Anda di halaman 1dari 9

TUGAS DIALEKTOLOGI

“Review 5 artikel yang terkait dengan


Dialektologi”
Setiani Pratiwi
F021201005
JUDUL 5 ARTIKEL

01 Dialek Bahasa Jawa Bagian Tengah:


Geografis Dialek dan Budaya

02 Kajian Dialektogi Bahasa Madura Dialek


Bangkalan
Variasi Dialek Bahasa Bawean Di Wilayah Pulau
03
Bawean Kabupaten Gresik

04
Diglosia dalam Pemakaian Dialek Ngapak

05 Reduplikasi Bahasa Bugis Dialek


Sidrap
Dialek Bahasa Jawa Bagian Tengah: Geografis Dialek dan
Budaya
Dilihat dari segi geografis, dialek bahasa Jawa dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu dialek Bahasa Jawa bagian barat, dialek Bahasa Jawa
bagian tengah, dan dialek Bahasa Jawa bagian timur. Di mana
berdasarkan pengelompokkan ini, dialek yang digunakan oleh
masyarakat penutur tidak harus menggunakan dialek asli daerahnya
masing-masing, hal ini disebabkan karena adanya akulturasi budaya.

Hasil Review Sedangkan dari segi budaya bahwa daerah yang semakin dekat dengan
pusat budaya (Surakarta dan Yogyakarta), maka dialek yang digunakan
Artikel 1 oleh masyarakat penutur juga akan semakin halus atau menyerupai
”standart Bahasa Jawa”. Tetapi sebaliknya, jika suatu daerah semakin
jauh dari pusat budaya, maka dialek yang digunakanpun juga akan
semakin menjauhi dialek ”Standart Bahasa Jawa” atau sering dianggap
dengan dialek kasar
Kajian Dialektogi Bahasa Madura Dialek Bangkalan

Perbedaan bahasa yang terjadi di Kecamatan Arosbaya dan


Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan, ditemukan kosakata
yang tergolong perbedaan fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik. Dari perbedaan fonologi diperoleh kosakata yang
menunjukan adanya perbedaan yang meliputi disimilasi,
perbedaan fonem, penghilangan fonem, perbedaan sukukata, dan
Hasil Review penambahan fonem, adanya perbedaan variasi bunyi yang
meliputi pelepasan dan penambahan bunyi. Berdasarkan
Artikel 2 perbedaan morfologi diperoleh kosakata yang menunjukan
adanya perbedaan, yang meliputi perubahan afiksasi.
Berdasarkan perbedaan sintaksis diperoleh kosakata yang
menunjukkan adanya perbedaan yaitu perbedaan frasa yang
digunakan. Berdasarkan perbedaan semantic diperoleh kosakata
dengan fonem yang sama tetapi maknanya berbeda.
Variasi Dialek Bahasa Bawean Di Wilayah Pulau Bawean
Kabupaten Gresik

Beberapa perbedaan penggunaan bahasa antara keempat desa tersebut,


yaitu Desa Suwari dan Desa Daun yang terletak di Kecamatan
Sangkapura akan terlihat berbeda penggunaan bentuk bahasanya dengan
Desa Kepuhteluk dan Desa Diponggo yang terletak di Kecamatan
Tambak, karena kecamatan Sangkapura terutama desa Suwari
merupakan daerah agraris, dan kecamatan Tambak yang merupakan
daerah pesisir pantai. Dalam hal ini letak geografis dan latar kebudayaan
Hasil Review dapat dijadikan faktor utama yang mempengaruhi situasi kebahasaan
suatu wilayah.
Artikel 3 Melalui perbedaan fonologis dan leksikal tersebut dapat ditemukan
bahwa daerah pengamatan yaitu Desa Diponggo memiliki ciri khas yang
mencolok dibandingkan ketiga daerah pengamatan lainnya. Hal tersebut
dikarenakan dialek yang digunakan di Desa Diponggo adalah bahasa
Jawa
Diglosia dalam Pemakaian Dialek Ngapak

Diglosia merupakan salah satu fenomena kebahasaan dalam kajian


sosiolinguistik. Diglosia erat kaitannya dengan pemakaian dialek suatu
daerah terkait fungsinya sebagai sarana komunikasi dan interaksi
sesama manusia
Dialek ngapak yang merupakan bahasa daerah yang kental digunakan
oleh masyarakat Banyumas merupakan suatu variasi dialek dari bahasa
jawa. Dialek ngapak memiliki keunikan linguistik yang tidak dimiliki
Hasil Review oleh bahasa jawa lainnya.
Dialek Ngapak, tidak terdapat aturan atau struktur kebahasaan tertentu.
Artikel 4 Dialek ini muncul dan berkembang karena faktor geografis dan
pengaruh bahasa ibu. Dialek ngapak juga sering dianggap sebagai dialek
yang kasar karena pembawaan penuturnya yang memang dipengaruhi
oleh awal munculnya dialek ini. Hal ini pula yang menjadi salah satu
keunikan dari dialek ngapak. Pengucapan dialek ngapak cenderung lebih
cepat, keras, dan menggebu. Dalam situasi santai pun dialek ini akan
terdengar seperti itu.
Reduplikasi Bahasa Bugis Dialek Sidrap

Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik


secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun perubahan bunyi
(fonem). Oleh karena itu, lazim dibedakan adanya reduplikasi penuh,
seperti meja – meja (dari kata dasar meja), reduplikasi sebagian seperti
lelaki (dari kata dasar laki), dan reduplikasi dengan perubahan bunyi
seperti bolak – balik (dari dasar balik). (Verhaar,2012)
Suku Bugis di Kabupaten Pasangkayu banyak orang menggunakannya
Hasil Review sebagai bahasa ibu, dan menggunakan bahasa Bugis sebagai bahasa
pergaulan seharihari, sedangkan bahasa Indonesia hanya digunakan
Artikel 5 dalam situasi formal. Bahasa Bugis memiliki sistem yang sama dengan
bahasa-bahasa yang terdapat di Indonesia,sepertikata ulang. Perlu
diketahui bahwa reduplikasi atau kata ulang dari bahasa Bugis memiliki
perbedaan dengan reduplikasi dalam bahasa Indonesia.Misalnya,
“Materuikomacai-caipadata” yang artinya “kamu selalu marah-marah
padaku”. Kata “Macai” merupakan bentuk dasar bahasa yang berarti
“marah” jika kata tersebut direduplikasikan akan menjadi “macai ai”.
Bentuk “macai-cai” tersebut merupakan bentuk ulang dengan
mengulang suku kata dari kata dasar. Contoh tersebut menunjukkan
bahwa bahasa Bugis memiliki sistem reduplikasi berbeda dengan bahasa
yang lain.
Sekian
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai