Pembimbing :
drg. Yuliana M D A, M. Kes
Disusun oleh:
Kelompok Tutorial VI
Tutor
Ketua
: Adinda Martina
(111610101072)
Scriber Meja
: Nurbaetty Rochmah
(111610101074)
Scriber Papan
(111610101073)
Anggota
1. Stefanus Christian
2. Ega Sofiana
3. Mohammad Harish
(111610101051)
(111610101053)
(111610101055)
(111610101059)
(111610101063)
6. Fitria Krisnawati
(111610101064)
(111610101066)
(111610101067)
(111610101069)
(111610101071)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Infeksi Bakteri, Jamur, dan Virus pada
Rongga Mulut. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VI pada
skenario kedua.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. drg. Yuliana M D A, M. Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial
kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan
yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikanperbaikan di
masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita
semua.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi dan rongga mulut dapat menjadi focus infeksi yang kemudian mempengaruhi
kondisi sistemik seseorang. Salah satu factor yang menyababkan hal tersebut adalah
penjalaran atau penyebarannya ke organ lain. Hal ini menjadi sangat penting untuk dipelajari
karena seorang dokter gigi diharuskan menatalaksana pasien secara holisitk, dimana
didalamnya termasuk eradikasi sumber infeksi, menghentikan penyebaran infeksi, dan
mengatasi infeksi yang telah timbul. Oleh karena itu, proses penyebaran infeksi dari suatu
focus ke organ lain perlu untuk
organisme yang berkembang .oleh kaena itu kemungkinan rongga mulut menjadi focus
infeksi cukup besar apalagi bila terdapat ketidakseimbangan antara factor host, agen dan
lingkungan.
Pembengkakan yang terjadi rongga mulut yang dapat terlihat baik secara intraoral
maupun ekstraoral merupakan salah satu tanda adanya infeksi, dan apabila diawali oleh rasa
sakit gigi pada daerah yang mengalami pembengkakan maka dapat dicurigai terjadi infeksi.
Infeksi merupakan masuk dan berkembangnya mikoorganisme di dalam tubuh yang
menyebabkan kerusakan pada sel-sel dan jaringan tubuh, terjadi di suatu tempat (lokalisasi)
dan menyebabkan penyakit sistemik.Etiologi yang mungkin terjadi karena infeksi virus,
jamur dan bakteri.Virus, jamur dan bakteri tersebut dapat menyababkan berbagai macam
penyakit yang dapat mempengaruhi jaringan lunak rongga mlut. Apabila perkembangbiakkan
telah terjadi dan tidak dilakukan perawatan maka pada jaringan akan mengalami berbagai
macam infeksi, mulai dari yang ringan sampai yang berat bahkan dapat brakibat fatal seperti
tumor.
1.2 Skenario
Mikroorganisme baik bakteri, jamur maupun virus dapat menyebabkan infeksi di rongga
mulut.Beberapa manifestasi lesi di rongga mulut dari infeksi mikroorganisme dapat
bervariasi sperti ulser, vesikel, plak, pseudomembran, eritematosa dan lain-lain.Untuk
mengetahui penyebab infeksi diperlukan pemeriksaan penunjang laboratorium. Beberapa
infeksi mikroorganisme di rongga mulut merupakan infeksi sekunder dan infeksi primernya
berasal dari organ lain, yang sering terjadi berasal dari genital dan paru.
Lesi adalah jaringan yang fungsinya terganggu karena penyakit atau cedera, seperti
tumor, ulkus, atau abses
Ulkus atau ulcer tidak lain adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan luka.
Pada permukaan apa saja baik kulit ataupun mukosa
Vesikel adalah lepuhan kecil berisi cairan yang berdiameter kurang dari 0,5cm. Vesikel bisa tunggal atau
ganda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rongga mulut dihuni oleh berbagai jenis mikroorganisme yang membentuk mikroflora
yang komensal.Mikroflora ini biasanya mengandung bakteri, mikoplasma, jamur, dan protozoa,
yang kesemuanya dapat menimbulkan infeksi oportunistik simtomatik tergantung pada faktorfaktor lokal atau daya pertahanan tubuh pejamu yang rendah.Sebagai tambahan, sejumlah virus
dapat menimbulkan lesi orofasial atau hadir secara asimtomatis di dalam saliva pada saat
timbulnya infeksi virus secara sistemik atau pada pembawa yang sehat.
Lesi merupakan diskontinuitas jaringan patologis atau traumatik atau hilangnya fungsi
suatu bagian.Dalam rongga mulut terdapat bermacam-macam lesi baik itu pada bibir, lidah,
maupun pada mukosa mulut. Gambaran klinis akan dihubungkan dengan riwayat penyakit
sehingga dapat ditelusuri diagnosis penyakit. Berdasarkan terjadinya, lesi terbagi menjadi
dua yaitu, lesi primer dan lesi sekunder.Erosi, fissur, ulkus dan bekas luka menunjukkan
adanya kerusakan lokal pada jaringan kutan.Erosi didefinisikan sebagai pelepasan lapisan
epidermis saja.Erosi sembuh tanpa adanya pembentukan bekas luka.Ulkus didefinisikan sebagai
keadaan hilangnya lapisan epidermis dan adanya kerusakan pada dermis.Ulkus yang berada pada
lapisan kutan masih bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas luka. Bekas luka (scars) adalah
kerusakan permanen pada permukaan kulit yang terlihat ( Regezi and Sciubba, 1993).
Lesi vesikubulosa dari suatu penyakit dapat bermanifestasi pada mukosa mulut dan
kulit.Lesi dapat bervariasi berdasarkan frekuensi, tingkat keparahan dan pengaruh kondisi
sistemik.Biasanya lesi vesikubulosa dapat mempunyai karakteristik yang umum. Vesikel yang
muncul pada mukosa mulut biasanya kecil dengan diameter tidak lebih dari 0,5 cm, tampak
singular dan kadang-kadang dalam bentuk klaster. Vesikel tersebut mudah pecah dan
meninggalkan permukaan yang mengalami ulkus (Sonnis, dkk., 1995).
Vesikel adalah suatu elevasi pada kulit atau membran mukous superfisial, merupakan
defek subepitelial atau intraepitelial yang mengandung serum, plasma atau darah.Vesikel mudah
pecah di rongga mulut karena trauma sehingga meninggalkan ulkus yang superfisial. Lesi-lesi
yang diakibatkan oleh infeksi virus maupun yang terjadi karena alergi adalah mirip secara
mikroskopis sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis dengan cara biopsi. Identifikasi proses
penyakit tersebut tergantung pada penampakan klinis dan tes-tes laboratoris, misalnya tes-tes
sensitivitas, tes fiksasi dan tes inokulasi (Baskar, 1993).
Perubahan pertama yang terjadi adalah suatu area hiperemia dan edema pada jaringan sub
epithelial.Cairan mulai terakumulasi di dalam epithelium atau diantara epithelium dan jaringan
ikat.Poket cairan yang kecil kemudian bergabung dan mengalami elevasi membentuk suatu
vesikel. Perawatan untuk kebanyakan lesi vesikuler adalah sama dan simptomatik. Tes
laboratorik penting sebelum penegakan diagnosis dan penentuan terapi (Baskar, 1993).
Penyebab paling sering bagi lesi vesikubulosa adalah infeksi virus Herpes Simplex,
Varicella Zoster, infeksi virus Coxsakie, Hand Foot dan Mouth Disease dan Herpangina
(Gayford dan Haskell, 1991).
Diagnosis penyakit vesikubulosa biasanya berdasarkan pada riwayat keluhan,
pemeriksaan klinis dan biopsi. Faktor-faktor lain diperhitungkan dalam menentukan diagnosis
antara lain adalah onset lesi (akut atau kronis), lamanya waktu kemunculan lesi, kejadian
berdasarkan siklus, daerah lain yang terkena lesi seperti kulit, mata dan organ genital, daerah asal
pasien serta riwayat pemakaian obat-obatan. Penampakan klinis dapat memberikan kriteria untuk
menegakkan diagnosis.Beberapa kasus mungkin membutuhkan biopsi untuk mendapatkan
diagnosis definitif (Sonnis dkk., 1995).Penatalaksanaan lesi oral secara umum tergantung dari
diagnosis yang ditegakkan.
1. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri
a. Aktinomikosis
Disebabkan oleh bakteri Actinomyces israelii, berhubungan erat terhadap pencabutan
gigi, muncul setelah 1-6 minggu kemudian, timbul secara mendadak, berupa
pembengkakan, terasa sakit, terkadang terdapat nanah
b. Sifilis
Disebabkan oleh bakteri spirochaeta, yang disebut Treponema pallidum.Lesi stadium
primer, sekunder dan tersier dapat ditemukan dalam mulut, dapat berkembang
menjadi lesi yang cukup besar.
c. Tuberculosis
Tuberculosis mulut pada umumnya hanya dapat ditemukan pada pasien yang
menderita tuberculosis paru aktif yang bersifat lanjut (terbuka). Lesi dalam mulut
akan sembuh setelah pasien mendapatkan pengobatan anti-tuberkulosis. Pasien yang
memperoleh perawatan anti-tuberkulosis untuk lesi paru tidak memiliki lesi intraoral.
BAB III
PEMBAHASAN
Jenis-jenis Lesi Rongga Mulut
Jenis Lesi
Lesi Primer
Bentuk Lesi
Makula
Papula
Plak
Ukuran
Lebih dari
1mm
Dari titik
sampai < 1
cm
Diameter > 1
cm
Nodula
Vesikula
Bula
Dari titik 1
sampai 5 mm
Diameter > 5
mm
Warna
Merah, coklat
keputihan,
merah kebir
uan, biru
kecoklatan
Kemerahan,
kekuningan,
dan
abu-abu
keputihan
Putih keabuan
Kenampakan
Batas jelas dan
daar (tidak ada
peninggian)
Bercak putih
pada
kulit/mukosa,
berbatas jelas,
ada peninggian
Mengadakan
perluasan
ke
tepi;
timbul
bentuk
yang
melandai
Permukaan
halus, menonjol
atau
bentuk
fisura
Pemadatan
massa jaringan
yang berbatas
jelas dan
biasanya berisi
jaringan ikat
dan dilapisi oleh
epithel, dasar
mukosa
melibatkan
mukosa dan
jaringan
epidermis
dibawahnya
Peninggian pada
kulit atau
mukosa yang
ber isi bahan
cair (serum,
plasma, darah)
Adalah
bentukan seperti
vesikula tetapi
Pustula
Putih sampai
keabuan
Keratosis
Wheals
Lesi
Sekunder
Erosi
Ulser
Fisura
Sikatriks
Deskuamasi
Diameter
lebih kecil
daripada
papula
lapisan
epitel
(stratum
korneum)
Bisa fisiologis
pengelupasan
epitel sehingga
kulit mengalami
regenerasi
Pseudomembran
Eschars
Krusta
a. INFEKSI JAMUR
DIKELOMPOKKAN MENJADI 3 :
1) INFEKSI JAMUR SISTEMIK
Meliputi;
Histoplasmosis
Coccidiodomycosis
Blastomycosis
Cryptococcosis
ETIOLOGI & PATHOGENESIS
Etiologi;
Histoplasmosis Histoplasma capsulatum
Coccidiodomycosis Coccidioides immitis
Blastomycosis Bastomyces dermatitidis
Cryptococcosis Cryptococcus neoformans
Cacat atau
kerusakan pada
kulit / mukosa
akibat luka
bakar
terbentuk dari
serum,
darah
atau nanah yang
mengering pada
kulit
GAMBARAN KLINIS
Gejala awal dihubungkan dengan infeksi pada paru; batuk, panas, keringat
malam, penurunan berat badan, dada sakit, hemoptysis.
Kulit: muncul erythema multiformis
Lesi rongga mulut; ulserasi, single atau multiple, nonhealing, indurasi, sakit dan
purulen.
HISTOPATOLOGI
inflamasi granulomata
Terdapat mikroorganisme penyebab
dominasi makrofag dan sel giant multinucleat
Hiperplasia Pseudoepitheliomata
DIAGNOSIS
Biopsi
Kultur
DD ;
TERAPI
Ketoconazole
Fluconazole
Amphotericin B
Pembedahan reseksi atau insisi.
INFEKSI
JAMUR
SUBKUTAN
meliputi;
- Sporotrichosis
ETIOLOGI & PATHOGENESIS
Etiologi : Sporothrix schenckii
Manifestasi di rongga mulut
implantasi jamur pd mukosa dari kontaminasi tanah atau tumbuhan berduri
Setelah periode inkubasi (bbrp minggu) nodula subkutan ulser
Manifestasi sistemik jarang, tetapi bisa terjadi jika respon imun menurun
GAMBARAN KLINIS
HISTOPATOLOGI
Inflamasi granulomata
Abses sentral dapat ditemukan pada beberapa granulomata
Hiperplasia pseudoepitheliomata
Terdapat Jamur penyebab.
DIAGNOSIS
Biopsi
Kultur pada agar sabouraud
Terapi
Larutan potassium iodida
Jika alergi bisa dengan ketoconazole.
Normal ditemukan pada jamur roti atau pada buah dan sayur yang busuk
Infeksi Opportunistik.
Aspergilosis; infeksi dari Aspergillus
Aspergillus; terdapat dimana-mana pada lingkungan.
Infeksi terjadi terutama pada penderita :
diabet ketoasidosis,
immunosupresif,
penerima transplatasi,
malignant progresif,
terapi steroid,
radiasi,
infeksi HIV dan AIDS
Rute infeksi melalui traktus gastrointestinal dan respiratory.
GAMBARAN KLINIS
Lesi sering pada nasal cavity, sinus paranasal dan oropharynx.
Rasa sakit dan pembengkakan mendahului ulserasi.
Jaringan nekrosis menyebabkan perforasi palatum
Komplikasi : meluas sampai mata dan otak.
Jamur cenderung invasi pd dinding arterial penyebaran secara hematogen.
HISTOPATOLOGI
Terdapat infiltrat inflamasi akut dan kronis
Terdapat jamur penyebab
Karakteristik; dinding pembuluh darah nekrotik, mengandung thrombi dan jamur
DD
Perforasi lesi palatal
Gumma nekrosis spt pada sifilis stadium 3
Midline granulomma (T-cell lyphoma)
Wegeners granulomatosis
Keganasan pd nasal dan sinus (squamous cell carcinoma, salivary gland
adenocarcinoma)
TERAPI
Amphotericin B : drug of choice
Debridemen pembedahan dari lesi
Prognosis tgt keparahan penyakit dan terapi yang tepat
Kematian relatif sering pada infeksi ini.
b. INFEKSI JAMUR
KANDIDIASIS
Faktor Prediposisi termasuk :
Pemakaian gigi tiruan
Penurunan salvias, misalnya karena penggunaan obat
Terapi antibiotik, terutama spectrum luas
bercak
antijamur sistemik
Pasien harus dianjurkan untuk segera menghentikan kebiasaan
merokok
Biopsi diperlukan untuuk menentukan diagnosis kandidal,
leukoplakia, karena mikrorganisme ditemukan intraepitel, tidak
di atas permukaan mukosa
Biopsi eksisi mungkin perlu dilakukan untuk menghilangkan
lesi bila terpi antijamur tidak berhasil
Yang paling penting diperhatikan : lesi bersifat praganas
Dalam waktu 10 tahun, 7% kasus akan berubah menjadi ganas
Diperlukan pemeriksaan ulang jangka panjang
4. Kandidiasis mukokutaneus kronis
Infeksi candida rongga mulut juga dapat terjadi sebagai bagian dari
b. INFEKSI BAKTERI
1.
Tuberkulosis
Penyakit yang mudah diketahui
Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Walaupun jarang, tetapi dapat ditemukan ulkus yang bersifat persisten, biasanya terjadi di
lidah dengan dinding ulkus bergaung, cekungan tersebut dapat berwarna keabuan atau
dapat
dipastikan
dengan
memberikan
2. Sifilis
Merupakan penyakit yang ditularkan secara seksual. Disebabkan oleh bakteri
Sifilis Primer
Lesi klasik sifilis primer adalah chancre, biasanya ditemukan di regio genital.
Jarang ditemukan pada atau sekitar rongga mulut.
Gejala:
Tidak ada rasa sakit, kecuali bila terinfeksi
Tanda:
Lokasi bibir, ujung lidah, yang lebih jarang di region lain dalam
mulut.
Ukuran bervariasi dari 5 mm sampai beberapa sentimeter
diameternya.
Bentuk bulat.
Tepinya lebih tinggi dari sekitarnya dan ada indurasi.
Jumlah ulkus- biasannya soliter.
Kondisi yang terkait
Nodus limfatik regional membesar, kenyal, dan berdiri sendiri.
Bentuk ulkus dengan tepi indurasi mirip karsinoma sel skuamosa
Chancre sembuh sendiri tanpa meninggalkan jaringan parut
Sangat menular
Sifilis sekunder
Muncul 3-12 minggu sesudah lesi primer (pada pasien yang tidak dirawat) berupa
ruam kulit berwarna merah, berbentuk papula atau macula.
Lesi mulut sering terjadi bersamaan dengan ruam kulit.
Gejala:
Ulkus tidak sakit
Tanda:
Lokasi palatum, tonsil, tepi lateral lidah dan bibir.
Bentuk ulkus yang datar dengan tepi tak beraturan, tertutup oleh
membrane keabuan. Lesi menyatu membentuk bercak membulat yang kita
kenal sebagai mucous patch.
Sifilis tersier
3. Aktinomycosis
Biasanya disebabkan oleh bakteri yang hidup komensal dalam mulut yaitu
Actinomyces israellii
Patogenesisnya tidak jelas merupakan infeksi kronis yang supuratif.
Dapat ditemukan riwayat trauma dalam mulut, seperti ekstraksi gigi, fraktur
rahang.
Gejala:
Pembengkakan pada daerah wajah
Ditemukan abses yang mengeluarkan pus dikulit bagian wajah dan leher.
Tanda:
Ditemukan abses kronis disertai indurasi, biasanya disudut mandibula
Kulit yang terlibat berwarna merah atau keunguan.
Dapat ditemukan fibrosis luas.
4. Gonorhoe
Disebabkan Neissera gonorhoe, melalui kontak seksual
Lokasi infeksi: pada traktus genital bawah, mata, faring, dan rectum.
Infeksi genital dapat ditularkan ke membrane mukosa mulut atau pharyng melalui
kontak orogenital.
Gambaran klinis :
Gejala klinis orak gonorrhea tidak spesifik, terdapat ulser multiple,
eritema generalis, stomatitis generalis, infeksi lebih sering pada faring
5. Noma
Disebabkan oleh Fusobacterium necrophorus (terutama), Borelia vincentii,
Staphylococcus aureus, dan Provotella intermedia.
Gambaran klinis:
Noma terutama menyerang anak-anak
Lesi noma diawali: ulser sakit biasanya pada gingival atau mukosa bukal
dan berkembang secara cepat menjadi jaringan nekrotik.
Penetrasi organisme ini dapat terjadi melalui pipi, bibir palatum
nekrotik.
6. Leprosy
lesi
c. INFEKSI VIRUS
1. Herpes zoster (shingles)
Zoster adalah peradangan karena virus, terletak di akar ganglion bagian posterior,
herpes simplek virus tetap berada di ganglion sensoris sampai terjadi rekativitasi.
Reaktivitasi pada orang dewasa menyebabkan herpes zoster.
Penyakit ini banyak ditemukan, tetapi umumnya terjadi pada orang dewasa, yang
Gejala
Pada tahap prodromal ditemukan rasa sakit seperti terbakar, letaknya di
dalam, parah dan bersifat unilateral gejala prodromal terjadi beberapa hari
sebelum daerah berwarna merah dan vesikel timbul.
Vesikel pecah dan membentuk krusta dikulit, tetapi dalam mulut
membentuk ulserasi dangkal. Vesikel dan ulserasi terletak unilateral di
sepajang distribusi saraf sensoris.
Pasien mengalami demam dan terlihat kurang sehat.
Bila melibatkan rongga mulut, akan timbul rasa sakit dan kesulitan saat
menelan.
Tanda
Bila yang terlibat adalah divisi maksilaris, palatum durum dan palatum
molle akan terkena dan bersifat unilateral.
fibrin putih.
Pemeriksaan penunjang laboratorium:
Isolasi virus
Sitologi
3. Herpes labialis
Dikenal sebagai fever blister / cold sore. Disebabkan oleh virus herpes hominis
tipe 1.
Gejala klinis:
Herpes labialis dimulai dengan rasa gatal dari tempat yang terkena. Dalam
12 jam timbul vesikel dan vesikel tersebut akan pecah membentuk krusta
Dallam 36-48 jam. Pada umumnya krusta akan hilang dan lesi sembuh
pada hari ke-8 dan ke-10. Panas dan limfa denopati dapat timbul sebelum
adanya vesikel.
Erupsi vesikel pada kulit didekat atau pada tepi merah bibir.
Rasa terbakar dan rasa agak gatal
Vesikula pecah, ulser sakit, terdapat lesi oral palatum durum mukosa
bukal.
4. Herpangina
Gejala:
Radang tenggorokan, demam, rasa tidak enak badan.
Tanda:
Suhu tubuh meningkat disertai lymfadenopathy
Walaupun jarang, dapat terjadi pembengkakan kelenjar saliva seperti pada
penyakit mumps. Untuk menentukan diagnosis tetapnya diperlukan
pemeriksaan laboratorium.
Lokasi vesikel dan ulserasi multiple ditemukan di palatum molle dan
tonsil
Ukuran kecil 1-2 mm
Bentuk bulat dan dangkal
Mukosa sekitarnya berwarna merah dan meradang
5. Hand, foot, mouth disease.
Merupakan penyakit yang ringan, gejala sistemiknya juga sedikit. Ditemukan
vesikel pada tangan dan kaki, selain ulserasi yang ditemukan di mulut.
Gejala:
Mukosa mulut terasa sakit dan ada nyeri tekan
makan dan menelan menambah rasa kurang nyaman
lokasi ulserasi multiple di lidah, mukosa bukal, damn palatum durum
ukuran kecil, 1-2 mm, bulat dan dangkal
mukosa sekitarnya berwarna merah dan meradang
ditemukan lesi berupa macula dan vesikula di tangan dan kaki. Tungkai
dan lengan juga dapat terkena
BAB IV
KESIMPULAN
Beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan juga virus dapat menginfeksi jaringan
lunak rongga mulut.
Infeksi yang disebsbkan oleh bakteri diantaranya adalah :
Aktinomikosis
Tuberkolosis
Gonorhoe
sifilis
Herpes zoster
Candidiasis Oral
Kandidiasis Hiperplastis(Kandidaleukoplakia
DAFTAR PUSTAKA
Birnbaum, Warren. 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut : Petunjuk bagi
Klinisi/Penulis. Jakarta : EGC
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit Universitas
Indonesia.