Anda di halaman 1dari 3

RESUME WEBINAR MUSEUM SUNAN GIRI

Nama : CAHYA RAHMADHAN.M


NIM : 210110201054
Mata Kuliah : Pengantar Sosiolinguistik (B)
Dosen Pengampu : Dr Agus Sariono, M.Hum.
Prodi : Sastra IndonesiaFakultas :
Fakultas Ilmu Budaya

Selayang pandang dari kota Gresik adalah kota ini termasuk kota sibuk/kota dengan mobilitas masyarakat yang sangat
tinggi. Kota Gresik terpengaruh dari kota santri/wisata religi dan juga kota industri, tetapi beralih menjadi kota bandar,
kemudian jalan dan sarana transportasi yang terdapat di kota Gresik menjadi memadai. Selanjutnya, Bahasa Jawa Dialek
Gresik (BJG) merupakan variasi dari bahasa Jawa, terdapat 16 kecamatan di Kabupaten Gresik yang memakai BJG ini.
Akibat dari BJG yang merupakan variasi dari bahasa Jawa, membuat kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Jawa dan
Bahasa Gresik memiliki persamaan dan perbedaan yang terjadi biasanya dalam aspek intonasi.

Selanjutnya terdapat Dialektometri yaitu satuan kebahasaan asli (fonologi dan leksikal) dan memiliki prinsip dasar yaitu
identifikasi perbedaan satuan kebahasaan antardua titik pengamatan. Dialaektometru memiliki rumus penentuan status
kebahasaan yaitu Jarak dialek sama dengan Jumlah perbedaan anatardua TP/ Jumlah data dikali 100%. Penentu hasil
perhitungan dialektometri yakni melalui daftar tanyaan (kuiseoner) dan jumlah juga sebaran titik pengamatan.

Bahasa Bawean, Bahasa Jawa di Dipenogero, dan Bahasa Jawa di GresikBahasa jawa Bawean adalah Bahasa khas dari
penduduk pulau jawa. Bahasa jawa bawean kental dengan cara pengucapan yang sangat khas dan berbeda, keluar dari
itu pelafalan Bahasa jawa bawean dengan Bahasa Indonesia baku sangat berbeda jauh, sebab Bahasa jawa bawean
lebih sering diucapkan dengan nada yang dalam (medhok). Bahasa jawa bawean memiliki macam bentuk, dominan
bersifat sopan karena sudah menjadi ciri khas bahwa orang jawa sopan. Persebaran Bahasa jawa bawean di jawa timur
sangat merata hampir diseluruh wilayah jawa terutama jawa timur seperti di Surabaya, Malang, Kediri, Banyuwangi,
Jember, Sidoarjo, Madiun dan lain-lain.Dilihat dari penyebaran yang luas tersebut tentunya ada hubungan timbal balik
dari bahasa yang digunakan karena tentunya tidak semua sama. Timbal balik sendiri dapat menguntungkan dua belah
pihak atau lebih yang saling berhubungan. Selain itu, adanya timbal balik memudahkan bahasa yang digunakan dapat
diterapkan pada beberapa tempat. Tetapi disisi lain adanya bahasa yang cepat menyebar ke wilayah-wilayah juga
menyebabkan perubahan dari beberapa hal seperti sikap, tata cara maupun perliku yang dilakukan karena tentunya
memiliki pengaruh yang bisa memberi dampak kurang baik bagi wilayah tersebut.Kemudian beralih pada Proto-Melayu-
Jawa atau biasa disingkat PMJ. Pada jenis ini bahasa jawa dibagi menjadi 3 bagian yaitu, menjadi bahasa jawa, bahasa
sunda dan bahasa madura. Didalam bahasa madura kemudian terbagi atas 2 bagian yaitu melayu dan madura. Pada titik
tersebut bahasa melayu dikembangkan berdampingan dengan bahasa madura, tetapi tetap dalam kententuan masing-
masing dan tidak mengubah kaidah kebahasaannya. Proto Melayu Jawa disini dapat digunakan untuk mengidentifikasi

RESUME WEBINAR MUSEUM SUNAN GIRI 1


dan memilah-milah adanya empat perkembangan bahasa karena keempat bahasa tersebut memiliki perbedaan dialek
masing-masing menurut daerahnya dan cara pengucapan serta logat yang berbeda dari setiap wilayah dan bahasanya.
Kemudian skala persentase pada dialetometrinya juga sama dengan Bahasa jawa dialek Gresik yang sebelumnya sudah
tertulis. Bahasa Bawean dan Bahasa Madura adalah dua Bahasa yang berbeda dan sudah dijelaskan menurut beberapa
teori.Selanjutnya, dari sudut pandang sosiolinguistik bahasa memiliki cara penyampaian tersendiri dan bagaimana cara
bahasa tersebut disampaikan oleh penutur. Dari penjelasan diatas tadi sudah di terangkan mahwa bahasa madura
dengan bahasa melayu berbeda, tidak hanya bahasa madura saja, tetapi bahasa jawa dengan bahasa melayu juga
berbeda juga bahasa osing Banyuwangi, terlebih dengan seluruh bahasa yang ada di Indonesia. Meskipun negara
Indonesia bukan pencetus bahasa melayu secara langsung, tatapi bahasa melayu dimunculkan oleh negara Indonesia
meskipun pada akhirnya justru diakui oleh Malaysia dan sudah diperjelas bahwa Bahasa Indonesia denagn bahasa
melayu Malaysia berbeda.
Bahasa Bawean, Bahasa Jawa di Dipenogero, dan Bahasa Jawa di GresikBahasa jawa Bawean adalah Bahasa khas dari
penduduk pulau jawa. Bahasa jawa bawean kental dengan cara pengucapan yang sangat khas dan berbeda, keluar dari
itu pelafalan Bahasa jawa bawean dengan Bahasa Indonesia baku sangat berbeda jauh, sebab Bahasa jawa bawean
lebih sering diucapkan dengan nada yang dalam (medhok). Bahasa jawa bawean memiliki macam bentuk, dominan
bersifat sopan karena sudah menjadi ciri khas bahwa orang jawa sopan. Persebaran Bahasa jawa bawean di jawa timur
sangat merata hampir diseluruh wilayah jawa terutama jawa timur seperti di Surabaya, Malang, Kediri, Banyuwangi,
Jember, Sidoarjo, Madiun dan lain-lain.Dilihat dari penyebaran yang luas tersebut tentunya ada hubungan timbal balik
dari bahasa yang digunakan karena tentunya tidak semua sama. Timbal balik sendiri dapat menguntungkan dua belah
pihak atau lebih yang saling berhubungan. Selain itu, adanya timbal balik memudahkan bahasa yang digunakan dapat
diterapkan pada beberapa tempat. Tetapi disisi lain adanya bahasa yang cepat menyebar ke wilayah-wilayah juga
menyebabkan perubahan dari beberapa hal seperti sikap, tata cara maupun perliku yang dilakukan karena tentunya
memiliki pengaruh yang bisa memberi dampak kurang baik bagi wilayah tersebut.Kemudian beralih pada Proto-Melayu-
Jawa atau biasa disingkat PMJ. Pada jenis ini bahasa jawa dibagi menjadi 3 bagian yaitu, menjadi bahasa jawa, bahasa
sunda dan bahasa madura. Didalam bahasa madura kemudian terbagi atas 2 bagian yaitu melayu dan madura. Pada titik
tersebut bahasa melayu dikembangkan berdampingan dengan bahasa madura, tetapi tetap dalam kententuan masing-
masing dan tidak mengubah kaidah kebahasaannya. Proto Melayu Jawa disini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan memilah-milah adanya empat perkembangan bahasa karena keempat bahasa tersebut memiliki perbedaan dialek
masing-masing menurut daerahnya dan cara pengucapan serta logat yang berbeda dari setiap wilayah dan bahasanya.
Kemudian skala persentase pada dialetometrinya juga sama dengan Bahasa jawa dialek Gresik yang sebelumnya sudah
tertulis. Bahasa Bawean dan Bahasa Madura adalah dua Bahasa yang berbeda dan sudah dijelaskan menurut beberapa
teori.Selanjutnya, dari sudut pandang sosiolinguistik bahasa memiliki cara penyampaian tersendiri dan bagaimana cara
bahasa tersebut disampaikan oleh penutur. Dari penjelasan diatas tadi sudah di terangkan mahwa bahasa madura
dengan bahasa melayu berbeda, tidak hanya bahasa madura saja, tetapi bahasa jawa dengan bahasa melayu juga
berbeda juga bahasa osing Banyuwangi, terlebih dengan seluruh bahasa yang ada di Indonesia. Meskipun negara
Indonesia bukan pencetus bahasa melayu secara langsung, tatapi bahasa melayu dimunculkan oleh negara Indonesia
meskipun pada akhirnya justru diakui oleh Malaysia dan sudah diperjelas bahwa Bahasa Indonesia denagn bahasa
melayu Malaysia berbeda.
Bahasa Bawean, Bahasa Jawa di Dipenogero, dan Bahasa Jawa di GresikBahasa jawa Bawean adalah Bahasa khas dari
penduduk pulau jawa. Bahasa jawa bawean kental dengan cara pengucapan yang sangat khas dan berbeda, keluar dari
itu pelafalan Bahasa jawa bawean dengan Bahasa Indonesia baku sangat berbeda jauh, sebab Bahasa jawa bawean
lebih sering diucapkan dengan nada yang dalam (medhok). Bahasa jawa bawean memiliki macam bentuk, dominan
bersifat sopan karena sudah menjadi ciri khas bahwa orang jawa sopan. Persebaran Bahasa jawa bawean di jawa timur
sangat merata hampir diseluruh wilayah jawa terutama jawa timur seperti di Surabaya, Malang, Kediri, Banyuwangi,
Jember, Sidoarjo, Madiun dan lain-lain.Dilihat dari penyebaran yang luas tersebut tentunya ada hubungan timbal balik
dari bahasa yang digunakan karena tentunya tidak semua sama. Timbal balik sendiri dapat menguntungkan dua belah
pihak atau lebih yang saling berhubungan. Selain itu, adanya timbal balik memudahkan bahasa yang digunakan dapat
diterapkan pada beberapa tempat. Tetapi disisi lain adanya bahasa yang cepat menyebar ke wilayah-wilayah juga
menyebabkan perubahan dari beberapa hal seperti sikap, tata cara maupun perliku yang dilakukan karena tentunya
memiliki pengaruh yang bisa memberi dampak kurang baik bagi wilayah tersebut.Kemudian beralih pada Proto-Melayu-
Jawa atau biasa disingkat PMJ. Pada jenis ini bahasa jawa dibagi menjadi 3 bagian yaitu, menjadi bahasa jawa, bahasa
sunda dan bahasa madura. Didalam bahasa madura kemudian terbagi atas 2 bagian yaitu melayu dan madura. Pada titik
tersebut bahasa melayu dikembangkan berdampingan dengan bahasa madura, tetapi tetap dalam kententuan masing-
masing dan tidak mengubah kaidah kebahasaannya. Proto Melayu Jawa disini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan memilah-milah adanya empat perkembangan bahasa karena keempat bahasa tersebut memiliki perbedaan dialek
masing-masing menurut daerahnya dan cara pengucapan serta logat yang berbeda dari setiap wilayah dan bahasanya.
Kemudian skala persentase pada dialetometrinya juga sama dengan Bahasa jawa dialek Gresik yang sebelumnya sudah
tertulis. Bahasa Bawean dan Bahasa Madura adalah dua Bahasa yang berbeda dan sudah dijelaskan menurut beberapa
teori.Selanjutnya, dari sudut pandang sosiolinguistik bahasa memiliki cara penyampaian tersendiri dan bagaimana cara
bahasa tersebut disampaikan oleh penutur. Dari penjelasan diatas tadi sudah di terangkan mahwa bahasa madura

RESUME WEBINAR MUSEUM SUNAN GIRI 2


dengan bahasa melayu berbeda, tidak hanya bahasa madura saja, tetapi bahasa jawa dengan bahasa melayu juga
berbeda juga bahasa osing Banyuwangi, terlebih dengan seluruh bahasa yang ada di Indonesia. Meskipun negara
Indonesia bukan pencetus bahasa melayu secara langsung, tatapi bahasa melayu dimunculkan oleh negara Indonesia
meskipun pada akhirnya justru diakui oleh Malaysia dan sudah diperjelas bahwa Bahasa Indonesia denagn bahasa
melayu Malaysia berbeda.
Bahasa Bawean, Bahasa Jawa di Dipenogero, dan Bahasa Jawa di GresikBahasa jawa Bawean adalah Bahasa khas dari
penduduk pulau jawa. Bahasa jawa bawean kental dengan cara pengucapan yang sangat khas dan berbeda, keluar dari
itu pelafalan Bahasa jawa bawean dengan Bahasa Indonesia baku sangat berbeda jauh, sebab Bahasa jawa bawean
lebih sering diucapkan dengan nada yang dalam (medhok). Bahasa jawa bawean memiliki macam bentuk, dominan
bersifat sopan karena sudah menjadi ciri khas bahwa orang jawa sopan. Persebaran Bahasa jawa bawean di jawa timur
sangat merata hampir diseluruh wilayah jawa terutama jawa timur seperti di Surabaya, Malang, Kediri, Banyuwangi,
Jember, Sidoarjo, Madiun dan lain-lain.Dilihat dari penyebaran yang luas tersebut tentunya ada hubungan timbal balik
dari bahasa yang digunakan karena tentunya tidak semua sama. Timbal balik sendiri dapat menguntungkan dua belah
pihak atau lebih yang saling berhubungan. Selain itu, adanya timbal balik memudahkan bahasa yang digunakan dapat
diterapkan pada beberapa tempat. Tetapi disisi lain adanya bahasa yang cepat menyebar ke wilayah-wilayah juga
menyebabkan perubahan dari beberapa hal seperti sikap, tata cara maupun perliku yang dilakukan karena tentunya
memiliki pengaruh yang bisa memberi dampak kurang baik bagi wilayah tersebut.Kemudian beralih pada Proto-Melayu-
Jawa atau biasa disingkat PMJ. Pada jenis ini bahasa jawa dibagi menjadi 3 bagian yaitu, menjadi bahasa jawa, bahasa
sunda dan bahasa madura. Didalam bahasa madura kemudian terbagi atas 2 bagian yaitu melayu dan madura. Pada titik
tersebut bahasa melayu dikembangkan berdampingan dengan bahasa madura, tetapi tetap dalam kententuan masing-
masing dan tidak mengubah kaidah kebahasaannya. Proto Melayu Jawa disini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan memilah-milah adanya empat perkembangan bahasa karena keempat bahasa tersebut memiliki perbedaan dialek
masing-masing menurut daerahnya dan cara pengucapan serta logat yang berbeda dari setiap wilayah dan bahasanya.
Kemudian skala persentase pada dialetometrinya juga sama dengan Bahasa jawa dialek Gresik yang sebelumnya sudah
tertulis. Bahasa Bawean dan Bahasa Madura adalah dua Bahasa yang berbeda dan sudah dijelaskan menurut beberapa
teori.Selanjutnya, dari sudut pandang sosiolinguistik bahasa memiliki cara penyampaian tersendiri dan bagaimana cara
bahasa tersebut disampaikan oleh penutur. Dari penjelasan diatas tadi sudah di terangkan mahwa bahasa madura
dengan bahasa melayu berbeda, tidak hanya bahasa madura saja, tetapi bahasa jawa dengan bahasa melayu juga
berbeda juga bahasa osing Banyuwangi, terlebih dengan seluruh bahasa yang ada di Indonesia. Meskipun negara
Indonesia bukan pencetus bahasa melayu secara langsung, tatapi bahasa melayu dimunculkan oleh negara Indonesia
meskipun pada akhirnya justru diakui oleh Malaysia dan sudah diperjelas bahwa Bahasa Indonesia denagn bahasa
melayu Malaysia berbeda.
Bahasa Bawean, Bahasa Jawa di Dipenogero, dan Bahasa Jawa di GresikBahasa jawa Bawean adalah Bahasa khas dari
penduduk pulau jawa. Bahasa jawa bawean kental dengan cara pengucapan yang sangat khas dan berbeda, keluar dari
itu pelafalan Bahasa jawa bawean dengan Bahasa Indonesia baku sangat berbeda jauh, sebab Bahasa jawa bawean
lebih sering diucapkan dengan nada yang dalam (medhok). Bahasa jawa bawean memiliki macam bentuk, dominan
bersifat sopan karena sudah menjadi ciri khas bahwa orang jawa sopan. Persebaran Bahasa jawa bawean di jawa timur
sangat merata hampir diseluruh wilayah jawa terutama jawa timur seperti di Surabaya, Malang, Kediri, Banyuwangi,
Jember, Sidoarjo, Madiun dan lain-lain.Dilihat dari penyebaran yang luas tersebut tentunya ada hubungan timbal balik
dari bahasa yang digunakan karena tentunya tidak semua sama. Timbal balik sendiri dapat menguntungkan dua belah
pihak atau lebih yang saling berhubungan. Selain itu, adanya timbal balik memudahkan bahasa yang digunakan dapat
diterapkan pada beberapa tempat. Tetapi disisi lain adanya bahasa yang cepat menyebar ke wilayah-wilayah juga
menyebabkan perubahan dari beberapa hal seperti sikap, tata cara maupun perliku yang dilakukan karena tentunya
memiliki pengaruh yang bisa memberi dampak kurang baik bagi wilayah tersebut.Kemudian beralih pada Proto-Melayu-
Jawa atau biasa disingkat PMJ. Pada jenis ini bahasa jawa dibagi menjadi 3 bagian yaitu, menjadi bahasa jawa, bahasa
sunda dan bahasa madura. Didalam bahasa madura kemudian terbagi atas 2 bagian yaitu melayu dan madura. Pada titik
tersebut bahasa melayu dikembangkan berdampingan dengan bahasa madura, tetapi tetap dalam kententuan masing-
masing dan tidak mengubah kaidah kebahasaannya. Proto Melayu Jawa disini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan memilah-milah adanya empat perkembangan bahasa karena keempat bahasa tersebut memiliki perbedaan dialek
masing-masing menurut daerahnya dan cara pengucapan serta logat yang berbeda dari setiap wilayah dan bahasanya.
Kemudian skala persentase pada dialetometrinya juga sama dengan Bahasa jawa dialek Gresik yang sebelumnya sudah
tertulis. Bahasa Bawean dan Bahasa Madura adalah dua Bahasa yang berbeda dan sudah dijelaskan menurut beberapa
teori.Selanjutnya, dari sudut pandang sosiolinguistik bahasa memiliki cara penyampaian tersendiri dan bagaimana cara
bahasa tersebut disampaikan oleh penutur. Dari penjelasan diatas tadi sudah di terangkan mahwa bahasa madura
dengan bahasa melayu berbeda, tidak hanya bahasa madura saja, tetapi bahasa jawa dengan bahasa melayu juga
berbeda juga bahasa osing Banyuwangi, terlebih dengan seluruh bahasa yang ada di Indonesia. Meskipun negara
Indonesia bukan pencetus bahasa melayu secara langsung, tatapi bahasa melayu dimunculkan oleh negara Indonesia
meskipun pada akhirnya justru diakui oleh Malaysia dan sudah diperjelas bahwa Bahasa Indonesia denagn bahasa
melayu Malaysia berbeda.

RESUME WEBINAR MUSEUM SUNAN GIRI 3

Anda mungkin juga menyukai