Anda di halaman 1dari 62

I.

PENDAHULUAN

Selamat berjumpa dalam pembahasan modul Pembelajaran Pengantar Riset


Keperawatan.
Dengan perkembangan jaman masyarakat semakim kritis dalam perawatan pelayanan
kesehatan. sehingga Pelayanan keperawatan yang profesional sudah menjadi tuntutan
masyarakat. Maka diperlukan lulusan keperawatan yang kompeten yang mampu
melaksanakan asuhan keperawatan secara profesional
Apa itu kompetensi ?
Kompetensi adalah Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yg
dimiliki seseorang sbg syarat dianggap mampu oleh masyarakat dlm
melaksanakan tugas di bidang tertentu (SK Mendiknas no 045/U/2002)
Untuk menjadi perawat yang kompeten dan profesional,

maka perlu pembekalan

pembelajaran di bangku kuliah yang mampu mengasah kemampuan kritis dalam


melaksanakan proses asuhan keperawatan. Materi yang dimaksud adalah Pengantar Riset
keperawatan
Dalam modul ini akan dibahas tentang konsep penelitian studi kasus keperawatan
Modul ini terdiri dari 12 kegiatan Belajar. Kegiatan belajar tersebut adalah:
1. Karya Tulis Ilmiah
2. Rancangan penelitian studi kasus
3. Menentuksn judul dan masalah penelitian
4. Latar belakang masalah, rumusan masalah tujuan studi kasus
5. Tinjauan pustaka
6. Teknik penulisan kutipan
7. Tinjauan kasus
8. Pembahasan
9. Kesimpulan saran
10. Daftar Pustaka
11. Bagian permulaan kti
12. Teknik presentasi kti
Setelah mempelajari materi tersebut ini, diharapkan Anda mampu memahami konsep dasar
pembuatan penelitian karya tulis ilmiah studi kasus keperawatan
Dalam modul ini Anda diminta untuk banyak membaca dan berlatih secara mandiri
atau bersama teman-teman sejawat untuk mendapatkan gambaran dan penguasaan yang
lebih mendalam dan luas.
Bahwa materi dalam modul ini telah disesuaikan dengan pengalaman praktek Anda
sehari-hari, sehingga dengan rajin membaca dan berlatih sungguh-sungguh, mudah
mudahan Anda akan dapat menguasai dan menyelesaikan modul ini tepat waktu dan
mendapatkan hasil yang maksimal.
Selamat belajar, semoga sukses!

II. KEGIATAN BELAJAR


Kegiatan Belajar 1

Karya Tulis Ilmiah


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian karya tulis ilmiah
2. Menjelaskan jenis-jenis karya tulis ilmiah
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Menjelaskan pengertian karya tulis ilmiah
2. Menjelaskan jenis-jenis karya tulis ilmiah
a. buku pelajaran
b. makalah
c. modul
d. diktat
e. terjemahan
f. artikel ilmiah
g. laporan hasil penelitian

C. Uraian Materi

Karya Tulis Ilmiah


1. Pengertian Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi
syarat keilmuan, yaitu:
1. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
2. Menggunakan metode berpikir ilmiah.
3. Sosok tulisan keilmuan
2. Jenis-jenis karya tulis ilmiah
a. Buku Pelajaran
Dikatakan sebagai karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena memiliki
kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu.
b. Makalah
Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang
mencakup dalam ruang lingkup permasalahan.
Ciri-ciri makalah
2

Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan
mengenai suatu permasalahan.

Mendemonstrasikan pemahaman teoritik dan kemampuan menerapkan prosedur,


prinsip dan teori yang berhubungan dengan permasalahan

Menunjukkan kemampuan pemahaman isi dan berbagai sumber yang digunakan.

Mendemonstrasikan kemampuan menyusun berbagai sumber informasi dalam satu


kesatuan sintesis yang utuh.
Makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah

Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan mengemukakan
berbagai aliran dan pendapat serta diperlukan argumentasi untuk mempertahankan
suatu aliran atau pendapat tersebut.

Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan pengetahuan


serta di pihak mana penulis berdiri dan diperlukan sintesis juga evaluasi dalam
penyusunannya.

c. Modul
Adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya
diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.
d. Diktat Pelajaran
Adalah catatan tertulis suatu bidang studi yang disiapkan oleh guru untuk
mempermudah pengayaan materi pelajaran atau bidang studi yang dibahas dalam
proses pembelajaran.
e. Terjemahan
Adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku atau karya tulis bahasa asing ke
bahasa Indonesia atau sebaliknya.
f. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Perbedaannya
terdapat pada:

Bahan yang ditulis dalam artikel ilmiah lebih bersifat singkat padat dan enak dibaca.

Sistematika diawali dengan kajian pustaka yang merupakan pendukung atau


pembahasan rasional pentingnya masalah yang diteliti.

Prosedur penulisan artikel dapat ditulis sebelum laporan penelitian diselesaikan

Macam-macam artikel ilmiah


1) Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
adalah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.
Artikel ini disusun sedemikian rupa sehingga tetap menampilkan semua aspek
laporan hasil penelitian, tetapi dalam format yang lebih ringkas.

2) Artikel Ilmiah Non Penelitian


3

adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang relevan, hasil penelitian terdahulu,


disamping teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
g.

Laporan Hasil Penelitian


Merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan atau
bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian. Jika disusun
dalam kaitannya dengan persyaratan akademik, maka bentuk laporannya dapat
berupa skripsi, tesis atau disertasi.
1) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1). Skripsi merupakan bukti kemampuan
akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas.
Karakteristik Skripsi:

Untuk bidang pendidikan, skripsi terarah pada eksplorasi atau pemecahan


masalah pendidikan.

Untuk bidang non-kependidikan, skripsi terarah pada permasalahan bidang


keilmuan yang sesuai dengan program studi mahasiswa.

Ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan atau penelaahan
pustaka.

Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar

2) Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan
dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam
Ilmu Pendidikan
Karakteristik Tesis:

Berfokus pada kajian mengenai salah satu isu sentral yang tercakup dalam salah
satu disiplin dalam ilmu pendidikan sesuai dengan program studi yang
ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoritik tertentu.

Menggunakan data primer sebagai data utama yang dapat ditunjang oleh data
sekunder.

Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program
studi bahasa asing.

3) Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan Program S3 ilmu pendidikan.

Disertasi merupakan bukti

kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan


dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin Ilmu Pendidikan.
4

Karakteristik Disertasi:

Berfokus pada kajian mengenai salah satu disiplin Ilmu Pendidikan sesuai
dengan bidang yang dipelajari.
Kajian berfokus pada penemuan baru dalam disiplin ilmu yang dikaji secara
mendalam.
Mengunakan data primer sebagai data utama, ditunjang oleh data sekunder
apabila diperlukan.
Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program
studi bahasa asing.

Kegiatan Belajar 2

Konsep penelitian Studi kasus


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menjelaskan pengertian penelitian studi kasus


Menjelaskan jenis-jenis studi kasus
Menjelaskan studi kasus dibidang kesehatan, keperawatan dan kedokteran
Menjelaskan Langkah langkah penelitian studi kasus
Menjelaskan Ciri-ciri penelitian studi kasus yang baik
Menjelaskan Kelebihan penelitian studi kasus
Menjelaskan Kekurangan penelitian studi kasus

B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengertian penelitian studi kasus


Jenis-jenis studi kasus
Studi kasus dibidang kesehatan, keperawatan dan kedokteran
Langkah langkah penelitian studi kasus
Ciri-ciri penelitian studi kasus yang baik
Kelebihan penelitian studi kasus
Kekurangan penelitian studi kasus

D. Uraian Materi

METODE PENELITIAN STUDI KASUS


1. Pengertian Studi Kasus
Apakah yang dimaksud Studi Kasus ?
Pendapat Ahli
Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar
atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .
Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti
berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan
sernua variabel yang penting.
Aziz S.R. (2003) menyatakan bahawa penelitian yang terinci tentang seseorang (individu)
atau sesuatu unit sosial selama kurun waktu tertentu disebut studi kasus. Lebih tegas Aziz
menambahkan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian terhadap fenomena dalam
konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak

dengan

tegas;

dan

dimana:

multi

sumber

bukti

dimanfaatkan.

Sedangkan studi kasus menurut Kumar (1999) adalah suatu pendekatan untuk meneliti
fenomena sosial melalui analisis kasus individual secara lengkap dan teliti, serta
memberikan suatu analisis yang intensif dari banyak rincian khusus yang sering
terlewatkan oleh metode penelitian lain.
Pollit & Hungler (1999) memaknai studi kasus sebagai metode penelitian yang
menggunakan analisis mendalam, yang dilakukan secara lengkap dan teliti terhadap
seorang

individu,

keluarga,

kelompok,

lembaga,

atau

unit

sosial

lain.

Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:
a.

sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen;

b.

sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai


dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami
berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

2. Jenis-jenis Studi Kasus


a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi
tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan
organisasinya. Studi ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena
sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi
peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada
suatu organisasi tertentu. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara
lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan
sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara
sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan
lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu
lainnya.
d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan
(community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat
sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap
peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah
tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai
7

dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin
tokoh kunci lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang
sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang
sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
3. Studi kasus dibidang kesehatan, keperawatan dan kedokteran.
Studi kasus keperawatan dan kedokteran misalnya yang dilakukan pada pasien
tunggal sebagai unit analisis maka untuk memperoleh pemahaman yang kaya akan fokus
studi ini penelitian studi kasus menggali data dari partisipan dan informan utama dengan
wawancara mendalam, menggali dari rekam medik pasien, dan pengamatan bahkan buku
harian/ agenda pasien atau coretan-coretan dinding (misalnya pada pasien psikosa)
merupakan sumber yang memperkaya informasi dalam suatu studi kasus.
Sebagai misal penelitian dengan unit analisis pasien Gagal Ginjal Kronis, maka
konteksnya adalah keluarganya, orang berarti di sekeliling pasien, perawat, atau dokter .
Jadi konteksnya adalah orang lain dan sumber informasi diluar kasus itu sendiri
4. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
a.

Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan


(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat
diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;

b.

Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang

c.

lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara
pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;

d.

Analisis

data:

setelah

data

terkumpul

peneliti

dapat

mulai

mengagregasi,

mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.


Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna
menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau
dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan,
sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan
lapangan;
e.

Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru
terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan
peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data
baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
8

f.

Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan
pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat
membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompok.

5. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik


a.

Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum
atau bahkan dengan kepentingan nasional.

b.

Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan


oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu
diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh
berbagai keterbatasan.

c.

Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang


berbeda-beda.

d.

Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting


saja,baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan
pninsip selektifitas.

e.

Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada
pembaca.

6. Kelebihan studi kasus :


a.

Analisis intensif yang dilewatkan tidak dilakukan oleh metode lain

b.

Menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus

c.

Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belum secara detail diteliti

d.

Sering menghasilkan kesadaran pengetahuan baru

e.

Informasi yang dihasilkan dalam suatu studi kasus dapat sangat bermanfaat dalam
menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, dan seteliti mungkin pada
penelitian berikutnya.

f.

Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber informasi deskriptif
yang baik dan dapat digunakan sebagai bukti untuk suatu pengembangan teori atau
menyanggah teori (Burns & Grove, 1997)

7. Kelemahan studi kasus :


a.

Ketidakmampuan generalisasi

b.

Potensial terjadi kesulitan untuk objektivitas

Kegiatan Belajar 3

Teknik Membuat Judul Penelitian

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan cara menentukan maslah penelitian
2. Membuat judul penelitian
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Merumuskan masalah penelitian
2. Membuat judul penelitian
C. Uraian Materi

Teknik Membuat Judul Penelitian


1. Merumuskan Masalah Penelitian
Kesulitan pertama mahasiswa akhir adalah saat pengajuan judul dan secara pintas
mengadopsi dari hasil skripsi atau kti orang lain tanpa memahami latar belakang masalah
penelitian. sehingga kendala nampak saat pada proses penentuan analisa datanya.
seorang peneliti merasakan adanya"sesuatu yang tidak beres", (dalam arti tidak atau belum
sesuai dengan kondisi yang seharusnya), artinya seorang peneliti harus memiliki
keingintahuan yang tinggi dan keinginan untuk memperbaiki keadaan.
Contoh : "Selama saya kuliah, belum pernah saya temui seorang mahasiswa pun berjalan
sambil membaca buku di kampus karena saking gemarnya membaca, misalnya.ini juga
menguatkan survei UNESCO bahwa pringkat membaca Indonesia, berada di bawah
negara-negara tetangga kita seperti Malaysia bahkan Vietnam. Mungkin juga beralasan
bahwa lesunya membaca ini adalah pemicu sepinya diskusi-diskusi kecil atau publik di
kampus. Padahal, menurut mahasiswa yang sudah alumni, kegiatan diskusi adalah
kegiatan yang biasa ditemui di setiap sudut kampus ini dulu. (kutipan dari radarbanten.com)
Mengacu pada masalah yang dapat dilihat dari suatu kasus bisa diambil rumusan masalah
yang diungkapkan dalam kalimat tanya :
10

Apakah benar bahwa mahasiswa kita kurang minat membaca?

apakah benar lesunya minat membaca berakibat lesunya forum diskusi di kampus?

apakah benar dengan lesunya membaca dan diskusi ini mengakibatkan kurang ada
gairah dalam penelitian dan menulis dikalangan mahasiswa?

Dari pertanyaan diatas peneliti harus bisa menentukan apa variabel penelitian atau yang
menjadi objek penelitian yang merupakan inti dari masalah penelitiannya. dengan kata lain
untuk menyusun masalah penelitian peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa
variabelnya. ketiga pertanyaan diatas diajabarkan berdasarkan tiga gejala yang penliti baca
di media berdasarkan pengamatan sendiri.
Hal lain yang bisa diamati dari " Hal yang tidak beres", dapat dilihat dari hal yang positif
dari kegiatan mahasiswa dengan adanya kegiatan mentoring yang diselenggarakan oleh
"lembaga dakwah kampus' terutama dikampus umum yang marak dibandingkan dengan
kampus berbasis agama. sehingga anda rumuskan juga dalam kalimat pertanyaan :

Kegiatan positif apa saja yang dilakukan mahasiswa melalui kelompok mentoring
tersebut?

Motif-motif apakah yang mendorong para mahasiswa untuk mengadakan kelompok


mentoring tersebut?

Apakah ada kaintan yang erat antara mentoring dengan kegiatan salah satu partai
sebagai sel kaderisasi?

Untuk menjawab semua pertanyaan dari asumsi dasar yang diajukan peneliti dapat
mengajukan pertanyaan "Manakah kira-kira yang paling baik, mulai dengan mendaftar
sebanyak mungkin pertanyaan atau langsung menentukan sejumlah pertanyaan?"
Asumsinya sebagian orang dengan cepat memperoleh pertanyaan penelitian karena sensitif
terhadap lingkungan dan dapat merasakan adanya permasalahan disekelilingnya sehingga
ingin memecahkan permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian. sebaliknya sebagian
orang sukar menemukan permaslahan yang akan diteliti sehingga apabla seorang
mahasiswa, setelah lama menyelesiakan teori, tidak habis-habis berada dalam "masa
berpikir mencari judul "untuk skripsinya.
Intinya modal utama mahasiswa dalam menentukan judul harus menguasai permasalahan
lalu lanjut pada pemahaman terhadap literatur yang relevan dengan judul penelitiannya.
dalam keadaan mantap peneliti harus juga meninjau kembali rumusan pertanyaan yang
diajukan dan sambungkan dengan bahan pustaka, sebaliknya jika dalam mengkaji bahan
pustaka untuk teori tidak memperoleh dukungan maka lebih baik mengurungkan niatnya
untuk walaupun judul dirasakan sudah sesuai dengan keinginan peneliti.
Secara garis besar, proses penelitian pada umunya melalui langkah-angkah sebagai berikut ;
11

Mencari permasalahan yang pantas untuk diteliti.

menelaah buku-buku untuk mencari dukungan teori dengan cara membaca buku
teori maupun laporan hasil penelitian dari hasil telaah ini peneliti menentukan
langkah untuk terus atau harus menghentikan penelitiannya.

meninjau kembali rumusan serta memantapkan problematika tersebut dan


dilanjutkan dengan merumuskan tujuan

menyusun instrumen pengumpul data.

melaksanakan penelitian

melakukan tabulasi pengolahan data

mengambil kesimpulan

menyusun laporan penelitian

2. Acuan menentukan sebuah judul karya tulis ilmiah


setelah memahami urutan proses penelitian secara umum kembali pada prumusan
problematika dan judl penelitian. apabila peneliti sudah merasa bahwa ia telah memiliki
problematika penelitian dan hal ini berarti bahwa peneliti dengan jelas sudah menguasai
permasalahan penelitiannya, maka ia dapat mencari rumsuan untuk judulnya. rumusan
problematika saja memang belum cukup, peneliti harus juga mengetahui hal-hal lain yang
berkaitan dengannya.

Berpatokan pada masalah bukan pada judul KTI yang ada

Walaupun judul selalu tercantum dibagian paling depan dari setiap penelitian, tetapi tidak
berarti penelitian berangkat dari judul. bahkan untuk jenis penelitian kualitatif, judul
penelitian dapat dibuat setelah penelitian selesai. Kekeliruan sebagian mahasiswa selalu
menentukan judul berasal dari judul yang sudah ada, padahal judul bisa diambil dari
permasalahan yang ada dalam mata kuliah, fenomena sehari-hari ditempat kerja, dari hasil
sharing seminar, pola pikir membuat judul dapat dilihat :
Masalah -------> Identifikasi masalah............> Batasan masalah ...............> Judul
Dari pola diatas maka judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari batasan
masalah. jadi variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang diangkat menjadi judul
penelitian. Masalah dapat dilihat dari asumsi dasar (dasar berpijak masalah yang bisa
dijadikan sebuah acuan judul) seperti :
"Kesulitan mahasiswa Akper YAPPI Sragen untuk menghilangkan logat daerah saat
pengucapan bahasa jepang"
"PT KAI seringkali terjadi kecelakaan yang tidak bisa diprediksi"
12

Judul harus netral

Karena pada dasarnya meneliti adalah keinginan mengetahui data atau gejala sebagaimana
adaya (bukan sebagaimana seharusnya) maka judul penelitian harus netral, tidak
dipengaruhi unsur-unsur subyektif yang belum diketahui kebenarannya. judul penelitian
harus netral dan didasarkan pada bentuk-bentuk permasalahan. untuk bentuk permasalahan
deskriptsif yang bersifat estimasi (yang menggambarkan keadaan satu variabel/uni
variabel)

Teks judul sederhana dan spesifik

untuk penelitian harus ada pembatasan maslah dengan memperkecil jumlah variabel,
memperkecil jumlah subjek penelitian, mempersempit lingkup wilayah penelitian
menggunakan instrumen dengan memilih metode pengumpulan data yang lebih sederhana,
menganalisis data dengan teknik yang tepat guna dan menyusun laporannya sesingkat
mungkin.
Sebuah judul harus berisikan ;1). teks pengantar (analisis, studi kasus, studi deskriptif...,
studi eksploratif, dll); 2). variabel pokok yang merupakan objek yang akan diteliti, 3).
subjek penelitian tempat diperolehnya data untuk variabel yang diteliti, 4). lokasi tempat
penelitian dilaksanakan, 5). waktu data penelitian diambil atau waktu penelitian
dilaksanakan.Teks judul dapat ditulis dalam karya tulis ilmiah studi kasus keperawatan
seperti berikut :
1) Analisis Asuhan keperawatan pada TnS dengan Stroke di Bangsal Cendana
RSUD Sragen Tahun 2012
2) Studi kasus Asuhan keperawatan pada NyD dengan Tumor otak di Ruang ICU
RSUD dr Moewardi Surakarta Tahun 2012.
karena dalam penelitian kualitatif banyak variabel yang diamati dan masalah yang diteliti
belum jelas, maka judul-judul penelitian tidak harus eksplisit serti pada batasan masalah.
judul-judl penelitiannya masih bersifat sementara, dapat berubaha dan dapat dirumuskan
judlnya setelah penelitian selesai.

Judul bisa juga dari pembimbing anda

Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan
judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam
proyek penelitian dan Anda akan "ditarik" masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini,
penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan
disiapkan oleh dosen pembimbing.Akan tetapi terlalu banyak mempunyai permasalahan
lalu berkonsultasi dengan pembimbing, setelah mengetahui adanya kesulitan lalu berubah
ingin mengganti judul. dengan proposal yang diajukan dengan berbagai alasan latar
belakang masalah diajukan, belum selesai terpikir masalah lain sangat menarik untuk
diajukan kembali menjadi sebuah judul. bisa jadi mahasiswa yang sering gunta-ganti judul
tidak menguasai permasalahan dengan baik. dipihak lain ada mahassiwa yang sulit
13

menemukan judul, tidak segan-segan meminta pada calon pembimbing atau judul diberikan
oleh dosen tapi kesulitan mencerna karena mahasiswa belum terbiasa merangkai kata-kata,
nasehat dosen sangat bermanfaat, tapi terkadang judul skripsi pemberian dosen sulit
dipahami oleh mahasiswa maknanya sehingga ada kompromi semu padahal tidak paham
dengan permasalahan.
Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas
mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan
sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.
Idealnya, karya tulis ilmiah disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu
semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih
topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal.
Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian
dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa
menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan
skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.
Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih
menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik
lawas, penguji biasanya sudah "hafal di luar kepala" sehingga akan sangat mudah untuk
menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya.
Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada
referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur
referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada
melacak referensi yang bertahun 1970-1980.
Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal
tidak selalu harus ditulis secara "baku". Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja
untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan
skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang
akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda.
Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang
serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.

Judul yang sesuai dengan tingkat analisa dan penentuan topik

kadang kala yang harus dilakukan bagaimana cara menentukan sampai seberapa besar
cakupan analisa. Hal ini sangat penting karena dengan menentukan tema atau judul yang
sesuai dengan tingkatan analisa tepat maka anda akan lebih mudah menentukan rumusan
14

masalah dan pembatasan penelitian. Jadi, sebenarnya untuk menentukan judul dalam
berbagai kajian ilmu apapun tidaklah sesulit yang mahasiswa bayangkan.
Dalam penetuan topik disarikan bahwa topik harus penting (significanne of topic), harus
menarik perhatian penelitian (interesting topic), harus didukung oleh data atau dngan kata
lain untuk topik harus tersedia datanya (obtainable data) dan topik penelitian harus dapat
dilaksanakan dalam arti sebatas kemampuan penelitian (manageble topic)

15

Kegiatan Belajar 4

Latar Belakang Masalah, Tujuan dan manfaat peneltian

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian masalah
2. Menjelaskan apa yang harus diuraikan pada latar belakang masalah
3. Menjelaskan cara penyusunan latar belakang masalah
4. Menjelaskan masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan latar belakang
masalah
5. Menjelaskan cara penyusuan rumusan masalah
6. Menjelaskan cara penyusunan tujuan penelitian
7. Menjelaskan penyusunan manfaat penelitian
8. Mejelaskan metode penulisan studi kasus
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Pengertian masalah
2. apa yang harus diuraikan pada latar belakang masalah
3. cara penyusunan latar belakang masalah
4. masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan latar belakang masalah
5. cara penyusuan rumusan masalah
6. cara penyusunan tujuan penelitian
7. cara penyusunan manfaat penelitian
8. metode penulisan studi kasus
C. Uraian Materi
1. Latar Belakang Masalah

Masalah atau gap adalah suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan

Latar belakang masalah menguraikan masalah atau kesenjangan yang ada antara
kondisi nyata suatu kasus tertentu dengan kondisi ideal

berisikan penguraian tentang fakta, pengalaman peneliti maupun orang lain serta
teori yang berhubungan dengan kasus yang akan diambil.

Dalam latar belakang yang perlu anda tulis adalah

16

menjelaskan alasan kita melakukan suatu penelitian ( fakta, pengalaman,


teori yang sesuai)
Mengapa masalah tersebut terpilih ?
Mengapa kita perlu mengetahuinya?
Apa yang tidak kita ketahui, sehingga kita ingin meneliti masalah tersebut?
Apa pentingnya dilakukan ditempat tertentu

Contoh :

Asuhan keperawatan pada pasien dengan effusi pleura.


Seberapa banyak orang yang terkena penyakit effusi pleura sehingga
penyakit ini perlu penanganan serius. Disini anda dapat mencari angka
insidensi penyakit effusi pleura tersebut secara umum terlebih dahulu,
misal : kejadian secara nasional (Indonesia) lalu di Prop DIY kemudian di
kabupaten.
Bagaimana perawatan effusi pleura yang dilakukan oleh perawat atau
peneliti sebelumnya ? Adakah kendala yang berarti ? Sehinnga nantinya
anda perlu modifikasi dalam perawatan pada pasien anda ?

Penyusunan latarbelakang masalah mengikuti pola kerucut terbalik (deduksi/ dari


umum ke khusus mengerucut pada masalah yang diteliti.

Coba cermati Contoh judul dan Latar belakang Masalah studi kasus keperawatan berikut :

Studi kasus Asuhan Keperawatan pada klien B


dengan Diabetes millitus di Bangsal Melati
RSUD Sragen
Pokok pikiran

Paragraf

Angka kejadian DM di
Indonesia

Paragraf 1
Indonesia
sebagai
negara
berkembang
mempunyai masalah ganda tantang kesehatan yaitu angka
kejadian infeksi masih tinggi, disisi lain penyakit
generatif seperti diabetes militus meningkat. Data
epidemiologi menunjukkan
peningkatan penderita
diabetes militus sebesar %/tahun

Penyebab penyakit DM

Paragraf 2
Timbulnya penyakit diabetes millitus disebabkan
oleh berbagai macam faktor terutama faktor keturunan
dan faktor perilaku. Faktor keturunan..Faktor
perilaku..

Komplikasi penyakit DM

Paragraf 3
Penyakit Diabetes Millitus jika tidak segera
dilakukan
penanganan
akan
menimbulkan
komplikasi

17

Angka kejadian DM
di kab Sragen

Paragraf 4
Berdasarkan catatan rekam medik RSUD Sragen
tahun 2006 angka kejadian diabetes millitus mengalami
peningkatan dari 78 orang (10,21 %) menjadi 102 orang
(15,58 %)

Asuhan keperawatan pasien


DM di RSUD Sragen

Paragraf 5
Perawatan yang dilakukan pada klien diabetes
militus di bangsal melati RSUD Sragen menurut parawat
Ambar .kendala

Ketertarikan penulis

Paragraf 6
Dari hal-hal diatas penulis tertarik untuk membuat
karya tulis ilmiah dengan judul Analisis asuhan
keperawatan pada pasien Diabetes Millitus di Bangsal
melati RSUD Sragen

Masalah utama yang dihadapi ketika menyusun latar belakang adalah sistematika
penulisan yang tidak jelas, yaitu tidak mengikuti pola kerucut terbalik. Berikut ini adalah
sistematika penulisan yang dapat membantu penulisan latar belakang.
Masalah-masalah yang sering dijumpai:

Awal yang terlalu lebar

Sebagai contoh dalam penelitian mengenai evaluasi kemampuan para petugas penyuluh
keluarga berencana (PKB) dalam menyuluh reproduksi sehat, latar belakang masalah
diawali dengan penurunan Total Fertility Rate (TFR) dari periode 1960-an hingga saat ini.
Awal latar belakang ini menjadi terlalu lebar, terutama apabila pada akhirnya peneliti tidak
mampu mengungkapkan kaitan antara penurunan TFR dengan kemampuan petugas PKB.

Tidak terstruktur

Ketika seseorang harus mulai menulis, seringkali proses menulis ini tidak diawali dengan
menyusun rerangka tulisan. Semakin rinci rerangka yang dibuat, akan semakin mudah bagi
kita untuk mengembangkannya menjadi kalimat-kalimat. Latar belakang (atau bagian tesis
lain) yang tidak terstruktur pada umumnya disebabkan oleh karena penulis tidak menyusun
kerangka tulisan terlebih dahulu.

Fixed idea

Masalah penelitian seringkali tidak muncul dari latar belakang masalah yang disajikan.
Dalam hal ini, peneliti mempunyai keinginan atau interest yang lebih didasarkan atas
keinginan pribadi, bukan didasarkan atas latar belakang masalah. Sebagai contoh, ketika
mendiskripsikan keadaan di suatu rumah sakit, tampak bahwa permasalahan yang menonjol
adalah konflik antara direktur rumahsakit dan dokter spesialis yang bermuara pada masalah
struktur jasa medik yang dirasakan tidak adil. Namun demikian, ketika mengajukan
permasalahan penelitian, masalah yang dipilih adalah pendapat pasien tentang informedconsent, yang tidak berkaitan dengan latar belakang masalahnya.
18

2. Rumusan Masalah.

Ada beberapa kriteria dalam menulis perumusan masalah yang baik (Hendrartini,
J & Kusnanto,H, 2005) adalah :
Masalah sebaiknya dirumuskan dengan ringkas, akurat serta memungkinkan
penjelasan atau pengujian secara empiris .
Rumusan masalah dapat berbentuk kalimat tanya.
Misalnya : Bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang
menderita effusi pleura ?.atau pernyataan, misalnya : Pemberian Asuhan
keperawatan secara baik akan mempercepat penyembuhan pada pasien dengan
effusi pleura.
Walaupun masalah yang diteliti sangat kompleks, rumusan masalahnya harus
jelas, sehingga tidak terjadi salah penafsiran.

3. Tujuan

Tujuan merupakan pernyataan peneliti mengenai hasil akhir yang akan dicapai,
sehingga nantinya dapat membantu anda dalam menyusun tinjauan pustaka maupun
metode penulisan yang akan dipakai.

Dirumuskan dalam bentuk pernyataan konkret (observable) serta dapat diukur


(measurable). Kalau tujuan terlalu luas, maka perlu dibuat tujuan umum dan tujuan
khusus. Dalam penulisan tujuan ini biasanya sering menggunakan kata kerja.

Contoh :
Untuk menganalisis asuhan keperawatan keperawatan pada Tn. SR dengan Effusi
Pleura di Ruang Anggrek Rumah Sakit Salman Al-farisi Yogyakarta.

4. Manfaat

Sebagaimana layaknya sebuah penelitian, studi kasus harus mempunyai manfaat.


Sebab jika tulisan anda tidak ada manfaatnya berarti jerih payah anda selama ini
tidak ada gunanya.

Manfaat studi kasus anda secara eksplisit harus mempunyai kontribusi terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan bidang keperawatan, peningkatan kinerja
keperawatan, efisiensi serta dapat mempengaruhi stakeholder.

5. Metode penulisan
Maksud dari metode penulisan disini adalah pendekatan atau desain apa yang
digunakan untuk mengumpulkan data sebagai informasi awal dari penelitian anda.

Menurut Yin, R.K, (2005) bahwasanya metode yang sering digunakan dalam studi
kasus adalah eksplanatoris, eksploratis dan deskriptif.

Anda dapat memilih metode apa yang paling cocok dengan situasi dan kondisi anda
saat anda melakukan pengkajian pada pasien agar nantinya didapatkan data yang
19

valid dan memudahkan anda dalam memberikan asuhan keperawatan serta


pemecahan masalah yang dihadapi oleh pasien.
Contoh : Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah menggunakan
metode Deskriptif melalui studi kasus dan studi kepustakaan dengan metode pendekatan
asuhan keperawatan. Adapun tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
a. Observasi adalah tindakan yang langsung digunakan kepada klien dengan cara
mengamati keadaan umum dari perilaku klien
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab yang dilakukan langsung pada pasien
dan keluarga.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah teknik perawatan untuk memperoleh data sesuai dengan
kasus yang dikelola melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah poses pencatatan yang dilakukan perawat dari keadaan
klien, seperti catatan medis maupun catatan keperawatan dan laboratorium.
e. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan adalah proses untuk mendapatkan dasar teoritis yang
berhubungan dengan Karya Tulis Ilmiah. Adapun sumber tersebut dari beberapa
buku buku dan sumber lainnya yang bersifat ilmiah
6. Sistematika Penulisan

Merupakan garis besar isi karya ilmiah anda, dimana dari bab pendahuluan, tinjauan
Pustaka, tinjauan kasus, pembahasan dan penutup. Disini juga dicantumkan isi dari
sub bab - sub bab yang ada dari setiap bab.

Contoh Sistematika Penulisan


Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari enam bab, yang secara sistematika disusun dengan
susunan sebagai berikut
a. Bab 1 : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan umum dan khusus,
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
b. Bab 2 : Tinjauan Pustaka menguraikan tentang konsep dasar medis dan konsep dasar
asuhan keperawatan Diabetes Melitus..
c. Bab 3: Tinjauan kasus, menguraikan tentang pembahasan pelaksanaan keperawatan
pada klien dengan Diabetes Melitus yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
d. Bab 4: Pembahasan, menguraikan tentang kesenjangan antara asuhan keperawatan
teoritis dan asuhan keperawatan dari kasus yang ditemukan
e. Bab 5 : Penutup, yang terdiri kesimpulan dan saran.

Untuk mengetahui apakah Anda telah memahami tentang cara pembuatan Bab
pendahuluan studi kasus keperawatan coba Anda jawab latihan berikut ini!
Latihan 1.
1.
Apakah yang dimaksud dengan masalah dalam penelitian
2.
Bagaiman cara penyusunan latar belakang masalah
3.
masalah apa yang sering ditemukan dalam penyusunan latar belakang
masalah
4.
Bagaiman cara penyusuan rumusan masalah
5.
Bagaiman cara penyusunan tujuan penelitian
6.
Perlukah laporan ilmiah menuliskan manfaat penelitian? Jelaskan !
7.
Metode penelitan apa yang sering digunakan dalam penelitian studi kasus ?

20

Bagus! Anda telah menjawab pertanyaan-pertanyaan pada latihan 1, coba cocokkan dan
diskusikan jawaban anda dengan 3orang teman anda !
D. Tugas kegiatan Belajar 2
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang !!
1. Metode pengumpulan data dimana penulis mengambil sumber-sumber buku yang
berkaitan dengan kasus yang diteliti disebut ..
a. studi dokumentasi
d. observasi
b. studi kasus
e. wawancara
c. studi pustaka
2. Masalah-masalah yang sering dijumpai dalam pembuatan latar belakang masalah
a.awal terlalu lebar
d. a dan b
b. deduksi
e. a dan c
c.fixed idea
3. Pada pembuatan latar belakang masalah sering hasilnya tidak tersusun/terstruktur
dengan baik. Hal ini biasanya terjadi karena ...
a. didasarkan keinginan pribadi
b. tidak menyusun kerangka tulisan terlebih dahulu
c. kesulitan mengambil referensi
d. belum menuliskan rumusan masalah yang diteliti
e. belum merumuskan manfaat penelitian
4. Dalam latar belakang yang perlu ditulis adalah kecuali
a. seberapa banyak orang yang terkena penyakit kasus yang diteliti
b. insidensi penyakit kasus
c. bagaimana penanganan penyakit kasus yang diteliti
d. pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa dari kasus yang diteliti
e. ketertarikan penulis
5. Tujuan dari studi pendahuluan adalah...
a. menelusuri lebih jauh apa yang akan dipermasalahkan
b. Mendalami hakekat masalah secara sistematik dan intensif
c. Memahami permasalahannya yang menjadi pusat perhatian
d. meyakinkan peneliti bahwa penelitiannya perlu dan dapat diaksesnya
e. semua benar
6. kesenjangan antara harapan dan kenyataan disebut ...
a. masalah
d. a dan c
b. rumusan masalah
e. a,b, dan c
c. gap
7. Kriteria perumusan masalah yang baik adalah....
a.masalah sebaiknya dirumuskan dengan ringkas, akurat, serta memungkinkan
penjelasan dan pengujian secara empiris
b.
berbentuk kalimat tanya
c.walau masalah yang diteliti kompleks, rumusan masalah harus jelas
d.
a dan b benar
e. semua benar
8. Hal-hal ini benar tentang penulisan tujuan penelitian , kecuali....
a. pernyatan peneliti mengenai hasil akhir yang akan dicapai
b. dapat dibuat tujuan umum dan khusus
c. bentuk pernyataaan observable dan measureable
d. penulisan tujuan dengan kata kerja.
e. dapat berbentuk kalimat tanya.
9. Teknik pengumpulan data mengamati aktif asuhan keperawatan pada klien
a. wawancara
d. Pemeriksaan fisik
b. observasi
e. Studi pustaka
c. studi dokumentasi
10. Metode penulisan yang sering digunakan dalam studi kasus adalah kecuali
a. deskriptif
b. eksplanatoris
c. assosiatif
d. eksploratif
21

E. Umpan balik dan tindak lanjut


Rumus :
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------------------ x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
< 69% = kurang
Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka dinyatakan telah
menguasai kegiatan belajar 2 ini, dan dapat meneruskan ke kegiatan berikutnya. Tetapi
kalau nilai Anda masih di bawah 80%, maka harus mengulang kegiatan belajar ini
terutama bagian yang belum dikuasai.

22

Kegiatan Belajar 5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan cara menulis bab 2 tinjauan pustaka karya tulis ilmiah studi kasus
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Tinjauan teori medis
a. Definisi kasus
b. Anatomi fisiologi
c. Etiologi
d. Patofisiologi
e. Manifestasi klinik
f. Prognosis
g. komplikasi
h. Penatalaksanaan
2. Tinjauan asuhan keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Rencana intervensi
C. Uraian Materi
TINJAUAN PUSTAKA

Disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian serta masalah yang


akan dipecahkan.

merupakan presentasi, klasifikasi dan evaluasi tentang apa yang telah ditulis oleh
peneliti-peneliti lain mengenai suatu subjek tertentu (Hakimi, M, 2005)

mempertimbangkan secara masak-masak materi apa yang cocok untuk anda tulis
sesuai dengan kasus yang anda ambil.

Pada dasarnya yang dibahas dalam tinjauan pustaka adalah ada dua kelompok besar.
Pertama adalah tinjauan teori medis yang berhubungan dengan studi kasus anda dan
yang kedua adalah tinjauan asuhan keperawatan terhadap kasus yang anda ambil.

A. Tinjauan teori medis


23

1. Definisi kasus

Tahap awal anda perlu mendefinisikan kasus anda misal; Asuhan keperawatan
pada pasien TnS dengan efusi pleura di Ruang Anggrek Rumah Sakit Salman AlFarisi Yogyakarta. Disini anda mencari definisi dari apa yang dimaksud dengan
efusi pleura?.

literatur yang anda gunakan. Misalnya: Ilmu penyakit dalam, kapita selekta
kedokteran, keperawatan medikal bedah dan masih banyak lagi referensi-referensi
yang saling berkaitan dengan kasus tersebut, tugas anda untuk melacaknya sendiri
agar didapatkan hasil yang memuaskan

2. Anatomi Fisiologi

Sifatnya tidak mutlak, jika memang dibutuhkan bisa anda sampaikan, akan tetapi
jika tidak dibutuhkan anatomi fisiologipun tidak anda cantumkan juga tidak apaapa.

Dalam kasus efusi pleura disini, mungkin anda bisa menyampaikan anatomi serta
fisiologi dari paru. Anda bisa membahas fungsi paru itu apa saja, letak rongga
pleura itu dimana? Dan sebagainya.

3. Etiologi

Apa yang menyebabkan seseorang bisa menderita efiusi pleura. Faktor-faktor apa
sajakah yang dapat menyebabkan seseorang bisa menderita efusi pleura dan
sebagainya.

4. Patofisiologi

Berhubungan langsung dengan proses berjalannya penyakit. Misalnya ; kebiasaankebiasaan apa yang dapat menyebabkan pasien menderita effusi pleura. Kenapa
adanya cairan dalam rongga pleura dapat menyebabkan pasien sesak nafas dan
seterusnya.

5. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang mengarah pada diagnosis efusi pleura. Misalnya ; pasien sesak
nafas, demam, anoreksia, nyeri dan sebagainya.

6. Prognosis

Berupa perkiraan kedepan dari diagnosis penyakit dengan cara melihat kondisi
tubuh pasien saat dini. Jika melihat kondisi tubuh pasien kurus kering, kira-kira
prognosisnya apa? Prognosis disini semacam ramalan sementara yang didasarkan
dengan data ilmiah.

7. Komplikasi

Apabila penyakit efusi pleura tersebut tidak diatasi, atau dibiarkan berlarut-larut
kira-kira akan berdampak apa pada organ tubuh yang lain sebelumnya sehat
menjadi sakit akibat dari penyakit efusi pleura yang tidak diatasi/disembuhkan

8. Penatalaksanaan

24

Berupa penanganan atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita oleh klien.
Misalkan pengobatan secara oral, pengambilan cairan pleura yang bewrlebihan dan
sebagainya.

B. Tinjauan Asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Pengkajian dilakukan secara spesifik pada kasus kelolaan. Gunakanlah teknik
anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik untuk kemudian menegakkan diagnosa
keperawatan dan memprioritaskannya.
b.

Data yang lengkap sangat membantu anda dalam mengidentifikasi setiap


permasalahan yang muncul

serta

nantinya dapat memudahkan anda dalam

menegakkan diagnosa keperawatan.


c. Gunakan Fungtional health patterns (Gordon,,
dalam

disitasi,

Effendi,

C,

2005)

melakukan pengkajian/pengumpulan data klien untuk membantu dalam

pemilihan diagnosa keperawatan yang sesuai.


2. Diagnosa Keperawatan
a. Tentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien dengan
menggunakan diagnosa keperawatan NANDA taksonomi II
b. Yakinlah bahwasanya masalah keperawatan klien sesuai dengan definisi diagnosa
keperawatan yang telah anda pilih.
c. Anda harus memahami masing-masing definisi dari diagnosis keperawatan yang
telah anda tetapkan agar nantinya diagnosa keperwatan yang aqnda tegakkan
tersebut sesuai dengan kondisi klien.
d. Menentukan etiologi yang sesuai dengan kondisi klien.
3. Rencana Intervensi
a. pilihlah intervensi yang sesuai dengan kondisi klien.
b. Intervensi yang dipilih hendaknya yang operasional dan dapat digunakan untuk
memecahkan masalah keperawatan yang dialami klien

25

D. Tugas kegiatan belajar 3


Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang !!
1. Perkiraan kedepan dari diagnosis penyakit dengan cara melihat kondisi pasien
saat dini disebut ...
a. komplikasi
b. definisi
c. prognosis
d. asumsi
e. manifestasi klinik
2. Proses berjalannya penyakit disebut ..
a. fisiologi
b. manifestasi klinik
c. patofisilogi
d. prognosis
e. komplikasi
3. Dibawah ini ada dalam gambaran umum/tinjauan teori medis pada BAB II KTI,
kecuali ...
a. manifestasi klinik
b. prognosis
c. intervensi
d. patofisiologi
e. etiologi
4. Dalam pengambilan diagnosa keperawatan perlu diperhatikan hal-hal sebagaii
berikut kecuali,...
a. gunakan NANDA taksonomi II
b. masalah keperawatan sesuai dengan definisi diagnosa keperawatan yang
ditulis.
c. Pahami definisi diagnosa yang diambil
d. Menentukan etiologi sesuai kondisi klien
5. Pernyataan berikut adalah benar tentang tinjauan pustaka,kecuali
a. klasifikasi, presentasi dan evaluasi tentang apa yang ditulis
peneliti peneliti lain tentang subjek tertentu
b. tidak perlu memasukkan semua referensi
c. perlu memilah referensi yang sesuai
d. terdiri dari tinjauan medis dan tinjauan askep
e. berisi tentang kasus yang diambil

E. Umpan balik dan tindak lanjut


Rumus :
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------------------ x 100%
5
Arti tingkatan penguasaan yang capai:
100% = baik sekali
80% = baik
60 = sedang
< 60% = kurang

26

Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka dinyatakan telah


menguasai kegiatan belajar 3 modul ini, dan dapat meneruskan ke kegiatan berikutnya.
Tetapi kalau nilai Anda masih di bawah 80%, maka harus mengulang kegiatan belajar
ini terutama bagian yang belum dikuasai.
Kegiatan Belajar 6

TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1.

Cara menulis Kutipan


a. kutipan langsung
b.

2.

Kutipan tidak langsung

Format pengetikan KTI

C. Uraian Materi
CARA MENULIS KUTIPAN
Dalam membuat karya ilmiah, anda tidak terlepas dari referensi-referensi yang
biasanya dibuat acuan baik itu

sebagai acuan pokok ataupun hanya sebagai wahana

penambah wawasan dalam menulis. Tidak jarang andapun akan melakukan pengutipan
terhadap sebagian tulisan dari sumber yang dibaca. Apabila ini anda lakukan, maka nama
penulis buku yang dijadikan referensi dan didalamnya ada beberapa pendapat beliau yang
anda kutip, maka seharusnyalah jika nama penulis buku dicantumkan dalam tulisan karya
ilmiah anda. Karena kalau tidak, maka anda dapat dikatakan sebagai plagiarism (menjiplak
hak karya orang lain).
Pada dasarnya ada dua cara dalam melakukan kutipan, yaitu kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Dikatakan kutipan langsung adalah jika anda melakukan kutipan
dari sebuah sumber dengan cara menulis kata dan kalimat sama persis dengan aslinya.
Setiap kutipan lansung harus ditulis dengan cara didahului dan diakhiri dengan tanda petik
(). Apabila kutipan tersebut setelah anda tulis maksimal tiga baris, maka cara
penulisannya bisa dimasukkan langsung pada alinea sebelumnya dengan dua spasi, akan
tetapi jika kutipan tersebut setelah anda tulis melebihi tiga baris, maka cara penulisannya
harus dengan alinea baru dengan spasi dua. Disamping itu pula, jika ada kata-kata dari
27

pendapat penulis buku yang anda kutip dan tidak anda pakai maka sebagai gantinya adalah
dengan diketik tiga titik().
Contoh :
1. Nasrul, E.(1998) mengatakan bahwa Pengelolaan perawatan kesehatan masyarakat
terdiri dari perencanaan (P.1), pelaksanaan (P.2) dan pengawasan (P.3) dengan
demikian (langsung masuk kedalam alinea sebelumnya, spasi dua).
2. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah
kesehatan

secara

aktual

ataupun

potensial.

Tujuannya

adalah

untuk

mengidentifikasi; pertama, adanya masalah aktual berdasarkan respon klien


terhadap masalah atau penyakit ; kedua, factor-faktor yang berkontribusi atau
penyebab

adanya

masalah

ketiga,

kemampuan

klien

mencegah

atau

menghilangkan masalah (Gaffar, L.O.J,1999).(ditulis denganalinea baru dengan


spasai satu ).
3. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi femur
kedalam asetabulum tulang koksae,(Syaifuddin, 1997).
4. radang panggul yang menyebabkan infertilitas sebanyak 20-25%, untuk kedua
kali menjadi 30-35 % sedangkan bila untuk ketiga kalinya akan mengalami
infertilitas sebesar 60-75%(Manuaba, I.B.G, 1998).
Dikatakan kutipan tidak langsung adalah jika anda mengambil ide dari sebuah
referensi yang anda gunakan, namun saat anda menulisnya kedalam tulisan karya ilmiah
anda adala h dengan menggunakan kata-kata atau kalimat anda sendiri. Disini walaupun
anda tidak menulisnya sama persis dengan referensi yang anda gunakan akan tetapi karena
ide anda muncul setelah membaca dan menghayati isi referensi tersebut maka anda
berkewajiban pula untuk mencantumkan nama penulis buku yang anda jadikan referensi
tersebut baik dalam teks kutipan anda lebih-lebih nantinya dalam daftar pustaka juga.
Dibawah ini beberapa contoh dalam menulis kutipan.
1.

Tulisan dengan satu orang penulis


Contoh :
Prasetyo, E. (2005) mengatakan bahwa peran dokter, perawat hingga apoteker adalah
profesi yang mengemban misi kemanusiaan, bukan pekerja yang menjadi kaki tangan
perusahaan farmasi.
dua pertiga jam kerja rata-rata dokter puskesmas tersita hanya untuk mengobati
(Prasetyo, E.,2005).
Pada tahun 2005, Prasetyo, E mengadakan penelitian bahwa orang-orang Indonesia
yang sakit dan tidak bisa pergi ke pelayanan kesehatan adalah orang miskin, sedangkan
penggunaan JPS tidak sesuai ketentuan

2. Tulisan dengan dua orang penulis


Jika penulis hanya dua dan kurang atau sama dengan tiga maka nama pengarangnya
dicantumkan semua.
28

Contoh:
Osborne, D dan Gaebler, T (2005) dalam sebuah kesempatan mengemukakan
organisasi yang digerakkan oleh misi lebih efisien ketimbang organisasi yang
digerakkan oleh peraturan.
3. Tulisan dengan lebih dari tiga orang penulis
Jika penulis lebih dari tiga orang maka nama yang paling awal dan diikuti dengan kata
et al dengan cetakan miring.
Contoh :
Kotter, J.P, et al (2004) menyebutkan .......
Dalam keperawatan medikal bedah, bahwasanya pasien dengan fraktur komplikata
harusnya dilakukan ....(Smeltzer, et al, 2002)
4. Institusi sebagai penulis
Contoh :
Depkes (2005) Penanganan demam berdarah .....
Dianjurkan untuk semua rumah agar bebas jentik, dengan cara melakukan tiga M, yaitu
menguras, menimbun dan menutup. Hal ini....(Depkes, 2005).
5. Penulis yang sama dengan sumber yang berbeda
Jika ada seorang penulis yang menulis buku lebih dari satu, yakni dua atau tiga buku
dan ketiga-tiganya dijadikan sumber rujukan, maka cara melakukan penulisan kutipan
adalah sebagai berikut :
a. Apabila tahun terbit bukunya berbeda, maka penulisannya tidak ada masalah. Yaitu
buku yang tahun berapa yang anda kutip.
Contoh :
Suripto (2004) mengemukakan ....
Rasa optimisme sangatlah penting, sebab ..... (Suripto, 2005)
Pro dan kontra rancangan undang-undang anti pornografi dan pornoaksi menurut
Suripto (2006) akan mengakibatkan banyak pihak yang ....
b. Apabila tahun terbit bukunya sama, maka cara penulisannya adalah dengan cara
diberi tanda tambahan. Misalnya : 2005a, 2005b, 2005c dan seterusnya.
Contoh :
Suharsono (2006a) menjelaskan bahwasanya ....
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suharsono (2006b) didapatkan hasil bahwa
kinerja perawat Rumah Sakit Tawakkal sangat ....
6. Nama Penulis buku tidak ada
Jika anda menggunakan referensi dimana referensi tersebut tidak tercantum nama
penulis, maka yang anda lakukan adalah mengganti nama penulis dengan kata
(Anonim).
29

Contoh :
Dunia pendidikan keperawatan akhir-akhir ini tampak kurang peminatnya, hal ini
disebabkan karena banyaknya sekolah tinggi kesehatan / Stikes baru bak jamur di
musim penghujan, disamping itu pula biaya masuk perguruan tinggi bidang kesehatan
sangatlah tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat ekonomi menengah ke
bawah. Sehingga tampaknya kedepan duniaq pendidikan kesehatan kita tampaknya
akan mengalami ... (Anonim, 2006).
7. Nama penulis artikel koran tidak ada
Jika anda menggunakan referensi surat kabar/koran, majalah dimana artikel dalam
referensi itu tidak tercantum nama penulis, maka yang anda lakukan adalah mengganti
nama penulis langsung dengan nama koran atau majalah tersebut sebagai kata ganti
anonim.
Contoh :
Proses hukum mantan presiden Suharto dihentikan, diharapkan semua kekayaan
dikembalikan pada negara ....(Kedaulatan Rakyat, 2006).
8. Hasil wawancara dan atau komunikasi sumber terkait
Jika anda melakukan komunikasi dan atau wawancara dengan pihak-pihak terkait yang
berhubungan dengan penelitian anda dengan harapan anda mendapatkan data sekunder
dari karya ilmiah anda baik itu melalui telpon, wawancara langsung, surat serta dengan
melalui media lainnya, maka hasil dari komunikasi tersebut anda cantumkan dalam
tulisan anda sebagai pendapat dari orang yang anda ajak komunikasi, namun di dalam
daftar pustaka tidak usah ditulis lagi.
Contoh :
Menurut Widarto (Mei 20, 2006) selaku direktur Akper Karya Bakti Husada Bantul
Yogyakarta berkurangnya anilo calon mahasiswa untuk menuntut ilmu di Akper Karya
Bakti Husada Bantul Yogyakarta adalah ...
9. Penggunaan Referensi sekunder
Dinamakan referensi sekunder adalah apabila adaseseorang penulis buku yang
dijadikan referensi oleh anda dimana isi buku didalamnya, penulis buku tersebut juga
melakukan kutipan-kutipan terhadap buku-buku lain, padahal anda mau mengutip
pendapat orang yang telah dikutip oleh penulis buku yang anda jadikan referensi.
Sebagai ilustrasi ; Si A menulis buku dengan judul diagnosa keperawatan . Setelah
anda baca isinya sampai selesai ternyata didalam buku tersebut si A juga mengutip
pendapat-pendapat orang lain, misalnya pendapat si B dan si C. Didalam daftar pustaka
buku si A juga tercantum nama pengarang buku yakni diantaranya adalah si B dan si C.
Anda sendiri ingin menguti p pendapat si b atau si C. Padahal anda tahu itu semua dari
30

buku karya si A. Yang harus andalakukan adalah mencari buku asli karya B atau si C
tersebut sesuai dengan yang tertulis dalam daftar pustaka karya si A.
Jika anda mengalami kesulitan untuk mendapatkan buku asli karya si B atau si C
karenasesuatu hal padahalanda sudah mencarinya, maka anda diperbolehkan mengutip
pendapat si b atau si C dari buku karya si A, walaupun sebenarnya dimungkinkanada
pebedaan persepsi dengan apa yang dimaksud oleh si A dengan apa yang dimaksud oleh
si A dan si C.
Contoh:
Poerwanto, P (1997, disitasi oleh Gaffar, 1999) paradigma sebagai satu perangkat
bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunaannya untuk
dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam memikirkan, melihat,
memberikan makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.
Keterangan :
Pendapat tersebut adalah pendapat Poerwanto yang anda baca dan anda kutip dari buku
karanga Gaffar. Dalam daftar pustaka yang anda tulis adalah namanya Gaffar bukan
nama Poerwanto, karena anda tidak membaca secara langsung dari buku karangan
Poerwanto tersebut. Hal ini bisa anda lakukan jika anda sudah mencari buku karya
Poerwanto tersebut akan tetapi anda tetap tidak mendapatkannya. Kalau Gaffar
melakukan kutipan tidak langsung terhadap pendapat Poerwanto, maka bisa
dimungkinkan apa yang dimaksud oleh Poerwanto dengan apa yang dimaksud oleh
Gaffar berbeda, dan anda juga bisa jadi mempersepsikan yang berbeda pula. Sehingga
cara yang terbaik adalah anda mencari sumber asli buku tersebut sampai ketemu, jangan
mencari jalan pintas hanya untuk mempercepat selesainya tugas akhir anda dan biar
cepat lulus kuliah.
FORMAT PENGETIKAN
1. Pengetikan naskah
a. Jenis huruf yang digunakan adalah time new roman dengan font 12 untuk seluruh
naskah yang digunakan.
b. Spasi yang digunakan adalah dua spasi untuk seluruh naskah, sedangkan untuk
abstraks, table menggunakan satu spasi.
c. Penulisan bilangan dengan angka latin jika bilangan tersebut lebih dari 10
jikakurang dari 10 menggunakan huruf. Misalnya : tiga, enam, 11, 16, 123 dan
sebagainya. Usahakan untuk memulai sebuah kalimat dalam paragraph dengan
angka.
d. Penulisan satuan harus sesuai dengan singkatan resmi. Misalnya Hb, kg, ml, gr, dan
lain sebagainya.
31

e. Batas pengetikan dari tepi kertas diatur sebagai berikut : Tepi atas dan tepi kiri 4
cm, sedangkan tepi bawah dan tepi kanan 3 cm.
f.

Alinea baru dimulai dengan ketukan ke enam dari batas kertas tepi kiri serta tidak
menggunakan tambahan spasi antara awal paragraph maupun akhir paragraph.

g. Penulisan awal kalimat dengan menggunakan huruf capital.


h. penulisan judul, subjudul, serta anak subjudul semuanya ditulis tanpa tanda titik.
Judul ditulis dengan huruf capital semua. Untuk sub judul semua awal kata ditulis
dengan huruf capital kecuali pada penghubung dan kata depan. Anak sub judul
ditulis dengan huruf awal saja dengan huruf kapital.
2. Bahan dan ukuran kertas
a. untuk diajukan sebagai bahan ujian, naskah bias diketik diats kertas HVS ukuran
kwarto 60/70 gram. Setelah diujikan dan selesai direvisi naskah diketik diatas kertas
HVS 80 gr. Dan dijilid hard cover, mengenai warna cover tergantung kebijakan
institusi tempat anda menimba ilmu.
b. Jumlah halaman untuk karya ilmiah tidakada aturan yang baku , untuk derajad
Diploma III kira-kira 30 halaman dan maksimal 60 halaman (tida termasuk bagian
permulaan dan lampiran).
3. Cara penomoran
a. Untuk bagian permulaan atau biasa disebut bagian awal, cara penomorannya dengan
menggunakan angka romawi kecil. Misalnya : halaman judul : harusnya
menggunakan (i), namun disini tidak usah ditulis dan langsung ke halaman
berikutnya dengan penomoran (ii).
b. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas atau disebelah kanan bawah
(harus konsisten), terkecuali pada halaman yang ada judul bab-nya, pada halaman
ini penulisan nomor berada ditengah tengah halaman bagian bawah atau tudak
usah dicantumkan, untuk selanjutnya tinggal mengikutinyasaja.
c. Untuk penomoran table dan gambar menggunakan angka arab.
d. Dalam membuat penomoran judul sebagai berikut :
I.
II. A.
B.
C. 1.
2. a.
b.
4. Penggunaan bahasa
a. Dalam penulisan karya ilmiah harus menggunakan bahasa indonesia dengan ejaan
yang telahdisempurnakan (EYD).

32

b. Bentuk kalimat sebaiknya tidak menggunaan orang pertamadan kedua. Misalnya :


saya, aku, kamu, engkau) akan tetapi menggunaan kalimat pasif. Kata saya bisa
diganti dengan kata penulis.
c. Sedapat mungkin untu menggunakan istilah istilah dalam bahasa Indonesia yang
dapat dipahami oleh bayak orang namun demikian jikalau terpaksa menggunaan
istilah asing maa setiap ada istilah asing cara penulisannya adalah dengan
menggunakan italic atau dicetak miring.
D. Latihan Kegiatan belajar 4
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang !!
1. Menurut Poerwanto, P. (1997, disitasi oleh Gaffar, 1999) paradigma sebagai
salah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan
bagi penggunaaanyauntuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang
khas dalam memikirkan, melihat, memberikan makna, menyikapi dan memilih
tindakan mengenai sesuatu tindakan atau fenomena manusia.
Dari contoh penulisan kutipan diatas, manakah pernyataan berikut yang
benar
a. pendapat tersebut adalah pendapat Poerwanto
b. pendapat tersebut anda kutip dati buku karangan Gaffar
c. dalam daftar pustaka yan ditulis adalah nama Poerwanto
d. a dan c
e. a,b dan c
2. Dari contoh penulisan kutipan diatas, manakah pernyataan berikut yang salah
a. merupakan cara penulisan referensi sekunder
b. Gaffar adalah pengarang asli
c. Poerwanto melakukan kutipan dari Gaffar
d. a dan b
e. b dan c
3. Penulisan berikut adalah benar..
a. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... (Syaifuddin, 1997).
b. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... (Syaifuddin, (1997)).
c. Menurut (Syaifuddin, 1997), Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari
varietas sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang koksae,
... .
d. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... (Syaifuddin, 1997).
e. Menurut Syaifuddin, 1997, sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas
sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ...
4. Jika penulis melakukan kutipan dari suatu sumber buku dengan menulis kata
atau kalimat sama persis dengan aslinya disebut
a. kutipan langsung
b. kutipan tidak langsung
c. kutipan komplit
d. kutipan sederhana
e. kutipan lengkap
5. Penulisan kutipan dibawah ini adalah tidak benar, kecuali
a. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae (Syaifuddin, 1997).
b. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, (Syaifuddin, 1997).
c. Syaifuddin, 1997 mengatakan sendi pinggul adalah sendi sinovial dari
varietas sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang koksae.
d. Syaifuddin, 1997 mengatakan sendi pinggul adalah sendi sinovial dari
varietas sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang koksae.
e. Syaifuddin (1997) mengatakan bahwa sendi pinggul adalah sendi sinovial 33
dari varietas sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang
koksae.

6. Pernyataan dibawah ini adalah benar, kecuali..


a. Setiap kutipan langsung harus didahului dan diakhiri dengan tanda petik().
b. Jika penulis dua atau sama dengan tiga diikuti dengan kata et al dengan cetak
miring
c. Jika penulis lebih dari tiga. diikuti dengan kata et al dengan cetak miring
d. Jika ada pendapat penulis buku yang tidak dicantumkan sebagai gantinya adalah
dengan diketik tiga titik ().
e. Jika nama penulis buku tidak ada, diganti dengan kata anonim.
7. Bahan ukuran kertas yang dipakai setelah selesai revisi da siap dijilid adalah
a. HVS Kwarto 60 gram
b. HVS Kwarto 70 gram
c. HVS Kwarto 80 gram
d.HVS A5 80 gram
e. HVS A5 70 gram
8. Berikut adah cara pengetikan naskah KTI yan benar, kecuali...
a. spasi dua
b. time new roman
c. font 12
d. penulisan judul dan subjudul ditulis dengan titik.
e. awal kalimat menggunakan huruf besar.
9. Penggunaan bahasa dalam KTI harus memenuhi kriteria..
a. Bahasa Indonesia dengan ejaan yang telah disempurnakan (EYD)
b. kata saya diganti penulis.
c. istilah asing ditulis italic.
d. sedapat mungkin pakai bahasa Indonesia
e. Benar semua
10. Cara penomoran naskah KTI yang benar adalah kecuali ...
a. bagian awal, cara penomorannya dengan menggunakan angka romawi kecil.
b. Penomoran pada bab 1 menggunakan (i)
c. halaman yang ada judul bab-nya penulisan nomor berada ditengah tengah
halaman bagian bawah atau tudak usah dicantumkan,
d. Untuk penomoran table dan gambar menggunakan angka arab.
e. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas atau disebelah kanan bawah
(harus konsisten)

E. Umpan balik dan tindak lanjut


Rumus :
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------------------ x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
< 69% = kurang
34

Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka dinyatakan telah


menguasai kegiatan belajar 2 ini, dan dapat meneruskan ke kegiatan berikutnya. Tetapi
kalau nilai Anda masih di bawah 80%, maka harus mengulang kegiatan belajar ini
terutama bagian yang belum dikuasai.
Kegiatan Belajar 7

TINJAUAN KASUS

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan TEKNIK PENULISAN TINJAUAN KASUS KTI
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1.

Pengkajian

2.

Diagnosa keperawatan

3.

Rencana intervensi

4.

Implementasi

5.

evaluasi

C. Uraian Materi
Tinjauan Kasus
Tinjauan kasus disini sebenarnya adalah hasil dari penelitian /survey anda. Selama
kurang lebih tiga hari anda melakukan pengamatan, pengkajian keperawatan dan semua
proses keperawatan sudah anda lalui, maka didapatkanlah hasil yang dinamakan dengan
tinjauan kasus. Dalam hal ini penulisannya biasanya peneliti studi kasus khususnya asuhan
keperawatan menggunakan penyajian tekstual, penyajian tabular terutama untuk proses
keperawatannya dan jarang sekali menggunakan penyajian secara grafik. Dikatakan
penyajian secara tekstual adalah anda dalam menyajikan hasil studi kasus dengan
menggunakan naratif/cerita. Misalnya : mengapa pasien masuk rumah sakit, apa yang
dirasakan, sudah berapa lama gejala tersebut muncul dan lain sebagainya. Pendiskripsian
disini harus sesuai dengan keluhan pasien, cerita cerita pasien yang tidak ada
hubungannya dengan kasus penyakitnya tidaklah ditulis dalam bab ini, sehingga anda perlu
melakukan editing terlebih dahulu. Sedangkan penyajian dalam bentuk tabular biasanya
dibuat pada penyajian proses keperawatan.
35

Dalam tinjauan kasus ini yang perlu ditampilkan adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
a.

Identitas klien dan penanggung jawab. Dengan memakai initial baik nama pasien
sendiri maupun initial penanggung jawab. Semua ini dilakukan untuk memastikan
identitas dan diagnosa medis apa yang dialami pasien. Nomor CM (medical record)
juga sangat perlu agar nantinya tidak terjadi salah diagnosis maupun perawatan
yang bisa menyebabkan kerugian pada pasien maupun keluarganya.

b.

Riwayat kesehatan klien. Dapat diawali dengan mengorek keterangan tentang


keluhan

utama

yang

dirasakan pasien sehingga pasien berusaha untuk

memeriksakan diri ke rumah sakit. Riwayat kesehatan dan kesakitan yang pernah
dialami pada masa lalu sampai sekarang secara kronologis terutama berhubungan
langsung dengan penyakit/ keluhan yang dirasakan oleh klien.
c.

Genogram. Sangatlah penting untuk mengetahui apakah ada penyakit keturunan


dengan penyakit yang diderita oleh pasien saat ini. Genogram menggunakan tiga
generasi keatas dari pasien secara runtut. Pada pasien lansia yang tidak mungkin
lagi mengingat istilah keluarga dan juga lupa, genogram tidak bisa dipaksakan,
karena sifat genogram disini tidaklah mutlak harus ada.

d.

Pola Kebiasaan klien


Aspek fisik-psikologis. Anda dapat membandingkan antara kebiasaan pasien
antara sebelum masuk rumah sakit dengan saat masuk rumah sakit. Adakah
perubahan yang signifikan

yang berhubungan dengan kasus penyakit yang

diderita oleh pasien yang nantinya bisa menghambat proses penyembuhan dan
perawatan penyakitnya. Aspek-aspek yang perlu anda kaji dan ketahui antara
lain ; pola nutrisi, pola eliminasi, pola kebersihan diri, aktivitas dan istirahat dan
sebagainya.
Aspek mental dan spiritual klien. Walaupun pasien menderita sakit fisik, tidak
lepas kemungkinan jika anda kaji kesehatan mentalnya juga akan ditemukan
sedikit gejala yang akan mengarah pada gangguan psikis. Sebagai contoh;
seseorang yang mengalami kanker rahim atau kanker payudara dan organ
tersebut harus diangkat atau pasien yang harus dilakukan amputasi kaki akibat
luka gangren karena diabetes militus, secara kasat mata yang diderita pasien
adalah fisiknya, namun jika anda kaji lebih jauh kemungkinan pasien akan
mengalami deperesi yang memungkinkan jiwanya tergoncang, denial/menolak
terhadap kenyataan yang sedang dialami. Aspeik-aspek disini yang perlu anda
kaji antara lain; konsep diri (gambaran diri, harga diri, ideal diri, peran diri serta
identitas diri), aspek intelektual klien, mekanisme koping/pemecahan masalah
serta support sistem.
e. Pemeriksaan fisik

36

Keadaan umum, meliputi tingkat kesadaran klien, apakah compos mentis,


apatis, stupor,stuporocoma, somnolen, koma. Vital sign juga sangant penting
untuk kasus-kasus yang membutuhkan penanganan cyto.

Pemeriksaan secara cepalo-caudal, dikenal dengan pemeriksaan secara


menyeluruh yang dimulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Pada kasuskasus tertentu pasien akan terlihat dengan jelas gejala yang mengarah pada
diagnosa-diagnosa penyakit tertentu yang tentunya lebih spesifik. Namun tugas
anda sebagai perawat adalah bukan untuk melakukan diagnosa medis adalah
tugas dokter, tugas anda sebagai perawat adalah mengkaji apakahj ada tanda dan
gejala yang abnormal dari tubuh pasien agar nantinya dapat anda tegakkan
diagnosa keperawatan untuk kemudian anda lakukan intervensi, implementasi
serta evaluasi.

f. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah, rontgen, USG, EKG, CT-Scan dan lain sebagainya yang
tujuannya adalah untuk mengetahui kadar normal dan abnormalitas setiap organ
tubuh yang tentunya berkaitan dengan kasus penyakit pasien.
2. Data Fokus
Data Subyektif
Data Obyektif
3. Analisa Data
Data (DS dan DO)
Etiologi
Masalah
4. Diagnosa Keperawatan
a. Tentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien dengan
menggunakan diagnosa keperawatan NANDA taksonomi II
b. Yakinlah bahwasanya masalah keperawatan klien sesuai dengan definisi
diagnosa keperawatan yang telah anda pilih.
c. Anda harus memahami masing-masing definisidari diagnosis keperawatan yang
telah anda tetapkan agar nantinya diagnosa kkeperwatan yang aqnda tegakkan
tersebut sesuai dengan kondisi klien.
d. Menentukan etiologi yang sesuai dengan kondisi klien.
5. Asuhan Keperawatan
a. Tujuan Keperawatan
Ingat rumus SMART (Spesific, measureble, achievable, realistic, time)
37

b. Intervensi

pilihlah intervensi yang sesuai dengan kondisi klien.

Intervensi yang dipilih hendaknya yang operasional dan dapat digunakan


untuk memecahkan masalah keperawatan yang dialami klien.

c. Implementasi
Dalam pelaksanaan, anda tinggal menerapkannya pada klien sesuai dengan
intervensi yang telah anda tetapkan sebelumnya.
d. Evaluasi

Ada dua macam evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses anda lakukan setiap kali melakukan implementasi, atau bisa
anda lakukan setiap shiff.

Evaluasi hasil adalah evaluasi yang anda lakukan sesuai kriteria hasil dari
tujuan yang hendak dicapai.

Untuk mengetahui apakah Anda telah memahami tentang cara pembuatan Bab tinjauana
kasus studi kasus keperawatan coba Anda jawab latihan berikut ini!
Latihan 1.
1. Huruf M dalam rumus SMART adalah ..
a. Meaningable
a. 1.
Mobility
c. Measureable
d. Merkabel
e. Metode
Penulisan tujuan askep:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pola nafas klien efektif,
ditandai dengan :
RR normal
Tidak ada suara nafas tambahan
Tidak ada sesak nafas
Irama nafas teratur
Suara nafas vesikuler
Nutrisi terpenuhi
2. Dari penulisan tujuan diatas, 3 x 24 jam merupakan penjabaran dari rumus
SMART yaitu pada ....
a. S
b. M
c. A
d. R
e. T
3. Dari penulisan kriteria hasil diatas manakah yang kurang bisa terukur ?
a. RR normal
b.Tidak ada suara nafas tambahan
c.Tidak ada sesak nafas
d.Irama nafas teratur
e.Suara nafas vesikuler
4. Dari penulisan kriteria hasil diatas manakah yang tidak spesifik?
a..Tidak ada suara nafas tambahan
b.Tidak ada sesak nafas
c. Irama nafas teratur
d. Suara nafas vesikuler
38
e. Nutrisi terpenuhi

Kegiatan Belajar 6

5. Berikut merupakan data subjektif .


a. tekanan darah 140/90 mmHg
b. klien mengeluh pusing
c. BB : 79 kg
d. a dan b
e. a,b dan c
6. dalam penulisan diagnosa keperawatan yang harus dicantumkan adalah ..
a.masalah
b.
data fokus
c.etiologi
d.
a dan b benar
e. semua benar
7. Dalam penulisan tujuan dan kriteria hasil perlu dipertimbangkan isi dari
kriteria mengarah pada penyelesaian sesuai kondisi pasien disebut
a.spesifik
d. realistic
b. measurable
e. time
c. achievable
8. Dalam penentuan intervensi keperawatan hendaknya diperhatikan ...
a. pilih sesuai kondisi klien
b. pilih yang operasional
c. dapat menyelesaikan masalah
d. sama persis dalam teori
e. spesifik dan realistik
9. Evaluasi yang sesuai dengan kriteria hasil dan tujuan yang hendak dicapai
a, evaluasi proses
d. evaluasi tujuan
b. evaluasi hasil
e. evaluasi kriteria hasil
c. evaluasi
10. Dari pola pengkajian dibawah ini yang termasuk dalam aspek fisik-fisiologis
a. nutrisi
b. konsep diri
c. mekanisme koping
d.keyakian agama
e. persepsi kesehatan

E. Umpan balik dan tindak lanjut


Rumus :
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------------------ x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
39

70% - 79% = sedang


< 69% = kurang
Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka dinyatakan telah
menguasai kegiatan belajar 5 ini, dan dapat meneruskan ke kegiatan berikutnya. Tetapi
kalau nilai Anda masih di bawah 80%, maka harus mengulang kegiatan belajar ini
terutama bagian yang belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 8

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan TEKNIK PENULISAN PEMBAHASAN KTI
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Rencana intervensi
4. Implementasi
5. evaluasi
C. Uraian Materi

PE M BAH ASAN
Dalam Pembahasan studi kasus, yang harus anda lakukan adalah menjelaskan dan
membandingkan antara teori yang ada gunakan dengan hasil penelitian proses keperawatan
berupa asuhan keperawatan yang anda lakukan secara langsung pada pasien. Ada sebuah
pertanyaan yang perlu anda jawab, mengapa hasil penelitian tersebut hasilnya demikian?.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, anda harus memberikan penjelasan yang
seobyektif mungkin sesuai dengan data fakta yang ada, penjelasan harus singkat, jelas dan
lugas, tepat sasaran seta tidak bertele-tele. Penjelasan yang andasampaikan disini bukan
hanya karena ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan dari hasil tinjauan kasus anda,
akan tetapi hasil tinjauan kasus yang sama dengan teoripun juga perlu anda bahas mengapa
demikian? Apalagi yang tidak sesuai, tentu membutuhkan penjelasan yang lebih rinci lagi.
Untuk memudahkan anda dalam berargumentasi dibutuhkan penguasaan terhadap materimateri terkait, sehingga anda harus banyak membaca referensi-referensi terkait darimana
40

saja sumbernya dan yang tidak kalah pentingnya adalah membaca hasil karya orang lain
yang berbentuk studi kasus yang permasalahannya sama dengan studi kasus anda.
Ada beberapa cara dalam membuat pembahasan, diantaranya adalah :
1. Jika ada kesenjangan antara kenyataan di lapangan dengan teori, anda bias
menjelaskannya secara teoritis dengan menggunakan beberapa literature yang
mendukung kasus anda. Untuk memperkuat argumentasi, anda bisa menggunakan
hasil penelitian orang lain terdahulu yang kasusnya sama dengan studi kasus anda.
Disini anda bias membandingkan mana letak perbedaannya dan manapula letak
persamaannya.
2. Jika hasil dari tinjauan kasus-pun sama persis dengan apa yang dikatakan literature,
itupun harus anda bahas dengan pendekatan ilmiah.
3. Apabila dalam penjelasan nantinya teori yang anda gunakan masih belum mampu
menjelaskan fenomena-fenomena yang anda temui di lapangan, maka anda dapat
menggunakan asumsi-asumsi ilmiah, menggunakan logika, baik secara deduktif
maupun induktif (Pramono, D., 2005)
4. Sebaiknya dalam pembahasan anda lakukan secara terperinci dan berurutan. Karena
penelitian anda disini berupa asuhan keperawatan terhadap suatu penyakit tertentu,
maka tentu anda bahas dengan memakai proses keperawatan.
a. Dimulai dari bagaimana pengumpulan datanya dalam pengkajian yang anda
dapatkan. Apakah data yang anda dapatkan sesuai dengan data yang disampaikan
dalam teori ? Jika sama apa alasan anda secara teoritis dan jika berbeda mengapa
demikian ?
b. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien. Mengapa ada diagnosa
keperawatan yang tidak muncul pada klien padahal dalam teori ada ? Mengapa
muncul diagnosa baru padahal dalam referensi tidak ada ? Dalam hal in sebaiknya
anda menggunakan diagnosa keperawtan yang dikeluarkan oleh NANDA dan
mengenai penjelasannya lebih lanjut anda bisa lihat di literatur-literatur lain yang
mendukung.
c. Intervensinya bagaimana ?
d. Pelaksanaan di lapangan bagaimana serta hasil evaluasinya bagaimana ?
Kalau kita perhatikan, bab pembahasan disini merupakan intinya dari setiap karya
ilmiah. Karena dalam bab inilah kualitas peserta didik, baik dari segi penguasaan materi
dan ketrampilan dalam menulis dapat tercermin. Disini pulalah seorang penulis dapat
diketahui daya kritisnya dalam memecahkan beberapa persoalan secara ilmiah,
sehingga jangan heran kalau di dalam pembahasan ini bobot penilaiannya sangat tinggi
dibandingkan dengan bab-bab yang lainnya.

41

format pembahasan
PE M BAH ASAN
A. Pengkajian (jelaskan kesenjangan yang ada antara kasus dengan teori)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan yang Ada dalam Teori dan Kasus
1. Dx 1 ............
2. Dx 2 ............
2. Diagnosa keperawatan yang Ada dalam Teori Namun tidak ada dalam Kasus
1. Dx 1 ............
3. Diagnosa keperawatan yang Ada dalam kasus Namun tidak Ada dalam Teori
C. Rencana Tindakan
1. Dx 1 ...........
D. Implementasi
1.
Dx 1 ............
E. Evaluasi
1. Dx 1 .......

Latihan kegiatan belajar 8


1. Penjelasan mengenai kesenjangan antar teori dan hasil studi kasus masuk pada
bab berapa ?
a. I
d. IV
b. II
e. V
c. III
2. Berikut adalah cara dalam pembuatan pembahasan, kecuali ...
a. terperinci dan urut
b. kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan dijelaskan dengan
literature
c. Jika hasil dari tinjauan kasus sama persis dengan teori maka tidak perlu
dijelaskan lagi
d. Jika penjelasan secara teori belum dapat menjelaskan fenomena yang ada
maka dapat dipakai asumsi ilmiah, logika.
e. dimulai dari bagaimana pengumpulan data apakah sesuai dengan teori.
3. Berikut adalah benar tentang bab pembahasan pada studi kasus, kecuali..
a. inti dari setiap karya tulis ilmiah
b. cerminan kualitas penulis dari segi penguasaan materi
c. menjelaskan kesenjangan teori dan kondisi di lapangan
d. gambaran hasil penelitian
e. menjawab pertanyaan mengapa hasil penelitian tersebut hasilnya demikian

42

Kegiatan Belajar 9

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan TEKNIK PENULISAN KESIMPULAN DAN SARAN KTI
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Kesimpulan
2. Saran

C. Uraian Materi

PE N UTU P
(KESIMPULAN DAN SARAN)
Bab terakhir dari penulisan karya ilmiah adalah penutup. Dalam bab penutup ini ada
dua sub judul yakni kesimpulan dan saran.
A.

Kesimpulan
Dinamakan kesimpulan karena didalamnya berisikan sebuah pernyataan atau jawaban

singkat terhadap sebuah hipotesis yang anda buat (jika penelitian anda berupa penelitian
kuantitatif). Sedangkan karya ilmiah anda disini adalah sebuah studi kasus yang termasuk
dalam bentuk penelitian kualitatif sehingga tidak membutuhkan hipotesis. Disini anda
mengungkapkan sebuah jawaban terhadap persoalanyang anda rumuskan dalam bab
pendahuluan baik itu berupa sebuah pertanyaan how/bagaimana melakukan perawatan
terhadap klien anda yang telah anda bahas pada bab pembahasan atau anda menjawab
sebuah pertanyaan why / mengapa sebuah diagnosa keperawatan terhadap pasien tertentu
yang muncul dalam teori yang anda pakai tidaksesuai dengan kenyataan di lapangan
43

setelah anda lakukan perawatan selama kurang lebih tiga hari tersebut ?. Mengapa muncul
diagnosa baru, padahal dalam teori yang dijadikan referensi oleh anda tidak ada ?. Sekali
lagi yang perlu diingat oleh anda bahwasanya kesimpulan bukanlah suatu ringkasan dari
hasil penelitian anda.
Kesimpulan yang efektif akan memberikan informasi (bukan data baru) dari hasil
penelitian. Berdasarkan informasi tersebut, disusunlah sebuah rekomendasi yang spesifik
yang nantinya sekiranya dapat dilakukan oleh stakeholder (orang-orang yang yang bias
dipengaruhi sekaligus mempengaruhi) yang relevan dengan karya ilmiah anda (Hendrartini,
J., 2005). Dalam menuliskan sebuah kesimpulan hendaknya seobyektif mungkin dengan
didasari pada data dan fakta yang ada dan yang telah anda lakukan analisis dalam
pembahasan. Kemukanlah kesimpulan anda dengan hati-hati, secara cermat dan jelas dan
dibatasi seperlunya saja.
B.

Saran
Saran disini bias merupakan sebuah rekomendasi dari hasil suatu penelitian. Dalam

membuat saran harus didasarkan pada data dan fakta yang telah anda dapatkan. Pada
umumnya saran ini ditujukan pada stakeholder dan fihak-fihak yang terkait dengan hasil
penelitian tersebut dengan tujuan agar nantinya ada perbaikan mutu ataupun kinerja dalam
sebuah organisasi di masa yang akan dating. Saran juga bias ditujukan pada orang-orang
yang tertarik dengan penelitianserupa dengan penelitian yang telah anda teliti dengan cara
melihat kelemahan dan kelebihan yang ada dalam penelitian anda agar nantinya jika
dilakukan penelitian lagi tidak mengulangi kembali kelemahan yang ada dan memeperbaiki
serta meningkatkan kualitas hasil dari penelitian yang baru.
Hendrartini, J (2005) menjelaskan bahwasanya ada beberapa kesalahan yang sering
dilakukan oleh peneliti dalam menuliskan sebuah saran. Kesalahan tersebut antara lain
adalah:
1. Saran yang diberikan terlalu umum, sehingga tanpa dilakukan penelitianpun banyak
orang yang dapat memberikan saran.
Contoh :
Untuk instansi Rumah Sakit. Sebaiknya selalu meningkatkan kinerja perawat dan
selalu memantau serta mendorong perawat untuk selalu mendokumentasikan setiap
tindakan keperawatan.
Untuk teman sejawat perawat agar terus meningkatkan pengetahuan agar
pendokumentasian keperawatan bisa tercapai dengan baik.
2. Saran yang tidak berdasarkan data serta hasil penelitian dan cenderung mengadaada, sehingga akan memberi lesan tiba-tiba muncul tanpa adanya referensi dan tidak
ada sangkut pautnya dengan karya ilmiah yang dibuatnya.
Contoh :

44

Untuk institusi Akper. Sebaiknya memperbanyak literature yang ada sehingga


penulis tidak kesulitan dalam mencari referensi. Saran ini sama sekali tidak ada
sangkut pautnya dengan isi penelitian studi kasus.
Sebaiknya dalam menuliskan sebuah saran juga diperuntukkan bagi peneliti
berikutnya yang tertarik untuk meneliti studi kasus yang sama. Dalam hal ini anda perlu
menyinggung kelemahan dari penelitian anda serta mengidentifikasi variable yang belum
diamati sehingga nantinya dapat dikembangkan oleh peneliti lain di masa mendatang agar
didapatkan hasil yang lebih baik.
Latihan soal :
1. Bab terakhir dalam penulisan kti studi kasus terdiri-dari....
a.Kesimpulan
b.
Gambaran umum dan Asuhan keperawatan
c.Saran
d.
a dan c
e.a dan b
2. Berikut adalah benar tentang kesimpulan, kecuali ....
a. pernyataan atau jawaban dari persoalan yang dirumuskan dalan bab I.
b. Kesimpulan yang efektif memberikan informasi bukan data baru
c. didasari data dan fakta yang ada
d. menjawab pertanyaan what/ apa yang dilakukan pada klien
e. menjawab pertanyaan how/ bagaimana askep pada klien
3. Kesalahan yang sering terjadi dalam pembuatan saran adalah
a.terlalu umum
b.
tidak berdasarkan data
c.cenderung mengada-ada
d.
tidak ada sangkut pautnya dengan karya ilmiah yang dibuat
e. semua benar

45

Kegiatan Belajar 10

CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA KTI
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Penulisan daftar pustaka Sumber buku
2. Penulisan daftar pustaka Sumber artikel
3. Penulisan daftar pustaka Sumber media elektronik

C. Uraian Materi
Pembuatan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau referensi adalah bibliografi yaitu sumber-sumber yang
digunakan oleh penulis karya tulis ilmiah yang dijadikan sebagai acuan pokok dalam
menyusun karya tersebut. Adapun cara penulisannya harus baku dengan menggunakan
standart yang ada agar nantinya didapatkan sebuah konsistensi didalamnya. Dalam buku ini
akan disampaikan bagaimana cara menulis daftar pustaka menurut system Harvard
Adapun format penulisan daftar pustaka berdasarkan system Harvard tersebut harus
memenuhi beberapa criteria sebagai berikut :
a. Penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad (alfabetis) dengan cara
menuliskan nama belakang penulisnya terlebih dahulu (kemudian tanda koma) yang
kemudian diikuti dengan nama depannya dengan cara disingkat. Jika nama penulis
46

hanya satu suku kata, cara penulisan nama daftar pustakanya tidak usah dibalik
(kemudian tanda titik).
b. Tahun buku tersebut dipublikasikan , dibuat dalam tanda kurung
c. Judul buku dan subjudul jika ada. Penulisan judul buku ini harus dengan cetak tebal
atau cetak miring atau digarisbawahi Dalam hal ini diberi kebebasan pada penulis
untuk memilihnya, namun nantinya harus konsisten juga penulisan selanjutnya
(kemudian tanda titik)
d. Seri buku tersebut atau volume buku jika ada (kemudian tanda titik)
e. Edisi dari buku jika ada (kemudian tanda titik)
f. Nama penerbit (kemudian tanda titik)
g. Tempat/kota buku diterbitkan sebagai tempat penutup (kemudian tanda titik)
h. Dalam penulisan daftar pustaka ini tidak menggunakan nomor urut antara sumber
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
i. Penulisan editor atau editors disingkat menjadi ed atau eds
j. Bisa juga menggunakan tanda & untuk menuliskan nama penulis yang lebih dari
satu penulis. Namun yang perlu diingat kita harus selalu konsisten dalam hal
penulisan tersebut.
k. Jika ada seorang penulis mengarang lebih dari satu judul buku dan semuanya
dijadikan referensi, maka cara penulisannya dalam daftar pustaka disusun secara
kronologis berdasarkan tahun paling awal buku tersebut ditebitkan .
l. Penulisan daftar pustaka menggunakan spasi satu.
m. Jika penulisan daftar pustaka lebih dari satu baris, maka baris kedua, ketiga dan
seterusnya cara menulisnya agak menjorok kedepan daripada baris pertama.
n. Jarak antara daftar pustaka pertama dan kedua dan seterusnya menggunakan spasi
dua.
1. Sumber dari Buku atau Monograf lainnya
a. Buku
Dalam penulisan referensi yang bersumber pada buku urutan penulisannya adalah sebagai
berikut ;
1) Nama penulis, editor, penyusun, institusi yang bertanggung jawab terhadap isi dari
buku tersebut (emudian tanda titik)
2) Tahun buku tersebut diterbitkan (dalam tanda kurung)
3) Judul buku dan subjudul jika ada. Penulisan judul buku ini harus dengan cetak tebal
atau cetak miring atau digarisbawahi. Dalam hal ini diberi kebebasan pada penulis
untuk memilihnya, namun nantinya harus konsisten juga dalam penulisan
selanjutnya (kemudian tanda titik)
4) Seri buku tersebut atau volume buku jika ada (kemudian tanda titk)
5) Edisi dari buku jika ada (kemudian tanda titk)
6) Nama penerbit (kemudian tanda titk)
7) Tempat/kota buku diterbitkan sebagai penutup (kemudian tanda titk)
47

a.1 Satu orang Penulis


Contoh:
Notoatmojo,S. (1997) Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
Syaifuddin (1998) Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Edisi 2. EGC.Jakarta.

a.2. Dua Orang Penulis atau lebih


contoh :
Smeltzer, S.C, Bare, B.G. (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Volume 2.Edisi 8. EGC. Yakarta.
Lawlwe III, et al.(2004) Handbook of Organizations kajian dan Teori Organisasi.
Asmara Book. Jogjakarta.
a.3. Editor atau Penyusun Bertindak sebagai penulis
contoh:
Hernowo.Ed.(2005) Quantum Reading Cara Cepat Nan Bermanfaat untuk
Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Mizan Learning Center.
Bandung.
a.4. Institusi, Perusahaan dan atau Organisasi sebagai Penulis
contoh :
Depkes RI.(2005) Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Latihan Metode
Penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pusat penelitian
Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
b. Referensi Di Dalam
Apabila anda menggunakan referensi dimana tulisan tersebut berada dalam kumpulan
sebuah tulisan yang menjadi satu dari beberapa pengarang, maka cara penulisannya hdala
sebagai berikut ;
1) Penulis naskah
2) Tahun Publikasi
3) Judul naskah yang dijadikan sebagai rujukan
4) Menggunakan kata In atau Di dalam (kemudian titik dua)
5) Penulis/editor buku dalam kumpulan tulisan tersebut
6) Judul buku dalam kumpulan tulisan (ditulis dengan huruf tebal, miring atau digaris
bawahi secara konsisten).
7) Penerbit
8) Tempat terbit
Contoh :
Dewi,S.L.(2005) Partisipasi Masyarakat Dalam Sistem Desentralisasi Kesehatan
Bagian 1 :LSM dan media Vox Populi Vox Dei. In : Trisnantoro,
L.Desentralisasi Kesehatan di Indonesia dan Perubahan Fungsi Pemerintah:
48

2001 2003 Apakah Merupakan Periode Uji Coba ?.Gadjah Mada


University Press. Jogjakarta.
c. Prosiding Seminar atau Pertemuan
Apabila anda menggunakan referensi dimana referensi dimana tulisan tersebut berada
dalam kumpulan sebuah tulisan sebuah seminar atau pertemuan, makacara penulisannya
adalah sama dengan penulisan referensi Di dalam

Contoh :
Wilopo, S.A. (2006) Patient Safety Dalam Pelayanan Kontrasepsi dan kesehatan
Reproduksi. In: Trisnantoro, L. Melalui Riset di Bidang kedokteranKesehatan menujuMutu Pelayanan kesehatan yang Berfokus Pada Patient
Safety. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
d. Ensiklopedia
contoh :
Hibbard, J.D., Kotler, P. & Hitchens, K.A.(1997) Marketing and Merchandising, In :
The New Encyclopedia Britannica, Vol.23, 15 th Revised ed. Encyclopedia
Britannica. London.
e. Kamus
Contoh :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
The Oxford English Dictionary. (1989). Vol.2, 2nd ed.Oxford. Clarendon.
Team Kashiko. (1999) Kamus Lengkap Jepang Indonesia & Indonesia Jepang.
Kashiko Surabaya.
f. Laporan Karya Tulis Ilmiah (KTI, Skripsi, Thesis, Disertasi)
Apabila dalam karya tulis ilmiah yang anda susun mengutip dan menggunakan
referensi yang berasal dari hasil laporan ilmiah atau tugas akhir seseorang mendapatkan
sebuah gelar tertentu, maka cara penulisannya adalah sebagai berikut :
1) Nama penulis
2) Tahun publikasi
3) Judul laporan ilmiah
4) Nama institusi pemberi gelar/tempat menimba ilmu.
5) Tempat institusi berada
Contoh:
Riyadi, S (1998) Asuhan Keperawatan Pada Tn. SR Dengan Fraktur Femur
Dextra Di Ruang Mawar Rumah Sakit Tidar Magelang. Karya Tulis Ilmiah.
Akademi keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Magelang.
Suryono (2006) Hubungan Antara Karakteristik Perawat Dengan Minat Perawat
Dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik Pada Klien Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Semarang.
49

2. Sumber dari Artikel


Apabila dalam karya tulis ilmiah yang anda susun mengutip atau menggunakan
referensi yang berasal dari artikel jurnal, maka cara penulisannya adalah sebagai berikut:
Nama penulis artikel
Tahun artikel dipublikasikan
Judul artikel
Judul Jurnal (ditulis dengan huruf tebal, miring atau digaris bawahi secara
konsisten)
Volume dan nomor jurnal
Penerbit
Kota terbit
Jika penulis artikel lebih dari tiga orang, maka semua nama penulis artikel ditulis
semua dan tidak menggunakan et al atau dkk.
Jika nama penulis tidak tercantum, maka langsung judul artikel yang ditulis.
Contoh :
a. Artikel Jurnal Ilmiah
Palestin, B.(2005) Konsep Duka Cita menurut Model Betty Neuman. Jurnal
Teknologi Kesehatan. Vol.1, No.1, Maret 2005. Bagian Litbang Politeknis
Kesehatan Yogyakarta. Yogyakarta.
b. Artikel koran, Majalah
Mujahidullah, K. (2005) polemik Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan
Pornoaksi. 10 Desember. Madura Post. Jawa Timur.
3. Sumber dari media Elektronik
Apabila dalam karya tulis ilmiah yang anda susun mengutip atau menggunakan
referensi yang berasal dari buku-buku teks, artikel jurnal yang on line, maka cara
penulisannya adalah sebagai berikut:
Nama penulis artikel
Tahun artikel/buku dipublikasikan
Judul artikel/buku (kemudian dalam kurung ditulis internet)
Volume dan nomor jurnal
Penerbit
Kota terbit
Website-nya dan kapan mengaksesnya
Jika penulis artikel lebih dari tiga orang, maka semua nama penulis artikel ditulis
semua dan tidak menggunakan et al atau dkk.
Jika nama penulis tidak tercantum, maka langsung judul artikel yang ditulis
50

Contoh :
a. Buku elektronik (e-books)
Fisher, R.Ury, W.Patton, B.(2003) Getting Yes Teknik Berunding Menuju Kesepakatan
Tanpa Memaksakan kehendak.(Internet). Yayasan Obor. Jakarta: http://
www.obor.or.id (Accessed 19 Mei 2006)
b. Artikel Jurnal Elektronik
Mardijanto, D.Hasanbasri, M.(2005) Evaluation of The Integrated mangement of
Chilhood Illness Program in pekalongan District of Central Java. (internet). JMPK.
Jogjakarta.http:// www.jmpk.co.id (Accessed 19 Juni 2006).

c. E-Mail
Prasetyo, E.(2005) Orang Miskin Dilarang Sakit (internet discussion list).Resist
book.Available from E-mail:ippibook@yahoo.com. (Accessed 19januari 2006).
Latihan
soal kegiatan
8: memahami tentang cara pembuatan daftar pustaka
Untuk
mengetahui
apakahbelajar
Anda telah
1.
Berikut
adalah
penulisan
daftar pustaka berdasarkan sistem Harvard, kecuali...
coba Anda jawab latihan berikut ini!
a. disusun berdasar abjad
b. tahun buku dipublikasikan dibuat dalam tanda kurung
c. ditulis nama belakang penulisnya dulu
d. menggunakan spasi satu
e. spasi tetap dua
2. Penulisan berikut adalah benar .....
a. Notoatmojo, S.(1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
b. Notoatmojo, S.(1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
c. Notoatmojo, S.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
d. Notoatmojo, S.(1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
e. Notoatmojo, S.(1997), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.
3. Jika editor atau penyusun bertindak sebagai penulis maka penulisan daftar
pustaka adalah
a. Hadi, S.(2005) Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran. Mizan. Bandung.
b. Hadi. Ed..(2005) Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran. Mizan. Bandung
c. Hadi, S.(Editor, 2005) Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran. Mizan.
Bandung
d. Hadi, S.(2005) Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran. Editor. Mizan.
Bandung
e. Anonim.(2005) Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran.Ed: Hadi, S..
Mizan. Bandung
4. Penulisan berikut adalah benar..
a. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... (Syaifuddin, 1997).
b. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... (Syaifuddin, (1997)).
c. Menurut (Syaifuddin, 1997), Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas
sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... .
d. Sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar, kepala sendi
femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ... (Syaifuddin, 1997).
e. Menurut Syaifuddin, 1997, sendi pinggul adalah sendi sinovial dari varietas
sendi putar, kepala sendi femur ke dalam asetabulum tulang koksae, ...
5. Jika penulis melakukan kutipan dari suatu sumber buku dengan menulis kata
atau kalimat sama persis dengan aslinya disebut
a. kutipan langsung
b. kutipan tidak langsung
c. kutipan komplit
51
d. kutipan sederhana
e. kutipan lengkap.

Kegiatan Belajar 11

BAGIAN PERMULAAN KTI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan bagian permulaan KTI
B. Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, pokok materi yang harus Anda
pelajari meliputi:
1. Halaman judul
2. Halaman persetujuan pembimbing
3. Halaman pengesahan
4. Halaman motto
5. Kata Pengantar
6. Daftar isi
7. Daftar Gambar
8. Daftar Tabel
9. Daftar Lampiran
10.Abstraks
C. Uraian Materi
PERMULAAN
Dikatakan sebagai permulaan, karena bagia-bagian berikut berada pada bagian awal
dari sistematika seluruk sebuah karya ilmiah.
1. Halaman Judul
52

a. Judul ini merupakan nama karangan yang melukiskan secara singkat mengenai inti
dari karangan yang dibuat oleh penulis.
b. Gunakan kata-kata yang sederhana, tidak bombastis, tidak puitis serta tidak
provokatif
c. Judul tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu singkat
d. Halaman judul basanya dicetak sama dengan halaman cover dari bukunya.
e. Halaman judul harus dicetak pada halaman baru.
f. Halaman judul harus disertai .
g. Pada halaman judul harus dicantumkan kata-kata sebagai berikut ini;
Judul karangan dengan huruf besar seluruhnya.
Kalimat yang menyatakan tujuan dalam membuat karangan dengan
memakai huruf kecil.
Logo Fakultas / Akademi
Nama penyusun / pengarang dengan huruf besar.
NIM (Nomor Induk Mahasiswa)
Nama Jurusan / Fakultas / Akademi dan PT dengan huruf besar.
Nama kota penerbit / letak perguruan Tinggi dengan huruf besar.
Tahun diterbitkan.
2. Halaman Persetujuan Pembimbing
a. Halaman persetujuan ini merupakan lembaran yang berisikan persetujuan dari
pembimbing karya tulis yang menerangkan bahwa Karya Tulis Ilmiah tersebut
dapat diajukan dan diujikan pada dewan penguji.
b. Umumnya dicetak pada halaman baru.
c. Kalimat PERSETUJUAN diketik dengan huruf kapital persiss ditengah-tengah
halaman.
d. Dicantumkan kalimat yang menyatakan mengenai kelayakan karya tulis untuk
diujikan dalam ujian sidang serta kapan waktu karya tersebut disetujui pembimbing
e. Empat spasi kebawah ditulis Pembimbing lalu enam spasi kebawah lagi ditulis
Nama Pembimbingnya.
3. Halaman pengesahan
a. Halaman pengesahan merupakan lembar pengesahan dan dewan penguji.
b. Umumnya dicetak pada halaman baru.
c. Halaman ini disediakan setelah ujian dilaksanakan dari hasil karya tulis telah
dilakukan revisi jika yang perlu dievasluasi lagi.
d. Kata PENGESAHAN ditulis dengan huruf kapital dan berada ditengah-tengah
halaman.
e. Dicantumkan kalimat yang menyatakan mengenai telah selesainya karya tulis
tersebut diujikan dalam ujian sidang sertakapan waktu karya tulis tersebut diujikan
dan dilakukan revisi.
53

f. Empat spasi kebawah ditulis Dewan Penguji, lalu enam spasi kebawah lagi ditulis
Nama tim pengujinya.
g. Delapan spasi nama tim penguji ditulis Mengetahui Direktur Akper YAPPI dan
enam spasi kebawah berikutnya ditulis dulu nama direkturnya.
4. Halaman Motto
a. Halaman motto ini sifatnya tidak wajib, jika ada bisa dicantumkan dan jika tidak ada
tidak usah dicantumkan.
b. Biasanya dicetak pada halam baru. Letaknya pada sebelah bawah atau sebelah kiri
atas.

5. Kata Pengantar
a. Isi dari kata pengantar ini adalah untuk menyampaikan maksud atau tujuan dalam
penyusunan karya tulis, ucapan terima kasih dan bahkan permohonan saran dan
kritik yang membangun dariu para pembaca.
b. Kata pengantar diketik pada halaman baru.
c. Perkataan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, tanpa titik dan
tanpa garis bawah serta terletak pada tengah-tengah halaman.
d. Pada sebelah kanan bawah dari akhir kata pengantar dicantumkan :
Kota penerbit dan tahun penerbitan (pada satu baris) dengan jarak empat spasi
dari akhir kata pengantar.
Kemudian dengan jarak spasi dibawah kota penerbit dan tahn penerbitan,
diketik kata Penulis atau Penyusun.
Dibawah kata penulis dengan jarak 1 spasi diketik nama penulis/penyusun.
6. Daftar isi
a.

Daftar Isi harus diketik pada halaman baru .

b.

Menggambarkan sistematika atau garis besar dari isi karya tulis

c.

Berguna untuk memudahkan pembaca dalam memperoleh


bagian-bagian yang dikehendaki tanpa membuka halaman satu persatu.

d.

Daftar isi ini serta urutan didala penyusunannya pada prinsipnya


sama dengan outlne karangan. Akan tetapi biasanya perkataan halama judul,
halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto tidak perlu dicantumkan
dalam sebuah daftar isi.

e.

Perkataan DAFTAR ISI ditulis dengan huruf kapital berada


ditengah-tengah halaman.

f.

Perkataan seperti : KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI,


DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN, BAB, DAFTAR
PUSTAKA, INDEKS, RIWAYAT HIDUP dan ABSTRAKS pada daftar isi ini

54

diketik dengan huruf kapital dan pada akhir baris diketik titik-titik sampa pada
nomor halaman.
g.

Perkataan bab, nomor urut bab serta judul bab terletak pada satu
baris.

h.

Nomor urut bab ditik dengan angka romawi besar (I, II, III, IV,
V).

i.

Antara perkataan bab dan nomor urut bab tidak diberi titik.

j.

Judul bab ditik dengan huruf kapital dan pada akhir baris ditik
titik-titik sampai pada nomor halaman.

k.

Nomor urut sub bab diberi angka latin (1,2,3,4, dan seterusnya
atau angka arab A,B,C,D dan seterusnya), dari atas kebawah satu jalur dengan judul
bab.

l.

Jarak spasi pada daftar isi seluruhnya dipakai 1 spasi.

m.

Diusahakan nomor urut bab dan nomor urut sub bab, baik yang
berada pada daftar isi maupun yang ada pada teks harus menggunakan angka yang
sama

7. Daftar Tabel
a. Daftar tabel ini menggambarkan sistematika dari tabel yang ada.
b. Perkataan DAFTAR TABEL ditik dengan huruf kapital, berada pada tengah
halaman, tanpa titik dan tanpa garis bawah.
c. Daftar tabel ini ditik pada halaman baru.
d. Perkataan Tabel berada pada margin kiri, sedangkan perkataan Halaman berada
pada margin kanan dengan jarak tiga spasi dari kata Daftar Tabel dan ditulis
dengan huruf kecil.
e. Penomoran tabel menggunakan huruf arab dan disesuaikan dengan penomoran bab.
Misal: Tabel 3.1, artinya adalah tabel pertama pada bab ke tiga. Atau bisasecara
langsung memberikan nomor tabel secara berurutan mulai dari tabel bab pertama
sampai tabel bab terakhir.
f. Judul tabel ditik dengan huruf kecil , berjarak dua spasi dengan judul tabel
berikutnya. Jika judul tabel panjang dan membutuhkan lebih dari satu baris, maka
jarak antar baris pertama dengan baris berikutnya adalah satu spasi.
8. Daftar Gambar
a.

Menggunakan sistematika isi dari sebuah karya ilmiah.


Biasanya sebagai alat bantu untuk menerangkan secara jelaspatofisiologi dari
penyakit.

b.

perkataan DAFTAR GAMBAR ditik dengan huruf


kapital, terletak pada tengah halaman, tanpa titik sebgai penutup dan tanpa garis
bawah.
55

c.

Daftar gambar ditik pada halama baru (jika ada).

d.

Mengenai

tatacara

penomoran

serta

tatacara

penulisannya sama dengan daftar tabel diatas


9. Daftar Lampiran
a. Menggambarkan sistematika lampiran yang ada.
b. Perkataan DAFTAR LAMPIRAN ditik dengan huruf kapital, terletak pada tengah
halaman, tanpa titik sebagai penutup dan tanpa garis bawah.
c. Daftar lampiran ditik pada halaman baru.
d. Mengenai tatacara penomoran serta tatacara penulisannya sama dengan daftar tabel
diatas.
10. Abstraks
a. Dalam bahasa inggris abstraks atau sinopsis atau ringkasan, tujuanya adalah untuk
memberikan uraian singkat mengenai segala pokok yang dibahas dalam karya
ilmiah.
b. Penulisan ABSTRAKS dengan huruf kapital semua terletak ditengah halaman,
tanpa titik sebagai penutup dan tanpa garis bawah.
c. Diketik pada halaman baru dengan spasi satu.
d. Lebih baik menggunakan dua bahasa. Abstraks pertama menggunakan bahasa
indonesia dan kedua inggris yang merupakan terjemahan abstraks bahasa indonesia.
e. Banyaknya kata dalam abstraks sekitar 200 250 kata (satu lembar saja cukup).
Contoh
Halaman
f. Isinya
adalahjudul
informasi tentang mengapa dilakukan penelitian, apa yang dilakukan,
bagaimana
hasil
dan kesimpulannya.
STUDI
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn SW
DENGAN
STROKE
BANGSAL
ASY-SYIFA
g. Jumlah kata kunci dibatasi
5-10 DI
kata
atau frase.
Kata kunci adalah kata yang
RUMAH SAKIT Dr. SOWAM SRAGEN
nantinya akan dipergunakan oleh peneliti lain untuk menelusuri referensi (dan
Laporan
Karya
Tulis
Ilmiah
menemukan hasil penelitian
anda).
Kata
kunci
dapat terdiri dari topik penelitian,
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
metode yang digunaan
dansetting
memperoleh
gelarpenelitian.
Ahli Madya Keperawatan
di Akademiseluruh
Keperawatan
YAPPI
Sragen maa digunakan format
h. Agar abstraks mencakup
informasi
tersebut,
structured abstract (Hall, 1994, disitasi Utarini, A.,2005) adalah sebagai berikut :
h.1. Latar belakang (Background)
h.2. Metode (Methods)
h.3. Hasil (Results)
h.4. Kesimpulan (Conclusion)
Oleh:
SLAMETO
001007

AKADEMI KEPERAWATAN
YAPPI SRAGEN
2012

56

Contoh Halaman Persetujuan


PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Karya Tulis Ilmiah dengan Asuhan Keperawatan Pada Tn SW
Dengan Stroke di Bangsal Asy-Syifa Rumah Sakit dr. Sowam Sragen telah memenuhi
persyaratan dan disetujui serta layak untuk diujikan pada :
Hari / Tanggal : Ahad / 7 Januari 2013
Pembimbing

Siti Septiani, Skep,Ns,M.Kep

57

Contoh Halaman Pengesahan


PENGESAHAN
Laporan karya tulis ilmiah dengan judul Studi kaus Asuhan Keperawatan Pada
Tn SW Dengan Vertigo di Bangsal Asy-Syifa Rumah Sakit dr. Sowam Sragen telah
dipertahankan dan diujikan di depan dewan penguji KTI pada :
Hari / Tanggal : Ahad / 7 Januari 2013
Penguji 1

Penguji 2

Sri Suwarti, S.Kep.Ns, M.Kep

Contoh :Halaman Motto

Muh.Daryanto, S.Kep,Ns,M.Kep

Mengesahkan
Direktur Akper YAPPI Sragen
MOTTO

dr. Dewi Aristianti


Kesulitan kesulitan dan tantangan tantangan hari adalah harga yang harus
kita bayar untuk prestasi dan kemenangan hari esok (William J.H. Boetcker)
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyiroh : )

58

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................
iii
MOTTO ..........................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
A. Latar Belakang ...................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................
4
D. Manfaat Penulisan ..............................................................................................
4
E. Metode Penulisan ...............................................................................................
5
F. Sistematika Penulisan .......................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................
6
A. Gambaran Umum Effusi Pleura ........................................................................
6
1. Pengertian ....................................................................................................
6
2. Anatomi Fisiologi ........................................................................................
6
3. Etiologi ........................................................................................................
8
4. Patofisiologi .................................................................................................
8
5. Manifestasi Klinis ........................................................................................
9
6. Komplikasi ..................................................................................................
9
7. Penatalaksanaan .........................................................................................
10
B. Asuhan Keperawatan Pasien Effusi Pleura ......................................................
11
1. Pengkajian ..................................................................................................
12
2. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................
13
3. Intervensi ....................................................................................................
14
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................................
14
A. Pengkajian ........................................................................................................
17
1. Riwayat Kesehatan .....................................................................................
17
59

2. Pola Pengkajian Gordon .............................................................................


17
3. Pemeriksaan Fisik .......................................................................................
19
4. Pemeriksaan Penunjang ..............................................................................
20
5. Penanganan Medis ......................................................................................
21
6. Data Fokus ..................................................................................................
22
B. Analisa Data .....................................................................................................
23
C. Diagnosa Keperawatan .....................................................................................
25
D. Intervensi ..........................................................................................................
25
E. Implementasi......................................................................................................
25
F. Evaluasi ..............................................................................................................
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
29
A. Pengkajian .........................................................................................................
29
B. Diagnosa Keperawatan .....................................................................................
31
C. Intervensi ...........................................................................................................
33
D. Implementasi ......................................................................................................
34
E. Evaluasi ..............................................................................................................
37
BAB V PENUTUP ........................................................................................................
39
A. Kesimpulan
........................................................................................................
39
B. Saran...................................................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
41
LAMPIRAN

Contoh Daftar Tabel


DAFTAR TABEL
Tabel 1

: Rencana Asuhan Keperawatan Pada Tn SW Dengan Vertigo di Bangsal AsySyifa Rumah Sakit dr. Sowam Sragen

Contoh daftar gambar


DAFTAR GAMBAR
1.

Gambar anatomi otak dan bagian-bagiannya (Hal:24)

Contoh Daftar Lampiran


DAFTAR LAMPIRAN
60

1.
2.
3.
4.
5.

Surat permohonan ijin peneltian


Surat keterangan ijin penelitian
Permohonan dan daftar kuisioner penelitian
Format pengkajian
Time scedule

Cintoh Abstraks
Slameto.2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn Sr Dengan Effusi
Pleura Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Sragen. Karya Tulis Ilmiah.
Pembimbing1: Siti Septiani, Skep,Ns, M.Kep, Pembimbing II : Muh.Daryanto, S.Kep,Ns,
M.Kep. Akademi Keperawatan YAPPI Sragen
ABSTRAKS
Latar belakang : Penyakit effusi pleura masih banyak terjadi di masyarakat kita, gejala
dari penyakit ini diantaranya adalah pasien mengalami sesak nafas sehingga perlu untuk
dilakukan perawatan secara periodik.
Metode : Penulis menggunakan metode deskriptif. Adapun sampelnya adalah Tn SR,
sedangan proses pengumpulan datanya adalah dngan metode wawancara, observasi,
pemerisaan fisik sertastudi dokumentasi.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawtan selama tiga hari, diagnosa keperawatan yang
muncul pada Tn SR berdasarkan diagnosa NANDA ada dua yakni : Penurunan cardiac
Output dan Kerusakan pertukaran gas. Setelah dilakukan implementasi berdasarkan tujuan
yang ada dengan menggunakan NOC serta intervensi dengan menggunakan NIC ternyata
pasien masih mengalami sesak nafas.
Kesimpulan : Masalah keperawatan pasien mengenai kerusakan pertukaran gas masih
belum tuntas, sehingga masih diperlukan perawatan lebih lanjut.
Kata kunci : Effussi Pleura , Cardiac Output, Pertukaran gas

61

62

Anda mungkin juga menyukai