AH
PROSES
INDUST
RI
KIMIA
OLEH :
KELOMPOK 7
1. Andira Jamaluddin
2. Rahmawaty Ilham
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pemilik
segala ilmu, Pemberi rahmat dan kasih sayang yang telah melimpahkan hidayah-Nya, sehingga
tugas kelompok dalam bentuk makalah ini dapat diselesaikan yang berjudul Pembuatan
Ammonia Melalui Proses Hidrogenasi
Ucapan terimakasih yang tidak terhingga disampaikan kepada Ibu Rismawati, ST. MT
sebagai dosen mata kuliah Proses Industri Kimia, teman-teman kelompok yang telah
memperjuangkan waktu, tenaga, serta bantuan baik moril maupun materil, juga terkhusus untuk
teman-teman kelas C2 yang telah memberi masukkan dan bantuan.
Kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tercapainya
kesempurnaan dalam makalah ini.Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi yang
membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
4
4
3.2 Sintesa
3.3 Finishing
12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi
hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atomhidrogen ke sebuah
molekul. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat
digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang sangat
tinggi.Hidrogen beradisi ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon.
Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan
untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2), namun ada
pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi
transfer.
Reaksi
balik
atau
pelepasan
hidrogen
dari
sebuah
molekul
disebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan
adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atomhidrogen ke
sebuah molekul. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan
dapat digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur
yang sangat tinggi.Pada hidrogenasi terjadi proses pengubahan jumlah ikatan rangkap
dalam suatu asam lemak oleh gas hidrogen (H2). Dengan hidrogenasi, terjadi
penambahan atom hidrogen ke dalam ikatan rangkap asam lemak sehingga jumlah ikatan
rangkap tersebut berkurang atau ikatan rangkapnya terlepas. Perubahan jumlah ikatan
rangkap akan mengarah pada perubahan sifat fisik dan kimia minyak. Reaksi balik atau
pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi.
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hidrogen, namun ada juga yang
menggunakan sumber lain yang memiliki atom hidrogen di dalamnya. Namun
tujuannya sama, yaitu: menambahkan atom hydrogen dalam suatu senyawa.
b. Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang diturunkan
minyak, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif untuk lemak
hewani.
c. Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150C dengan adanya sebuah
katalis nikel (Ni) yang halus.Reaksi ini menghasilkan etana. Reaksi ini tidak begitu
berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat dibanding etena
yang dihasilkan.
2.4.
permukaan katalis sedangkan pada tekanan tinggi, gas hidrogen telah siap untuk
menjenuhkan ikatan rangkap minyak.
c. Agitasi atau pengadukan
Fungsi utama dari agitasi adalah untuk menyuplai hidrogen terlarut pada permukaan
katalis, tapi massa reaksi tersebut harus pula diaduk agar terjadi distribusi panas
ataupun pendinginan sebagai kontrol suhu dan distribusi suspensi katalis dalam
minyak sebagai penyeragaman reaksi.
d. Konsentrasi katalis
Kecepatan reaksi hidrogenasi meningkat seiring dengan peningkatan jumlah katalis
hingga suatu titik.Peningkatan kecepatan reaksi tersebut disebabkan oleh peningkatan
permukaan aktif dari katalis. Titik maksimum tercapai karena pada kadar sangat
tinggi, hidrogen tidak mampu terlarut cukup cepat untuk menyuplai jumlah katalis
yang tinggi.
e. Jenis katalis
Katalis adalah suatu bahan kimia yang dapat meningkatkan laju suatu reaksi tanpa
bahan tersebut menjadi ikut terpakai; dan setelah reaksi berakhir, bahan tersebut akan
kembali ke bentuk awal tanpa terjadi perubahan kimia. Penggunaan katalis dapat
menurunkan tingkat aktivasi energi yang dibutuhkan, membuat reaksi terjadi lebih
cepat atau pada suhu yang lebih rendah.Pemilihan katalis memiliki pengaruh yang
cukup kuat terhadap kecepatan reaksi, selektivitas dan isomerisasi geometris.Jenis
high-selectivity catalyst memungkinkan penggunanya untuk mengurangi asam
linolenat tanpa menghasilkan asam stearat berlebih, sehingga diperoleh produk
dengan oxidative stability yang baik dan bertitik leleh rendah.Contohnya, katalis
copper-chromite telah digunakan dalam hidrogenasi selektif dari asam linolenat
menjadi asam linoleat dalam minyak kedelai agar diperoleh produk flavor-stable
salad oil.
f. Catalyst poison
Refined oil dan gas hidrogen dapat mengandung pengotor yang dapat meracuni atau
memodifikasi katalis. Racun (poison) tersebut mengurangi konsentrasi katalis
sehingga dapat mengubah selektivitas, isomerisasi dan kecepatan reaksi. Gas
hidrogen bisa mengandung gas CO, H2S atau amoniak sedangkan refined oil bisa
mengandung sabun, senyawa sulfur, fosfatida, asam lemak bebas (FFA) ataupun
senyawa lain yang dapat mengubah katalis. Pengotor sulfur misalnya, terutama
mempengaruhi aktivitas yang mempercepat isomerisasi dengan menghambat
kapasitas dari katalis nikel untuk menyerap dan memecah hidrogen. Fosfor dalam
bentuk fosfatida dan sabun mempengaruhi selektivitas dengan menutup tempat masuk
pada pori katalis yang mencegah keluarnya trigliserida dengan tingkat kejenuhan
yang lebih tinggi. Moisture dan asam lemak bebas merupakan deactivator yang dapat
mengurangi kecepatan reaksi hidrogenasi karena bereaksi secara kimia dengan katalis
membentuk nickel soaps.
g. Katalis logam mulia.
Logam mulia seperti platinum, palladium, ruthenium, rhodium, Au, Ag, baik tunggal
atau kombinasi merupakan jenis katalis yang banyak dipergunakan sebagai
katalis.Keuntungan penggunaan katalis logam mulia karena memiliki tingkat aktivitas
yang tinggi, selektifitas yang baik, dan daya tahan yang baik sehingga jangka waktu
penggantiannya lama.
1) Platinum: merupakan katalis logam mulia yang paling banyak dipergunakan.
Katalis ini memiliki aktivitas yang tinggi dalam proses hidrogenasi,
dehidrogenasi, oksidasi, dll. Ruthenium: katalis ruthenium memiliki aktivitas
yang tinggi dalam hidrogenasi senyawa karbonil alifatik dan cincin aromatik
pada kondisi medium tanpa reaksi sampingan. Rhodium: merupakan katalis
yang memiliki aktivitas tinggi dalam hidrogenasi senyawa aromatik. Katalis
ini menghidrogenasi banyak senyawa aromatik pada suhu ruang dan tekanan
normal.
2) Iridium: meskipun katalis iridium memiliki aktivitas yang rendah dan aplikasi
yang terbatas mengingat kelangkaannya, katalis ini mulai mendapat perhatian
karena sifat reaksinya yang unik. Logam-logam lain seperti Sn, Pb, Ni, Co, Ge
digunakan
sebagai
promotor.Logam-logam
ini
dilapisi
berbagai
Selektivitas hidrogenasi bergantung pada jenis asam lemak tak jenuh yang tersedia
dan jumlah asam lemak tak jenuh per trigliserida.
Dari variabel proses di atas, dapat dilihat bahwa kecepatan reaksi meningkat sejalan
dengan peningkatan suhu, tekanan, agitasi dan konsentrasi katalis. Selektivitas meningkat
seiring dengan peningkatan suhu dan berakibat sebaliknya seiring dengan kenaikan
tekanan, agitasi dan katalis.Isomerisasi ikatan rangkap meningkat seiring kenaikan suhu
tapi menurun dengan peningkatan tekanan, agitasi dan katalis.Trans isomer juga dapat
terjadi akibat penggunaan kembali (deaktivasi) katalis atau sulfur-poisoned catalyst.
2.5 Amonia
Ammonia ditemukan dalam jumlah kecil di atmosfer, dihasilkan dari penguraian nitrogen
dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan,
a. ammonia dan garam ammonium juga sedikit ditemukan pada air hujan,
b. ammonium klorida dan ammonium sulfat banyak ditemukan pada daerah sekitar
gunung berapi,
c. kristal ammonium bikarbonat ditemukan pada kotoran burung didaerah
pentagonia.
Zat yang mengandung ammonia atau senyawanya biasa disebut ammoniacal. Ammonia
merupakan salah satu bahan utama dari pupuk, ammonia dapat langsung digunakan
sebagai pupuk dengan mencampurkan ammonia tersebut dengan air tanpa adanya proses
kimiawi tambahan. Ammonia kadang-kadang ditambahkan pada air minum bersama
dengan klorin menjadi chloroamine sebagai desinfektan.
Ammonia cair digunakan sebagai bahan bakar pada roket. Walaupun tidak sebaik bahan
bakar yang lain, ammonia tidak meniggalkan sisa pada mesin roket dan juga mempunyai
massa jenis yang sama dengan zat pengoksidasi, oksigen cair.
Bahan aditif ammonia digunakan untuk menambah mempertinggi aliran nikotin menuju
aliran darah, sehingga efek dari nikotin bertambah tanpa menambah kandungan nikotin
dalam rokok.
BAB III
PROSES INDUSTRI KIMIA
3.1
Raw Material
Proses pembuatan amonia secara modern yang paling terkenal adalah proser HaberBosch. Tipe produksi ini mengkonversi Produksi ammonia secara modern berbahan
bakugas alam (metana) dan Liquified Petroleum Gas ( propana dan butana).yang
mengandung senyawa propana, butan, atau yang lain menjadi gas hidrogen. Hidrogen
yang diproduksi dari hidrokarbon tersebut kemudian direaksikan dengan nitrogen untuk
menghasilkan amonia.
3.2
Sintesa
berikutnya.
Penghapusan
belerang
dilakukan
dengan
hidrogenasi
4. Secondary reformer
Gas keluaran primary reformer direaksikan dengan udara (21% O 2) di dalam reactor
fixed bed berisi katalis nikel (Ni). Reaksi yang terjadi di dalam reformer ini adalah
b. CO2 stripper
CO2 yang terabsorb dalam Larutan Benfield dilucuti oleh kukus dalam kolom
stripper. Absorben yang bebas CO2 akan digunakan kembali di absorber. Reaksi
yang terjadi:
7. Methanator
Sisa CO2 dan CO yang tidak hilang lewat absorber akan dikonversi menjadi metana
dengan bantuan katalis nikel (Ni). Reaksi yang terjadi:
8. Sintesa Amoniak
Sebelum diumpankan dalam ammonia converter, gas sintesa dikompresi terlebih
dahulu. Reaksi yang terjadi di dalam ammonia converter adalah:
Hidrogen yang sudah dihasilkan kemudian direaksikan dengan nitrogen yang berasal
dari udara bebas menghasilkan amonia cair. Tahapan ini dikenal dengan loop sintesis
amonia
9. Proses pendinginan / refrigeration
Amoniak yang terbentuk direfrigenerasi, sehingga terbentuk NH3 cair yang
didistribusikan ke pabrik urea dan ZA sebagai bahan baku
10. Purge Gas Recovery
Proses inidilakukan untuk memperoleh kembali gas gas yang dapat dimanfaatkan
kembali, yaitu: H2 dan amoniak (NH3)
DAFTAR PUSTAKA
K, Sianturi. 2012.
Sumatera Utara.
Sirait. 2010. Pembuatan Urea dari Amonia. Universitas Sumatera Utara, Sumatera
Utara.
Sutrasno. 2009. Amonia. Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.