Anda di halaman 1dari 24

Terminal Illness

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pekerjaan Sosial dengan Individu dan
Keluarga (Case Work)

Dosen:
Drs. Ajat Sudrajat K, MP
Ade Subarkah MPS. Sp
Disusun Oleh:
Amelia Puspitarini
14.04.023

Program Studi DIV Pekerjaan Sosial


Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran sebagai koordinator pelayanan dapat berkembang melalui beberapa
cara, apakah secara formal atau tidak formal, bergantung pada seberapa rumit
kemungkinan solusi bagi kasus klien yang dihadapi. Banyak program manajemen
kasus yang dirancang dan mengharuskan manajer kasus menjadi koordinator
pelayanan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, terdapat program manajemen
kasus yang disebut Intensive Case Management (ICM), di mana manajer kasus
bekerja dengan erat bersama klien selama empat sampai delapan minggu.
Salah satu peran yang sangat penting dalam manajemen kasus adalah
koordinasi pelayanan. Jarang lembaga pelayanan manusia atau profesional
tunggal yang dapat menyediakan semua pelayanan kebutuhan klien. karena
lembaga pelayanan dibatasi oleh misi, sumber daya organisasi dan kriteria
kelayakan serta peran, fungsi, keahlian karyawan. Kesepakatan harus dibuat
sesuai kebutuhan klien dengan sumber yang ada di luar. Manajer kasus harus
memiliki pengetahuan tentang komunitas sumber yang tersedia dan keterampilan
untuk

menggunakannya.

Kutipan

keterampilan dan pengetahuan

sebelumnya

mencerminkan

bahwa

yang digunakan manajer kasus adalah untuk

memenuhi kebutuhan klien. Menurut Jan Cabrera, manajer kasus di Layanan


Manajemen kasus intensif, pengetahuan tentang sumber daya penting, karena
menegosiasikan sistem penyampaian layanan untuk mendapatkan akses ke
sumber daya klien tersebut. Kunci untuk menggunakan sumber daya, menurut
Judith Slater, adalah untuk memiliki jaringan di kontak. mungkin menginginkan
keterampilan yang sangat diperlukan dalam menggunakan sumber daya adalah
komunikasi; Alan Tiano menyatakan bekerja baik dengan penyedia layanan lain
tergantung pada keterampila komunikasi manajer kasus.
Hari ini penyampaian layanan lingkungan memerlukan peran baru dan
tanggung jawab manajer kasus. Di masa lalu, banyak layanan yang disediakan
langsung oleh manajer kasus, tetapi pelayanan menjadi lebih khusus. Profesional
harus berhati-hati untuk tidak memberikan layanan langsung di daerah dengan
mereka yang tidak terlatih atau kurang sumber daya yang diperlukan. Manajemen
kasus memiliki maksud menyediakan layanan yang dipilih, koordinasi
2

pengiriman layanan lainnya, dan pemantauan semua pelayanan. Ini perubahan


dari pekerjaan mendefinisikan panggilan untuk keterampilan dalam advokasi,
kolaborasi dan tim kerja.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana mengkoordinasikan pelayanan?
1.2.2
Bagaimana menyeleksi sumber?
1.2.3
Bagaimana membuat rujukan yang sesuai?
1.2.4
Bagaimana melakukan pemantauan terhadap pelayanan?
1.2.5
Bagaimana cara bekerja dengan professional lain?
1.2.6
Bagaimana melakukan advokasi?
1.2.7
Bagaimana bentuk kerjasama team?
1.2.8
Bagaimana perlakuan bagi team?
1.2.9
Apa saja jenis-jenis team?
1.2.10
Apa manfaat team?
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.3.8
1.3.9
1.3.10

Untuk mengetahui cara mengkoordinasikan pelayanan


Untuk mengetahui cara menyeleksi sumber
Untuk mengetahui cara membuat rujukan yang sesuai
Untuk mengetahui cara melakukan pemantauan terhadap pelayanan
Untuk mengetahui cara bekerja dengan professional lain
Untuk mengetahui cara melakukan advokasi
Untuk mengetahui kerjasama team
Untuk mengetahui perlakuan bagi team
Untuk mengetahui jenis-jenis team
Untuk mengetahui manfaat team

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengkoordinasikan Pelayanan ( Coordinating Services)


Jika klien membutuhkan pelayanan yang tidak disediakan oleh agen adalah
tanggungjawab manajer kasus untuk menemukan sumber daya tersebut di
masyarakat, mengatur klien untuk menggunakan sumber daya, dan mendukung klien
3

dalam menggunakan sumber daya. Ini adalah tiga kegiatan dasar dalam
mengkoordinasikan pelayanan manusia. Dalam mengkoordinasikan layanan, manajer
kasus terlibat dalam menghubungkan,

pemantauan, dan advokasi sambil

membangun pada perencanaan dan asesmen yang terjadi di tahap awal manajemen
kasus. Manajer kasus terus membangun kekuatan klien atau memberdayakan klien,
dan menyadari latar belakang budaya klien dan nilai-nilai dasar klien.
Mengkoordinasikan layanan professional memiliki beberapa keunggulan
untuk manajer kasus dan klien. Pertama, klien mendapatkan akses ke berbagai
layanan : tidak ada agen tunggal dapat memenuhi semua kebutuhan klien. Manajer
kasus dapat berkonsentrasi pada penyediaan layanan yang dia miliki sedangkan
menghubungkan klien untuk jasa professional lain yang memiliki bidang keahlian
dan memiliki sumber daya yang diperlukan. Kedua, pengetahuan manajer kasus dan
keterampilan membantu klien untuk mendapatkan akses kebutuhan jasa. Sering
layanan yang tersedia di masyarakat, tapi klien tidak tahu atau bagaimana
mendapatkannya. Keberhasilan pelayanan tergantung pada advokasi oleh manajer
kasus. Juga, koordinasi layanan mempromosikan pelayanan yang efektif dan berbeda
: pada saat sumber daya menyusut, tuntutan untuk penghematan dalam pelayanan
sosial, dan akuntabilitas ketat, penyediaan layanan harus hemat biaya dan waktu
yang terbatas. Di samping itu, kepuasan pelanggan adalah penting. Klien memiliki
hak untuk menerima layanan yang mereka butuhkan tanpa mendapatkan atau
menghadapi kebingungan.
Partisipasi klien penting selama proses koordinasi pelayanan. Ini memerlukan
lebih dari sekedar menjaga informasi klien, keterlibatannya harus aktif dan berjalan.
Pertama-tama, klien berpartisipasi dalam menentukan masalah yang membutuhkan
bantuan. Kedua, nilai, prevensi, kekuatan dan kepentingan klien memainkan peran
kunci dalam memilih sumber daya masyarakat, dan tentu saja partisipasi klien sangat
penting dalam menindaklanjuti sebuah rujukan. Klien juga mempunyai privacy dan
kerahasiaan. Tanpa persetujuan tertulis klien, manajer kasus tidak dapat melibatkan
orang lain dalam kasus tersebut atau memberikan sehelai kertas diluar informasi
tentang hal itu.

2.2 Menyeleksi Sumber (Resources Selection)


Kebutuhan dan layanan klien yang sesuai telah diidentifikasi manajer kasus
mengalihkan perhatian mereka untuk seleksi sumber daya, memilih individu,
program atau lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan. Penting dalam keputusan
ini adalah pertimbangan nilai-nilai klien dan preverensi. Sistem informasi dan
rujukan manajer kasus telah dikembangkan yang berguna dalam hal ini.
Rube Manning adalah pria kulit putih 53 tahun yang melakukan perkosaan. Ia
memiliki hubungan seksual dengan 12 keponakan. Dia kemudian melahirkan
anaknya. Kedua belah pihak mengklaim bahwa hubungan itu buruk, tingkat
keparahan dan keyakinannya adalah karena usia gadis itu. gadis dan keluarga
tampaknya pelabuhan permusuhan Rube, bahkan akan sejauh untuk menulis surat aas
namanya ke departemen koreksi. Rube dihukum 3 tahun penjara dan sekarang
memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat. Angela Clemmons adalah petugas
pembebasan bersyarat yang ditugaskan dalam kasus ini. Rencana layanan untuk dia
setalah dilepaskan. Antara kondisi pembebasan bersyarat Rube ini sedang
menyelesaikan progtam sex pelaku wajib, mendukung anaknya, dan mendapatkan
pekerjaan.
Tidak ada pilihan program pelanggar seks wajib, hanya satu program
yang tersedia dalam komunitas ini. Angela merasa bahwa Rube termotivasi untuk
melakukan segala daya untuk memenuhu persyaratan pembebasan bersyarat.
Meskipun ia tidak banyak bicara tentang pengalaman penjaranya, dia mengatakan
bahwa dia tidak menyukainya. Angela menduga bahwa ia disiksa oleh tahanan
lainnya. Pelaku kejahatan seks biasanya lebih rendah dari hierarki tahanan lain
kecuali mereka sangat kuat atau karismatik, Rube tidak.
Mendapat pekerjaan dan mendukung anak dicoba bersama-sama. Memeriksa
informasi dan berkas rujukan. Angela menyarankan Rube bahwa ada tiga program
pelatihan jangka pendek yang dapat memberikan dia keterampilan kerja. Dua yang
pertama adalah di sekolah kejuruan yang akan memberinya sertifikat baik
hortikultura atau pemeliharaan industry. Yang ketiga adalah non job training di
bidang jasa makanan, dengan gaji sederhana sampai pelatihan selesai. Preferensi rube
adalah holtikultura karena ia dibesarkan di sebuah peternakan dan berpikir dia akan
merasa di luar ruangan lebih nyaman. Ia tahu bahwa pemeliharaan industry adalah
istilah keren untuk pekerjaan kebersihan, dan dia tidak terakhir. Lokasi pelatihan
5

makanan layanan tidak di jalurnya, dan Rube tidak memiliki transportasi sendiri,
tetapi opsi menawarkan gaji segera. Angela memberitahu Rube agar tertarik bahkan
sedikit gembira tentang holtikultura, jadi ia memeriksa alamatnya dan file email
untuk nomor telepon kontak dia.
Dalam hal ini, proses pemilihan sumber daya telah sistematis, yang memiliki
keuntungan untuk kedua klien dan manajer kasus. Klien dan manajer kasus
dilanjutkan secara objektif dan sengaja, dan mempertimbangkan nilai-nilai rekening
Rube, kepercayaan dan keinginan. Alasan untuk pilihan diartikulasikan, dan
memperkuat motivasinya untuk menindaklanjuti dengan arahan. Rube Manning dan
petugas pembebasan bersyaratnya telah memilih program holttikultura, itu adalah
pada barisnya, itu dibangun di atas pengalaman pertanian Rube sebelumnya, dan itu
adalah sesuatu yang ingin dia kejar.
Proses seleksi juga

dapat menampung banyak alternatif dan layanan

menyesuaikan dengan keadaan klien. Kondisi pembebasan bersyarat Rube meliputi


pekerjaan, dan ia tidak menginginkan kemerdekaan, gaji, dan penghargaan yang
datang. Namun, dia tidak bersedia melakukan apa saja. Menjadi petugas kebersihan
tidak menarik bagi dia, dan dia tidak ingin bekerja di dalam ruangan. Petugas
pembebasan bersyarat telah mengabaikan perasaan tersembunyi pada saat ini dan
memutuskan untuk mengarahkan dia ke arah pekerjaan kebersihan, Rube mungkin
tidak termotivasi untuk tidak melakukannya dengan baik. Di bagian paling terburuk,
di tidak melakukan apa-apa, dan pembebasan bersyaratnya akan dicabut. Di samping
itu, hubungan antara Angela Clemmons dan Rube Manning tidak akan berkembang
sebagai kemitraan. Sebaliknya, keputusan mereka untuk mencoba program
holtikultura memperhitungkan keinginan Rube yang bersama dengan kebutuhannya
untuk pelatihan dan pekerjaan.
Menyadari dari preferensi klien, kekuatan dan nilai-nilai sanagat penting
untuk keberhasilan dari langkah seleksi dalam koordinasi layanan. Harus ada
kerjasama kuat antara para peserta.

2.3 Membuat Rujukan yang Sesuai (Making the Referral)

Seperti yang dibutuhkan sebelumnya, pembantu tidak ada yang bisa


menyediakan semua layanan yang mungkin. Oleh karena itu, pengaturan sering harus
dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan klien dengan sumber daya. Hal ini
dilakukan dengan mengacu klien untuk membantu professional lain atau instansi
untuk mendapatkan layanan yang dibutuhkan. Rujukan adalah proses yang
menempatkan klien dalam berhubungan dengan sumber daya yang dibutuhkan.
Rujukan menghubungkan klien dengan sumber daya dalam struktur badan
atau di lembaga lain. Sama sekali rujukan tidak menyiratkan kegagalan pada bagian
manajer kasus itu. Keterbatasan pada layanan manajer kasus pribadi dapa
memberikan yang dikenakan oleh kebijakan, aturan, peraturan dan struktur, serta
keahlian sendiri atau nilai-niali pribadi.
Manajer kasus mengasumsikan peran broker pada saat ini dalam koordinasi
layanan. Broker mengetahui baik sumber daya yang tersedia di masyarakat dan
kebijakan dan prosedur lembaga. Dia bertindak sebagai perantara antara mereka yang
mencari jasa dan mereka yang menyediakannya.
Klien peratama Bethany pada hari selasa adalah Anna, seorang wanita
muda yang baru saja mengetahui bahwa dia hamil. Kehamilan ini telah
menyebabkan krisis dalam keluarga Anna. Orang tuanya adalah imigran generasi
pertama dari San Salvador, beragama katolik, dan mereka sangat menetang
kehamilan dan aborsi. Meskipun lembaga yang mempekerjakan Bethany
mengkhususkan diri dalam jasa pengembangan karir, Anna merasa nyaman dengan
Bethany dan ingin mendikusikan pilihan kepadanya tentang kehamilan dengan dia.
Disisi lain, ini adalah pelajaran yang sulit dalam Bethany karena adiknya
melakukan aborsi 3 tahun lalu dan masih merasa bersalah dan kesal tentang
keputusannya. Pada kenyatannya, seluruh keluarga masih mengalami kesulitan
dengan itu sejak adiknya tinggal dirumah. Bethany juga tahu bahwa pelatihannya
adalh pengembangan karir, dan dia tidak pernah bekerja dengan siapapun yang
berurusan dengan kehamilan yang tidak diinginkan.
Pertemuan itu menggambarkan situasi yang telah sesuai untuk rujukan.
Bethany memiliki beberapa perasaan pribadi yang dapat mengganggu objektifitas,
dan dia mengakui bahwa dia tidak punya pengalaman professional dengan masalah
7

ini, dan tujuan agennya adalah pengembangan karir. Untuk alasan-alasan, dia
memutuskan yang terbaik yaitu membuat rujukan kepada seseorang yang dapat
membantu Anna mengeksplorasi pilihan yang berhubungan dengan kehamilan.
Bethany akan terus mendukung upaya perawatan pembangunan Anna. Dalam proses
rujukan, peran Bethany adalah broker.
Membuat rujukan mungkin tampak seperti proses yang cukup rumit, tetapi
sering menyebabkan kegagalan. Jika seorang manajer kasus percaya bahwa semua
yang diperlukan adalah menyadari kebutuhan klien dan membuat panggilan telepon,
rujukan tersebut mungkin tidak berhasil. Pada kenyataannya, itu adalah umum untuk
klien disebut sumber daya masyarakat lainnya untuk menolak mebuat kontak awal.
Klien juga mngkin gagal untuk menindaklanjuti setelah wawancara pertama dan
keluar sebelum taksiran layanan selesai.
Seorang referral bisa gagal karena tiga alasan. Yang pertama adalah
ketidakpekaan terhadap kebutuhan klien pada bagian dari manajer kasus.
Mengidentifikasi masalah tetapi gagal untuk memahami perasaan klien tentang hal
itu, memberikan kontribusi untuk rujukan yang berhasil. Klien mungkin tidak siap
untuk rujukan pada saat ini, merasa hanya bahwa ia sedang berada diantara pekerja
atau lembaga. Kedua, jika manajer kasus tidak memiliki penngetahuan tentang
sumber daya, klien dapat disebut sumber daya yang salah. Hal ini membuat dia
merasa tersesat dalam sistem rumah berpikir bahwa itu semua buang-buang waktu,
dan percaya bahwa manajer kasus tidak kompeten. Alasan ketiga untuk kegagalan
salah menilai kemampuan klien untuk menindaklanjuti dengan arahan. Menyarankan
kepada klien, paksa dia menelepon untuk mebuat pengangkatan bagi pemeriksaan
fisikal mungkin tidak bekerja, mungkin karena dia baru ke kota, tidak yakin siapa
yang harus dihubungi, tidak memiliki telepon, atau bahkan mungkin tidak ingin ujian
ini.
Bagaimana manjer kasus membuat rujukan sukses? Dua kunci keberhasilan
adalah kemampuan klien dan membentuk ide yang jelas tentang peran professional
yang diacu (Brill, 1998). Menilai kemampuan klien berarti mencari tau berapa
banyak yang bisa mereka lakukan sendiri. Hal itu baik untuk mendorong
kemandirian dan swasebada klien, tetapi beberapa dari mereka akan terbukti tidak
dapat mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan dan mengambil langkah-langkah
8

untuk mendapatkannya. Sifat dari masalah, perasaan klien, dan energi yang
dibuthkan untuk tindakan semua dapat berkontribusi pada perasaannya sendiri,
ketidakmampuan untuk bertindak dan kurangnya motivasi untuk tindak lanjut.
Selain menilai kemampuan klien, manajer kasus menunjuk dari gagasan yang
jelas tentang apa peran dia dalam proses rujukan. Dalam hal ini, manajer kasus harus
dipandu oleh apa yang klien butuhkan dan apa hubungan manajer kasus dengan
professional lain atau lembaga lain. Tingkat manajer kasus dari keterlibatan dalam
referral bisa jatuh dimana saja pada sebuah kontinum, dari membahas beberapa
sumber daya dengan klien, yang kemudian mengambil tanggung jwab untuk memilih
sumber daya dan tindak lanjut, untuk memberikan bantuan konkrit dengan rincian,
seperti membuat janji pada klien dan memiliki relawan lembaga untuk menemani
klien.
Bethany mendekati proses rujukan dengan cara berikut : Dia mengakui
keprihatinan Anna tentang situasinya dan diakui keinginannya untuk membantu. Dia
juga berbagi dengan Anna tentang bantuannya, menjelaskan bahwa pelatihannya
dalam pengembangan karir dan dia memiiliki pengetahuan yang terbatas tentang
pilihan untuk wanita hamil yang belum menikah. Namun, dia tahu dari dua lembaga
jasa

yang

Anna

cari.

Anna

ingin

tahu

tentang

itu,

sehingga

mereka

membicarakanlayanan yang mereka berikan dan lokasi geografis mereka. Anna


khawatir tentang biaya layanan, dan Bethany tidak yakin tentang biaya lembaga. Dia
memeriksa file computer dan menemukan bahwa kedua lembaga dibebankan biaya
pada skala geser. Anna tidak tahu apa artinya itu, jadi Bethany menjelaskan bahwa
skala tertentu ditentukan untuk biaya sesuai dengan pendapatan individu. Anna tidak
tahu siapa yang harus dihubungi, bagaimana menjelaskan masalah, dan sebagainya.
Dia juga bertanya-tanya apakah dia dapat terus bekerjadengan Bethany pada
pengembangan karir. Bethany membicarakan semua masalah ini dengan Anna.
Bersama-sama, mereka memutuskan di salah satu lembaga, dan Bethany sepakat
untuk membuat kontak awal. Pekerjaan sebelumnya dengan Anna membimbingnya
untuk percaya bahwa sekali kecemasan awal melakukan kontak usai, Anna mampu
muncul untuk pengangkatan dan mendapatkan layanan yang dibutuhkan.
Bethany menggunakan beberapa strategi untuk memastikan bahwa rujukan
Anna adalah satu kunci sukses
9

1. Diskusikan dengan klien pelayanan yang disediakan oleh sumber daya.


Diskusi harus mencakup mengapa diperlukan rujukan, bagaimana hal itu akan
membantu, bagaimana klien merasa tentang itu, dan kapan informasi harus
disediakan. Jika informasi klien akan dibagi, maka bentuk rilis ditandatangani
oleh klien atau wali saat ini.
2. Membuat arahan. Membuat rujukan mungkin memerlukan nomor telepon dan
alamat, membatu dia dengan kontak awal, seperti yang Bethany lakukan, atau
mengambil inisiatif untuk menghubungi sumber daya. Interaksi mungkin
melibatkan penjadwalan janji, mencertitakan apa yang klien tahu tentang
sumber daya, dan mencari tahu apa sumber daya informasi yang dibutuhkan.
Tentu saja, sebelum informasi disampaikan, izin klien harus diperoleh.
Misalkan rujukan tidak berjalan seperti yang direncanakan.
3. Berbagi informasi rujukan dengan klien. Ia perlu mengetahui waktu janji,
lokasi, dan nama orang yang melihat pada saat kedatangan. Hal ini juga
sesuai untuk mengetahui apa yang mendukung klien mungkin perlu untuk
menindaklanjuti dengan janji.
4. Menindaklanjuti arahan. Koordinasi layanan dapat dilakukan dengan
berbicara antar klien dan penolong yang menerima arahan. Apakah klien
muncul? Apa yang terjadi? Apakah klien puas dengan pelayanan dengan
pekerja? Layanan coordinator dengan melalui sistem informasi dan rujukan
membuat kebiasaan mencatat informasi tersebut dalam file mereka. Informasi
dari pekerja yang melihat klien dapat disampaikan dalam panggilan telepon,
laporan tertulis, atau tiak sama sekali.
Proses rujukan adalah satu fleksibel yang dapat disesuaikan untuk digunakan
dengan klien, tapi partisipasi klien sangat penting untuk koordinasi pelayanan yang
baik. Klien berpartisipasi dalam keputusan untuk merujuk dan memilih tempat yang
akan dirujuk. Kemampuan mereka menetukan sejauh mana keterlibatan mereka
dalam langkah-langkah dari proses rujukan. Termasuk membuat janji, sampai ke
agen, dan sebagainya.
Para manajer kasus dalam proses rujukan bervariasi dari sedikit keterlibatan,
tergantung pada kemampuan klien. Tanggung jawab manajer kasus tersebut
termasuk mengetahui sumber daya apa yang tersedia untuk klien, bagaimana
membuat rujukan, dan bagaimana menilai kemamuan klien, akuartnya keterlibatan

10

tidak berkhir setelah rujukan, langkah berikutnya, pemantauan langkah. Juga


tanggung jawab manajer kasus itu.
2.4 Pemantauan Terhadap Pelayanan (Monitoring Services)
Setelah rujukan dibuat, pemantauan pelayanan, menjadi fokus dari
manajemen kasus. Layanan monitoring menindaklanjuti kontak mungkin berarti
informasi, intervensi krisis, atau membuat rujukan lain. Para manajer kasus harus
bekerja dalam peran broker dan mobilisator seluruh tahap koordinasi pelayanan.
Dalam layanan pemantauan, manajer kasus mengkaji jasa yang diterima oleh klien,
setiap kondisi yang mungkin telah berubah sejak tahap perencanaan, dan tingkat
kemajuan menuju tujuan dan sasaran dinyatakan dalam rencana. Urusan ini dapat
terjadi seringkali sehari atau tiga minggu atau sesedikit sekali sebulan atau sekali
setahun, tergantung pada tujuan program, beban kasus dari pembantu, dan sumber
daya yang tersedia.
a. Meninjau kembali pelayanan (Preview of Services)
Setelah majaner kasus telah membuat rujukan, memberikan pelayanan
yang diperlukan menjadi tanggung jawab

lembaga sumber daya atau

professional yang telah menerima arahan. Namun, manajer kasus tidak


melepaskan kasus ini lengkap. Dia tetap berhubungan dengan klien untuk
memastikan jasa tersebut yang disampaikan, bahwa klien puas dengan
mereka, dan bahwa menyepakati kerangka waktu tetap terjaga. Seperti yang
Anda ingat, semua ini ditentukan dalam rencana pelayanan.
b. Perubahan Kondisi (Changing Conditions)
Seringkali ada jeda waktu antara rencana pengembangan dan profesi
layanan. Selama periode ini, manajer kasus mencari persetujuan keagenan.
Jika perlu dan mengatur untuk layanan baik di dalam kantor agen atau di
lain. Hal ini juga kemungkinan bahwa aka nada perubahan situasi klien
selama ini. Pengaturan hidup, hubungan, pendapatan, dan emosi adalah
beberapa faktor yang dapat berubah. Masalah yang diajukan dapat
menunjukkan perubahan beberapa, atau masalah bisa muncul. Setiap
perubahan tersebut mungkin memerlukan review dan revisi dari rencana.
Keadaan klien juga dapat berubah selama pelayanan. Bagian dari
pemantauan layanan tetap mengetahui perubahan yang terjadi dalam
11

kehidupan klien. Beberapa perubahan dapat terjadi sebagai akibat dari


pelayanan public, misalnya, klien bisa beljara lebih banyak cara untuk
mengeksoresikan kemarahannya. Perubahan lain mungkin tidak ada
hubungannya dengan pelayanan, namun mereka mempengaruhinya. Sebagai
contoh, klien dapat memutuskan untuk menikah sementara agar ekonominya
lebih baik. Sekali lagi, pemantauan layanan membantu manajer kasus tetap
mengikuti dan siap untuk campur tangan jika perlu mengevaluasi kemajuan.
Layanan monitoring jga memerlikan kemajuan terus memeriksa terhadap
tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pelayanan.
c. Mengevaluasi kemajuan (evaluating progress)
Evaluasi yang berkesinambungan dapat menyebabkan modifikasi dari
rencana sehingga untuk meningkatakan efektifitas atau berurusan dengan
perkembangan baru. Monitoring pelayanan berjalan paling lancar jika kontak
dekat dipertahankan dengan klien. ukuran hasil berfokus pada klien, sehingga
ia merupakan sumber utama informasi tentang penyediaan layanan. Tindak
lanjut dan pemantauan dilakukan untuk memastikan bahwa arahan
menghasilkan hasil yang diinginkan.
Kasus berikut menggambarkan bagaimana seorang manajer kasus
memonitor layanan dengan meninjau jasa yang diterima, mengingat setiap
perubahan kondisi, dan mengevaluasi kemajuan menuju sasaran dan tujuan.
Dalam hal ini, tanggung jawb manajer kasus itu tidak berakhir setelah
arahan. Karena ia memonitir pelayanan, falming menyadari bahwa ada masalah
dia mampu intervensi, menggunakan kontak dia untuk membuat perbedaan dalam
penyediaan pelayanan. Dia juga memantau pengiriman layanan lainnya,
memverifikasi bahwa layanan diidentifikasi disampaikan dalam waktu yang
wajar dan oleh para profesioanl yang ditunjuk untuk membebaskan mereka tidak
mengikuti perkembangan kasus dapat mengakibatkan keterlambatan dalam
pelayanan yang dibutuhkan (atau bahkan kinerja yang tidak bagus). Kemudia
klien menjadi frustasi dan tidak puas dengan kedua sumber daya dan manajer
kasus
2.5 Bekerja dengan professional lain (Working with Other Professionals)

12

Koordinasi layanan efektif tergantung sampai batas tertentu pada hubungan


manajer kasus dengan professional lainnya. Kedua arahan dan pemantauan
layanan lebih mudah dicapai ketika manajer kasus memiliki hubungan dengan
sumber daya. Para professional manajer kasus memiliki berbagai macam latar
belakang budaya, prestasi akademik, dan deskripsi pekerjaan. Seringkali
hambatan tampaknya koordinasi layanan yang berakar pada masalah, persaingan
untuk klien, dan kekhawatiran tentang kerahasiaan, komunikasi, kadang-kadang
tantangan antara meraka dengan perspektif yang berbeda, adalah salah satu cara
mengatasi hamabatan tersebut.
Kemampuan komunikasi yang baik sangat penting ketika bekerja dengan
personel dari instansi lain. Keterampilan ini dapat menjadi faktor penentu dalam
membuat sumber daya secara efektif atas nama klien. Berikut ini kami sajikan
sasaran tertentu untuk komunikasi. Pertama, hindari sikap professional lainnya.
Anda mungkin mengalami satu perawat yang kasar, tetapi masuk akal untuk
berpikir bahwa semua perawat seperti itu. Kedua, jangan ragu untuk meminta
penjelasan atau definisi dari terminology yang tidak anda mengerti. Lebih baik
bertanya daripada berpura-pura anda tahu. Kegita, anda dapat membantu orang
lain belajar terminology sendiri dengan menggunakannya dan memaknainya.
Akhirnya, diketahui bahwa para professional lainnya mungkin memiliki gaya
yang berbeda dari komunikasi. Sebagi contoh, gaya klinis mungkin lebih nyaman
untuk psikiater. Gaya lain yang telah diidentifikasi adalah legal (dari lawan yang
sama) , politik (lawan-lawan yang tidak sama), dan pedagogis (guru-siswa).
2.6 Advokasi
Advokasi yang dilakukan terhadap orang lain yaitu dengan melakukan
pembelaan terhadap hak-haknya ketika seorang manajer kasus bertindak sebagi
advokat terhadap klien advokat dalam hail ini harus mendukung, membela, atau
berjuang untuk melindungi hak-hak mereka. Advokasi juga dalam hal ini terkait
dengan pemberdayaan serta partisipasi klien dalam memberikan dukungan
terhadap kasus yang dihadapi klien guna menentukan keputusan terhadap
rehabilitasi dan kesejahteraan klien tersebut. Seorang manajer kasus yang bekerja
di pusat layanan keluarga Third Avenue di Bronx menggambarkan tentang situasi
yang dihadapi klien terhadap pasien AIDS yang membutuhkan advokasi.
Hal ini disebut dengan pemahaman sementara atau tempat tinggal sementara
yang memberikan perlindungan serta rasa aman. Apabila klien meninggal, maka
13

keluarga tersebut harus pindah. Saya menganggap bahwa hal ini sangatlah tidak
adil dikarenakan apa yang terjadi pada mereka? Dalam hail ini tidak ada
perencanaan utama. Boby belum bekerja pada masalah ini (Caroline Brown,
Komunikasi pribadi, 5 Mei 1994).
Advokasi sangatlah penting bagi manajer kasus dikarenakan sering kali klien
tidak dapat mengartikulasikan atau mengeksplorasi apa yang mereka butuhkan,
mereka juga tidak mengerti mengenai pilihan pelayanan apa yang akan mereka
terima dalam hal ini mereka kurang mendapatkan informasi yang diperlukan.
Dalam situasi seperti ini mereka diharapkan dengan situasi konflik terhadap
orang-orang yang memiliki otoritas tinggi . kemudian klien sendiri terllu tabu
untuk berbicara sendiri terhadap orang-orang yang berkuasa dikarenakan hal ini
menjadi suatu pertimbangan terhadap keinginan yang diinginkan oleh klien.
a. Beberapa Masalah klien secara umum yang dapat dipertimbangkan sebagai
manajer kasus guna memberikan advokasi yang sesuai:
1) Klien yang di tolak akibat pelayanan yang diberikan terbatas
2) Klien yang menyatakan minatnya untuk memilih salah satu metode
pengobatan
3) Klien yang telah membuat keputusan sendiri
4) Klien memiliki sedikit informasi tentang penilaian keputusan yang di
buat
5) Klien telah di tolak pelayanan berdasarkan faktor-faktor ras, jenis
kelamin, atau agama
6) Klien yang diberikan pengobatan bertentangan dengan norma-norma
budaya
7) Klien yang telah diperlakukan tidak hormat oleh para profesi pelayanan
kemanusiaan
8) Klien yang berada di tengah konflik antara agen dan professional
9) Klien yang diabaikan hak-haknya mendapatnya pelayanan yang tidak
aman
10) Klien yang diabaikan hak-haknya mendapatkan pelayanan
11) Aturan serta peraturan yang tidak melayani kebutuhan klien
Manajer kasus dalam hal ini memiliki posisi untuk memberikan advokasi
pelayanan klien dengan memperhatikan. Bahwa manajer kasus harus
mengetahui klien siapa mereka, dengan mempertimbangkan nilai keinginan,
serta perlakuan yang harus sesuai diterima oleh klien. rasa saling percaya
antara klien dan manajer kasus, akan membangun kemitraan yang baik.
Sehingga dalam hal ini manajer kasus akan mendengarkan dan memberikan
14

pembelaan apabila terjadi perlakuan tidak adil bagi klien. manjer kasus juga
membangun suatu kontak dengan keluargnya, teman-temannya, serta profesi
lain dengan siapa klien terlibat. Oleh karena itu, para manjer kasus harus
memiliki akses secara langsung kepada siapa saja apabila dalam praktek yang
dilakukan itu terasa tidak adil sehingga dalam hal ini dalam melakukan
monitoring manjer kasus masih menemukan situasi advokasi yang rawan.
Dalam menjalankan peran sebagai advokasi merupakan suatu hal yang tidak
mudah, dikarenakan hal ini sebagai upaya dalam hal advokasi yang dimulai
dari beberapa tugas yang harus diselsaikan diantaranya:
1) Bahwa manajer kasus harus mengumpulkan fakta-fakta kebenaran terhadap
situasi mengenai keadaan serta keluhan-keluhan yang dihadapi oleh klien
2) Manajer kass memutuskan advokasi apa yang tepat digunakan
b. Bagaimana advokat yang baik (How to be a Good Advocate)
Banyak manajer kasus tidak menyukai terhadap konflik, dan para manajer
kasus itu sendiri memiliki ketakutan dalam melakukan advokasi dikarenakan
apabilan dalam melakukan advokasi itu mengalami kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh klien. advokasi dirasakan rumit
dikarenakan manajer kasus tersebut bersifat loyalitas terhadap badan
pengawas dank lien. Berikut merupakn pedoman untuk mendukung pekerjaan
advokasi yang efektif, dengan mengacu pada pedoman penyuluhan,
pembangunan, perencanaan, serta tahap proses dari manajemen itu sendiri.
1) Mengetahui lingkungan dimana konflik itu terjadi atau berlangsung. Hal
ini sangat penting ketika melaksanakan ketikan bertindak sebagai
advokat bagi klien. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengetahui orang
yang tepat kepada siapa untuk membuat banding. Memiliki jaringan
rujukan yang baik serta hubungan yang baik dengan banyak lembaga
pelayanan berguna dalam memahami lingkungan.
2) Memahami kebutuhan klien dan pihak lain yang terlibat. Hal ini
membantu dalam melakukan advokat guna memahami mengapa pihak
klien bertentangtangan dengan klien atau tampaknya keinginan tidak
menghormati klien jika advokat memiliki informasi ini sebelum banding,
strategi dapat dikembangkan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
semua pihak yang terlibat atau paling tidak mengartikulasikan tindakan
bersama.
15

3) Mengembangkan rencana yang jelas bagi klien. advokat harus mengerti


dengan jelas tentang kebutuhan apa yang harus diterima oleh klien dan
apakah pihak lain harus memberikan atau menyerahkan bantuan terhadap
pemenuhan kebutuhan tersebut.
4) Gunakan teknik persuasive yang tepat. Banyak situasi yang cocok untuk
persuasi. Persuasi adalah bagaimana mendukung kebutuhan klien dengan
tetap

menghormati

hak-haknya.

Hal

ini

mencakup

terhadap

permasalahan yang jelas, menyajikan latar belakang informasi penting


dan fakta yang actual menjelaskan mengapa situasi perlu dirubah serta
merinci situai yang dapat diterima.
5) Setelah ada kesepakatan, perlu dinyatakan atau seraca tertulis dan semua
pihak harus setuju
6) Menggunakan teknik persuasi secara lebih dengan jalur banding, ketika
terbukti tidak efektif dalam hal ini menggunakan teknik yang menantang
sistem secara langsung manajer kasus membuat surat banding resmi atau
mengambil jakur hukum dalam upaya mempromosikan perubahan atas
nama klien. dalam prosedur pelayanan keluhan atau tantangan hukum
klien memiliki kesempatan untuk didengar baik secara lisan maupun
tertulis. Biasanya kasus klien terdengar oleh orang oleh kelompok yang
tidak memihak. Tehnik lain dalam mengajukan banding adalah dengan
menggunakan media untuk membawa kasus klien kepada public
Keadaan khusus tidak diperlukan bagi seorang manajer kasus untuk
mengasumsikan peran advokasi. Dalam melakukan pekerjaannya seorang
manajer kasus menemukan banyak kesempatan untuk bertindak untuk
menjadi advokasi bagi klien. para manajer kasus kemudian mengintegrasikan
advokasi menjadi tanggung jawab manajemen kasus klien. setiap tindakan
yang terdaftar dibawah ini merupakan tujuan dasar dan nilai-nilai manajeman
kasus yang sebelumnya dibahas pada bab 1. Tidak hanya merupakan ciri
advokasi yang efektif tetapi juga merukapakan standar yang baik bagi
praktik.
1) Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan melibatkan tim
professional danklien (atau jika sesuai anggota keluarganya).
2) Berinteraksi dengan klien untuk menanamkan pelayanan terhadap nilainilain serta orientasi budaya.
16

3) Memantau kasus dan menetapkan tujuan dan hasil berdasarkan standar


kualitas pelayanan professional.
4) Terus berkomunikasi dengan professional lain tentang issue yang
berkaitan dengan klien.
5) Rencana perawatan yang memperhitungkan prevensi klien kekuatan dan
keterbatasan serta dengan memberikan dukungan tambahan untuk
mengantisipasi apabila mengalami suatu kesulitan.
6) Berbicara terhadap klien bila ia mengizinkannya.
7) Mendidik klien tentang kebijakan organisasi dan prosedur.
8) Menciptakan suatu lingkungan yang memfasilitasi dalam pengambilan
keputusan oleh klien.
9) Mendidik klien tentang pilihan dalam pengobatan dan tentang proses
pembuatan rencana pengobatan serta mendiskusikan hambtan yang
mungkin ditemui selama tahap implementasinya.
10) Bekerja dalam sistem untuk mendukung, memodifikasi dan membuat
kebijakan. Mengetahui professional yang terlibta dalam pekerjaan ini,
serta mendiskisikan pendapat anda dengan mereka. Relawan dalam hal ini
memiliki komitmen dalam mempertimbangkan isu-isu kebijakan.
11) Menjadikan keterlibatan dalam proses politik dengan menghubungi
pembuatan kebijakan public.
Advokasi memang sulit dan manajer kasus dalam hal ini harus melakukan
penilaian yang baik dalam memilih oenyebab bagi hambatan yang dialami
oleh klien. terkadang kebutuhan untuk advokasi mungkin tidak jelas bagi
klien.
Manajer kasus harus menyadari bagaimana upaya advokasi agar mereka
dapat dianggap oleh orang banyak yang percaya bahwa manajer kasus
memiliki kesetiaan terhadap institusi atau lembaga sedangkan yang lainnya
dirasa bahwa mereka perku untuk mendukung upaya tim. Advokasi yang kuat
yaitu tidak mengorbankan perasaan. Dikarenakan apabila mengorbankan
kebersamaan tim maka akan membahayakan tingkat kepercayaan klien dalam
tim. Faktor lain adalah bahwa sulit untuk bertindak sebagai advokat bagi
klien tertentu, dikarenakan pasti terdapat bebrapa orang yang tidak jujur,
serakah, atau pengacau. Manajer kasus harus berpikiran jernih tentang
legitimasi terhadap tuntutan klien dan mendekati masalah itu dengan berpikir
dengan penuh keadilan.
17

2.7 Kerjasama Team (Teamwork)


Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, bekerja dengan orang lain atau
bekerjasama dengan tim merupakan komponen penting dalam proses manajemen
kasus. Para professional menemukan diri mereka dalam membentuk hubungan
dengan klien, keluarga, teman-teman, rekan kerja, professional lainnya, serta
lembaga lainnya. Hubungan ini termasuk dalam kerjasama dengan tim, konseling
keluarga, serta membentuk kemitraan dengan institusi lain, bisnis, atau unit
pemerintahan dan departemen.
2.8 Perlakuan Bagi Team (Treatment Teams)
Dalam memenuhi kebutuhan klien yang dimana memiliki beberapa masalah
yang diantaranya masalah terhadap anak, mereka yang cacat, orang tua serta yang
lainnya, pendekatan tim yang terkoordinasi dalam hal ini diperlukan dikarenakan
beberapa professional yang terlibat kadang-kadang disebut dengan tim penyembuhan
atau pengobatan, kelompok professional dalam hal ini bertemu untuk meninjau
masalah klien, mengevaluasi informasi, dan membuat rekomendasi prioritas guna
mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan (Stacie new berry) yang bekerja di
tempat penampungan anak perempuan yang melarikan diri, menjelaskan prosedur
kepegawaian mereka.
Menggunakan tim untuk membuat suatu keputusan memiliki banyak
keuntungan. Dengan bekerja sebagai tim professional dapat berbagi tanggung jawab
dan juga dapat berbagi mengenai beban emosional apabila bekerja dengan klien yang
memiliki masalah sulit. Ketika sekelompok orang professional itu terlibat semua
dimensi situasi klien lebih memungkinkan untuk dipertimbangkan, dan anggota tim
bisa mendapatkan suatu sudut pandang yang sama tentang kelebihan dan kekurangan
masing-masing terhadap keputusan yang dibuat. Dalam pengaturan tim ini, pemberi
pelayanan dapat memberi keahlian dan pengetahuan karena mereka takut pada
keadaan setiap kebutuhan keadaan klien.

2.9 Jenis-Jenis Team (Types of Teams)


18

a. Team Departemen
Salah satu jenis tim yang digunakan dalam manajemen kasus adalah tim
departemen, yang terdiri dari sejumlah kecil professional yang memiliki
tanggung jawab pekerjaan yang sama yang saling mendukung pekerjaan antara
satu dengan yang lainnya kolega yang membawa suatu kasus masalah dalam tim,
bagi tim itu merupakan suatu yang menantang dan rekan kerja sendiri
memberikan bantuan terhadap mereka dalam mengidentifikasi masalah klien dan
menghasilkan pendekatan alternative dalam pengobatan. Kim Ehlers yang
bekerja dengan orang dewasa penyandang cacat bekerja tentang pekerjaannya di
rapat staf departemen.
Tim departemen sanat berguna dalam pengambilan keputusan terhadap suatu
masalah sulit atau klien tersebut menciptakan suatu stress bagi manajer kasus.
Tim departemen dalam hal ini akan berbagi informasi dan serting membuat
keputusan dalam kelompok tentang bagaimana bekerja dengan masalah yang
dihadapi oleh klien.
Dalam tim departemen manajer kasus dapat mengisi salah satu dari dua
peran yang dijalani. Pemimpin atau peserta bila mengasumsikan peran
kepemimpinan, manajer kasus menyajikan semua kasus untuk melakukan suatu
peninjauan. Dia menjelaskan tentang klien dan status klien ini serta merangkum
kesimpulan keputusan yang dibuat sampai pada saat materi disajikan sedemikian
rupa guna untuk mendorong feedback dan dialog dari rekan-rekan yang lainnya.
Ketika manajer kasus harus mendengarkan, mempelajari situasi, serta
memberikan saran dan nasihat.
b. Team Interdisipliner
Sebuah tim interdisipliner merupakan suatu tim dengan cara yang berbeda
untuk bekerja dengan professional lain dalam menyediakan pelayanan bagi klien
seperti namanya tim ini termasuk para professional dari berbagai disiplin ilmu,
masin-masing emiliki sebuah pelayanan klien. Seringkali itu termasuk klien atau
anggot keluarganya. Dalam tahap awal pengobatan klien, tim interdisipliner
mengumpulkn data, menetapkan tujuan dan prioritas dan mengembangkan
rencana pada pengobatan akhir, tim interdisipliner, memonitoring kemajuan
klien, merevisi rencana, membuat keputusan tentang perawatan yang akan
diberikan.
Para manajer kasus sering menjadi pemimpin tim, memberikan pandangan
menyeluruh bai anggota tim maupun klien memastikan bagi klien atau anggota
19

keluarga mewakili pandangan mereka, dan melakukan penilaian terhadap


masalah klien. Selain itu manajer kasus diharapkan untuk memantau kemajuan
klien antar pertemuan, mengatur agenda pertemuan, memberikan ringkasan
kemajuan klien, mendiskusikan langkah selanjutnya dari setiap masalah yang
dihadapi, dan membantu dalam mendamaikan perbedaan pendapat. Kadangkadang pemimpin tim ditempatkan dalam situasi yang sulit dikarenakan setiap
pemberi pelayanan memiliki kredensial di daerah khusus keahlian professional.
Banya dari mereka yang terbiasa dalam mengelola kasus, menjadi pemimpin, dan
membuat keputusan penilaian dan pengobatan sendiri.
Salah satu khasnya dari pertemuan awal interdisipliner yaitu merupakan
rencana yang baik untuk terorganisir, terintegrasikan dengan baik serta dirancang
yang baik untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan untuk memenuhi
kebutuhan. Contohnya adalah dinas keluarga individu (IFS) rencana untuk Dil,
Linda, Yean, Smith, disajikan pada table 871. Rencana ini mendukung Jane
dalam tahapa perkembangan yang tertunda terhadap orang tuanya. Mereka
terlibat dalam keberlangsungan proyek yag didukung oleh university of Nebraska
Medical Center di Omaha, Nebraska. Program ini melibatkan keluarga sebagai
manajer dalam perawatan bayi dan balita yang mengalami penyakit kronis dan
cacat perkembangan. Dalam proyek ini bayi dan balita diidentifikasi dan
menerima pelayanan yang komprefensif untuk memenuhi mereka dan
keluarganya. Hal ini merupakan penyediaan pelayanan rawat inap, dan tindak
lanjut akan dilakukan ketika anak-anak puang. Fungsi layanan koordinasi
meliputi koordinasi penilaian di koordinasi IFS. Salah satu komponen dari setiap
pelayanan yang terdaftar selai dari orang tua ada 4 tim professional yang terlibat
dalam mengembangkan rencana komprehensif ini. Tugas perawatan sudah jelas
dinyatakan dan individu ditegaskan untuk mengawasi atau melakukan setiap
tugas (Jacson, Finkler, dan Robinson, 1992)
Salah satu rencana perawatan dimulai dari pertemuan tim interdisipliner yang
dijadwalkan untuk membantu untuk memantau kemajuan klien. Setiap
professional yang terlibat menyajikan laporan kemajuan dan bersama-sama
mereka membuat keputusan tentang bagaimana untuk melanjutkan. Para manajer
kasus sering bertemu dengan masing-masing professional sebelum rapat. Dalam
situasi krisis, dia mungkin merevisi rencana tanpa persetujuan tim. Interaksi
dengan professional lain kadang-kadang terasa sulit jika mereka belum
20

memberikan pelayanan yang bertanggung jawab tentang kualitas pelayanan yang


disampaikan manajer kasus paling sering tidak mengawas mereka, sehingga
ketika masalah tersebut muncul, ia berhasil dengan persuasi dan kolaborasi.
c. Team dengan Keluarga dan Teman (Teams Families and Friends)
Dikarenakan manajemen kasus merupakan suatu model yang melayani
kebutuhan klien dengan jangka panjang dan kompleks keluarga dan teman-teman
sering merupakan bagian penting dari tim. Ketika bekerja dengan klien seperti
orang tua, orang dengan berkapasitas mental terbatas, anak-anak, dan anak
muda,penduduk sakit mental dan lainnya. Keluarga dan teman dapat membantu
dalam membuat suatu keputusan, memberikan perawatan, atau keduannya,
manajer kasus harus menyadari bahwa pengasuhan terlibat dalam perencanaan
pelayanan ada juga kecenderungan untuk memasukkan keluarga dalam
pengobatan yaitu diantaranya remaja yang hamil, ib tunggal, imigran, dan
lainnya, yang secara tradisional diberikan pengobatan individu. Input dan
partisipasi keluarga dan teman-teman yang dianggap penting di setiap tahapan
proses manajemen kasus.
Bekerja dengan keluarga dan teman-teman dapat bermanfaat termasuk
memperluas jaringan dukungan dan perawatan bagi klien dan melibatkan mereka
di lingkungan terdekat ebagai bagian dari solusi. Tidak smua keluarga dan teman
dapat memfasilitasi proses kerja tim dikarenakan anggota keluarga tidak setuju
antara yang satu dengan yang lainya, klien untuk tidak mendukung komitmen
klien untuk berubah dan mencoba untuk menyabotase proses manajemen kasus.
Manajer kasus suka memiliki anggota keluarga di tim apabila mereka benarbenar tidak mendukung. Salah satu contoh inklusi luas dari keluarga adalah
memori dan Angany satelit projek (peta) dari pusat penelitian Universitas
Washington Alzheimer. Program ini adalah pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan beberapa orang tua yang terlayani dengan gangguan kognitif. Banyak
dari klien idak memiliki diagnosis formal anggota wawancara pelayanan berdasar
rumah kedua yaitu klien dan perawat tinggal di dalam dan di luar rumah.
Salah satu masalah yang sulit dihadapi dalam program ini bahwa pengasuh dalam
hal ini sering tidak memberikan saran yang sama ketika menilai kebutuhan dan
membuat rekomendasi (Edward Baum Meisel, 1999).
2.10 Manfaat Team (Benefits of Teams)

21

Bekerja dalam sebuah tim adalah merupakan suatu pengalaman yang menarik
bagi seorang manajer kasus. Mereka menyambut dengan berfikir kreatif dan
dukungan yang berasal dari usaha kolaborasi namun dalam membangun tim yang
efektif memerlukan partisipasi seluruh anggota, terutama yang terjadi pada team
interdisipliner. Manajer kasus memiliki tanggung jawab untuk memimpin team
dan mengembangkan suasana yang kondusif untuk kerja sama dengan baik.
Suasana yang positif dimana fungsi team juga terjadi akibat adanya tujuan
bersama

tujuan dari

pengelolaan kasus

ini

adalah

untuk melakukan

pengambangan secara sukses serta implementasinya mampu untuk memenuhi


kebutuhan klien. Anggota team harus memiliki rasa hormat dan kepercayaan
terhadap orang lain. Penghormatan ini sangat penting dikarenakan tim harus
berbagi dalam keputusan secara radikal yang mampu mengubah kehidupan klien.
saling mneghormati juga sangat penting bagi tim interdisipliner dikarenakan
setiap anggotanya di andalkan untuk membawa pengetahuan dan keterampilan
terhadap daerah tertentu ( PRPK 2011).
Untuk manajer kasus yang terlibat dengan tim ada beberapa aspek tim yang
dapat meningkatkan suatu pelayanan. Pertama, klien menerima pelayanan dari
kalangan praktisi yang bekerjasama dengan jumlah yang besar terhadap
kreativitas keahlian serta keterampilan dalam memecahkan masalah yang telah di
tetapkan sehingga dalam hal ini makin efektif perencanaan dan pengiriman yang
dibuat maka setiap professional dapat melakukan tanggung jawabnya dengan
baik dikarenakan dalam hal ini adanya partipasi dalam proses menetapkan suatu
tujuan secara prioritas dan terencana. Karena tim professional yang merasa lebih
baik dari klien sebagai manusia seutuhnya, ada suatu konsepsi yang jelas
mengenai tentang mengenai bagaimana pengobatan sendiri itu yang di
integrasikan ke dalam hal yang lebih besar.
Kedua, Kerja tim juga meningkatkan keterampilan anggotanya dalam
mengambil suatu keputusan serta memecahkan masalah secara kreatif, dalam hal
ini tidak hanya memiliki kesempatan untuk mempraktikkan keterampilanketerampilan saja akan tetapi dapat juga belajar dari professional lainnya.
Lingkungan yang di dorong dari kerjasama tim sangat berharga bagi professional
dalam memberikan bantuan. Keterampilan berkomunikasi yang baik dalam
22

suasana anggota tim dapat menimbulkan pembelajaran untuk menjadi pendengar


yang baik serta berbicara dengan kelompok secara jelas (Lauer, 1996)
Ketiga, Keterampilan dalam membagi tanggung jawab dapat membantu
anggota tim dalam mengurangi rasa isolasi yang dialami oleh masyarakat (Lauer,
1996). Dalam rumah sakit manajer kasus menggunakan pertemuan tim untuk
membahas kesulitan yang dihadapi oleh anggota tim. Kerja tim adalah pusat
melakukan peran manajemen kasus dalam mengkoordinasikan pelayanan
menghubungkan klien terhadapa sumber pelayanan dan berkomunikasi secara
professional sehingga dalam hal ini menjadikan suatu komponen penting dalam
pemberian pelayanan yang efektif.

BAB III
PENUTUP
3.1
3.2

Kesimpulan
Saran

23

DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai