Hal hal yang menjadi faktor bahasa Jawa di Jawa Timur terkesan kasar
ialah:
1. adanya Pengaruh Budaya
Budaya dapat memengaruhi perilaku seseorang, baik dalam berinteraksi
maupun berkomunikasi. Maka dari itu, bahasa sebagai alat komunikasi juga ikut
terpengaruh dengan budaya, tempat di mana seseorang itu tinggal. Hal ini
membuat bahasa Jawa di Jawa Timur itu cenderung lebih kasar dan tidak baku.
Alasannya, masyarakat yang tinggal di Jawa Timur jauh dari pusat peradaban
Jawa, yang mana diketahui sebelumnya berada di Jawa Tengah.
Analisis tersebut disampaikan oleh ahli bahasa, Revi Soekatno. Dia
menyebutkan bahwa penggunaan bahasa Jawa di Jawa Timur yang cenderung
kasar karena jauh dari pusat kekuasaan dan kebudayaan Jawa yang ada di Jawa
Tengah. Sebagaimana teori center-periphery model (model pusat-pinggiran),
maka Jawa Timur merupakan daerah pinggiran dari pusat peradaban yang ada di
Mataram atau Yogyakarta dan Solo. Dengan hal itu, pengaruh budaya dari pusat
peradaban itu pun memudar. Tidak sekental mereka yang tinggal di Jawa
Tengah atau perbatasan.
2. Letak geografis
Sama halnya dengan budaya, kondisi geografis juga bisa berpengaruh
terhadap masyarakat. Kondisi geografis di daerah Jawa Timur, terutama
Surabaya dan sekitarnya. Alam di Jawa Timur cenderung lebih kering dan
panas. Hal ini dikarenakan hujan turun tidak sesering di daerah Jawa Tengah
atau bahkan Jawa Barat.
Kondisi alam yang kering inilah menurut ahli bahasa, Revi Soekatno,
yang dapat memengaruhi karakter dan sifat manusianya. Manusia menjadi tipe
yang no nonsense dan to the point. Hal itu tercermin dari bahasa Jawa di Jawa
Timur yang cenderung lugas dan apa adanya. Meskipun demikian, kasar atau
tidak kasar suatu bahasa tergantung prespektif seseorang. Jika dipandang dari
perspektif orang luar Jawa Timur, bahasa Jawa di Jawa Timur pasti terkesan
kasar.
Namun, bagi orang Jawa Timur khususnya daerah Lamongan dan
Surabaya, bahasa Jawa tersebut biasa-biasa saja. Bahkan, kata umpatan
sekalipun, hal itu menjadi biasa saja bagi warga Surabaya. Bahkan, bahasa
tersebut menimbulkan kesan keakraban antarsahabat. Sebaliknya, kata umpatan
akan bermakna sangat kasar bagi masyarakat di luar Surabaya. Itulah alasan
bahasa Jawa di Jawa Timur dikenal kasar.