Anda di halaman 1dari 6

a.

Contoh kritik sastra


Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung
Penulis: Purwana Adi Saputra
Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri,
kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika,
juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang
menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di
setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan
picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka melihat tradisi
hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai
bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya
khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling
berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis
bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum
bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya
sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren
adalah institut tempat para kiai dengan
dibantu para ustadnya menempa kepala para santri dengan palu godam paksa.
(Dikutip seperlunya dari Solopos, 5 Desember 2007)

b. Contoh esai

Perda Kesenian dan Rumah Hantu


Oleh: Teguh W. Sastro
Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melontarkan keinginan agar
Pemkot Surabaya memiliki Perda (Peraturan Daerah) Kesenian. Namanya juga
peraturan, dibuat pasti untuk mengatur. Tetapi peraturan belum tentu tidak ada
jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, misalnya, jika peraturan itu justru potensial
destruktif. Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan
banyak ragamnya. Ada yang pinter (pandai) dan ada juga yang keminter (sok tahu).
Oleh karenanya, perten-tangan di antara mereka pun akan meruncing, misalnya,
soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian memasukkan pasalpasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauhmana keterlibatan seniman di dalam
proses pembuatan Perda itu, dan seterusnya. Itu hanya salah satu contoh persoalan
yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu, belum sampai pada
tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan itu
tidak baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana
dan prasarana, misalnya, bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di
Surabaya. Akan tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para
seniman dan birokrat kesenian sendiri?
(Dikutip seperlunya dari Jawa Pos, 30 Januari 2007)

Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum


Beberapa minggu terakhir ini kita dibiasakan dengan berita kecelakaan angkutan
umum. Mengapa saya katakan dibiasakan? Karena memang dalam beberapa
pekan terakhir ini di media cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita
tentang kecelakaan angkutan umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir
selalu memakan korban jiwa. Sangat ironis memang, angkutan umum yang
seharusnya menjanjikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih aman
malah belakangan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.
Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana
dunia pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat
melihat sebuah kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak
mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan
beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak layak? Celakanya, kondisi yang tidak
layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku sopir yang ugal-ugalan dan kondisi
jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin tinggi.
Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah
pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan
dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini
seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik untuk memperbaiki
kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi kenyamanan dan keselamatan
pada penumpang. Namun, bagai menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas
telah diketahui malah diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai
diketahui petugas penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya
melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes
pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang
sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu mereka
memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan
saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang
saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar obat penenang sementara bagi
masyarakat yang mulai marah pada angkutan umum dan integritas penanggung
jawab keberadaan angkutan.
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan.
Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama
yang paling bertanggung jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan
yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan dalam berkendara telah banyak
menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang ini alkohol dan narkoba sudah
merakyat sehingga tidak menutup kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut
mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik
angkutan umum untuk menindak tegas sopir-sopir yang nakal seperti itu. Tindakan
preventif pun sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan
penyuluhan kepada para sopir agar lebih bertanggung jawab atas keselamatan
penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.

Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi
jalan yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya
kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika
cuaca seperti sekarang ini telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak.
Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan
pemakluman akan banyaknya kondisi jalan yang buruk yang berakibat pada
terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU
seharusnya siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah
kondisi jalan yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti
yang sekarang ini terjadi.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak
jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi
sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan
sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahumembahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan
kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya
dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan umum
yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras dan
narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan dengan serius. Sanksi tegas
terhadap pihak terkait yang membelot pun sudah selayaknya segera dilakukan demi
keselamatan bersama.

Novel Laskar Pelangi


(Andrea Hirata)
Cerita dari sebuah daerah di Belitung, yakni di SD Muhammadiyah. Saat itu
menjadi saat yang menegangkan bagi anak-anak yang ingin bersekolah di SD
Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan,
Kucai, Borek, Trapani tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah akan ditutup jika
murid yang bersekolah tidak genap menjadi 10. Mereka semua sangat cemas. SD
Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung, sehingga jika ditutup juga akan
kasihan pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka.
Di sinilah anak-anak yang kurang beruntung dari segi materi ini berada.
Saat semua tengah gelisah datanglah Harun, seorang yang keterbelakangan
mental. Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah serta
menyelmatkan berdirinya SD Muhammadiyah tersebut. Dari sanalah dimulai cerita
mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak
Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengarcengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang
dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai,
kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal,
sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari
rumahnya ke sekolah.
Semua kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan kesepuluh anak yang
mengatasnamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Bu Mus yang meupakan
guru terbaik yang mereka milikilah yang telah memberikan nama tersebut untuk
mereka. Karena bu Mus tahu mereka semua sangat menyukai pelangi. Saat susah
maupun senang mereka lalui dalam kelas yang menurut cerita pada malam harinya
kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD Muhammadiyah itulah
Ikal dan kawan-kawannya memiliki segudang kenangan yang menarik.
Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Awalnya Ikal disuruholeh
Bu Mus untuk membeli kapur di tokoh milik keluarga A Ling. Ia jatuh cinta pada kuku
A Ling yang indah. Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu
bahwa pemilik kuku yang indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta
padanya. Namun, pertemuan mereka harus di akhiri lantaran A Ling pindah untuk
menemani bibinya yang sendiri.
Kejadian tentang Mahar yang akhirnya mnemukan ide untuk perlombaan
semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk menari dalam acara
tersebut. Mereka para laskar pelangi menari sperti orang kesetanan, hal tersebut
dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan hanya ada di
Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal. Alhasil mereka
pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat semua itu
akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenagkan perlombaan tersebut.
Namun, pada suatu ketika datanglah Flo, seorang anak yang kaya pindahan
ari SD PN, ia masuk dalam kehidupan laskar pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD
Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya
terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan anak

tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan jelek sehingga membuat bu Mus marah dan
kecewa.
Hari-hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun tangis.
Namun di balik semua kecerian mereka, ada seorang murid yang benama Lintang
yakni anggota laskar pelangi yang perjuangannnya terhadap pendidikan perlu di
acungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km untuk pulang dan pergi dari rumahnya
ke sekolah hanya untuk agar ia bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat
perjalanan menuju sekolahnya ia harus melewati sebuah danau yang terdapat
buaya di dalamnya. Lintang merupakan murid yang sangat cerdas. Terbukti saat ia,
Ikal, dan juga Sahara tengah berada pada sebuah perlombaan cerdas cermat. Ikal
dapat menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang
berijazah dan terkenal, dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan lomba
cerdas cermat.
Namun sayang, semua kisah indah laskar pelangi harus diakhiri dengan
perpisahan seorang Lintang yang sangat jenius tersebut. Lintangdan awan-kawan
membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat
membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja keraslah
yang dapat mengabulkan setiap impian. Beberapa hari kemudian, setelah
perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirnya mereka kawankawan Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang isinya, Lintang
tidak dapat melnjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya meninggal dunia. Tentu
saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar
pelangi.
Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka
semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD
Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan yang diperlihatkan dan
diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan. Ikal
akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman-teman lainnya menjadi
seseorang yang dapat membanggakan Belitung.
Kritik
a.

Dalam novel Laskar Pelangi ini novelnya terlalu panjang sehingga para pembaca
akan merasakn cepat bosan dan terlalu hambar,sebaiknya novel ini diceritakan lebih
ringkas lagi agar para pembaca tidak terlalu bosan dengan membaca novel ini.
b. Dalam novel ini tokohnya terlalu datar tidak ada perubahan tokoh sehingga
membuat bosan bagi pembaca,sebaiknya ada perubahan dalam penokohanya.
c. Novel ini membuat para pembacanya mendapat sedikit kesulitan karena adanya
Bahasa Melayu, adanya ungkapan dan khiasan dalam kalimat membuat cerita ini
sedikit terasa sulit.

Anda mungkin juga menyukai