Sars (Firman - C11106145)
Sars (Firman - C11106145)
PENDAHULUAN
SARS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menunjukan adanya
gangguan pernapasan akut. Penyakit ini diduga berasal dari penyebaran oleh
virus dari golongan coronavirus, yang kemudian disebut dengan SARS CO-v.
SARS diduga berasal dari Propinsi Guangdong di Cina daratan, muncul dan
menyerang manusia sekitar bulan November 2002. Pada bulan Juli 2003
Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di 6 wilayah yaitu : Kanada, Cina daratan
(yang berasal dari Guangdong kemudian menyebar ke beberapa kota besar,
Taiwan dan Hongkong), Singapura dan Vietnam. Setelah itu SARS diketahui
menyebar ke lebih dari 20 tempat lain di dunia mengikuti rute penerbangan.1,2
Penyebaran terutama terjadi dirumah sakit dan keluarga yaitu
menyebar kepada mereka yang merawat penderita SARS. Penularan terjadi
karena kontak yang sangat dekat dengan penderita.1
Gejala SARS dimulai dengan demam dengan suhu 380C atau sekitar
100,40 F. Biasanya berlangsung selama 7 hari setelah seseorang terinfeksi
dengan virus SARS, meskipun demikian perlangsungannya juga
berlangsung selama 10 hari.2
dapat
diketahui berupa anorexia, mialgia, demam dan dengan cepat diikuti gejala
pernafasan berupa batuk kering yang ditandai dengan kesulitan bernafas.3
Spektrum gejala klinis dan perjalanan penyakit SARS sangat
bervariasi dan diduga berkaitan dengan faktor-faktor imunologis yang sampai
saat ini belum diketahui dengan pasti. Dari telah yang dilakukan terhadap
penderita-penderita probable, tiba-tiba mereka mengalami dyspnoe dan
kadang-kadang mengalami kegagalan nafas yang memerlukan ventilator;
89% penderita ini sembuh, 11% meninggal (CFR = 11%). Pengalaman yang
didapatkan pada waktu terjadi wabah SARS, berat ringannya penyakit
nampaknya berkaitan dengan karakteristik penderita seperti usia dan adanya
penyakit-panyakit lain yang mendasari.1
II.
INSIDEN
SARS (Severe acute respiratory Syndrome) adalah sebuah jenis
penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002 di
Provinsi Guangdong, Tiongkok. Diikuti dengan Hongkong.SARS telah
dilaporkan oleh 30 negara dan telah menginfeksi lebih dari 6.583 orang.4
Dari pengamatan terhadap penderita dalam jumlah yang masih terbatas
ditemukan bahwa CFR kurang dari 1% pada penderita usia 24 tahun, 6%
pada penderita usia 25 44 tahun, 15% pada penderita usia 45 64 tahun dan
> 50% pada penderita usia 65 tahun.5
III.
EPIDEMIOLOGI
Severe acute respitratory syndrome (SARS) adalah adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus coronavirus yang kemudian disebut dengan
SARS Co-V. Setelah WHO mengumumkan pada dunia tentang ancaman
SARS pada maret 2003 tentang
tersebut telah dilaporkan kurang dari 4 bulan telah dilaporkan 8473 kasus, 813
orang meninggal dan 29 negara termasuk dalam ancaman SARS, khususnya
negara asia dan sebagian besar dari wilayah Toronto, Canada.6
Pada saat itu virus diketahui menyebar ke lebih dari 20 lokasi didunia
yaitu di beberapa tempat di Afrika, Amerika, Asia, Australia, Eropa, Timur
tengah dan daerah Pasifik. Pada tanggal 5 Juli 2003, WHO melaporkan bahwa
tidak ditemukan lagi penularan dari orang ke orang diseluruh wilayah
(kejadian luar biasa) KLB SARS, namun WHO menyarankan agar kegiatan
surveilans yang intensif harus dilanjutkan. Dengan kegiatan surveilans yang
tetap intensif akan diketahui apakah SARS menjadi endemis disuatu wilayah
ataukah tidak, apabila SARS muncul kembali didaerah tersebut akan dengan
mudah dan cepat diketahui.1
IV.
ANATOMI
2. arteri bronkialis
Innervasi
1. Parasimpatis melalui nervus vagus
2. Simpatis melalui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan
arteri pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair ke ventrikel kanan melalui
katup AV lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar
dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis,
kedalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang-cabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri.
Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi arteriole dan
kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluran pernapasan,
melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula
dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis
yang besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri
untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik dan sirkulasi
paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah
karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah
yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan paru, maka suplai oksigen dan
pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.7
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paruparu juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam
rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru
kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan
paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus
oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriole, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.7
Segmen apical
Segmen posterior
Segmen anterior
Segmen lateral
Segmen medial
Segmen apical
Segmen mediobasalis
Segmen anterobasalis
Segmen laterobasalis
Segmen posterobasalis
Lobus superior sinistra dibagi atas 2 bagian, yaitu bagian superior dan
bagian inferior.
Bagian superior dibentuk oleh
-
Segmen apicoposterior
Segmen anterior
Segmen apical
Segmen anteromediobasalis
Segmen laterobasalis
Segmen postorelateralis.6
V.
ETIOLOGI
Saat ini penyebab SARS telah diketahui penyebabnya, yaitu berupa
infeksi virus yang tergolong dalam genus Coronavirus( CO-V).9
Genus Coronavirus berasal dari ordo Nidavirales yaitu golongan virus
yang memiliki selubung kapsul dan genom RNA rantai tunggal. Menurut
berbagai penelitian yang telah dilakukkan Co-V SARS memiliki reaktivitas
silang dengan anti serum yang diproduksi oleh CoV 229E. Namun pada
analisa sequences genom, CoV SARS memiliki perbedaan genom dengan
CoV yang ada, sehingga disimpulkan bahwa CoV yang muncul ini dan
menimbulkan outbreak SARS pada tahun 2003 lalu adalah jenis baru yang
sama sekali belum pernah muncul sebelumnya (novel coronavirus).9
VI.
PATOFISIOGI
SARS tampaknya disebabkan oleh jenis baru dari coronavirus.
Coronavirus lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai binatang.
SARS menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan dengan menghirup
tetesan bersin atau batuk orang yang tertular. Hal tersebut bisa juga menyebar
dengan terkena ludah orang yang tertular dan kemudian memegang hidung,
mulut, atau mata. Kebanyakan yang tertular adalah orang yang berhubungan
dekat dengan orang yang tertular : perawat kesehatan, anggota keluarga, atau
orang yang berada di sekitar penderita ketika duduk di pesawat atau tempat
tidur di rumah sakit. Meskipun begitu, beberapa orang yang menderita SARS
bisa belum pernah berhubungan dekat dengan orang yang tertular dan banyak
orang yang berhubungan dekat dengan orang yang tertular tidak terkena. Virus
juga terdapat di tinja dan beberapa orang telah tertular setelah terkena
langsung dengan persediaan air yang tercemari oleh kotoran.10
Masa inkubasi dari SARS berlangsung 2 7 hari, pada umumnya 2-6
hari. Gejala awal yang muncul hampir sama dengan gejala flu yaitu berupa
demam, sakit kepala, mialgia, menggigil, anoreksia, dan diare yang
berlangsung selama 3-7 hari. Efek yang muncul pada paru-paru akan tampak
setelah beberapa hari yang ditandai dengan batuk kering dan munculnya
7
DIAGNOSA
a. Gambaran klinis
Tidak ada petunjuk spesifik dari laboratorium atau klinik yang
dapat membedakan bentuk SARS yang disertai dengan pneumonia
dengan bentuk pneumonia yang lain. Umumya pengenalan awal SARS
berdasarkan tingginya indeks yang terpapar berdasakan data klinik dan
faktor
epidemiologi.
Meskipun
belum
dapat
didiagnosa,
pada
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah perifer lengkap untuk menilai komposisi sel
darah dan pemeriksaan SGOT/SGPT sebagai cerminan dari fungsi hati,
dapat berguna dalam menunjang tegaknya diagnosis. Untuk pemeriksaan
spesifik CoV SARS, yang dapat digunakan ialah pemeriksaan RT-PCR
pada spesimen dahak,
pasien, pemeriksaan
deteksi antigen serum dan kultur virus. Uji deteksi antibodi dapat
dilakukan dengan teknik indirect immunofluorescent assay (IFA) dan
Enzyme immunoassay (EIA).9
c. Gambaran radiologi
1. Pemeriksaan Foto Thorax
Pemeriksaan gambaran radiologi memperlihatkan adanya
gambaran opak, yang dibatasi oleh airspace yang disebut juga ground
glass appearance. Ground glass apperance memperlihatkan adanya
perselubungan putih pada daerah sekitar paru yang
dicurigai
opak.
2 artinya 20 % gambaran paru telah memperlihatkan gambaran
opak
dan seterusnya. Jika 10 artinya seluruh bagian paru telah menunjukan
gambaran opak.5
Berdasarkan gambaran radiologinya, paru kiri dan kanan dibagi
dalam 3 bagian, yaitu apex, middle, dan basis dimana setiap bagian
foto
thorax
yang
hari
memperlihatkan
lesi
opacites
kemudian,
penyebaran
yang
cukup
progressif
10
Keterangan :
Foto thorax PA yang diperoleh
setelah onset demam 6 hari
Tampak
perselubungan
radiologi
setelah
yang
5
hari
Keterangan :
Foto thorax PA pada laki-laki
umur 45 tahun dengan SARS
Foto diambil 2 hari setelah
onset
demam,
menunjukan
11
Keterangan :
Tampak airspace opacitas
lobus inferior (panah) pada
paru kanan bawah
Gambar 7. Gambaran radiologi pada foto thorax PA wanita umur 52 tahun dengan
SARS
(Dikutip dari kepustakaan 5 & 15)
Keterangan :
Pada
foto
thorax
memperlihatkan
adanya
ground glass opacitas pada
lobus medial paru kanan
12
Keterangan :
Gambaran yang diperoleh
setelah 24 jam dicurigai SARS
memperlihatkan
fokal
konsolidasi pada lobus inferior
paru kanan
Keterangan :
Tampak adanya konsolidasi
pada lobus inferior yang
makin meluas
Gambar 10. Foto Thorax PA pada wanita 29 tahun dengan SARS setelah
hari terpapar oleh SARS
(Dikutip dari kepustakaan 17)
13
Keterangan :
Tampak perselubungan yang
makin meluas dan densitas
yang
makin
meningkat.
Gambar 11. Foto Thorax PA pada wanita 29 tahun dengan SARS 5 hari
setelah foto pertama diambil
(Dikutip dari kepustakaan 17)
Keterangan :
Menunjukan
adanya
(Dikutip dari
kepustakaan 16)
14
Keterangan :
Tampak airspaces opacitas pada
daerah tepi lobus medial kedua
paru yang mengikuti fissura
horizontal. Tidak ada nampak
kavitas,
limphadenopati
atau
efusi pleura
15
Keterangan :
Tampak Multifocal diffuse air
space
opacities
pada
kedua
2. CT Scan
16
potongan
tampak
opacitas
tranversa
ground
antara
glass
pertautan
paru
kanan
adan
17
Keterangan :
Pada
CT
scan
yang
adanya
ground glass
bekas
oppacitas
18
pada
orang dewasa.
Keterangan :
Tampak gambaran ground
glass
opacitas
pada
intermedius.
parenkim
normal
dan
paru
parenkim
inferior
disertai
dengan
gambaran
19
Keterangan :
Pada CT axial pada hari
kedua setelah terpapar
oleh
SARS,memperlihatkan
adanya
gambaran
meluas
penebalan
dengan
ruang
20
Keterangan :
Pada
CT
memperlihatkan adanya
airbronchogram sign
21
Keterangan :
Tampak
adanya
menunjukan
multifocal
opacitas,tampak
pada
gangguan
22
CT)
dengan
sehingga
penggunaan
radiasi
dapat
DIAGNOSA BANDING
Diagnosa penyakit yang sangat mirip dengan penyakit SARS adalah
penyakit pneumonia. Salah satu cara untuk menunjukan adanya perbedaan
penyakit SARS dengan pneumonia adalah dengan pemeriksaan sel Limfosit T.
pada penelitian yang dilakukan oleh rumah sakit Ditan, Beijing pada Maret
hingga Juni 2003. Dari 100 pasien yang didiagnosa dengan penyakit SARS
pasien diamati kurang lebih selama 3 minggu. Pasien tersebut diamati selama
3 minggu, kemudian pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pasein yang
dicurigai dengan SARS dan pasien yang dicurigai sebagai atypical pneumonia.
of non-SARS patients were normal. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah
adalah dengan pengobatan obat glukokortikoid jumlah CD3+, CD4+, CD8+
limfosit-T sangat penting diperiksa pada awal dan lebih menunjukan adanya
perbedaan antar pasien yang dicurigai SARS dengan pasien pneumonia. 17
23
Keterangan :
Tampak
gambaran
inferior
paru.
yang
sama
bronchiolitis
dengan
yang
24
IX.
PENGOBATAN
a. Penatalaksanaan kasus suspek SARS
1. Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas sudah memakai
masker N95). Untuk segera dikirim ke ruangan pemeriksaan atau
bangsal yang sudah disiapkan.
2. Berikan masker bedah pada penderita.
3. Petugas yang masuk ke ruangan pemeriksaan sudah memakai
penggunaan alat proteksi perorangan (PPAP).
4. Catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis, riwayat
perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan
pernapasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisis.
6. Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap.
25
7. Bila foto thorax normal, lihat indikasi rawat atau tetap di rumah,
anjurkan untuk melakukan kebersihan diri, tidak masuk kantor/sekolah
dan hindari menggunakan angkutan umum selama belum sembuh.
8. Pengobatan di rumah, simptomatik, antibiotik bila ada indikasi,
vitamin dan makanan bergizi.
9. Bila foto thorax menunjukkan gambar infiltrat satu sisi atau dua sisi
paru dengan atau tanpa infiltrat interstisial lihat penatalaksanaan kasus
sangat mungkin SARS.1
b. Penatalaksanaan kasus sangat mungkin SARS
1. Rawat di Rumah Sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis.
2. Pengambilan darah untuk darah tepi lengkap, fungsi hati, kreatinin
fosfokinase, urea, elektrolit, dan C reaktif protein.
3. Pengambilan sampel untuk membedakan dari kasus pneumonia
tipikal/atipikal lainnya :
-
Urine.
26
2) Antibiotik
b) Berat
1) Terapi suportif
2) Antibiotik
3) Kortikosteroid
4) Ribavirin9
d. Penanganan untuk pasien SARS pediatrik
Untuk pasien yang diagnosa dengan SARS pada awal dapat
diberikan Cefotaxime intravena, clarithomicin oral, dan ribavirin oral
dengan dosis 40 mg/kg bb.
Untuk pasien SARS dengan demam lebih dari 2 hari dapat
diberikan prednisolon dengan dosis 0,5 kg bb/hari.
Untuk pasien yang disertai dengan demam yang fluktuatif disertai
malaise dapat diberikan ribavirin intravena 20 mg/kgbb/hari dan
hidocortison setiap 6 jam.
Pasien dengan demam yang menetap disertai hasil pemeriksaan
klinik dan radiologi methylprednisolon 10 -20 mg /kg.21
X.
PROGNOSIS
a. Kelangsungan Organ
10-20% penderita SARS keadaannya akan memburuk dan
mengalami gangguan pernapasan sehingga memerlukan bantuan
ventilator mekanik. SARS bisa berakibat fatal pada kasus yang berat
dan akan menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung dan
kerusakan hati.9
b. Kelangsungan Hidup
Tingkat kematian penderita SARS yaitu sekitar 3-15%. WHO
membaginya berdasarkan tingkatan umur penderita, yaitu < 1% pada
penderita berumur sampai dengan 24 tahun, 6% pada penderita
berumur 25-44 tahun, 15% penderita berumur 45-64 tahun, dan >
50% pada penderita yang berumur lebih dari 65 tahun.5
27
28