Pengantar Bisnis
Pengantar Bisnis
1 | Memimpin Perusahaan
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, sebagai sumber segala
ilmu pengetahuan di jagad raya ini. Shalawat serta salam semoga
dilimpahkan oleh-Nya kepada Rasulullah Muhammad SAW, sebagai teladan
sempurna bagi siapa pun yang ingin memperoleh kebaikan hidup ini.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu
mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu tidak
disenanginya. Jika definisi itu disimak dengan cermat akan terlihat paling
sedikit tiga hal, yaitu:
a. Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut
kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh sumber daya manusia
lainnya dalam organisasi
b. Kepengikutan sebagai elemen penting dalam menjalankan
kepemimpinan, dan
c. Kemampuan mengubah egosentrisme para bawahan menjadi
organisasi-sentrime
Kelompok kami menerbitkan buku berjudul MEMIMPIN PERUSAHAAN dengan
maksud untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar
Bisnis. Selain itu kami juga memberi pemaparan dan penjelasan dalam buku
ini sebagai sumber referensi bagi teman-teman mahasiswa dan masyarakat
umum yang ingin memahami tentang kepemimpinan. Terdapat sepuluh bab
dalam buku ini yaitu:
Bab 1 Pendahulaun
Bab 2 Kepemimpinan dan Manajemen
2 | Memimpin Perusahaan
Kelompok 9
3 | Memimpin Perusahaan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.2
DAFTAR ISI
4
BAB I PENDAHULUAN
...6
A. Definisi
Kepemimpinan6
B. Sumber-Sumber
Kekuasaan.11
C. Fokus Seorang
Pemimpin...18
D. Pemimpin Formal dan Pemimpin
Informal.26
BAB II KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
27
A. Pengertian Kepemimpinan dan
Manajemen27
B. Proses dan Fungsi
Kepemimpinan42
C. Teknik-Teknik
Kepemimpinan.45
D. Hubungan Kepemimpinan dan
Manajemen50
BAB III PERANAN PEMIMPIN DALAM ORGANISASI.55
4 | Memimpin Perusahaan
5 | Memimpin Perusahaan
A. Kompleksitas
Pekerjaan.128
B. Pengalaman
Pegawai.130
C. Kemampuan Pegawai
134
D. Efektifitas
Komunikasi.137
BAB VIII BAGAIMANA ORANG BEKERJA SAMA 141
A. Pengarahan
143
B. Berkomunikasi antar Satu dengan yang
Lainnya144
C. Adanya Koordinasi
146
D. Mempunyai Wewenang
Tertentu.147
BAB IX FUNGSI UTAMA PIMPINAN 150
A. Pendahuluan..1
50
B. Fungsi
Pemimpin...153
BAB X MEMIMPIN DAN KOMUNIKASI .
162
A. Pengertian
Komunikasi.162
B. Komponen
Komunikasi.163
C. Proses Komunikasi
164
D. Model-Model
Komunikasi.164
E. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi166
BAB XI ENAM LINTASAN SALURAN KEPEMIMPINAN.167
6 | Memimpin Perusahaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Tidak mudah memberikan definisi kepemimpinan yang sifatnya
universal dan diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam kehidupan
organisasional, termasuk organisasi bisnis. Bahkan ada yang mengatakan
7 | Memimpin Perusahaan
8 | Memimpin Perusahaan
baik pada tingkat rendah, tingkat menengah maupun pada tingkat puncak.
Artinya penggabungan antara pemahaman teoritikal dan empiris telah
memberikan keyakinan yang semakin mendalam dikalangan para anggota
beraneka ragam organisasi, seperti yang telah diidentifikasikan di muka,
betapa pentingnya peranan kepemimpinan dalam usaha organisasi yang
bersangkutan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.
Namun perlu segera ditegaskan bahwa akumulasi pengetahuan
teoritikal dan empiris tersebut bukanlah berarti bahwa pengetahuan
masyarakat modern tentang hakikat berbagai aspek kepemimpinan telah
mencapai titik jenuh. Bahkan dapat dinyatakan secara kategorikal bahwa
sesungguhnya lebih banyak lagi segi-segi kepemimpinan yang belum
diketahui ketimbang hal-hal yang telah dipahami.
Oleh karena kepemimpinan menyentuh berbagai segi kehidupan
manusia, seperti cara hidup kesempatan berkarya, bertetangga,
bermasyarakat dan bahkan ditingkatkan terus-menerus oleh para ilmuan
yang menekuni dan menggandrunginya dengan tanpa henti-hentinya
mengumpulkan data empiris dalam usaha akumulasi teori-teori tentang
kepemimpinan.
Kiranya tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan suatu organisasi
baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu
organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang
terdapat dalam organisasi yang bersangkuatan. Bahkan kiranya dapat
diterima sebagai suatu trueisme apabila dikatakan bahwa mutu
kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan
yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan.
Dikalangan para ilmuwan yang mendalami teori kepemimpinan masih
terjadi perdebatan tentang kemampuan yang perlu dimiliki oleh seseorang
yang menjadi pemimpin. Perdebatan itu berkisar pada jawaban terhadap
9 | Memimpin Perusahaan
Mutu Kepemimpinan
Mutu kepemimpinan dalam berbagai organisasi terlihat antara lain
dalam kemampuan para pejabat pimpinan dalam organisasi untuk:
1. Memahami sepenuhnya berbagai faktor yang merupakan kekuatan
bagi organisasi
2. Mengenali secara tepat berbagai bentuk kelemahan yang terdapat
dalam organisasi
3. Memanfaatkan berbagai peluang yang mungkin timbul
4. Menghilangkan berbagai bentuk ancaman yang dapat menjadi
penghalan bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya,
5. Memiliki sifat yang proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang
pasti selalu terjadi, baik karena faktor-faktor intern maupun karena
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Mendorong para bawahan sehingga bekerja dengan tingkat efesiensi,
efektivitas, dan produktivitas yang mendorong keberhasilan usaha.
7. Menciptakan cara dan iklim kerja yang mendukung wawasan
kebersamaan dalam usaha pencapaian tujuan
Kesemuanya itu menuntut mutu kepemimpinan yang mencakup
persepsi, wawasan, filsafat, perilaku dan gaya kepemimpinan. Demikian
sentralnya faktor kepemimpinan dalam organisasional sampai dapat
dikatakan bahwa ia merupakan isu utama yang dihadapi oleh berbagai
organisasi dewasa ini. sentralnya posisi pimpinan itu pulalah yang kiranya
mendorong para ilmuwan untuk terus menekuninya melalui berbagai
11 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
13 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
14 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Motivasi untuk taat pada perintah dan aturan yang sah dapat
merupakan nilai yang diinternalkan, seperti misalnya kepatuhan terhadap
tokoh-tokoh otoritas, kesetiaan terhadap organisasi, respek terhadap hukum,
mengacu pada tradisi, atau semata-mata pengakuan bahwa tunduk terhadap
otoritas merupakan kondisi yang penting dalam keanggotan organisasi
tersebut. Para anggota setuju untuk mematuhi aturan dan arahan dari para
pemimpin sebagai balasan atas benefit yang diperolehnya. (March dan
Simon, dalam Yukl, 1989).
3. Kendali akan sumber dan penghargaan
Kendali atas sumber dan penghargaan merupakan sumber kekuasaan
yang lain. Kendali ini sebagian berasal dari otoritas formal. Pada umumnya,
semakin tinggi posisi seseorang dalam hierarki otoritas organisasi, semakin
tinggi pula kendali orang tersebut atas sumber-sumber yang langkah.
Eksekutif mempunyai kendali yang lebih besar daripada manajer menengah,
yang selanjutnya manajer menengah mempunyai kendali yang lebih besar
dari manajer lini pertama. Eksekutif mempunyai otoritas untuk membuat
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber ke berbagai sub unit dan
kegiatan, dan disamping itu, mereka mempunyai hak untuk mereview dan
memodifikasi keputusan-keputusan alokasi sumber-sumber yang dibuat pada
jenjang di bawahnya.
Pengaruh potensial yang berbasis pengendalian atas penghargaan
(reward power) (French dan Raven, 1959 dalam Yukl, 1989). Kekuasaan
penghargaan bukan hanya tergantung pada persepsi pribadi sasaran bahwa
sebuah perintah atau tugas adalah layak dan, jika dilaksanakan, akan
mendatangkan penghargaan yang dijanjikan. Upaya untuk menggunakan
kekuasaan penghargaan akan gagal jika agen tidak mempunyai kredibilitas
atau jika upaya untuk memperoleh penghargaan dirasa tidak mungkin
terjadi.
17 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
18 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Fokus atas konsepsi pemimpin dimaksudkan untuk megungkap hal-hal yang berkaitan
dengan 1) kekuasaan dan pengaruh ; 2) intelegensia dan kreatifitas ; 3) personalitas ; 4) nilai dan
sikap ; 5) perilaku kepemimpinan ; 6) keterampilan I kepemimpinan ; 7) kepemimpinan karisma
dan transforsional.
Fokus atas konsepsi pengikut dimaksudkan untuk mengungkap hal-hal yang berkaitan
dengan 1) pengikut dan kepengikutan ; 2) kelompok, tim, dan kefektifan mereka ; 3) motivasi,
kepuasan dan kinerja ; 4) keterampilan II kepemimpinan ;
Fokus atas konsepsi situasi dimaksudkan untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan
dengan 1) karekteristik situasi ; 2) keterampilan III kepemimpinan.
23 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
4. Lengkapi mereka dengan pelatihan dan pengembangan agar mereka dapat memenuhi
ketentuan standar ;
5. Berikan pengetahuan dan informasi ;
6. Siapkan mereka dengan umpan balik atas kinerja mereka ;
7. Tantang mereka dengan kemuliaan dan hormati.
Sejalan dengan pemahaman pengaruh dan kekuasaan maka diperlukan pemahaman yang
mendalam hal-hal yang berkaitan dengan apa yang disebut dengan Intelegensia dan Kreatifitas
artinya dengan intelegensia maka pemimpin sesorang yang cerdas menjadi lebih baik sebagai
pemecah masalah karena kemampuan berhubungan, akurat membuat asumsi, kemampuan
analisa data dan yang lebih penting lagi kecerdasannya memandang keuntungan. Sedangkan
kreatifitas dirumuskan sebagai kemampuan untuk membuat observasi atau melihat cara baru,
yang kesemuanya ditunjang oleh pengalaman.
Dengan mendalami pengaruh dan kekuasaan serta intelegensia dan kreatifitas akan
membuka jalan untuk memahami sebagai pemimpin untuk mengembangkan personalitas yang
akan membentuk nilai dan sikap yang akan menuntun aktualisasi dari perilaku kepemimpinan
yang akan memberikan daya dorong bahwa peran pemimpin diperlukan penguasaan
keterampilan dasar yang mencakup komunikasi, pendengar, keyakinan, kelengkapan umpan
balik yang konstruktif, mengelola stress.
Dengan mendalami hal-hal diatas, diharapkan dapat menumbuh kembangkan menjadi
pemahaman yang mendalam apa yang disebut dengan kepemimpinan karismatik dan
keteladanan.
25 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Jadi para pengikut sebagai individu dapat juga menggambarkan suatu yang menimbulkan
gambaran karekteristik dari pemimpin dengan memahami lebih mendalam yang berhubungan
dengan apa yang disebut
a) Pendidikan dan pengalaman pengikut
b) Kekuasaan dan pengaruh pengikut
c) Karekteristik pengikut lainnya.
Dengan memahami hal-hal tersebut diatas mendorong anda untuk mendalami hal-hal
yang berkaitan dengan gaya-gaya kepengikutan yang disebut dengan pengikut yang berbeda,
pengikut konformis, pengikut prakmatis, pengikut pasif, pengikut berketeladanan.
Sejalan pikiran diatas melahirkan suatu pemikiran untuk dapat mendorong bekerjasama
yang menggambarkan kualitas suatu hubungan diantara pemimpin dengan pengikut dari pada
hanya menggambarkan karekteristik pemimpin dan pengikut.
Pemikiran diatas dikembangkan melalui penelitian SYMLOG (systematic multiple level
observisions of group), yang berusaha menggambarkan pentingnya tiga dimensi kedalam satu
peta gambaran yaitu:
1) pengaruh yang terbesar vs tunduk
2) bersahabat vs bukan bersahabat
3) menerima vs tidak menerima dari wewenang
Jadi dengan mendalami hal-hal yang diungkapkan diatas, maka pentingnya mendalami
gambaran atas pengikut yang dipandang secara dramatis kurang bernilai. Umumnya pengikut itu
adalah individu yang berperan dalam organisasi yang memberikan gambaran mengenai
keberhasilan dan/atau kegagalan, yang juga dapat pula memperlihatkan suatu kesan mengenai
pemimpin.
Karena harus memaklumi bahwa kebanyakan pengikut sebagai individu yang paling
banyak menghabiskan waktu untuk berbuat dalam organisasi sesuai dengan perannya yang juga
memberikan gambaran perbedaan prespektif yaitu
26 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
enabler , exec dan controller. Jadi tim adalah sekelompok orang yang bekerja sama sesuai
dengan peran yang dibutuhkan karena sifat spesialisasinya.
Dengan demikian membangun tim dan karakteristik tim yang benar-benar mampu
bekerja dapat dipahami melalui model kepemimpinan kedalam tim yang efektif yang disebut
dengan Systems Approach to Teams (input proses output).
Dengan mendalami pemikiran yang kita utarakan diatas, dapat mendorong kekuatan
pikiran Anda untuk memberikan daya dorong bahwa keberhasilan menggerakkan pengikut
didasarkan ada pihak-pihak harus menyadari arti motivasi, kepuasan dan kinerja yang merupakan
faktor penentu menuju kesuksesan.
Untuk mewujudkan kerjasama menjadi satu kenyataan, maka perlu untuk meningkatkan
keterampilan lanjutan (II) dalam kepemimpinan, yang dalam hal ini menyangkut kemampuan
keterampilan dalam membangun kompetensi teknis (menentukan bagaimana membagi pekerjaan
pada misi secara menyeluruh ; menjadi ahli dalam pekerjaan ; mencari peluang pada pengalaman
yang lebih luas) ; membangun hubungan secara efektif dengan supervisi (memahami kata
keunggulan ; mengadaptasi terhadap gaya keunggulan) ; membangun hubungan yang efektif
dengan penampilan (mengakui kepentingan umum dan tujuan ; memahami penampilan tugas,
masalah dan penghargaan ; mempraktekkan sikap teori Y) ; merumuskan tujuan (tujuan
seharusnya spesifik dan dapat dilihat ; tujuan seharusnya dapat dicapai tetapi menantang ; tujuan
membutuhkan komitmen; tujuan membutuhkan umpan balik) pendelegasian (mengapa
pendelegasian adalah penting ; alasan umum untuk menggariskan pendelegasian ; prinsip-prinsip
dari pendelegasian yang efektif).
memahami tingkatan situaisional ke dalam tugas, operasional dan lingkungan karekteristik itu
sendiri.
Yang berkaitan dengan karekteristik tugas, maka perlu kita mendalami hal-hal yang
berkaitan dengan struktur tugas, perubahan jenis keterampilan, identifikasi tugas, pengertian
tugas, umpan balik, saling ketergantungan tugas. Sedangkan yang berkaitan dengan karekteristik
operasional, yang perlu kita dalami hal-hal yang berkaitan dengan tingkat-tangkat dari
wewenang, struktur organisasi, rancangan organisasi, dari sisi saling ketergantungan, iklim dan
budaya organisasi, isu-isu yang terpikirkan dari organisasi untuk pelajar dan pemimpin muda.
Sebaliknya yang berkaitan dengan karekteristik lingkungan yang perlu kita dalami hal-hal yang
berkaitan dengan teknologi dan ketidakpastian, krisis atau konflik, model pilihan, hambatan dan
permintaan.
Akhirnya kita perlu memahami apa yang disebut dengan hal-hal yang berkaitan rekayasa
situsional artinya salah satu titik yang penting pada umumnya dapat membuat ide-ide dari
rekayasa situasional, meskipun perilaku pemimpin dan pengikut yang dipengaruhi oleh faktor
tugas, organisasi dan lingkungan, yang kesemuanya sering pemimpin dan pengikut secara lihat
melihat bagaimana perubahan situasi dapat membantu mereka terhadap perubahan perilaku
mereka.
Dengan memperhatikan hal-hal yang dikemukakan diatas maka situasi merupakan unsur
sebagai faktor yang paling komplek dalam kerangka pemimpin, pengikut dan situasi juga
merupakan faktor kekuatan. Oleh karena itu faktor situsional dapat berperan untuk
meminimumkan dampak kelemahan personalitas, intelegensi, nilai dan yang terkait dengan
perilaku pemimpin dan pengikut, sikap dan hubungan.
Untuk mendukung pemahaman apa yang diutarakan di atas, maka diperlukan
keterampilan lanjutan III, yang harus dipahami dan dikembangkan secara terus menerus sehingga
menjadi pembentukan kebiasaan yang produktif, yang berkaitan dengan pertemuan, pemecahan
masalah (identifikasi masalah atau peluang untuk perbaikan ; menganalisa sebab-sebab ;
mengembangkan situasi alternatif ; memilih dan melaksanakan solusi yang terbaik ; menilai
damai dari solusi), mengelola konflik (apa itu konflik, apakah konflik selalu beruk, strategi solusi
29 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
30 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
BAB II
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
a. Kepemimpinan
Telah disinggung di bab awal bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi
orang lain. Kepemimpinan tersebut dapat diartikan sebagai sebagai kemampuan untuk
mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan tumbuh secara
alami di antara orang-orang yang dihimpun untuk mencapai suatu tujuan dalam satu kelompok.
Beberapa dari anggota kelompok akan memimpin, sedangkan sebagian besar akan mengikuti.
Sebenarnya kebanyakan orang menginginkan seseorang untuk menentukan hal-hal yang
perlu dikerjakan dan cara mengerjakannya, diberi motivasi dan dibimbing dalam melaksanakan
31 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
kegiatan-kegiatan yang harus mereka kerjakan. Akan tetapi mereka tidak mau mengerjakannya
apabila tidak ada pimpinannya. Pemimpin memikul tanggung jawab dan berusaha untuk
menangani masalah yang mereka hadapi. Pemimpin tersebut mengidentifikasi dan memahami
keinginan dari bawahannya. Hal tersebut hanya dapat berhasil melalui pengembangan
lingkungan dan saling pengertian yang dapat dicapai melalui berbagai pertemuan konsultatif dan
partisipasi.
Menurut DR. Haris (2012:2) memimpin adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah
pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain
bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Proses pengarahan adalah
pemberian pengarah atau petunjuk pada kegiatan-kegiatan bagi sekelompok anggota (karyawan)
yang saling berhubungan tugasnya.
b. Manajemen
Peter Drucker menyatakan bahwa pekerjaan manajemen adalah untuk
membuat manusia produktif. Untuk memiliki daya saing kita di area
internasional, masyarakat harus mempunyai kecakapan manajerial.
Menurut James A.F. Stonner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Menurut R. Terry merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian penggerak dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaat sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
Sementara menurut Profesor Oei Liang Lee dalam Swastha dan Ibnu Suktotjo
(1993: 82) manajemen adalah ilmu atau seni merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga
32 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
penyelesaian
6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut
Manajemen mempunyai lima fungsi yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian.
Kemudian terdapat aktivitas khusus yang merupakan bagian dari suatu
proses manajemen dan aktivitas tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaannya berlangsung dengan bantuan
manusia dan sumber daya lainnya.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan primer untuk menyediakan barang
dan jasa yang diperlukan oleh konsumen dengan mengingat tujuan sekunder
yang menyangkut kepentingan pemilik, manajer, pekerja, dan masyarakat
umum.
Dalam hal ini manajemen berpedoman pada sistem pemikiran yang
menetapkan suatu hubungan logis antara konsepsi-konsepsi yang
33 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Jenjang Manajemen
Dalam struktur organisasi bisnis terdapat tiga jenis jenjang manajemen yaitu
manajemen tertinggi, manajemen menengah, dan manajemen tingkat satu
yang ketiganya tercakup dengan apa yang disebut Hirarkhi Manajerial yang
di dalamnya terdapat rantai komando yaitu rantai di mana terjadi arus
komunikasi, koordinasi dan pengawasan dari manajemen tingkat atas
menuju sub ordinat.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram piramida hirarkhi manajerial, di
mana piramida hirarkhi manajerial ini dapat digunakan baik di perusahaan
kecil, menengah maupun besar.
k
Presiden Direktur
Direktur Riset dan
Pengembangan
Eksekutif
Konsultan
Kepala Bagian
Kepala Seksi
Koordinator
Penjualan
a
h
Supervisi
Mandor
Manajemen
Manajemen
Manajemen
Manajemen
Manajemen
pemasaran
produksi dan operasi
personalia (SDM)
keuangan
administrasi
37 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Perencanaan
38 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
39 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
The
The
The
The
Jenis-Jenis Rencana
Realita yang mengharuskan Anda melakukan lebih banyak dengan sumber
lebih sedikit kemungkinan mendorong Anda menjadi lebih reaktif daripada
proaktif.
Perencanaan Strategis
Tujuan dari suatu rencana strategis adalah untuk membentuk masa
depan organisasi Anda, baik secara menyeluruh maupun sebagian saja.
Dalam perjalanan bisnis, hendaknya Anda mempelajari rencana stratgis
perusahaan atau divisi Anda dan pertimbangkan bagaimana rencana itu
berdampak pada pekerjaan Anda sendiri. Rencana strategis adalah dasar
untuk mengembangkan rencana yang operasional, yang menggambarkan
bagaimana bisnis atau departemen Anda dijalankan setiap harinya. Biasanya
rencana operasional berbentuk rencana tetap atau rencana sekali pakai.
Manfaat rencana strategis
40 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Rencana Tetap
Rencana tetap adalah suatu rutinitas atau serangkaian kegiatan yang telah
ditetapkan. Rencana seperti ini paling baik digunakan untuk tugas berulang.
Manfaat rencana tetap
perubahan-perubahan organisasional
Menyesuaikan tindakan agar cocok bagi suatu situasi atau kejadian
tertentu
Menjamin ketepatan karena pengumpulan data disesuaikan dengan
Anggaran
Rencana reorganisasi
Jadwal peristiwa khusus
Rencana pemecahan masalah
Rencana implementasi untuk suatu kebijakan baru (yang kemudian
Dasar-Dasar Perencanaan
Rencana memastikan bahwa tujuan umum yang Anda inginkan akan
tercapai secara efektif dan efesien. Menurut Chris Macdonald penulis buku
The Productive Supervisor, untuk memulai suatu tugas pekerjaan atau
proyek seberapapun besar atau tingkat kerumitannya, tanpa memiliki
sumber produktif dan informasi yang Anda perlukan atau dengan kata lain,
tanpa merencanakannya resiko kegagalan yang Anda hadapi sangat besar.
42 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Tetapkan
sasaran
Tindak lanjut
Laksanakan
rencana
Kumpulkan
dan kajilah
data
Buat
perkiraan
Tentukan
tindakan
Kembangkan
rencana
darurat
43 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan
hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar
semua pekerjaan semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta
terarah pada satu tujuan.
Dalam suatu organisasi terdapat suatu hubungan informal dan
hubungan formal. Hubungan informal menyangkut hubungan manusiawi, di
luar dinas atau bersifat tidak resmi. Sedangkan hubungan formal merupakan
bentuk hubungan yang disengaja secara resmi (kedinasan). Biasanya
ditunjukkan dengan suatu bagan organisasi.
Ada 3 (tiga) hubungan dasar dalam hubungan formal itu:
-
Tanggung jawab
Hal ini merupakan kewajiban individu untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Barangkali bisa diarahkan terjadinya spesialisasi
dalam bekerja.
Wewenang
Maksudnya adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai
apa yang harus dijalankan oleh seseorang yang merupakan hak
untuk meminta kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Sebaiknya wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab
yang dipikulnya.
Pertanggungjawaban
Apabila wewenang berasal dari pimpinan yaitu aliran dari atas ke
bawah, maka pertanggungjawaban ini berasal dari bawah ke
atas. Di sini pertanggungjawaban merupakan laporan hasil kerja
dari bawahan kepada yang berwenang (atasan).
Tujuan mengorganisasi
Salah satu tujuan utama mengorganisasi adalah untuk mempermudah
dalam melaksanakan tugas, membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Di samping itu juga untuk mempermudah
pimpinan dalam melaksanakan tugas pengawasan. Dengan mengorganisasi
45 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Prinsip-prinsip pengorganisasian
- Pembagian kerja
Dalam satu organisasi terdapat banyak tugas dan pekerjaan. Prinsip ini
menyatakan bahwa, tugas atau pekerjaan itu akan lebih efisien jika
pekerjaan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut telah terspesialisasi. Jadi,
tugas yang besar, dipecah-pecah menjadi tugas yang kecil. Misalkan proses
produksi terbagi ke dalam bagian penemuan, bagian finishing, dan
sebagainya. Namun demikian harus diperhatikan munculnya faktor
kejenuhan karyawan karena mereka dari waktu ke waktu mengerjakan
pekerjaan yang sama terus menerus.
- Kesatuan perintah
Prinsip ini pada dasarnya menghendaki pekerja yang bertanggung
jawab terhadap satu penyedia (supervisi). Pekerja menghendaki adanya
kesatuan perintah dan tanggung jawab. Hal ini tidak akan terjadi manakala
terdapat dus pengawas atau lebih.
- Prinsip skalar
Prinsip ini menyatakan bahwa, otoritas dan pertanggung jawaban
harus mengalir dengan baik dan tanpa hambatan dari level manajemen
puncak sampai manajemen lini pertama. Prinsip ini harus dipegang oleh
setiap level manajemen sebab jika tidak maka akan terjadi ketidakjelasan,
ketidakpastian bahkan membingungkan bawahan.
- Rentang kendali
Rentang kendali (span of control) adalah batas jumlah bawahan yang dapat
diawasi oleh seorang penyedia. Jumlah optimum bawahan yang melapor
kepada satu atasan ini sangat dipengaruhu oleh beberapa faktor seperti,
46 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Pengarahan
Di dalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi
dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaganya secara lebih berdaya guna untuk mencapai
tujuan. Arti dari pengarahan itu sendiri adalah tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota melakukan kegiatan yang sudah
ditentukan ke arah tercapainya tujuan. Oleh karenanya, di sini manajer atau
pimpinan dituntut untuk dapat berkomunikasi, memberikan
petunjuk/nasehat, berfikir kreatif, berinisiatif, meningkatkan kualitas serta
memberikan stimulasi kepada para karyawan. Dengan demikian kegiatan
pengarahan ini banyak menyangkut masalah pemberian motivasi kepada
para anggota organisasi, kepemimpinan serta pengembangan komunikasi.
47 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
langsung
dengan
situasi
sosial
dalam
kehidupan
berada
di
dalam
dan
bukan
di
luar
situasi
itu.
Fungsi
48 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
keputusan
berfungsi
memerintahkan
pelaksanaannya
pada
menentukan
perintah),
bilamana
apa
(isi
(waktu
perintah),
memulai,
bagaimana
(cara
melaksanakan
dan
mengerjakan
melaporkan
secara
efektif.
Fungsi
orang
yang
dipimpin
hanyalah
dari
melaksanakannya.
Setiap
anggota
kelompoknya
memperoleh
dalam
fungsi
ini
pemimpin
ikut
serta
dalam
proses
pelaksanaannya.
Fungsi partisipasi ini bukan berarti pemimpin memberikan kebebasan
semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama
dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
Fungsi delegasi
Fungsi ini pemimpin sebagai pemegang wewenang tertinggi harus bersedia
dan dapat mempercayai oran-orang lain, sesuai dengan posisi atau
jabatannya, apabila diberi atau mendapat pelimpahan wewenang.
Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan
efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi
bersama
yang
secara
efektif,
sehingga
maksimal.
memungkinkan
Sehubungan
dengan
tercapainya
tujuan
itu
fungsi
bahwa
berfikir
dan
berbuat
sesuatu
yang
cenderung
merugikan
kepentingan bersama.
C. TEKNIK-TEKNIK KEPEMIMPINAN
Terdapat beberapa teknik-teknik kepemimpinan. Dalam pelaksanaan
kepemimpinan, seorang pemimpin harus berusaha untuk meningkatkan
kecakapan, kemampuan serta pengetahuan para pegawai, sehingga pada
50 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
akhirnya akan tercapai prestasi kerja yang optimal. Untuk pencapaian tujuan
kepemimpinan tersebut, maka seorang pemimpin harus memperhatikan
teknik-teknik kepemimpinan dalam pelaksanaan kepemimpinannya.
Menurut Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan
mengartikan teknik kepemimpinan sebagai berikut:
Teknik kepemimpinan sebagai keterampilan teknis serta sosial pemimpin
dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktek kehidupan serta
organisasi tertentu dan melingkupi konsep-konsep pemikiran, perilaku
sehari-hari dan semua peralatan yang dipakainya ( Kartono, 1985).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa teknik
kepemimpinan sangat perlu untuk di mengerti oleh seorang pemimpin,
karena dengan teknik kepemimpinan, pemimpin dapat mengerti posisi dan
peranannya di dalam organisasi.
Sedangkan M. Karjadi dalam bukunya Kepemimpinan (Leadership),
mengartikan teknik kepemimpinan sebagai berikut:
Teknik kepemimpinan merupakan semua peraturan, cara, metoda dan lainlainya yang dapat dipakai dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh hasil yang sebesarbesarnya (Karyadi, 1983).
Jadi dapat dikatakan bahwa teknik kepemimpinan itu merupakan cara,
metoda yang dipakai oleh pemimpin dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya. Cara dan metoda tersebut digambungkan dengan
keterampilan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, denggan tujuan untuk
membuat kemajuan organisasinya.
Lebih jelas lagi S. Pamuji dalam bukunya Kepemimpinan Pemerintahan di
Indonesia, merinci teknik-teknik kepemimpinan sebagai berikut:
1. Teknik pematangan dan penyiapan pengikut
51 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
52 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
55 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
56 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
57 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
58 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Kepemimpinan
Proses pemimpin menciptakan
Manajemen
Proses menyelesaikan aktivitas
Leading, Controlling
Do the thing right (melaksanakan
mempersatukan pengikut,
memotivasi, mengembangkan
budaya organisasi, menciptakan
sinergi, memberdayakan
pengikut, mewakili sistem sosial/
organisasinya
Do the right thing (memikirkan
Dari pengertian dan perbedaan di atas, terlihat bahwa antara keduanya ada
garis singgung diantaranya sebagai mana pada gambar berikut:
kepemimpinan
Manajemen
mereka dengan berbagai aspek kebutuhan dan keperluan untuk dapat menjalankan tugas mereka,
oleh karena itu maka pemimpin:
Harus mampu memengaruhi orang lain dengan cara memberikan teladan, memberi
pandangan masa depan, melakukan bimbingan atau konsultasi dan memberi motivasi
Harus pandai membangun sistem yang mendorong karyawan untuk terus-menerus mau
pemimpin perusahaan wajib memperhatikan karyawannya agar mereka dapat mencapai tujuan
(laba maksimal), yang diharapkan, oleh karena itu, sikap pemimpin adalah bagaimana membuat
orang lain (karyawan) melakukan sesuatu yang diinginkan oleh pimpinan (perusahaan) dan
membuat karyawan mau menunaikan tugasnya tanpa keterpaksaan (Dwight Eisenhower, dalam
kompas.com, 14 November 2012).
61 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
BAB III
PERANAN PEMIMPIN DALAM ORGANISASI
Kepemimpinan
diartikan
sebagai
kemampuan
dan
keterampilan
harus dilakukan dan perilaku peran yang diinginkan yang berjalan dengan
seiring pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan mengenai
peran penting dalam mengatur perilaku bawahan.
Peran kepemimpinan dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku
yang diharapkan dilakukan oleh seseorang dengan kedudukannya sebagai
pemimpin.
Peranan atau fungsi kepemimpinan berkaitan dengan tugas pokok
seorang pemimpin.Tugas pokok seorang pemimpin seperti diakui oleh
banyak ahli adalah menggerakkan sumber-sumber. Sumber-sumber yang
dimaksud adalah man, money, material, machine, methode, and market
atau service.
Pemimpin suatu organisasi diharapkan dan dituntut untuk memainkan
berbagai
peranan
strategis
demi
keberhasilan
organisasi
sebagai
lain
dimaksudkan
untuk
63 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
membubuhkan
iklim
solidaritas
dan
pemimpin
harus
melaksanakan
tugas-tugas
Peran
sebagai
penghubung
(Laision
role).Terutama
dalam
arti
kontak
menumbuhkan
di
dan
luar
rantai
memelihara
komando
kontak
vertikal.
biasanya
Pemimpin
dalam
rangka
diperuntukkan
bagi
pengembangan
sistem
informasi
65 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
dan pembagi
arus
informasi
Peran
sebagai
informasi
yang
pembagi
atau
diterima
disseminator
seseorang
informasi.
mungkin
Berbagai
berguna
dalam
66 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
dalam
suatu
organisasi
berperan
selaku
pengambil
67 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
daya
manusia,
serta
kewenangan
untuk
memberikan
Pengambilan
keputusan
dalam
tinjauan
perilaku,
mencerminkan
karakter bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
keputusan yang diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah
konsekuensinya terjadi, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk
kepemimpinan sehingga:
Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan
menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, disini keputusan
lebih bersifat perspektif daripada deskriptif.
Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seseorang
manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal
lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang
relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam
tim, mengatur dan mengawasi informasi, terutama informasi bisnisnya.
68 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatifalternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dengan
demikian,
fokus
pengambilan
keputusan
adalah
pada
69 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
a) Kebutuhan
yang
tinggi
untuk
menstruktur
informasi
dari
kedua
dimensi
tersebut
menghasilkan
gaya
pengambilan keputusan:
1) Direktif (toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas).
Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi
jangka pendek.
2) Analitik (toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas).
Pengambilan keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri
dengan situasi baru.
3) Konseptual (toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif). Berorientasi
jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas masalah.
4) Behavioral (toleransi ambiguitas rendah dan intuitif). Mencoba
menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian tentang definisi, proses, dan gaya pengambilan
keputusan, sebagai kontribusi dalam upaya peran kepemimpinan dalam
pengambilan keputusan, maka berikut langkah yang perlu ditempuh:
1) Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan
antara permasalahan tentang tujuan dengan metode. Peran
pemimpin mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan
tujuan dan arah daripada metode dan cara.
2) Identifikasi alternatif
Kemampuan untuk memperoleh alternatif
sebanyak-banyaknya.
3) Tentukan prioritas
Memilih di antara banyak
pengambilan keputusan.
4) Ambil langkah
70 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
alternatif
yang
adalah
relevan
esensi
dari
seseorang
sangat
besar
perannya
dalam
setiap
dan
peningkatan.Orang
yang
mempunyai
sikap
71 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
adalah
dorongan
yang
mengacu
semangat
kerja
pegawai.Dorongan dapat berasal dari dalam diri seseorang dan hal-hal diluar
dirinya.Dengan
mengerti
dan
mengetahui
hal-hal
yang
dapat
dengan
baik
yang
pada
akhirnya
akan
meningkatkan
sebagian
yangmengatakan
kegagalan
ditentukan
bahwa
pelaksanaan
oleh
pemimpinlah
suatu
pemimpin.
yang
pekerjaan,
Suatu
bertanggung
merupakan
ungkapan
jawab
ungkapan
atas
yang
mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada suatu posisi yang
terpenting.Motivasi dapat memberi energi yang menggerakkan segala
72 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta
meningkatkan kegairahan dan kebersamaan.
Motivasi yang diberikan kepada para pegawai dapat berupa upah/ gaji,
menaikkan
pangkat
dan
lain-lain.Dengan
motivasi
itu
para
pegawai
motivasi
yang
baik
di
dalam
organisasi
agar
mampu
BAB IV
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Dari
berbagai
studi
tentang
kepemimpinan
diketahui
ada
lima
tipe
4. Tipe Demokratik
5. Tipe Kharismatik
Masing-masing kategori ini mempunyai karakteristik dan ciri khas yang
membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Pentingnya pengenalan berbagai tipe kepemimpinan terletak pada
pemahaman
ciri-cirinya
secara
tepat
karena
ciri-ciri
tertentu
dapat
dapat
meningkatkan
efektivitas
kepemimpinannya
dengan
leadership
bersifat
absolute
dan
mengontrol
seluruh
kebijakan,
prosedur,
peraturan
dan
tujuan
organisasi
tipe
ini,
pemimpin
bertindak
diktaktor
pada
perintah,
bawahan.Mereka
tak
boleh
diharuskan
patuh
ada
dan
saran
setia
dan
secara
bantahan
mutlak
dari
kepada
tipe
yang
diandalkan,
terutama
apabila
dikaitkan
dengan
upaya
segera disingkirkannya.
Pemimpin yang otoriter biasanya dihinggapi penyakit megalomania
yang dapat diartikan sebagai seorang yang gila kehormatan atau
bentuk obsesi berlebihan terhadap dirinya sendiri karena merasa
dirinya paling hebat dan paling berkuasa. Menggemari berbagai
upacara atau seremoni yang menggambarkan kehebatan dirinya pada
waktu mengenakan pakaian kebesaran dengan berbagai atribut serta
simbol-simbol keberhasilannya.
Tujuan pribadinya identik dengan tujuan organisasi. Ciri ini merupakan
konsekuensi dari tiga ciri yang disebut terdahulu. Dengan ciri ini timbul
persepsi kuat dalam dirinya bahwa para karyawan mengabdi pada
dirinya.
76 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Karena
pengabdian
para
karyawan
diinterpretasikan
sebagai
dan
menerapkan
disiplin
pemimpin
yang
bersangkutan
telah
mengambil
keputusan
yang
otoriter
itu
hanya
efektif
jika
yang
itu,
pemimpin
yang
demikian
selalu
berupaya
untuk
77 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
78 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
o Pengawasan
perintah
dari
yang
pemimpin
diberikan
hanya
sudah
bersifat
dijalankan
mengontrol,
dengan
apakah
baik
oleh
anggotanya.
Dalam praktek walaupun sudah diketahui kelemahan gaya kepemimpinan
otokratis ini, tapi orang masih menerima dan tunduk kepada kepemimpinan
itu. Hal itu disebabkan oleh:
Orang yang dipimpin percaya bahwa tujuan yang digariskan oleh
pimpinan
adalah
untuk
kepemimpinan
umum
dan
kepentingan
bersama.
Ada kepercayaan akan kecakapan dan kemampuan pemimpin dalam
mencapai tujuan yang telah digariskan itu.
Orang yang dipimpin tidak banyak mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang berhubungan dengan keputusan yang diambil oleh
pimpinan.
Takut terhadap sanksi-sanksi yang setiap saat dapat dijatuhkan oleh
pimpinan.
Contoh
pemimpin
yang
tergolong
tipe
otoriter
atau
diktaktor
adalah:Soeharto, Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni
Mubarak dan lain-lain.
Tipe otoriter ini berkembang dan umumnya dilestarikan di beberapa
organisasi yang mempunyai budaya rantai hierarki yang ketat, seperti
militer,
polisi,
dan
very
bureaucratic
organizations.
Beberapa
orang
atau
organisasi,
maupun
pertumbuhan
dan
pekembangan
kondisi
tertentu
dimana
diperlukan
pemecahan
masalah
dan
mengerti
diambil.
B. TIPE PATERNALISTIK
menganggap
bahwa
bawahannya
sebagai
manusiayang
keputusan.
Penonjolan
keberadaannya
sebagai
simbol
organisasi.
Seorang
persepsi
demikian
bukan
yang
bersangkutan
dirinya
Sering menonjolkan sikap paling mengetahui. Karena itu dalam praktek
tidak
jarang
menunjukkan
gaya
menggurui
dan,
bahwa
para
ini
seorang
pemimpin
tidak
membuka
pintu
bagi
para
81 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
sebagai
pemimpin
yang
paternalistik
tidak
akan
mendorong
yang
pada
gilirannya
berakibat
pada
kerugian
bagi
bahwa
kegagalan
merupakan
keberhasilan
yang
tertunda.
Sifat melindungi. Berkaitan erat dengan ciri ketiga yang telah
disinggung di awal yaitu sifat melindungi. Iktikadnya mungkin baik,
tetapi konotasi operasionalnya negatif. Dalam praktek, misalnya ciri itu
akan tercermin pada sikap manajemen yang tidak mendorong para
bawahannya untuk mengambil risiko karena takut akan timbul dampak
Artinya
pemimpinlah
yang
tidak terjadi.
Melakukan pengawasan yang ketat. Ciri ini merupakan produk ciri-ciri
yang telah disinggung di awal.
Dari ulasan tentang ciri-ciri pemimpin yang paternalistik terlihat bahwa
tipe ini bukanlah tipe yang ideal karena meskipun pemimpin beriktikad baik
dalam interaksinya dengan para bawahannya, iktikad baik tersebut sering
menjelma menjadi suatu bentuk pemasungan. Akan tetapi perlu dicatat
bahwa ada ciri tertentu yang untuk sementara dapat digunakan dalam
menghadapi situasi atau perilaku bawahan yang memerlukan gaya tertentu
pula, seperti gaya mengajar jika tingkat keteramikan para bawahan rendah
atau perlu ditingkatkan.
Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan serta contoh pemimpin
yang tergolong tipe paternalistik:
82 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Kelebihan:
Pemimpin memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan.
Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan.
Kelemahan:
o Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi
kesempatan
o Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama
karena menganggap dirinya sudah melakukan yang benar
o Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena
tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya
politik, dimana dia tidak dapat melakukan apapun karena ketakutan tidak
dipilh kembali oleh pendukungnya.
Delegative Leadership dicirikan
memberikan
arahan,
keputusan
dengan
diserahkan
jarangnya
kepada
pemimpin
bawahan,
dan
Berdasarkan
84 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
akan tiba pada kesimpulan bahwa tipe ini bukanlah tipe pemimpin yang
efektif, karena sulit membayangkan adanya organisasi yang dihadapkan
kepada situasi diaman tipe ini tepat. Misalnya, organisasi tanpa masalah,
organisasi yang tidak pernah menghadapi krisis, bawahan yang mau dan
mampu mengambil keputusan yang tepat tanpa arahan, dan situasi sejenis.
Memang benar bahwa pada momen tertentu situasi santai mungkin
dihadapi. Misalnya ketika para anggota organisasi merayakan ulang tahun
organisasi yang bersangkutan, tetapi situasi demikian hanyalah bersifat
sangat sementara sehingga berbagai ciri ini tetap tidak tepat untuk
diterapkan. Jika demikian halnya, manfaat pemahaman karakteristik tipe ini
terletak pada pandangan bahwa ada tempat dan waktu untuk gaya santai
dalam kehidupan organisasi meskipun hanya bersifat sementara.
Kelebihan:
Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap
mandiri dan memiliki inisiatif.
Pemimpin tidak memiliki dominasi besar.
Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas.
Pimpinan dengan gaya situasi ini berpendapat bahwa tugasnya adalah
menjaga dan menjamin kebebasan tersebut serta menyediakan segala
85 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
86 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
D. TIPE DEMOKRATIK
Leadership
adalah
tipe
kepemimpinan
yang
melibatkan
bawahan
tertingginya.
Democratic
agar
Leadership
terus
mencapai
mempunyai
kemampuan
penekanan
akan
dan
hasrat
pentingnya
antara
individu
di dalam kelompok.
Democratic
demokratik
pengambilan
rela
keputusan
dan
kepada
mau
para
melimpahkan
bawahannya
untuk
berbuat
kesalahan
dan
tidak
serta-merta
bersifat
dan
kebijaksanaan
diambil
melalui
diskusi
sehingga
pemimpin
ikut
berbaur
dan
berada
ditengah-tengah
dengan
bawahan,
memperhatikan
melainkan
kebutuhan
seperti
saudara
kelompoknya
sendiri.Pemimpin
dan
selalu
mempertimbangkan
E. TIPE KHARISMATIK
Diawal telah disinggung bahwa salah satu faktor yang membedakan
seorang
manajer
merupakan
dengan
seorang
pemimpin
kepala
yang
adalah
bahwa
mempunyai
seorang
bawahan,
manajer
sedangkan
90 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
memiliki
pengikut
atau
masa
yang
jumlahnya
besar.
Sifat
tentang
efektivitas
seorang
pemimpin
yang
kharismatik
status
quo.
Jika
organisasi
semakin
mampu
seorang pemimpin.
Kemampuan untuk mengartikulasikan visi. Dalam dunia manajemen
sudah diterima sebagai aksioma bahwa visi yang dinyatakan oleh
pemimpin harus menjadi milik setiap orang dalam organisasi. Hal itu
dilakukan melalui proses sosialisasi yang sistemik sehingga terjadi
internalisasi dalam diri para anggota organisasi dan dengan demikian
siap dan mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan menunjukkan bahwa aktualisasi itu hanya menjadi faktor
91 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
praktek,
perilaku
demikian
menimbulkan
kekaguman
tingginya
tingkat
kesediaan
mereka
menjadi
pengikut
quo.
Yang mendalam dan tepat tentang sifat lingkungan yang dihadapi
termasuk
kendala
menyediakan
yang
sarana
ditimbulkannya
dan
prasarana
serta
yang
kesiapan
untuk
diperlukan
untuk
Menyadari
kelebihannya
dengan
baik
sehingga
bisa
mempengaruhi
perilaku
pemimpin.
Seorang
pemimpin
dalam
93 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
berasal dari dalam diri pribadinyamaupun faktor yang berasal dari luar
individu pemimpin tersebut.
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap
usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.Tanpa
kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan
tujuan
organisasi
mungkin
menjadi
renggang
(lemah).
Keadaan
ini
BAB V
TEORI KEPEMIMPINAN
A. TEORI
Banyak penelitian tentang riwayat kehidupan Great Man Theory, tetapi menurut teori
kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak
lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi,
dan lingkungan lainnya. Teori ini mengidentifikasi umum tentang inteligensi, personaliti, dan
kemampuan.
Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana
seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari
sebuah perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Menurut
Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan seorang manajer dalam
suatu organisasi.
Teori Contigency dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang melaksanakan
tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku, dan situasi. Tannenbau &
Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis diperlukan oleh manajer dimana unsur utama adalah tergantung dari situasi suatu
organisasi, yaitu kemampuan manajer dan penghargaan pada kelompok. Fielder (1967)
menegaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah ideal dengan situasi. Dia
menekankan bahwa hubungan antara kelompok manajer dan pegawai merupakan unsur yang
penting dalam menilai sebagai manajer yang baik.
Teori Kontemporer
Teori ini menekankan terhadap 4 komponen penting dalam suatu pengelolaan, yaitu: (1)
manajer/pemimpin, (2) staf dan atasan, (3) pekaryaan, dan (4) lingkungan. Dia menekankan
dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat
unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
Teori X dan Teori Y
95 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side
Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat
dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan
bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung
jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya,
Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab,
mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif
Teori Z
Teori ini dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan dari teori
Y dari McGregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z
meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya,
menekankan pada keamanan pekaryaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik
terhadap staf.
Teori interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem
terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis. Asumsi teori
ini adalah sebagai berikut :
a)
Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai motivasi yang
c)
d)
Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus diselesaikan,
Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi
96 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
B. GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli
dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies (1970), menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri.
namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada ditangan pemimpin, pendapat dari
bawah tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.
c)
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan yang
dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya sesuai dengan teori
Y
d)
97 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap
Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu, memotivasi bawahan
dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke
atas.Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam
pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
c)
Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup besar.Pemimpin
d)
Sistem Partisipatif
98 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
1.
a)
dibentuk.
b)
Pemimpin besar muncul sebagai heroik, mitos, dan ditakdirkan karena diperlukan.
c)
Disebut Great Man karena pada saat itu pemimpin dianggap kualitas laki-laki.
Karisma
Kecerdasan
Kebijaksanaan
daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar
biasa.Karisma inilah yang dapat memberikan dampak besar kepada lingkungan sosial sekitarnya.
Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai dan memimpin perubahan serta
menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat kearah yang berlawanan.
Teori Kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencakup studi
pemimpin besar.Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memegang gelar turuntemurun Sangat sedikit orang-orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk memimpin.
Teori Great Man didasarkan pada gagasan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan
99 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
kepemimpinan,maka munculah seorang manusia yang luar biasa dan mampu mencari solusi
untuk memecahkan masalah. Ketika Teori Great Man diusulkan, sebagian besar pemimpin
adalah laki-laki, yang menjadi alasan untuk menamai teori tersebut dengan Great Man.
Teori ini didefinisikan sebagai pola terpadu dari karakteristik pribadi yang mencerminkan
berbagai perbedaan individual dan efektivitas kepemimpin yang konsisten di berbagai kelompok
dan situasi organisasi (Zaccaro, Kemp, & Bader, 2004).Teori ini menganggap pemimpin itu
dilahirkan (given), bukan karena faktor pendidikan dan pelatihan.Konsep kepemimpinan dalam
teori orang besar adalah atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin, atau sifat personal,
yang membedakan pemimpin dari pengikutnya.Teori ini secara garis besar merupakan penjelasan
tentang orang besar atau pahlawan dengan pengaruh individualnya berupa karisma, intelegensi,
kebijaksanaan, atau dalam bidang politik tentang pengaruh kekuasaannya yang berdampak
terhadap sejarah.
Teori kepemimpinan ini sebagian besar bersandar pada pendapat-pendapat yang
dikemukakan oleh Thomas Carlyle di abad 19 yang pernah menyatakan bahwa sejarah dunia tak
lain adalah sejarah hidup orang-orang besar. Menurutnya, seorang pemimpin besar akan lahir
saat dibutuhkan sehingga para pemimpin ini tidak bisa diciptakan.
2.
(Trait Theory)
-
Pemimpin tebentuk karena warisan karakteristik perilaku tertentu yang dimiliki seseorang.
Tetapi, Jika perilaku tertentu adalah indikator kepemimpinan, mengapa banyak orang yang
100 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
namun diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman. Karena itu mereka berkesimpulan
bahwa kepemimpinan yang efektif dapat dipelajari.
Riset mereka menunjukkan bahwa ada karakteristik individu yang dimiliki oleh seorang
pemimpin sehubungan dengan kepemimpinan efektif, yaitu:
-
Kecerdasan,
Dominasi,
Percaya diri,
Kematangan.
Teori sifat tersebut mengasumsikan bahwa para pemimpin telah mewarisi sifat-sifat di dalamnya
yang membuat orang cocok untuk menjadi pemimpin. Banyak yang mengatakan bahwa
pemimpin adalah orang yang dapat sepenuhnya mengekspresikan diri, sementara yang lain tidak
bisa, dan ini adalah apa yang membuat mereka berbeda dari orang lain. Seorang pemimpin
memiliki kombinasi yang tepat dari sifat-sifat yang membuatnya menjadi pemimpin yang baik
3.
Sesuai prinsip behaviorism seorang pemimpin besar dapat dibentuk, tidak selalu karena
Kepemimpinan tergantung pada tindakan, bukan pada kualitas mental atau kondisi internal
Setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan melalui cara pembelajaran, observasi dank
arena pengalaman
Skinner (1967), Bandura (1982)
101 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori
genetis. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders
are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau
kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual
pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan masing-masing. Dasar pemikiran pada teori ini adalah kepemimpinan merupakan
perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah
pencapaian tujuan.Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah
laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) soerang pemimpin.Alasannya sifat seseorang relatif sukar
untuk diidentifikasikan.
Beberapa pandangan para ahli, antara lain James Owen (1973) berkeyakinan bahwa
perilaku dapat dipelajari. Hal ini berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan
yang tepat akan dapat memimpin secara efektif. Namun demikian hasil penelitian telah
membuktikan bahwa perilaku kepemimpinan yang cocok dalam satu situasi belum tentu sesuai
dengan situasi yang lain. Akan tetapi, perilaku kepemimpinan ini keefektifannya bergantung
pada banyak variabel.Robert F. Bales (Stoner, 1986) mengemukakan hasil pemelitian, bahwa
kebanyakan kelompok yang efektif mempunyai bentuk kepemimpinan terbagi (shared
leadership), seumpama satu oramg menjalankan fungsi tugas dan anggota lainnya melaksanakan
fungsi sosial. Pembagian fungsi ini karena perhatian seseorang akan terfokus pada satu peran dan
mengorbankan peran lainnya.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku :
1.
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri-ciri ramah
tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.Disamping itu,
terdapat kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas orientasi.
2.
102 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Perilaku pemimpin yang berorientasi yang berorientasi kepada bawahannya ditandai oleh
penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan
kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku
bawahan.Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua
yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahannya. Sedangkan berdasarkan model grafik
kepemimpinan, perilaku setiap seorang pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu
perhatiannya terhadap hasil atau tugas dan terhadap bawahan atau hubungan kerja. JAF.Stoner,
1978:442-443 mengungkapkan bahwa kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan. Selain itu, pada teori ini seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi
terhadap bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Bagaimana seorang pemimpin berperilaku akan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan,
nilai-nilai, dan pengalaman mereka (kekuatan pada diri pemimpin). Sebagai contoh, pimpinan
yang yakin bahwa kebutuhan perorangan harus dinomorduakan daripada kebutuhan organisasi,
mungkin akan mengambil peran yang sangat direktif (peran perintah) dalam kegiatan para
bawahanya.
4.
Pemimpin harus memilih tindakan yang terbaik berdasarkan situasi yang sedang dihadapi.
diterapkan
C. MODEL TEORI KEPEMIMPINAN
Hersey dan Blanchard (1977)
103 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
104 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang
terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi
perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif apabila :
Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik
Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi
Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat
Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpian seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat
kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam metode ini adalah
perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasanbawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpina yang dapat digunakan adalah :
Memberitahukan
Menjual
Mengajak bawahan berperan serta
Melakukan pendelegasian
Model Jalan-Tujuan
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan.Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada
kepentingan dan kebtuuhan bawahannya.Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus
merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
Model Pimpinan-Peran serta Bawahan
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus
105 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
diselesaikan oleh bawahannya.Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya
serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menetukan bentuk dan tingkat
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan
tersebut didiktekan oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui
proses pengambilan keputusan.
Pada teori situasional ini terdapat empat dimensi situasi yang dimana secara dinamis akan
memberikan pengaruh terhadap efektifitas kepemimpinan seseorang :
1)
Kemampuan Manajerial
Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik Organisasi
Budaya korporat, kebijakan, dan biokrasi bisa membatasi gaya kepemimpinan seorang manajer.
Juga bila didalam suatu organisasi banyak terdapat profesional dan kelompok ahli. Maka gaya
kepemimpinan yang efektif tentu berbeda dengan organisasi perusahaan yang terdiri dari para
pekerja kasar.
4)
Karakteristik Pekerja
Dalam karakteristik pekerja meliputi karakteristik kepribadian, kebutuhan, pengalaman dari para
pegawai akan mempengaruhi efektivitas kepemimpinan manajer.
Keberhasilan seorang pemimpin menurut toeri situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
106 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor
situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagan
(1994:129) adalah :
-
Rentang kendali
Tingkat stress
5.
Teori Kontingensi
Model kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Model kepemimpinan
kerincian keputusn.Otoritas pada suatu posisi menunjukan kekuasaan yang melekat pada posisi
kepemimpinan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Fiedler telah meneliti keefektifan orientasi kepemimpinan seseorang dihubungkan dengan
menguntungkan/tidaknya situasi.Orientasi kepemimpinan seseorang dibedakan antara
berorientasi tugas atau kepemipinan seseorang yang mengendalikan dengan berorientasi
hubungan manusiawi atau kepemimpinan pasif.
6.
salah satu pendekatan situasional (kontingensi) yang menggunakan konsep-konsep dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Ohio State University.Para peneliti dari Ohio
State Universitymengidentifikasikan dua kelompok perilaku yang mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan-struktur pemrakasaan dan pertimbangan.
Esensi dari teori ini adalah bahwa seorang pemimpin mempunyai tugas untuk membantu
bawahannya dalam pencapaian tujuan-tujuan dan menyediakan petunjuk dan/atau dukungan
yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut seiring sejalan dengan tujuan
kelompok atau organisasi secara keseluruhan.
Ada dua preposisi yang dikemukakan dalam teori path-goal. Kedua preporsisi tersebut adalah :
1)
Perilaku seorang pemimpin dapat diterima oleh bawahannya sejauh perilaku tersebut
dipandang oleh bawahan sebagai sumber untuk memperoleh kepuasaan saat ini ataupun sebagai
sarana untuk memperoleh kepuasan pada masa yang akan datang.
2)
Perilaku tersebut membuat kebutuhan bawahan akan kepuasan, bergantung pada prestasi
bimbingan, dukungan, dan imbalan yang diperlukan untuk pencapaian prestasi kerja yang efektif.
Teori ini memuat empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu :
108 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
1)
Bawahan tahu secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus
diberikan oleh pemimpin. Disini tidak ada partisipasi oleh bawahan (pemimpin yang otokratis).
Hasil penemuan menyatakan bahwa gaya kepemimpinan direktif mempunyai hubungan yang
positif dengan kepuasan dan harapan bawahan yang melakukan pekerjaan yang mendua
(ambiguous) dan mempunyai hubungan yang negatif dengan kepuasan dan harapan bawahan
yang melakukan tugas-tugas yang jelas.
2)
Pemimpin yang selalu yang bersedia menjalankan, sebagai teman, mudah didekati dan
menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan.Gaya kepemimpinan ini mempunyai
pengaruh yang sangat positif bagi kepuasan bawahan yang bekerja dengan tugas-tugas yang
penuh tekanan, frustasi dan tidak memuaskan.
3)
Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan, tetapi masih membuat
keputusan.Kebanyakan studi dalam organisasi industri manufaktur, didapatkan dalam tugas-tugas
yang tidak rutin, karyawan lebih puas daripada pemimpin yang non partisipatif.
4)
Teori kelompok
109 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar
ilmu psikologi sosial.Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok
harus ada pertukaran yang positif antara bawahan dan pemimpinannya.
Kepemimpinan merupakan suatu proses pertukaran (exchange process) antara pemimpin dan
pengikutnya, yang juga melibatkan konsep sosiologis tentang peranan yang diharapkan kedua
belah pihak. Penelitian psikologis sosial dapat digunakan untuk membantu penerapan konsep
pertukaran dan peranan tersebut pada proses kepemimpinan.
Hal ini nampak pula dari hasil studi ohio state university khususnya dimensi pemberian perhatian
(consideration) pada para bawahan yang akan memperluas pandangan kelompok terhadap
kepemimpinan.
8.
Sosial Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin
kelangsungan interaksi timbal balik antara pemimpin, model yang menjamin kelangsungan
interaksi timbal balik antara pemimpin, lingkungan dan prilakunya sendiri.Nampaknya teori ini
agak komprehensif dan memberikan dasar-dasar teori yang jelas dalam rangka memahami
kepemimpinan. (M. Thoha, 1983 : 48)
Penekanan pendekatan ini ialah terletak pada peranan prilaku kepemimpinan, kelangsungan dan
interaksi timbal balik diantara semua variable yang ada. Dapat dikatakan bahwa bawahan secara
aktif ikut terlibat dalam proses kegiatan organisasi dan bersama-sama dengan pimpinan
memusatkan pada prilakunya sendiri dan prilaku lainnya, serta memperhitungkan kemungkinankemungkinan lingkungan dan kognisi-kognisi yang bisa memperantarakan.
Pada prinsipnya pendekatan ini menganggap bahwa :
1)
Pemimpin menjadi lebih mengetahui dengan variabel-variabel mikro dan makro yang
mengendalikan prilakunya.
2)
prilaku kontigen yang berkepribadiaan dan yang dapat mengatur prilaku bawahan.
110 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
3)
dipergunakan untuk mengatur prilaku individu guna menghasilkan hasil-hasil yang produktif
yang lebih bisa menguatkan bersama organisasi.
Dengan demikian, dalam pendekatan social learning ini antara pemimpin dan bawahan
mempunyai kesempatan untuk bisa memusyawarahkan semua perkara yang timbul.Keduanya
mempunyai hubungan interaksi yang hidup dan mempunyai kesadaran untuk menemukan
bagaimana caranya menyempurnakan prilaku masing-masing dengan memberikan penghargaanpenghargaan yang diinginkan.
D.
proses mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Teori kepemimpinan adalah
penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin di konsep kepemimpinannya dengan
menonjolkan latar belakang sejarah kepemimpinan, sebab musabab munculnya pemimpin, tipe
dan gaya kepemimpinan serta syarat-syarat kepemimpinan.
Dari beberapa teori kepemimpinan diatas penulis memberikan analisis tentang kelebihan dan
kelemahan dari beberapa teori diatas :
1)
Kekurangan :
-
Tidak selalu ada hubungannya antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan, karena situasi dan kondisi tertentu memerlukan sifat tertentu pula yang berbeda
dari yang lain
Kelebihan :
-
Walaupun beberapa karakteristik dari pemimpin dalam teori ini tidak relevan dengan
keefektifan suatu kepemimpinan. Tetapi karakter ini menjadi suatu kebutuhan idealnya seorang
pemimpin
111 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
2)
Kekurangan :
-
Teori Kepemimpinan Perilaku belum dilengkapi deangan suatu faktor, yakni penyesuaian
terhadap situasi dan kondisi. Karena situasi dan kondisi tidak akan sama dan selalu ada cara
kepemimpinan yang berbeda untuk menangani situasi dan kondisi yang berbeda.
Kelebihan :
-
sebuah jiwa kepemimpin yang berasal dari cara pembelajaran, observasi, dan pengalaman.
3)
Teori Situasional
Kekurangan :
-
Ada variabel-variabel yang menentukan seperti gaya kepemimpinan,kualitas para pengikut, dan
aspek lingkungan.
Kelebihan :
-
Teori ini melengkapi teori perilaku, karena sudah memperhatikan situasi sebagai variabel
4)
Kekurangan :
-
Teori ini masih mengandung dua sudut pandang keberhasilan suatu kepemimpinan.
Di satu sisi Pemimpin harus flexible dengan situasi, tetapi ada variable lain yang
112 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Teori ini menganggap pemimpin haruslah orang yang memiliki kharisma dan kemampuan
Adanya keterkaitan antara atasan dan bawahan dalam keberhasilan suatu kepemimpinan,
Teori ini memperhatikan variable internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan
kepemimpinan.
Semua teori yang dikemukakan para ahli masing-masing memiliki kekurangan dan kelibahan.
Dan tak satupun dari para pemuka teori bisa menunjukkan tentang teori kepemimpinan yang
efektif, yang dapat berlaku pada kondisi kepemimpinan tertentu.
BAB VI
AKTIVITAS LEADING
Pencapaian tujuan perusahaan sering kali tak dapat dilakukan dengan mudah.Berbagai
kendala dapat dihadapi perusahaan dalam perjalanannya mencapai tujuan. Gejolak
perekonomian,aktivitas pesaing yang semakin agresif dan berbagai kesulitan yang menghadang
sering kali membuat tujuan yang hendak dicapai perusahaan menjadi tidak mudah.
113 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Permasalahan yang sama terjadi pada saat perusahaan ingin melakukan perubahan agar
lebih sesuai dengan tuntutan pasar. Sumber daya manusia perusahaan yang sudah
terbiasadengan cara lama(old fashion) akan memiliki keengganan untuk berubah (resistant to
change), karena tujuan baru perusahaan yang ingin dikejar masih terlalu samar. Sehingga mereka
khawatir perubahan tersebut hanya akan menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi
kepentingan karyawan.
Padahal perubahan sering kali merupakan suatu hal yang tidak bias ditawar-tawar lagi,
agar produk perusahaan tidak ditinggalkan oleh para pelanggannya. Sebagai contoh, setelah
sejak tahun 1966 koranPikiran Rakyat (PR) terbit dengan format lama (ukuran besar) dan
mayoritas isi koran hanya menggunakan foto hitam putih, maka sejak tanggal 2 Januari 2006
bertepatan dengan tibanya Tahun Baru 2006, koran PR pun mengubah format korannya menjadi
lebih kecil dan halaman koran lebih di samarkan dengan foto-foto berwarna.
Hal ini harus dilakukan PR karena tuntutan konsumen saat ini serta sebagai respon
terhadap perubahan yang dilakukan Kompas sebagai pemimpin pasar yang telah merubah format
korannya terlebih dahulu. Perubahanformat PR dengan tujuan agar PR lebih adaptif terhadap
perubahan , tak pelak lagi akan menimbulkan pro dan kontra di kalang karyawan PR sendiri.
Dalam menghadapi situasi-situasi tersebut di atas, perusahaan membutuhkan fungsi memimpin
(leading). Aktivitas leading yang dilakukan oleh seorang pemimpin (leader) mencakap tiga
kegiatan utama,yaituleadership, motivation, dan communication.
A. LEADERSHIP
Leader ship (kepemimpinan) adalah suatu proses yang dilakukan manajer perusahaan
untuk mengarahkan (directing) dan memengaruhi (influencing) para bawahannya dalam kegiatan
yang berhubungan dengan tugas (task~related activities), agar para bawahannya tersebut mau
mengarahkan seluruh kemampuannya, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu tim,
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Definisi leadership tersebut di atas menyiratkan beberapa hal:
114 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
115 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
1. Kepemimpinan Klasik
Kepemimpinan klasik adalah kepemimpinan yang ditandai oleh sifat dominatif, direktif,
otoritatif, dan para pengikut harus patuh/taat melaksanakan perintah pimpinan dan tertutup
pertanyaan.Sifat-sifat tersebut ada karena pemimpinlah satu-satunya otoritas yang berhak untuk
menginterpretasikan kebenaran yang sah.Kerajaan dan negara-negara totalitarian pada umumnya
menerapkan paradigma kepemimpinan klasik (Uni Soviet, Jerman/ Hitler, Singapore/Lee Kwan
Yew, dsb.).Jadi, pemimpin mendekte pengikut apa yang harus dilakukan tanpa konsultasi.
2. Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional dapat diartikan bahwa keefektifan gaya kepemimpinan
tertentu tergantung pada situasi. Jika situasi berubah, gaya kepemimpinan yang digunakan juga
harus berubah. Jadi, tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik. Situasi adalah lingkungan yang
berada disekitar pemimpin, baik dalam bentuk pisik maupun nirpisik, yang perlu
dipertimbangkan sebelum memilih jenis kepemimpinan tertentu. Situasi yang dimaksud dapat
berupa: orang yang dipimpin, jenis pekerjaan, waktu, struktur dan kultur. Menurut teori
kepemimpinan situasional, perilaku pemimpin yang efektif juga tergantung pada tingkat kesiapan
yang dipimpin.Kesiapan yang dimaksud adalah sejauhmana yang dipimpin memiliki kemampuan
dan kemauan untuk menyelesaikan suatu tugas.Jika kesiapan yang dipimpin meningkat,
disarankan kepemimpinan bergerak secara gradual dari direktif (dominatif) ke kocing, ke
dukungan, ke partisipasi, ke partisipasi dan akhirnya ke delegasi.
3. Kepemimpinan visioner
Kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang mengandalkan pada visi pemimpin
sebagai inspirasi untuk menyetir pengikutnya. Tiga hal yang dilakukan pemimpin visioner: (1)
menyadari perlunya perubahan, (2) menciptakan visi baru, (3) melembagakan perubahan. Dalam
literatur, paradigma ini sering di-sebut paradigma ideal khususnya untuk melakukan transformasi
organisasi.Paradigma visioner mengan-dalkan pemimpin sebagai pahlawan yang mampu
menciptakan dan berbagi visi yang memenuhi kebutuhan dan motivasi pengikutnya.Komitmen
dan keterlibatan pengikut sangat diperlukan untuk merealisasikan visi.
116 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
4. Kepemimpinan Organik
Dalam kepemimpinan organik, pemimpin tidak menjadi figur sentral, akan tetapi
kelompok secara keseluruhan menjadi kuncinya. Konsensus kelompok yang bisa menentukan
siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dan berapa lama.Jadi, kepemimpinan tak perlu
bersarang pada individu tertentu, meskipun individu tersebut menduduki peran kepemimpinan
untuk tujuan tertentu.Kompleksitas masalah yang dihadapi oleh organisasi membuat pemimpin
sentral tunggal tidak lagi relevan.Perspektif dan kemampuan majemuk sangat diperlukan untuk
memecahkan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh suatu institusi/organisasi.
Ciri-ciri Kepemimpinan
Seorang yang menduduki jabatan pimpinan, seperti telah dijelaskan di atas, tidak selalu
sekaligus menjadi seorang pemimpin. Berhubung dengan itu perlu diketahui apa ciri-ciri
kepemimpinan yang baik itu, sehingga seorang yang menduduki jabatan pimpinan dapatkah ia
dikatakan sebagai pemimpin atau bukan. Apabila seorang yang secara formal menduduki suatu
jabatan pimpinan tetapi kemampuan dan sikapnya tidak memenuhi ciri-ciri seorang pemimpin,
maka ia tidak dapat dikatakan seorang pemimpin.
Sebagaimana definisinya, maka rumusan ciri-ciri inipun berbeda-beda diantara para
penulis atau cendekiawan, walaupun bila dipelajari pada dasamya tidaklah banyak
berbeda.Kepemimpinan cenderung untuk dikatakan sebagai ciri kepribadian seseorang.
Kwalifikasi kepribadian dalam kepemimpinan merupakan faktor yang sangat vital, demikian
antara lain dikatakan oleh Millet.
Chester I Barnard berpendapat bahwa kepemimpinan mempunyai dua aspek.Pertama
ialah kelebihan individual dalam bidang teknik kepemimpinan. Seorang yang mempunyai
kondisi fisik yang baik, memiliki ketrampilan yang tinggi, menguasai teknologi, mempunyai
persepsi yang cepat, memiliki ketrampilan yang tinggi, menguasai teknologi, memiliki
pengetahuan luas, mempunyai ingatan yang baik serta imajinasi yarig meyakinkan akan mampu
memimpin bawahan.. Aspek kedua ialah keunggulan pribadi dalam hal ketegasan, keuletan,
kesadaran dan keberhasiian.
117 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Menurut Ordway Tead, 10 ciri perlu dimiliki oleh seorang pemimp~n yaitu : kekuatan
fisik dan saraf, memahami tujuan dan arah organisasi, enthusiasme, keramahan dan kecintaan,
integritas, penguasaan tehnis bidang tugasnya, dapat mengambil keputusan, intelijensi,
ketrampilan sebagai guru dan keyakinan.
118 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
119 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
B. MOTIVATION
Ada tiga istilah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya yaitu; administrasi,
manajemen dan organisasi. Untuk memperoleh gambaran tentang kepemimpinan dan motivasi
diperlukan adanya uraian mengenai administrasi yang didalamnya memuat aspek organisasi dan
manjemen. Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih
melalui cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Organisasi diartikan sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua orag atau lebih yang
bekerjasama serta secara formal terikat pada norma-norma tertentu dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan manajemen kemampuan atau keterampilan
yang harus dimiliki seseorang untuk memanfaatkan sumber, dana dan daya yang tersedia guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien melalui orang lain.
Dari ketiga definisi di atas, dapat diasumsikan bahwa untuk mencapai tujuan harus ada
yang menggerakkannya.Disinilah dibutuhkan seorang pemimpin untuk menggerakkan segala
sumber daya yang ada. Kepemimpinan dalam proses administrasi dan manjemen sangat
menetukan sehingga sering dikatakan kepempinan merupakan inti dari manjemen. Sedangkan
motivasi merupakan daya pendorong untuk melakukan kerjasama dalam pencapaian tujuan
dalam organisasi dan manjemen.
Pengertian Motivasi
Perkataan MOTIVASI adalah berasal dari pada perkataan Bahasa Inggeris "MOTIVATION".Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa
Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat kabar,
kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami
sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. Jadi, ringkasnya,
oleh kerana perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan
seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai
atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
120 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan ( energy ) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan estusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber
dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik ) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik ). Dalam konteks Studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun ( 2003 ) mengemukakan
bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indicator, diantaranya :
1.
Durasi kegiatan
2.
Frekuensi kegiatan
3.
4.
5.
6.
7.
Tingkat kualifikasi prestasi atau produk ( out put ) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
8.
Teori-Teori Motivasi
121 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
iFRaSoPeslAmnghrkutD
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi,antara lain :
1.
Pada intinya teori ini berkisar bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki
kebutuhan, yaitu :
a.
b.
Kebutuhan rasa aman (safety needs ), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental dan
intlektual
c.
d.
e.
Aktualisasi diri
2.
122 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Teori Alderfer dikenal dengan akronim ERG yang merupakan huruf huruf
pertama dari tiga istilah yaitu :
E = Existence ( kebutuhan akan eksistensi )
R = Relatedness ( kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain), dan
G = Growth ( kebutuhan akan pertumbuhan )
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a.
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya
b.
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan
yang lebih rendah dipuaskan;
c.
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar
keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
3.
4.
Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi,yaitu:
a.
b.
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan
empat hal sebagai pembanding, yaitu :
petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan
timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul
berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang
tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat
kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan
pegawai ke organisasi lain.
5.
6.
7.
kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan
tindakannya.Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu
dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakukan upaya yang dikenal dengan hukum pengaruh yang
menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai
konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan
perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik dalam waktu singkat.Juru tik tersebut mendapat pujian dari
atasannya.Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut
menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan
lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar
menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya
diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat
teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran
dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut
berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi
perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan
dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.
Teknik Pemberian Motivasi
Terdapat dua teknik pemberian motivasi yaitu:
- Motivasi Tidak Langsung
Adalah berupa usaha manajemen untuk menciptakan suasana kerja secara
umum yang dapat mendorong karyawan berprestasi secara maksimal. Ini
dapat diberikan dalam bentuk:
a. Penyesuaian aspirasi individu dengan tujuan organisasi, dengan jalan:
1. Memberikan pengertian yang mendalam kepada karyawan kepada
tujuan organisasi dan cara pencapaiannya.
126 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Motivasi langsung
Di sini motivasi langsung diwujudkan dalam bentuk insentif yang
diberikan di atas balas jasa yang pokok atau yang berlaku bagi seluruh
karyawan.
Insentif ini berupa insentif material dan insentif non material.
a) Intensif material dapat berupa:
Bonus
Diberikan sebagai insentif untuk pekerjaan yang memberikan
127 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
128 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada
dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat
suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan
sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini,
yaitu:
Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada
lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.
Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi
pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
129 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan
oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
Bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak
berbagi informasi dan gagasan. Untuk itu kita perlu memahami style atau gaya seseorang ketika
ia berkomunikasi. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat
perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a
specialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing
gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan
respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya
komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari
penerima (receiver).
Gaya Komunikasi Kepemimpinan
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one-way communications. Gaya komunikasi ini dapat dibagi
atas beberapa bagian antara lain :
130 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang
bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia
untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang
lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orangorang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: Saya tidak ingin
dilibatkan dalam persoalan ini. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri
dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks
komunikasi organisasi.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of
communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi
lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk
menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir:
controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi
yang bermanfaat.
Hambatan Dalam Komunikasi Kepemimpinan
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak
hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
1. Hambatan sematik
Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi.
2. Hambatan mekanik.
133 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya.
3. Hambatan antropologis
Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia.
4. Hambatan psikologis
Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel
sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi
yang efektif, yaitu :
1. Mendengar, biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.
Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak
kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim
pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya
tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi,
mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti
satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak
melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang
berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
134 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
Urgensi Komunikasi Bagi Pemimpin
Permasalahan bisa terjadi akibat kita salah mengkomunikasikan pesan kepada komunikan.
Kadang hal ini terlupakan, padahal, manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi.
Dalam berkomunikasi sering kali kita menjumpai banyak perbedaan. Perbedaan gaya
berkomunikasi seringkali menjadi suatu permasalahan. Perdebadaan tersebut seringkali memicu
fenomena etnosentrisme. Sehingga tak heran seringkali konflik diantara suku dibangsa ini
disebabkan adanya salah menginterpretasikan perkataan ataupun maksud dari ucapan seseorang
atau kelompok tertentu.
Selain itu juga dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk
berinteraksi antar individu maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan dapat mencegah
konflik. Di sisi lain, komunikasi juga dibutuhkan oleh setiap Negara untuk saling berhubungan
dengan Negara lain (hubungan bilateral).
Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang pemimpin harus memiliki
wawasan yang luas, jujur, bertanggung jawab , berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga
harus mempunyai keahlian berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat
menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Setiap
pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya tersebut akan mengeluarkan
gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang pemimpin tersebut dapat mengambil
keputusan berdasarkan gagasan/ide tersebut.
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan
kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan
menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam
135 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
memimpin untuk mempengaruhi bawahan. Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk
apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para
bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna
fungsi komunikasi.
Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, baik selaku pimpinan maupun para staf , agar semua pekerjaan dapat
terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan
ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya
proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta, karena apa pun
bentuk instruksi, informasi dari pimpinan , masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara
sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi.
Peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebuah organisasi membutuhkan tiga hal:
Pertama, pemimpin dan semua anggotanya harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti
komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang membutuhkan
pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi. Kedua, komunikasi organisasi yang
efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang efektif. Lebih
spesifik iklim ini akan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan
tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif. Ketiga, komunikasi yang efektif
membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi dikembangkan
sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen.
136 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
BAB VII
PEMBAGIAN TUGAS UNTUK KARYAWAN
(1985),
keunggulan
ekonomis
dengan
membagi
pekerjaan
137 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
aktivitas ini. Hal ini merupakan manifestasi dan pembagian kerja yang
menekankan
bahwa
dalam
melakukan
pembagian
kerja
hendaknya
dan
dapat
dihindarkan
pula
adanya
pejabat
yang
hanya
pejabat
yang
tugasnya
begitu
banyak
atau
pimpinan
baru
selalu
diberikan
kepadanya.
Hal
ini
akan
mengakibatkan buruk: (1) pejabat yang dianggap rajin suatu saat tidak
mampu lagi ditambah beban; (2) pejabat yang dianggap malas akan
bertambah malas.
6. Penempatan para pejabatnya hendaknya yang tepat. Yang dapat
dijadikan dasar tepat tidak hanya kecakapan atau kepandaian saja,
tetapi lebih luas dari itu antara lain keberanian, jenis kelamin, umur,
kesehatan, kejujuran dan sebagainya.
7. Penambahan atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan
volume kerja. Bila volume kerja bertambah banyak dan pejabat yang
ada sudah tidak dapat menampungnya adalah wajar bila pegawainya
juga ditambah, sebaliknya bila volume kerja
tugas. Dalam
hal
penggolongan tugas
Sutarto
penting
dan
urgensinya
(according
to
relative
yang
akan
mengerjakan
(berdasarkan
140 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
10.
A. KOMPLEKSITAS PEKERJAAN
Kompleksitas merupakan suatu tingkat kerumitan.Bila kompleksitas
dihubungkan dengan suatu organisasi maka dapat kita artikan sebagai
berikut, semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung menjadi
kompleks keadaannya.Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti
kompleksitas alur informasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas
pendelegasian wewenang, kompleksitas pekerjaan dan sebagainya.
Kompleksitas lain yang cukup harus diperhatikan di sini adalah tentang
kompleksitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Maksud dari
kompleksitas sumberdaya manusia ini dapat pula kita identifikasikan sebagai
kompleksitas yang ada di dalamnya, seperti kompleksitas tugas, jabatan,
wewenang, kedudukan, status, hak, dan lain-lain.
Kompleksitas yang ada terutama yang berhubungan dengan sumber
daya manusia merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik dalam
141 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
faktor-faktor
dalam
hal
tersebut
tentunya
menyelesaikan
akan
lebih
konflik-konflik
yang
memudahkan
terjadi
dan
adanya
perbedaan
tingkat
kompleksitas
dalam
suatu
berbagai
organisasi.Pandangan
pandangan
tradisional
mengenai
mengatakan
bahwa
konflik
dalam
konflik
hanyalah
142 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Konflik
ditimbulka
karena
perbedaan
kepribadian
dan
karena
merupakan
bagian
dari
pengalaman
hubungan
antar
pribadi
atau
rumitnya
pekerjaan,
maksudnya
kerumitan
pekerjaan yang akan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang harus
menjadi perhatian sebelum menentukan porsi pekerjaan yang akan menjadi
tanggung jawab mereka, semakin rumit pekerjaan yang akan dilakukan
maka porsinya perlu diperkecil. Disamping itu perlu dilihat perbandingan
antara satu kelompok kerja dengan kelompok kerja yang lain untuk melihat
keseimbangan pekerjaan agar tidak terjadi satu bidang atau satu orang lebih
berat bebannya, sementara yang lain terlalu ringan.
B. PENGALAMAN PEGAWAI
sumber.Pengalaman
kerja
adalah
proses
pembentukan
karyawan
tersebut
dalam
pelaksanaan
tugas
pekerjaan
(Manulang, 1984 : 15). Pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu
atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas
tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik (Ranupandojo,
1984 : 71). Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang
telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau
pekerjaan
yang
telah
dilakukan
selama
beberapa
waktu
tertentu
(Trijoko,1980:82).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah
tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam
pekerjaannya
yang
dapat
diukur
dari
masa
kerja
dan
dari
tingkat
Semakin
bertambahnya
usia
seseorang
maka
pengetahuan
tentang
pemahaman
tentang
proses
dan
output
dari
perbuatan-
dan
maksimum
meningkatkan
kerja
dan
optimis.
Pandangan karyawan lainnya memaknai pengalaman kerja sebagai hal
yang biasa. Sepertinya tak ada kesan sama sekali. Karyawan seperti
ini termasuk golongan yang bekerja
kehidupan
yang
rutin
pengalaman kerjanya.
Karyawan yang ketika
saja.
Dengan
lain
apatis
lalu
terhadap
merasa
pengalaman
manis,
perasaannya
diungkapkan
secara
berlebihan. Merasa dirinya paling bisa dan unggul. Karyawan seperti ini
termasuk golongan yang labil dan tidak mampu mengelola diri secara
seimbang.
kerja
yang
telah ditempuh
kemampuan
fisik
yang
dibutuhkan
untuk
mencapai
atau
aspek-aspek
yang
mempunyai
kemampuan
jasmani,
memiliki
pengetahuan,
dan
perusahaan
adalah
buah
dari
proses
pembelajaran.
Selain
itu
yang
potensial.
Karena
itu
perusahaan sebaiknya
147 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
yang
berpengalaman
tentu
saja
lebih
mudah
dalam
menjalankan tugas atau pekerjaan yang sama dengan pegawai lain yang
belum
berpengalaman,
oleh
karena
itu
untuk
pegawai
yang
belum
148 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
suasana
dimana
149 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
pencapaian tujuan
penting
dan
dapat
memberikan
motivasi
dalam
diri
seorang
151 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
D. EFEKTIFITAS KOMUNIKASI
Pengertian Efektivitas adalah suatu kosa kata dalam Bahasa Indonesia
yang berasal dari bahasa inggris yaitu: Efective yang berarti berhasil
ditaati, mengesahkan, mujarab
yang paling tepat adalah berhasil dengan baik. Jika seseorang dapat bekerja
dengan baik maka ia dapat dikatakan bekerja dengan efektif.
Dalam pelaksanaan kerja selalu memakai 5 sumber usaha yaitu
Pikiran, Tenaga,
153 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
kontribusi
yang
dapat
disamakan
dengan
rusaknya
sistem
lagi
dengan
perbedaan
budaya
masing-masing
sehingga
bahwa
komunikasi
yang
tidak
efektif
adalah
akar
utama
anggota
menjadi
faktor
penting
bagi
pencapaian
tujuan
suatu
berkomunikasi
pada
sebuah
organisasi,
yang
mengakibatkan
dari
organisasi
tersebut
tidak
tercapai.
Adapaun
hambatan-
dari
pengirim
pesan,
misalnya
pesan
yang
akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
o Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih
154 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
apa
adanya
akan
tetapi
memberikan
alat
komunikasi,
dan
lain
lain,
misalnya:
gangguan
tertentu.
kadang-kadang
Kata-kata
mempunyai
yang dipergunakan
arti
yang
dalam
komunikasi
berbeda, tidak
jelas
atau
perbedaan
bahasa
internasional).
o Hambatan
Psikologis dan
komunikasi,
misalnya;
(bahasa
sosial
perbedaan
daerah,
nasional,
kadang-kadang
nilai-nilai
serta
maupun
mengganggu
harapan
yang
pribadi,
155 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
alat-alat
pancaindera seseorang.
BAB VIII
BAGAIMANA ORANG BEKERJA SAMA
(2004),
Efektivitas
tim
meliputi
pengukuran
obyektif
dari
156 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
pelaksanaan
perjanjian
mengenai
proses
pertukaran
Bentuk kerja sama yang kedua adalah coalition atau koalisi yang
merupakan kombinasi antara dua organisasi yang memiliki tujuan yang
sama. Pada kerja sama ini biasanya akan memakan waktu karena
kedua organisasi tersebut memiliki struktur namun karena memiliki
tujuan yang sama sehingga kerja sama di laksanakan.
Yang ketiga adalah join venture yaitu kerja sama dalam sebuah proyek
tertentu seperti industri mobil dan lainnya.
Kerja sama memiliki banyak manfaat yang bisa di dapatkan oleh kedua
belah pihak yang melakukan kerja sama. Adapun manfaat kerja sama
menurut Koesnadi (2003) yaitu dapat mendorong adanya persaingan yang
bisa mencapai tujuannya yaitu meningkatkan produktifitas. Selain itu,
dengan bekerja sama dapat meningkatkan semangat kerja individu sehingga
tenaga kerja akan lebih efektif, produktif dan efesien.
Kerja sama juga dapat mendorong terciptanya sebuah sinergi sehingga
biaya operasional yang di butuhkan akan lebih rendah dan persaingan akan
semakin meningkat. Kerja sama juga dapat memberikan dorongan hubungan
antara
dua
pihak
menjadi
lebih
erat
dan
harmonis
dan
penuh
kesetiakawanan.
Semangat kerja yang tinggi juga bisa muncul karena adanya kerja
sama. Bagi lingkungan kerja sama akan memberikan dampak yang positif
dimana semua orang akan secara otomatis ikut menjaga dan juga
melestarikan situasi dan kondisi sehingga akan lebih baik.
157 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Pengarah (Pemimpin)
Berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya
Adanya koordinasi
Mempunyai wewenang tertentu
Dapat di simpulkan bahwa kerja sama merupakan sebuah kesepakatan
antara dua orang atau lebih dimana mereka akan saling menguntungkan dan
kedua pihak akan ikut berperan aktif berkontribusi sesuai dengan potensi
yang di miliki oleh masing-masing sehingga keuntungan akan menjadi
keuntungan bersama dalam mencapai tujuan tertentu.
A. Pengarah (Pemimpin)
Keberhasilan suatu unit usaha tergantung dari faktor kepemimpinan
dan Efektivitas tim kerja pada karyawan, Seorang pemimpin diharapkan
dapat berperan sebagai figure yang menggerakkan bawahannya dan penuh
inisiatif serta kecerdasan dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan
158 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
merupakan salah satu hal yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin
organisasi, efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawannya
mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya (dalam jurnal Marudut
Marpaung).
Pengarah (pemimpin), sebagai mana disebutkan di atas bahwa
pimpinan sangat penting peranannya dalam rangka mencapai tujuan, untuk
itu maka perannya harus mengarahkan semua orang yang berkerja agar
mereka tetap pada rambu-rambu yang telah dicantumkan dalam rencana
kerja atau dalam pembagian kerja.
Secara singkat fungsi pimpinan atau supervisor dalam menjaminnya
kerja sama orang yang menjalankan tugas di bawah tanggung jawabnya
adalah sebagai:
a. Pembina
Pemimpin yang efektif harus menjadi pembina yang baik.Dengan ini
berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama
kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin
mengoptimalkan kemampuan seluruh pemain untuk bekerja sama,
mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah pencapaian
kemenangan,
atau
menuju
pencapaian
suatu
visi
organisasi.
dimilikinya.
Jika
pemimpin
lamban
dan
ragu-ragu
dalam
indecisive,
takut,
dan
tidak
tegas
sehingga
membuat
mereka
akan
memiliki
pengetahuan
dan
kesadaran
untuk
memenuhi
segala
kepentingannya.
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing
orang atau pihak hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas,
dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di
hindarkan.
Komunikasi antara satu dengan yang lain adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Pengarahan oleh pimpinan juga berkaitan dengan adanya atau
berjalannya jalinan komunikasi antar karyawan atau bagian yang melakukan
pekerjaan, untuk saling tukar informasi atau saling mengetahui sampai
sejauh mana pencapaian hasil kerja masing-masing.
161 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Koordinasi
adalah
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
menggerakkan, menyelaraskan,
menyerasikan dan
ditetapkan.Dari
sudut
fungsionalnya,
koordinasi
dilakukan
guna
pengertian
koordinasi
yang
diungkapkan
di
atas,
dapat
bagian
tidak
berjalan
162 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
sendiri-sendiri,
maka
kontak
pengendalian
yang
terutama
adalah
bagaimana
cara
sekaligus
dapat
membantu
pencapaian
tujuan
organisasi.
163 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
(Authority)
merupakan
suatu
wadah
yang
berfungsi
untuk
mendapatkan
kerjasama
yang
baik
dengan
sesuatu
agar
tujuan
dapat
tercapai.
Pengorganisasian
164 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
bawahannya,
wujudnya
dalam
wewenang
perintah
dan
pekerja
atau
karyawan
memerlukan
keleluasaan
dalam
Equal
authority
and responbility
atau besarnya
165 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
BAB IX
FUNGSI UTAMA KEPEMIMPINAN
166 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
A. PENDAHULUAN
langsung
dengan
situasi
sosial
dalam
kehidupan
berada
di
dalam
dan
bukan
di
luar
situasi
itu.
Fungsi
168 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
169 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
B. FUNGSI PEMIMPIN
Pencapaian tujuan perusahaan sering kali tidak dapat dilakukan
dengan mudah. Berbagai kendala dapat dihadapi perusahaan dalam usaha
pencapaian tujuannya. Gejolak perekonomian aktivitas pesaing yang
170 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Padahal perubahan sering kali merupakan suatu hal yang tidak bisa
ditawar tawar lagi, agar produk perusahaan tidak ditinggalkan oleh
pelanggannya. Dalam menghadapi kondisi dan situasi tersebut, perusahaan
membutuhkan fungsi pemimpin (leading). Aktivitas leading yang dilakukan
seorang pemimpin mencakup 3 kegiatan utama yaitu leadership,
motivation dan communication.
Leadership
172 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
177 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
178 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkahlangkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan
yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan
pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang
termasuk fungsi ini antara lain :
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau
dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan
menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota
berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok
lain berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur
dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk
meniadakan keputusann yang bertentangan dengan pedoman
kelompok.
d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain,
bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang
berdiskusi dan mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak
sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.
Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan,
179 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
BAB X
MEMIMPIN DAN KOMUNIKASI
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin
communis yang berarti 'sama Communico, communicatio atau
communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara
sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami
satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another).
180 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
181 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
B. KOMPONEN KOMUNIKASI
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi
adalah:]
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
182 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
184 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
185 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
BAB XI
ENAM LINTASAN SALURAN KEPEMIMPINAN
Enam lintasan (passages) di dalam saluran yang akan kami bicarakan di sini, adalah
peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan seorang pemimpin. Mereka mewakili lintasan penting
yang tidak bisa dikuasai dalam waktu sehari atau dengan mengambil kursus. Tujuan kami disini
adalah untuk membantu Anda mengenal keterampilan, pemanfaatan waktu, dan nilai kerja yang
diharuskan oleh setiap lintasan, dan juga contoh kepemimpinan khusus ini. Begitu Anda
memahami apa yang dikandung oleh lintasan-lintasan ini serta tantangan yang ada di dalam
setiap transisi kepemimpinan, Anda akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk
menggunakan informasi ini guna menghilangkan hambatan dari saluran kepemimpinan
organisasi Anda, dan memfasilitasi pertumbuhan diri Anda sebagai seorang pemimpin. Dengan
lintasan-lintasan ini, pemimpin terbantu untuk membangun kekuatan emosional dengan
menerima tugas yang semakin kompleks dan luas cakupannya.
186 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Ketika Anda membaca setiap lintasan, Anda secara alamiah akan menerapkan hal itu
pada organisasi Anda, dan mungkin mempertanyakan bagaimana kami menetapkan dan membagi
setiap tahap di saluran. Peluangnya adalah, Anda akan langsung memikirkan setidaknya satu
(dan mungkin lebih) transisi kepemimpinan yang diterapkan di perusahaan Anda yang tidak kami
bicarakan di model 6 lintasan sukses kepemimpinan. Walaupun pasti ada transisi lain, mereka
selalu kecil atau tidak lengkap untuk dianggap sebagai bagian yang besar. Contoh, banyak
perusahaan global memiliki manajer umum yang bertanggung jawab untuk cabang di suatu
negara dan eksekutif wilayah regional dengan tanggung jawab untuk beberapa negara. Eksekutif
wilayah regional ini melaporkan ke orang dengan nama jabatan seperti kepala produk konsumen
global. Walaupun kepala produk konsumen global ini mengelola manajer kelompok (dalam kasus
ini eksekutif wilayah regional), dia bukanlah manjer korporasi, karena dia melapor ke CEO atau
presiden direktur, serta memiliki sedikit tanggung jawab untuk masalah untung-rugi perusahaan
secara keseluruhan. Untuk tujuan kami di sini, kami memasukkan dia sebagai manajer
kelompok, walaupun dia bertanggung jawab kepada manajer kelompok yang lain.
Demikian pula, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa transisi dari anggota tim ke
pemimpin tim, tidak dianggap sebagai satu lintasan tersendiri. Pertama, ini biasanya adalah
subbagian dari lintasan satu (dari mengelolah diri ke mengelola orang lain). Kedua, pemimpin
tim sering kali tidak memiliki otoritas pengambilan keputusan dalam hal seleksi dan imbalan,
yang diterima manajer tingkat bawah. Ketiga, pemimpin tim biasanya berfokus pada masalah
teknis atau profesional (menyelesaikan proyek atau program) dan tidak teruji dalam bidang
manajemen umum lainnya.
Setiap organisasi itu unik, dan setiap organisasi mungkin memiliki setidaknya satu
lintasan kepemimpinan dengan aspek uniknya. Tetapi, Anda bisa mencocokkan lintasan unik itu
ke dalam salah satu dari enam lintasan kami. Ketika Anda telah lebih mampu menyesuaikan diri
Anda ke dalamnya, kami percaya, Anda akan melihat bagaimana mereka dapat diterapkan untuk
situasi dan organisasi Anda. Bila ada lintasan di dalam bisnis Anda yang tidak sesuai dengan
model kami, ciptakan definisi Anda sendiri tentang transisi dan beritahu kami tentang itu.
A. DARI MENGELOLA DIRI SENDIRI KE MENGELOLA ORANG LAIN
187 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Ketika orang-orang ditunjuk untuk posisi manajemen pertama, mereka sering kali
berpikir bahwa mereka sanggup mengatasi itu. Semua kerja keras mereka sebagai kontributor
individu akhirnya dihargai, dan mereka melihat penugasan manajemen sebagai sesuatu yang
perlu dirayakan. Sebenarnya, untuk berhasil sebagai manajer baru (first time manager)
diperlukan perubahan besar, dan sayangnya banyak orang tidak cukup dipersiapkan untuk hal itu.
Mungkin, aspek paling suslit dari transisi ini adalah, para manajer first time tersebut bertanggung
jawab untuk menyelesaikan pekerjaan lewat orang lain, bukan menyelesaikannya sendiri.
Walaupun manajer first time mungkin mengakui perubahan ini secara intelektual, mereka
menolaknya secara psikologis, seperti dibuktikan dengan perilaku mereka.Biasanya, mereka
berusaha menakhlukan bawahan dengan keahlian mereka. Contoh, manajer korporasi untuk
investasi dan perbankan yang baru mungkin menyususn sendiri transaksi yang rumit, daripada
membantu bawahannya melakukan itu.
Dalam situasi lain, first time manager akhirnya berkompetisi dengan bawahan
langsungnya dalam hal penugasan dan terkadang menyelesaikan tugas itu sendiri, ketika mereka
merasa frustasi dengan cara bawahannya menanganinya.. pendelegasian tugas dan tanggung
jawab yang membuat mereka mendapat gelar manajer, benar-benar merupakan aspek yang
sangat sulit dari kepemimpinan ini. first time manager dalam perusahaan-perusahaan knowledge
worker memiliki dampak yang luar biasa pada produktivitas (dalam hal efesiensi biaya dan
pertumbuhan pendapatan). Bila mereka bertindak seperti kontributor individu, dampak mereka
akan berkurang. Untuk alasan ini sendiri, organisasi harus melakukan lebih dari sekedar memberi
janji palsu demi kepentingan lintasan ini.
Kekuasaan dan harapan yang meningkatkan dari kontributor individual
Karyawan yang berhubungan lansung dengan pelanggan memiliki akses yang sangat
banyak ke jumlah informasi yang luar biasa via internet dan sumber lain. tetapi mereka tidak
menggunakan kebebasan ini dengan bijak kecuali manajer lini pertama tersebut dapat mengakui
bahwa hari-hari sebagai manajer politik telah berlalu.
Manajer yang mengeluarkan perintah, menyimpan informasi karena cemburu, dan
membuat keputusan unilateral, tidak akan mendapatkan kinerja terbaik dari orang-orang mereka.
188 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Manajer senior yang mengotrol orang-orang dengan mengontrol informasi adalah suatu
anakronisme. Manajer lini pertama perlu membuat transisi ke kenyataan yang baru ini dan bukan
ke kenyataan yang lama. Ini tidak selalu mudah, sebagian karena banyak orang yang
dipromosikan ke tingkat manajerial palin rendah ini merupakan teknisi. Mereka tidak
melaksanakan sosialisasi tempat kerja yang akan memberi pemikiran dan pengalaman yang
berguna bagi seorang manajer baru.
Sebagai pengganti sosialisasi itu, mereka harus memahami karakteristik kepemimpinan
tingkat pertama, yang akan membantu mereka memenuhi kebutuhan dan memaksimalkan kinerja
orang-orang mereka.
Tiga pencapaian first time manager yang luar biasa
Tabel tersebut memberi suatu gambaran tentang perubahan yang dilakukan di tingkat ini
Lintasan satu (Passage One): Manajemen Baru
Kontributor Individu
Keterampilan
Keterampilan
kerja
Desain pekerjaan
Seleksi (orang-orang)
Delegasi
Pemantauan kinerja
Pelatihan dan umpan balik
Pengukuran kinerja
Imbalan dan motivasi
Komunikasi dan pengaturan iklim
organisasi
Pembangunan hubungan, baik ke atas, ke
prosedur perusahaan
189 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Pemanfaatan Waktu
keuntungan unit
Akuisisi sumber daya
Pemanfaatan Waktu
Nilai Kerja
Nilai Kerja
tinggi
Menerima nilai perusahaan
Perubahan tidak hanya bersifat kualitatif tetapi juga kuantitatif. Jumlah keterampilan itu sendiri
itu mungkin terlihat menakutkan. Tetapi dengan melihat sekilas, table ini juga menunjukkan
bahwa transisi ini bisa disimpulkan sebagai berikut: manajer tidak boleh lagi hanya memikirkan
diri mereka sendiri dan mulai memikirkan orang lain.
Kami telah mendapat bahwa semua perubahan ini bisa dipadatkan menjadi tiga bidang berikut:
1. Menetapkan dan mendelegasikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, termasuk
berkomunikasi denngan bos dan oranng lain tentang kebutuhan atau harapan,
perencanaan, pengorganisasian, pemilihan orang, dan pendelegasian tugas.
2. Memperbolehkan bawahan langsung untuk melakukan pekerjaan dengan memantau
melaih, memberi umpan balik, mendapatkan sumberdaya, memecahkan masalah, dan
berkomunikasi.
190 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
3. Membangun kotrak sosial lewat penetapan hubungan dengan bawahan, bos, dan
kelompok pendukung yang memfasilitasi dialog terbuka dan kepercayaan.
191 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Tanda-tanda adanya saluran kepemimpinan yang mampat ditingkat pertama ini adalah
stres yang tinggi dikalangan kontributor individu. Ini adalah sejumlah tanda-tanda umum bahwa
seorang manajer tidak menguasai keterampilan ini:
dengan tepat
Tidak mau menerima keberhasilan bawahannya, membuat jarak dari masalah dan kegagalan
para bawahannya.
tentang keterampilan yang diperlukan yang bisa diamati manajer, membantu kita untuk
menerapkan apa yang ada di daftar ke dalam kehidupan. Seorang bos seharusnya mendiskusikan
masalah ini dengan manajer baru (first time) dan menjawab segala pertanyaan yang relevan.
Pelatihan juga merupakan bagian penting dari proses persiapan, dan tidak mungkin kalau
manajer baru (first time) telah dilatih disemua atau bahkan banyak keterampilan yang
dibicarakan di sini. Pengalaman pekerjaan khusus, program asimilasi manajer baru, diskusi
dengan bos atau pendamping, dan pelatihan membuat karyawan memiliki keterampilan dengan
merekrut orang, membangun hubungan, desain pekerjaan, dan hal-hal yang seharusnya tersedia
untuk manajer yang bercita-cita tinggi.
Pemantauan: menetapkan apakah dan di manakah seseorang mengalami kesuliatan dengan
transisi tingkat pertamanya ini.
Terdapat banyak jalan agar Anda bisa tetap mengawasi keberhasilan manajer yang ditunjuk
dalam melakukan transisi. Hal itu di antaranya:
Obsevasi. Amati interaksi manajer first time dengan bawahan langsungnya, dan tetapkan apakah
mereka melaksanakan keterampilan yang dibutuhkan di tingkat kepemimpinan ini.
Pengambilan sampel. Umpan balik 360 derajat, survei tentang sikap karyawan, dan peralatan
lain menilai cara orang lain melihat perilaku dan sikap manajer first time.
Analisis kesenjangan. Tanyai first time manager tentang persepsi mengenai keterampilan,
pemanfaatan waktu, dan nilai mereka.
Intervensi: memberi umpan balik dan pelatihan berkala untuk membantu orang-orang
melaksanakan perubahan ini: ambil tindakan bila Anda mengalami kesulitan nyata dalam
melakukan hal itu.
Intervensi bisa terjadi dalam banyak bentuk:
o
o
o
o
193 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
194 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Suatu fokus yang sempit untuk melaksanakan pekerjaan. Individu ini menunjukkan sedikit atau
sama sekali tidak ada kapasitas untuk mengambil keuntungan penuh dari posisi kepemimpinan
barunya ini.
Memilih orang yang paling mirip dengan dirinya dari kalangan kontributor. Pada tingkatan ini,
orang-orang menerima banyak peluang untuk memilih manajer tingkat bawah. Sayangnya,
mereka belum dilatih di dalam keterampilan ini dan sering kali memilih individu yang paling
mirip dengan diri mereka sendiri.
Apa yang seharusnya dilakukan manajer dari manajer
Empat keterampilan berikut sangat penting di bagian kepemimpinan ini:
o Memilih dan melatih manajer lini pertama yang cakap
o Membuat manajer tingkat bawah untuk bertanggung jawab atas pekerjaan manajerial.
o Menyebarkan dan menyebarkan ulang sumber daya di kalangan unit kerjanya
o Mengelola batasan yang memisahkan unit-unit yang melapor langsung kepadanya dan
dengan bagian lain dari bisnis itu.
Memilih dan melati manajer lini pertama yang caka. Menemukan kontributor yang mampu
menjalani posisi kepemimpinan tingkat pertama, adalah tugas asing yang banyak manajer dari
manajer yang baru. Mereka tidak biasa mengevaluasi faktor seperti keinginan seorang untuk
memimpin, kecakapan untuk memimpin, kecakapan komunikasi dan perencanaan, serta
kemampuan untuk membuat keputusan di bawah tekanan. Meminta orang-orang membuat
keputusan tentang pemimpin sering kali adalah tugas yang relatif baru untuk mereka. Mereka
perlu mengetahui dengan cukup baik kontributor individu untuk memilih mereka bagi suatu
posisi manjerial. Ini berarti, kenalilah orang-orang yang merupakan kadidat dan beri mereka
peluang untuk melihat, apakah mereka menyukai dan bisa melakukan dengan baik tugas
manajerial. Dua cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menugaskan orang-orang
melakukan kepemimpinan tim dan kepemimpinan proyek.
Membuat manajer lini pertama bertanggung jawab atas pekerjaan manajerial. Walaupun
mereka mungkit cakap dalam membuat orang-orang bertanggung jawab untuk pekerjaan
kontributor individual, manajer dari manajer perlu mengubah fokus akuntabilitas mereka.
Mereka harus belajar menghargai jenis pekerjaan yang berbeda, dan mengembangkan kerangka
kerja yang berbeda untuk menilai hasil dari bawahan langsung. Ini berarti, tindakan untuk
mengevaluasi orang-orang didasarkan pada kualitas keputusan seleksi, frekuensi dan kualitas
195 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
umpan balik kinerja mereka, kemampuan mereka untuk bekerja sama dengan unit lain, dan
keterampilan mereka untuk memberi hasil lewat suatu tim. Untuk menjadi ahli pada
keterampilan ini dibutuhkan jumlah pengalaman tertentu. Diperlukan waktu sesaat untuk
menyadari cara menetapkan tujuan yang sulit, yang menyediakan ruang untuk tumbuh tetapi
namun menyebabkan kegagalan.
Menyebarkan sumber daya di kalangan unit kerjanya. Pemelajaran untuk mengalokasikan uang,
teknologi, staf pendukung (belum lgi waktu yang dimiliki manajer dari manajer) untuk
menyempurnakan hasil, adalah tindakan sulit yang membutuhkan sejumlah latihan.
Mengelola batasan. Manajer dari manajer harus menjadi kepala penyerang. Dia harus merusak
batasan yang menghadang aliran pekerjaan dan informasi di antara fungsi dan kelompok lain
yang berbeda. Pengelolaan batasan bukan sekadar masalah nilai, tetapi juga aliran keterampilan
manajemen tertentu. Ini berarti, memanatau aliran kerja di antara unit manajer dari manajer dan
yang lain dalam organisasi, mengajukan pertanyaan, dan merekomendasikan penyempurnaan.
Hal itu juga membutuhkan bentuk yang lebih tidak terlihat dari manajemen batasan: memahami
dan menyampaikan strategi fungsional, strategi bisnis, dan misi perusahaan. Koloborasi lintas
unit yang efektif biasanya mempercepat proses kerja, dan seorang manajer dari manajer yang
kuat dapat membantu organisasinya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif ini.
196 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
198 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Hingga tingkat kepemiminan ini, manajer telah menghabiskan waktu mereka untuk menciptakan
rencana pendukung yang efektif di dalam bidang dari fungsi mereka untuk strategis fungsional.
Lima hal yang dibutuhkan di dalam tingkatan ini adalah sebagai berikut:
Pemikiran jangka panjang (tiga hingga lima tahun. Manajer umum bisnis harus menghasilkan
strategi jangka panjang, dan manajer fungsional harus mengikutinya dengan rencana yang sesuai.
Pemahaman akan teknologi terbaru. Adalah tantangan bagi manajer fungsional untuk tetap
berada di bagian depan dari kurva teknologi terbaru.
Pemahaman utuh tentang model bisnis dalam arah dan tujuan strategis yang detail dan jangka
panjang. Pemimpin yang matang mengenali bahwa mereka haurus memahami gambaran besar,
dan bukan gambaran kecil yang mebuat mereka merasa nyaman.
Mempertimbangkan semua aspek dari fungsi menjadi pemikirian strategi. Ini adalah tempat di
mana manajer fungsional perlu mengubah pemanfaatan waktu mereka.
Kemampuan untuk melakukan kompromi di dalam fungsi yang mendukung strategi bisnis,
profitabilitas, dan keunggulan kompetitif (tidak sekadar mendukung keberhasilan fungsional).
Kebutuhan ini mencakup pengakuan tentang adanya hubungan di antara beragam kelompok
fungsional.
199 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
muka. Manajer fungsional belajar untuk mempertimbangkan struktur konsep ini selama
percakapan, untuk menghindari kesalahan pemaknaan.
yang masih mudah, agresif, dan ambisius. Idealnya pemimpin fungsional senang memelajari apa
yang tidak mereka ketahui. Bawahan mereka akan menerima pertanyaan dan memahami
ketidakpastiaan di awal masa jabatan dan bersedia untuk memberi tahu mereka. Pelanggan dan
pengguna akhir produk pun akan bersedia memberi mereka ide dan pengetahuan. Kuncinya,
adalah para manajer fungsional melibatkan orang lain dalam dialog, mendengarkan secara
saksama, dan merenungkan apa yang telah mereka sampaikan. Manajer fungsional benar-benar
menghargai pekerjaan mereka hanya ketika mereka benar-benar memahaminya, dan suatu
keinginan untuk belajar akan membantu mereka menyesuaikan nilai mereka dengan tepat.
200 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Untuk mengenali manajer yang mengalami masalah dengan lintasan ini, lihatlah gejalah
dalam tiga bidang berikut:
a. Kegagalan untuk membuat transisi dari orientasi operasional proyek ke orientasi
strategis.
Menunjukkan pemahaman yang buruk tentang bagaimana bisnis beroperasi
Tidak memiliki pemikiran jangka panjang (lebih banyak terfokus pada jangka pendek)
Tidak memiliki strategi fungsional yang mengikat aktivitas fungsional ke tujuan bisnis
Mengabaikan standar, kebutuhan, kebijakan, dan program fungsional perusahaan
b. Ketidakmampuan untuk mengelola dan menghargai pekerjaan yang tidak dikenal atau
tidak terlalu disukai
Meluangkan sedikit waktu atau tidak meluangkan waktu sama sekali dengan orangorang dan masalah dalam bidang yang tidak dikenal, tetapi meluangkan banyak waktu
dengan orang dan peluang dalam bidang yang telah akrab dengannya
Menunjukkan bias terhadap bidang yang dikenal dalam hal gaji, bonus, anggaran
Kehilangan orang-orang di fungsinya pada tingkat yang lebih dari rata-rata (walaupun
pengurangan ini juga bisa disebabkan oleh pengurangan pegawai yang dilakukan
perusahaan)
c. Ketidakmatangan sebagai pemimpin manajer
Tidak terraik dalam memikul tanggung jawab sebagai pemimpin, lebih tertarik
para manajer dari fungsi atau subfungsi yang berbeda dengan latar belakang, keterampilan, dan
pengalaman yang berbeda.
sejumlah pengukuran yang baru. Mereka harus berpikir dalam kaitannya dengan keutungan dan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam konteks global. Dan, hal itu tidak mudah untuk
dilakukan, bila Anda telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memikirkan secara taktis
tujuan fungsional jangka pendek atau dalam konteks domestic.
Pemikiran strategis fungsional sangat berbeda dari pemikiran strategis bisnis. Jelasnya,
yang kedua membutuhkan struktur konsep yang lebih luas. Manajer bisnis harus
mempertimbangkan banyak faktor eksternal, seperti pelanggan, pesaing, demografi,
makroekonomi, dan konstituen eksternal lainnya, seperti pemerintah dan komunitas. Peristiwa
yang terjadi di dalam industri kita harus dikaitkan dengan pemikiran strategis.
Mengelola kompleksitas
Beberapa orang telah dipersiapkan untuk akuntabilitas yang sangat banyak ini. tidak
hanya banyak dari mereka yang tidak dikenal, tetapi banyak hal yang tidak dikenal itu juga
menakutkan. Walaupun sejumlah manajer fungsional diberi penugasan lintas fungsi guna
mempersiapkan mereka untuk akuntabilitas yang lebih dalam dan luas, ini sering kali tidak
cukup. Sebagai hasilnya, pemelajaran fungsi baru (apa yang mereka lakuakn dan cara melakukan
itu) adalah prioritas dini dan menghabiskan waktu untuk manajer bisnis.
Kompleksitas sangat tinggi sehingga tidak ada manajer bisnis yang dapat
menghubungkan semua titik sendirian. Sejumlah manajer fungsional mungkin telah berhasil
menjadi pelaku tunggal, tetapi hal itu tidak berfungsi di tingkatan kepemimpinan ini. Dengan
membuat tim yang kuat, dan memimpinnya sehingga anggotanya bisa bekerja bersama dengan
efesien dan efektif, manajer bisnis akan mampu menghadapi kompleksitas.
ekonomi baru. Banyak maanjer umum menghadapi tantangan dari semakin banyaknya bisnis ecommerce. Ini adalah sejumlah keterjutan umum terhadap sistem yang dirasakan pemimpin di
tingkatan ini:
204 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Masalah dengan manajemen waktu. Ketika Anda melihat manajer bisnis yang terburu-buru pergi
dari satu proyek ke proyek lain dan tidak pernah memiliki cukup waktu untuk bertemu dengan
orang-orang utamanya, Anda mengamati tanda yang jelas akan adanya masalah di tingkatan
kepemimpinan ini.
Mengabaikan masalah-masalah lunak. Manajer yang mengabaikan masalah cultural tidak belajar
untuk menghargai budaya, umpan balik, keyakinan organisasional, dan seterusnya.
Kecakapan kolektif
Pengalaman
Keterampilan
Pola pikir
Perspektif
Keunggulan kompetitif
Produk
Pasar
Persaingan
Pelanggan
Kecakapan organisasional
Struktur
Desain Jabatan
Proses
Kekuasaan
Pengelolaan karyawan
Budaya
205 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Organisasi
dipertahankan?
Apakah penempatan posisi bisnis saya
Orang
inovatif?
Apakah kita ahli dalam mendesain
produk yang merespons kebutuhan
pelaggan?
Apakah kita memiliki pola pikir
pelanggan?
Apakah kita memahami posisi kita
versus persaingan dan versus tujuan?
206 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
kumpulan strategi yang tepat dan dapat menciptakan sinergi horizontal di antara banyak unit
bisnis dan memasuki bisnis baru kalau perlu.
207 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Tidak ada unit bisnis yang berdiri sendiri. Terlepas dari sejumlah mentalitas Lone Ranger
yang memiliki oleh para manajer bisnis, mereka harus masuk ke dalam tujuan dan strategi
korporasi. Dan tergantung pada eksekutif grup untuk memantau dan mendorong konektivitas ini.
tindakan dari bisnis memengaruhi korporasi dalam banyak cara. Ketika bisnis merusak
lingkungan atau melanggar hokum, public tidak membedakan antara bisnis dan perusahaan
induk. Bila merek tercemar, seluruh organisasi menderita.
Eksekutif grup harus memastikan bahwa unit bisnis mereka mematuhi hukum, patuh pada
kebijakan perusahaan, dan mempertahankan atau memperbaiki merek saat mengejar keuntungan.
Eksekuti grup memegang kendali atas beragam bisnis bertanggung jawab untuk menyampaikan
keuntungan yang telah disepakati, dan secara strategis mengalokasikan modal korporasi ke bisnis
yang ada. Mereka perlu menilai kemungkinan keberhasilan untuk setiap usaha yang diusulkan
sebelum membuat keputusan alokasi modal. Mereka juga harus menetapkan produk mana yang
memiliki potensi pertumbuhan terbesar dan memiliki analisis keuangan uang rumit. Keputusan
mereka tentang alokasi modal itu sulit karena sejumlah manajer bisnis tidak mau menerima
mereka dengan baik, dan akan menantang eksekutif grup di setiap langkah yang ada.
Tanda-tanda peringatan
Walaupun eksekutif grup bisa menunjukkan beragam perilaku yang mengindikasikan
bahwa mereka tidak memahami hal itu, mereka sering kali melakuakan empat dosa berikut ini:
Bersikap lebih seperti manajer bisnis umum daripada eksekkutif grup. Yang sering kali terjadi,
mereka sering mengembangkan startegi untuk satu atau semua bisnis yang ada, memberi arah
kerja untuk manjer fungsional, dan mengubah produk dan layanan.
Mempertahankan hubungan yang sulit dengan perusahaan. Sejumlah eksekutif grup menolak
pekerjaan korporasi seolah-olah hal itu mencakup banyak tugas yang menyebalkan. Banyak dari
mereka menghabiskan sebagian awal karier mereka untuk bekerja di lokasi yang jauh jaraknya
dari kantor pusat.
Mengabaikan hal-hal yang terlihat jelas. Diperlukan waktu beberapa saat bagi eksekutif grup
untuk menampilkan pengetahuan yang diperlukan agar mampu menghadapi tanggung jawab
yang menantang ini.
208 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
209 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
keberanian yang sebenarnya. Keberanian seperti itu telah ditampilkan oleh CEO yang merombak
Intel dan mengembalikan posisinya Compaq.
Tantangan ketiga: membentuk sisi lunak perusahaan
Setiap perusahaan adalah organisasi sosial. Ketika dua atau lebih orang bekerja sama,
mereka mengembangkan hubungan positif atau negatif. Mengelola hubungan sosial dan juga
lingkungan dimana hubungan seperti itu berubah, adalah tanggung jawab penting CEO. Fokus
ada masalah lunak ini sambil tetap berusaha mendapatkan hasil bisnis yang keras adalah
tindakan sulit yang tidak bisa ditangani semua CEO.
Tidak ada perusahaan yang bisa menjadi makmur tanpa memiliki orang yang tepat untuk
jabatan yang tepat, terutama ketika orang dengan keterampilan tinggi bisa menjadi orang dengan
keterampilan rendah dalam sekejab mata (atau karena perubahan teknologi). Memilih orang yang
tepat dan terus-menerus memperbaiki keterampilan serta pengetahuan mereka, adalah tanggung
jawab yang pada akhirnya jatuh pada CEO.
praktik, mengenali ide terbaik, dan menerjemahkan hal tersebut ke dalam peralatan serta
program yang menguntungkan organisasi.
Tantangan kelima: mengelola korporasi dalam konteks yang lebih luas dan global
Semua yang diambil organisasi dari masyarakat harus dikembalikan ke masyarakat
sekitar. Organisasi harus peka dan aktif dalam memecahkan masalah global yang menghadang
mereka. Mereka harus memberi perhatian dan mengambil posisi pada masalah lingkungan,
keselamatan kerja, dan kesehatan. Setiap CEO harus mengetahui seluruh pihak yang terkait
dengannya, baik ahli lingkungan hidup ataupun kelompok kepentingan khusus lainnya.
Banyak CEO menduduki posisinya dengan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman
di bidang ini. mereka tidak pernah banyak memeikirkan tentang bagaimana organisasi
memengaruhi pemanasan global, atau apakah mereka telah merusak ekonomi negara dunia
ketiga dengan cara tertentu. Dalam upaya untuk meminpin perusahaan dalam konteks yang lebih
luas dan global, mereka menerima istilah pengalaman luar negeri dalam arti harfiah dan figuratif.
Tetapi untuk melaksanakan transisi yang efektif ke tingkat kepemimpinan ini, CEO harus
menyesuaikan pemikiran dan nilai mereka ke konteks yang lebih luas ini.
dirasakan ke kemajuan yang terus-menerus. Majer korporasi mengenali bahwa sebagian besar
tujuan yang ambisius dan besar membutuhkan waktu untuk dicapai. Dan mereka belajar untuk
melakukannya tanpa ingin mencapai prestasi secara terburu-buru, sesuatu yang menjadi ciri khas
tingkat kepemimpinan yang lain , demi mencapai keberhasilan yang besar secara perlahan tetapi
pasti. Pergeseran nilai problematic lainnya termasuk menerima saran dari dewan direksi. Bagi
orang-orang yang terbiasa menjalankan bisnis mereka sendiri, nilai ini bisa menjadi hambatan.
Di masa lalu, manajer mungkin telah menerima saran dari teman sejawat, pelatih, atau bos, tetapi
dewan direksi adalah kelompok pemberi nasihat yang berbeda. Pendapat dewan direksi mungkin
terlihat dangkal atau ketinggalan zaman dibandingkan perspektif orang-orang dalam.
Sebenarnya ada banyak CEO yang muncul dari satu tingkat kepemimpinan ke tingkat
kepemimpinan selanjutnya yang disebabkan oleh gaya mereka yang kuat dan agresif, serta
kemampuan mereka untuk memiliki kekuasaan. CEO yang ditaktor dan dikendalikan oleh ego
cenderung mengajukan sedikit pertanyaan dan tidak mendengarkan jawaban yang ada. Dia
menghargai pendapatnya sendiri di atas pendapat orang lain. sebagai hasilnya, dia tidak
mengindahkan ide dan perspektif yang bertentangan dengan miliknya.
212 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
yang menggiurkan dan sejumlah CEO lupa dengan tanggung jawab kepemimpinan yang lebih
besar di tingkatan ini.
CEO tidak meluangkan cukup waktu untuk sisi Lunak bisnis. Masalah tentang SDM bisa menjadi
sangat kompleks dari prespektif CEO, dan sejumlah manajer korporasi merasa lebih mudah
untuk menghadapi masalah tentang produk.
Anggota dewan terus mengajukan pertanyaan yang sama kepada CEO. Ketika hasil tetap ada di
bawah yang diharapkan dan pemegang saham mengawasi perusahaan secara seksama, anggota
dewan merasakan tekanan dan mulai mengajukan pertanyaan sulit kepada CEO. Suatu hubungan
yang tidak harmonis dengan dewan direksi sering kali berarti bahwa CEO tidak memiliki
keterampilan CEO, atau tidak memiliki nilai yang tepat untuk posisi kepemimpinan ini.
213 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
DAFTAR PUSTAKA
Capezio, Peter. 2004. Powerful Planning Skills: Membayangkan Masa Depan
dan Mewujudkannya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Charan, Ram. Drotter, Steve. Noel, Jim. 2013. The Leadership Pipeline Cara
Membangun Perusahaan dengan Memperkuat Kepemimpinan. Edisi Kedua.
Jakarta: PT Indeks.
Post, James R. dkk. Business and Society Corporate Strategy, Public Policy,
Ethics. Ninth Edition. Mc Graw Hill.
Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Kedua.
Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka.
Setiadi, Nugroho J. 2008. Business Economics and Managerial Decision
Making. Kencana Preda Media Group.
Setyowati. 2013. Organisasi dan Kepemimpinan Modern. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Siagian, Sondang P. 2002.Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta:
Rineka Cipta.
Solihin, Ismail. 2006. Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus.
Jakarta: Kencana.
Suhendi. Sasangka, Indra. 2014. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sumarni, Murti. Soeprihanto, John. 2000. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar
Ekonomi Perusahaan). Edisi Kelima. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Sunardi. Primastiwi, Anita. 2015. Pengantar Bisnis Konsep, Strategi, dan
Kasus. Yogyakarta: CAPS.
214 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n
Sumber internet:
https://sdmatr.wordpress.com/2008/06/11/fokus-dalam-pemimpin-pengikutsituasi-berkaitan-dengan-proses-kepemimpinan/
http://www.e-jurnal.com/2013/09/fungsi-fungsi-kepemimpinan.html
http://www.herachaqy.com/2016/02/motivasi-dan-kepemimpinan-dalam.html
https://sp1r1tgr4zy.wordpress.com/2013/04/04/pengembangan-teorikepemimpinan-dalam-manajemen-keperawatan/
http://robbikarangga.blogspot.co.id/2015/11/teori-kepemimpinan.html
215 | M e m i m p i n P e r u s a h a a n