Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Sejarah Indonesia yang
berjudul KERAJAAN KUTAI tepat pada waktunya.
Dan tak lupa pula kita kirimkan Shalawat beserta Salam kepada
Nabi Muhammad SAW dengan ucapan Allahhumma Sholli ala Sayyidina
Muhammad.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah tak ada gading yang
tak retak , oleh karena itu harap dimaklumi apabila ada salah kata dalam
penulisan makalah ini. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin

Purbolinggo,

November

2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
B. Rumusan Masalah................................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai........................................
B. Perkembanmgan Kerajaan Kutai dari segala bidang............
C. Sejarah keruntuhan Kerajaan Kutai......................................

3
5
7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .........................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak dipungkiri bahwa Indonesia sangat mudah menerima masuknya
kebudayaan Hindu dan Budha.
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha dari India ke
Indonesia

berpengaruh

besar

terhadap

perkembangan

kebudayaan

Indonesia. Unsure-unsur kebudayaan Hindu-Budha tersebut berpadu


dengan kebudayaan asli Indonesia (terjadi proses akulturasi budaya dan
proses sinkretisme kepercayaan).
Oleh karena itu, masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan
Budha membawa perubahan-perubahan diberbagai aspek kehidupan, baik
social, ekonomi, budaya termasuk pada bidang birokrasi pemerintahan
dengan munculnya kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia.
Di Indonesia sendiri banyak peninggalan sejarah yang berunsur
Hindu seperti candi, yupa, prasasti dan kerajaan. Salah satu peninggalan
dari kebudayaan Hindu adalah Kerajaan Kutai.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau kurang lebih 400
M. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota
Tenggarong) tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari
nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan
tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti
yang jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sedikit
informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Keberadaan kerjaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita
yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa atau tiang
batu yang berjumlah 7 buah. Yupa yang menggambarkan huruf Pallawa
dan bahasa sansererta tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan
1

Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan antara lainpolitik,


social, dan budaya.
Adapun isi prasasti tersebut menyatakan bahwa raja pertama
kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama
Aswarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga).
Setelah meninggal Aswarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan
nama tersebut membuktikan bahwa telah masuknya pengaruh ajaran
hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja raja
Kutai adalah orang asli Indonesia yang telah memeluk agama Hindu.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kutai?
2. Bagaimana perkembangan Kerajaan Kutai dalam bidang ekonomi,
sosial, politik dan kebudayaan?
3. Bagaimana sejarah runtuhnya Kerajjaan Kutai ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejarah di balik berdiri dan runtuhnya kerajaan
kutai dan untuk mengetahui perkembanagan Kerajaan Kutai di segala
bidang, baik itu sosial, eonomi, politik maupun bidang kebudayaannya.
Serta mengetahui bagaiman kerajaan Kutai runtuh.
Setelah disusunnya makalah ini, diharapkan kita semua dapat menarik
kesimpulan yang positif sehingga mampu menjadikan diri kita sebagai
pribadi yang lebih mencintai sejarah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi, ini
dibuktikan dengan ditemukannya 7 buah Yupa (prasasti berupa tiang
batu) yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang
berasal dari India yang sudah mengenal Hindu. Yupa mempunyai 3 fungsi
utama, yaitu sebagai prasasti, tiang pengikat hewan untuk

upacara

korban keagamaan, dan lambang kebesaran raja.

Dari tulisan yang tertera pada yupa nama raja Kundungga


diperkirakan merupakan nama asli Indonesia, namun penggantinya
seperti Aswawarman, Mulawarman itu menunjukan nama yang diambil
dari nama India dan upacara yang dilakukannya menujukan kegiatan
upacara agama Hindu. Dari sanalah dapat kita simpulkan bahwa
kebudayaan Hindu telah masuk di Kerajaan Kutai.
Kerajan Kutai Mulawarman (Martadipura) didirikan oleh pembesar
kerajaan

Campa

(Kamboja)

bernama

Kudungga,

yang

selanjutnya

menurunkan Raja Asmawarman, Raja Mulawarman, sampai 27 (dua puluh


tujuh) generasi Kerajaan Kutai.

Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja
Maharaja

Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)


Aswawarman (anak Kundungga)
Mulawarman (anak Aswawarman)
Marawijaya Warman
Gajayana Warman
Tungga Warman
Jayanaga Warman
Nalasinga Warman
Nala Parana Tungga
Gadingga Warman Dewa
Indra Warman Dewa
Sangga Warman Dewa
Candrawarman
Sri Langka Dewa
Guna Parana Dewa
Wijaya Warman
Sri Aji Dewa
Mulia Putera
Nala Pandita
Indra Paruta Dewa
Dharma Setia

Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri


Kerajaan bercorak Hindu Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara yang
didirikan oleh salah seorang pembesar dari Kerajaan Singasari yang
bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji Batara Agung Dewa
Sakti

dan

beristerikan

Putri

Karang

Melenu

sehingga

kemudian

menurunkan putera bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.


Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai
pada abad XIII dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung
Paduka Nira yang mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang
puteri dari Guna Perana Tungga salah satu Dinasti Raja Mulawarman
(Martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut.
Baru pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kutai
Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing
4

dengan

Kerajaan

Kutai

Mulawarman

(Martadipura)

pada

masa

pemerintahan Raja Darma Setia.


Dalam

pertempuran

tersebut

Raja

Darma

Setia

mengalami

kekalahan dan gugur di tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum
Panji, yang kemudian berhasil menyatukan kedua kerajaan Kutai Tersebut
sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan nama kerajaannyapun
berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura yang
kemudian

menurunkan

Dinasti

Raja-raja

Kutai

Kertanegara

sampai

sekarang.
Literatur sejarah menyebutkan bahwa sejak abad XIII sampai tahun
1960 yang menjadi Raja (sultan) Daerah Swapraja (Kerajaan Kutai
Kertanegara)

berdasarkan

tahun

pemerintahannya

adalah

sebagai

berikut:
1. 1300
2. 1350
3. 1370
4. 1420
5. 1475
6. 1525
7. 1600
8. 1605
9. 1635
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

- 1325 Aji Batara Agung Dewa Sakti


- 1370 Aji Batara Agung Paduka Nira
- 1420 Aji Maharaja Sultan
- 1475 Aji Raja Mandarsyah
- 1525 Aji Pangeran Tumenggung Jaya Baya (Aji Raja Puteri)
- 1600 Aji Raja Mahkota
- 1605 Aji Dilanggar
- 1635 Aji Pangeran Sinum Panji Mendopo
- 1650 Aji Pangeran Dipati Agung
1650 - 1685 Aji Pageran Mejo Kesumo
1685 - 1700 Aji Begi gelar Aji Ratu Agung
1700 - 1730 Aji Pageran Dipati Tua
1730 - 1732 Aji Pangeran Dipati Anum Panji Pendopo
1732 - 1739 Sultan Aji Muhammad Idris
1739 - 1782 Aji Imbut gelar Sultan Muhammad Muslihuddin
1782 - 1850 Sultan Aji Muhammad Salehuddin
1850 - 1899 Sultan Aji Muhammad Sulaiman
1899 - 1915 Sultan Aji Alimuddin
1915 - 1960 Sultan Aji Muhammad Parikesit
1960 - sekarang, Sultan Haji Aji Muhammad Salehuddin II

B. Perkembangan Sosial, Ekonomi, Budaya, Dan Politik


1. Sosial dan budaya
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa
pada abad ke -4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat
Indonesiayang telah banyak menerima pengaruh hindu. Masyarakat
5

tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi


menurut

pola

pemerintahan

di

India.

Masyarakat

Indonesia

menerima unsur-unsur dari luar dan mengembangkannya sesuai


dengan tradisi bangsa Indonesia
Kehidupan budaya masyarakat

Kutai

sebagai

berikut

Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi


budaya nenek moyangnya.
Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan
kemajuan kebudayaan.
Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan
kebudayaannya.
Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap
perubahan

dankemajuan

budaya.

Hal

ini

dibuktikan

dengan

kesediaan masyarakat Kutai yangmenerima dan mengadaptasi


budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat. Selain dari itu
masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung
tinggispirit

keagamaan

dalam

kehidupan

kebudayaanya.

Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual


keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan
kesimpulan itu.
2. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal
berikut ini:
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan
antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik
untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan
bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan
20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
3. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim,
terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem
pemerintahan kepala suku menjadi sistem pemerintahan Raja atau

feodal. Raja-raja yang pernah berkuasa pada kerajaan Kutai adalah


sebagai berikut:
Kudungga. Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai,
ada yang unik pada nama raja pertama ini, karena nama
Kudungga merupakan nama Lokal atau nama yang belum
dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini kemudian melahirkan
persepsi para

ahli bahwa

Kudungga, pengaruh Hindu

pada

masa

kekuasaan Raja

baru masuk ke Nusantara,

kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala


suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia megubah
struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat
dirinya mejadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara

turun temurun.
Aswawarman.

Prasasti

Yupa

menyatakan

bahwa

Raja

aswawarman merupakan raja yang cakap dan kuat. Pada


masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai
diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara
Asmawedha. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India
pada masa pemerintahan raja Samudragupta, ketika ingin
memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan
pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas
kekuasaan kerajaan Kutai. Dengan kata lain, sampai dimana
ditemukan tapak kaki kuda, maka sampai disitulan batas
kerajaan Kutai. Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit

kerajaan Kutai.
Mulawarman. Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia
membawa Kerajaan Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa
kekuasaannya Kutai mengalami masa gemilang. Rakyat hidup
tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah
akhirnya Raja Mulawarman mengadakan upacara korban
emas yang amat banyak.

C. Sejarah Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja


Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara
ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini
(Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang
ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai
Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa
Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam
yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.Kerajaan.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya
bergelar Pangeran berubah
Muhammad

Idris)

dan

menjadi
hingga

bergelar

sekarang

Sultan

(Sultan Aji

disebut Kesultanan

Kutai

Kartanegara.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu
Mahakam.

Nama

penemuan

kerajaan

ini

prasasti,

disesuaikan
yaitu

dengan

nama

tempat

didaerah

Kutai.

kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh


Hindu adalah beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti.
Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi
utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan pwersembahan
rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Kehidupan social dan budayanya pun sangat menjujung tinggi nilai
kebudayaan yang ada. Kehidupan ekonomi masyarakat kutai sangat
makmur,

dengan

bukti

bahwa

Kerajaan

Kutai

berada

pada

jalur

perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang
8

menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan


bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat
Keterangan

Kutai,
tertulis

pada

disamping
prasasti

yang

pertanian.

mengatakan

bahwa

Raja

Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000


ekor

sapi

kepada

para

Brahmana.

Masa keruntuhan Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas
ditangan Raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia adalah anak dari
Raja

Mulawarman,

cucu dari

Raja

Asmawarman,

buyut

dari

Raja

Kudungga. Dan Raja Dharma Setia adalah Raja terakhir diKerajaan Kutai

DAFTAR PUSTAKA

http://sasyamsihd.blogspot.co.id/2012/05/kerajaan-kutai.html
http://ratnafitri11ips517.blogspot.com/2012/11/makalah-kerajaankutai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai
http://www.koran-artikel.com/2013/04/sejarah-lengkap-tentang-kerajaan
kutai.html#chitika_
close_busstton

Anda mungkin juga menyukai