Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi Pusat Pendidikan dan klinis

Ayatollah Kashani rumah sakit, Studi dari


Keracunan dalam Pasien Merujuk Shahrekord
(Barat Iran) sepanjang 2008-2014
Pendahuluan
Keracunan sudah menjadi masalah kesehatan utama yang sering terjadi di berbagai negara.
Keracunan juga menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup fenomenal di kalangan
dunia. Setiap tahunnya ditemukan banyak kasus yang terjadi perihal keracunan tak sengaja
dan juga keracunan karena bunuh diri menggunakan pestisida. Keracunan pestisida inbahwa
keracunan terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua ataupun orang-orang dewasa
dalam rumah terhadap anak-anak di bawah usia 6 tahun. Hal tersebut berkaitan dengan obatobatan yang juga menjadi salah satu penyebab keracunan. Perkiraan persentase yang
keracunan anak di bawah umur ini sekitar 47% , sedangkan sebesar 84% terjadi keracunan
parah atau fatal. Pada keracunan karena bunuh diri menggunakan obat-obatan biasanya
seseorang tersebut sengaja melebihkan dosis pemakaian obat atau sengaja melakukan
overdosis.
Keracunan akut disengaja merupakan keadaan darurat medis yang merupakan penyebab
penting kematian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sekitar 79%
pasien sengaja melakukan penyalahgunaan obat dan bahan-bahan kimia. Penelitian juga
mengatakan bahwa lebih dari 30% keracunan terjadi pada kalangan anak muda dan paling
banyak terjadi pada usia 30 tahun. Hasil penelitian ini didapatkan dari survey di sebagian
besar negara. Penggunaan obat di negara-negara maju biasanya memiliki nilai toksisitas yang
rendah, hal tersebut berkebalikan dengan yang ada di negara-negara berkembang. Di negara
berkembang justru menggunakan bahan kimia ataupun bahan obat yang mengandung
toksisitas tinggi. Terutama pada penggunaan pestisida, dan hal tersebut tidak jarang dikaitkan
dengan penyebab kematian yang sering terjadi. Alasan keracunan disengaja biasanya
tergantung dari faktor-faktor lingkungan yang meliputi budaya dari tiap daerah dan juga
fasilitas-fasilitas yang ada seperti obat-obatan dan bahan kimia yang tersedia.
Bahan dan Metode:
Dalam penelitian ini, data yang tersedia di catatan medis 395 pa sien dengan diagnosis
keracunan yang terjadi sepanjang tahun 2008-2014 di Ayatollah Kashani rumah sakit
yang berafiliasi dengan Universitas Shahrekord Kedokteran. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, berdasarkan penentuan variabel yang meliputi usia, jenis kelamin,
penyebab keracunan, durasi tinggal di rumah sakit, status perkawinan, dan tingkat
pendidikan, selain itu penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif dan analisis statistik
yang digunakan untuk menyelidiki hubungan antara variabel dan penyebab keracunan.
Metode lain yang digunakan antara lain Chi-kuadrat tes yang digunakan untuk menguji
perbedaan antara frekuensi dan siswa, lalu uji t-test dan analisis varians (ANOVA) yang

digunakan untuk menguji perbedaan variabel yang berkelanjutan antara kelompok. Hubungan
antara variabel belajar seperti variabel kuantitatif diselidiki oleh Pearson korelasi.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dlakukan didapatkan hasil sekitar 52,5% pasien keracunan
adalah perempuan dan sisanya adalah laki-laki. Persentase keracunan paling tinggi terjadi
pada tahun 2010 yaitu sebesar 20,6% ,dan persentase keracunan terendah terjadi pada tahun
2014 yaitu hanya sekitar 3%. Dari total pasien keracunan yang dijadikan variabel penelitian,
rata-rata usia yang mengalami keracunan yaitu 27.6, 29.8 dan 25,6 tahun, masing-masing
memiliki perbedaan yang signifikan antara pasien pria dan wanita. Persentase keracunan
tertinggi diperoleh dari keracunan oral yaitu sebesar 62% ,dan yang terendah diperoleh dari
keracunan injeksi. Kemudian berdasarkan status perkawinan, tingkat keracunan tertinggi
terjadi pada orang-orang yang belum menikah, dan tingkat keracunan terendah terjadi pada
orang-orang yang sudahh bercerai.
Kesimpulan:
Keracunan sering terjadi pada orang muda khususnya wanita. Selain itu tingkat keracunan
yang tertinggi terjadi melalui keracunan oral. Oleh karena itu, populasi yang paling rentan
berisiko keracunan itu wanita muda yang diracun melalui oral. Tren keracunan yang terjadi
pada daerah penelitian ini terus berkurang setiap tahunnya. Data epidemiologi pemerintah
dapat membantu dalam pencegahan dan pengendalian tingkat keracunan di negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai