Anda di halaman 1dari 3

Bakat yang terpendam

Abi adalah seorang siswa di sekolah yang telah lama dikategorikan sebagai the best school in
town tepatnya di SMP Harapan Bangsa. Ia tinggal di kota besar yaitu di Jakarta. Abi berumur 12
tahun. Ia duduk di kelas 7. Abi mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Mila. Mila
sangat sayang kepada Abi. Mila selalu membantu dan memberi semangat kepada Abi ketika Abi
sedang mengalami kesulitan.
Pagi itu adalah pagi yang cerah. Udara masih terasa sejuk di kulit. Bercampur dengan
kehangatan sang surya yang terbiaskan dalam semilir angin yang berhembus mesra. Sang surya
memancarkan sinarnya yang keemasan dengan penuh kebanggaan. Burung-burung kecil seakan
bernyanyi terbang kesana kemari. Pepohonan yang tinggi menari-nari bersemangat menyambut hari
baru. Dengan penuh semangat Abi berangkat ke sekolah di antar oleh ayahnya yang akan pergi
bekerja untuk mencari nafkah.
sesampainya di sekolah, Abi langsung masuk kelas dan menuju bangku yang biasa ia tempati.
Setelah itu Abi membaca ulang buku pelajarannya. Tak lama kemudian, seorang anak laki-laki datang
menghampiri Abi dan duduk di samping Abi. Dia adalah teman sebangku Abi yaitu Doni.
Doni sangat jago bermain bola basket. Doni dipilih menjadi kapten tim basket di sekolah karena
ia sangat lincah dan pandai dalam bermain bola basket. Doni dan tim basketnya pernah mendapat
juara dua di pertandingan bola basket tingkat provinsi.
Abi pun ingin mencari bakatnya di bidang olahraga. Abi sangat ingin sehebat Doni. Akhirnya,
setiap minggu sore Abi ikut latihan basket bersama Doni dan timnya. Doni juga tidak keberatan jika
Abi ikut latihan bermain basket bersama timnya. Jika kamu mau ikut saja latihan bersama kami hari
minggu sore di taman kota ajak Doni kepada Abi. Tentu saja aku mau ujar Abi dengan senang.
Abi tidak menyangka kalau latihannya sangat sulit. Setelah pemanasan, ia dan yang lainnya
harus mengelilingi lapangan sebanyak lima kali. Setelah 3 minggu latihan, Abi merasa tidak sanggup.
Akhirnya, Abi berhenti mengikuti latihan basket.
Saat di rumah, Abi menceritakan pengalamannya saat berlatih bola basket bersama Doni dan
timnya kepada Mila kakaknya. Sudahlah kamu jangan sedih. Mungkin kamu memang tidak berbakat
di bidang olahraga basket. Tapi kakak yakin kamu pasti punya bakat di bidang lain: ujar kak Mila
berusaha menyemangatkan Abi. Iya kak, aku akan selalu berusahan dan pantang menyerah kata Abi
dengan penuh semangat.
Esok hari saat di sekolah. Bel tanda istirahat pun berbunyi. Abi pun pergi ke kantin. Saat di
kantin Abi bertemu dengan Weni. Abi pun duduk di samping Weni.
Weni adalah anak yang sangat jago melukis. Weni pernah menjuarai lomba melukis antar
sekolah se-kotamadya. Ia mendapat juara satu.
Hai Weni! Bagaimana tentang kegiatan melukismu? Tanya Abi dengan memulai percakapan
antara mereka berdua. Biasa-biasa saja, mengapa kamu menanyakan itu? jawab weni sambil
meminum es jeruk yang ia pesan. Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengetahui secara detail tentang
melukis ujar Abi. Hmm Kalau begitu bagaimana jika kamu mengikuti bimbingan melukis
bersamaku? tawar Weni kepada Abi. Baiklah aku terima tawaranmu. Kapan mulai bimbingannya?
tanya Abi. Latihannya setiap hari sabtu dan minggu jam 3 sore jawab Weni. Baiklah kalau begitu
ujar Abi.
Abi memilih untuk mengikuti bimbingan melukis karena ia ingin mencoba mencari bakatnya di
bidang seni.
Bel tanda istirahat telah usai. Abi pun segera berlari masuk ke dalam kelas. Selanjutnya adalah

pelajaran bahasa inggris. Abi tidak begitu suka dengan pelajaran bahasa inggris karena ia merasa tidak
pandai dalam pelajaran bahasa inggris.
Seperti biasa, setiap masuk bu Rani selalu memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
diajarkan di minggu sebelumnya. Banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari bu Rani.
Tapi, ada satu siswa kesayangan bu Rani. Dia adalah kiki. Setiap ada soal yang sulit bu Rani pasti
menyuruh Kiki untuk mengerjakannya karena Kiki sangat pintar di pelajaran bahasa inggris.
Kiki sangat di kenal di kalangan guru-guru maupun siswa di sekolah. Bahkan Kiki pernah
dipilih untuk mewakili sekolah mengikuti lomba bahasa inggris tingkat nasional dan mendapat juara
kedua.
Abi pernah merasa iri kepada Kiki karena Kiki memiliki bakat yang luar biasa. Abi merasa
rendah diri. Setiap hari selalu di kelilingi oleh orang-orang yang memiliki bakat luar biasa. Abi
merasa bahwa dia satu-satunya anak yang tidak memiliki bakat di bidang apa pun. Walaupun begitu ia
tidak pernah menyerah dan selalu berusaha.
Sudah 1 minggu Abi mengikuti bimbingan melukis. Setiap gambar yang ia lukis selalu saja
tidak sempurna. Abi merasa tidak puas dan memilih untuk berhenti mengikuti bimbingan melukis. Abi
merasa bahwa ia tidak memiliki bakat di bidang seni. Weni pun memaklumi keputusan Abi untuk
berhent mengikuti bimbingan melukis.
Semakin hari Abi malah semakin putus asa. Walaupun begitu, kak Mila tidak pernah berhenti
memberi semangat kepada Abi. Abi kamu jangan bersedih terus. Kalau kamu sedih kakak jadi ikut
sedih. Kakak ingin kamu seperti dulu menjadi anak yang selalu ceria. ujar kak Mila. Tapi kak aku
malu karena aku tidak mempunyai bakat di bidang apa pun jawab Abi yang sedang sedih Setiap
orang mempunyai bakat tersendiri. Di dunia ini tidak ada orang yang tidak memiliki bakat. Kakak
tahu kamu pasti mempunyai bakat yang terpendam dan belum kamu ketahui. Suatu saat kamu pasti
tahu bakatmu di bidang apa. Iya kak, aku jajni aku tidak akan bersedih lagi demi kakak kata Abi
yang mulai tersenyum. Nah gitu dong, ini baru Abi adik kakak ujar kak Mila dengan senyum
manisnya.
Keesokan harinya saat di sekolah, Abi dipanggil oleh ibu Lasmi ke ruangannya Abi kamu ikut
ke ruangan ibu sekarang. Ujar ibu Lasmi. Abi pun merasa bingung karena ia tidak pernah melakukan
kesalahan. Dengan gugup Abi mulai melangkah masuk ke dalam ruangan ibu Lasmi. Ada apa ibu
memanggil saya? Apa saya telah melakukan kesalahan? tanya Abi bertubi-tubi. Ibu cuma mau
memberi tahu bahwa kamu dipilih oleh sekolah untuk mengikuti lomba cipta cerpen ujar ibu Lasmi
kepada Abi. Abi yang mendengarnya pun terkejut. Mengapa saya yang dipilih? Mengapa bukan yang
lain saja? tanya Abi yang semakin bingung. Ibu perhatikan kamu sangat pintar dalam pelajaran
mengarang dan selalu mendapat mendapat nilai tertinggi di kelas kata ibu Lasmi.
Abi sadar bahwa dia memang hobi mengarang dan selalu mendapat nilai tertinggi jika diberikan
tugas mengarang. Tapi bu, sebelumnya saya tidak pernah mengarang cerpen kata Abi. Kamu kan
sudah pandai mengarang. Jadi bisa kamu latih terus dan rajin membaca buku cerpen. Oh iya, ibu
hampir lupa penutupannya di tutup 2 minggu lagi ujar ibu Lasmi tersenyum. Baiklah bu, saya akan
berusaha kata Abi.
Saat di rumah, Abi menceritakan kepada kakaknya bahwa ia dipilih oleh sekolah untuk
mengikuti lomba cipta cerpen. Kak Mila pun merasa senang. Sejak hari itu, Abi mempersiapkan
cerpennya yang akan di lombakan. Setiap hari Abi rajin mamba buku cerpen yang ia beli di toko
buku.
Akhirnya, Abi menyelesaikan cerpennya. Ibu Lasmi dan kepala sekolah pun mengirimkan
cerpen buatan Abi kepada panitia lomba. Setelah berminggu-minggu menunggu panitia lomba belum
juga mengirimkan hasil pemenangnya. Abi tetap sabar menunggu.
Saat upacara hari senin, Kepala sekolah mengumumkan sesuatu. Kepada siswa yang bernama
Abi dwi putra bapak minta untuk maju ke depan kata pak kepala sekolah, kemudian Abi terpleset

saat maju ke depan. Lalu Abi terbangun dari tidurnya dan jatuh dari tempat tidurnya sejak saat itu Abi
sadar bahwa itu hanya mimpi.

Anandra Wahyu F(02)


XII IPA 2

Anda mungkin juga menyukai