Askep Abses
Askep Abses
KONSEP DASAR
A; Pengertian
Abses adalah peradangan purulenta yang juga melebur ke dalam suatu
rongga (rongga Abses) yang sebelumnya tidak ada, berbatas tegas (Rassner et al,
1995: 257). Menurut Smeltzer, S.C et al (2001: 496). Abses adalah infeksi bakteri
setempat yang ditandai dengan pengumpulan pus (bakteri, jaringan nekrotik dan
SDP). Sedangkan menurut EGC (1995: 5) Abses adalah kumpulan nanah
setempat dalam rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa Abses
Inguinal merupakan kumpulan nanah pada Inguinal akibat infeksi bakteri
setempat.
Reaksi hipersentivitas
C; Gambaran Klinik
Smeltzer, S.C et al (2001: 496) mengemukakan bahwa pada Abses terjadi
nyeri tekan. Sedangkan Lewis, S.M et al (2000: 1187) mengemukakan bahwa
manifestasi klinis pada Abses meliputi nyeri lokal, bengkak dan kenaikan suhu
tubuh. Leukositosis juga terjadi pada Abses (Lewis, S.M et al, 2000: 589).
Sedangkan tanda-tanda infeksi meliputi kemerahan, bengkak, terlihat jelas (lebih
dari 2,5 cm dari letak insisi), nyeri tekan, kehangatan meningkat disekitar luka,
warna merah jelas pada kulit disekitar luka, pus atau rabas, bau menusuk,
menggigil atau demam (lebih dari 37,7oC/100oF) (Smeltzer, S.C et al, 2001: 497).
D; Anatomi / Patologi
Rassner et al (1995: 257) mengemukakan bahwa subkutis (hipoderm,
panikulus adiposus) merupakan kompartemen ketiga dari organ kulit disamping
epidermis dan dermis. Subkutis yang letaknya diantara dermis (korium) dan fasia
tubuh, membungkus dengan lapisannya yang relatif tebal.
Epidermis
Dermis
Subkutis
Papila dermis
Papila subkutis
Septa fibrosa
Lobulus lemak dengan sel lemak
Fasia
Rassner et al (1995: 257) menjelaskan bahwa subkutis terdiri atas sel lemak, jaringan
ikat dan pembuluh darah sel lemak (liposit) di organisir menjadi lemak (mikrolobuli,
lobuli, pembuluh darah) dan ini semua diringkas dalam septa jaringan ikat. Septa
jaringan ikat (septa fibrosa) mengukuhkan subkutis baik dalam fasia tubuh maupun
dalam korium dan bertindak sebagai jalan untuk pembuluh darah dan saraf kulit ke
dalam subkutis masuk folikel, rambut dan kelenjar keringat sebagai adneksa kutis.
Selain itu dalam subkutis terdapat vena-vena besar (misalnya vena saphena) dan
saluran limfe disertai dengan kelenjar getah bening regional superfisialis. Fungsi
subkutis antara lain sebagai termoisolasi, depo energi (penimbunan lemak), fungsi
pelindung dari faktor mekanik (lapisan pelindung dan lapisan penggeser antara
korium dan fasia tubuh).
10
11
12
13
Kimiawi
Nekrosisyang
jaringan:
fisik fagositosis
yangReaksi
jugahipersensitivitas
berlebihanAgen
berupa
debris
diikuti dengan
infark iskemik
Eksotoksin
Fase
ini disebut fase organisasi. Bila dalam fase ini pengrusakan jaringan
Polimorfyang
dan makrofag
yang akan sembuh bila rangsang
merusak hilang. Abses
21) sehingga terjadi kerusakan integritas kulit. Sedangkan Abses yang di insisi
pembuluh darah
Peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan Dilatasi
tekanan osmotik
Mengalir ke mikrosirkulasi lokal
Edema
MK2: hipertermi
Hiperemia
Berkurangnya gerak jaringan
Rubor
Bengkak (tumor)
Resolusi
Fungsiolaesa
G;
Abses
Dolor
MK 3: nyeri
Menurunkan ambang stimulus resptor mekanosensitif dan termosensitif