Disusun Oleh :
Kelompok 5
M. Novindra Bagas
NIM. 21030114120041
NIM. 21030114130126
NIM. 21030114120075
NIM. 21030114130142
Satria Perdana F.
NIM. 21030114120034
Fathir Mahmud F
NIM. 21030114140173
Rangga Pratama P
NIM. 21030114120007
NIM. 21030114130200
NIM. 21030114130143
F M. Miftahul Masaro
NIM. 21030114120070
NIM. 21030114130183
Jessica Wibisono
NIM. 21030114120025
Ernisa Ismirani K
NIM. 21030114130181
Faishal Kalbuadi
NIM. 21030114130202
NIM. 21030114130141
Laira
NIM. 21030114140161
NIM. 21030114120074
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia- Nya,
makalah utilitas yang berjudul Udara Tekan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun banyak hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya, namun makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak terutama keluarga dan
teman-teman yang telah memberikan bantuan, baik materi maupun non materi demi
kelancaran penyusunan tugas makalah ini.
Makalah utilitas yang berjudul Udara Tekan ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Utilitas yang diampu oleh Bapak Ir. Slamet Priyanto, M.S.
Diharapkan makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan tentang udara
tekan.
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki segala kesempurnaan. Disadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya
di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1 Latar B elakang..........................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 Pengertian dan Sistem Udara Tekan...........................................................................7
2.1.1
2.1.2
2.1.3
Kompresor.....................................................................................................13
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.3.2
2.3.3
2.3.4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri terutama industri kimia, perlu adanya suatu pengkondisian
sistem agar sesuai dengan spesifikasi reaktor. Pengkondisian sistem tersebut dikaji pada
suatu unit khusus yaitu Unit Operasi. Salah satu variabel yang perlu dikondisikan dalam
industri adalah tekanan. Pada fase gas, tekanan gas dapat dinaikkan dengan compressor,
sedangkan untuk menurunkan tekanan gas dapat menggunakan expander.
Pengkondisian tekanan gas penting dilakukan karena ada beberapa reaksi yang
cenderung membutuhkan tekanan tinggi karena sifat reaksi yang reversible. Sangatlah
jarang ditemui reaksi yang menggunakan tekanan atmosferik untuk skala industri.
Mengingat sebuah industri berusaha menghasilkan produk sebanyak-banyaknya,
tekanan sistem mutlak dikondisikan untuk meningkatkan konversi.
Udara tekan tidak hanya digunakan untuk proses reaksi kimia. Namun juga
merupakan masalah pokok dalam Utility Plant. Biasanya udara tekan berhubungan
dengan pembangkit listrik dalam unit ini. Sehingga akan dibahas bagaimana operasi
kompresi gas dan penerapannya di industri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan sistem udara tekan.
2. Aplikasi dan pemakaian udara tekan.
3. Peralatan yang berhubungan dengan peran udara tekan dalam industri kimia.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami sistem udara tekan.
2. Mahasiwa diharapkan dapat mengetahui aplikasi dan pemakaian udara tekan.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui peralatan-peralatan berhubungan dengan
peran udara tekan dalam industri kimia.
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
udara tekan atau bisa juga udara bertekanan dibandingkan istilah angin, adalah
salah satu cara untuk mengkonversi energi dengan cara memampatkan udara sekitar untuk
berbagai keperluan manusia (KKPP, 2011). Paling sederhana dan mudah ditemui seharihari adalah digunakan untuk mengisi ban kendaraan. Selain itu, masih banyak aplikasi
lainnya yang menggunakan udara tekan. Pada aplikasi spray, udara tekan digunakan untuk
menyemprotkan anti serangga dan untuk pengecatan/'airbrush. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilihat dari gambar berikut, balon akan mengembang karena berisi udara
tekan. Pada saat ujung balon dibuka, maka balon akan bergerak melawan arah keluarnya
udara tekan ke udara bebas. Konsep dasar udara tekan dijelaskan dalam gambar berikut.
2.1.2
yaitu kompresor. Kompresor merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur besar
kecilnya tekanan yang dihasilkan. Plant industri menggunakan udara tekan untuk seluruh
operasi produksinya, yang dihasilkan oleh unit udara tekan yang berkisar dari 5
horsepower (hp) sampai lebih dari 50.000 hp. Departemen Energi Amerika Serikat (2003)
melaporkan bahwa 70 sampai 90 persen udara tekan hilang dalam bentuk panas yang tidak
dapat digunakan, gesekan, salah penggunaan dan kebisingan. Sehingga kompresor dan
sistem udara tekan menjadi area penting untuk meningkatkan efisiensi energi pada plant
industri.
Merupakan catatan yang berharga bahwa biaya untuk menjalankan sistem udara tekan jauh
lebih tinggi dari pada harga kompresor itu sendiri. Penghematan energi dari perbaikan
8
sistem dapat berkisar antara 20 sampai 50 persen atau lebih dari pemakaian listrik,
menghasilkan ribuan bahkan ratusan ribu dollar. Sistem udara tekan yang dikelola dengan
benar dapat menghemat energi, mengurangi perawatan, menurunkan waktu penghentian
operasi, meningkatkan produksi dan meningkatkan kualitas.
2.1.3
masuk, pendingin antar tahap, after-coolers, pengering udara, traps pengeluaran kadar
air, penerima, jaringan pemipaan, penyaring, pengatur dan pelumasan. Kompresor
Filter
Penurunan suhu udara sebelum masuk ke tahap berikutnya untuk mengurangi kerja
kompresi dan meningkatkan efisiensi. Biasanya digunakan air cooler.
After-Coolers
Tujuannya adalah membuang kadar air dalam udara dengan penurunan suhu dalam
penukar panas berpendingin air.
Pengering Udara
Trap pengeluaran kadar air digunakan untuk membuang kadar air dalam udara tekan.
Trap tersebut menyerupai steam trap. Berbagai jenis trap yang digunakan adalah
kran pengeluaran manual, klep pengeluaran otomatis atau yang berdasarkan waktu, dan
lain-lain.
Penerima Udara
Penerima udara disediakan sebagai penyimpan dan penghalus denyut keluaran udara
mengurangi variasi tekanan dari komputer.
1
0
pencemaran.
Pemakaian-pemakaian udara tekan menurut gaya dan akibat yang
ditimbulkannya :
1. Gaya Injeksi
a. Untuk meniupkan, terbagi menjadi dua :
-
Pengecatan
Menghias kaca
b. Untuk menggerakan
-
Turbin udara
Tiupan
2. Gaya Ekspansi
a. Untuk memberi gaya dorong
Alat pengangkat
Mesin press
1
2
d. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen pada pembakar, kolam ikan, penyelam, dan pekerja di ruang
tambang
e. Penerusan panas
-
Pemanasan
Pendinginan
f. Pengubah aliran
Mikrometer udara
Pengendali otomatik
2.2.1
Kompresor
Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk membangkitkan atau
menghasilkan udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut,
kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem
pneumatik). Kompresor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan,
sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan (Aditya, 2011).
Tabung udara bertekanan pada kompresor dilengkapi dengan katup pengaman, bila
tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat pemakaian yang
harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan volume udara yang akan diperlukan
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
2.2.2
baik. Prinsip kerja kompresor merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, sehingga
kompresor dapat bekerja dengan maksimal (Sularso, 2006). Prinsip kerja dari sebuah
kompresor biasanya terbagi menjadi empat prinsip utama, yaitu :
Staging
Selama proses kerja kompresor, suhu dari mesin kompresor menjadi tinggi dan
meningkat sesuai dengan tekanan yang terdapat dalam kompresor tersebut. Sistem ini lebih
dikenal dengan namapolytopic compression. Jumlah tekanan yang terdapat pada
kompresor juga meningkat seiring dengan peningkatan dari suhu kompresor itu sendiri.
Kompresor mempunyai kemampuan untuk menurunkan suhu tekanan udara dan
meningkatkan efisiensi tekanan udara. Tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor
mampu mengendalikan suhu dari kompresor untuk melanjutkan proses berikutnya.
Intercooling
Pengendali panas atau yang lebih dikenal dengan intercooler merupakan salah
satu langkah penting dalam proses kompresi udara. Intercooler mempunyai fungsi untuk
mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung kompresor, sehingga mampu
digunakan untuk keperluan lainnya. Suhu yang dimiliki oleh tekanan udara dalam
kompresor ini biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu ruangan, dengan
perbedaan suhu berkisar antara 10F (sekitar -12C) sampai dengan 15F (sekitar -9C).
yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Kapasitas sesungguhnya dari
kompresor dapat mengalami penurunan kapasitas. Penurunan ini dapat diakibatkan oleh
penurunan tekanan pada intake, pemanasan dini pada udara yang masuk ke kompresor,
1
8
kebocoran, dan ekspansi volume udara. Sedangkan yang dimaksud dengan volumetric
tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara dalam setiap unit
kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption pada kompresor ini
dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm.
2.2.3
a. Kapasitas Kompresor
Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan dialirkan
pada kondisi suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk kompresor. Debit
aliran yang sebenarnya bukan merupakan nilai volume aliran yang tercantum pada data
alat, yang disebut juga pengiriman udara bebas/ free air delivery (FAD) yaitu udara pada
kondisi atmosfer di lokasi tertentu. FAD tidak sama untuk setiap lokasi sebab ketinggian,
barometer, dan suhu dapat berbeda untuk lokasi dan waktu yang berbeda.
b. Pengkajian Kapasitas Kompresor
Kompresor yang sudah tua, walupun perawatannya baik, komponen bagian
dalamnya sudah tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari nilai rancangan.
Kadangkala, faktor lain seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas yang kotor dan
pengaruh ketinggian juga cenderung mengurangi FAD nya. Untuk memenuhi kebutuhan
udara, kompresor yang tidak efisien mungkin harus bekerja dengan waktu yang lebih lama,
dengan begitu memakai daya yanglebih dari yang sebenarnya dibutuhkan.
Pemborosan daya tergantung pada persentase penyimpangan kapasitas FAD.
Sebagai contoh, kran kompresor yang sudah rusak dapat menurunkan kapasitas kompresor
sebanyak 20 persen. Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD untuk setiap kompresor
harus dilakukan untukmemeriksa kapasitas yang sebenarnya. Jika penyimpangannya lebih
dari 10 persen, harus dilakukan perbaikan.
Metode ideal pengkajian kapasitas kompresor adalah melalui uji nosel dimana
nosel yang sudah dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang udara tekan yang
dihasilkan. Alirannya dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan stabilisasi, konstanta orifice,
dan lain-lain.
1
9
2.2.4
traps fluida, tangki penyimpanan sementara, dan juga pemanasan pada pipa dalam
jumlah kecil untuk mencegah terjadinya pengembunan atau pembekuan pada jalur
yang terbuka ke udara luar. Kehilangan tekanan pada distribusi biasanya
dikompensasikan dengan tekanan yang lebih tinggi di bagian pengeluaran
kompresor. Pada titik penggunaan udara tekan, sebuah pipa pengumpan dilengkapi
dengan kran pemisah aliran, saringan, dan regulator, mengalirkan udara tekan ke
pipa untuk memasok ke peralatan proses atau pneumatik.
Kebocoran dapat menjadi sumber yang signifikan dari energi yang
terbuang dalam sistem udara tekan di industri, kadang-kadang memboroskan 2030% dari keluaran kompresor. Sebuah plant yang tidak terawat dengan baik
mungkin akan memiliki laju kebocoran setara 20% dari kapasitas produksi udara
tekan total. Pendeteksian dan perbaikan kebocoran secara pro-aktif dapat
mengurangi kebocoran kurang dari 10% dari keluaran kompresor.
Disamping sebagai sumber pemborosan energi, kebocoran dapat juga
berkontribusi terhadap kehilangan operasi lainnya. Kebocoran menyebabkan
penurunan tekanan sistem, yang dapat membuat fungsi peralatan udara jadi kurang
efisien, memberi pengaruh yang merugikan terhadap produksi. Lagipula, dengan
memaksakan peralatan bekerja lebih lama, kebocoran akan memperpendek umur
hampir seluruh peralatan sistem (termasuk paket kompresor itu sendiri).
Meningkatnya waktu operasi dapat juga menyebabkan permintaan perawatan
tambahan dan meningkatkan waktu penghentian operasi yang tidak terjadwal.
Akhirnya, kebocoran dapat menyebabkan bertambahnya kapasitas kompresor yang
tidak diperlukan.
Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistem, tetapi area
permasalahan yang paling umum adalah :
Pengatur tekanan
terkendali dan meningkat dengan tekanan sistem yang lebih tinggi. Laju kebocoran yang
diidentifikasikan dalam feet kubik per menit (cfm) juga berbanding lurus terhadap kuadrat
diameter orifice.
b. Penentuan Jumlah Kebocoran
Untuk kompresor yang memiliki pengendali start/stop atau load/unload,
terdapat suatu cara yang mudah untuk memperkirakan jumlah kebocoran dalam sistem.
Metode ini meliputi penyalaan kompresor pada saat tidak ada kebutuhan pada sistem
(seluruh peralatan pengguna akhir yang dioperasikan dengan udara dimatikan). Sejumlah
pengukuran dilakukan untuk menentukan waktu rata-rata yang digunakan pada saat load
dan unload pada kompresor; kompresor akan menyala pada saat load, kemudian akan
mati pada saat unload. Kompresor akan load dan unload karena adanya kebocoran udara
akan menyebabkan terjadinya siklus menyala dan mati pada kompresor, karena kompresor
akan menyala ketika tekanannya turun karena lolosnya udara melalui kebocoran.
Kebocoran total dapat dihitung sebagai berikut :
Leakage (%) = [(T x 100)/(T+t)]
dimana : T = on-load time (minutes) t = off-load time
(minutes)
Kebocoran akan dinyatakan dalam istilah persentase kehilangan dari kapasitas
kompresor. Persentase kehilangan kebocoran harus kurang dari 10% dalam sistem yang
terawat dengan baik. Sistem yang perawatannya buruk dapat
2
1
2
2
vertikal. Dibawah mesin ini juga dilengkapi dengan aliran udara panas dari kiln agar
membuat bahan dari bin menjadi kering dan dapat dihisap. Jika ada partikel yang masih
berat, akan digilas, namun jika sudah berbentuk debu, maka akan dihisap oleh separator.
Didalam separator akan terjadi pemisahan antara benda partikel padat dan juga udara.
Dengan teknik memberi udara cyclone atau berputar didalam mesin, maka partikel akan
jatuh kebawah sedangkan udara akan naik ke atas, maka dengan begitu akan terpisah udara
dengan bahan.
Udara tekan juga digunakan untuk memindahkan partikel padat dari satu tempat
ke tempat yang lain. Misalkan untuk memindahkan bahan-bahan dasar seperti tanah liat
dan batu kapur pembuatan semen. Dengan pemindahan cara ini, partikel yang dipindahkan
bisa dalam jumlah besar dan waktu singkat, tetapi memerlukan saluran tersendiri agar
partikel padat tersebut tidak kemana-mana. Pada penggunaan tools, misalnya impact,
hammer, ratchet, winch, ada yang menggunakan udara tekan untuk memudahkan kerja
manusia. Penggunaan udara tekan memungkinkan lebih kecilnya daya yang dikeluarkan
manusia juga mempersingkat waktu pengerjaan (Rostaman, 2012). b. Industri Sodium
Klorat
Pada pabrik sodium klorat, unit penyediaan udara tekan digunakan untuk
menjalankan instrumentasi dan udara plant di peralatan proses, seperti untuk
menggerakkan control valve serta untuk pembersihan peralatan pabrik. Udara instrumen
mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu bersumber dari udara di
lingkungan pabrik, hanya saja udara bertekanan tersebut harus dikeringkan (dew point
rendah = -40oC) menggunakan dryer dengan media pengering silicagel (kandungan air <
100 ppm). Jika silica gel telah mendekati kondisi jenuh dan pemisahan yang dikehendaki
tidak dapat lagi berlangsung maka dilakukan regenerasi dengan menggunakan gas panas
atau dipasang pemanas listrik di dalam hamparan silica gel untuk memberikan panas.
Untuk memenuhi kebutuhan digunakan compressor dan didistribusikan melalui pipapipa. Selain bersifat kering, udara tekan yang dihasilkan harus bebas minyak dan tidak
mengandung partikel- partikel lainnya. Selain itu dalam proses kimia udara tekan dalam
kompresor juga sering dimanfaatkan untuk membantu reaksi kimia dengan cara
meningkatkan sistem tekanan.
c. Industri Baja dan Plastik
Di dunia konstruksi baja, baik gedung-gedung, industri manufakturing, serta
galangan kapal, umumnya juga menggunakan aplikasi udara tekan. Ada dua pekerjaan
utama yang menggunakan udara tekan yaitu sandblasting dan pengecatan. Meski berbeda
tujuan, udara tekan mempunyai fungsi yang hampir mirip. Pada sandblasting, udara tekan
meniup butiran pasir untuk mengelupas pengotor dan karat pada permukaan baja. Proses
ini dimaksudkan agar proses pengecatan berlangsung dengan baik. Sedangkan pada
pengecatan, udara tekan digunakan untuk meniup cairan cat. Udara tekan juga digunakan
untuk meniup plastik ataupun alumunium agar mengikuti bentuk cetakannya. Misalnya
pada industri botol plastik. Pada aplikasi ini, udara tekan yang digunakan berkategori
tekanan tinggi. Kompresor seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang
berhubungan Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas dan bahan bakar cair
melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan pengangkat berat yang bekerja
secara pneumatik, kompresor digunakan dalam fungsinya sebagai pengisi udara untuk
sumber tenaga alat-alat pengangkat beban yang menggunakan tekanan untuk
mengangkatnya.
2.3.2
adalah dalam proses pendinginan baja. Aplikasi sistem refrigerasi utama pada industri
kimia yaitu proses pencairan atau likuefaksi gas alam sedangkan refrigerasi dalam bidang
pangan antara lain untuk pengawetan makanan (food preserving) seperti daging, telur, es
krim, atau pengawetan makanan di dalam storage maupun pengawetan makanan ketika
makanan didistribusi atau ditransportasikan di dalam sebuah truk atau trailer. Siklus
refrigerasi ini dapat dilihat pada gambar berikut.
tekan (discharge valve) menjadi terbuka dan klep hisap (sunction tube) menutup, dengan
terbukanya klep tekan uap yang dipompa oleh kompresor keluar melalui celah-celah klep
tersebut dan masuk kedalam saluran tekan. Refrigeran yang masuk kedalam pipa kondensor
panasnya akan diserap oleh udara yang mengalir melalui sela-sela pipa. Kondensor akan
melepaskan panas dan mengubah refrigeran yang bersuhu tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi. Uap yang berada dalam kondensor akan turun suhunya dengan tekanan yang tinggi dan
menjadi cairan. Cairan tersebut mengalir kedalam dryer dan capillary tube yang mempunyai
lubang diameter yang kecil sehingga tekanan diturunkan menjadi rendah sesuai temperatur pada
evaporator. b. Siklus Carnot
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus
reversibel yang disebut siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri dari proses isotermis dan proses
adiabatis.
Proses a-b : ekspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini gas menyerap kalor Th
dari reservoir dan melakukan usaha Wab menggerakkan piston.
Proses b-c : ekspansi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem.
Selama proses temperatur gas turun dari Th ke Tc (temperatur rendah) dan
melakukan usaha Wab .
Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini gas melepas kalor Qc dari reservoir
dan mendapat usaha dari luar Wcd. Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap
maupun keluar sistem. Selama proses temperatur gas naik dari Tc ke Th dan mendapat usaha
Wda.
Mula-mula kalor diserap selama pemuaian isotermal (a-b). Selama pemuaian isotermal,
suhu gas dalam silinder dijaga agar selalu konstan. Selanjutnya gas memuai secara adiabatik
sehingga suhunya turun dari TH menjadi TL (b-c). TH = suhu tinggi (high temperature), TL =
suhu rendah (low temperature). Selama pemuaian adiabatik, tidak ada kalor yang masuk atau
2
6
keluar dari silinder. Setelah itu gas ditekan secara isotermal (c-d). Selama penekanan isotermal,
suhu gas dijaga agar selalu konstan.
Selama pemuaian isotermal dan penekanan isotermal, suhu gas dijaga agar selalu
konstan. Tujuannya adalah menghindari adanya perbedaan suhu. Adanya perbedaan suhu bisa
menyebabkan terjadi perpindahan kalor (proses ireversibel).
Agar proses isotermal bisa terjadi (suhu gas selalu konstan) maka gas harus dimuaikan
atau ditekan secara perlahan-lahan. Dalam kenyataannya, pemuaian atau penekanan gas terjadi
lebih cepat. Hal ini diakibatkan oleh adanya turbulensi, gesekan, viskositas (kekentalan).
Akibatnya, proses isotermal yang sempurna tidak akan pernah ada. Sebaliknya, pemuaian dan
penekanan adiabatik dilakukan dengan cepat. Tujuannya adalah menjaga agar kalor tidak
mengalir menuju silinder atau kabur dari silinder. Adanya gesekan, viskositas (kekentalan)
menyebabkan pemuaian dan penekanan adiabatik sempurna tidak akan pernah ada. Dengan
demikian, hanya sebagian energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah ke energi
mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit tenaga listrik, batu bara atau bahan bakar
lain dibakar dan energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke uap.
diinginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini suhu udara menjadi naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik suhunya harus
didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan melakukan
kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke atmosphere
(dibuang).
Sistem pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara sebagai media
kerjanya, dimana untuk menghasilkan kerja tersebut udara dimampatkan terlebih dahulu. Sistemsistem pneumatik terutama terdiri dari suatu kompresor udara atau perapat udara (sumber udara
mampat), motor-motor udara mampat (pemakai-pemakai udara mampat) ditambah dengan
bagian-bagian pengatur dan pengendali. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar sistem
pneumatik secara rinci (Fidianto, 2014).
6. Air Pressure Reducing Valve, berfungsi untuk mereduksi udara kempa pada batas yang
dikehendaki dan menjaga agar tetap konstan pada saat digunakan.
7. Air Lubricator, alat ini berfungsi untuk mensuplai pelumas kedalam udara kempa dengan
menggunakan aliran udara sehingga peralatan dapat bekerja dengan halus dan bisa
digunakan dalam jangka waktu yang panj ang.
8. Air Silencer, berfungsi untuk mereduksi nozel yang timbul sampai pada batas yang
aman.
9. Air Flow (Change Selenoide Valve), berfungsi untuk merubah aliran langsung dari
kompresor dengan cara membuka atau menutup katup yang menerima signal elektrik.
10.Speed Control Valve, berfungsi mengontrol kecepatan silinder dengan
mengatur valve aliran dari udara kempa.
11.Air Cylinder, berfungsi untuk merubah energi udara kempa menjadi gaya
yang efektif dan gerakan.
2.3.4
2
9
1. Hitung tenaga yang diperlukan (dalam hp) untuk operasi kompresi udara dari
tekanan 1 atm dan suhu 30oC ke dalam tangki bertekanan 4 atm, menggunakan
kompresor reciprocating dengan kapasitas 5 ton/ jam. Jika diketahui y udara= 1,359
dan Mr udara=28,84 gr/mol.
Jawab:
Menghitung kerj a kompresor reciprocating
- y-l
RT
(T 2. Pada perancangan alat, suhu udara keluar dari kompresor perlu diperhatikan agar tidak
1 ,359-1
1,359
X 8,314^-: X 303ftT
1,359-1
mol.K
= 4217 J/m ol
Menghitung kapasitas
5 ton 1 jam 106gr
Q =
4A
1,3 59
jam 3600 s =
48,158 m ol/s
Menghitung hp
J
mol
W = W f x Q = 42 1 7 mol X 48,158-------= 203083 W
1
= 272,33 hp
hp
h p = 203083 W X
745,7 W
terjadi pelengkungan logam. Hitunglah suhu udara yang keluar dari kompresor dengan
rasio kompresi 1:3 jika suhu masuk udara 30oC dengan asumsi udara adalah gas ideal
dengan yudara= 1,359!
Jawab:
Dianggap proses kompresi adalah adiabatis (tak ada panas yang masuk keluar sistem)
1 -i
1 3591
(P2\ y
T2=T1X (y)
( 3\
= 30 3K X (-)
!'
= 405,02 K = 1 32,020 C
3
1
Asumsi :
Kompresor bekerja secara steady state (dE/dt = 0)
Kehilangan panas dari kompresor ke lingkungan sangat kecil dan bisa diabaikan (Q
= 0)
Pada umumnya perbedaan elevasi inlet dan outlet kompresor tidak signifikan (Az =
0)
2
Perubahan energi kinetik dianggap tidak signifikan (AV /2 = 0)
Temp.
( C)
r
(ni'tg)
(kik*)
1000 kPa<-
Sat
.
-20
0
20
40
0.0384
5
0.0434
2
0.0479
9005236
60
80
10
012
0
14
0too
0.0560
00
06074
0.0648
20.0688
50.0728
40.0768
0008074
18
020
0
22
024
026
028
0
008465
0,0885
6
0.0924
40.0963
20.1001
90.1040
5
0.00670
0 00801
0.00908
0.01004
0.01092
0.01176
0.01257
001335
0.01411
0.01485
0.01558
0.01630
0.01701
0.01771
0.01840
(UVR)
IkJ'kgKI
283.94
298.89
313.15
327.27
341.46
355.82
370.42
385.26
400.38
415.77
431.43
447.36
40.12
C)
322 39
342.31
361.14
379.83
398.05
416.56
435.23
454.11
473.22
492.57
512.17
532.02
1 3835
1.4655
1.5371
1.6025
1.6633
1.7206
1.7750
18270
1.8768
1.9249
1.9712
463.56
48001
496.72
513.87
530.86
552.11
572.46
593.04
61386
634.90
2.0594
2.1015
2.1424
2.1822
2.2209
r
(rn.kg)
0.0275
0
0.0295
7
0.0331
50.0364
80.0396
60.0427
40.0457
50.0487
00.0516
10.0545
00.0573
60.0602
00.0630
20.0658
30.0686
30.0714
10.0741
9
2.0160
luigi
A
(U/kg)
(kJ.kgK)
1400 kPa (-
30.58 O
285.37
294.04
309.42
324.23
338.90
353.62
368.48
383.54
398.83
414.36
430.14
446.17
323.87
335.44
355.83
375.30
394.42
413.45
432.52
451.72
471.09
490.66
510.44
530.45
1.3352
1.3819
1.4595
1.5283
1.5914
1.6503
1.7059
1.7588
1.8093
1.8579
1 9046
1.9498
462.45
478.98
495.76
512.77
530.01
550.68
571.14
591.83
612.74
633.88
1.9935
2.0358
2.0770
2.1169
2.1558
10 000 kPa
261.9
7
290.42
29862
322.5
1
342.7
4361.4
737947
338.82
397.1
0
414.5
6431.9
7449.4
0466.9
1484.5
2502.2
7520.1
5538.1
85S6.3
7
370.54
397.21
421.69
445.02
467.68
489.97
512.06
534.0
4
556.01
578.00
600.05
1.0206
1.1806
1.2789
1.3567
1.4241
1 4850
1.5413
1.5939
1.6438
1.6913
1.7367
1.7804
622.19
644.44
1.8226
1 8634
1.9029
666 80
1.9412
0 00117
000159
000345
0.00451
000530
0.00598
0.00658
0.00715
0.00768
0 00819
0.00868
0 00916
0.00962
0.01008
0.01053
001097
118.1
2
184.2
3277.6
3
312.8
2338
20
360
19
380.5
4399.9
9418.9
4437.6
1456.1
2474.5
8493.0
3511.5
3530.1
1548.7
7
129.80
200.14
0.4594
0.6906
312.11
35785
391.24
419.96
446.38
471.46
495.73
1 0389
1.1728
1.2646
1.3396
1.4051
1.4644
1.5192
519.49
542.91
566.14
589.26
1.5705
1.6190
1.6652
1.7094
612.32
635.37
1.7518
1.7928
658.46
1.8324
Jawab :
dE
/ vl 2 v2 2 \
= w + Q + m(hl - hi) + (--------------------j + g(z 1 - z2)
0 = W + 0 + m(hl+h2) + 0 + 0
W = m(hl+h2)
w
(hl+h2) =
m
h2 = + hi
m
Kemudian T2 didapat dari tabel B.3.2 pada P = 6 MPa dan h = 442 kJ/kg, diperoleh T2
= 117.7 C
Jadi temperatur keluar dari kompresor adalah 117.7C.
4.Sebuah turbin uap digunakan untuk menggerakkan kompresor udara adiabatik serta
membangkitkan listrik melalui sebuah generator (Gambar 11). Sistem ini dihubungkan
melalui sebuah direct coupling dan diasumsikan semua daya turbin bisa diserap oleh
kompresor dan generator tanpa ada energi yang terdisipasi sebagai panas. 90 ton/jam
uap memasuki turbin pada 12.5 MPa dan 500C dan keluar pada tekanan 10 kPa
dengan 8%-massa uap telah terkondensasi menjadi cairan. Sementara itu, 36 ton/jam
udara memasuki kompresor pada 98 kPa dan 295 K dan keluar pada 1 MPa dan 620K.
Hitung berapa daya turbin yang bisa dimanfaatkan menjadi listrik oleh generator.
(Petunjuk : Evaluasi sistem kedalam bagian-bagian kecil. Daya generator dihitung dari
total daya yang dihasilkan oleh turbin dikurangi daya yang dikonsumsi oleh
kompresor)
Tidak ada daya turbin yang hilang sebagai disipasi panas ke lingkungan (Q comp, Q
turbine = 0)
Turbin :
Pturbinout =10
Kompresor :
Mcomp =
kPa
Ditanya Wgenerator?
-
Asumsi
:
Sistem bekerja
secara steady state
Jawab :
Karena tidak ada daya yang hilang, seluruh daya turbin bisa diserap kompresor dan
generator
Wturbin = Wcomp +
Wgen Wgen
Wturbinmenganalisa
- Wcomp sistem turbin dan kompresor secara
Wturbin dan Wcomp dihitung dengan
terpisah.
TURBIN
dE
(vl 2
= w turbin + Q turbin [( h turbin in h turbin out) + ( v2
----------------------------------------------------------------------------------dT
+ g(z i z 2
xi
Wcomp = (10 kg/s) (628-295) = 3329 kW (tanda positif menunjukkan turbin mengkonsumsi
daya)
Wgen = |Wturbin| - |Wcomp| -> tanda mutlak digunakan untuk menghilangkan tanda negative
yang hanya menunjukkan arah kerja
Wgen = 23777 - 3329 = 20448 kW
Jadi daya yang diserap oleh generator adalah 20.4 MW.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Udara tekan adalah salah satu cara untuk mengkonversi energi dengan cara
memampatkan udara sekitar untuk berbagai keperluan manusia.
2 Udara tekan mempunyai penggunaan yang luas sebagai sumber tenaga. Jadi dapat
disamakan dengan tenaga listrik, tenaga air, dan tenaga hidrolik yang banyak
digunakan dalam industri modern. Pemakaian udara tekan berdasarkan dua gaya
yaitu gaya injeksi dan gaya ekspansi.
3. Peran udara tekan dalam industri kimia yaitu pada industri semen, sodium klorat,
baja dan plastik. Udara tekan juga berperan dalam alat pengendalian proses, siklus
refrigerasi dan siklus carnot, dan juga transportasi padatan.
3.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengembangan sistem udara tekan yang lebih canggih dan efisien
2. Perlu dikembangkan sistem penyimpan energi berupa udara tekan.
DAFTAR PUSTAKA
Abditunggal, Shoffan. 2011. Air Instrument
System.
KKPP. 2011.
Penggunaannya.
http://kakap.wordpress.com/2011/03/31/udara-tekan-dan-penggunaannya/. Diakses
tanggal 22 April 2016.
Rostaman, Irman. 2012. Proses Pembuatan Semen (Cement Manufacturing Process).
https://irmanrostaman.wordpress.com/2012/03/27/prosespembuatan-semen-cement-manufacturing-process/. Diakses tanggal 22 April 2016.
Sularso, Haruo Tahara. 2006. Pompa &Kompressor. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Wikipedia. 2014. Mesin Carnot. http://id.wikipedia.org/wiki/mesin_karnot. Diakses
tanggal 22 April 2016.
http://artikel-teknologi.com/kompresor-dan-penggunaan-udara-bertekanan/. Diakses
tanggal 22 April 2016.
http://tmg3201.weebly.com/uploads/1/1/8/3/11832443/kunci_jawaban_latihan_sel
asa_10_april_2012.pdf. Diakses tanggal 22 April 2016.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/sistem- utilitasudara-tekan/. Diakses tanggal 24 April 2016.
http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20%20Compressors%20and%20Compressed%20Air%20Systems%20%28Ba hasa
%20Ind.pdf. Diakses tanggal 22 April 2016.
http://www.refrigerants.com/MSDS/r22.pdf, (2004), Material Safety Data Sheet, Internet
Edition, New Jersey : National Refrigerants, Inc.Diakses tanggal 23 April 2016.
http://www.scribd.com/doc/105382904/materi-kompresor. Diakses tanggal 23 April
2016.
http://archrnews.com/image/topics/2688-unit+compression. Diakses tanggal 24 April 2016.