Anda di halaman 1dari 8

TUGAS DASAR DASAR HUMAS

DOSEN PEMBIMBING
Yuliati, S.sos.M.Ikom

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


Gresia Artha R Malau (D1E015030)
Puspita Amalia (D1E015086)
Laelatul Maghfiroh (D1E015104)
Rio Prabowo (D1E015111)

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
1. SEJARAH PUBLIC RELATION/HUMAS DI DUNIA

Humas kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali


disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations(PR).
Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR
sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmuilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi,
komunikasi dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan
yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama
baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak
ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.
PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan
konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan
akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan
9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States
Information Agency.
Perkembangan Humas di Dunia
Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat
dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang
tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika
Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of
Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan
manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk
masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi
masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya
waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan,
intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya.
Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat),
taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik
mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan
pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade
untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi
mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam
sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada
gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing
periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi
publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.
Berikut gambaran kronologis PR di dunia:

Abad ke-19

: PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang


mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi.
1865-1900
: Publik masih dianggap bodoH
1900-1918
: Publik diberi informasi dan dilayani
1918-1945
: Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925
: Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
1928
: Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di
fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu
banyak
diadakan kursus-kursus yang bermutu
1945-1968
: Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui
1968
: Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah
ilmiah
karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika
perkembangannya lebih ke arah bisnis.
1968-1979
: Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak
hanya satu aspek saja
1979-1990 : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam
perubahan
mental dan kualitas
1990-sekarang : a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang,
sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional
b. membangun kerjasama secara lokal, nasional,
internasional
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi

2. SEJARAH PUBLIC RELATION/HUMAS DI INDONESIA


Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia secara
konsepsional terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi HUMAS
pertama kali di perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi
HUPMAS ( Hubungan Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat
penting dalam upaya menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan
pihak klien, relasi bisnis, perusahaan swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.
Kemudian pada tahun 1954, secara resmi HUMAS diterapkan pada
jajaran kepolisian. Dilanjutkan di berbagai instansi pemerintah dan
perusahaan swasta pada tahun 1970-an.
Jika dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan method of
communication, maka istilah Humas dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi,
jika kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Hubungan Masyarakat itu, hanya
mengadakan hubungan dengan khalayak di luar organisasi, misalnya

menyebarkan press release ke massa media, mengundang wartawan untuk


jumpa pers atau wisata pers, maka istilah hubungan masyarakat tersebut
tidaklah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations.
((Onong U, Effendy. 1993. Human Relations dan Public Relationas. manda
Maju.))
Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations
di Indonesia dalam 4 periode ((Ruslan Rosady. 1998. Manajemen PR & Media
Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.)) sebagai berikut :

1. Periode 1 ( Tahun 1962 )


secara resmi pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium
Kabinet PM Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah
harus membentuk bagian/divisi HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas
kehumasan dinas pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam
proses pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan
tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi
timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang
diwakilinya.
2. Periode 2 ( Tahun 1967 1971 )
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas).
Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan
pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan
kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi
kehumasan.
Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara
yang disingkat Bakor yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada
setiap departemen.
Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi
Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No.
31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan sebagai institusi formal dalam
lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas tersebut beranggotakan
Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara/BUMN.
Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada
pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi
penerangan dan kehumasan.
3. Periode 3 ( Tahun 1972 1993 )
Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan profesional
pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:

1. Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan


Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh
kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro
( mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll
pada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode
Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota
International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations
Organization (FAPRO).
2. Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS
lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations ( APPRI ).
Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan
perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan ).

4. Periode 4 ( Tahun 1995 sekarang )


Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang
profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa).
Dengan indikator sebagai berikut:
1. Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang (
H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS
bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI ( Perhimpunan
Hotel dan Restoran di Indonesia).
2. Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar
Humas Perbankan
( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi
para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah
( HIMBARA), swasta
( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di
Indonesia.
3. Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten
(perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.
4. Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11
november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of
Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh
serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di
Amerika yang diakui secara internasional.

3. DEFINISI PUBLIC RELATION DAN HUMAS MENURUT


PARA AHLI
1. Websters New Wold Dictionary menyebutkan bahwa humas adalah
segala bentuk hubungan dengan masyarakat melalui publisitas khususnya
fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan
opini public dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri.
2. J. E. Seidel Humas adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha
manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para
pelanggannya, pegawainya dan public pada umumnya.
3. Fran Jeffkinsk Humas adalah sesuatu yang merngkum keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara
organisasi dengan seluruh khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
4. Harlaow (dalam Gruning, james E, 1984 : 7) PR adalah fungsi
menejemen yang membantu mendirikan dan memelihara hubungan
komunikasi yang saling menguntungkan, keterbuakaan dan kerjasama antara
organisasi dan publiknya, melibatkan menejemen problem dan issu,
membantu manajemen untuk tetap terinformasi dan responsive terhadap
public.
5. Defenisi J. C. Seidel, seorang Public Relation Director pada Division of
housing di New York, yang berbunyi : Public Relation adalah proses yang
berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan
pengertian dari pada langgannya, pegawai-pegawainya, dan public pada
umumnya, kedalam mengadakan analisa dan koreksi (perbaikan-perbaikan)
terhadap diri sendiri, ke luar mengadakan pernyataan yang berarti
menguntungkan
6. Defenisi Howard Bonham, seorang Vice Chairman pada American
National Red Cross, yang berbunyi : Public Relation adalah suatu seni untuk
menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar
kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi. (Suhandang :
2004 : 44)

4. FUNGSI PUBLIC RELATION DAN HUMAS


Fungsi Public Relation
Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi Public Relations sebagai
berikut:
1. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya sebagai khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan


masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi,
publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya ata terjadi
sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak
(Ruslan,1998:3II)

Fungsi Humas
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam
organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat
beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:
Menumbuhkan
dan
mengembangkan
hubungan
baik
antara
lembaga/organisasi engan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam
rangka menanamkan pengertian
Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan
organisasinya
Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat
umum sebagaimana mestinya
Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan
iklim pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga
Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapt umum

5. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PUBLIC RELATION


DAN HUMAS
Humas mempunyai ruang lingkup yang terbatas, sedangkan PR ruang
lingkupnya luas, dalam sebuah kantor peran humas hanya sebagai pembantu
dan tidak mempunyai ruang khusus untuk berkembang, tugasnya hanya untuk
menyampaikan pesan kepada masyarakat, dalam struktur perkantoran dia tidak
mempunyai ruang kusus. Sedangkan PR sangat berperan aktif baik urusan
interen maupun urusan eksteren yakni untuk membanu relasi dengan
masyarakat luas.jadi dia mempunyai raung gerak yang luas. Antara humas dan
PR ada kesamaan yakni sama sama membangun komunikasi dua arah antara
masyarakat.
Perbedaan PR dengan Humas :
PR :
Bagi pribadi setiap orang yakni: untuk membangun citra dari orang tersebut,
sehingga dia bisa mengenal siapa dirinya sebenarnya dan bagaiman
kedudukanya, maka dengan itupun dia bsa menjalin relasi dengan sesama
dan menciptakan sebuah wadah saling kepercayaan.

Bagi sebuah organisasi yakni: untuk membangun citra perusahaan itu sendiri,
dan tentunya pencitraan sebuah organisasi itu terletak pada diri setiap
anggotanya, sehingga ketika setiap orang mampu menjaga citranya masingmasing maka antara anggota dalam sebuah organisasi itu bisa saling kerja
sama, saling percaya, saling memberi harapan, dan saling simpati dengan
sesame, ketika semuanya aktif maka perjalanan sebuah organisasi tu
berjalan lancer.
Humas :
1. Komunikator
Humas adalah orang yang menjadi komunikator secara langsung maupun tidak
langsung. Bisa melalui media cetak, elektronik. Bisa juga dalam bentuk lisan
ataupun dalam bentuk tulisan dalam berbagai media publikasi.
Dalam hal ini, tugasnyalah menyampaikan apa yang menjadi
kebijakanperusahaan. Menjadi penyampai informasi kepada khalayak yang
membutuhkan informasi mengenai perusahan tersebut.
2. Pembina Relasi
Relasi yang dimaksud adalah hubungan perusahaan dengan khalayak ataupun
hubungan perusahaan dengan karyawan secara internal. Tujuannya agar
hubungan baik yang tetap terjaga sehingga dapat menciptakan pengertian,
kepercayaan, dukungan, kerja sama, serta toleransi antara pihak-pihak yang
dituju. Baik antara perusahaan dengan khalayak maupun pihak perusahaan
dengan karyawan
3. Back Up Management
Humas berperan sebagai penunjang atau pendukung
keberhasilanmanagement secara keseluruhan. Kegiatan yang dimaksud, seperti
promosi, pemasaran, operasional perusahaan, sumber daya manusia, dan
sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk tercapainya tujuan perusahaan.
4. Pembuat Pencitraan yang Baik
Membuat pencitraan (image) yang baik adalah tanggung jawab humas. Citra
yang dimaksud adalah citra yang positif. Bisa berupa prestasi, reputasi, dan
sekaligus menjadi tugas utama dalam melaksanakanmanajemen kehumasan
untuk membangun citra baik perusahaan yang diwakilinya.

Anda mungkin juga menyukai