Anda di halaman 1dari 38

UDARA TEKAN

Disusun Oleh :

Kelompok 5
M. Novindra Bagas

NIM. 21030114120041

Wahyu Satyo Triadi

NIM. 21030114130126

Sonya Hakim R Ratih

NIM. 21030114120075

Estu Nugraheni Ilham

NIM. 21030114130142

Satria Perdana F.

NIM. 21030114120034

Fathir Mahmud F

NIM. 21030114140173

Rangga Pratama P

NIM. 21030114120007

Assalaam Umar A Via

NIM. 21030114130200

Dolorossa Dea Aliftia

NIM. 21030114130143

F M. Miftahul Masaro

NIM. 21030114120070

Sekar Ayu Septianis

NIM. 21030114130183

Jessica Wibisono

NIM. 21030114120025

Ernisa Ismirani K

NIM. 21030114130181

Faishal Kalbuadi

NIM. 21030114130202

Aditya Widiyadi Inga

NIM. 21030114130141

Laira

NIM. 21030114140161
NIM. 21030114120074

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia- Nya,
makalah utilitas yang berjudul Udara Tekan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun banyak hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya, namun makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak terutama keluarga dan
teman-teman yang telah memberikan bantuan, baik materi maupun non materi demi
kelancaran penyusunan tugas makalah ini.
Makalah utilitas yang berjudul Udara Tekan ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Utilitas yang diampu oleh Bapak Ir. Slamet Priyanto, M.S.
Diharapkan makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan tentang udara
tekan.
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki segala kesempurnaan. Disadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya
di masa yang akan datang.

Semarang, 24 April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1 Latar B elakang..........................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 Pengertian dan Sistem Udara Tekan...........................................................................7
2.1.1

Definisi Udara Tekan.......................................................................................7

2.1.2

Sistem Udara Tekan.........................................................................................8

2.1.3

Komponen Utama Sistem Udara Tekan...........................................................9

2.2 Aplikasi Udara Tekan...............................................................................................11


2.2.1

Kompresor.....................................................................................................13

2.2.2

Prinsip Kerja Kompresor................................................................................18

2.2.3

Pengkajian Kompresor dan Sistem Udara Tekan............................................19

2.2.4

Pengkajian Kinerja terhadap Kebocoran Distribusi........................................20

2.3 Peran Udara Tekan....................................................................................................22


2.3.1

Peran Udara Tekan dalam Industri Kimia.......................................................22

2.3.2

Peran Udara Tekan pada Siklus Pendinginan dan Siklus Carnot....................24

2.3.3

Peran Udara Tekan Pada Alat Pengendalian Proses........................................28

2.3.4

Peran Udara Tekan Pada Alat Transportasi Padatan.......................................31

BAB III PENUTUP...............................................................................................................38


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................38
3.2 Saran.........................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................39

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri terutama industri kimia, perlu adanya suatu pengkondisian
sistem agar sesuai dengan spesifikasi reaktor. Pengkondisian sistem tersebut dikaji pada
suatu unit khusus yaitu Unit Operasi. Salah satu variabel yang perlu dikondisikan dalam
industri adalah tekanan. Pada fase gas, tekanan gas dapat dinaikkan dengan compressor,
sedangkan untuk menurunkan tekanan gas dapat menggunakan expander.
Pengkondisian tekanan gas penting dilakukan karena ada beberapa reaksi yang
cenderung membutuhkan tekanan tinggi karena sifat reaksi yang reversible. Sangatlah
jarang ditemui reaksi yang menggunakan tekanan atmosferik untuk skala industri.
Mengingat sebuah industri berusaha menghasilkan produk sebanyak-banyaknya,
tekanan sistem mutlak dikondisikan untuk meningkatkan konversi.
Udara tekan tidak hanya digunakan untuk proses reaksi kimia. Namun juga
merupakan masalah pokok dalam Utility Plant. Biasanya udara tekan berhubungan
dengan pembangkit listrik dalam unit ini. Sehingga akan dibahas bagaimana operasi
kompresi gas dan penerapannya di industri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan sistem udara tekan.
2. Aplikasi dan pemakaian udara tekan.
3. Peralatan yang berhubungan dengan peran udara tekan dalam industri kimia.

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami sistem udara tekan.
2. Mahasiwa diharapkan dapat mengetahui aplikasi dan pemakaian udara tekan.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui peralatan-peralatan berhubungan dengan
peran udara tekan dalam industri kimia.
1.4 Manfaat

1. Mahasiswa mampu memahami sistem udara tekan.


2. Mahasiwa mampu mengetahui aplikasi dan pemakaian udara tekan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui peralatan-peralatan berhubungan dengan peran
udara tekan dalam industri kimia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sistem Udara Tekan


2.1.1

Definisi Udara Tekan


Compressed air, dalam bahasa Indonesia yang menggunakan terminologi

udara tekan atau bisa juga udara bertekanan dibandingkan istilah angin, adalah
salah satu cara untuk mengkonversi energi dengan cara memampatkan udara sekitar untuk
berbagai keperluan manusia (KKPP, 2011). Paling sederhana dan mudah ditemui seharihari adalah digunakan untuk mengisi ban kendaraan. Selain itu, masih banyak aplikasi
lainnya yang menggunakan udara tekan. Pada aplikasi spray, udara tekan digunakan untuk
menyemprotkan anti serangga dan untuk pengecatan/'airbrush. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilihat dari gambar berikut, balon akan mengembang karena berisi udara
tekan. Pada saat ujung balon dibuka, maka balon akan bergerak melawan arah keluarnya
udara tekan ke udara bebas. Konsep dasar udara tekan dijelaskan dalam gambar berikut.

Gambar 1. Konsep Dasar Udara Tekan (Sumber : www.Chemistry.org)


Sebagai salah satu cara mengkonversi energi, aplikasi udara tekan ini banyak
digunakan di industri. 90% industri menggunakan udara tekan untuk berbagai keperluan.
Mulai dari udara proses, misalkan pada industri pemisahan gas (separation gases) serta
industri fermentasi sebagaimana pada industri MSG.
Udara tekan sebagian besar juga digunakan untuk udara instrumentasi yaitu pada
industri yang sudah menerapkan otomatisasi dengan menggunakan peralatan pneumatik
(Abditunggal, 2011). Pada industri rokok misalnya, saat sebuah pabrik memutuskan
berpindah dari industri sigaret kretek tangan (SKT) menjadi industri sigaret kretek mesin
(SKM), maka kehadiran buruh-buruh terampil penggulung rokok digantikan dengan
kehadiran mesin penggulung rokok yang
7

menggunakan kompresor. Demikian halnya di industri packing, pengisian botol,


percetakan, tekstil, pulp & paper, dan lain sebagainya. Udara tekan digunakan seiring
terpinggirkannya kerja manual beratasnamakan produktivitas dan efisiensi. Sebagai udara
instrumentasi, udara tekan juga digunakan untuk membuka katup pada daerah yang
berbahaya jika dioperasikan langsung oleh manusia, misalkan karena berdekatan dengan
panas, berkaitan dengan bahan kimia berbahaya dan tegangan listrik tinggi. Udara tekan
juga digunakan untuk memindahkan partikel padat dari satu tempat ke tempat yang lain.
Misalkan untuk memindahkan semen, tepung, batubara ataupun pasir. Dengan pemindahan
cara ini, partikel yang dipindahkan bisa dalam jumlah besar dan waktu singkat, tetapi
memerlukan saluran tersendiri agar partikel padat tersebut tidak kemana-mana. Pada
penggunaan tools, misalnya impact, hammer, ratchet, winch, ada yang menggunakan
udara tekan untuk memudahkan kerja manusia. Penggunaan udara tekan memungkinkan
lebih kecilnya daya yang dikeluarkan manusia juga mempersingkat waktu pengerjaan.
Umumnya, sumber penggerak udara tekan, yang disebut juga dengan air tool,
digunakan pada daerah operasi yang rawan percikan api. Alasan safety inilah yang
menyebabkan air tool mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan electrical tool.
Alasan kedua adalah masalah efisiensi. Karena penggunaan air tool lebih murah
dibandingkan listrik yang terpakai untuk electrical tool. Di Indonesia, penggunaan udara
tekan sebagai air tool masih sebatas industri-industri tertentu. Sedangkan di bengkelbengkel, masih banyak yang menggunakan handtool. Kehadiran kompresor di bengkelbengkel tersebut baru sebatas untuk mengisi ban dan bersih-bersih ( general services).

2.1.2

Sistem Udara Tekan


Untuk mendapatkan udara yang diinginkan pada pabrik maka digunakan alat

yaitu kompresor. Kompresor merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur besar
kecilnya tekanan yang dihasilkan. Plant industri menggunakan udara tekan untuk seluruh
operasi produksinya, yang dihasilkan oleh unit udara tekan yang berkisar dari 5

horsepower (hp) sampai lebih dari 50.000 hp. Departemen Energi Amerika Serikat (2003)
melaporkan bahwa 70 sampai 90 persen udara tekan hilang dalam bentuk panas yang tidak
dapat digunakan, gesekan, salah penggunaan dan kebisingan. Sehingga kompresor dan
sistem udara tekan menjadi area penting untuk meningkatkan efisiensi energi pada plant
industri.
Merupakan catatan yang berharga bahwa biaya untuk menjalankan sistem udara tekan jauh
lebih tinggi dari pada harga kompresor itu sendiri. Penghematan energi dari perbaikan
8

sistem dapat berkisar antara 20 sampai 50 persen atau lebih dari pemakaian listrik,
menghasilkan ribuan bahkan ratusan ribu dollar. Sistem udara tekan yang dikelola dengan
benar dapat menghemat energi, mengurangi perawatan, menurunkan waktu penghentian
operasi, meningkatkan produksi dan meningkatkan kualitas.

Gambar 2. Komponen Biaya Dalam Sistem Udara Tekan


(Sumber : www.chemistry.org)
Sistem udara tekan terdiri dari bagian pemasokan, yang terdiri dari kompresor
dan perlakuan udara, dan bagian permintaan, yang terdiri dari sistem distribusi dan
penyimpanan, dan peralatan pemakaian akhir. Bagian pemasokan yang dikelola dengan
benar akan menghasilkan udara bersih, kering, stabil yang dikirimkan pada tekanan yang
dibutuhkan dengan biaya yang efektif. Bagian permintaan yang dikelola dengan benar
akan meminimalkan udara terbuang dan penggunaan udara tekan untuk penerapan yang
tepat. Perbaikan dan pencapaian puncak kinerja sistem udara tekan memerlukan bagian
sistem pemasokan dan permintaan dan interaksi diantara keduanya.

2.1.3

Komponen Utama Sistem Udara Tekan


Sistem udara tekan terdiri dari komponen utama berikut yaitu penyaring udara

masuk, pendingin antar tahap, after-coolers, pengering udara, traps pengeluaran kadar
air, penerima, jaringan pemipaan, penyaring, pengatur dan pelumasan. Kompresor

reciprocating paling banyak digunakan untuk mengkompresi baik udara maupun


refrigerant. Prinsip kerjanya seperti pompa
sepeda dengan karakteristik dimana aliran keluar tetap hampir konstan pada kisaran
tekanan pengeluaran tertentu dan juga kapasitas kompresor proporsional langsung
terhadap kecepatan. Keluarannya seperti denyutan. Kompresor reciprocating tersedia
dalam berbagai konfigurasi, terdapat empat jenis yang paling banyak digunakan yaitu
horizontal, vertikal, horizontal balance-opposed dan tandem.
9

Filter

Mencegah debu masuk kompresor. Debu menyebabkan mampatnya katup/kran,


merusak silinder dan pemakaian energi yang berlebihan. Filter akan dibersihkan atau
diganti secara berkala

Pendingin Antar Tahap

Penurunan suhu udara sebelum masuk ke tahap berikutnya untuk mengurangi kerja
kompresi dan meningkatkan efisiensi. Biasanya digunakan air cooler.

After-Coolers

Tujuannya adalah membuang kadar air dalam udara dengan penurunan suhu dalam
penukar panas berpendingin air.

Pengering Udara

Sisa-sisa kadar air setelah after-coolers dihilangkan dengan menggunakan pengering


udara, karena udara tekan untuk keperluan instrumen dan peralatan pneumatic harus
bebas dari kadar air. Kadar air dihilangkan dengan menggunakan adsorben seperti gel
silika/karbon aktif atau pengering refrigeran atau panas dari pengering kompresor itu
sendiri.

Traps Pengeluaran Kadar Air

Trap pengeluaran kadar air digunakan untuk membuang kadar air dalam udara tekan.
Trap tersebut menyerupai steam trap. Berbagai jenis trap yang digunakan adalah
kran pengeluaran manual, klep pengeluaran otomatis atau yang berdasarkan waktu, dan
lain-lain.

Penerima Udara

Penerima udara disediakan sebagai penyimpan dan penghalus denyut keluaran udara
mengurangi variasi tekanan dari komputer.

1
0

Gambar 3. Komponen Unit Kompresi (Sumber : www.achrnews.com)

2.2 Aplikasi Udara Tekan


Udara tekan mempunyai penggunaan yang luas sebagai sumber tenaga. Jadi
dapat disamakan dengan tenaga listrik, tenaga air, dan tenaga hidrolik yang banyak
digunakan dalam industri modern. Beberapa pemakaian yang kita kenal dalam kehidupan
sehari-hari di antaranya adalah :
1. Rem pada bis dan kereta api, serta pembuka/penutup katupnya.
2. Udara tekan untuk pengecatan.
3. Penggerak bor gigi pada peralatan dokter gigi.
4. Pemberi udara pada akuarium.
5. Pompa air panas pada sumber air panas.
6. Pembotolan minuman soda.
Udara tekan dipakai hampir di semua industri termasuk industri pembuatan,
tambang, keramik, kimia, makanan, perikanan, pekerjaan sipil dan pembangunan gedung.
Udara tekan yang dihasilkan dengan kompresor mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan listrik dan tenaga hidrolik dalam hal-hal berikut ini.

1. Konstruksi dan operasi mesin serta fasilitasnya adalah sangat sederhana


2. Pemeliharaan dan pemeriksaan mesin dan peralatan dapat dilakukan dengan
mudah.

3. Energi dapat disimpan.


4. Kerja dapat dilakukan dengan cepat.
5. Harga mesin dan peralatan relatif murah.
6. Kebocoran udara yang dapat terjadi tidak membahayakan dan tidak menimbulkan
1
1

pencemaran.
Pemakaian-pemakaian udara tekan menurut gaya dan akibat yang
ditimbulkannya :
1. Gaya Injeksi
a. Untuk meniupkan, terbagi menjadi dua :
-

Penyemprot zat cair

Pengecatan

Penyemprotan bahan kimia dan desinfektan

Penyemprotan minyak pelumas

Penyemprotan cairan pembersih

Penyemprotan bubuk dan butiran

Penyemprotan pasir (sand blasting)

Penyemprotan bubuk untuk percetakan

Penyemprotan aduk (mortar)

Menghias kaca

b. Untuk menggerakan
-

Turbin udara

Penggerak bor gigi

Penggerak perkakas (bor,gerinda)

Penggerak mesin-mesin berkecepatan sangat tinggi

Tiupan

Pembersih debu dan tatal

Peniup latal logam las

Peniup potongan hasil mesin pres

Membersihkan zat cair dari permukaan

2. Gaya Ekspansi
a. Untuk memberi gaya dorong

Penggerak perkakas numatik (mesin bor, mesin keling)


Penggetar (cetakan cor, beton)

Mesin las titik

Rem udara tekan

Pembuka pintu dan hopper

Alat pengangkat

Mesin press
1
2

Pembentukan kaca dan resin sintetik

b. Untuk memberi tekanan

Pengisi ban, perahu karet, bola, pegas udara untuk kendaraan

Lift mobil untuk bengkel

Member tekanan pada tangki minyak

Pengujian terhadap kebocoran dan kekuatan terhadap tekanan

c. Transportasi dan mengaduk zat cair

Pompa lift udara

Transportasi zat cair dengan tekanan, dan pencsmpursn zat cair

Menghilangkan gas dari zat cair

d. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen pada pembakar, kolam ikan, penyelam, dan pekerja di ruang
tambang
e. Penerusan panas
-

Pemanasan

Penyambungan vinil dan nilon dengan udara panas

Pendinginan

Pencegahan pemanasan yang berlebihan pada logam dan mesin

f. Pengubah aliran

Mikrometer udara

Pengendali otomatik

g. Penurunan kelembaban Menghilangkan


kelembaban dengan kompresi

2.2.1

Kompresor
Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk membangkitkan atau

menghasilkan udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut,
kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem
pneumatik). Kompresor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan,
sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan (Aditya, 2011).
Tabung udara bertekanan pada kompresor dilengkapi dengan katup pengaman, bila
tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat pemakaian yang
harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan volume udara yang akan diperlukan
1
3

dalam sistim peralatan (katup dan silinder pneumatik).


Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu

Positive Displacement Compressor dan Dynamic Compressor (Turbo). Positive


Displacement Compressor terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
Compressor (Turbo) terdiri dari Centrifugal, Axial dan Ejector, secara lengkap dapat
dilihat dari klasifikasi di bawah ini :

Gambar 4. Klasifikasi Kompresor (Sumber: www.scribd.com)


a. Kompresor Torak Resiprokal (Reciprocating Compressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak atau kompresor piston,
karena dilengkapi dengan torak (piston) yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal.
Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya
menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil,
sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kompresi
torak bergerak ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak
bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara.
Tabung penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam
tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus- menerus hingga
diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan menghisap dan mengkompresi ke
tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus, Pada umumnya bila tekanan
dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin
penggerak akan mati secara otomatis.

1
4

Gambar 5. Kompresor Torak Resiprokal (Sumber: www.scribd.com)


b. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang
lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan,
selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai
pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih
besar, temperatur udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami
proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering
digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system air bersirkulasi. Batas
tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompresor
satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15
bar.

1
5

Gambar 6. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara


(Sumber : www.scribd.com)
c. Kompresor Diafragma (Diaphragma Compressor)
Jenis kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak
torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak
langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya
pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli.
Oleh karena itu, kompresor diafragma banyak digunakan pada industri bahan makanan,
farmasi, obat-obatan dan kimia. Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak.
Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung
menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu.
Dari gerakan diafragma yang kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan
udara ke tabung penyimpan.
Gambar 7. Kompresor Diafragma (Sumber : www.scribd.com)

1
6

d. Kompresor Putar (Rotary Compressor)


Kompresor rotary baling-baling luncur secara eksentrik rotor dipasang berputar
dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk dan keluar.
Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil,
sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus dalam, dapat
menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan mantap. Balingbaling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung dalam rotor dan ruangan
dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai berputar, energi gaya sentrifugal
baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu
sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau
diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.

Gambar 8. Kompresor Rotary Baling-Baling Luncur (Sumber : www.scribd.com)


e. Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-Kupu)
Kompresor jenis ini akan menghisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain
tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model
kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah tingkat kebocoran
yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara balingbaling dan rumahnya tidak dapat saling
rapat betul. Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena
fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan
perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, sayap
kupu-kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan
juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.

1
7

Gambar 9. Kompresor Model Root Blower (Sumber : www.scribd.com)

2.2.2

Prinsip Kerja Kompresor


Mesin kompresor udara memiliki prinsip kerja yang sudah terorganisir dengan

baik. Prinsip kerja kompresor merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, sehingga
kompresor dapat bekerja dengan maksimal (Sularso, 2006). Prinsip kerja dari sebuah
kompresor biasanya terbagi menjadi empat prinsip utama, yaitu :

Staging
Selama proses kerja kompresor, suhu dari mesin kompresor menjadi tinggi dan

meningkat sesuai dengan tekanan yang terdapat dalam kompresor tersebut. Sistem ini lebih
dikenal dengan namapolytopic compression. Jumlah tekanan yang terdapat pada
kompresor juga meningkat seiring dengan peningkatan dari suhu kompresor itu sendiri.
Kompresor mempunyai kemampuan untuk menurunkan suhu tekanan udara dan
meningkatkan efisiensi tekanan udara. Tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor
mampu mengendalikan suhu dari kompresor untuk melanjutkan proses berikutnya.

Intercooling
Pengendali panas atau yang lebih dikenal dengan intercooler merupakan salah

satu langkah penting dalam proses kompresi udara. Intercooler mempunyai fungsi untuk
mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung kompresor, sehingga mampu
digunakan untuk keperluan lainnya. Suhu yang dimiliki oleh tekanan udara dalam
kompresor ini biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu ruangan, dengan
perbedaan suhu berkisar antara 10F (sekitar -12C) sampai dengan 15F (sekitar -9C).

Compressor Displacement and Volumetric Efficiency


Secara teori, kapasitas kompresor adalah sama dengan jumlah tekanan udara

yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Kapasitas sesungguhnya dari
kompresor dapat mengalami penurunan kapasitas. Penurunan ini dapat diakibatkan oleh
penurunan tekanan pada intake, pemanasan dini pada udara yang masuk ke kompresor,
1
8

kebocoran, dan ekspansi volume udara. Sedangkan yang dimaksud dengan volumetric

efficiency adalah rasio antara kapasitas kompresor dengan compressor displacement.

Specific Energy Consumption


Yang dimaksud dengan specific energy consumption pada kompresor adalah

tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara dalam setiap unit
kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption pada kompresor ini
dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm.

2.2.3

Pengkajian Kompresor dan Sistem Udara Tekan

a. Kapasitas Kompresor
Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan dialirkan
pada kondisi suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk kompresor. Debit
aliran yang sebenarnya bukan merupakan nilai volume aliran yang tercantum pada data
alat, yang disebut juga pengiriman udara bebas/ free air delivery (FAD) yaitu udara pada
kondisi atmosfer di lokasi tertentu. FAD tidak sama untuk setiap lokasi sebab ketinggian,
barometer, dan suhu dapat berbeda untuk lokasi dan waktu yang berbeda.
b. Pengkajian Kapasitas Kompresor
Kompresor yang sudah tua, walupun perawatannya baik, komponen bagian
dalamnya sudah tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari nilai rancangan.
Kadangkala, faktor lain seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas yang kotor dan
pengaruh ketinggian juga cenderung mengurangi FAD nya. Untuk memenuhi kebutuhan
udara, kompresor yang tidak efisien mungkin harus bekerja dengan waktu yang lebih lama,
dengan begitu memakai daya yanglebih dari yang sebenarnya dibutuhkan.
Pemborosan daya tergantung pada persentase penyimpangan kapasitas FAD.
Sebagai contoh, kran kompresor yang sudah rusak dapat menurunkan kapasitas kompresor
sebanyak 20 persen. Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD untuk setiap kompresor
harus dilakukan untukmemeriksa kapasitas yang sebenarnya. Jika penyimpangannya lebih
dari 10 persen, harus dilakukan perbaikan.
Metode ideal pengkajian kapasitas kompresor adalah melalui uji nosel dimana
nosel yang sudah dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang udara tekan yang
dihasilkan. Alirannya dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan stabilisasi, konstanta orifice,
dan lain-lain.

1
9

2.2.4

Pengkajian Kinerja terhadap Kebocoran Distribusi

a. Kebocoran dan Akibatnya


Sistem pipa dan pengatur distribusi membawa udara tekan dari plant
pusat kompresor ke area proses. Sistem ini terdiri dari berbagai kran pemisah,

traps fluida, tangki penyimpanan sementara, dan juga pemanasan pada pipa dalam
jumlah kecil untuk mencegah terjadinya pengembunan atau pembekuan pada jalur
yang terbuka ke udara luar. Kehilangan tekanan pada distribusi biasanya
dikompensasikan dengan tekanan yang lebih tinggi di bagian pengeluaran
kompresor. Pada titik penggunaan udara tekan, sebuah pipa pengumpan dilengkapi
dengan kran pemisah aliran, saringan, dan regulator, mengalirkan udara tekan ke
pipa untuk memasok ke peralatan proses atau pneumatik.
Kebocoran dapat menjadi sumber yang signifikan dari energi yang
terbuang dalam sistem udara tekan di industri, kadang-kadang memboroskan 2030% dari keluaran kompresor. Sebuah plant yang tidak terawat dengan baik
mungkin akan memiliki laju kebocoran setara 20% dari kapasitas produksi udara
tekan total. Pendeteksian dan perbaikan kebocoran secara pro-aktif dapat
mengurangi kebocoran kurang dari 10% dari keluaran kompresor.
Disamping sebagai sumber pemborosan energi, kebocoran dapat juga
berkontribusi terhadap kehilangan operasi lainnya. Kebocoran menyebabkan
penurunan tekanan sistem, yang dapat membuat fungsi peralatan udara jadi kurang
efisien, memberi pengaruh yang merugikan terhadap produksi. Lagipula, dengan
memaksakan peralatan bekerja lebih lama, kebocoran akan memperpendek umur
hampir seluruh peralatan sistem (termasuk paket kompresor itu sendiri).
Meningkatnya waktu operasi dapat juga menyebabkan permintaan perawatan
tambahan dan meningkatkan waktu penghentian operasi yang tidak terjadwal.
Akhirnya, kebocoran dapat menyebabkan bertambahnya kapasitas kompresor yang
tidak diperlukan.
Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistem, tetapi area
permasalahan yang paling umum adalah :

Kopling, pipa, tabung, dan sambungan

Pengatur tekanan

Traps kondensat terbuka dan kran untuk memastikan

Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet


Laju kebocoran merupakan fungsi tekanan terpasok dalam sistem yang tidak
2
0

terkendali dan meningkat dengan tekanan sistem yang lebih tinggi. Laju kebocoran yang
diidentifikasikan dalam feet kubik per menit (cfm) juga berbanding lurus terhadap kuadrat
diameter orifice.
b. Penentuan Jumlah Kebocoran
Untuk kompresor yang memiliki pengendali start/stop atau load/unload,
terdapat suatu cara yang mudah untuk memperkirakan jumlah kebocoran dalam sistem.
Metode ini meliputi penyalaan kompresor pada saat tidak ada kebutuhan pada sistem
(seluruh peralatan pengguna akhir yang dioperasikan dengan udara dimatikan). Sejumlah
pengukuran dilakukan untuk menentukan waktu rata-rata yang digunakan pada saat load
dan unload pada kompresor; kompresor akan menyala pada saat load, kemudian akan
mati pada saat unload. Kompresor akan load dan unload karena adanya kebocoran udara
akan menyebabkan terjadinya siklus menyala dan mati pada kompresor, karena kompresor
akan menyala ketika tekanannya turun karena lolosnya udara melalui kebocoran.
Kebocoran total dapat dihitung sebagai berikut :
Leakage (%) = [(T x 100)/(T+t)]
dimana : T = on-load time (minutes) t = off-load time
(minutes)
Kebocoran akan dinyatakan dalam istilah persentase kehilangan dari kapasitas
kompresor. Persentase kehilangan kebocoran harus kurang dari 10% dalam sistem yang
terawat dengan baik. Sistem yang perawatannya buruk dapat

2.3 Peran Udara Tekan


2.3.1

Peran Udara Tekan dalam Industri Kimia

a. Kompresor dalam Industri Semen


Pada dunia industri pabrik semen, udara tekan memiliki pengaplikasian yang
sangat luas, contoh yang pertama pada pabrik semen dimana terdapat kompresor pada
bagian raw mill, yang memiliki saringan debu atau bag filter. Dalam proses ini kompresor
digunakan untuk menembak debu yang tidak lolos dari saringan agar rontok ke bawah dan
kembali ke kiln.

2
1

Gambar 10. Raw Mill (sumber : www.cemnet.com)


Setelah bahan baku telah tercampur lebih homogen, maka bahan akan masuk ke
dalam mesin rawmill. Mesin ini terdiri dari mesin penghancur dan juga cyclone separator.
Pertama bahan akan masuk mesin penghancur yang akan menghancurkan bahan yang
berdiameter beberapa cm tadi menjadi dalam satuan mikron atau berbentuk debu. Mesin
ini bergerak seperti mesin gilas namun secara

2
2

vertikal. Dibawah mesin ini juga dilengkapi dengan aliran udara panas dari kiln agar
membuat bahan dari bin menjadi kering dan dapat dihisap. Jika ada partikel yang masih
berat, akan digilas, namun jika sudah berbentuk debu, maka akan dihisap oleh separator.
Didalam separator akan terjadi pemisahan antara benda partikel padat dan juga udara.
Dengan teknik memberi udara cyclone atau berputar didalam mesin, maka partikel akan
jatuh kebawah sedangkan udara akan naik ke atas, maka dengan begitu akan terpisah udara
dengan bahan.
Udara tekan juga digunakan untuk memindahkan partikel padat dari satu tempat
ke tempat yang lain. Misalkan untuk memindahkan bahan-bahan dasar seperti tanah liat
dan batu kapur pembuatan semen. Dengan pemindahan cara ini, partikel yang dipindahkan
bisa dalam jumlah besar dan waktu singkat, tetapi memerlukan saluran tersendiri agar
partikel padat tersebut tidak kemana-mana. Pada penggunaan tools, misalnya impact,

hammer, ratchet, winch, ada yang menggunakan udara tekan untuk memudahkan kerja
manusia. Penggunaan udara tekan memungkinkan lebih kecilnya daya yang dikeluarkan
manusia juga mempersingkat waktu pengerjaan (Rostaman, 2012). b. Industri Sodium
Klorat
Pada pabrik sodium klorat, unit penyediaan udara tekan digunakan untuk
menjalankan instrumentasi dan udara plant di peralatan proses, seperti untuk
menggerakkan control valve serta untuk pembersihan peralatan pabrik. Udara instrumen
mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu bersumber dari udara di
lingkungan pabrik, hanya saja udara bertekanan tersebut harus dikeringkan (dew point
rendah = -40oC) menggunakan dryer dengan media pengering silicagel (kandungan air <
100 ppm). Jika silica gel telah mendekati kondisi jenuh dan pemisahan yang dikehendaki
tidak dapat lagi berlangsung maka dilakukan regenerasi dengan menggunakan gas panas
atau dipasang pemanas listrik di dalam hamparan silica gel untuk memberikan panas.
Untuk memenuhi kebutuhan digunakan compressor dan didistribusikan melalui pipapipa. Selain bersifat kering, udara tekan yang dihasilkan harus bebas minyak dan tidak
mengandung partikel- partikel lainnya. Selain itu dalam proses kimia udara tekan dalam
kompresor juga sering dimanfaatkan untuk membantu reaksi kimia dengan cara
meningkatkan sistem tekanan.
c. Industri Baja dan Plastik
Di dunia konstruksi baja, baik gedung-gedung, industri manufakturing, serta
galangan kapal, umumnya juga menggunakan aplikasi udara tekan. Ada dua pekerjaan
utama yang menggunakan udara tekan yaitu sandblasting dan pengecatan. Meski berbeda

tujuan, udara tekan mempunyai fungsi yang hampir mirip. Pada sandblasting, udara tekan
meniup butiran pasir untuk mengelupas pengotor dan karat pada permukaan baja. Proses
ini dimaksudkan agar proses pengecatan berlangsung dengan baik. Sedangkan pada
pengecatan, udara tekan digunakan untuk meniup cairan cat. Udara tekan juga digunakan
untuk meniup plastik ataupun alumunium agar mengikuti bentuk cetakannya. Misalnya
pada industri botol plastik. Pada aplikasi ini, udara tekan yang digunakan berkategori
tekanan tinggi. Kompresor seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang
berhubungan Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas dan bahan bakar cair
melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan pengangkat berat yang bekerja
secara pneumatik, kompresor digunakan dalam fungsinya sebagai pengisi udara untuk
sumber tenaga alat-alat pengangkat beban yang menggunakan tekanan untuk
mengangkatnya.

2.3.2

Peran Udara Tekan pada Siklus Pendinginan dan Siklus Carnot

a. Siklus Pendinginan (Refrigeration Cycle)


Refrigerasi adalah proses pemindahan panas dari temperatur rendah ke
temperatur tinggi dengan menjaga temperatur tetap berada di bawah temperatur
lingkungan. Siklus refrigerasi ini pada dasarnya adalah kebalikan dari siklus mesin panas
(siklus Carnot). Efek dari siklus seperti itu adalah adanya absorbsi energi kerja dan
transfer energi panas dari heat reservoir temperatur rendah ke heat reservoir temperatur
tinggi.

Gambar 11. Perbedaan Siklus Refrigerasi dan Siklus Carnot


(Sumber : www.wikipedia.com)
Sistem refrigerasi ini sering dimanfaatkan untuk mengkondisikan keadaan udara
dalam suatu ruang tertentu, seperti ruang kantor, atau ruang penyimpanan barang. Selain
berfungsi sebagai pengkondisi udara manfaat lain bisa dirasakan selama bertahun - tahun
pada berbagai bidang industri seperti industri manufaktur, industri perminyakan, industri
kimia, dan industri pangan. Contoh aplikasi sistem refrigerasi untuk industri manufaktur

adalah dalam proses pendinginan baja. Aplikasi sistem refrigerasi utama pada industri
kimia yaitu proses pencairan atau likuefaksi gas alam sedangkan refrigerasi dalam bidang
pangan antara lain untuk pengawetan makanan (food preserving) seperti daging, telur, es
krim, atau pengawetan makanan di dalam storage maupun pengawetan makanan ketika
makanan didistribusi atau ditransportasikan di dalam sebuah truk atau trailer. Siklus
refrigerasi ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 12. Siklus Refrigerasi dalam P-H Diagram


(sumber : Jordan R.C dan Priester)
Keterangan Proses :
Proses A - B : Refrigeran dikompresi secara isentropik dan fasa berubah dari saturated
vapor menjadi superheated vapor.
Proses B - C : Energi panas dikeluarkan dari siklus dengan mengkondensasi refrigerant.
Fasa berubah menjadi saturated liquid.
Proses C - D : Ekspansi isentalpi pada refrigerant yang menyebabkan fasa berubah
menjadi campuran liquid - vapor.
Proses D - A : Pemasukan energi panas ke dalam siklus dengan mengevaporasi refrigerant.
Fasa berubah menjadi saturated vapor.
Waktu kompresor sedang bekerja suhu dan tekanan refrigeran yang

tekan (discharge valve) menjadi terbuka dan klep hisap (sunction tube) menutup, dengan
terbukanya klep tekan uap yang dipompa oleh kompresor keluar melalui celah-celah klep
tersebut dan masuk kedalam saluran tekan. Refrigeran yang masuk kedalam pipa kondensor
panasnya akan diserap oleh udara yang mengalir melalui sela-sela pipa. Kondensor akan
melepaskan panas dan mengubah refrigeran yang bersuhu tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi. Uap yang berada dalam kondensor akan turun suhunya dengan tekanan yang tinggi dan
menjadi cairan. Cairan tersebut mengalir kedalam dryer dan capillary tube yang mempunyai
lubang diameter yang kecil sehingga tekanan diturunkan menjadi rendah sesuai temperatur pada
evaporator. b. Siklus Carnot
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus
reversibel yang disebut siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri dari proses isotermis dan proses
adiabatis.
Proses a-b : ekspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini gas menyerap kalor Th
dari reservoir dan melakukan usaha Wab menggerakkan piston.
Proses b-c : ekspansi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem.
Selama proses temperatur gas turun dari Th ke Tc (temperatur rendah) dan
melakukan usaha Wab .
Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini gas melepas kalor Qc dari reservoir
dan mendapat usaha dari luar Wcd. Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap
maupun keluar sistem. Selama proses temperatur gas naik dari Tc ke Th dan mendapat usaha
Wda.

Mula-mula kalor diserap selama pemuaian isotermal (a-b). Selama pemuaian isotermal,
suhu gas dalam silinder dijaga agar selalu konstan. Selanjutnya gas memuai secara adiabatik
sehingga suhunya turun dari TH menjadi TL (b-c). TH = suhu tinggi (high temperature), TL =
suhu rendah (low temperature). Selama pemuaian adiabatik, tidak ada kalor yang masuk atau
2
6

keluar dari silinder. Setelah itu gas ditekan secara isotermal (c-d). Selama penekanan isotermal,
suhu gas dijaga agar selalu konstan.
Selama pemuaian isotermal dan penekanan isotermal, suhu gas dijaga agar selalu
konstan. Tujuannya adalah menghindari adanya perbedaan suhu. Adanya perbedaan suhu bisa
menyebabkan terjadi perpindahan kalor (proses ireversibel).
Agar proses isotermal bisa terjadi (suhu gas selalu konstan) maka gas harus dimuaikan
atau ditekan secara perlahan-lahan. Dalam kenyataannya, pemuaian atau penekanan gas terjadi
lebih cepat. Hal ini diakibatkan oleh adanya turbulensi, gesekan, viskositas (kekentalan).
Akibatnya, proses isotermal yang sempurna tidak akan pernah ada. Sebaliknya, pemuaian dan
penekanan adiabatik dilakukan dengan cepat. Tujuannya adalah menjaga agar kalor tidak
mengalir menuju silinder atau kabur dari silinder. Adanya gesekan, viskositas (kekentalan)
menyebabkan pemuaian dan penekanan adiabatik sempurna tidak akan pernah ada. Dengan
demikian, hanya sebagian energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah ke energi
mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit tenaga listrik, batu bara atau bahan bakar
lain dibakar dan energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke uap.

2.3.3 Peran Udara Tekan Pada Alat Pengendalian Proses


Sistem udara tekan dalam industri diaplikasikan pada peralatan pengendali pneumatic.
Pengendali pneumatic adalah semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam
bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja. Udara yang dimampatkan
adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke
dalam tempat yang ukurannya relatif kecil.
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu
pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu
gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan sebagai teknik udara
mampat (compressed air technology). Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik meliputi
alat-alat penggerakan, pengukuran, pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan
yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem
pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai
pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga.
Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh sistem
alat yang lain, adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosfer kemudian
dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu (sesuai dengan yang
2
7

diinginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini suhu udara menjadi naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik suhunya harus
didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan melakukan
kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke atmosphere
(dibuang).
Sistem pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara sebagai media
kerjanya, dimana untuk menghasilkan kerja tersebut udara dimampatkan terlebih dahulu. Sistemsistem pneumatik terutama terdiri dari suatu kompresor udara atau perapat udara (sumber udara
mampat), motor-motor udara mampat (pemakai-pemakai udara mampat) ditambah dengan
bagian-bagian pengatur dan pengendali. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar sistem
pneumatik secara rinci (Fidianto, 2014).

Gambar 16. Sistem Pneumatik (Sumber : www.academia.edu)


Keterangan gambar :
1. Kompresor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menghasilkan udara kempa, udara
akan diserap dan dimampatkan oleh kompresor yang digerakkan oleh motor listrik.
2. After Cooler, salah satu alat yang digunakan untuk mendinginkan udara kempa dengan
menggunaka air atau media lain yang dapat berfungsi sebagai pendingin udara kempa.
3. Main Line Air Filter, peralatan yang berfungsi untuk mengeleminir debu dan air serta
kandungan minyak pada udara kempa.
4. Refrigerated Air Dryer, alat ini berfungsi untuk mengeringkan udara basah atau udara
yang masih mengandung embun atau titk air, sehingga dapat menghasilkan udara kempa
yang benar-benar kering.
5. Air Filter, alat ini dipergunakan untuk menyaring debu yang terbawa oleh air.
2
8

6. Air Pressure Reducing Valve, berfungsi untuk mereduksi udara kempa pada batas yang
dikehendaki dan menjaga agar tetap konstan pada saat digunakan.
7. Air Lubricator, alat ini berfungsi untuk mensuplai pelumas kedalam udara kempa dengan
menggunakan aliran udara sehingga peralatan dapat bekerja dengan halus dan bisa
digunakan dalam jangka waktu yang panj ang.
8. Air Silencer, berfungsi untuk mereduksi nozel yang timbul sampai pada batas yang
aman.
9. Air Flow (Change Selenoide Valve), berfungsi untuk merubah aliran langsung dari
kompresor dengan cara membuka atau menutup katup yang menerima signal elektrik.
10.Speed Control Valve, berfungsi mengontrol kecepatan silinder dengan
mengatur valve aliran dari udara kempa.
11.Air Cylinder, berfungsi untuk merubah energi udara kempa menjadi gaya
yang efektif dan gerakan.

Gambar 17. Instalasi Pneumatik Sebagai Perubah Energi (Sumber : www.academia.edu)

2.3.4

Peran Udara Tekan Pada Alat Transportasi Padatan


Pneumatic conveyor merupakan suatu alat yang digunakan untuk

transportasi material. Material yang umum diangkut oleh pneumatic


conveyor adalah bahan yang berbentuk powder ataupun granular. Setiap
sistem pneumatik, yang menggunakan pipa atau saluran yang disebut jalur
transportasi yang membawa campuran bahan dan aliran udara. Bahanbahan ini seperti bahan bubuk mengalir ditumbuk seperti semen, fly ash,
dll Bahan-bahan ini dapat diangkut dengan mudah ke berbagai tujuan
dengan menggunakan aliran udara kecepatan tinggi melalui jalur pipa.
Produk dipindahkan melalui berbagai tabung melalui tekanan udara,

2
9

Gambar 9. Pneumatic Conveyor


(sumber : www.academia.edu)

Contoh Soal dan penyelesaian

1. Hitung tenaga yang diperlukan (dalam hp) untuk operasi kompresi udara dari
tekanan 1 atm dan suhu 30oC ke dalam tangki bertekanan 4 atm, menggunakan
kompresor reciprocating dengan kapasitas 5 ton/ jam. Jika diketahui y udara= 1,359
dan Mr udara=28,84 gr/mol.
Jawab:
Menghitung kerj a kompresor reciprocating
- y-l

RT

(T 2. Pada perancangan alat, suhu udara keluar dari kompresor perlu diperhatikan agar tidak
1 ,359-1

1,359

X 8,314^-: X 303ftT

1,359-1

mol.K

= 4217 J/m ol
Menghitung kapasitas
5 ton 1 jam 106gr
Q =

4A

1,3 59

jam 3600 s =
48,158 m ol/s
Menghitung hp

1 ton 28,84 gr/m ol

J
mol
W = W f x Q = 42 1 7 mol X 48,158-------= 203083 W
1
= 272,33 hp
hp
h p = 203083 W X
745,7 W

terjadi pelengkungan logam. Hitunglah suhu udara yang keluar dari kompresor dengan
rasio kompresi 1:3 jika suhu masuk udara 30oC dengan asumsi udara adalah gas ideal
dengan yudara= 1,359!
Jawab:
Dianggap proses kompresi adalah adiabatis (tak ada panas yang masuk keluar sistem)
1 -i
1 3591
(P2\ y

T2=T1X (y)

( 3\

= 30 3K X (-)

!'

= 405,02 K = 1 32,020 C

3. Sebuah sistem refrigerasi menggunakan sebuah kompresor dengan daya 2 kW untuk


3
0

mengkompresi 72 kg/jam karbon dioksida dari 1 MPa, -20C menjadi 6 MPa.


Estimasikan temperatur keluaran kompresor (Gunakan tabel B.3.2). Diketahui :
Kompresor karbon dioksida P1 = 1
Mpa
T1 = -20 C

3
1

m = 72 kg/jam = 0.02 kg/s Ditanyakan : T2 = ?

Asumsi :
Kompresor bekerja secara steady state (dE/dt = 0)

Kehilangan panas dari kompresor ke lingkungan sangat kecil dan bisa diabaikan (Q
= 0)

Pada umumnya perbedaan elevasi inlet dan outlet kompresor tidak signifikan (Az =
0)

2
Perubahan energi kinetik dianggap tidak signifikan (AV /2 = 0)

Temp.
( C)

r
(ni'tg)

(kik*)
1000 kPa<-

Sat
.
-20
0
20
40

0.0384
5
0.0434
2
0.0479
9005236

60
80
10
012
0
14
0too

0.0560
00
06074
0.0648
20.0688
50.0728
40.0768
0008074

18
020
0
22
024
026
028
0

008465
0,0885
6
0.0924
40.0963
20.1001
90.1040
5

6000 kPa (21 98 C)


0.00474
Sat.
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
200
280
300
320

0.00670
0 00801
0.00908
0.01004
0.01092
0.01176
0.01257
001335
0.01411
0.01485
0.01558
0.01630
0.01701
0.01771
0.01840

(UVR)

IkJ'kgKI

283.94
298.89
313.15
327.27
341.46
355.82
370.42
385.26
400.38
415.77
431.43
447.36

40.12
C)
322 39
342.31
361.14
379.83
398.05
416.56
435.23
454.11
473.22
492.57
512.17
532.02

1 3835
1.4655
1.5371
1.6025
1.6633
1.7206
1.7750
18270
1.8768
1.9249
1.9712

463.56
48001
496.72
513.87
530.86

552.11
572.46
593.04
61386
634.90

2.0594
2.1015
2.1424
2.1822
2.2209

r
(rn.kg)

0.0275
0
0.0295
7
0.0331
50.0364
80.0396
60.0427
40.0457
50.0487
00.0516
10.0545
00.0573
60.0602
00.0630
20.0658
30.0686
30.0714
10.0741
9

2.0160

luigi

A
(U/kg)

(kJ.kgK)

1400 kPa (-

30.58 O

285.37
294.04
309.42
324.23
338.90
353.62
368.48
383.54
398.83
414.36
430.14
446.17

323.87
335.44
355.83
375.30
394.42
413.45
432.52
451.72
471.09
490.66
510.44
530.45

1.3352
1.3819
1.4595
1.5283
1.5914
1.6503
1.7059
1.7588
1.8093
1.8579
1 9046
1.9498

462.45
478.98
495.76
512.77
530.01

550.68
571.14
591.83
612.74
633.88

1.9935
2.0358
2.0770
2.1169
2.1558

10 000 kPa
261.9
7

290.42

29862
322.5
1
342.7
4361.4
737947

338.82

397.1
0
414.5
6431.9
7449.4
0466.9
1484.5
2502.2
7520.1

5538.1
85S6.3
7

370.54
397.21
421.69
445.02
467.68
489.97
512.06
534.0
4
556.01
578.00
600.05

1.0206
1.1806
1.2789
1.3567
1.4241
1 4850
1.5413
1.5939
1.6438
1.6913
1.7367
1.7804

622.19
644.44

1.8226
1 8634
1.9029

666 80

1.9412

0 00117
000159
000345
0.00451
000530
0.00598
0.00658
0.00715
0.00768
0 00819
0.00868
0 00916
0.00962
0.01008
0.01053
001097

118.1
2
184.2
3277.6
3
312.8
2338
20
360
19
380.5
4399.9
9418.9
4437.6
1456.1
2474.5
8493.0
3511.5
3530.1
1548.7
7

129.80
200.14

0.4594
0.6906

312.11
35785
391.24
419.96
446.38
471.46
495.73

1 0389
1.1728
1.2646
1.3396
1.4051
1.4644
1.5192

519.49
542.91
566.14
589.26

1.5705
1.6190
1.6652
1.7094

612.32
635.37

1.7518
1.7928

658.46

1.8324

Jawab :
dE
/ vl 2 v2 2 \
= w + Q + m(hl - hi) + (--------------------j + g(z 1 - z2)

0 = W + 0 + m(hl+h2) + 0 + 0
W = m(hl+h2)

w
(hl+h2) =
m

h2 = + hi
m

Nilai hi didapat dari tabel B.3.2 pada 1 MPa, -20 C = 342


kJ/kg h2 = (2 kJ/s)/ (0.02 kg/s) + 342 kJ/kg h2 = 442 kJ/kg

Kemudian T2 didapat dari tabel B.3.2 pada P = 6 MPa dan h = 442 kJ/kg, diperoleh T2
= 117.7 C
Jadi temperatur keluar dari kompresor adalah 117.7C.

4.Sebuah turbin uap digunakan untuk menggerakkan kompresor udara adiabatik serta
membangkitkan listrik melalui sebuah generator (Gambar 11). Sistem ini dihubungkan
melalui sebuah direct coupling dan diasumsikan semua daya turbin bisa diserap oleh
kompresor dan generator tanpa ada energi yang terdisipasi sebagai panas. 90 ton/jam
uap memasuki turbin pada 12.5 MPa dan 500C dan keluar pada tekanan 10 kPa
dengan 8%-massa uap telah terkondensasi menjadi cairan. Sementara itu, 36 ton/jam
udara memasuki kompresor pada 98 kPa dan 295 K dan keluar pada 1 MPa dan 620K.
Hitung berapa daya turbin yang bisa dimanfaatkan menjadi listrik oleh generator.
(Petunjuk : Evaluasi sistem kedalam bagian-bagian kecil. Daya generator dihitung dari
total daya yang dihasilkan oleh turbin dikurangi daya yang dikonsumsi oleh
kompresor)

Gambar 11. Turbin Uap dengan Generator


Diketahui :
-

Turbin di couple secara langsung dengan kompresor dan generator

Tidak ada daya turbin yang hilang sebagai disipasi panas ke lingkungan (Q comp, Q
turbine = 0)

Turbin :

mturbine = 90 ton/jam = 25 kg/s

Pturbine in = 12.5 MPa ; T turbin in = 500 C

Pturbinout =10

Xout = (100-8)% = 92%

Kompresor :

Mcomp =

kPa

36 ton/jam =10 kg/s

Pcomp in 98 kPa ; T comp in


295 K

Pcomp out 1 MPa ; Tcomp out


620 K

Ditanya Wgenerator?
-

Asumsi
:
Sistem bekerja
secara steady state

Perubahan energi pontensial dan kinetik dapat diabaikan

Udara dianggap sebagai gas ideal

Jawab :
Karena tidak ada daya yang hilang, seluruh daya turbin bisa diserap kompresor dan
generator
Wturbin = Wcomp +
Wgen Wgen
Wturbinmenganalisa
- Wcomp sistem turbin dan kompresor secara
Wturbin dan Wcomp dihitung dengan
terpisah.
TURBIN
dE
(vl 2
= w turbin + Q turbin [( h turbin in h turbin out) + ( v2
----------------------------------------------------------------------------------dT

Wturbin + 0 + mturbin (hturbin in - hturbin out) +


0+0
Wturbi
mturbin (hturbin in - hturbin out)
n
hturbin diperoleh dari tabel A-4 = 3343 kJ/kg
out
diperoleh dari tabel A-3 (Pressure table - Saturated) = 2393 kJ/kg
hturbin
sehingga Wturbin
in
= (25 kg/s) (2393-3343 kJ/kg) = -23777 kW (tanda negative
menunjukkan turbin menghasilkan daya)
COMPRESSOR
vl 2 v2 2
dE
= w com p + Q com p [( h com p in h com p
out) + dT
2

0 W comp + 0 + m comp (h comp in - h comp out) + 0 + 0 Wcomp


m comp (hcomp in - h comp out)
Dari tabel A-22 :
Tin 295 K -> hin 295 kJ/kg Tout 620 K -> hout 628 kJ/kg

+ g(z i z 2
xi

Wcomp = (10 kg/s) (628-295) = 3329 kW (tanda positif menunjukkan turbin mengkonsumsi
daya)
Wgen = |Wturbin| - |Wcomp| -> tanda mutlak digunakan untuk menghilangkan tanda negative
yang hanya menunjukkan arah kerja
Wgen = 23777 - 3329 = 20448 kW
Jadi daya yang diserap oleh generator adalah 20.4 MW.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Udara tekan adalah salah satu cara untuk mengkonversi energi dengan cara
memampatkan udara sekitar untuk berbagai keperluan manusia.
2 Udara tekan mempunyai penggunaan yang luas sebagai sumber tenaga. Jadi dapat
disamakan dengan tenaga listrik, tenaga air, dan tenaga hidrolik yang banyak
digunakan dalam industri modern. Pemakaian udara tekan berdasarkan dua gaya
yaitu gaya injeksi dan gaya ekspansi.
3. Peran udara tekan dalam industri kimia yaitu pada industri semen, sodium klorat,
baja dan plastik. Udara tekan juga berperan dalam alat pengendalian proses, siklus
refrigerasi dan siklus carnot, dan juga transportasi padatan.

3.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengembangan sistem udara tekan yang lebih canggih dan efisien
2. Perlu dikembangkan sistem penyimpan energi berupa udara tekan.

DAFTAR PUSTAKA
Abditunggal, Shoffan. 2011. Air Instrument

System.

http://abdisatu.blogspot.com/2011/02/air-instrument-system.html. Diakses tanggal 22


April 2016.
Aditya, Sandy Agung. 2011. Compressor dan Sistim Udara Tekan. http://adietsanyojayacomponentsindonesia.blogspot.com/2011/05/compressor-dan- sistimudara-tekan.html. Diakses tanggal 13Maret 2016.
Fidianto. 2014. Makalah Pengendalian Pneumatik. DIII Teknik Kimia, Universitas
Diponegoro : Semarang.
Jordan, R.C. dan Priester, G.B., 1965, Refrigeration and Air Conditioning, Second
Edition, Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall, Inc.

Udara Tekan dan

KKPP. 2011.

Penggunaannya.

http://kakap.wordpress.com/2011/03/31/udara-tekan-dan-penggunaannya/. Diakses
tanggal 22 April 2016.
Rostaman, Irman. 2012. Proses Pembuatan Semen (Cement Manufacturing Process).
https://irmanrostaman.wordpress.com/2012/03/27/prosespembuatan-semen-cement-manufacturing-process/. Diakses tanggal 22 April 2016.
Sularso, Haruo Tahara. 2006. Pompa &Kompressor. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Wikipedia. 2014. Mesin Carnot. http://id.wikipedia.org/wiki/mesin_karnot. Diakses
tanggal 22 April 2016.
http://artikel-teknologi.com/kompresor-dan-penggunaan-udara-bertekanan/. Diakses
tanggal 22 April 2016.
http://tmg3201.weebly.com/uploads/1/1/8/3/11832443/kunci_jawaban_latihan_sel
asa_10_april_2012.pdf. Diakses tanggal 22 April 2016.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/sistem- utilitasudara-tekan/. Diakses tanggal 24 April 2016.
http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20%20Compressors%20and%20Compressed%20Air%20Systems%20%28Ba hasa
%20Ind.pdf. Diakses tanggal 22 April 2016.
http://www.refrigerants.com/MSDS/r22.pdf, (2004), Material Safety Data Sheet, Internet
Edition, New Jersey : National Refrigerants, Inc.Diakses tanggal 23 April 2016.
http://www.scribd.com/doc/105382904/materi-kompresor. Diakses tanggal 23 April
2016.
http://archrnews.com/image/topics/2688-unit+compression. Diakses tanggal 24 April 2016.

http://www.cemnet.com/Articles/story/151553/mills-made-in-china.html. Diakses tanggal


23 April 2016.
http://www.academia.edu/11780753/Sistem_Kontrol_Pneumatik. Diakses tanggal 19 Mei
2016

Anda mungkin juga menyukai