PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
dan tabii-tabiin)
Allah memili sifat yang tidak bertentangan dengan tauhid dan tetap
mentanzihkan-Nya.
Ibn Taimiyah mengkritik Imam Hanbali dengan mengatakan bahwa
kalaulah kalamullah itu qadim, kalamnya pasti qadim pula. Ibn Taimiyah
adalah seorang tekstualis. Oleh sebab itu pandangannya dianggap oleh ulama
mazhab
Hanbal,
Al-kitab
Ibn
Al-Jauzi
sebagai
pandangan
tajsim
untuk tujuan yang sia-sia, sebagaimana tersirat dari petunjuk nash yang ada.
Dengan demikian, ikutilah petunjuknya
Ibnu Taimiyah mengatakan, sebagaimana dikutip oleh As-Safarini,
persoalan tentang konsep baik dan buruk menurut pandangan akal telah
menimbulkan perselisihan yang cukup tajam di antara kalangan mutazilah
dan kelompok-kelompok lainnya. Kalangan mutazilah, Al-Karamiyah, dan
sebagai pengikut Abu Hanafiah, Malik, Asy-Syafii, Ahmad dan ahli hadits
menetapkan bahwa akal dapat menentukan sesuatu yang baik dan buruk.
Sedangkan yang munafikan peran akal dalam menetapkan konsep baik dan
buruk adalah kalangan Al-Asy ariyah dan kelompok yang seide dengan
mereka seperti sebagian pengikut imam Malik, imam Asy-Syafii dan imam
Ahmad (Syaikh, Abdul)
2.2 WAHABIYAH
a. Sejarah wahabiyah
Wahabiyah merupakan
gerakan
atau
organisasi
sosial-politik
Dengan
segera
dia
menjawab,
"Setiap
malam Allah
Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan
ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh
keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang
tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bidah. Itulah
ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah
mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri.
Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada
para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri
ini.
Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham
Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW
dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini
adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih Bukhari & Muslim
dan lainnya.
Diantaranya: Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari
arah sana, sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam
Kitabul Fitan) Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang
membaca Al-Quran namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka
(tidak sampai kehati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar
dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak
akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).(HR
Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748).
b. Ciri Ciri Wahabi
- Serampangan dalam berdalil.
Kaum Salafi & Wahabi hanya mengandalkan segelintir dalil umum tentang
bidah yang mereka paksakan pengertiannya untuk mengharamkan atau
menganggap sesat amalan-amalan khusus dan terperinci. Berdalil dengan
cara seperti ini adalah bathil (tidak benar) dan tidak dikenal di kalangan para
ulama. Hal itu disebabkan oleh cara mereka memahami dalil bidah yang
sangat tekstual (harfiyah) dan kasuistik tanpa menggunakan metodologi para
ulama ushul. Oleh karenanya, fatwa-fatwa mereka yang membidahkan acara
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW., tahlilan, ziarah kubur para wali,
tawassul dengan orang yang sudah meninggal, dan lain sebagainya adalah
merupakan pemerkosaan terhadap dalil dan penipuan terhadap umat, sebab
perkara-perkara tersebut tidak pernah disebutkan larangannya baik di dalam
al-Quran maupun di dalam hadis Rasulullah SAW. Bahkan mereka tidak
segan-segan menggunakan ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang orang
kafir atau musyrik penyembah berhala sebagai dalil untuk menganggap sesat
kaum muslimin yang melakukan peringatan Maulid, tahlilan, tawassul, dan
lain sebagainya. Bagaimana mungkin mereka dengan tega menyamakan
saudaranya yang muslim dan beriman dengan para penyembah berhala,
sedang Allah saja jelas-jelas membedakannya.
- Dalam bidang tauhid, mereka berpendirian sebagai berikut:
1. Penyembahan kepada selain Allah adalah salah, dan siapa yang berbuat
demikian maka ia harus dibunuh
2. Orang yang mencari ampunan Tuhan dengan mengunjungi kuburan
orang-orang saleh, termasuk golongan musyrikin
3. Termasuk dalam perbuatan musyrik yaitu memberikan pengantar kata
(wasilah) dalam sholat dengan nama Nabi-nabi atau wali atau malaikat
(seperti sayyidina Muhammad)
4. Termasuk kufur memberikan suatu ilmu yang tidak didasarkan atas AlQuran dan Sunnah, atau ilmu yang semata-mata hanya bersumber dari
akal-pikiran saja
5. Termasuk kufur dan ilhad juga, mengingkari qadar dalam semua
perbuatan dan penafsiran Quran dengan jalan Tawil
6. Dilarang memakai buah tasbih dan dalam mengucapkan nama Allah dan
doa-doa (wirid), cukup dengan menghitung kerata jari saja
7. Sumber syariat islam dalam soal halal dan haram hanya Al-Quran
semata dan sumber lain sesudahnya ialah Sunnah Rosul. Perkataan ulama
Mutakalimin dan Fiqoha tentang halal dan haram tidak menjadi pegangan
selama tidak didasarkan atas kedua sumber tersebut.
8. Pintu Ijtihad tetap terbuka dan siapa pun juga boleh melakukan Ijtihad,
asal sudah memenuhi syarat-syaratnya. (Hanafi, 1967: 150-151)
-
Kaum Salafi & Wahabi telah memposisikan Allah seperti yang mereka
inginkan. Ini terbersit ketika mereka berkata, bahwa orang yang melakukan
tahlilan atau peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw telah melakukan hal
yang sia-sia dan tidak ada pahalanya, padahal pada acara tersebut orang jelasjelas melakukan amal shaleh berupa silaturrahmi, berzikir, membaca alQuran, membaca shalawat, menuntut ilmu, mendengarkan nasihat, berbagi
makanan, berdoa, mengenang Nabi Saw. dengan membaca riwayat hidup
beliau, dan memuliakan Nabi Saw serta memupuk kecintaan kepada beliau,
yang masing-masing itu jelas-jelas diperintahkan oleh Allah secara langsung
maupun tidak langsung dan dijamin mendapat pahala. Ini merupakan
kejanggalan besar di dalam aqidah, sebab Allah Maha Pemurah, tidak pelit
seperti mereka.
- Sekuler
Yaitu dengan membagi pengertian bidah menjadi dua: Bidah yang terlarang
yaitu bidah agama (bidah diiniyyah) dan bidah yang menyangkut urusan
dunia (bidah duniawiyyah) yang mereka anggap wajar atau boleh-boleh saja
menurut kebutuhan. Bukankah semua urusan di dunia ini memiliki dampak
dan resiko di akhirat nanti? Berarti, agama dan dunia tidak bisa dipisahkan, di
mana tidak mungkin menjalankan agama tanpa fasilitas dunia, sebagaimana
tidak mungkin selamat bila orang menjalani hidup di dunia tanpa tuntunan
agama. Dalam hal ini, sebenarnya mereka sudah melakukan bidah yang
sangat fatal (yang melanggar fatwa mereka sendiri), yaitu membagi definisi
bidah dengan pembagian yang tidak pernah disebutkan oleh Rasulullah SAW
dan para Sahabat beliau.
- Menanamkan Kesombongan & Kebencian
Yaitu dengan mendoktrin para pengikutnya untuk menganggap sesat amalan
orang lain dan menjauhi amalan tersebut, serta menganggap bahwa kebenaran
hanya yang sejalan dengan mereka. Pada kenyataannya di lapangan, Wahabi
& Salafi bukan saja telah mendoktrin untuk menjauhi suatu amalan, tetapi
sekaligus menjauhi para pelakunya, dan ini berbuntut pada rusaknya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Riwayat Singkat Hidup Ibn Taimiyah, Nama lengkap Ibn Taimiyah adalah
Taqiyyuddin Ahmad bin Abi Al-Halim binTaimiyah. Dilahirkan di Harran pada
hari senin tanggal 10 rabiul awwal tahun 661 H dan meninggal di penjara pada
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Yusuf. 1993. Pandangan Ulama tentang Ayat-ayat Mutasyabihat hlm 5860. Bandung: Sinar Baru.
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Ibid, hlm. 117
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Ibid, hlm. 115
Hanafi, Ahmad, M. A. 1967. Pengantar Theology Islam. Jakarta: Pustaka Alhusna.
Hidayatullah, S. 1992. Ensiklopedi Islam di Indonesia. Jakarta: IAIN.
Syaikh, DR. Said Abdul Azhim, Ibnu Taimiyah Pembaruan Salafi dan Dakwah
Reformasi hlm. 162. 2005. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
11