Anda di halaman 1dari 4

Perhitungan HLB

HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic Balance) adalah nilai untuk mengukur
efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya maka semakin tinggi nilai
kepolarannya, untuk emulsi yang akan
diemulsikan
surfaktan terdapat nilai HLB yang disebut HLB butuh minyak, diperlukan nilai HLB yang
cocok agar emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu diperlukan perhitungan HLB. cara
perhitungan HBL (https://www.scribd.com/doc/226067409/HLB)
Emulgator adalah bahan aktif pada permukaan yang menurunkan tegangan antarmka pada
minyak dan air dimana ia mengelilingi tetesan terdispersi dalam lapisan kuat mencegah
pemisahan dan fase disperse (Parrot, 1971).
Sedangkan surfaktan adalah suatu pengemusi zat pembasah, detergen atau zat penstabil yang
bisa diramalkan dari pengetahuan kesetimbangan(Martin.(
http://www.academia.edu/8665862/EMULSI_ARISTA)
Ciri-ciri ketidakstabilan emulsi secara fisika (Martin, 1993) : a.
Flokulasi dan creaming

Diatasi dengan menambahkan zat pengental seperti metil selulosa, trangalanth atau natrium
alginat.

Meningkatkan kerapatn fase minyak dengan menambahkan zat-zat yang larut dalam minyak,
seperti bromonaftalen,bromiferm dan karbon tetra. b.
Penggabungan dan pemecahan Krim yang menggumpal bisa didispersikan kembali dengan
mudah, dan dapat membentuk kembali suatu campuran yang homogen dari suatu emulsi yang
membentuk krim denganpengocokan, karena bola-bola minyak masih dikellilingi oleh suatu
laposan pelindung dari zat pengemulsi. Jika terjadi pemecahan, pencampuran biasa tidak bisa
mensuspensikan kembali bola-bola tersebut dalam suatu bentuk emulsi yang stabil, karena
lapisan yang mengelilingi partikel-partikel tersebut telah di rusak dan minyak cenderung
untuk bergabung. Jadi, yang berperan penting yaitu kestabilan emulsi yang dibuat agar
menjadi efektif, suatu lapisan pengemulsi harus kuat dan elastis dan harus terbentuk dengan
cepa selama proses, pengemulsian. Suatu zat pengemulsi/ kombinasi zat pengemlsi yang
mengakibatkan penurunan tegangan antarmuka awal ntuk menghasilkan bola-bola kecil yang
sama dan terbentuk dengan cepat sehingga mengemulsi bola-bola tersebut untuk tidak
berkumpulkembali selama pembuatan. Lapisan tersebut
kemudian perlahan-lahan meningkat kekuatannya setelah suatu periode beberapa hari atau
beberapa minggu. c.
Berbagai jenis perubahan Metode-metode yang digunakan untuk menentukan kestabilan yaitu
: analisis frekuensi dan emulsi dari waktu kewaktu dengan main lamanya periode tersebut
untuk emulsi yang pecah dengan cepat menggunakan penyelidikan mikroskopik. d.

Pengubahan fase Mencampur suatu zat pengemlsi (o/w) dengan minyak kemudian
menambahkan sejumlah kecil air. Karena volume air sedikit dibandingkan dengan volume
minyak, air didispersikan dalam minyak dengan pengocokan walaupun pengemulsinya lebih
suka membentuk sistem minak dengan air.Kegunaan kombinasi emulgator digunakan agar
dapat diperoleh harga HLB yang sama dengan harga HLB butuh minyak dan antara
permukaan yang terbentuk lebih stabil karena terbentuknya yang lebih rapat pada permukaan
globul. Menurut teori umum emulsi klasik bahwa zat aktif permukaan mampu menampilakn
kedua tujuan yaitu zat-zat tersebut mengurangi tegangan permukaan (antar permukaan) dan
bertindak sebagai penghalang bergabungnya tetesan karena zat-zat tersebut diabsorbsi pada
antarmuka atau lebih tepat pada permukaan tetesan-tetesan yang tersuspensi. Zat pengemulsi
memudahkan
Ciri kestabilan emulsi secara fisik (Martin, 1993) : a.
Tidak adanya penggabungan fase dalam Beberapa penelitian mendefisinisikan kestabilan
suatu emulsi hanya dalam hal terbentuknya penimbunan dari fase dalamdan pemisahanya
dari produk. b.
Tidak adanya Creaming Creaming yang diaktifkan oleh flokulasi dan konsentrasi bola-bola
dalam yang merupakan sistem dinamis yang dihasilkan menggambarkan tahap-tahap
potensial terhadap terjadinya penggabungan fase dalam yang sempurna. Memberikan
penampilan, bau, warna dan sifat-sifat fisika lainnya yang baik dimana penampil dari suatu
emulsi juga dipengaruhi
HLB adalah nomor yang diberikan bagi tiap-tiap surfaktan. HLB butuh adalah HLB
yang dibutuhkan untuk mengemulsi minyak tertentu dalam air.

Tipe-Tipe Emulsi (3)


1. Tipe minyak/air (m/a atau o/w), dimana fase minyak terdispersi dalam fase air
(minyak=internal, air=eksternal)
2. Tipe air/minyak (a/m atau w/o), dimana fase air terdispersi dalam fase minyak
(air=internal, minyak=eksternal)
3. Tipe emulsi ganda (w/o/w dan o/w/o), lebih dikenal dengan emulsi dalam emulsi,
yaitu suatu emulsi tipe tertentu yang didispersikan lagi dalam suatu fase pendispersi.
Tipe ini pada umumnya dapat ditemui dalam formulasi kosmetika.
4. Mikroemulsi.( https://rgmaisyah.wordpress.com/2008/12/03/emulsi/)

Mekanisme kerja emulgator surfaktan, yaitu (Parrot,1970): 1.


Membentuk lapisan monomolekuler ; surfaktan yang dapat menstabilkan emulsi bekerja
dengan membentuk sebuah lapisan tunggal yang diabsorbsi molekul atau ion pada permukaan
antara minyak/air. Menurut hukum Gibbs kehadiran kelebihan pertemuan penting

mengurangi tegangan permukaan. Ini menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena
pengurangan sejumlah energi bebas permukaan secara nyata adalah fakta bahwa tetesan
dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal koheren yang mencegah penggabungan tetesan yang
mendekat. 2.
Membentuk lapisan multimolekuler ; koloid liofolik membentuk lapisan multimolekuler
disekitar tetesan dari dispersi minyak. Sementara koloid hidrofilik diabsorbsi pada
pertemuan, mereka tidak menyebabkan penurunan tegangan permukaan. Keefektivitasnya
tergantung pada kemampuan membentuk lapisan kuat, lapisan multimolekuler yang koheren.
3.
Pembentukan kristal partikel-partikel padat ; mereka menunjukkan pembiasan ganda yang
kuat dan dapat dilihat secara mikroskopik polarisasi. Sifat-sifat
optis yang sesuai dengan kristal mengarahkan kepada penandaan Kristal Cair. Jika lebih
banyak dikenal
melalui struktur spesialnya mesifase yang khas, yang banyak dibentuk dalam
ketergantungannya dari struktur kimia tensid/air, suhu dan seni dan cara penyiapan emulsi.
Daerah strukturisasi
kristal cair yang berbeda dapat karena pengaruh terhadap distribusi fase emulsi. 4.
Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah satu sediaan yang terdiri dari dua cairan tidak
bercampur, dimana yang satu terdispersi seluruhnya sebagai globula-globula terhadap yang
lain. Walaupun umumnya kita berpikir bahwa emulsi merupakan bahan cair, emulsi dapat
dapat digunakan untuk pemakaian dalam dan luar serta dapat digunakan untuk sejumlah
kepentingan yang berbeda.
Adapun pembagian emulgator berdasarkan sifat kimianya, emulgator terdiri atas gugus polar
dan nonpolar. Apabila surfaktan dimasukkan kedalam sistem yang terdir dari air dan minyak
maka gugus polar akan terarah pada fase air sedangkan nonpolar terarah pada fase minyak.
Surfaktan yang mempunyai gugus pular lebih kuat cenderung membentuk emulsi minyak
dalam air.
Sedangkan bila gugus nonpolar yang lebih kuat cenderung membentuk emulsi air dalam
minyak.
http://www.academia.edu/8665862/EMULSI_ARISTA

II.3. Tipe-Tipe
Emulsi
Tipe-tipe emulsi antara lain: 1.

Emulsi O/W (Oil in water) Emulsi yang memiliki fase internal (fase terdispersi) minyak dan
fase eksternal (fase pendispersi) air yang dimaksudkan sebagai emulsi minyak dalam air. 2.
Emulsi W/O (Water in oil) Emulsi yang memiliki fase internal (fase terdispersi) air dan fase
eksternal (fase pendispersi) minyak yang dimaksudkan sebagai emulsi air dalam minyak. 3.
Emulsi ganda (Oil in water in oil atau water in oil in water) Emulsi ganda lebih dikenal
dengan emulsi dalam emulsi, yaitu suatu emulsi tipe tertentu yang didispersikan lagi dalam
suatu fase pendispersi. Pada emulsi ganda terdapat 2 pengemulsi, dimana satu dengan HLB
rendah dan satunya lagi dengan HLB yang tinggi.Emulsi ini dapat dalam bentuk tipe O/W/O
atau W/O/W.( https://www.scribd.com/doc/229831636/LAPLENGKAP-EMULSI)
Pembagian Emulgator
Emulgator dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.
Emulgator Alam Berasal dari tumbuhan contohnya tragakan, akasia. Berasal dari hewan
contohnya gelatin. 2.
Emulgator Sintetik a. Ionik - Anionik (Misalnya: Tween, span) - Kationik (Misalnya:
Cetilpiridinum) b. Non ionik (Misalnya: Surfaktan) c. Amfoterik
https://www.scribd.com/doc/229831636/LAPLENGKAP-EMULSI

Anda mungkin juga menyukai