Manajemen Teknologi
Manajemen Teknologi
oleh:
Rachma Pratiwi
14414011
Junadia Silalahi
14414029
Paramastri Maharsiwi
14414048
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Model Formulasi Strategi Korporasi Jam Tangan MATOA. Kami berterima
kasih pada Bapak Iwan I. Wiratmadja selaku Dosen mata kuliah Manajemen
Teknologi (MR 3002) yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Model Formulasi Strategi
Korporasi Jam Tangan MATOA. Semoga makalah ini dapat dipahami pembaca dan
makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6
1.1
1.2
Formulasi Masalah.........................................................................................7
1.3
Tujuan Kajian.................................................................................................7
1.4
Batasan Masalah............................................................................................7
3.2
3.3
3.4
3.4.1
3.4.2
4.2
4.3
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................27
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE)....................................................13
Tabel 3.2 External Factor Evaluation Matrix (EFE)...................................................15
Tabel 3.3 SWOT Jam Tangan Kayu Matoa................................................................17
Tabel 3.4 Matrriks GE industry attractiveness............................................................18
Tabel 3.5 Matriks GR business strength.....................................................................19
Tabel 3.6 Usulan Stategi General Electric..................................................................19
Tabel 4.1 Analisis TOWS Matoa Indonesia 1.............................................................21
Tabel 4.2 Analisis QSP Matoa Indonesia 1.................................................................23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Perumusan Strategi Korporasi.....................................................8
Gambar 2. Diagram Analisis Perusaahaan Menurut Porter..........................................9
Gambar 3 Analisis Lingkungan Bisnis Berdasarkan Porter.......................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Matoa merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang jam tangan. Yang
membedakan jam tangan ini dengan kompetitornya adalah konsepnya yang unik. Ide
unik dan tak biasa ini akhirnya menjadi sebuah aksesoris keren yang telah dipilih
oleh banyak orang untuk melengkapi penampilan mereka. Dengan material kayukayu mentah yang bertransformasi menjadi jam tangan eksklusif ramah lingkungan,
MATOA dinyatakan sebagai salah satu brand lokal yang mengawangi pembuatan jam
tangan berbahan dasar kayu. Karakter orang Indonesia yang suka hal-hal baru sangat
menginspirasinya. Dan inspirasi itu tidak dibiarkan menguap begitu saja. Dengan
modal tekad kuat, Lucky melakukan riset sepanjang tahun 2011 untuk memulai
usaha. Menurutnya inovasi adalah proses setelah kreatif..
Bahan dasarnya menggunakan kayu-kayu dari berbagai daerah dan kayu impor dari
Kanada. Pemilihan kayu impor berdasarkan pertimbangan karena kualitasnya
memang cukup kuat dibanding kayu lain karena biasa digunakan sebagai stick drum
dan bass. Kreasi dan inovasi sampai mati yang dianut Founder sekaligus CEO Matoa
ini juga terlihat dari usaha pengembangan Matoa. Saat ini, ia tengah mencoba
membuat speaker dari kayu, dasi kupu-kupu dari kayu, dan produk-produk lainnya.
Untuk tetap memberikan esensi dan DNA khas Indonesia ke dalam produk ini, Matoa
memiliki tujuh model jam tangan dengan nama-nama yang tentu saja
mengedepankan keunikan Tanah Air seperti, Flores, Sumba, Gili, Rote, Mayo dan
Jalak. Matoa selalu berusaha mengedepankan garis desain yang simple sehingga pas
dikenakan oleh kaum pria dan wanita. Jam tangan yang dibuat melalui proses yang
tak mudah dengan teknik khusus serta pewarnaan yang khas membuat jam tangan
Matoa dibanderol dengan harga mulai dari Rp 890 ribu hingga Rp 1,4 jutaan.
Setelah berkembang, persoalan baru muncul yakni masih minimnya spare part jam
tangan yang masuk ke Indonesia karena belum ada industri jam tangan di sini dan
terbatasnya ketersediaan bahan baku kayu. Akibatnya harga bahan baku akan
meningkat ke depannya dan kapasitas produksi menjadi terbatas, hanya sekitar 100150 unit per bulan; meski permintaan terus bertambah. Namun, saat ini produksinya
sudah mencapai 750 pieces perbulan dengan 25 orang staf dan pengrajin.
Banyaknya pesanan yang masuk, membuat Lucky dan pekerjanya kewalahan. Oleh
karena itu, ia menerapkan sistem pre order. Proses produksinya pun sulit karena
diperlukan faktor ketelitian yang sangat tinggi. Jika meleset sepersekian mm saja
sudah tidak bisa dilanjutkan lagi.
Selain itu, karena produk jam tangan ini tergolong masih sangat baru dan belum ada
di pasaran, maka mulai muncul followers produk sejenis. Dan timbul pula image
masyarakat terhadap produk kayu yang merusak lingkungan pada bahan baku utama
jam tangan ini.
Untuk itu diperlukan strategi-strategi tertentu untuk menjaga eksistensi dari Matoa
sendiri di pasaran dalam jangka waktu yang lama.
Dengan pertimbangan situasi di atas, terlihat Matoa belum menunjukkan manajemen
strategis dalam menjalankan operasi perusahaannya. Matoa mempunyai potensi yang
besar, hanya saja belum dikembangkan secara baik. Pengaplikasian manajemen
strategis akan membantu Matoa untuk mencapai perbaikan dan meraih peluang lebih
besar. Dengan demikian, Matoa seharusnya dapat bergerak menjadi perusahaan yang
lebih makmur lagi.
1.2
Formulasi Masalah
1.3
Tujuan Kajian
Kajian ini dilakukan agar penulis dapat menganalisis kondisi lingkungan bisnis,
keadaan internal dan eksternal perusahaan serta portofolio perusahaan. Dari analisis
yang telah dibuat, kami menentukan strategi korporasi yang tepat untuk diterapkan
agar perusahaan dapat berkembang lebih baik lagi dan berkesinambungan.
1.4
Batasan Masalah
Pembahasan masalah hanya terbatas pada masalah yang timbul di pusat perusahaan
Matoa yang berlokasi di Bandung, karena penulis tidak dapat mendatangi saut
persatu untuk membahas masalah yang mendetail di setiap gerai cabang. Lokasi ini
terjangkau karena relatif dekat dengan kampus. Data-data dalam penelitian ini
didapatkan melalui situs resmi Matoa dan kunjungan langsung ke tempat pembuatan
jam tangan Matoa. Solusi dari analisis masalah difokuskan pada strategi manajemen
korporasi dan tidak mencakup analisis teknikal dan pendanaan perusahaan.
BAB II :
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
Berikut merupakan diagram langkah-langkah perumusan strategi dalam korporasi :
BAB III
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisis Lingkungan Makro
Matoa sebagai produsen jam tangan kayu pertama di Indonesia memiliki lingkungan
eksternal perusahaan yang dapat ditinjau dari segi industri, ekonomi, sosial budaya,
serta lingkungan. Dari segi industri dan ekonomi, Matoa adalah salah satu industri
kecil kreatif yang berada di kota Bandung. Tentunya, kota Bandung sudah dikenal
dengan sentra industri kecil kreatif dengan berbagai nama produk yang sudah
merancah hingga internasional. Industri kreatif disini berperan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional. Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat suatu individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan mengeksplorasi daya kreasi dan cipta
individu tersebut.
Departemen Perdagangan telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan
industri kreatif. Targetnya adalah meningkatkan kontribusi terhadap PDB. Tahun
2009-2015 ditargetkan naik 7%-8%. Dukungan pemerintah yang baik akan industri
kreatif menjadikan Matoa sebagai industri kreatif dapat dengan mudah untuk
mengeksplorasi kreatifitas serta meningkatkan penjualan di Indonesia dan
internasional.
Selanjutnya, jika dilihat dari segi sosial budaya, saat ini masyarakat Indonesia sudah
semakin menghargai produk-produk lokal. Budaya masyarakat saat ini cenderung
untuk membeli produk yang unik dengan harga terjangkau. Konsep matoa sebagai
jam tangan kayu yang mengembangkan nilai-nilai Indonesia menjadi suatu ciri khas
yang utuh dan paling dicari baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sebagai produsen jam tangan kayu pertama di Indonesia melalui tangan-tangan
kreatif, Matoa menggabungkan material alam dengan inovasi modern. Tentunya
dengan penggunaan kayu sebagai material utama, kesulitan dalam mencari bahan
baku kayu menjadi masalah tersendiri. Walaupun Indonesia adalah daerah tropis
namun, untuk menemukan bahan kayu yang berkualitas dengan jumlah banyak
tentunya menjadi kesulitan bagi industri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka Matoa
menggunakan raw material yang berasal dari limbah kayu pilihan yang diperoleh
baik dari dalam negeri maupun luar negero. Hal tersebut menjadikan Matoa sebagai
merek jam tangan kayu ramah lingkungan.
3.2 Analisis Lingkungan Bisnis
Matoa adalah salah satu industri kreatif jam tangan kayu di Indonesia. Dengan
mengusung konsep budaya Indonesia, menjadikan jam tangan Matoa banyak dicari
oleh masyarakat lokal dan luar. Hingga saat ini, Matoa telah mengeluarkan berbagai
jenis produk jam tangan antara lain Matoa Mori, Matoa Alor, Matoa Gili, Matoa
Rote, Matoa Sunda, Matoa Moyo, Matoa Sumba, dan Matoa Flores. Tentunya,
sebagai industri yang tergolong masih muda melihat Matoa pertama kali didirikan
pada tahun 2012, maka lingkungan industri/bisnis akan memperngaruhi usaha ini.
11
12
Weight
Rating
1
2
3
4
0,09
0,045
0,09
0,09
3
4
3
4
Weighted
Score
0,27
0,18
0,27
0,36
0,09
0,045
4
4
0,36
0,18
Weakness
Weight
Rating
0,18
0,18
0,09
0,045
0,045
1.00
1
1
2
2
1
Weighted
Score
0,18
0,18
0,18
0,09
0,045
2,295
5
6
1
2
3
4
5
sedikit untuk wilayah Indonesia. Selanjutnya, faktor kedua strength adalah Matoa
sebagai jam tangan kayu pertama di Indonesia memiliki konsep jam tangan dengan
menampilkan nilai-nilai budaya Indoensia. Hal tersebut dapat dilihat dari penamaan
setiap jenis jam tangan Matoa. Hal ini menjadikan faktor tersebut kekuatan bagi
Matoa karena banyak pasar saat ini mencari kekhasan dan nilai budaya pada suatu
produk terutama untuk pasar di luar Indonesia. Selanjutnya, faktor ketiga dari
strength adalah Matoa mengusung penggunaan limbah kayu sebagai material
utamanya. Hal ini dilakukan sebagai langkah Matoa untuk membentuk perusahaan
yang ramah lingkungan. Sulitnya mendapatkan material bahan baku kayu
berkualitas, maka Matoa menggunakan limbah kayu berkualitas yang didapat dari
supplier-supplier perusahaan meubel atau kayu di Indonesia maupun luar negeri.
Selain karena ikut dalam proses pelestarian lingkungan, penggunaan limbah kayu
dilakukan karena kayu yang dibutuhkan dalam pembuatan piece jam tangan tidaklah
banyak sehingga penggunaan limbah masih dapat dilakukan. Kemudian faktor
keemapt strength adalah harga yang relatif terjangkau untuk konsumen jam tangan
kayu di Indonesia. Dengan rentang harga kurang dari Rp1.000.000 sebagai jam
tangan kayu, Matoa memiliki harga yang relatif terjangkau dengan penawaran
keunikan dan kualitas yang baik. Matoa tidak kalah saing dengan produk-produk jam
tangan kayu luar negeri yang jika dipasarkan di Indonesia rentang harga dapat
mencapai Rp2.000.000. Selanjutnya, faktor kelima strength adalah pelayanan
customer service yang cepat. Matoa selalu memberikan pelayanan terbaik bagi setiap
konsumennya. Itu adalah nilai luhur yang terdapat pada perusahaan Matoa.
Menjadikan pembeli adalah raja. Matoa memberikan pelayanan customer service
yang siap tanggap dalam melayani konsumen untuk masalah keluhan, garansi, serta
menerima feedback dari konsumen. Selanjutnya, strength keenam adalah top mind
produk jam kayu di Indonesia, hal ini terlihat kareana Matoa adalah produk jam
tangan kayu first to the market di Indonesia sehingga jika seseorang ingin membeli
jam tangan kayu, Matoa sebagai salah satu pilihannya.
Dibalik kekuatan perusahaan, tentunya juga terdapat kelemahan. Analisis yang telah
peneliti lakukan menemukan lima buah faktor weakness atau kelemahan perusahaan
Matoa. Faktor kelemahaan pertama dan kedua adalah minimnya jumlah mesin untuk
produksi serta SDM yang mengerti teknologi. Hal ini jelas diterangkan oleh bagian
Marketing persahaan Matoa, Agianda, bahwa sulitnya untuk menemukan mesin
berteknologi di Indonesia serta sulitnya menemukan SDM yang mengerti teknologi
menjadikan kelemahan Matoa hingga saat ini. Minimnya jumlah mesin untuk
produksi membuat produksi Matoa sejumlah 1000 unit selama sebulan sehingga
membuat Matoa menerapkan sistem online dengan sifat pre-order. Selanjutnya,
untuk kelemahan ketiga adalah minimnya keselamatan kerja saat produksi. Hal ini
dapat dilihat pada bagian produksi jam tangan Matoa yang sebagaian besar masih
handmade. Sistem penghaluasan dan pengecatan jam tangan hasil pola mesin masih
menggunakan tenaga kerja manusia. Perusahaan telah menerapkan untuk setiap
karyawan produksii agar menggunakan masker melihat konteks pekerjaan yang
banyak terpapar debu kayu namun, hal tersebut membuat karyawan tidak produktif
sehingga penggunaan alat keselamatan seperti masker belum dapat efektif hingga
saat ini. Selnajutnya, faktor kelemahan keempat adalah hanya terdapat satu buah
gerai/toko di Indonesia. Matoa adalah industri kreatif jam tangan kayu pertama di
Indonesia yang berpusat di kota Bandung, Matoa sudah banyak dikenal oleh
14
masyarakat lokal maupun mancanergara namun, hingga saat ini setelah 4 tahun
berkiprah, Matoa hanya memiliki satu bua gerai yang terdapat di kota Bandung.
Dimana gerai tersebut menyatu dengan bagian produksi perusahaan. Selanjutnya,
faktor kelemahan terakhir adalah minimnya variasi produk. Hal ini dapat dilihat dari
desain yang masih belum bervariasi, walaupun sudah mengeluarkan berbagai jenis,
Matoa masih tergolong perusahaan jam tangan kayu yang memiliki desain yang
masih sederhana jika dibandingkan dengan produsen jam tangan kayu internasional.
Hal ini disebabkan karena masalah teknologii serta sumber daya nya.
Setelah melakukan evaluasi terhadap faktor internal perusahaan, evaluasi juga
dilakukan dengan meilihat faktor eksternal dari perusahaan menggunakan matriks
EFE. Matriks EFE memungkinkan perencanaan strategi untuk evaluasi faktor-faktor
eksternal seperti ekonomi, politik, sosial, teknoogi, dan kondisi persaingan. Berikut
adalah matriks EFE perusahaan jam tangan Matoa.
Tabel 3.2 External Factor Evaluation Matrix (EFE)
External Factor Evaluation Matrix (EFE)
Opportunity
Weight
Rating
1
2
3
4
0,2
0,05
0,1
0,05
4
3
4
3
Threat
Weight
Rating
0,05
0,1
0,1
3
4
3
0,075
0,075
0,2
1.00
4
4
4
1
2
3
4
5
6
Weighted
Score
0,8
0,15
0,4
0,15
Weighted
Score
0,15
0,4
0,3
0,3
0,3
0,8
2,25
15
hasil dari link atau jaringan distribusi Matoa yang luas dan baik. Selanjutnya, faktor
peluang kedua adalah adanya authorised reseller di luar negeri. Authorised reseller
adalah perusahaan yang mengambil stok barang dari distributor lokal dan menjual
produk tersebut langsung ke end user. Tentunya hal ini dapat menjadi peluang Matoa
untuk dapat lebih dikenal di mancanegara. Selanjutnya, faktor ketiga peluang Matoa
adalah flow marketing yang cepat melalui media sosial. Hal ini dilakukan melihat
Matoa memfokuskan dalam produksi jam tangan dengan segmentasi anak muda
hingga dewasa dengan jenjang usia 17-30 tahun. Pemasaran menggunakan media
sosial hingga saat ini masih menjadi media utama. Matoa gencar untuk
mempromosikan Matoa di berbagai media sosial seperti instagram, line, dan
facebook. Melihat segmentasi pasar Matoa adalah anak muda hingga dewasa usia 1730 tahun yang tentunya lebih sering aktif di media sosial. Selanjutnya, faktor
keempat yang menjadi faktor peluang untuk perusahaan Matoa adalah masyarakat
Indonesia yang mulai menghargai produk industri kreatif. Seiring dengan
perkembangan jaman, industri kreatif menajdi salah satu tren yang sedang melonjak
di Indonesia dan di ranah internasional. Usaha positif pemerintah untuk terus
menyuarakan dan menyosialisasikan produk-produk lokal membuat peluang
tersendiri bagi industri kreatif di Indonesia seperti Matoa.
Kemudian, selain peluang tentunya dengan melihat sisi eksternal dapat dijumpai
ancaman atau threat untuk perusahaan Matoa. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan peneliti, ditemukan beberapa ancaman untuk perusahaan Matoa. Ancaman
pertama adalah mulai munculnya followers produk sejenis. Hal ini tentu saja terjadi
ketika terdapat suatu industri yang banyak direspon positif oleh market, kompetitor
akan semakin banyak yang akan mencoba untuk memasuki pasar yang sama.
Tentunya ini menjadi salah satu ancaman dari Matoa terlebih lagi jika kompetitor
memilikii teknologi yang lebih baik. Selanjutnya, ancaman kedua adalah terbatasnya
ketersediaan bahan baku. Matoa adalah produsen jam tangan kayu, tentunya melihat
kondisi lingkungan saat ini, sulit untuk mendapatkan bahan baku kayu eboni dan
maple yang berkualitas di Indonesia. Sedikitnya bahan baku ini menajdi ancaman
kedepannya bagi perusahan Matoa. Selanjutmya, ancaman ketiga adalah Image
masyarakat terhadap produk kayu yang merusak lingkungan. Bagi masyarakat yang
belum mengetahui penggunaan limbah kayu sebagai bahan baku tentunya masih
memandang Matoa sebagai produk yang merusak lingkungan karena menggunakan
bahan baku yang berasal dari kayu yang saat ini sulit untuk ditemui dan dijaga
kelestariannya. Image masyarakat tersebut menjadi salah satu ancaman bagi
kelangsungan perusahaan Matoa. Ancaman keempat dan kelima dalah harga bahan
baku yang meningkat serta teknologi yang semakin maju dan mahal. Bahan baku
yaitu kayu sudah jarang di Indonesia, rendahnya ketersediaan menyebabkan harga
semakin meningkat (prinsip suply dan demand). Meningkatnya harga bahan baku
menjadi ancaman bagi Matoa karena hal itu dapat menyebabkan cost produksi akan
meningkat. Seiring dengan berkembangnya teknologi, teknologi yang digunakan
Matoa saat ini nantinya akan tergantikan dengan teknologi yang lebih canggih namun
harganya akan semakin mahal. Teknologi canggih memungkinkan Matoa dalam
melakukan efektifitas dari segi produksi. Jika teknologi pada Matoa tidak dapat
menyeimbangi teknologi yang akan datang, maka hal tersebut dapat menjadi
ancaman bagi keberlangsungan perusahaan Matoa. Selanjutnya, ancaman keenam
untuk Matoa adalah Ketidakpastian suplai work-in-process product dari vendor.
16
Ketidakpastian ini akan mempengaruhi proses produksi jam tangan Matoa. Sehingga
mengancam proses bisnis dari perusahaan Matoa.
Analisis matriks IFE dan EFE
Berdasarkan Tabel 3.1 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE) dan Tabel 3.2
External Factor Evaluation Matrix (EFE) diperoleh nilai akumulatif adalah sebagai
berikut.
-
Berdasarkan berbandingan nilai IFE dan EFE, nilai terbesar yaitu 2,295 terdapat pada
IFE. Hal ini menggambarkan bahwa di masa depan (dalam jangka waktu 5 tahun)
kondisi internal perusahaan akan mendominasi keunggulan dari produk jam tangan
kayu Matoa. Jika perusahaan dapat meningkatkan strength yang ada dan meminimasi
dampak dari kelemahan yang ada di perusahaan, Matoa dapat tetap menjadi market
leader jam tangan kayu di Indonesia.
3.4 Analisis Portofolio Perusahaan
Analisis portofolio perusahaan dilakukan untuk melihat potensi perusahaan dimasa
depan berdasarkan keunggulan, kekurangan, ancaman serta peluang yang mungkin
akan terjadi di masa yang akan datang. Analisis portofolio dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu metode SWOT dan metode matriks Gemeral
Electric.
3.4.1
Strength
Produk yang jam tangan yang (unik) jarang dipasaran
Mengangkat budaya Indonesia sebagai konsep produk
Menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah kayu
Harga yang relatif terjangkau untuk konsumen jam tangan kayu di
Indonesia
Pelayanan customer service yang cepat
Top mind dalam produk jam tangan kayu di Indonesia
Link distribusi yang luas.
Ada authorised reseller di luar negeri.
Flow marketing yang cepat melalui media sosial.
Masyarakat Indonesia yang mulai menghargai produk industri kreatif
Indonesia.
Opportunity
17
3.4.2
Weight
Rating
Ukuran Pasar
Pertumbuhan Pasar
Intensitas Kompetisi
Kebutuhan Teknologi
Pengaruh terhadap Lingkungan
Barriers to entry and exit
Total
0,17
0,17
0,083
0,17
0,083
0,33
1,00
3
4
2
4
3
3
Weighted
Score
0,51
0,68
0,166
0,68
0,249
0,99
3,275
Dimana ukuran skala kriteria pada kasus ini adalah sebagai berikut
a. Ukuran pasar
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
b. Pertumbuhan pasar
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
c. Intensitas kompetisi
(0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
d. Kebutuhan teknologi
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
e. Pengaruh terhadap lingkungan
(0 paling kecil dan 5 paling
besar)
f. Barriers to entry dan exit
(0 paling sulit dan 5 paling mudah)
Selanjutnya matriks GE berdasarkan komponen business stregth dapat dilihat
pada Tabel 3.5 Matriks GR business strength sebagai berikut.
Tabel 3.5 Matriks GR business strength
Kekuatan Bisnis
Weight
Rating
Market share
Kemampuan Teknologi
0,10
0,10
4
2
Weighted
Score
0,4
0,2
18
0,07
0,29
0,10
0,2
0,14
1,00
4
4
4
4
4
0,28
1,16
0,4
0,8
0,56
3,8
Dimana ukuran skala kriteria pada kasus ini adalah sebagai berikut
a. Market share
(0 paling kecil dan 5 paling besar)
b. Kemampuan Teknologi (0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
c. Citra produk dan brand (0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
d. Saluran distribusi
(0 paling sedikit dan 5 paling banyak)
e. Marketing
(0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
f. Kompetisi harga dan kualitas (0 paling rendah dan 5 paling tinggi)
Berdasarkan dua analisis dan perhitungan pada Tabel 3.4 Matrriks GE
industry attractiveness dan Tabel 3.5 Matriks GE business strength maka
diperoleh posisi perusahaan berada pada posisi yang ditunjukan oleh Tabel
3.6 Usulan Stategi General Electric berikut.
Low
Medium
High
Medium
INVESTASI UNTUK
TUMBUH (Good)
Rebut
kepemimpinan.
SELEKTIF/KELOLA
UNTUK LABA
(Average)
Lindungi
KELOLA UNTUK
LABA (Poor)
Lindungi posisi
pada segmen
Weak
SELEKTIF (Average)
Beerkonsentrasi pada
kekuatan yang
terbatas.
PERLUASAN
TERBATAS/PANEN (Poor)
Mencari jalan untuk
perluassan dengan
LEPASKAN (Poor)
Jual saat nilai kas
maksimal.
Kurangi biaya dan
19
BAB IV
USULAN FORMULASI PERUSAHAAN
Berikut ini adalah analasis strategi TOWS penulis dari perusahaan Matoa Indonesia.
Tabel 4.1 Analisis TOWS Matoa Indonesia 1
Strengths
Internal
External
Opportunities
Weakness
Mesin yang digunakan
1 untuk produksi masih
sedikit.
Mengangkat budaya
2 Indonesia sebagai konsep
produk
Minimnya keselamatan
3 kerja pada proses
produksi.
Strategi WO
20
Ada authorised
2 reseller di luar
negeri.
Menggunakan konsep
Indonesesia untuk authorised
reseller di luar negeri (S2, O2)
Menggunakan konten
marketing yang menonjolkan
budaya indonesia (S2, O3)
Masyarakat
Indonesia yang mulai
4 menghargai produk
industri kreatif
Indonesia.
Strategi ST
Meningkatkan kualitas dan
image produk agar lebih
dikenal oleh masyarakat (S1,
T1)
Terbatasnya
2 ketersediaan bahan
baku kayu.
Memperluas jariangan/link
supplier limbah kayu untuk
mengatasi keterbatasan bahan
baku kayu (S2, T2)
Image masyarakat
terhadap produk
3
kayu yang merusak
lingkungan.
Startegi WT
Variasi desain yang lebih
sedikit dibuat menjadi
ekslusifitas produk untuk
mengatasi keterbatasan
bahan baku (W5, T2)
21
Teknologi yang
5 semakin maju dan
mahal.
Ketidakpastian suplai
6 work-in-process
product dari vendor.
Bobot
A
S
TAS
Strategi 2
A
S
TAS
Strategi 3
A
S
TAS
Strengths
1
0,09
0,045
0,36
0,18
0,27
0,18
0,135
0,135
22
0,09
0,27
0,09
0,36
0,27
0,18
0,27
0,18
0,09
0,18
0,135
0,135
0,09
0,36
0,18
0,54
0,36
0,36
0,36
0,18
0,09
0,09
0,09
0,135
0,09
0,09
0,09
0,135
0,6
0,8
0,4
0,1
0,15
0,1
0,4
0,2
0,2
0,15
0,1
0,05
0,15
0,1
0,1
0,2
0,2
0,3
0,09
0,09
0,045
Weakness
1
0,18
0,18
0,09
0,045
0,045
Total
1,00
Opportunities
1 Link distribusi yang luas.
0,2
0,1
0,05
0,05
Threat
1
2 Terbatasnya ketersediaan
0,05
0,1
23
0,1
0,075
0,075
0,2
Total
1,00
0,3
0,2
0,3
0,15
0,15
0,3
0,15
0,075
0,15
0,4
0,6
0,2
5,075
4,24
4,62
Dari Matriks QSP dapat dilihat bahwa TAS yang memiliki nilai besar adalah strategi 1 yaitu
Meningkatkan konsep marketing yang menonjolkan budaya Indonesia, produk ramah
lingkungan serta melakukan promo guna lebih mengenalkan produk Matoa di Indonesia.
Beberapa hal yang harus ditingkatkan adalah marketing dari Matoa Indonesia dan
menetapkan konsep brand yang ramah lingkungan dan budaya Indonesia, serta melakukan
promo pada pameran dan event tertentu.
24
selama 5 tahun ke depan. Visi, misi, dan tujuan ini dibuat berdasarkan idealisme pemilik,
analisis potensi dan tantangan masa depan, maupun kelebihan dan kekurangan perusahaan.
Visi dan misi yang disarankan adalah sebagai berikut:
VISI
Menjadi market leader bidang industri jam tangan kayu di Asia Tenggara
MISI
1. Melakukan pengembangan produk dengan inovatif.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan produk jam tangan kayu dengan budaya
Indonesia.
3. Membuka cabang di luar Kota Bandung.
TUJUAN
1. Memperkenalkan jam tangan kayu ke masyarakat Indonesia.
2. Meningkatkan nilai produksi dengan melakukan regenerasi desain produk secara
berkala.
3. Meningkatkan kemampuan SDM dan kemampuan manajerial untuk membangun
organisasi internal yang kokoh dan berbasis kekeluargaan.
4. Melakukan branding dan marketing yang menyebarluaskan konsep budaya Indonesia
pada produk jam tangan yang diproduksi.
25
BAB V
KESIMPULAN
MATOA INDONESIA merupakan perusahaan yang masih muda di bidang industri kreatif.
Produknya dalam siklus hidup teknologi / Technology Life Cycle (Frankel, 1990) berada
dalam siklus Application Launch, di mana produk Matoa termasuk dalam produk baru di
mana pasar dalam fase sangat tertarik kepada keunikan dan harganya dapat bersaing
dibandingkan produk jam tangan kayu yang sejenis lainnya. Masih banyak yang harus
dibenahi oleh perusahaan terutama dalam hal internal seperti proses bisnis, struktur
organisasi, dan jalur distribusi produk dari tempat produksi ke authorized reseller atau ke
pelanggan.
Berdasarkan analisis SWOT dan IFE EFE dapat disimpulkan bahwa kondisi internal
perusahaan akan mendominasi peluang dan ancaman dari Matoa. Jika perusahaan dapat
menggunakan keunggulan perusahaan dan mengatasi kelemehan perusahaan, perusahaan
Matoa dapat memiliki competitive advantages yang baik dibanding pesaing-pesaingnya.
Berdasarkan analisis kondisi, konsep manajemen strategi yang direkomendasikan bagi
Matoa adalah dengan meningkatkan dari segi marketing yang juga merupakan kelebihan dari
perusahaan Matoa. Sesuai dengan saran pengembangan dari GE matrix, perusahaan
sebaiknya berinvestasi secara besar-besaran pada segmen yang paling menarik, serta
membangun kekuatan untuk menghadapi persaingan. Investasi dilakukan untuk
meningkatkan laba perusahaan dengan menunjang aspek kelebihan dari perusahaan serta
Matoa juga harus siap dengan persaingan yang kian meningkat seiring dengan tren yang ada
di masyarakat. Untuk memenuhi strategi ini, artinya, dibutuhkannya alokasi dana untuk
investasi pada bidang marketing yang merupakan kekuatan dari perusahaan Matoa.
26
DAFTAR PUSTAKA
27