PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat
fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi
(histopatologi). Sedakanangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari
ilmu kedokteranng yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan
pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu
penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari
perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh proses patologis. Dimana definisi patologis
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan
ilmu tentang penyakit atau dalam keadaan sakit/abnormal. Dalam beberapa kasus
tertentu,
pemeriksaan
patologis
mutlak
diperlukan
sebagai
dasar
pembuatan
patofisiologis penyakit.
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan
lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan
hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi,
tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Menjelaskan perjalanan suatu penyakit ?
b. Membuat WOC suatu penyakit ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mencapai pemahaman penulis dan pembaca
terhadap Patofisiologi danWeb of coution (WOC)
Diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dan
wawasan,
serta
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
4. WOC BRONKITIS
rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza,
virus par influenza, dan oxsackie virus, asap rokok, polusi udara
4
Peradangan bronchus
Edema, spasme bronchus, peningkatan sekret
Penurunan fungsi sillia
Akumulasi sekret
Bronchioles menjadi
menyempit dan tersumbat
Batuk
Sesa
k
Obstruksi bronchioles
Udara terperangkap
didalam alveolus
Pengeluaran
energy
meningkat
Kelemahan fisik
Intoleransi
aktivitas
Bersihan
jalan napas
tidak efektif
mual dan muntah
PaO2 rendah
dan PaCO2
tinggi
Suplai O2 ke jaringan rendah
Gangguan ventilasi
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pola
tidur
anorexia
penurunan berat badan
Pola napas
tidak efektif
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona
yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan sampai berat. Gejalanya adalah
demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit komorbid.
Virus ini menyebar dari pasien yang terinfeksi pada orang lain melalui kontak
yang dekat, terutama melalui cairan saluran nafas. Kasus pertama di Amerika dijumpai
pada tanggal 2 Mei 2014, pada seorang pelancong yang berasal dari Arab Saudi. Hal ini
menimbulkan kekuatiran bahwa penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara lainnya,
termasuk
Indonesia.
Negara
kita
memiliki
kekuatiran
tersendiri
karena
mempunyai jumlah jamaah umroh dan haji terbanyak setiap tahunnya. Untuk kegiatan
umroh sendiri, hampir setiap hari ada jamaah yang berasal dari Indonesia dalam jumlah
cukup besar. Negara-negara lain yang telah menemui kasus MERS akibat perjalanan dari
Arab Saudi antara lain adalah : Inggris, Perancis, Tunisia, Italia, Malaysia dan Amerika.
2
hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada
kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 23 hari. Sekitar 1020% kasus
membutuhkan ventilasi mekanis.
WOC
Langsung : melalui percikan
dahak pada saat batuk
Peradangan/inflamasi
saluran napas
hipertermi
Ekspansi paru
Kerusakan
membran alveolar
Sesak napas
Pembentukan
sputum berlebihan
Menurunnya
permukaan efek
paru
Ketidak efektifan
bersihan jalan
Insufisiensi
oksigenisasi
Ketidakefektifan pola
napas
Gangguan
metabolisme O2
Suplai o2
Batuk produktif
hiperventilasi
Energi berkurang
Gangguan rasa nyaman
Droplet infection
Batuk berat
Terhirup orang
sehat
Distensi abdomen
Intake nutrisi
Resiko infeksi
nMual,
nutrisimuntah
kurang
Defisit
FluIntoleransi
Burung
aktifitas
perawatan diri
1
Patofisiologi
Ketidakseimbanga
Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza
yang
menyerang burung/ unggas dan manusia. Salah satu tipe yang diwaspadai adalah
yang
dari kebutuhan
tubuh
disebabkan oleh influenza dengan kode etik H5N1 (H: Haemagglutin, N : Neuramidase).
(WHO= Avian Influenza,2004). Flu burung merupakan virus influenza tipe A, termasuk
family orthomyxoviridae dengan penyebaran melalui udara (droplet infection) dan dapat
berubah-ubah bentuk. Virus ini terdiri dari hemaglutin (H) Neuramidase (N), kedua huruf
digunakan sebagai identifikasi kode subtype flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia
hanya terdapat jenis H1N1,H3N3,H5N1,H9N2,H7N7, sedangkan pada binatang H1H5 dan
H1N9. Strain yang sangat virulen / ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtype A
H5N1 dan virus tersebut dapat bertahan di air sampai 4 hari pada suhu 22C dan lebih dari
30hari pada 0C. virus akan mati pada pemanasan 60C selama 30 menit/56C selama 3jam
dengan detergen, desinfektan missal formalin cairan yang mengandung iodine. (Sudoyo Aru).
Gejala klinisyang terjadi masa inkubasi 3 hari dengan rentang 2-4hari, batuk, pilek, demam
>38C, nyeri tenggorokan,malaise, diare, flu ringan hingga berat, pneumonia, leucopenia,
gangguan ginjal (sebagian besar). Gejala pada unggas : jengger berwarna biru, borok dikaki,
kematian mendadak. Gejala lain pada anak-anak : nafas terenggah-enggah kulit menjadi
8
kehitaman/kebauan, malas minum, muntah-muntah, tidak bisa bangun dan tidak berinteraksi
dengan baik, tidak mau disentuh, terkadang gejala hilang tetapi demam dan batuk masih ada.
Cara pencegahannya dengan mencuci tangan setelah kontak dengan unggas, hindari
kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung, menggunakan alat
pelindung diri(masker dan pakaian kerja), meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja,
membersihkan kandang secara rutin, memberikan vaksinasi pada unggas yang sehat dan
memusnahkan unggas/burung yang terinfeksi flu burung.
2.3.2
-
Hambatan
Kelemahan
Pembentukan
Proinflammatory Cytocine
termasuk interleukin-1,
interleukin-6 dan Tn alfa
Myalgia
nyeri
Hipertermia
Demam
Evaporasi
Kekurangan volume
cairan
Malaise
9
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Gangguan Difusi
oksigen
Hipoksia
Gangguan
pertukaran gas
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Penyusunan patofisiologi dan Web Of Caution
penyakit, serta menentukan masalah keperawatannya memiliki manfaat agar perawat mampu
benar-benar memahami proses terjadinya suatu penyakit, sehingga membantu memudahkan
perawat memberikan tindakan keperawatan yang tepat.
3.2 SARAN
Dalam penyususnan Web Of Caution (WOC) , perawat diharapkan memiliki kemampuan
berpikir kritis untuk menganalisis perjalanan penyakit dan masalah keperawatannya dengan
memperhatikan definisi, etiologi, dan manifestasi klinis dari suatu penyakit.
10