Proses produksi bio oil dimulai dengan mempersiapkan bahan baku lignoselulosa
seperti kayu atau limbah agroindustri menjadi partikelpartikel yang lebih kecil hingga
diameter kurang dari 1 mm. Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk mempercepat reaksi
pirolisis. Bahan kemudian dimasukan ke dalam reaktor yang dipanaskan pada suhu 450
500C tanpa kehadiran oksigen. Bahan baku akan terbakar dan akan menguap seperti droplet
yang dilemparkan air ke dalam permukaan wajan panas. Di dalam reaktor pirolisis, partikel
akan dikonversi menjadi uap yang dapat dikondensasi, gas yang tidak dapat dikondensasi,
dan padatan arang. Produk kemudian ditransportasikan ke dalam cyclone. Di dalam cyclone
gas yang dapat dikondensasi akan dikondensasikan dan selanjutnya disebut sebagai bio oil,
dan arang yang terbentuk dipisahkan. Sementara itu, gas yang tidak dapat terkondensasi
(termasuk di dalamnya CO2, H2, dan CH4) akan dibakar dan dikembalikan ke reaktor untuk
menjaga panas dari proses.
Dalam reaksi produksi bio oil tidak dihasilkan limbah atau zero waste (Gambar 35). 100 %
bahan baku dikonversi menjadi bio oil dan arang, sedangkan gas yang tidak dapat
dikondensasi dikembalikan ke dalam proses sebagai sumber energi. Tiga produk akhir yang
dihasilkan dalam proses pirolisis yaitu : bio oil (60 75 wt %), arang (15 20 wt %), dan gas
tidak terkondensasi (10 20 wt %).
http://triasbodro.blogspot.co.id/2015/11/pembuatan-bio-oil-berbasislimbah_24.html