendiri sebenarnya adalah sebuah pertunjukan drama tradisional yang
pada awalnya ada di Jawa Timur dengan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa
pengantarnya. Ludruk hanya ditampilkan di dalam sebuah panggung oleh grup kesenian
ludruk sendiri.
Cerita yang dijadikan tema di dalam pementasan ludruk ini adalah cerita mengenai
kehidupan rakyat dan keseharian mereka. Ada pula tema tentang perjuangan kehidupan.
Yang menjadi ciri khas dalam pertunjukan ludruk ini adalah mengeksploitasi tentang humor
yang dalam bahasa jawa dikenal dengan guyonan dan lawakan.
Karena cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari, yang dekat dengan kehidupan
masyarakat, ludruk pun digemari oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, walau
menggunakan Dialek Jawa Timuran, guyonan yang dilontarkan para pemain ludruk pun
dapat dimengerti oleh orang dari luar Jawa Timur. Ini dikarenakan para pemain tidak hanya
mengandalkan guyonan dalam bentuk perbincangan, tapi juga dalam gerak.
Primbon Jawa
Primbon adalah pengetahuan Jawa yang berusia ratusan tahun, dan kini masih lazim digunakan dalam masyarakat Jawa. Primbon
merupakan sistem perhitungan atau ramalan berkaitan dengan aktivitas orang Jawa. Primbon sedikitnya membicarakan tentang
perhitungan berkaitan dengan baik buruknya waktu kegiatan (upacara perkawinan, mendirikan rumah, menempati rumah, dan
sebagainya), ramalan watak manusia dan hewan berdasarkan ciri-ciri fisiknya, ramalan yang bersifat gaib (misal, mimpi dan
kedutan), serta perhitungan mengenai tempat tinggal.
Inti pesan dari primbon adalah agar kita senantiasa bersikap peka dan waspada.
Gugon tuhon
Gugon tuhon berada di tengah masyarakat Jawa disebut pepali atau larangan atau pamali atau pantangan. Gugon tuhon ini
tergolong kepercayaan yang sudah ada dari jaman dahulu.
Gugon tuhon adalah solusi terpercaya untuk beberapa masalah atau yang tidak ditemukan dalam akal sehat. Terhadap dengan
beberapa orang-orang yang selalu rasa merasa sedih bahwa dia tidak bisa mempersiapkn atau mengantisipasi sesuatu yang
dianggap berbahaya di kemudian hari.
Pantangan adalah hal yang dilarang untuk dilakukan karena akan mengakibatkan sesuatu buruk akan terjadi. Biasanya pantangan
24 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
ini hanya terjadi pada orang Indonesia terutama orang Jawa yang banyak mempercayai hal-hal yang ghaib. Namun pantangan yang
disebutkan ini merupakan pantangan yang unik dan aneh dan hanya dilakukan oleh orang Indonesia yang mempengaruhinya.
Gugon tuhon adalah mengikuti dengan setia dan tanpa reserve, pokoknya ikut. Pada umumnya nasihat dalam gugon tuhon
bersifat wewaler atau larangan. Rumusnya adalah: Jangan melakukan .... nanti akan ..... .
Wewaler untuk makanan bisa baik bisa buruk pengaruhnya. Kalau anak dilarang makanan yang justru zat bergizi, akan
berpengaruh buruk untuk tumbuh-kembangnya. Sebaliknya andaikan ada gugon tuhon bahwa orang darah tinggi dilarang merokok,
akan bagus untuk membantu menurunkan tekanan darahnya. Sayang tidak ada gugon tuhon yang seperti itu.
Gugon tuhon ada yang menyembunyikan nasihat sayangnya tidak diberi penjelasan. Umumnya terkait dengan perilaku manusia.
Gugon tuhon ini sebenarnya baik. Hanya saja di jaman modern ini semestinya dijelaskan reasoningnya apa. Jangan sekadar ora
ilok atau akan ditelan buaya, dan sebagainya.
Ada gugon tuhon terhadap terjadinya suatu penyakit. Misalnya suatu penyakit dikatakan akibat kutukan, padahal sebenarnya
penyakit menular. Dengan penemuan mikroskop banyak yang dapat diluruskan, misalnya penyebab kolera yang dikatakan
lelembut atau penyebab kusta dan TB Paru yang dikatakan sebagai kutukan. Ada pula gugon tuhon untuk tempat-tempat yang
dianggap keramat, karena dipercaya orang banyak, kita pun jadi takut.
Mantra jawa
Mantra adalah perkataan atau ucapan yang mampu untuk mendatangkan daya gaib, menyembuhkan, mendatangkan celaka dan
sebagainya. Susunan kata berunsur puisi yang dianggap mengandung kekuatan gaib ini biasanya diucapkan oleh dukun atau
pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain. Mantra juga dapat disamakan dengan doa.
Dalam tradisi Jawa, mantra disebut pula dengan japa, japa mantra, kemad, peled, aji-aji, rajah, donga, sidikara yang semuanya
dianggap mempunya daya kekuatan gaib. Mantra jika dibaca dengan bersuara disebut di-mel-kan dan kalau hanya dibaca dalam
hati disebut matek mantra atau matek aji.
Wujud mantra ada beberapa macam di antaranya: (1) Mantra dalam wujud kata-kata/puisi lisan yang dibaca dalam batin disebut
japa mantra, aji-aji dan rapal. (2). Mantra dalam wujud tulisan misalnya tertulis pada kain, kertas, kulit disebut rajah. (3). Mantra
yang ditanam pada benda disebut jimat, aji-aji. [2] (http://wongalus.wordpress.com/2009/11/10/mendapatkan-kekuatangaib-dengan-mantra/)
Pegon
Huruf Pegon adalah huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa juga Bahasa Sunda. Kata Pegon konon berasal
dari bahasa Jawa pgo yang berarti menyimpang. Sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak
lazim.
Berbeda dengan huruf Jawi, yang ditulis gundul, pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut pegon
lagi melainkan Gundhil. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal (aksara swara) yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga
vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan.
Abjad Jawi
Abjad Jawi (Bahasa Arab:
Jwi) (atau Yawi di daerah Patani, Gundhil di daerah Jawa disamping Pegon, Jawoe di daerah
Aceh) adalah abjad Arab yang diubah untuk menuliskan Bahasa Melayu. Abjad ini digunakan sebagai salah satu dari tulisan resmi
di Brunei, dan juga di Malaysia, Indonesia, Patani dan Singapura untuk keperluan religius.
Kemunculannya berkait secara langsung dengan kedatangan agama Islam ke Nusantara. Abjad ini didasarkan pada abjad Arab dan
digunakan untuk menuliskan ucapan Melayu. Dengan demikian, tidak terhindarkan adanya tambahan atau modifikasi beberapa
huruf untuk mengakomodasi bunyi yang tidak ada dalam bahasa Arab (misalnya ucapan /o/, /p/, atau //).
Bukti terawal tulisan Jawi ini berada di Malaysia dengan adanya Prasasti Terengganu yang bertarikh 702 Hijriah atau abad ke-14
Masehi (Tarikh ini agak problematis sebab bilangan tahun ini ditulis, tidak dengan angka). Di sini hanya bisa terbaca tujuh ratus
dua: 702H. Tetapi kata dua ini bisa diikuti dengan kata lain: (20 sampai 29) atau -lapan -> dualapan -> "delapan". Kata ini bisa pula
diikuti dengan kata "sembilan". Dengan ini kemungkinan tarikh ini menjadi banyak: (702, 720 - 729, atau 780 - 789 H). Tetapi
25 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
karena prasasti ini juga menyebut bahwa tahun ini adalah "Tahun Kepiting" maka hanya ada dua kemungkinan yang tersisa: yaitu
tahun 1326M atau 1386M.
Fonologi
Fonologi bahasa Jawa di Suriname tak berbeda dengan bahasa Jawa baku di Tanah Jawa. Fonologi Dialek Kedu yang menjadi
leluhur bahasa Jawa Suriname tak berbeda dengan bahasa Jawa baku. Namun terdapat fenomena baru dalam bahasa Jawa
Suriname, yakni perbedaan antara fonem dental dan retrofleks (/t/ dan /d/ vs. // dan //) semakin hilang.
Ejaan
Namun, bahasa Jawa Suriname memiliki cara penulisan yang berbeda dengan bahasa Jawa di Pulau Jawa. Pada tahun 1986, bahasa
Jawa Suriname mendapatkan cara pengejaan baku. Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan antara sistem Belanda sebelum PD
II dengan ejaan Pusat Bahasa di Daerah Istimewa Yogyakarta.
26 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
Bahkan generasi mudanya sudah banyak yang tak bisa menuturkan basa krama. Terdapat 3 ragam bahasa Jawa di Suriname, yakni
ngoko, krama dan krama napis. Krama di Jawa adalah madya dan krama napis adalah krama dan krama inggil.
Aku
Saya
Dab
Mas
Kakak laki-laki
2
3
4
rwa telu pat
5
lima
6
7
8
9
10
enem pitu walu sanga sapuluh
Kawi eka
panca sad
Krama setunggal kalih tiga sekawan gangsal enem pitu wolu sanga sedasa
Ngoko siji
lima
Fraksi
1/2 setengah, separo, sepalih (Krama)
1/4 seprapat, seprasekawan (Krama)
3/4 telung prapat, tigang prasekawan (Krama)
1,5 siji setengah, setunggal kalih tengah (Krama)
27 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
dengan C++, bahasa pemrograman lain, sehingga ia mengasingkan diri di kantornya dan
menulis bahasa pemrograman baru agar lebih sesuai dengan kebutuhannya.
Gosling menamakan bahasa pemograman barunya Oak, nama sebuah pohon yang bisa ia lihat
dari jendela kantornya; ia kemudian menamainya Green, dan kemudian mengganti namanya
menjadi Java, berasal dari kopi Jawa (Java Coffee) , yang katanya banyak dikonsumsi dalam
jumlah besar oleh pencipta bahasa ini. Bahasa pemograman ini kemudian menjadi bagian dari
strategi Sun untuk menghasilkan uang jutaan dolar ketika TV interaktif menjadi industri
bernilai jutaan dolar. Hal itu memang masih belum terjadi hari ini, tetapi sesuatu yang
benar-benar berbeda kemudian terjadi pada bahasa pemograman baru Gosling itu.
Secara kebetulan World Wide Web menjadi begitu populer, banyak kelebihan yang membuat
bahasa Gosling dapat digunakan dengan baik dan cocok pada proyek maupun alat untuk
adaptasi ke Web. Pengembang Sun merancang cara bagi program yang akan berjalan dengan
aman dari halaman web dan memilih nama baru yang menarik untuk menemani fokus baru
bahasa itu, yakni Java.
Walaupun Java dapat digunakan untuk banyak hal, Web menyediakan tampilan yang
dibutuhkan untuk menarik perhatian internasional. Seorang programmer yang menempatkan
program Java pada halaman web dapat langsung diakses ke seluruh planet "Web-surfing".
Karena Java adalah teknologi pertama yang bisa menawarkan kemampuan ini, Java kemudian
menjadi bahasa pemrograman komputer pertama yang menerima perlakuan bagai bintang di
media.
Logo Java
Java adalah bahasa pemrograman untuk berbagai tujuan (general purpose), bahasa pemrogramn yang concurrent, berbasis kelas,
dan berorientasi objek, yang dirancang secara khusus untuk memiliki sesedikit mungkin ketergantungan dalam penerapannya. Hal
ini dimaksudkan untuk memungkinkan pengembang aplikasi "write once, run anywhere" (WORA), yang berarti bahwa kode yang
dijalankan pada satu platform tidak perlu dikompilasi ulang untuk di tempat lain. Java saat ini menjadi salah satu bahasa
pemrograman yang paling populer digunakan, terutama untuk aplikasi web client-server, dengan 10 juta pengguna.
Hanacaraka v.1.0
Aplikasi Hanacaraka v.1.0 adalah aplikasi untuk menerjemah aksara latin ke aksara jawa dan juga sebaliknya. Aplikasi yang dapat
membantu auntuk mengembangkan budaya Jawa melalui aksara Jawa.
Mongosilakan.net
Mongosilakan.net merupakan layanan terjemahan daring bahasa Indonesia ke
basa Jawa dan sebaliknya dengan unggah-ungguh basa Jawa.
Bahasa yang didukung:
LogoMongosilakan.net
Indonesia
Ngoko
Krama
Krama Inggil
28 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
KH Muhammad Saleh Darat adalah orang pertama yang mempelopori penulisan buku-buku
dalam agama dalam bahasa jawa. Karya-karyanya di tulis dengan huruf Arab gundul (pegong)
di era akhir tahun 1800-an. Al-Quran pun ia terjemahkan dengan huruf itu. Kitab Faid ar-Rahman
merupakan kitab tafsir pertama di Nusantara yang di tulis dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab.
Satu eksemplar buku terjemahan itu di hadiahkan pada RA Kartini ketika ia menikah dengan RM
Joyodiningrat, bupati Rembang.
Kuran Jawi
Museum Radya Pustaka Surakarta, Jawa Tengah menyimpan peninggalan benda-benda kuno milik Raja Keraton Surakarta.
Bahkan, museum ini juga menyimpan koleksi karya sastra terjemahan Alquran dalam bentuk aksara Jawa lengkap dengan tutur
bahasa Jawa.
Karya sastra yang diberi nama "Kuran Jawi" ini dibuat periode 1835 tahun alit. Lantaran lama tersimpan, maka kondisi kertas dari
29 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
buku ini pun menguning kecokelatan. Saat ini buku dengan tebal kurang lebih 10 centimeter itu sudah banyak yang terlepas dari
sampul jilidnya. Bahkan saat membuka lembaran buku pun harus hati-hati dengan bantuan petugas museum.
Kuran Jawi ini dipecah dalam 3 buah buku yang berjumlah 30 juz. Untuk nama-nama surah tetap menggunakan nama bahasa Arab.
Tetapi untuk tulisannya menggunakan aksara Jawa. Untuk membacanya juga sebagaimana membaca aksara Jawa mulai dari kiri.
Tiga buah Alquran ini dibuat oleh abdi dalem Keraton Surakarta. Mereka adalah Bagus Ngarpah sebagai penerjemah ke bahasa
Jawa, Mas Ngabehi Wiro Pustoko, serta Ki Rono Suboyo sebagai penyelaras dan penulis ke dalam tulisan Jawa.
Sejarah
Penggunaan bahasa Jawa masa kini
30 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
Provinsi di Indonesian
1. Aceh
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
6,7%
175.000
2. Sumatra Utara
21,0%
1.757.000
3. Sumatra Barat
1%
56.000
17%
245.000
5. Sumatra Selatan
12,4%
573.000
6. Bengkulu
15,4%
118.000
7. Lampung
62,4%
2.886.000
8. Riau
8,5%
184.000
9. Jakarta
3,6%
236.000
13,3%
3.652.000
96,9%
24.579.000
12. Yogyakarta
97,6%
2.683.000
74,5%
21.720.000
14. Bali
1,1%
28.000
1,7%
41.000
4%
38.000
4,7%
97.000
10,1%
123.000
1%
20.000
2,9%
37.000
3,6%
34.000
22. Maluku
1,1%
16.000
4. Jambi
Referensi
1. ^ "Language Documentation Training Center" (http://www.ling.hawaii.edu/ldtc/languages/javanese_pekalongan/orthography.html).
Diakses tanggal 2013-09-25.
2. ^ Herrfurth, Hans (1964). Lehrbuch des modernen Djawanisch. Lehrbcher fr das Studium der orientalischen und afrikanischen
Sprachen IX. Leipzig: VEB Verlag Enzyklopdie. p. 19.
3. ^ Terjemahan berdasarkan buku Ignatius Kuntara Wiryamartana, Arjunawiwha, (1990:124) dengan beberapa perubahan kecil
4. ^ a b Intrik Berdarah Tak Jemu-jemu, artikel pada Kompas Online (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0303/31/teropong
/218748.htm)
5. ^ Uhlenbeck, E.M. 1964.A Critical Survey of Studies on the Languages of Java and Madura. The Hague: Martinus Nijhoff
6. ^ Menimbang-nimbang bahasa Cirebon (http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=132798)
7. ^ The data are taken from the census of 1980 as provided by James J. Fox and Peter Gardiner and published by S. A. Wurm and Shiro
Hattori, eds. 1983. Language Atlas of the Pacific Area, Part II: (Insular South-East Asia), Canberra.
8. ^ In 1980 this included the now separate Banten province.
Pranala luar
31 dari 32
10/26/2016 2:14 PM
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
32 dari 32
10/26/2016 2:14 PM