Anda di halaman 1dari 27

TUGAS II

MR3002 MANAJEMEN TEKNOLOGI

FORMULASI STRATEGI KORPORASI

oleh:
Rachma Pratiwi

14414011

Junadia Silalahi

14414029

Paramastri Maharsiwi

14414048

MANAJEMEN REKAYASA INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Model Formulasi Strategi Korporasi Jam Tangan MATOA. Kami berterima
kasih pada Bapak Iwan I. Wiratmadja selaku Dosen mata kuliah Manajemen
Teknologi (MR 3002) yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Model Formulasi Strategi
Korporasi Jam Tangan MATOA. Semoga makalah ini dapat dipahami pembaca dan
makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Bandung, 10 Oktober 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6
1.1

Latar Belakang Masalah.................................................................................6

1.2

Formulasi Masalah.........................................................................................7

1.3

Tujuan Kajian.................................................................................................7

1.4

Batasan Masalah............................................................................................7

BAB II : METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH.............................................8


BAB III ANALISIS PEMECAHAN MASALAH.....................................................11
3.1

Analisis Lingkungan Makro.........................................................................11

3.2

Analisis Lingkungan Bisnis.........................................................................11

3.3

Analisis Kondisi Internal dan Eksternal Perusahaan...................................12

3.4

Analisis Portofolio Perusahaan....................................................................17

3.4.1

SWOT (strength weakness opportunity threat)..............17

3.4.2

Matriks General Electric........................................................18

BAB IV USULAN FORMULASI PERUSAHAAN..................................................21


4.1

Analisis Strategi TOWS Matriks Perusahaan..............................................21

4.2

Analisis QSP Perusahaan.............................................................................23

4.3

Usulan Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan...................................................25

BAB V KESIMPULAN..............................................................................................27

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE)....................................................13
Tabel 3.2 External Factor Evaluation Matrix (EFE)...................................................15
Tabel 3.3 SWOT Jam Tangan Kayu Matoa................................................................17
Tabel 3.4 Matrriks GE industry attractiveness............................................................18
Tabel 3.5 Matriks GR business strength.....................................................................19
Tabel 3.6 Usulan Stategi General Electric..................................................................19
Tabel 4.1 Analisis TOWS Matoa Indonesia 1.............................................................21
Tabel 4.2 Analisis QSP Matoa Indonesia 1.................................................................23

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Perumusan Strategi Korporasi.....................................................8
Gambar 2. Diagram Analisis Perusaahaan Menurut Porter..........................................9
Gambar 3 Analisis Lingkungan Bisnis Berdasarkan Porter.......................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

Matoa merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang jam tangan. Yang
membedakan jam tangan ini dengan kompetitornya adalah konsepnya yang unik. Ide
unik dan tak biasa ini akhirnya menjadi sebuah aksesoris keren yang telah dipilih
oleh banyak orang untuk melengkapi penampilan mereka. Dengan material kayukayu mentah yang bertransformasi menjadi jam tangan eksklusif ramah lingkungan,
MATOA dinyatakan sebagai salah satu brand lokal yang mengawangi pembuatan jam
tangan berbahan dasar kayu. Karakter orang Indonesia yang suka hal-hal baru sangat
menginspirasinya. Dan inspirasi itu tidak dibiarkan menguap begitu saja. Dengan
modal tekad kuat, Lucky melakukan riset sepanjang tahun 2011 untuk memulai
usaha. Menurutnya inovasi adalah proses setelah kreatif..
Bahan dasarnya menggunakan kayu-kayu dari berbagai daerah dan kayu impor dari
Kanada. Pemilihan kayu impor berdasarkan pertimbangan karena kualitasnya
memang cukup kuat dibanding kayu lain karena biasa digunakan sebagai stick drum
dan bass. Kreasi dan inovasi sampai mati yang dianut Founder sekaligus CEO Matoa
ini juga terlihat dari usaha pengembangan Matoa. Saat ini, ia tengah mencoba
membuat speaker dari kayu, dasi kupu-kupu dari kayu, dan produk-produk lainnya.
Untuk tetap memberikan esensi dan DNA khas Indonesia ke dalam produk ini, Matoa
memiliki tujuh model jam tangan dengan nama-nama yang tentu saja
mengedepankan keunikan Tanah Air seperti, Flores, Sumba, Gili, Rote, Mayo dan
Jalak. Matoa selalu berusaha mengedepankan garis desain yang simple sehingga pas
dikenakan oleh kaum pria dan wanita. Jam tangan yang dibuat melalui proses yang
tak mudah dengan teknik khusus serta pewarnaan yang khas membuat jam tangan
Matoa dibanderol dengan harga mulai dari Rp 890 ribu hingga Rp 1,4 jutaan.
Setelah berkembang, persoalan baru muncul yakni masih minimnya spare part jam
tangan yang masuk ke Indonesia karena belum ada industri jam tangan di sini dan
terbatasnya ketersediaan bahan baku kayu. Akibatnya harga bahan baku akan
meningkat ke depannya dan kapasitas produksi menjadi terbatas, hanya sekitar 100150 unit per bulan; meski permintaan terus bertambah. Namun, saat ini produksinya
sudah mencapai 750 pieces perbulan dengan 25 orang staf dan pengrajin.
Banyaknya pesanan yang masuk, membuat Lucky dan pekerjanya kewalahan. Oleh
karena itu, ia menerapkan sistem pre order. Proses produksinya pun sulit karena

diperlukan faktor ketelitian yang sangat tinggi. Jika meleset sepersekian mm saja
sudah tidak bisa dilanjutkan lagi.
Selain itu, karena produk jam tangan ini tergolong masih sangat baru dan belum ada
di pasaran, maka mulai muncul followers produk sejenis. Dan timbul pula image
masyarakat terhadap produk kayu yang merusak lingkungan pada bahan baku utama
jam tangan ini.
Untuk itu diperlukan strategi-strategi tertentu untuk menjaga eksistensi dari Matoa
sendiri di pasaran dalam jangka waktu yang lama.
Dengan pertimbangan situasi di atas, terlihat Matoa belum menunjukkan manajemen
strategis dalam menjalankan operasi perusahaannya. Matoa mempunyai potensi yang
besar, hanya saja belum dikembangkan secara baik. Pengaplikasian manajemen
strategis akan membantu Matoa untuk mencapai perbaikan dan meraih peluang lebih
besar. Dengan demikian, Matoa seharusnya dapat bergerak menjadi perusahaan yang
lebih makmur lagi.

1.2

Formulasi Masalah

1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal serta portofolio perusahaan Matoa?


2. Bagaimana visi dan misi yang harus diterapkan perusahaan Matoa? Apakah
visi dan misi tersebut telah berhasil dijalankan dengan baik?
3. Apa strategi korporasi yang tepat bagi perusahaan Matoa?

1.3

Tujuan Kajian

Kajian ini dilakukan agar penulis dapat menganalisis kondisi lingkungan bisnis,
keadaan internal dan eksternal perusahaan serta portofolio perusahaan. Dari analisis
yang telah dibuat, kami menentukan strategi korporasi yang tepat untuk diterapkan
agar perusahaan dapat berkembang lebih baik lagi dan berkesinambungan.
1.4

Batasan Masalah

Pembahasan masalah hanya terbatas pada masalah yang timbul di pusat perusahaan
Matoa yang berlokasi di Bandung, karena penulis tidak dapat mendatangi saut
persatu untuk membahas masalah yang mendetail di setiap gerai cabang. Lokasi ini
terjangkau karena relatif dekat dengan kampus. Data-data dalam penelitian ini
didapatkan melalui situs resmi Matoa dan kunjungan langsung ke tempat pembuatan
jam tangan Matoa. Solusi dari analisis masalah difokuskan pada strategi manajemen
korporasi dan tidak mencakup analisis teknikal dan pendanaan perusahaan.

BAB II :
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
Berikut merupakan diagram langkah-langkah perumusan strategi dalam korporasi :

Gambar 1. Diagram Perumusan Strategi Korporasi

Berikut penjelasan Gambar 1 Diagram Perumusan Strategi Korporasi di atas :


Langkah 1: Menganalisis lingkungan bisnis di sekitar perusahaan yang diamati
Analisis lingkungan ini perlu diperhatikan dari dua sisi lingkungan, yaitu
lingkungan makro dan mikro. Lingkungan makro meliputi kondisi lingkungan
politik, ekonomi, teknologi, dan sosial budaya. Lingkungan mikro dalam hal ini
adalah lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis ini terwujud dalam model persaingan
Porter dimana model ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi di
suatu industri. Dengan melakukan analisis terhadap dua lingkungan tersebut,
perusahaan dapat mengidentifikasi posisi dan identitas perusahaan serta dapat
menjadi dasar dalam menetapkan strategi korporasi.

Langkah 2: Menganalisis kondisi internal dan eksternal dari perusahaan

Gambar 2. Diagram Analisis Perusaahaan Menurut Porter

Analisis kondisi ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT


(strength, weaknesses, opportunities, threat). Kondisi internal perushaan dianalisis
melalui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan dapat dipertahankan
sedangkan kelemahan dapat dikurangi dengan mencari tindakan untuk mengatasi
kelemahan tersebut. Selain itu, dengan mengetahui kondisi eksternal perusahaan
melalui ancaman dan peluang, perusahaan dapat menentukan strategistrategi yang
tepat dalam menghadapi kompetisi. Analisis SWOT ini kemudian dikuantifikasi
menjadi matriks IFE dan EFE supaya dapat terlihat faktor mana yang paling
berpengaruh.
Langkah 3: Menentukan portofolio perusahaan dengan menggunakan matriks
General Electric
Metode ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki
perusahaan dalam menghadapi pasar.
Langkah 4: Perumusan peluang perusahaan dalam pasar dan masalah utama yang
dihadapi
Langkah ini dilakukan menggunakan metode TOWS. Alternatif strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan dapat diketahui melalui kombinasi kondisi internal dan
eksternal yang didapatkan dari analisis SWOT.

Langkah 5: Identifikasi dan evaluasi alternatif strategi


Strategi yang di evaluasi pada tahap ini didapat dari matriks TOWS. Pemilihan
strategi dapat menggunakan matriks QSP. Matriks bertujuan untuk menentukan
prioritas pilihan strategi berdasarkan total nilai daya tarik dari masing-masing
alternatif strategi yang diperoleh dari matriks-matriks pada tahap evaluasi
(pencocokan), dan faktor-faktor pada matriks IFE dan EFE.

Matriks EFE (External Factor Evaluation)


Langkah-langkah penyusunan Matriks EFE adalah sebagai berikut:
1. Susun faktor-faktor peluang dan ancaman yang dinilai berpengaruh
terhadap posisi strategis perusahaan,
2. Tentukan bobot masing-masing faktor (0: sangat tidak penting, 1: sangat
penting) berdasarkan kemungkinannya memberikan dampak terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri; Total bobot factor eksternal = 1,
3. Beri skor setiap faktor peluang dan ancaman berdasarkan besar dampaknya
terhadap keberhasilan perusahaan dan kemungkinan terjadinya. Skala skor:
o Faktor peluang: 1 (kecil) 4 (besar);
o Faktor ancaman: 1 (besar) 4 (kecil), dan
4. Menghitung skor rata-rata terbobot untuk faktor eksternal perusahaan.

Matriks IFE (Internal factor Evaluation)


Langkah-langkah penyusunan Matriks IFE adalah sebagai berikut:
1. susun faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dinilai berpengaruh
terhadap posisi strategis perusahaan,
2. tentukan bobot masing-masing faktor (0: sangat tidak penting, 1: sangat
penting) berdasarkan pengaruhnya terhadap posisi strategis perusahaan; Total
bobot faktor internal = 1,
3. beri skor setiap faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap daya saing
perusahaan. Skala skor:
o Faktor kekuatan: 3 (minor) 4 (major);
o Faktor kelemahan: 1 (major) 2 (minor), dan
4. menghitung skor rata-rata terbobot untuk faktor internal perusahaan

Langkah 6: Perumusan strategi


Setelah melalui proses di atas, perusahaan dapat menentukan strategi dimana
strategi merupakan Pengembangan rencana jangka panjang untuk pengelolaan
peluang dan ancaman lingkungan secara efektif, selaras dengan kekuatan dan
kelemahan perusahaan (SWOT). Strategi perusahaan meliputi visi, misi, tujuan, dan
sasaran.
10

BAB III
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisis Lingkungan Makro
Matoa sebagai produsen jam tangan kayu pertama di Indonesia memiliki lingkungan
eksternal perusahaan yang dapat ditinjau dari segi industri, ekonomi, sosial budaya,
serta lingkungan. Dari segi industri dan ekonomi, Matoa adalah salah satu industri
kecil kreatif yang berada di kota Bandung. Tentunya, kota Bandung sudah dikenal
dengan sentra industri kecil kreatif dengan berbagai nama produk yang sudah
merancah hingga internasional. Industri kreatif disini berperan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional. Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat suatu individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan mengeksplorasi daya kreasi dan cipta
individu tersebut.
Departemen Perdagangan telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan
industri kreatif. Targetnya adalah meningkatkan kontribusi terhadap PDB. Tahun
2009-2015 ditargetkan naik 7%-8%. Dukungan pemerintah yang baik akan industri
kreatif menjadikan Matoa sebagai industri kreatif dapat dengan mudah untuk
mengeksplorasi kreatifitas serta meningkatkan penjualan di Indonesia dan
internasional.
Selanjutnya, jika dilihat dari segi sosial budaya, saat ini masyarakat Indonesia sudah
semakin menghargai produk-produk lokal. Budaya masyarakat saat ini cenderung
untuk membeli produk yang unik dengan harga terjangkau. Konsep matoa sebagai
jam tangan kayu yang mengembangkan nilai-nilai Indonesia menjadi suatu ciri khas
yang utuh dan paling dicari baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sebagai produsen jam tangan kayu pertama di Indonesia melalui tangan-tangan
kreatif, Matoa menggabungkan material alam dengan inovasi modern. Tentunya
dengan penggunaan kayu sebagai material utama, kesulitan dalam mencari bahan
baku kayu menjadi masalah tersendiri. Walaupun Indonesia adalah daerah tropis
namun, untuk menemukan bahan kayu yang berkualitas dengan jumlah banyak
tentunya menjadi kesulitan bagi industri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka Matoa
menggunakan raw material yang berasal dari limbah kayu pilihan yang diperoleh
baik dari dalam negeri maupun luar negero. Hal tersebut menjadikan Matoa sebagai
merek jam tangan kayu ramah lingkungan.
3.2 Analisis Lingkungan Bisnis
Matoa adalah salah satu industri kreatif jam tangan kayu di Indonesia. Dengan
mengusung konsep budaya Indonesia, menjadikan jam tangan Matoa banyak dicari
oleh masyarakat lokal dan luar. Hingga saat ini, Matoa telah mengeluarkan berbagai
jenis produk jam tangan antara lain Matoa Mori, Matoa Alor, Matoa Gili, Matoa
Rote, Matoa Sunda, Matoa Moyo, Matoa Sumba, dan Matoa Flores. Tentunya,
sebagai industri yang tergolong masih muda melihat Matoa pertama kali didirikan
pada tahun 2012, maka lingkungan industri/bisnis akan memperngaruhi usaha ini.

11

Berdasarkan Porter, lingkungan bisnis/industri dapat dilihat dari supplier, konsumen,


substitusi produk, kompetitor, dan struktur persaingan yang dapat dilihat pada Gambar 3
Analisis Lingkungan Bisnis Berdasarkan Porter sebagai berikut.

Gambar 3 Analisis Lingkungan Bisnis Berdasarkan Porter

3.3 Analisis Kondisi Internal dan Eksternal Perusahaan


Analisis kondisi Internal dan Eksternal perusaan dapat dilakukan dengan
menggunakan matriks IFI (internal factor evaluation matrix) dan EFE (eksternal
factor evaluation matrix). Matriks IFI dan EFE digunakan untuk evaluasi perusahaan
untuk mengetahui pada masa yang akan datang, faktor kondisi internal atau
eksternalkah yang mendominasi keunggulan dari bisnis/perusahaan tersebut. Input
dari matriks adalah poin-poin penting dalam SWOT yaitu strength, weakness,
opportunity dan threat perusahaan. Berikut adalah skala penilaian untuk matriks IFE
dan EFE.
1. Setiap poin diberi bobot kepentingan dengan jumlah keseluruhan adalah 1.
2. Rating adalah penilaian terhadap perusahaan. Skala 1 4 digunakan dengan
deskripsi sebagai berikut.
- Faktor kekuatan : 3 (minor) 4 (major)

12

- Faktor kelemahan : 1 (major) 2 (minor)


3. Nilai adalah hasil kali antara bobot dengan rating. Nilai menunjukan sebesar
apa kekuatan internal atau eksternal perusahaan terhadap kinerja perusahaan
itu sendiri.
4. Nilai akumulasi yang didapat dari pembobotan dan rating yang telah
dilakukan untuk matriks IFE dan EFE, kemudian dapat dibandingkan nilai
total mana yang paling besar. Nilai yang paling besar menunnukan dominasi
faktor internal atau eksternal perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut adalah matriks IFE dari perusahaan Matoa.

Tabel 3.1 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE)


Internal Factor Evaluation Matrix (IFE)
Strengths

Weight

Rating

1
2
3
4

Produk jam tangan yang unik (jarang dipasaran)


Mengangkat budaya Indonesia sebagai konsep produk
Menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah kayu
Harga yang relatif terjangkau untuk konsumen jam tangan kayu
di Indonesia
Pelayanan customer service yang cepat
Top mind dalam produk jam tangan kayu di Indonesia

0,09
0,045
0,09
0,09

3
4
3
4

Weighted
Score
0,27
0,18
0,27
0,36

0,09
0,045

4
4

0,36
0,18

Weakness

Weight

Rating

Minimnya jumlah mesin untuk produksi.


Minimnya SDM yang mengerti teknologi
Minimnya keselamatan kerja pada proses produksi.
Hanya tersedia 1 toko di Indonesia.
Variasi desain yang masih sedikit.
TOTAL

0,18
0,18
0,09
0,045
0,045
1.00

1
1
2
2
1

Weighted
Score
0,18
0,18
0,18
0,09
0,045
2,295

5
6

1
2
3
4
5

Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat


kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) utama perusahaan terhadap fungsifungsi bisnisnya. Dalam matriks ini, diberikan bobot dan rating yang mempengaruhi
nilai matriks IFE. Bobot diberikan berdasarkan pengaruhnya terhadap posisi strategis
perusahaan. Rating diberikan berdasarkan pengaruhnya terhadap daya saing
perusahaan. Setelah melakukan analisis, baik secara langsung dengan mengunjungi
perusahaan Matoa, maupun berdasarkan literatur resmi yang didapat, peneliti
menemukan enam buah strength perusahaan Matoa dan lima buah weekness
perusahaan Matoa.
Untuk kekuatan atau strength pertama, produk jam tangan Matoa adalah produk jam
tangan yang unik. Hal ini terbukti dengan hadirnya Matoa sebagai market leader
perusahaan jam tangan pertama di Indonesia yang mengusung kayu sebagai material
utama dalam pembuatan jam tangan. Jam Matoa menjadi sangat unik karena jam
tangan kayu masih jarang dipasarkan serta pemain didalamnya juga masih sangat
13

sedikit untuk wilayah Indonesia. Selanjutnya, faktor kedua strength adalah Matoa
sebagai jam tangan kayu pertama di Indonesia memiliki konsep jam tangan dengan
menampilkan nilai-nilai budaya Indoensia. Hal tersebut dapat dilihat dari penamaan
setiap jenis jam tangan Matoa. Hal ini menjadikan faktor tersebut kekuatan bagi
Matoa karena banyak pasar saat ini mencari kekhasan dan nilai budaya pada suatu
produk terutama untuk pasar di luar Indonesia. Selanjutnya, faktor ketiga dari
strength adalah Matoa mengusung penggunaan limbah kayu sebagai material
utamanya. Hal ini dilakukan sebagai langkah Matoa untuk membentuk perusahaan
yang ramah lingkungan. Sulitnya mendapatkan material bahan baku kayu
berkualitas, maka Matoa menggunakan limbah kayu berkualitas yang didapat dari
supplier-supplier perusahaan meubel atau kayu di Indonesia maupun luar negeri.
Selain karena ikut dalam proses pelestarian lingkungan, penggunaan limbah kayu
dilakukan karena kayu yang dibutuhkan dalam pembuatan piece jam tangan tidaklah
banyak sehingga penggunaan limbah masih dapat dilakukan. Kemudian faktor
keemapt strength adalah harga yang relatif terjangkau untuk konsumen jam tangan
kayu di Indonesia. Dengan rentang harga kurang dari Rp1.000.000 sebagai jam
tangan kayu, Matoa memiliki harga yang relatif terjangkau dengan penawaran
keunikan dan kualitas yang baik. Matoa tidak kalah saing dengan produk-produk jam
tangan kayu luar negeri yang jika dipasarkan di Indonesia rentang harga dapat
mencapai Rp2.000.000. Selanjutnya, faktor kelima strength adalah pelayanan
customer service yang cepat. Matoa selalu memberikan pelayanan terbaik bagi setiap
konsumennya. Itu adalah nilai luhur yang terdapat pada perusahaan Matoa.
Menjadikan pembeli adalah raja. Matoa memberikan pelayanan customer service
yang siap tanggap dalam melayani konsumen untuk masalah keluhan, garansi, serta
menerima feedback dari konsumen. Selanjutnya, strength keenam adalah top mind
produk jam kayu di Indonesia, hal ini terlihat kareana Matoa adalah produk jam
tangan kayu first to the market di Indonesia sehingga jika seseorang ingin membeli
jam tangan kayu, Matoa sebagai salah satu pilihannya.
Dibalik kekuatan perusahaan, tentunya juga terdapat kelemahan. Analisis yang telah
peneliti lakukan menemukan lima buah faktor weakness atau kelemahan perusahaan
Matoa. Faktor kelemahaan pertama dan kedua adalah minimnya jumlah mesin untuk
produksi serta SDM yang mengerti teknologi. Hal ini jelas diterangkan oleh bagian
Marketing persahaan Matoa, Agianda, bahwa sulitnya untuk menemukan mesin
berteknologi di Indonesia serta sulitnya menemukan SDM yang mengerti teknologi
menjadikan kelemahan Matoa hingga saat ini. Minimnya jumlah mesin untuk
produksi membuat produksi Matoa sejumlah 1000 unit selama sebulan sehingga
membuat Matoa menerapkan sistem online dengan sifat pre-order. Selanjutnya,
untuk kelemahan ketiga adalah minimnya keselamatan kerja saat produksi. Hal ini
dapat dilihat pada bagian produksi jam tangan Matoa yang sebagaian besar masih
handmade. Sistem penghaluasan dan pengecatan jam tangan hasil pola mesin masih
menggunakan tenaga kerja manusia. Perusahaan telah menerapkan untuk setiap
karyawan produksii agar menggunakan masker melihat konteks pekerjaan yang
banyak terpapar debu kayu namun, hal tersebut membuat karyawan tidak produktif
sehingga penggunaan alat keselamatan seperti masker belum dapat efektif hingga
saat ini. Selnajutnya, faktor kelemahan keempat adalah hanya terdapat satu buah
gerai/toko di Indonesia. Matoa adalah industri kreatif jam tangan kayu pertama di
Indonesia yang berpusat di kota Bandung, Matoa sudah banyak dikenal oleh

14

masyarakat lokal maupun mancanergara namun, hingga saat ini setelah 4 tahun
berkiprah, Matoa hanya memiliki satu bua gerai yang terdapat di kota Bandung.
Dimana gerai tersebut menyatu dengan bagian produksi perusahaan. Selanjutnya,
faktor kelemahan terakhir adalah minimnya variasi produk. Hal ini dapat dilihat dari
desain yang masih belum bervariasi, walaupun sudah mengeluarkan berbagai jenis,
Matoa masih tergolong perusahaan jam tangan kayu yang memiliki desain yang
masih sederhana jika dibandingkan dengan produsen jam tangan kayu internasional.
Hal ini disebabkan karena masalah teknologii serta sumber daya nya.
Setelah melakukan evaluasi terhadap faktor internal perusahaan, evaluasi juga
dilakukan dengan meilihat faktor eksternal dari perusahaan menggunakan matriks
EFE. Matriks EFE memungkinkan perencanaan strategi untuk evaluasi faktor-faktor
eksternal seperti ekonomi, politik, sosial, teknoogi, dan kondisi persaingan. Berikut
adalah matriks EFE perusahaan jam tangan Matoa.
Tabel 3.2 External Factor Evaluation Matrix (EFE)
External Factor Evaluation Matrix (EFE)
Opportunity

Weight

Rating

1
2
3
4

Link distribusi yang luas.


Ada authorised reseller di luar negeri.
Flow marketing yang cepat melalui media sosial.
Masyarakat Indonesia yang mulai menghargai produk industri
kreatif Indonesia.

0,2
0,05
0,1
0,05

4
3
4
3

Threat

Weight

Rating

Mulai munculnya followers produk sejenis.


Terbatasnya ketersediaan bahan baku kayu.
Image masyarakat terhadap produk kayu yang merusak
lingkungan.
Harga bahan baku yang meningkat.
Teknologi yang semakin maju dan mahal.
Ketidakpastian suplai work-in-process product dari vendor.
TOTAL

0,05
0,1
0,1

3
4
3

0,075
0,075
0,2
1.00

4
4
4

1
2
3
4
5
6

Weighted
Score
0,8
0,15
0,4
0,15

Weighted
Score
0,15
0,4
0,3
0,3
0,3
0,8
2,25

Matriks EFE menjelaskan tentang hal-hal yang mempengaruhi perusahaan dari


eksternal. Faktor-faktor tersebut terbagi atas faktor peluang (opportunity) dan faktor
ancaman (threat). Opportunity adalah peluang yang harus dimanfaatkan oleh
perusahaan sedangkan threat adalah ancaman yang harus dihindari. Matriks EFE
tidak berbeda jauh dengan matriks IFE, hanya berbeda dari konteks faktor yang
mempengaruhi. Penilaian bobot dan rating masih sama seperti matriks IFE yaitu
dengan melihat posisi strategis perusahaan dan daya saing perusahaan.
Faktor eksteral dilihat dari peluang perusahaan, peneliti menemukan empat buah
faktor peluang perusahaan Matoa. Faktor pertama adalah link distribusi yang luas.
Hingga saat ini, Matoa sudah dipasarkan hingga mancanergara seperti Amerika, Asia
dan Eropa tentunya keberhasilan Matoa merambah mancanergara ini merupakan

15

hasil dari link atau jaringan distribusi Matoa yang luas dan baik. Selanjutnya, faktor
peluang kedua adalah adanya authorised reseller di luar negeri. Authorised reseller
adalah perusahaan yang mengambil stok barang dari distributor lokal dan menjual
produk tersebut langsung ke end user. Tentunya hal ini dapat menjadi peluang Matoa
untuk dapat lebih dikenal di mancanegara. Selanjutnya, faktor ketiga peluang Matoa
adalah flow marketing yang cepat melalui media sosial. Hal ini dilakukan melihat
Matoa memfokuskan dalam produksi jam tangan dengan segmentasi anak muda
hingga dewasa dengan jenjang usia 17-30 tahun. Pemasaran menggunakan media
sosial hingga saat ini masih menjadi media utama. Matoa gencar untuk
mempromosikan Matoa di berbagai media sosial seperti instagram, line, dan
facebook. Melihat segmentasi pasar Matoa adalah anak muda hingga dewasa usia 1730 tahun yang tentunya lebih sering aktif di media sosial. Selanjutnya, faktor
keempat yang menjadi faktor peluang untuk perusahaan Matoa adalah masyarakat
Indonesia yang mulai menghargai produk industri kreatif. Seiring dengan
perkembangan jaman, industri kreatif menajdi salah satu tren yang sedang melonjak
di Indonesia dan di ranah internasional. Usaha positif pemerintah untuk terus
menyuarakan dan menyosialisasikan produk-produk lokal membuat peluang
tersendiri bagi industri kreatif di Indonesia seperti Matoa.
Kemudian, selain peluang tentunya dengan melihat sisi eksternal dapat dijumpai
ancaman atau threat untuk perusahaan Matoa. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan peneliti, ditemukan beberapa ancaman untuk perusahaan Matoa. Ancaman
pertama adalah mulai munculnya followers produk sejenis. Hal ini tentu saja terjadi
ketika terdapat suatu industri yang banyak direspon positif oleh market, kompetitor
akan semakin banyak yang akan mencoba untuk memasuki pasar yang sama.
Tentunya ini menjadi salah satu ancaman dari Matoa terlebih lagi jika kompetitor
memilikii teknologi yang lebih baik. Selanjutnya, ancaman kedua adalah terbatasnya
ketersediaan bahan baku. Matoa adalah produsen jam tangan kayu, tentunya melihat
kondisi lingkungan saat ini, sulit untuk mendapatkan bahan baku kayu eboni dan
maple yang berkualitas di Indonesia. Sedikitnya bahan baku ini menajdi ancaman
kedepannya bagi perusahan Matoa. Selanjutmya, ancaman ketiga adalah Image
masyarakat terhadap produk kayu yang merusak lingkungan. Bagi masyarakat yang
belum mengetahui penggunaan limbah kayu sebagai bahan baku tentunya masih
memandang Matoa sebagai produk yang merusak lingkungan karena menggunakan
bahan baku yang berasal dari kayu yang saat ini sulit untuk ditemui dan dijaga
kelestariannya. Image masyarakat tersebut menjadi salah satu ancaman bagi
kelangsungan perusahaan Matoa. Ancaman keempat dan kelima dalah harga bahan
baku yang meningkat serta teknologi yang semakin maju dan mahal. Bahan baku
yaitu kayu sudah jarang di Indonesia, rendahnya ketersediaan menyebabkan harga
semakin meningkat (prinsip suply dan demand). Meningkatnya harga bahan baku
menjadi ancaman bagi Matoa karena hal itu dapat menyebabkan cost produksi akan
meningkat. Seiring dengan berkembangnya teknologi, teknologi yang digunakan
Matoa saat ini nantinya akan tergantikan dengan teknologi yang lebih canggih namun
harganya akan semakin mahal. Teknologi canggih memungkinkan Matoa dalam
melakukan efektifitas dari segi produksi. Jika teknologi pada Matoa tidak dapat
menyeimbangi teknologi yang akan datang, maka hal tersebut dapat menjadi
ancaman bagi keberlangsungan perusahaan Matoa. Selanjutnya, ancaman keenam
untuk Matoa adalah Ketidakpastian suplai work-in-process product dari vendor.

16

Ketidakpastian ini akan mempengaruhi proses produksi jam tangan Matoa. Sehingga
mengancam proses bisnis dari perusahaan Matoa.
Analisis matriks IFE dan EFE
Berdasarkan Tabel 3.1 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE) dan Tabel 3.2
External Factor Evaluation Matrix (EFE) diperoleh nilai akumulatif adalah sebagai
berikut.
-

Nilai IFE : 2,295


Nilai EFE : 2,25

Berdasarkan berbandingan nilai IFE dan EFE, nilai terbesar yaitu 2,295 terdapat pada
IFE. Hal ini menggambarkan bahwa di masa depan (dalam jangka waktu 5 tahun)
kondisi internal perusahaan akan mendominasi keunggulan dari produk jam tangan
kayu Matoa. Jika perusahaan dapat meningkatkan strength yang ada dan meminimasi
dampak dari kelemahan yang ada di perusahaan, Matoa dapat tetap menjadi market
leader jam tangan kayu di Indonesia.
3.4 Analisis Portofolio Perusahaan
Analisis portofolio perusahaan dilakukan untuk melihat potensi perusahaan dimasa
depan berdasarkan keunggulan, kekurangan, ancaman serta peluang yang mungkin
akan terjadi di masa yang akan datang. Analisis portofolio dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu metode SWOT dan metode matriks Gemeral
Electric.
3.4.1

SWOT (strength weakness opportunity threat)


Analisis SWOT adalah analisis yang sering digunakan untuk melihat
potensi dari suatu perusahaan. Berikut adalah analisis SWOT produk jam
tangan Matoa.
Tabel 3.3 SWOT Jam Tangan Kayu Matoa

Strength
Produk yang jam tangan yang (unik) jarang dipasaran
Mengangkat budaya Indonesia sebagai konsep produk
Menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah kayu
Harga yang relatif terjangkau untuk konsumen jam tangan kayu di
Indonesia
Pelayanan customer service yang cepat
Top mind dalam produk jam tangan kayu di Indonesia
Link distribusi yang luas.
Ada authorised reseller di luar negeri.
Flow marketing yang cepat melalui media sosial.
Masyarakat Indonesia yang mulai menghargai produk industri kreatif
Indonesia.

Mesin yang digunakan u


Minimnya SDM yang m
Minimnya keselamatan k
Hanya tersedia 1 toko di
Variasi desain yang masi

Mulai munculnya follow


Terbatasnya ketersediaan
Image masyarakat terhad
Harga bahan baku yang m
Teknologi yang semakin
Ketidakpastian suplai wo

Opportunity

17

3.4.2

Matriks General Electric


Matriks general electric adalah matriks yang digunakan untuk mengukur
daya tarik jangka panjang industri dengan beberapa kriteria. Skala yang
diguanakan adalah 0-4 dimana deskripsi skala adalah sebagai berikut
- Skala 0-1 : daya tarik industri rendah
- Skala 2-3 : daya tarik industri sedang
- Skala 3-4 : daya tarik industri tinggi
Penggunaan matriks GE dilakukan dengan melihat dua komponen utama
yaitu daya tarik industri/eksternal (industry attractiveness) dan komponen
kekuatan bisnis perusahaan sendiri/internal (business strength).
Perhitungan pada matriks GE menggunakan rating dan bobot serta nilai
yang hampir sama denagn matriks IFE dan EFE pada subbab sebelumnya.
Berikut adalah tabel matriks GE untuk komponen daya tarik industri.
Tabel 3.4 Matrriks GE industry attractiveness
Daya Tarik Industri

Weight

Rating

Ukuran Pasar
Pertumbuhan Pasar
Intensitas Kompetisi
Kebutuhan Teknologi
Pengaruh terhadap Lingkungan
Barriers to entry and exit
Total

0,17
0,17
0,083
0,17
0,083
0,33
1,00

3
4
2
4
3
3

Weighted
Score
0,51
0,68
0,166
0,68
0,249
0,99
3,275

Dimana ukuran skala kriteria pada kasus ini adalah sebagai berikut
a. Ukuran pasar
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
b. Pertumbuhan pasar
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
c. Intensitas kompetisi
(0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
d. Kebutuhan teknologi
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
e. Pengaruh terhadap lingkungan
(0 paling kecil dan 5 paling
besar)
f. Barriers to entry dan exit
(0 paling sulit dan 5 paling mudah)
Selanjutnya matriks GE berdasarkan komponen business stregth dapat dilihat
pada Tabel 3.5 Matriks GR business strength sebagai berikut.
Tabel 3.5 Matriks GR business strength
Kekuatan Bisnis

Weight

Rating

Market share
Kemampuan Teknologi

0,10
0,10

4
2

Weighted
Score
0,4
0,2
18

Citra Produk dan Brand


Saluran Distribusi
Marketing
Keunikan Produk
Kompetisi harga dan kualitas
Total

0,07
0,29
0,10
0,2
0,14
1,00

4
4
4
4
4

0,28
1,16
0,4
0,8
0,56
3,8

Dimana ukuran skala kriteria pada kasus ini adalah sebagai berikut
a. Market share
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
b. Kemampuan Teknologi (0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
c. Citra produk dan brand (0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
d. Saluran distribusi
(0 paling sedikit dan 5 paling banyak)
e. Marketing
(0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
f. Kompetisi harga dan kualitas (0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
Berdasarkan dua analisis dan perhitungan pada Tabel 3.4 Matrriks GE
industry attractiveness dan Tabel 3.5 Matriks GE business strength maka
diperoleh posisi perusahaan berada pada posisi yang ditunjukan oleh Tabel
3.6 Usulan Stategi General Electric berikut.

Low

Medium

High

Tabel 3.6 Usulan Stategi General Electric


Strong
LINDUNGI POSISI
(Good)
Berinvestasi
untuk tumbuh
TUMBUH SELEKTIF
(Good)
Berinvestasi
secara besarLINDUNGI &
KEMBALI
PUSATKAN
PERHATIAN
(Average)

Medium
INVESTASI UNTUK
TUMBUH (Good)
Rebut
kepemimpinan.
SELEKTIF/KELOLA
UNTUK LABA
(Average)
Lindungi
KELOLA UNTUK
LABA (Poor)
Lindungi posisi
pada segmen

Weak
SELEKTIF (Average)
Beerkonsentrasi pada
kekuatan yang
terbatas.
PERLUASAN
TERBATAS/PANEN (Poor)
Mencari jalan untuk
perluassan dengan
LEPASKAN (Poor)
Jual saat nilai kas
maksimal.
Kurangi biaya dan

Posisi perusahaan pada


Tabel 3.6 Usulan Stategi General Electric
menunjukan bahwa perusahaan Matoa Indonesia berada pada usulan strategi
tubuh selektif. Strategi tumbuh selektif adalah strategi yang mengusulkan
agar perusahaan Matoa Indonesia dapat berinvestasi secara besar-besaran
pada segmen yang dinilai paling menarik, membangun kekuatan untuk
menghadapi persaingan serta meningkatkan laba dengan meningkatkan
produktivitas. Menurut perhitungan Matriks IFE dan EFE, faktor yang paling
mendominasi disaat yang akan datang adalah faktor internal, jika dikaitkan
dengan strategi usulan tumbuh selektif dari matriks GE maka Matoa
Indonesia dapat memusatkan perhatiannya pada faktor internal yang memiliki
faktor pengaruh paling besar dalam keberlangsungan bisnisnya. Selanjutnya,

19

perusahaan matoa merupakan industri yang masih baru di Indonesia, Matoa


harus mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan dari followersnya.
Selanjutnya, berdasarkan usulan strategi matriks GE, karena Matoa berada
pada posisi tumbuh selektif maka perusahaan Matoa masih dapat diarahkan
menuju strategi lindungi posisi dengan meningkatkan kinerja faktor-faktor
long-term attractiveness menuju tingkatan high serta mempertahankan
business strength pada tingkatan strong.

BAB IV
USULAN FORMULASI PERUSAHAAN

Analisis Strategi TOWS Matriks Perusahaan

Berikut ini adalah analasis strategi TOWS penulis dari perusahaan Matoa Indonesia.
Tabel 4.1 Analisis TOWS Matoa Indonesia 1
Strengths

Internal

1 Produk jam tangan yang


unik (jarang dipasaran)

External
Opportunities

Weakness
Mesin yang digunakan
1 untuk produksi masih
sedikit.

Mengangkat budaya
2 Indonesia sebagai konsep
produk

Menggunakan bahan baku


3 yang berasal dari limbah
kayu

Minimnya keselamatan
3 kerja pada proses
produksi.

Harga yang relatif


terjangkau untuk konsumen
4
jam tangan kayu di
Indonesia

Hanya tersedia 1 toko di


Indonesia.

Pelayanan customer service


yang cepat

Variasi desain yang


masih sedikit.

Top mind dalam produk jam


tangan kayu di Indonesia
Strategi SO

Minimnya SDM yang


mengerti teknologi

Strategi WO

20

Memperluas link distribusi


dengan memperkenalkan
keunikan dari jam tangan (S1,
O1)

Bekerjasama dengan vendor


untuk memproduksi jam
tangan kayu (W1, O1)

Ada authorised
2 reseller di luar
negeri.

Menggunakan konsep
Indonesesia untuk authorised
reseller di luar negeri (S2, O2)

Membuka gerai toko diluar


kota Bandung (W4, O1)

Flow marketing yang


3 cepat melalui media
sosial.

Menggunakan konten
marketing yang menonjolkan
budaya indonesia (S2, O3)

Masyarakat
Indonesia yang mulai
4 menghargai produk
industri kreatif
Indonesia.

Mengadakan promo sebagai


langkah pengenalan produk
pada pameran industri kreatif
yang diikuti (S4,O4)

Link distribusi yang


luas.

Meningkatkan campaign ramah


lingkungan dengan membeli
produk jam tangan (S3, O3)
Threat
Mulai munculnya
1 followers produk
sejenis.

Strategi ST
Meningkatkan kualitas dan
image produk agar lebih
dikenal oleh masyarakat (S1,
T1)

Terbatasnya
2 ketersediaan bahan
baku kayu.

Memperluas jariangan/link
supplier limbah kayu untuk
mengatasi keterbatasan bahan
baku kayu (S2, T2)

Image masyarakat
terhadap produk
3
kayu yang merusak
lingkungan.

Bagian customer service


diberikan pengetahuan
mengenai konsep ramah
lingkungan yang diangkat oleh
Matoa (S5, T3)

Harga bahan baku


yang meningkat.

Startegi WT
Variasi desain yang lebih
sedikit dibuat menjadi
ekslusifitas produk untuk
mengatasi keterbatasan
bahan baku (W5, T2)

Menekan cost yang dikeluarkan


untuk pengadaan kayu dari luar
dengan meningkatkan
persentase penggunaan limbah
kayu yang harganya lebih
murah (S3, T4)

21

Teknologi yang
5 semakin maju dan
mahal.
Ketidakpastian suplai
6 work-in-process
product dari vendor.

4.1 Analisis QSP Perusahaan


Untuk memperoleh strategi korporasi yang tepat, perlu dilakukan analisis melalui matriks
QSP. Pada bab sebelumnya, sudah diperoleh 12 strategi yang mengkombinasikan antara S-O,
S-T, W-O, dan W-T. Penetapan strategi ini mengacu pada visi misi perusahaan serta hasil
analisis portofolio perusahaan. Dari 10 tersebut dikombinasikan sehingga dipilih alternatif
strategi sebagai berikut:
Strategi 1 : Meningkatkan konsep marketing yang menonjolkan budaya Indoensia, produk
ramah lingkungan serta melakukan promo guna lebih mengenalkan produk Matoa di
Indonesia. (Stategi 2,3,4 SO)
Strategi 2 : Memanfaatkan link distribusi yang luas untuk membuka gerai lainnya di dalam
negeri dan luar negeri. (stategi 1,2 SO dan Strategi 2 WO)
Strategi 3 : Mengatasi kekurangan bahan baku denngan memperluas jaringan supplier
limbah kayu dalam negeri serta menambah nilai jual dengan konsep ekslusifitas.(strategi 2,4
ST, strategi 1 WT)
Dilakukan penilaian skala, dengan skala skor: 1 = tidak menarik, 2 = sedikit menarik, 3 =
cukup menarik, 4 = sangat menarik, dan tidak memberi skor bila dinilai tidak efektif.

Berikut ini adalah analisis matriks QSP Matoa Indonesia:


Tabel 4.2 Analisis QSP Matoa Indonesia 1
Strategi 1
Faktor Internal dan Eksternal

Bobot

A
S

TAS

Strategi 2
A
S

TAS

Strategi 3
A
S

TAS

Strengths
1

Produk jam tangan yang unik


(jarang dipasaran).

0,09

Mengangkat budaya Indonesia


sebagai konsep produk.

0,045

0,36

0,18

0,27

0,18

0,135

0,135

22

Menggunakan bahan baku


yang berasal dari limbah kayu.

Harga yang relatif terjangkau


4 untuk konsumen jam tangan
kayu di Indonesia.

0,09

0,27

0,09

0,36

0,27

0,18

0,27

0,18

0,09

0,18

0,135

0,135

0,09

0,36

0,18

0,54

0,36

0,36

0,36

0,18

0,09

0,09

0,09

0,135

0,09

0,09

0,09

0,135

0,6

0,8

0,4

0,1

0,15

0,1

0,4

0,2

0,2

0,15

0,1

0,05

0,15

0,1

0,1

0,2

0,2

0,3

0,09

Pelayanan customer service


yang cepat.

0,09

Top mind dalam produk jam


tangan kayu di Indonesia.

0,045

Weakness
1

Mesin yang digunakan untuk


produksi masih sedikit.

0,18

Minimnya SDM yang mengerti


teknologi.

0,18

Minimnya keselamatan kerja


pada proses produksi.

0,09

Hanya tersedia 1 toko di


Indonesia.

0,045

Variasi desain yang masih


sedikit.

0,045

Total

1,00

Opportunities
1 Link distribusi yang luas.

0,2

Ada authorised reseller di luar


negeri.

Flow marketing yang cepat


melalui media sosial.

0,1

Masyarakat Indonesia yang


4 mulai menghargai produk
industri kreatif Indonesia.

0,05

0,05

Threat
1

Mulai munculnya followers


produk sejenis.

2 Terbatasnya ketersediaan

0,05
0,1

23

bahan baku kayu.


Image masyarakat terhadap
3 produk kayu yang merusak
lingkungan.

0,1

Harga bahan baku yang


meningkat.

0,075

Teknologi yang semakin maju


dan mahal.

0,075

Ketidakpastian suplai work-inprocess product dari vendor.

0,2

Total

1,00

0,3

0,2

0,3

0,15

0,15

0,3

0,15

0,075

0,15

0,4

0,6

0,2

5,075

4,24

4,62

Dari Matriks QSP dapat dilihat bahwa TAS yang memiliki nilai besar adalah strategi 1 yaitu
Meningkatkan konsep marketing yang menonjolkan budaya Indonesia, produk ramah
lingkungan serta melakukan promo guna lebih mengenalkan produk Matoa di Indonesia.
Beberapa hal yang harus ditingkatkan adalah marketing dari Matoa Indonesia dan
menetapkan konsep brand yang ramah lingkungan dan budaya Indonesia, serta melakukan
promo pada pameran dan event tertentu.

4.2 Usulan Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan


Matoa merupakan perusahaan industri kreatif yang baru di Indonesia. Namun, perusahaan
Matoa telah memiliki visi dan misi perusahaan. Matoa selalu melakukan update terhadap visi
dan misi perusahaan untuk keberjalanan bisnis yang telah dilakukannya. Berikut ini adalah
visi dan misi existing dari perusahaan Matoa.
VISI
Menjadi benchmark industri kreatif di Asia Tenggara
MISI
1. Tetap diatas dalam hal pelayanan .
2. Terus berinovasi terhadap produk.
3. Terus membuat produk yang kompetitif.
TUJUAN
1. Melakukan pelatihan kepada sumber daya manusia agar mampu menghasilkan SDM
yang terlatih.
Dengan menggunakan analisis-analisis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, penulis
mengusulkan bentuk visi, misi, dan tujuan perusahaan dalam jangka waktu perencanaan

24

selama 5 tahun ke depan. Visi, misi, dan tujuan ini dibuat berdasarkan idealisme pemilik,
analisis potensi dan tantangan masa depan, maupun kelebihan dan kekurangan perusahaan.
Visi dan misi yang disarankan adalah sebagai berikut:
VISI
Menjadi market leader bidang industri jam tangan kayu di Asia Tenggara
MISI
1. Melakukan pengembangan produk dengan inovatif.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan produk jam tangan kayu dengan budaya
Indonesia.
3. Membuka cabang di luar Kota Bandung.
TUJUAN
1. Memperkenalkan jam tangan kayu ke masyarakat Indonesia.
2. Meningkatkan nilai produksi dengan melakukan regenerasi desain produk secara
berkala.
3. Meningkatkan kemampuan SDM dan kemampuan manajerial untuk membangun
organisasi internal yang kokoh dan berbasis kekeluargaan.
4. Melakukan branding dan marketing yang menyebarluaskan konsep budaya Indonesia
pada produk jam tangan yang diproduksi.

25

BAB V
KESIMPULAN
MATOA INDONESIA merupakan perusahaan yang masih muda di bidang industri kreatif.
Produknya dalam siklus hidup teknologi / Technology Life Cycle (Frankel, 1990) berada
dalam siklus Application Launch, di mana produk Matoa termasuk dalam produk baru di
mana pasar dalam fase sangat tertarik kepada keunikan dan harganya dapat bersaing
dibandingkan produk jam tangan kayu yang sejenis lainnya. Masih banyak yang harus
dibenahi oleh perusahaan terutama dalam hal internal seperti proses bisnis, struktur
organisasi, dan jalur distribusi produk dari tempat produksi ke authorized reseller atau ke
pelanggan.
Berdasarkan analisis SWOT dan IFE EFE dapat disimpulkan bahwa kondisi internal
perusahaan akan mendominasi peluang dan ancaman dari Matoa. Jika perusahaan dapat
menggunakan keunggulan perusahaan dan mengatasi kelemehan perusahaan, perusahaan
Matoa dapat memiliki competitive advantages yang baik dibanding pesaing-pesaingnya.
Berdasarkan analisis kondisi, konsep manajemen strategi yang direkomendasikan bagi
Matoa adalah dengan meningkatkan dari segi marketing yang juga merupakan kelebihan dari
perusahaan Matoa. Sesuai dengan saran pengembangan dari GE matrix, perusahaan
sebaiknya berinvestasi secara besar-besaran pada segmen yang paling menarik, serta
membangun kekuatan untuk menghadapi persaingan. Investasi dilakukan untuk
meningkatkan laba perusahaan dengan menunjang aspek kelebihan dari perusahaan serta
Matoa juga harus siap dengan persaingan yang kian meningkat seiring dengan tren yang ada
di masyarakat. Untuk memenuhi strategi ini, artinya, dibutuhkannya alokasi dana untuk
investasi pada bidang marketing yang merupakan kekuatan dari perusahaan Matoa.

26

DAFTAR PUSTAKA

27

Anda mungkin juga menyukai