LP Solusio Plasenta
LP Solusio Plasenta
OLEH :
DANA CHRISDAYANTI
I 4051161047
B. KLASIFIKASI
1) Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut:
a)
Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat
perlengkatannya.
b)
Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat
c)
perlengketannya.
Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba
pada pemeriksaan dalam.
c)
d)
pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar kemungkinan telah terjadi kelainan
pembekuan darah dan kelainan ginjal,hipofibrinogenemi (< 150 mg/dl)
3) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a)
Solusio plasenta ringan
Perdarahan pervaginam <100 -200 cc.
b)
Solusio plasenta sedang
Perdarahan pervaginam > 200 cc,hipersensitifitas uterus atau peningkatan tonus,syok
c)
250 ml.
Solusio plasenta sedang
Plasenta yang terlepas - bagian. Perdarahan <1000 ml,uterus tegang,terdapat
c)
C. INSIDEN
1) Berkisar 1% - 2% dari seluruh kehamilan (AAFP,2001)
2) Diperkirakan resiko kematian ibu 0,5% - 5% dan kematian janin 50 80%
(Mansjoer,2001)
D. ETIOLOGI
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun
demikian,beberapa hal di bawah ini di duga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh
pada kejadiannya,antara lain sebagai berikut :
1) Hipertensi esensial atau preeklampsi.
2) Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.
3) Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang sedang di
gendong.
4) Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.
5) Uterus yang sangat kecil.
6) Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun
7) Ketuban pecah sebelum waktunya.
8) Mioma uteri.
9) Defisiensi asam folat.
10) Merokok,alcohol,dan kokain.
11) Perdarahan retroplasenta.
12) Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
13) Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.
14) Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
Faktor-faktor yang mempengaruhi solusio plasenta antara lain sebagai berikut :
1) Faktor vaskuler (80-90%) yaitu toksemia gravidarum,glomerulonefritis kronik,dan
hipertensi esensial. Adanya desakan darah yang tinggi membuat pembuluh darah
mudah pecah sehingga terjadi hematoma retroplasenter dan plasenta sebagian
terlepas.
2) Faktor trauma.
a) Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidromnion dan gamely.
b) Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat dari pergerakan janin yang
banyak/bebas,atau pertolongan persalinan.
3) Faktor paritas
Lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi. Holmer mencatat bahwa dari 83
kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi.
4) Pengaruh lain seperti anemia,malnutrisi,tekanan uterus pada vena cava inferior,dan
lain-lain.
5) Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang dan lain-lain.
E. PATOFISIOLOGI
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk
hematoma pada desidua,sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila
perdarahan
sedikit,hematoma
yang
kecil
itu
hanya
akan
mendesak
jaringan
plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu,dan tanda serta gejala
pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,yang pada pemeriksaan di
dapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna
kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah
meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan
perdarahannya. Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah besar,sehingga sebagian
dan seluruh plasenta lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyeludup di bawah
selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong
ketuban atau mengadakan ektravasasi di antara serabut-serabut otot uterus.
Apabila ektravasasinya berlangsung hebat,maka seluruh permukaan uterus akan
berbercak biru atau ungu. Hal ini di sebut uterus Couvelaire (Perut terasa sangat tegang dan
nyeri). Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,maka banyak
trombosit akan masuk ke dalam peredaran darah ibu,sehinga terjadi pembekuan
intravaskuler dimana-mana,yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen.
Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak
hanya di uterus tetapi juga pada alat-alat tubuh yang lainnya.
Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila
sebagian besar atau seluruhnya terlepas,akan terjadi anoksia sehingga mengakibatkan
kematian janin. Apabila sebagian kecil yang terlepas,mungkin tidak berpengaruh sama
sekali,atau juga akan mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan beratnyaa
gangguan pembekuan darah,kelainan ginjal,dan keadaan janin. Makin lama penanganan
solusio plasenta sampai persalinan selesai,umumnya makin hebat komplikasinya.
Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan akan mencari jalan keluar antara
selaput janin dan dinding rahim hingga akhirnya keluar dari serviks hingga terjadilah
perdarahan keluar atau perdarahan terbuka.
Terkadang darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang plasenta membentuk
hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini disebut perdarahan ke dalam atau
perdarahan tersembunyi.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas
karena seluruh perdarahan tertahan di dalam dan menambah volume uterus. Umumnya lebih
berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok.
Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal dari ibu,namun dapat juga berasal dari
anak.
Perdarahan keluar
Perdarahan tersembunyi
baik.
Plasenta
G. Plasenta
terlepas
sebagian
atau
terlepas
luas,uterus
keras/tegang.
inkomplit.
H. Sering berkaitan dengan hipertensi.
Jarang berhubungan dengan hipertensi.
Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta
dan dinding uterus yang menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu dan janin.
Penyulit terhadap ibu
Penyulit terhadap janin
1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi
1. Tergantung pada luasnya plasenta yang
darah umum
2. Terjadi
penurunan
lepas
tekanan
terjadi
pembekuan
plasenta
uterus
meningkat
dapat
menjadi
dapat
menimbulkan
asfiksia
bois).
Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
Fundus uteri makin lama makin baik.
Bunyi jantung biasanya tidak ada.
Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi rahim
bertambah).
8) Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
G. DIAGNOSIS
a. Diagnosis solusio plasenta kadang sukar ditegakkan.
b. Penderita biasanya datang dengan gejala klinis :
Perdarahan pervaginam (80%)
Nyeri abdomen atau pinggang dan nyeri tekan uterus (70%)
Gawat janin (60 %)
Kelainan kontraksi uterus (35%)
Kelainan premature idiopatik (25%)
Dan kematian janin (15%)
c. Syok yang terjadi kadang tidak sesuai dengan banyak perdarahan
d. Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis banding solusio plasenta
antara lain :
Hitung sel darah lengkap
Fibrinogen
Waktu prothrombin/waktu tromboplastin parsial teraktifasi untuk mengetahui
terjadinya DIC
Nitrogen urea/kreatinin dalam darah
Kleithauer-Betke test untuk mendeteksi adanya sel darah merah janin di dalam
sirkulasi ibu
e. Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG) membantu menentukan lokasi plasenta
(untuk menyingkirkan kemungkinan plasenta previa). Saat ini lebih dari 50% pasien
yang diduga mengalami solusio plasenta dapat teridentifikasi melalui USG.
f. Hematom retroplasenter dapat dikenali sekitar 2-15% dari semua solusio plasenta.
Pengenalan hematoma tergantung pada derajat hematoma (besar dan lamanya) serta
keahlian operator.
1. Kejadian
2. Anamnesa
3. Kesadaran
Solusio plasenta
Hamil tua
Impartu
Mendadak
Dapat trauma
Perdarahan dengan nyeri
Tidak sesuai dengan perdarahan
Anemis
TD, nadi dan pernapasan tidak
preeklampsi/eklampsi
Tegang , nyeri
Bagian janin sulit diraba
umum
4. Palpasi
janin
dalam
Sumber : Manuaba,2004
Sesuai dengan
perdarahan yang tampak
Tidak ada
Lembek,tanpa rasa nyeri
Bagian janin mudah
diraba
Asfiksia meninggal
6. Pemeriksaan
I. KOMPLIKASI
abdomen
5. Denyut jantung
Plasenta previa
Hamil tua
Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya dengan criteria :
a. Komplikasi pada ibu
Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah sampai
keadaan syok,perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai
darah.
Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat
J. CARA
DETEKSI
TERHADAP KEMUNGKINAN
SOLUSIO
PLASENTA
1) amannesis, yakni : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai sakit yang tiba-tiba
diperut untuk menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan pervaginam
dengan berupa darah segar dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat
kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak lagi). Kepala
pusing,lemas,pucat,pandangan berkunang-kunang,ibu kelihatan anemis tidak sesuai
dengan segera,
Janin mati tetapi kondisi servik tidak memungkinkan persalinan pervaginam dapat
3.
menyenangkan
yang
Mampu
NIC
Pain Management
Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk
lokasi,
karakteristik,
muncul
kerusakan
akibat
jaringan
yang aktual.
mengontrol nyeri
durasi,
(tahu
penyebab
kualitas
nyeri,
mampu
menggunakan
teknik
mengontrol nyeri)
Melaporkan
bahwa
presipitasi
Observasi reaksi non
dari
ketidaknyamanan
Gunakan
teknik
untuk
nyeri
(skala,
pasien
Evaluasi
nyeri
dan
tanda nyeri)
mengetahui
pengalaman
intensitas,
frekuensi
faktor
komunikasi terapeutik
berkurang
Mampu mengenali
nyeri
dan
verbal
non
farmakologi untuk
frekuensi,
nyeri
pengalaman
pada
masa
lampau
Kaji tipe dan sumber
nyeri
untuk
menentukan intervensi
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi pemberian
anti nyeri
Cek TTV sebelum dan
sesudah diberikan anti
nyeri
Cairan
NOC
Fluid balance
Hydration
Nutrition status
Tubuh
Definisi :
Beresiko
mengalami
NIC
Fluid Management
Pertahankan
cairan
akurat
Monitor status hidrasi
(kelembaban
membrane
Kriteria Hasil:
TTV
dalam
batas
mukosa,
dehidrasi vascular,
selular
atau
normal
Tidak ada
tanda
intraselular
tanda-
dehidrasi,
darah ortostatik)
Monitor vital sign
Monitor
masukan
hematokrit
Kolaborasi pemberian
cairan melalui IV
integritas
temperature
dan
Oleskan
lotion
atau
hidrasi)
Tidak ada luka/lesi
pada kulit
Perfusi
jaringan
yang tertekan
Monitor aktivitas dan
baik
mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi
pasien
Membersihkan,
memantau
dan
meningkatkan
proses
penyembuhan
pada
luka
Monitor
tanda
dan
Syok
Hipovolemik
ketidakcukupan aliran
darah
tubuh,
kejaringan
yang
dapat
mengakibatkan
Kriteria Hasil:
perifer,
yang diharapkan
Irama
jantung
refill
Monitor
diharapkan
Frekuensi
nafas
diharapkan
Natrium
serum
dbn
Kalium serum dbn
Klorida serum dbn
Kalsium
serum
dbn
Magnesium serum
dbn
pH darah serum
dan
kapiler
tanda
inadekuat
management
Definisi : Beresiko
terhadap
Syok prevention
Syok
NIC
Syok Pevention
Monitor status sirkulasi
oksigenasi
jaringan
Monitor
suhu
dan
pernapasan
Monitor input
dan
output
Monitor tanda gejala
asites
Monitor
syok
Tempatkan pasien pada
posisi
tanda
supine,
elevasi
dbn
awal
kaki
untuk
peningkatan
preload
dengan tepat
Lihat dan
pelihara
syok
Ajarkan keluarga dan
pasien tentang langkah
untuk mengatasi gejala
syok
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun, Feryanto, Achmad. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Maryunani, Anik. 2012. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapam Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus.
Yogyakarta: Mediaction
Yeyeh, Ai Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info Media.