Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PENELITIAN

DESKRIPSI MORFOLOGI BAHASA DAERAH ENREKANG


(DIALEK DURI)

OLEH
ST. NURHASANAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Deskripsi Morfologi Bahasa Daerah Erekang (Dialek


Duri) Kecamatan Buntu Batu/Kabupaten Enrekang /Desa
Lagda
Peneliti : St . Nurhasanah

Diterima oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah pada Hari …………….,


Tanggal………… Bulan ………….., Tahun 2024.

Dosen Pengampu Mata Kuliah,

M. Zulham, S.Pd., M.Pd.


Tanggal:
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Deskripsi Morfologi
Bahasa Daerah Enrekang (Dialeg Duri) Kecamatan Buntu Batu/ Kabupaten
Enrekang/ Desa Lagda" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Daerah. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang morfologi bahasa daerah
Enrekang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada M. Zulham, S.pd, M.pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Daerah. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 12 Januari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
PENGESAHAN................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Morfologi.......................................................................................7
2.2 Afiksasi..........................................................................................8
2.3 Reduplikasi....................................................................................10
2.4 Komposisi......................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................13
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................13
3.3 Subjek dan Objek Penelitian...........................................................13
3.4 Prosedur Penelitian.........................................................................13
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................14
3.6 Instrumen Penelitian.......................................................................14
3.7 Prosedur Penelitian.........................................................................14
3.8 Teknik Analisis Data......................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN

iv
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa daerah Enrekang (dialek Duri) merupakan salah satu ragam
bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Buntu Batu,
Kabupaten Enrekang, Desa Lagda. Enrekang terletak di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Bahasa daerah Enrekang (dialek Duri), adalah bagian dari
rumpun bahasa Austronesia, tepatnya kelompok bahasa Bugis-Makassar.

Bahasa daerah memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat di


Enrekang, khususnya di Desa Lagda. Bahasa daerah ini menjadi sarana
komunikasi sehari-hari antara anggota masyarakat, terutama di lingkungan
keluarga, masyarakat desa, dan dalam kegiatan tradisional seperti upacara
adat, pertemuan komunitas, dan acara budaya.

Deskripsi morfologi bahasa daerah Enrekang (dialek Duri), menjadi topik


yang menarik untuk diteliti. Morfologi adalah cabang linguistik yang
mempelajari struktur dan pembentukan kata serta bagaimana komponen-
komponen tersebut berinteraksi satu sama lain. Penelitian morfologi bahasa
daerah dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur
gramatikal dan karakteristik linguistik khas dari bahasa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pola pembentukan kata dalam bahasa daerah Enrekang (dialeg
Duri) yang di gunakan di desa Lagda?
2. Bagaimana pola reduplikasi dan komposisi kata dalam bahasa daerah
Enrekang (dialeg Duri) di desa lagda?
6

1.3 Tujuan Penelitian


1. untuk mengetahui pola pembentukan kata dalam bahasa daerah
Enrekang (dialeg Duri) yang digunakan di Desa Langda.
2. Untuk mengetahui pola reduplikasi dan komposisi kata dalam bahasa
Enrekang (dialeg Duri) di Desa Langda.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Membantu dalam pelestarian budaya lokal di Enrekang
2. Menambah pengetahuan tentang keanekaragaman bahasa di Indonesia.
7

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Morfologi

Morfologi ialah cabang kajian linguistik (ilmu bahasa) yang mempelajari


tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti
dan kelaskata (Mulyana, 2007 : 6). Ramlan (1987 : 21) menjelaskan morfologi
sebagai bagian dari ilmu bahasa yang bidangnya menyelidiki seluk-beluk bentuk
kata, dan kemungkinan adanya perubahan golongan dari arti kata yang timbul
sebagai akibat perubahan bentuk kata. Golongan kata sepeda tidak sama dengan
golongan kata bersepeda. Kata sepeda termasuk golongan kata nominal,
sedangkan kata bersepeda termasuk golongan kata verbal.
Menurut Verhaar (dalam Nurhayati, 2001 : 1) morfologi adalah cabang
linguistic yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan
gramatikal. Pengertian lain menyatakan bahwa morfologi adalah cabang
linguistik yang membicarakan atau mengidentifikasi seluk beluk pembentukan
kata (Nurhayati, 2001 : 2).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian morfologi di atas
dapat
diambil kesimpulan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari
seluk-beluk pembentukan kata, pengaruh perubahan kata terhadap arti dan
kelaskata, serta mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan
gramatikal. Morfem terbagi menjadi dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem
terikat.

1) Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem
lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan (Chaer, 2008: 17). Morfem
bebas
disebut juga dengan morfem akar, yaitu morfem yang menjadi bentuk dasar
dalam
8

pembentukan kata. Disebut bentuk dasar karena belum mengalami perubahan


secara morfemis. Morfem ini dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan
tembung
lingga. Subalidinata (1994: 1), menyatakan bahwa tembung lingga yaitu kata
yang
belum berubah dari bentuk asalnya.

2) Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung
dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Morfem ikat
disebut juga morfem afiks. Berdasarkan pengertian tersebut maka morfem
terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satuan yang
utuh karena morfem ini tidak memiliki kemampuan secara leksikal, akan tetapi
merupakan penyebab terjadinya makna gramatikal. Adapun jenis-jenis afiksasi
sesuai dengan posisi peletakkannya dalam kaiatan dengan kata dasar. Menurut
Putrayasa (2008 : 7-9) adalah sebagai berikut :

a. Prefiks (awalan), yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Prefiks
ini merupakan prefiks yang tidak bisa berdiri sendiri atau tidak mempunyai
makna jika tidak dilekatkan dengan bentuk dasar. Berikut akan diperikan dari
masing-masing macam prefiks tersebut :

 Prefiks meN-
Perfiks meN- merupakan alomorf dari morf-morf yaitu, meng-, me-, mem-,
men-, meny-, dan menge- contohnya :
meN- + verba meng- + ambil mengambil
meN- + verba me- + makan memakan

 Prefiks ber-
Perfiks ber- merupakan alomorf dari morf-morf yaitu, ber-, bel-, be-. Contoh :
Ber-+ verba bel- + ajar belajar
Ber- + verba be- + renang berenang
9

 Prefiks ter-
Prefiks ter- merupakan alomorf dari morf-morf yaitu, ter-, tel- Contoh :
ter- + verba ter- + buka terbuka
Tel- + verba tel- + anjur telanjur

 Prefiks peN-
Perfiks peN- merupakan alomorf dari morf-morf yaitu, peng-, pe-, pem-,
men-,peny-, dan penge- Contoh :
peN- + verba peng- + goda penggoda
peN- + verba pe- + menang pemenang

 Prefiks per-
Prefiks per- merupakan alomorf dari morf-morf yaitu, per-, pel- Contoh :
per- + adjektif per- + besar perbesar
per- + verba pel- + ajar pelajar

 Prefiks se-
Prefiks se- tidak mengalami perubahan bentuk pada saat melekat pada kata
dasar. selain itu prefiks se- bisa melkat pada kata benda dan kata bilangan.
Contoh :
se- + noun se- + piring sepiring
se- + noun se- + pohon sepohon

 Prefiks di-
Prefiks di- memiliki arti untuk menyatakan tindakan pasif. Prefiks di- tidak
mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada kata dasar. Contoh :
di- + verba di- + makan dimakan
di- + verba di- + masak dimasak
10

b. Infiks (sisipan), yaitu afiks yang diletakkan dalam bentuk dasar. Infiks
merupakan sisipan yang terletak ditengah suku kata dasar atau yang diapit
oleh konsonan dan vokal.
 Sisipan –el- :
Luhur + -el- = Leluhur
 Sisipan –em- :
- Getar + -em- = Gemetar
Turun + -em- = Temurun
 Sisipan -er-
Suling + -er- = Seruling
-Kudung + -er- = Kerudung

c. Sufiks (akhiran), yaitu afiks yang dilekatkan di belakang bentuk dasar.


Sufiks merupakan proses pelekatan pada akhir bentuk dasar yang dapat
mengubah kelas kata verba menjadi nomina pada sufiks /-an/. Contohnya :
kopi menjadi ngopi, soto menjadi nyoto, sate menjadi nyate, kebut menjadi
ngebut, dan sabit menjadi nyabit.

2.2 Reduplikasi

Menurut KBBI ( 2008 : 1153 ) Proses pengulangan atau reduplikasi


adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-
rumah, tetamu, bolak-balik.
Alwi ( 2003 ) menjelaskan bahwa, reduplikasi atau perulangan adalah
proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses
penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah
"anjing-anjing ", " lelaki ", " sayur-mayur " dan sebagainya.
Ramlan ( 2009 : 65 ) berpendapat bahwa proses pengulangan atau
reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun
sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-
rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan sebagainya. Berdasarkan cara
11

mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat digolongkan menjadi empat


golongan :

a. Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa
perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan dengan proses
pembubuhan afiks. Misalnya:
Sepeda : sepeda-sepeda
Kebaikan : kebaikan-kebaika

b. Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
Di sini bentuk dasar tidak diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk dasar
pengulanganmgolongan ini berupa bentuk kompleks. Yang berupa bentuk
tunggal hanyalah kata lelaki yang dibentuk dari bentuk dasar laki, tetamu
yang dibentuk dari bentuk dasar tamu, beberapa yang dibentuk dari bentuk
dasar berapa, pertama-tama yang dibentuk dari bentuk dasar pertama, dan
segala-gala yang dibentuk dari bentuk dasar segala.
Kata pertama dan segala merupakan bentuk tunggal karena dalam deretan
morfologik tidak ada satuan yang lebih kecil dari kedua kata itu. Memang di
samping kata pertama, ada kata utama, tetapi kedua kata itu tidak dapat
dimasukkan dalam satu deretan morfologik. Meskipun keduanya mempunyai
pertalian bentuk, ialah keduanya mengandung unsur tama, tetapi keduanya
tidak memiliki pertalian arti sehingga kata pertama ditentukan sebagai satu
morfem, kata utama sebagai satu morfem.

c. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks


Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi
dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan itu terjadi
bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama-sama pula
mendukung satu fungsi. Misalnya kata ulang kereta-keretaan. Berdasarkan
petunjuk penentuan bentuk dasar nomor 2, ialah bahwa bentuk dasar itu
12

selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa, dapat


ditentukan bahwa bentuk dasarbagi kata ulang kereta-keretaan dan bukan
keretaan, mengingat satuan keretaan tidak terdapat dalam pemakaian bahasa.
Yang menjadi masalah, bagaimana proses terbentuknya bentuk dasar kereta
menjadi kereta-keretaan.

d. Pengulangan dengan perubahan fonem


Kata ulang yang termasuk golongan ini hanya sedikit. Disamping bolak-
balik terdapat kata kebalikan, sebaliknya, dibalik, membalik. Dari
perbandingan itu, dapat disimpulkan bahwa kata bolak-balik dibentuk dari
bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem, ialah
dari /a/ menjadi /o/, dan dari /i/ menjadi /a/. Contoh lain misalnya :
gerak => gerak-gerik
robek => robak-rabik
serba => serba-serbi

2.3 Komposisi
Menurut Chaer (2008 : 209) komposisi adalah proses penggabungan dasar
dengan dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan) untuk
mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata.
Contoh : kata rumah untuk mewadahi „bangunan tempat tinggal‟, namun
dalam kehidupan ada konsep „bangunan tempatmenggadaikan‟, maka
terbentuklah komposisi „rumah gadai‟.
Sumadi (2010:132) mengemukakan bahwa pemajemukan atau komposisi
adalah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar
yang satu dengan bentuk dasar yang lain dan gabungan itu menimbulkan
makna baru yang menyimpang dari makna konvensional setiap bentuk
dasarnya.

Kesimpulannya bahwa komposisi adalah proses pembentukan kata


dengan cara menggabungkan bentuk dasar yang satu dengan bentuk dasar
yang lain sehingga menghasilkan kata majemuk yang memiliki makna.
13

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat kualitatif, yang
memungkinkan peneliti mendapatkan pemahaman mendalam tentang pola – pola
morfologis yang di gunakan dalam bahasa massenerempulu (enrekang).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah di Kecamatan
Buntu Batu, Kabupaten Enrekang, Desa Langda . Sedangkan waktu penelitian
dilakukan mulai tanggal 6-8 Januari 2024.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


a. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini yaitu berasal dari toko masyarakat.
Kriteria Informan:
1) Informan mengetahui jelas bahasa yang diteliti
2) Bahasa informan tidak ada perubahan yang datang dari suku lain yang
masuk dan menetap.
3) Informan dapat berbahasa Indonesia dengan baik.
4) Informan merupakan tokoh masyarakat, tokoh adat, atau orang
terpandang lainnya
5) Informan berusia di atas 50 tahun.

b. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagaimana jika
beberapa kosa kata bahasa Indonesia di masuk kan ke dalam bahasa
massenrempulu (enrekang)

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian. Untuk lebih jelasnya, prosedur setiap
tahapan tersebut diurai sebagai berikut.
14

1. Menyiapkan Data Wawancara


Data awal berupa daftar kosakata

2. Melakukan Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data langsung dari penutur asli
daerah enrekang, dan dapat mengetahui bagaimana jika kosa kata bahasa
Indonesia di artikan ke dalam bahasa enrekang.

3. Penyajian Hasil Data Wawancara


Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam
penelitian karena merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data yang valid dan
akurat yang dapat di pertanggung jawabkan sebagai bahan untuk pembahasan dan
pemecahan masalah. Untuk mendapatkan data –data di objek penelitian, peneliti
menggunakan teknik wawancara dan membuat pertanyaan tertulis kepada
informen.
1. Wawancara Langsung
Dalam segi metoden pengumpulan data dengan wawancara, utamanya
terletak pada penentuan atau pemilihan informan yang akan menjadi sumber
data hendak di lakukan.
2. Dokumentasi (Rekaman Audio dan Video Penelitian)
Dalam penelitian ini merekam aktifitas yang berkaitan dengan wawancara
untuk mengambil data, dengan menggunakan alat bantu seperti kamera dan
alat rekaman. Dengan melalui media dokumntasi photo dan rekaman
merupakan sumber primer yang siknifikan dalam penelitian ini.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian.

1. Lembar Berisi Daftar Kosakata


15

Lembaran berisi daftar kosakata berjumlah 737 dalam bahasa Indonesia di


ubah ke dalam bahasa massenrempulu (enrekang)
2. Alat Rekam Audio dan Video Penelitian
Handphone

3.6 Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan kemudian dideskripsikan berdasarkan afiksasi,
reduplikasi, komposisi
1. Afiksasi Bahasa Daerah
2. Reduplikasi Bahasa Daerah
3. Komposisi Bahasa Daerah
16

BAB IV
HASIL PENELITIAN

1. Data Hasil Penelitian

2. Deskripsi Afiksasi Bahasa Daerah


a. Awalan
 Awalan ma-
Awalan ma- dibedakan atas 2 macam, yaitu awalan ma1- dan ma2-. Awalan ma2-
menyebabkan terjadinya morfofonemik apabila diimbuhkan pada kata dasar.

a) Pada umumnya awalan ma1- hanya dapat muncul bersama-sama dengan kata
akar yang berupa kata sifat. Contoh:
/luwa/ “luas” → /maluwa/ ”luas”
b) Pada umumnya awalan ma2- dapat diimbuhkan pada kata dasar, kata kerja,
kata benda dan kata bilangan. Awalan ini mempunyai wujud fonologis maq-,
maG-, dan maN-

1) Awalan maq dipakai dengan kata dasar yang dimulai dengan konsonan /b,d,g
dan j/. Contoh :
maq- /baluŋ./ “dijual‟ → /maqbaluŋ./ “menjual
maq- /gereq/ “sembelih‟ → /maqgereq/ ”menyembelih‟

2. Awalan maGdipakai dengan kata dasar yang dimulai dengan konsonan


/c,k,l,m,n,p,r,s,t/. Contoh :
maG- /cikkudu/ “ludah‟ → /maccikkudu / “meludah
maG- /lullun/ “gulung‟ → /mallullun / “menggulung‟

3. Awalan maN dipakai dengan bentuk dasar yang dimulai dengan vokal
/a,i,u,e,o/. Contoh :
maN- /asa/ “asah‟ → /maŋasa / “mengasah’
maN- /ekan/ “pancing‟ → /maŋekan / “memancing’
17

 Awalan mi-
Awalan mi- biasa juga diucapkan (me). Awalan mi- mempunyai wujud fonologis
mi-, miN-, dan miG-. Contoh :
mi- /baju/ “baju‟ → /mibaju/ “memakai baju‟
/robboq/ “rumput‟ → /mirobboq/ “mencari rumput‟
miN- /baqdaŋ./ “bedak‟ → /mimbaqdaŋ./ “memakai bedak‟
bissa/ “cuci‟ → /mimbissa/ “mencuci‟
(bercebok)
miG -/cende/ “lari-lari‟ → /miccende/ “berlari-lari‟
/raqba/ “rebah‟ → /mirraqba/ “merebahkan diri‟

Pemakaian mi-, miN- dan miG- pada contoh diatas tidak menunjukkan
satu sistem tertentu. Misalnya, kata baju dan bissa keduanya dimulai dengan
konsonan /b/, tetapi masing-masing menggunakan awalan yang berbeda. Kata
baju menggunakan awalan mi-menjadi mibaju “memakai baju‟, sedangkan kata
bissa menggunakan awalan miN- menjadi membissa “mencuci‟. Demikian pula
kata roboq dan raqba. Kata roboq menggunakan awalan mimenjadi miroboq
“mencari rumput‟, sedangkan kata raqba menggunakan awalan miG- menjadi
mirraqba “merebahkan diri‟.

 Awalan di-
Awalan di- berpadanan dengan awalan di- dalam bahasa Indonesia. Fungsinya
ialah membentuk kata kerja pasif. Contoh :
/piara/ “pelihara‟ → /dipiara/ “dipelihara‟
/caqbean/ “buang‟ → /dicaqbean/ “dibuang‟

 Awalan pa-
Awalan pa- mempunyai wujud fonologis pa-, paq-, paG- dan paN
a) Awalan pa- membuat jadi (kausatif), misalnya :
pa- /tindaŋ./ „tegak‟ → /patindaŋ./ „tegakkan‟
/toppoŋ./ „diatas‟ → /pattoppoŋ./ ditempatkan diatas”
18

b) Awalan ini muncul jika kata dasar dimulai dengan konsonan /b,d,g,j/. Contoh :
paq- /baluŋ./ “jual‟ → /paqbaluŋ. / “penjual
/jaiq/ “jahit‟ → /paqjaiq / “penjahit‟

c) Awalan paG- “pelaku/alat”. Contohnya :


paG- /cikkuruq/ “cukur‟ → /paccikkuruq/ “pencukur‟
/kali/ “gali‟ → /pakkali/ “penggali‟

d) Awalan paN- “pelaku/alat‟ muncul jika kata dasar dimulai dengan vokal
/a,i,u,e,o/ Contoh :
paN- /alli/ “beli‟ → /paŋalli/ ”pembeli‟
/ira/ “iris‟ → /paŋira/ “pengiris”

 Awalan pi-
Awalan pi- “pelaku/alat‟ biasa juga diucapkan (pe). Awalan pi- mempunyai
wujud fonologi pi- dan piG- Contoh :
a) Awalan pi- “pelaku/alat‟, misalnya:
pi- /sioq/ “ikat‟ → /pisioq/ “pengikat‟
/bakun / “pukul‟ → /pibakun/ “pemukul‟

b) Awalan piG- “kelipatan bilangan‟, misalnya:


piG- /kore/ “dua‟ → /pikkore/ “dua kali‟
/saqpulo/ “sepuluh‟ → /pissaqpulo/ ‘sepuluh
kali‟

 Awalan sa-
Awalan sa- mengandung makna yang berarti “satu‟. Awalan ini mempunyai
wujud fonologis saN- dan saq.
a) Awalan saN muncul jika kata dasar dimulai dengan huruf vokal, misalnya:
saN- /allo/ “hari‟ → /saŋallo/ “sehari‟
/indo/ “ibu‟ → /saŋindo/ “seibu‟
b) Awalan saq- muncuijika kata dasar dimulai dengan konsonan, misalnya:
19

saq- /bola/ 'rumah → /saqbola/ 'serumah'


/gereq/ 'iris' → /saqgereq/ 'seiris'

 Awalan si-
Awalan si- menyatakan bahwa perbuatan dilakukan oleh dua pihak (saling).
Contoh:
si- /kita/ 'lihat' /sikita/ 'salingmelihat'
/tammu/ 'temu' /sitamu/ 'bertemu'
Jika si- mengimbuhi kata bilangan, arti si- pada kata bentukan itu menyatakan
masing-masing. Contoh :
si-/ kore/ 'dua' → /sikore / 'masing-masing dua'
/tallu/ 'tiga’ → /sitaIlu/ 'masing- masing tiga'

 Awalan ti-
Awalan ti- menyatakan aspek perfektif, dapat pula berarti bahwa suatu keadaan
terjadi tiba-tiba. Contoh :
ti /buka/ 'buka' → /tibukka/ 'terbuka
/beso/ 'tarik” → /tibesso/ 'tertarik'

 Awalan ka-
Awalan ka- pada umumnya hanya ditemukan pada kata berulang. Kata bentukan
itu menyatakan keadaan. Contoh :
ka- /pau/ 'kata' - /kapau-pau/ 'besar mulut
/botiq/ 'kentut' - /kabotiq-botiq/ 'terkentut-kentut'

b) Infiks (Sisipan)
Dalam penelitian mi hanya ditemukan dua macam sisipan, yaitu :Um dan –in
 Sisipan –um-
Jika kata dasarnya berupa kata kerja atau kata keadaan, sisipan -urn- tidak
mengubah kelas kata. Akan tetapi, jika kata dasarnya berupa kata benda, sisipan
-irn- berfungsi membentuk kata kerja atau kata keadaan. Contoh :
/kande/ 'makan' - /kumande/ 'makan'
20

 Sisipan –in-
Sisipan in- sangat langka dalam BME. Satu-satunya contoh yang diteniukan
dalam penelitian mi ialah kata /kande/ 'makan' menjadi /kinande/ 'nasi'.

c) Sufiks (Akhiran)
 Akhiran –an-
An /cidokko/ 'duduk' — /cidokkoan/ 'tempat duduk'
/torro/ 'tinggal' - /torroan/ 'tempat'
 Akhiran-i-
Fungsi akhiran -i ialah menyatakan perintah. Contoh :
i /kutu/ Kutu' -> /kutuqi/ 'kutui'

3. Deskripsi Reduplikasi Bahasa Daerah


 Reduplikasi Seluruh :
/Pea/ “anak”  /pea – pea/ “anak – anak”
 Reduplikasi Sebagian :
/ Kumilaŋ/ “Berteriak”  /kumilaŋ-mila/ “Berteriak teriak”

 Reduplikasi Pembubuhan :
/mesaq/ “ satu”  / simesaq-mesaqna/ “Masing – masing satu”

4. Deskripsi Komposisi Bahasa Daerah

 Dasar + Dasar
Bali (tetangga) + bola (rumah)  Bali bola (tetangga)
 Dasar + Akar
Anak (anak) + Dara (-)  Anak Dara (Anak Gadis)
 Akar + Dasar
Sanggara (-) + Punti (pisang)  Sanggara punti (pisang goreng)
 Akar + Kata Berimbuhan
Maka (-) + Talluna (tiganya)  Makatalluna (ketiganya)

BAB IV
21

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Bahasa Massenrempulu adalah salah satu bahasa di Sulawesi Selatan


yang diwariskan dan dipelihara secara turun-temurun oleh penduduk yang
mendiami Kabupaten Enrekang serta beberapa tempat di Kabupaten Pinrang
bahkan di Kotamadya Ujung Pandang. Penduduk mi dikenal dengan warga
Massenrempulu. Dalam pergaulan antarwarga Massenrempulu, bahasa
Manssenrempulu memegang peranan yang cukup penting. Peranannya itu
dapat diiihat, baik dalam upacara adat maupun dalam pergaulan sehari-hari.
Bahkan dalam pernyataan budaya, khususnya dalam wujud sastra, bahasa mi
pun menjadi alat utamanya.

2. Saran

Saran merupakan masukan yang didapat dari pembaca agar dapat melakukan
pengembangan lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan
22

DAFTAR PUSTAKA

Hanafie, S. H. (1983). Morfologi Dan Sintaksis Bahasa Massenrempulu. Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sikki, M., & Sitanggang, S. R. H. (1997). Tata Bahasa Massenrempulu. Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.
23

LAMPIRAN
24

LAMPIRAN 1
DAFTAR TABEL KOSAKATA PENELITIAN BAHASA DAERAH
Bahasa Daerah Hasil Morfologi
No. Kosakata
…………….. (arti dalam Bahasa Indonesia)

1 Alis Kanning ma- kanning (membuat alis)


2 Bahu Kamala di- kumala (dibahu)
3 Bibir Punduk di- punduk (dibibir)
4 Betis Bi’ti di-bi’ti (dibetis)
5 Bulu dada Bulu ara di-bulu ara (dibulu dada)
6 Bulu ketiak Bulu Kalepak di-bulu kalepak (dibulu ketiak)
7 Bulu Kudu Marinding -
8 Dada Ba’bara di-ba’bara (didada)
9 Daging Daging -
10 Dagu Are di-are (didagu)
11 Dahi Kide di-kide (didahi)
12 Darah Rara Ma-rara (berdarah)
13 Geraham Garahang -
14 Gigi Isi di-isi (digigi)
15 Gigi seri Gigi petawa -
16 Gigi yang bertumpuk Garoto -
17 Gigi yang menonjol Lossi -
18 Gusi Ginggi di-ginggi (digusi)
19 Hati Ate di-ate (dihati)
20 Hidung Illong di- illong (dihidung)
21 Ibu jari Indo lima -
25

22 Isi tulang Bumbungan -


23 Jantung Jantung di-jantung (dijantung)
24 Janggut Janggo di-janggo (dijanggut)
25 Jari Jari di- jari (dijari)
26 Jari manis Jari manis di-jari manis (dijari manis)
27 Jari tengah Jari tanganga di- Jari tanganga (di jari tengah)
28 Jari telunjuk Pejillok di-penjillok (dijari telunjuk)
29 Kaki Aje di- aje (dikaki)
30 Kelingking Anak lima -
31 Kepala Ulu di-ulu (dikepala)
32 Kerongkongan Tenggorokan -
33 Ketiak Kalepak di-kalepak (diketiak)
34 Kuku Kanuku di-kanuku (dikuku)
35 Kulit Kuli di-kuli (dikulit)
36 Kumis Cappi Ma -cappi (ma kumis)
37 Kutu Kutu Ma-kutu (mencari kutu)
38 Leher Kollong di-kollong (dileher)
39 Lemak Lompo di-lompo (dilemak)
40 Lengan Langgan di-langgan (dilengan)
41 Lidah Lila di-lila (dilidah)
42 Ludah Cikkudu Cikkudu-qi (ludahi)
43 Lutut Guntuk di-guntuk (dilutut)
44 Mata Mata di-mata (dimata)
45 Mata kaki Kaci – kaci di-kaci-kaci (di mata kaki)
46 Mata susu Bollatu -
47 Muka Lindo di-lindo (dimuka)
26

48 Mulut Anga di-anga (dimulut)


49 Ompong Simpo -
50 Otak Otak di-otak (di otak)
51 Paha Upah di-upah (dipaha)
52 Pantat Pollo di-pollo (dipaha)
53 Paru-paru Paru – paru di-paru-paru (di paru-paru)
54 Pelipis Pelipis di-pelipis (dipelipis)
55 Pelupuk mata Kulimbang di-kulimbang (dipelupuk mata)
56 Pergelangan tangan Pakara liman di-pakara liman (dipergelangan tangan)
57 Perut Ba’tang Ke- bat’tang (melahirkan)
58 Pinggang Pinggang di-pinggang (dipinggang)
59 Pinggul Pondok di- pondok (dipinggul)
60 Pundak Palempeng di- Palempeng (dipundak)
61 Pusar Posi di-posi (dipusat)
62 Rambut Beloak di-beleok (dirambut)
63 Rusuk Usuk di-usuk (dirusuk)
64 Siku Sikun di-sikun (disiku)
65 Tangan Liman di-liman (ditangan)
66 Telapak kaki Pala aje di-pala ajae (ditelapak kaki)
67 Telapak tangan Pala liman di- pala liman (ditelapak tangan)
68 Telinga Talinga di- talinga (ditelinga)
69 Tembuni Ari – ari di-ari –ari (ditembuni)
70 Tengkuk Bukku -
71 Tubuh Kale di-kale (ditubuh)
72 Tulang kering Buku biti di-buku biti (di tulang kering)
73 Tulang rahang Are di-are (di tulang rahang)
27

74 Tumit Tumit di-tumit (ditumit)


75 Ubun-ubun Botto di- botto (di ubun-ubun)
76 Urat Ura di- ura (diurat)
77 Usus Tumbuk di-tambuk (di usus)
78 Warna hitam pada kulit sejak lahir Baba -
79 Dia Jo -
80 Kami Kami -
81 Kamu Iko -
82 Kamu sekalian Kamu senasang -
83 Kita Kita -
84 Laki-laki Muane -
85 Panggilan untuk anak kecil laki-laki Pea muane -
86 Panggilan untuk gadis kecil Pea baene -
87 Panggilan untuk gadis remaja Anak dara -
88 Panggilan untuk laki-laki remaja Kallolo -
89 Panggilan untuk laki-laki tua Ambe -
90 Panggilan untuk perempuan tua Indo -
91 Perempuan Baene -
92 Saya Aku -
93 Orang Tau -
94 Adik Adik -
95 Adik dari istri Ipa’ -
96 Adik dari suami Ipa’ -
97 Adik laki-laki ayah/ ibu Om -
98 Adik perempuan ayah/ ibu Tanta -
99 Anak Anak -
28

100 Anak dari anak Ampo -


101 Anak dari cucu Ampo uttu -
102 Anak dari saudara Anak kure -
103 Anak kandung Anak jajian -
104 Anak Tiri Anak poro -
105 Anak yang tertua Sulung -
106 Anak yang termuda Tampak -
107 Ayah Ambe -
108 Ayah dari orang tua Nene -
109 Ibu Indo -
110 Ibu dari orang tua Nene -
111 Istri Baene -
112 Istri adik laki-laki ayah Ipa’ -
113 Istri adik laki-laki ibu Tanta -
114 Istri kakak laki-laki ayah Tanta -
115 Istri Kakak laki-laki Ibu Tanta -
116 Istri dari saudara Ipa’ -
117 Istri dari saudara orang tua Tanta -
118 Kakak Kaka -
119 Kakak laki-laki Kaka muane -
120 Kakak perempuan Kaka baene -
121 Kakak laki-laki dari ayah Rendeng se ambe -
122 Kakak laki-laki dari ibu Rending se indo -
123 Kakak perempuan dari ayah Tanta -
124 Kakak perempuan dari ibu Tanta -
29

125 Nenek moyang To” jolo -


126 Orang tua dari suami Ma’tua -
127 Orang tua dari istri Ma’tua -
128 Saudara laki-laki Siulu -
129 Saudara perempuan Siulu -
130 Saudara dari istri Ipa’ -
131 Saudara dari suami Ipa’ -
132 Suami adik perempuan ayah Lago -
133 Suami adik perempuan ibu Lago -
134 Suami dari saudara Lago -
135 Suami dari saudara orang tua Lago -
136 Suami/istri saudara istri Ipa’ -
137 Suami/istri saudara suami Ipa’ -
138 Suami/ istri dari anak Ipa’ -
139 Suami kakak perempuan dari ayah Ipa’ -
140 Suami kakak perempuan dari ibu Ipa’ -
141 Amil Amil -
142 Bertunangan Sangmatua -
Datang memberi bantuan ke tempat
143 -
orang pesta/meninggal
144 Dukun Sando Pa-sando (dukun)
145 Dukun sunat Sando Pa- sando (dukun)
146 Dukun bayi Sando pea Pa- sando bayi (dukun bayi)
147 Juru tulis To manguki -
148 Kawin Kawin -
149 Kawin lari Silarian -
30

150 Kenduri
151 Kepala desa Kepala desa -
152 Kepala kampung Kepala kampong -
153 Kerja bakti Kerja bakti -
154 Khatib Khatib -
155 Khitanan Pa suna -
156 Lahir Jaji -
157 Melahirkan Keanak -
158 Mengandung Kebatang -
159 Menguburkan Ma’kuburu -
160 Meninggal Mate -
161 Penghulu To pakawin -
162 Pemukul bedug Pa gandang -
163 Atap Dea di-dea (diatap)
164 Atap dari bambu Tallang -
165 Bubungan Bubungan -
166 Dangau -
167 Dapur Dapoh di-dapoh (di dapur)
168 Dinding bambu Rinding kamacca -
169 Dinding tembok Rinding tembok -
170 Genting Genting -
171 Halaman Pangrante -
172 Jendela Pantiroan -
173 Kamar Kamara -
174 Kamar mandi Kamar mandi -
175 Kandang Bujan -
31

176 Kandang ayam Bujan manuk -


177 Kandang kambing Bola beke -
178 Kandang kerbau Bola saping -
179 Kasau
180 Langit-langit Palangi -
181 Lumbung Issong -
182 Pagar Bottong ma- bottong (sedang memagar)
183 Palang dada Rompo barangkang -
184 Para-para Para – para -
185 Pelimbahan Pangrampunan -
186 Pintu Ba’ba -
187 Pusaka Pusaka -
188 Ruang depan yang terbuka Lego – lego -
189 Ruang rumah yang paling belakang Sumbung -
190 Rumah Bola Saq-bola (serumah)
Saq-umah (se rumah kecil di tepian
191 Rumah kecil di tengah sawah Umah
sawah)
192 Surau
193 Tangga Pelalan di-palalan (ditangga)
194 Tiang Ariri -
195 Tempat tungku Dapo Pa- dapo (tempat tungku)
196 Tungku Kurin Kurin-an (kurin)
Alat dari Lontar untuk menyimpan
197 Kampilong -
hasil tangkapan ikan
Alat penumbuk padi mirip dengan
198 Pealu -
Perahu
32

199 Alat untuk membuat benang tenun -


200 Alu Antan -
201 Bajak Bajak -
202 Bakul Baku di-baku (dibakul)
203 Bakul kecil Baku-baku di-baku-baku (dibakul kecil0
204 Balai balai
205 Bantal Allonan Pa-allonan (bantal)
206 Cangkul Bingkung Pa-bingkung (cangkul)
207 Cobek Base Me-mb
208 Dayung Petuke Men-base (cebok)
209 Dingklik
210 Galah Penjolo -
211 Gayung Seok di-seok (disendok)
212 Gelas Canteng di-canteng (digelas)
213 Gergaji Geregaji di-garagaji
214 Jarum Jarum -
215 Kayu di atas pundak kerbau Ayoka -
Kayu panjang tempat memasukkan
216 -
bajak
217 Kayu penggulung benang tenun Panggunuran -
Kayu untuk merapatkan benang
218 Balida -
tenun
219 Layar Layar di-layar (dilayar)
220 Lesung Issong di-issong (dilesung)
221 Nyiru Pattapi di-pattapi (dinyiru)
222 Pancing Pekan ma-pakan (memancing)
33

223 Parang La’boh ma-la’boh (maparang)


224 Parut kelapa Paru kaluku ma-paru kaluku (memparut kelapa)
225 Penumbuk Alu ma-alu (menumbuk)
226 Perahu Lopi di-lopi (diperahu)
227 Periuk Dandangan di-dandangan (diperiuk)
228 Pikul Passan Ma-passan (memikul)
229 Pikulan Ma’passan -
230 Piring Lau ma-lau (memakai piring)
231 Pisau Piso ma-piso (memakai pisau)
232 Selimut Salemu ma-salemu (memakai selimut
233 Sendok Siruk ma-siruk (memakai sendok)
234 Tali bajak Ulung bassi -
235 Tempat beras Balombong di-balombong (di tempat beras)
236 Tempat nasi dari bambu Baku di-baku (ditempat nasi)
237 Tempayan Busso di-busso (di tempayan)
238 Tikar Ampah -
239 Tongkat Tekken -
240 Wajan Pamuttu di-pamuttu (diwajan)
241 Bubur Kalembo -
242 Cendol Cendolo -
243 Dendeng Kari -
244 Gulai Gulai -
245 Jagung Dalle -
246 Jeruk Lemo -
247 Kacang Rappo -
248 Kerak Le’ke -
34

249 Kerupuk Garoppo ma-garoppo (membuat kerupuk)


250 Ketupat Katupa ma- katupa (membuat ketupat)
251 Kue Deppa ma- deppa (membuat kue)
252 Kopi Kawah ma-kawah (membuat kopi)
253 Labu Pundu -
254 Lemang Peong Ma-peong (membuat lemang)
255 Madu Cunanik -
256 Makanan Kumande -
257 Minum Niso -
258 Nangka Panasa -
259 Nasi Nande -
260 Nasi basi Nande mauwak -
261 Nasi belum matang Nande mamata -
262 Nanas Pondan -
263 Sagu Tebaro -
Ma-sambala (sedang membuat
264 Sambal Sambala
sambal)
265 Sayur Utan -
266 Tapai ketan -
267 Tapai singkong -
268 Ubi Kandoa -
269 Akar Waka -
270 Alang-alang Ria -
271 Anak dahan Tangke -
272 Aren Induk -
273 Asam Cukka ma-cukka (asam)
35

274 Bambu Awoh -


275 Batang Kale -
276 Bawang merah Lessena lea -
277 Bawang Putih Lessuna puteh -
278 Benih Amboran -
279 Beras Rido -
280 Beras kecil A’pih -
281 Beringin Barana -
282 Biji Lise saN- lise (sebiji)
283 Buah Bua saN- Bua (sebuah)
284 Bunga Bunga -
285 Cabai La’dang -
286 Cabang Tangke -
287 Dahan Tangke -
288 Daun Daun -
289 Dedak
290 Getah Lita ma-lita (bargetah)
291 Ijuk Posapu -
292 Jerami Dakame -
293 Jambu batu Jambu batu -
294 Jambu mente Jambu losson -
295 Kayu Kaju -
296 Kelapa Kaluku --
297 Ketan Pulu’ -
298 Ketimun Bonte -
299 Kulit kayu Kuli kayu -
36

300 Kunyit Kunyi -


301 Lada Lada -
302 Lengkuas Lekku -
303 Mandalika
304 Minyak kelapa Minyak kaluku -
305 Minyak tanah Minyak tanah -
Nasi yang tidak termakan yang
306
menempel di bibir
307 Padi Pare -
308 Pandan Pandan sokko -
309 Paria Pare -
310 Pepaya Bandiki -
311 Pinang Kalosi -
312 Pisang Punti -
313 Ranting Tangke -
314 Rebung Burak -
315 Rotan Weh -
316 Ruas Lua Ma-lua (luas)
317 Rumput Reu -
318 Sabut Teruru -
319 Santan Santang -
320 Tandan pisang Sangtun -
321 Sisir pisang Sangsisi punti -
322 Tebu Ta’bu -
323 Tempurung Kararo -
324 Terong Bodong -
37

325 Tuba -
326 Ubi jalar Kandoa rorok -
327 Ubi kayu Kandoa -
328 Anjing Asu -
329 Ayam Manuk -
330 Ayam betina remaja Manuk laundara -
331 Ayam betina yang telah beranak Indo manuk -
332 Ayam jantan dewasa Londong -
333 Bangkai (binatang) Bangkei -
334 Bangkai (manusia) Bakke -
335 Belalang Batik -
336 Binatang Binatang -
337 Bulu sayap Bulu pani’ -
338 Bulu ekor Bulu ikko -
339 Ekor Ikko -
340 Gagak Kaduaya -
341 Insang Kato -
342 Jalu Jalu -
343 Kambing Beke -
344 Katak Tokko -
345 Kelelawar Paniki -
346 Kerbau Tedong -
347 Kucing Meong -
348 Kunang-kunang Pipe -
349 Kura-kura Kura – kura -
38

350 Kupu-kupu Kupu – kupu -


351 Laba-laba Laba – laba -
352 Lalat Lalat -
353 Lebah Tawon -
354 Lintah Dolo -
355 Monyet Seba -
356 Nyamuk Kasisi -
357 Penyu Kalapuang -
358 Rayap Ane -
359 Rusa Jonga -
360 Sayap Panni -
361 Sapi Sapin -
362 Semut Lintik -
363 Sirip Sissik -
364 Sisik Sisi -
365 Tanduk Tanduk -
366 Taring Tara -
367 Telur Talloh -
368 Tikus Balao -
369 Tokek Tokke -
370 Tumah -
371 Udang Urang -
372 Ular Ulah -
373 Ulat Ulah -
374 Air Wai -
39

375 Air bah Waih saba


376 Air laut Waih -
377 Air liur Cole -
378 Air tawar Waih biasa -
379 Api Api -
380 Arang Kuaruk -
381 Arus Ara’ -
382 Asap Rambu -
383 Atas Jao -
384 Awan Saleu -
385 Bara Bara -
386 Barat Barat -
387 Batu Batu -
388 Bawah Jio -
389 Besi Bassi -
390 Besok Masa’a -
391 Besok lusa Duang bongi -
392 Bintang seperti bajak -
393 Bukit Buntu -
394 Bulan Bulan -
395 Bulan purnama Bulan purnama -
396 Bulan terbit Bulan ngombok -
397 Darat Daret -
398 Datar Rata -
399 Debu Abu -
400 Di atas Do -
40

401 Di bawah Dio -


402 Di samping Jo sa’de -
403 Di sana Iti jo’o -
404 Di sini Jo’ mai -
405 Dua hari mendatang Duang bongi -
406 Dua hari yang lalu Duang allo lenduna -
407 Dusun Kampong -
408 Emas Bulaan -
409 Embun Ambun -
410 Fajar Allo malambi -
411 Garam Ce’la -
412 Gerhana Simparrunan bulan -
413 Gunung Buntu -
414 Guntur Galugu -
415 Hari Allo -
416 Hujan Uran -
417 Hutan Ala -
418 Ini Ini -
419 Itu Itu -
420 Jalan (lebar) Lalan kapua -
421 Jalan (sempit) Lalan bitti -
422 Jurang Sisang -
423 Kabut Kabut -
424 Kanan Kanan -
425 Kiri Kiri --
426 Kemarin Sabo --
41

427 Kilat Kila --


428 Ladang Palak ---
429 Lahar Lahar -
430 Langit Langi’ -
431 Laut Tasik -
432 Lereng Lepek buntu -
433 Malam Bongi -
434 Mata air Kalimbuangan -
435 Matahari Allo -
436 Muara sungai Tampa salu -
437 Musim hujan Pauranan -
438 Musim kemarau Pealloan -
439 Ombak Ombak -
440 Pagi Makale -
441 Pagi sekali Makale liu -
442 Pantai Randan -
443 Pasir Kassi -
444 Pelangi Pelangi -
445 Sawah Umah -
446 Selatan Selatan -
447 Siang Tangga allo -
448 Sore Karuen -
449 Sungai Sa’dan -
450 Tanah Litak -
451 Tahun Taun -
452 Tebing Randan -
42

453 Tepian Randan -


454 Timur Timur -
455 Utara Utara -
456 Bangun dari duduk Bendan -
457 Bangun dari tidur Millik -
458 Bekerja Ma’ jama -
459 Berbaring Mamma mamma -
460 Berbicara Ma’kada -
461 Berbisik Bisi-bisi -
462 Berenang Norong -
463 Bergerak Mengtangke -
464 Berjalan Lumingka -
465 Jongkok Jongko -
466 Berkelahi (dengan tangan) Sibobo -
467 Berkelahi (dengan kata-kata) Sigaga -
468 Berkembang (pohon) To -
469 Berkembang (binatang) Patuan -
470 Berlari Madondo -
471 Berludah Mentudu -
472 Bermain Maningo -
473 Bernafas Mena -
474 Berubah Mensunda -
475 Berobat Majampi -
476 Bersiul Makuiq -
477 Bertanya Mangkutana -
478 Bertemu Sitammu -
43

479 Bongkar Mengkarondon -


480 Cuci (pakaian) Masassa -
481 Cuci (tangan) Membase -
482 Datang
483 Duduk Cidokko ma- cidokko (sedang duduk)
484 Duduk kaki dilipat (pria)
485 Duduk kaki dilipat (wanita)
486 Duduk kaki terjulur Sussoro -
487 Gantung Toke ma-toke (mengantung)
Undi
488 Ikut -
489 Ingat Kilala ma-kilala (mengingat)
490 Jatuh (daun, buah, dan lain-lain) Rondon -
491 Jatuh (orang) Tobang -
492 Kembali Sule -
493 Kencing Ceme ma-ceme (sedang kencing)
494 Kentut Boti -
495 Lari-lari kecil Madondo -
496 Makan Kande -
497 Makan (selain nasi)
498 Marah Kabaci -
499 Melempar Reba -
500 Melirik Mentiro -
501 Melihat Mentiro -
502 Melotot
503 Memanah Ma pana -
44

504 Memasak (nasi) Mannasu nande -


505 Memasak (sayur) Mannasu came --
506 Memasak (air) Mannasu wai -
507 Membakar (ikan) Tunu bale -
508 Membakar (sampah) Tunu rompon -
509 Membawa dengan ketiak Na palaan keteak -
510 Membawa dengan punggung Ma kolong -
511 Membawa dengan tangan di atas Ma angka -
512 Membawa dengan tangan di bawah Tonti Ma- tonti
513 Membawa dengan bahu Passing -
514 Membawa di kepala Dudung -
515 Membawa di pinggang
516 Membawa di pundak Mapassan -
517 Membersihkan Ma pemaseroi -
518 Memberi Ma bengan -
519 Memberitahu Ma pukada
520 Membuat dendeng -
521 Memburu hewan (siang) Nula Ma-nula (memburu)
522 Membunuh Pa patean -
523 Memegang Na toe -
524 Memejamkan mata
525 Memotong (ikan) Polo bale -
526 Memotong (kayu) Piak kayu -
Memperoleh (sesuatu, hadiah, dan
527 Nappa -
lain-lain)
528 Memutar (menggunakan tali) Puta -
45

529 Menakutkan Mekalajatan -


530 Menarik (benda dengan hewan)
531 Mencari Mentiro -
532 Mencium (bau) Nuduk bau -
533 Mendengar Nararangi -
534 Menebas pohon Ma tabang kaju -
535 Mengalir Malih -
536 Menganyam Mengamma -
537 Mengapung Nayang -
538 Menggali Mengkali -
539 Menggaruk Menggaruk -
540 Menggigit Makabenga
541 Menggenggam Mengenggam -
542 Menggosok (gigi) Gosok isi -
543 Menggosok (kulit) Mengkayok -
544 Menghitung Mengrekeng -
545 Menghidupkan (api) Padukku api -
546 Mengikat Ma ika -
547 Mengikat (kayu) Ika kaju -
548 Mengikat (kepala dengan kain) Ika ulu -
549 Menginjak dengan dua kaki Malese dadua lettena
550 Menginjak dengan satu kaki Mallese misa lette na
551 Mengisap Nasirrok
552 Mengotorkan Macarepa
553 Menguburkan Makaburu
554 Mengulangi matole
46

555 Mengusap masapu


556 Menikam Matobok
557 Menikam dari atas Mabotok dio mai
558 Menikam dari bawah Mabotok jo mai
559 Menikam dari belakang Mabotok leko
560 Menikam dari depan Mabotok jo mai tigayyo
561 Meniup mauduk
562 Menjahit Majait -
563 Menjemur Mangallo -
564 Menyuruh Ma pa’sua
565 Menyusui Mapa’susu
566 Merebus Mannasu -
567 Merumputih (tanaman) Tanang- tanang -
568 Mimpi Matindo -
569 Minum Niso -
570 Muntah Tiluak -
571 Ketik Ketik
572 Pilih Umbana
573 Pintal (meN-)
574 Putar Puta
575 Raba Kakai
576 Rangkul Raka
577 Salam Salama
578 Sentuh Tumbui
579 Simpan Dianna -
580 Tabur Magambo
47

581 Tambah Ranggani


582 Tangis (meN-)
583 Telungkup Nungkun
584 Terbang Mentiak -
585 Tertawa Metawa -
586 Tidur Mamma -
587 Tunjuk Tonjio
588 Turun Mellao -
589 Amis Ma’bau
590 Asam Cukka
591 Angkuh Madopena
592 Bagus Kassing Ma-kassing (bagus)
593 Banyak Buda -
594 Baru Baru -
595 Basah Bosok -
596 Benar Tongan -
597 Bengkak Kambang -
598 Berani barani
599 Berat Bandak Ma-bandak (berat)
600 Bersih Masero -
601 Besar Tonggo -
602 Biru Macikki -
603 Bodoh Bango -
604 Boros Boros -
605 Botak Botak -
606 Bulat -
48

607 Buta Buta


608 Cantik Malolo -
609 Cerdas Macca -
610 Coklat Coklat -
611 Dekat Madoppi
612 Dingin (air) Cake Ma-cakke (dingin)
613 Dingin (cuaca) Madingin allo
614 Enak Melo
615 Gelap Bongi -
616 Gurih -
617 Gemuk Commo -
618 Halus Marak -
619 Harum Bonanggok -
620 Haus Wake -
621 Hijau Hijau -
622 Jauh bela Ma-bela (jauh)
623 Jernih Lino -
624 Kaya Sugih -
625 Kecil Beccu Si-beccu (kecil –kecil)
626 Kendur Tikondo -
627 Keras Matoro -
628 Kering Makase -
629 Kikir Tangangna -
630 Kotor Carepa -
631 Kosong Kosong -
632 Buat Buat -
49

633 Kurus Doko Ma-doko (kurus)


634 Lama Masae -
635 Licin Luccu -
636 Luas Lua Ma-lua (luas)
637 Lurus ruru ma-ruru (malu)
638 Malu Piri Ma-piri (malu)
639 Manis canning Ma-canning (manis)
640 Manjur Ampuh -
641 Marah galli Ma-galli (marah)
642 Merah lea Ma-lea (merah)
643 Miskin Kasiapi -
644 Muda lolle ma-lolle (muda)
645 Pahit pai ma-pai (pahit)
646 Panas lassu ma-lassu (panas)
647 Panjang Lando ma-lando (panjang)
648 Pendek pance ma-pance (pendek)
649 Pemarah Pakabacci -
650 Perajuk -
651 Putih Puteh ma-puteh (putih)
652 Rajin rajin ma-rajin(rajin)
653 Rakus Ullak -
654 Rendah Doing -
655 Ringan Maringan -
656 Sabar Sabbara -
657 Sakit Masaki -
658 Sedikit Ci’di -
50

659 Sejuk Uruk -


660 Sempit Si’pi -
661 Tahu Tahu -
662 Tajam Taran ma-taran (tajam)
663 Takut Melajatan -
664 Tampan Malapu -
665 Tebal Makamban -
666 Tengah Tangana -
667 Terang Parari -
668 Terkejut Tiramban -
669 Terkenal Totandai -
670 Tinggi (gunung) Buntu malangka -
671 Tinggi (orang) tokalando -
672 Tipis Napih -
673 Tua Matua -
674 Tumpul kundu ma-kundu (tumpul)
675 Ujung Cappa -
676 Ungu Ungu -
677 Usang -
678 Batuk Noreh -
679 Bekas luka Kele Kele-an (bekas luka)
680 Bisu Mamang -
681 Bisul Bundangan -
682 Borok
683 Buta Buta -
684 Congek taru ma-taru (tuli)
51

685 Demam Makula -


686 Gondok -
687 Luka Kojong -
688 Nanah Nanah ma-nanah (bernanah)
689 Obat Jampi pi-jampi (obat)
690 Panu kele Kele-an (panu)
691 Pingsan Pingsan -
692 Pusing Pusing -
693 Sembuh lagah ma-lagah (sembuh)
694 Tuli Taru ma-taru (tuli)
695 Anting-anting Anting – anting mi- anting (memakai anting-anting)
696 Baju Baju mi-baju (memakai baju)
697 Celana Calana mi-calana (memakai celana)
mi-calana liku (memakai celana
698 Celana dalam Calana liku
dalam)
mi-calana lando (memakai celana
699 Celana panjang Calana lando
panjang)
mi-calana bondi (memakai celana
700 Celana pendek Celanda bondi
pendek)
701 Cincin Cincin mi-cincin (memakai cincin)
702 Gelang Gallang mi-gallang (memakai gelang)
703 Kalung Kalung mi-kalung (memakai kalung)
704 Kebaya Kabaya mi-kabaya (memakai kebaya)
705 Kopiah Songko mi-songko (memakai kopiah)
706 Kutang Kotang mi-kotang (memakai kutang)
707 Sabuk Saripi mi-saripi (memakai sabuk)
52

708 Sarung Dodo mi- dodo (memakai sarung)


709 Subang -
710 Delapan Karua si-karua (masing-masing delapan)
si-sang pulo karua (masing-masing
711 Delapan Belas Sang pulo karua
delapan belas)
712 Dua Dua si-dua (masing-masing dua)
si-sang pulo dua (masing-masing dua
713 Dua belas Sang pulo dua
belas)
si-duang pulo (masing-masing dua
714 Dua puluh Duang pulo
puluh)
si-duang pulo lima (masing-masing
715 Dua puluh lima Duang pulo appa
dua puluh lima
716 Empat Appa si-appa (masing-masing empat)
si- sang pulo appa (masing-masing
717 Empat belas Sang pulo appa
empat belas)
718 Enam Annan si-annan (masing-masing enam)
si- sang pulo annan (masing-masing
719 Enam belas Sang pulo annan
enam belas)
si-sang pulo lima (masing-masing lima
720 Lima belas Sang pulo lima
belas)
si-limang pulo (masing-masing lima
721 Lima puluh Limang pulo
puluh)
722 Satu Mesa si-mesa (masing-masing satu)
si- sang pulo mesa (masing-masing
723 Sebelas Sang pulo mesa
sebelas)
724 Sedepa -
725 Sehasta -
53

726 Sejengkal -
727 Sembilan Kasera si-kasera (masing-masing Sembilan)
si-sang pulo kasera (masing-masing
728 Sembilan belas Sang pulo kasera
sembilan belas)
729 Sepuluh Sang pulo si-sang pulo (masing-masing sepuluh)
si-saratus sa’bu (masing-masing
730 Seratus Saratus sa’bu
seratus)
731 Seribu Sang sa’bu si-sang sa’bu (masing-masing seribu)
732 Tiga Tallu si- tallu (masing – masing tiga)
sii-tallu ratu (masing –masing tiga
733 Tiga ratus Tallu ratu
ratus)
734 Ukuran padi dalam ikat kecil Lebu bittina
735 Ukuran padi dua ikat kecil Lebu duang poro bitti
Ukuran padi dua puluh lima ikat
736 Lebu duang pulo lima
besar
737 Ukuran padi empat ikat kecil Lebu appa poro bitti
55

Lampiran 2

Data Informan

Nama Informan : Drs. Alimun


Tempat & Tanggal Lahir : Enrekang, 22 Desember, 1964
Alamat Informan : Kec. Buntu Batu, Kab. Enrekang, Desa
Langda
Jenis Kelamin Informan : Laki - laki
Usia Informan : 59 Tahun
Pendidikan Terakhir Informan : S1
Pekerjaan Informan : PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Suku Informan : Massenrempulu (Enrekang)
Bahasa yang Dikuasai Informan : Massenrempulu (Duri, Enrekang, Maiwa)
Kedudukan dalam Masyarakat : Mantan ketua Badan Permusyawaratan Desa
dan Imam Masjid di Desa Lagda
56

Lampiran 3

Dokumentasi

https://youtu.be/XopzBldIYtM?si=y0aiKE5uJCkSmtVh

Anda mungkin juga menyukai