PENDAHULUAN
I.1. Definisi umum tentang kristalografi dan mineralogy
Mineralogi adalah ilmu pengetahuan tentang mineral, yaitu suatu zat padat
yang terdapat di alam sebagai elemen-elemen dan senyawa-senyawa, serta
merupakan penyusun, atau pembentuk bagian padat alam semesta.
Hal tersebut tidak berarti bahwa mineralogi hanya terbatas pada materialmaterial kerakbumi saja, dan material-material yang terdapat di bawahnya yang
dapat diindikasi melalui pengukuran geofisika, tetapi meliputi juga meteoritmeteorit yaitu benda-benda mineral yang berasal dari luar bumi.Mineralogi adalah
cabang dari geologi, karena mineral adalah pembentuk batuan kerakbumi. Ilmu
lain yang erat hubungannya ialah ilmu kimia dan kristalografi.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar kristal alam.
Semula ilmu ini merupakan cabang dari mineralogi. Sekarang tidak lagi ;
kristalografi telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri, karena yang dipelajarinya
tidak saja bentuk luar kristal alam, tetapi telah meliputi kristal buatan, dan
penelitiannya pun tidak hanya bentuk luar, melainkan termasuk juga struktur
dalamnya.
Sulit untuk merumuskan dengan tepat definisi mineral, karena pada
kenyataannya tidak ada satu definisi pun yang disetujui secara umum. Namun,
definisi yang dipilih adalah :
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terbentuk alam secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu, dan susunan atom yang teratur.
Berdasarkan definisi itu, maka air, batubara, minyak bumi, dan gas alam,
tidak dapat disebut mineral, meskipun keempatnya terbentuk/terjadi di alam. Halhal seperti itulah yang menyebabkan definisi tersebut di atas mempunyai
kelemahan-kelemahan, karena beberapa ahli mineralogi berpendapat bahwa
keempat hal itu termasuk mineral juga.
Batasan
mineral
adalah
suatu
benda
padat
homogenmenyatakan :mineral terdiri dari satu fasa padat, hanya satu macam
material, yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi senyawa-senyawa sederhana
oleh suatu proses fisika.
Dengan demikian, cairan-cairan dan gas-gas yang terbentuk/terjadi di alam tidak
termasuk mineral.
I.2. Maksud & Tujuan
Adapula maksud & tujuan dibuatnya laporan ini, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Sifat geometri,
Memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah sumbu kristal; yang menyusun
suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar yang
membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar,
Bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada
situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan
bentuk kristal yang lain yang masih dalan satu sistem Kristalografi, ataupun dalam
arti kembaran dari Kristal yang terbentuk kemudian.
Struktur dalam,
Membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung
Parameter dan Parameter Rasio.
Sifat fisis kristal,
Sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal
tidak mempengaruhi, yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidang-bidang
kristal, sehingga akan dikenal 2 zat yaitu Kristalin dan Nonkristalin.
Sumbu Kristalografi ialah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.
Kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan tebal atau tinggi.
Tetapi dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan Proyeksi
Orthogonal.
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air
serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya
mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan
teratur.
Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air, mengandung
pengertian:
-Tidak termasuk didalamnya cair dan gas
-Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh prosesproses fisika.
-Menuruti hukum-hukum pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti hukum
geometri, mengandung Pengertian:
Bidang Simetri
Titik
Simetri
atau
Pusat
Simetr
Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalu pusat kristal, dimana
apabila kristal tersebut diputar sebesar 3600 dengan garis tersebut sebagai poros
putarannya,maka pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan menunjukkan
kenampakan-kenampakan seperti semula.
Ada 4 jenis Sumbu Simetri yaitu:
1.Sumbu Simetri Gyre
2.Sumbu Simetri Gyre Polair
3.Sumbu Cermin Putar
4.Sumbu Inversi Putar
2. Bidang Simetri
Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan
membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang satu
merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2:
Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama ialah merupakan bidang yang dibuat melalui 2 buah
sumbu simetri utama kristal dan membagi bagian yang sama besar.
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu:
Bidang simetri utama horisontal dinotasikan dengan h (Bidang ABCD)
Bidang simetri utama vertikal dinotasikan v
OPQR).
Bidang Simetri Tambahan(Intermediet/Diagonal)
Bidang Simetri Diagonal merupakan bidang simetri yang dibuat hanya
melalui satu sumbu simetri utama kristal. Bidang ini sering disebut dengan
diagonal saja dengan notasi (d).
Gambar disamping memperlihatkan kedudukan 2 buah bidang simetri
tambahan/diagonal pada bentuk kristal Hexahedron (kubus).
Catatan:
Dalam menghitung jumlah bidang simetri, dihitung dahulu bidang simetri
utama, baru dihitung bidang simetri tambahan.
3. Titik Simetri atau Pusat Simetri (Centrum = C)
Pusat Simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat dibuat
garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan sisi yang lain
dengan jarak yang sama, dijumpai kenampakan yang sama (tepi, sudut, bidang).
Pusat Simetri selalu berhimpit dengan pusat kistal, tetapi pusat kristal belum
tentu merupakan pusat simetri.
4. Penentuan Klas Simetri
Penentuan Klas Simetri berdasarkan pada kandungan unsur-unsur simetri
yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal. Ada beberapa cara untuk menentukan klas
simetri suatu bentuk kristal, diantaranya yang umum digunakan:
Menurut Herman Mauguin
Sistem Reguler
Bagian I :
4 3 2
- Klas Dyakisdodecahedral
- Klas Tetratohedris . 2 3
2 3 -
Sistem Tetragonal
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak bernilai
dan ada tidaknya bidang simteri yang tegak lurus sumbu c.Bagian ini dinotasikan :
Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu lateral tersebut.
Bagian ini dinotasikan : atau tidak ada.
Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
Contoh :
- Klas Ditetragonal bipyramidal
4 2 2
atau
................................................
atau
sistem orthorombik
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak lurus
terhadap sumbu a tersebut .
Dinotasikan :
Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
Bagian III : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simteri yang
tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
Dinotasikan :
Contoh :
1.
2.
3.
Sistem monoklin
2 2 2
m m
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
1.
Klas Prismatik
2.
Klas Sphenoidal .. 2
3.
Klas Domestik . m
Sistem Triklin
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:
Mempunyai titik simetri
Klas Pinacoidal
Klas Assymetric 1
Menurut Schoenflish
Sistem Reguler
Bagian I: Menerangkan nilai c. Untuk itu ada 2 kemungkinan yaitu sumbu c
bernilai 4 atau bernilai 2.
(h)
(v)
dinotasikan h
(d)
Kalau mempunyai:
Bidang simetri horisontal
(h)
(v)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
Bidang simetri vertical
Bidang simetri diagonal
(v)
(d)
dinotasikan v
Kalau mempunyai:
Bidang simetri diagonal
(d)
dinotasikan d
Contoh :
1.
2.
3.
4.
Klas DykisdodecahedralTh
5.
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
Bidang simetri horisontal
(h)
(v)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
Bidang simetri vertical
Bidang simetri diagonal
(v)
dinotasikan v
(d)
Kalau mempunyai:
Bidang simetri diagonal
(d)
dinotasikan d
Contoh :
1. Klas Ditetragonal pyramidal ........................... C4v
2. Klas Ditetragonal bipyramidal ........................ D4h
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Klas Asymetric....................................... C1
a)
Sel Unit
Sumbu Kristal
Indeks Miller
Bentuk dan Geometri kristal
Sel Unit
- Satu sel unit adalah susunan spatial atom-atomyang mengekor
-
a-
b-
c-
Sistem isometric ini juga dikenal sebagai system kristal kubus atau kubik.Jumlah
sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan lainnya .Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.
Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas:
1.
2.
3.
4.
5.
Tetartoidal
Gyroidal
Diploidal
Hextetrahedral
Hexoctahedral
Beberapa
contoh
mineral
dengan
sistem
kristal
isometrik
ini
adalah
ab-
c-
panjang c berbeda ,dapat lebih panjang maupun lebih pendek (pada umumnya lebih
panjang)
Sistem Heksagonal dibagi menjadi 7 kelas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Heksagonal Piramidal
Hexagonal Bipiramidal
Diheksagonal Piramidal
Diheksagonal Dipiramidal
Trigonal Bipiramidal
Ditrigonal Bipiramidal
Heksagonal Trapezohedral
Beberapa
contoh
mineral
dengan
system
kristal
heksagonal
adalah
quartz,corundum,hematite,calcite,dolomite,apatite (Mondadori,Arlondo.1997)
b.
Sudut 1 = 2 = 3 = 90
c.
d.
dan 1 = 2 = 3 = 120
membentuk sudut 60
b.
Lampiran
a-
b-
6. Skalenohedral
7. Ditetragonal Bipiramidal
Beberapa
contoh
mineral
dengan
sistem
kristal
tetragonal
ini
adalah
rutile,autunite,pyrolusite,leucite,scapolite (Pellant,Chris.1992)
Dalam sistem kristal Tetragonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut :
Dalam keadaan sebenarnya :
a.
b. Sudut = = = 90
c. Sumbu c bila lebih panjang dari sumbu a atau b maka disebut Columnar
( panjang )bila lebih pendek disebut Stout ( gemuk ).
Sudut a+ dengan b- = 30
b.
Lampiran
Sumber:anonim
ab-
Sudut a+ dengan b- = 45
b.
Lampiran
ab-
c-
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus .Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama panjang.
Sistem kristal Triklin dibagi menjadi 2 kelas yaitu :
1. Pedial
2. Pinakoidal
Beberapa
contoh
mineral
dengansistem
kristal
triklin
adalah
albite,anorthite,labradorite,kaolinite,microcline,dan anorthoclase.
A.Ketentuan Sistem Kristal Triklin
Dalam sistem kristal Triklin terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut :
Dalam keadaan sebenarnya :
a. Jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a b c
b. Sudut
90
c. Semua sumbu saling berpotongan dan membetuk sudut miring tidak sama
besar.
d. Sumbu a = brachy
Sumbu b = macro
Sumbu c = basal
b.
Lampiran
Trigonal Piramidal
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Skalenohedral
Ditrigonal Piramidal
Rhombohedral
b. Sudut 1 = 2 = 3 = 90
dan 1 = 2 = 3 = 120
Lampiran
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1.Kesimpulan
Bentuk-bentuk sistem kristal ditentukan oleh panjang sumbu, jumlah sumbu, dan
kedudukan sumbu (besar derajat sumbu). Berdasarkan panjang sumbu, jumlah
sumbu, dan kedudukan sumbu terdapat 7 sistem kristal yaitu : Isometrik, Tetragonal,
Trigonal, Heksagonal, orthorombik (rombis), Monoklin, dan Triklin.
Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan sumbunya maka dapat
disimpulkan :
1. Pada pendeskripsian sistem trigonal, pada gambar terdapat sumbu simetri, pusat
sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar seperti yang dijelaskan,
sehingga dapat digolongkan dalam kelas hexagonal scalenohedral
2. Pada pendeskripsian sistem tetragonal, pada gambar terdapat sumbu simetri,
pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar
seperti penjelasan
sebagai kristal kelas pedial dan gambar kedua termasuk kedalam kelas pinachoidal
karena mempunyai pusat simetri.
5. Pada pendeskripsian sistem orthorombik, pada gambar terdapat sumbu simetri,
pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar maka, digolongkan sebagai
kelas dipiramidal
DAFTAR PUSTAKA
Miftahussalam dkk.1999.Buku Pedoman Praktikum Geologi Fisik.
IST Akprind.Yogyakarta
http://www.galleries.com/minerals
Noor Djauhari.2009.Ebook Pengantar Geologi Batuan dan Mineral.
Universitas Pakuan.Bogor
M.Lange-M.Ivanora-N.Lebedeva.1991.General Geology(judul asli),diterjemahkan
oleh eric jayaporhas silitonga menjadi Geologi Umum
II
DASAR TERI PRAKTIKUM
II.1. Pendahuluan
Definisi Mineral
Mineral adalah bahan padat anorganik, yang secara kimia homogen dengan
bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur, dibatasi
oleh bidang banyak ( polyhedron ), jumlah dan kedudukan bidang-bidang kristalnya
tertentu dan teratur. Setiap mineral/zat mempunyai bentuk tertentu.
Suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik,
dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk
mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa
mineral ialah satu frase yang terdapat dalam alam.
Kimia Mineral
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, karena
beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/ kristal
tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari
atom- atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin
adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifatsifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan
konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung
terhadap daya ikat.
II.2. Konsep Kristalografi dan Cara Penggambarannya
II.2.1.Kristal
Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris dan
atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-kisi
kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat terbentuk
II.2.1.1. Kristalografi
Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari
sistemsistem kristal. Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara
esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard, 2002).
Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara
tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang
teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidangbidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.
3. kelas gyroidal
4. kelas diploidal
5. kelas tetartoidal
Kelas Hexoctahedral
a. Kelas : ke-32
b. Simetri : 4/m 3bar 2/m
c. Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang
tigadimensi dengan 4sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar
dua. Dengan 9 bidang utama dan 1pusat.
d .Garis SumbuKristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan
a3.
e. Sudut : ketiga-tiganya 90o
f. Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang dua belas dan trapezium.
Dan kadangkadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
g. Mineral yang Umum :flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina,
perak, emas,halit, bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok
garnet, sebagian besarkelompok spinel, uraninit dan lain-lain.
Kelas Hextetrahedral
a. Kelas : ke-31
b. Simetri : 4bar 3 m
c. Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar empat, dan 6 bidang
kaca.
d. SumbuKristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
e. Sudut : ketiga sudutnya = 90o
f. Bentuk Umum : empat sisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan
hekstetrahedron
serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.
g. Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit, rhodizit,
dan lain-lain.
Kelas Giroid
a. Kelas : ke-30
b. Simetri : 4 3 2
c. Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga, dan 6
sumbu putar dua.
d. Garis SumbuKristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3.
Deskripsi:
Panjang a1 = a2 = a3 (biasanya ditulis sebagai sumbu a semua).
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus (membentuk sudut siku-siku).
Nama bangun ruang: KUBUS
Deskripsi I (Isometrik)
Parameter penggambaran
a1:a2:a3=1:3:3
a1 a2=30
a2 a3=90
1) System Crystal
: isometrik
2) Symmetrical core
: ada
3) Symmetrical lane
:9
4) Crystal Class
: hexoctahedral
: 4/m 3 2/m
6) Examples Minerals
lusit
SISTEM HEXAGONAL
Deskripsi:
Panjang a = b = d c (biasanya sumbu a, b,
dan d ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu a, b, dan d terletak dalam satu bidang
datar dan saling membentuk sudut 60o.
Sumbu a, b, dan d tegak lurus terhadap sumbu
c (membentuk sudut siku-siku).
Sumbu c dapat lebih panjang atau lebih
pendek dari sumbu a.
Gambar
2.Sistem
Kristal
hexagonal
Deskripsi 4 (Hexagonal)
Parameter penggambaran:
4 sumbu, ac,bc,dc
a=b=dc
b:d:c=3:1:6
b d=40
b a=20
b c=90
1) System Crystal
: hexagonal
2) Symmetrical core
: ada
3) Symmetrical lane
:7
4) Crystal Class
: dihexagonal dipyramidal
6) Examples Minerals
beril,
molybdenite,
pirotit,
nikelin,
3.Sistem
Kristal
Deskripsi 6 (Orthorombic)
Parameter penggambaran:
3 sumbu,abc, abc
a:b:c=1:6:3
b a=30
b c=90
1) System Crystal
: orthorombic
2) Symmetrical core
: ada
3) Symmetrical lane
:3
4) Crystal Class
: dipyramidal
6) Examples Minerals
. Contoh :
Deskripsi:
Panjang a1 = a2 c (biasanya sumbu
a1 dan sumbu a2 ditulis sebagai
sumbu a).
Sumbu
bisa
lebih
panjang
Nama
bangun
ruang:
(PRISMA PERSEGI)
BALOK
Deskripsi 2 (Tetragonal)
Parameter Penggambaran
a1 a2=30
a2 c=90
1) System Crystal
: tetragonal
2) Symmetrical core
: ada
3) Symmetrical lane
:5
4)
5) Crystal Class
: ditetragonal dipyramidal
7) Examples Minerals
rutile, dan
zircon
Deskripsi:
Panjang sumbu a b c.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b.
Sumbu b tegak lurus terhadap sumbu c.
Sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a (membentuk sudut ).
Sumbu a = sumbu clino, sumbu b =
sumbu ortho, sumbu c = basal.
Nama bangun ruang: PRISMA JAJAR
GENJANG
Gambar
monoklin
5.Sistem
Kristal
Deskripsi 5 (Monoklin)
Parameter Penggambaran
3 sumbu, a b c, a b,b c, c a
a:b:c=3:1:6
b a=45
b c=90
1) System Crystal
: monoklin
2) Symmetrical core
: ada
3) Symmetrical lane
:1
4) Crystal Class
: prismatik
7)
II.2.2.6. Sistem Kristal Triklin
Sistim triklin dicirikan oleh tiga buah sumbu yang tidak sama panjang dan tidak
pula saling tegak lurus. Jadi disini tidak dijumpai sudut 900. Ketiga sumbu itu diberi
tanda a,b,c. Contoh: Plagioklas, Kianit, Rodonit, Mikroklin, Wolastonit, dll.
ISTEM TRIKLIN
Deskripsi:
Panjang
sumbu
c.
sudut
).
sumbu ortho,
sumbu
Deskripsi 7 (Triklin)
= basal.
a
b
1) System Crystal
: triklin
2) Symmetrical core
: ada
3) Symmetrical lane
:-
4) Crystal Class
: pinocoidal
:1
6) Examples Minerals
dan anorthite
Parameter penggambaran
3 sumbu, a b c, a b c
a:b:c=1:2:6
a b=45
b c=80
II.2.2.7. Sistem Kristal Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal demikian
pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah
terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degnan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
SISTEM TRIGONAL
Deskripsi:Panjang a = b = d c
(biasanya sumbu a, b, dan d ditulis
sebagai
sumbu
a).
Nama
dari
bangun
SEGITIGA
Deskripsi 3 (Trigonal)
Parameter penggambaran
4 sumbu, ac,bc,dc
a=b=dc
sumbu
ruang:
a.
PRISMA
c=2b
b d=40
b a=20
1) System Crystal
: trigonal
2) Symmetrical core
:-
3) Symmetrical lane
:4
4) Crystal Class
: trapezohedral
: 32
6) Examples Minerals
kuarsa,
tellurium
berlinite,
dan
cinnabar
Klas Simetri
Pengelompokaan dalam klas simetri didasarkan pada :
Sumbu simetri
Bidang simetri
dimana bila kristal tersebut diputar 3600 dengan garis tersebut sebagai poros
maka pada sisi lainya berupa bidang atau plane.Dinotasikan dengan huruf L
atau g.
Contoh : L2 = g2
c. Sumbu Cermin Putar ( Gyroide )
Dinotasikan dengan huruf S ( Spiegel Axepy ) = Sumbu Spigel.
Sumbu cermin putar didapatkan dari kombinasisuatu perputarn dimana,
sumbu tersebut sebagai poronya, dengan pencerminan ke arah suatu
bidang cermin putar yang tegak lurus dengan sumbu tersebut bidang
cermin ioni disebut dengan cermin putaran atau bidang normal.
Macam macam Gyroide :
Digyroide ( S2 )
Sumbu cermin putar bernilai 2, besar perputaran 1800 yang
artinya satu putaran bernilai 1800 menuju 18 dilanjutkan dengan
pencermiana tegak lurus bidang cermin putaran menempati 1
kembali.
Trigyroide ( S3 )
Sumbu cermin putar bernilai 3, besar perputaran 1200.dalam
penentuan dan cara mandapatkan sumbu bernilai 3 caranya sama
dengan Digyroide.
Tetragyroide ( S4 )
Sumbu cermin putar bernilai 4.besar perputara 900, maka akan
terjadi kenampakan beru element simetri dari 1 lewat 1
menempati 2. Pada kenampakan pertama, Tetragyroide merupakan
Digyroide, asal susunan keseluruhan diputar sebesar 1800
Hexagyroide ( S6 )
Sumbu cermin putar bernialai 6, besar perputaran 600.
Inversi. Cara penulisan nya : 3 , 4 dan sebagainya. Dan sering pula ditulis
dengan huruf L . Kemudian disebelah kanan atas ditulis nilai dan kanan
bawah ditulis i.
Contoh :L4i, L6i dan sebagainya.
Bidang Simetri
Bidang simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan
membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama besar, dimana bagian yang
satu dengan yang merupakan pencerminan dari bagian belahan yang
lainnya. Bidang simetri di notasikan dengan P ( Plane ) atau m ( mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2 yaitu :
a) Bidang Simetri Utama
Merupakan bagian yang dibuat melalui 2 buah sumbu simetri
utama kristal dan menjadi 2 bagian yang sama besar :
Bidang simetri ini ada 2 yaitu :
Bidang Simetri Utama Horisontal dinotasikan dengan h
(bidang ABCD)
Bidang Simetri Utama Vertikal dinotasikan dengan v (Bidang
KLMN dan OPQR)
c+
ab-
b+
a+
c-
c+
a-
b-
b+
a+
cGambar 9.Sistem Hexagonal
Titik Simetri atau Pusat Simetri (Centrum = C)
Pusat simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat ibuat
garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain
mempunyai jarak yang sama, di jumpai kenampakan yang sama pula berupa
tepi, sudut, dan bidang.
Pada pusat simetri selalu berhimpit dengan pusat kristal, tetapi pusat
kristal belum tentu merupakan pusat simetri.
Pengertian
Mineralogi adalah salah satu cabang geologi yang mempelajari
tentang mineral, atau benda padat homogen yang mempunyai rumus kimia
tertentu dan biasanya terbentuk oleh proses alam secara anorganik.
Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk
Quartz
Feldspars:
Orthoclase, Kaya akan Kalium ( K )
Plagioclase, Kaya akan Kalsium ( Ca ) dan Natrium ( Na )
Sheet silicates
Mica
Muscovite, kaya akan Alumunium ( Al ) dan berwarna cerah
Biotite, kaya akan Besi ( Fe ) dan berwarna gelap
Chain silicates
Pyroxenes, berantai tunggal
Amphiboles, berantai ganda
Single tetrahedron
Olivine
2.
Oxides
Tersusun dari Oksigen ( O ) dan logam atau ion-ion lain.
Hematite
Magnetite (Fe3O4)
Corundum (Al2O3)
(Fe2O3)
3. Carbonates
Tersusun dari ion inti (CO3)2 , yang berkombinasi atau bergabung
dengan Ca, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Terdapat kurang lebih 80 jenis
mineral karbonat, tetapi yang paling umum adalah :
Calcite (CaCO3)
Aragonite (
Dolomite (CaMg(CO3)2)
4. Sulfides
Merupakan kombinasi atau gabungan satu atau lebih logam dengan
sulfur ( S ). Contohnya adalah :
Galena(PbS)
Pyrite (FeS2) Kalkopirit (CuFeO2)
5.
Sulfates
Penyusun utamanya adalah ion Sulfat ( SO4 ) yang berkombinasi atau
bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :
Anhydrite (CaSO4)
Barite (BaSO4 )
6. Posphates
Penyusun utamanya adalah ion Fosfat (PO4) yang berkombinasi atau
bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :
Apatite
(2Ca5 PO4)3 F
7. Native elements
Contoh mineralnya adalah :
Logam
Gold
(Au)
Silver
(Ag)
Platinum
(Pt)
Non-Logam :
Diamond
(C)
Graphite
(C)
Sulfur (S)
Putih
b. Kuning
lain:
: Kaolinite, Gypsum
: Belerang
e. Biru
: Azurite, Limonite
f. Coklat
: Biotite, Limonite
g. Abu-abu
: Galena, Hematite
3. CERAT (STREAK)
Cerat/warna gores merupakan warna mineral bila dijadikan bubuk warna
ceratnya adalah tetap untuk mineral tertentu. Warna cerat didapat dengan
menggoreskan mineral pada keping cerat porselen bagian yang tidak
licin.Bagi mineral yang lebih keras dari keping porselen, mineral dilumatkan
dengan montir, atau skala kekerasan mineral yang lebih tinggi dari mineral
tersebut.
4. KEKERASAN (HARDNESS)
Kekerasan adalah ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah kekerasan dari SKALA MOHS, yang
mempunyai 10 skala dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak dan skala 10
untuk mineral terkeras.
Mineral
Rumus Kimia
kekerasan
1
Talk
H2Mg3(SiO3)4
Gypsum
CaSO4. 2H2O
Calsite
CaCO3
Fluorite
CaF2
Apatite
Orthoclas
CaF2Ca3(PO4)2
K Al Si3 O8
e
Quartz
Topas
9
10
Corundum Al2O3
Diamond
C
SiO2
Al2SiO3O8
:3
Pecahan kaca
: 5,5-6
Pisau baja
: 5,5-6
Kikir baja
: 6,5-7
Lempeng baja
:7
5. BELAHAN (CLEVEAGE)
Belahan adalah kenampakan mineral untuk membelah mengikuti satu atau
beberapa arah bidang belahan yang rata, halus dan licin serta pada umumnya
selalu berpasangan.
a. Belahan sempurna (perfect cleveage), ada bidang belahan dan mudah
dibelah.
b. Belahan baik (good cleveage), ada bidang belahan tetapi tidak mudah
dibelah.
c. Belahan tidak jelas (indistinc cleveage), bidang belahan seperti garis
atau kenampakan striasi pada bidang belahannya.
d. Belahan tidak menentu, tidak ada belahan.
6. PECAHAN (FRACTURE)
Pecahan adalah kenampakan pada mineral akibat pukulan dari luar, pecahan
memperlihatkan pemukaan yang tidak teratur, sehingga memantulkan cahaya
ke segala arah dan tidak teratur.Sedangkan bidang belahan memperlihatkan
bidang permukaan yang licin dan halus, sehingga mampu memantulkan
berkas cahaya yang sejajar.
(filliform),
bentuk
Kristal
yang
kecil-kecil
menyerupai benang.
f. Merambut (capillary), bentuk Kristal kecil-kecil menyerupai
rambut.
adalah
suatu
daya
tahan
mineral
terhadap
pemecahan,
9. KEMAGNETAN
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet.
a. Ferromagnetic, apabila mineral itu tertarik kuat oleh magnet.
b. Paramagnetic, apabila mineral itu tertarik agak kuat oleh magnet.
c. Diamagnetic, apabila mineral itu tidak tertarik oleh magnet.
10. BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral di udara terhadap
volumenya di dalam air. Berat jenis dapat dihitung dengan:
a. Piknometer
Mineral ditimbang, misalnya beratnya = G gram, piknometer penuh
air dan mineral (diluar piknometer) bersama-sama ditimbang beratnya
= P gram. Piknometer penuh air dimasukki mineral, ditimbang
beratnya = Q gram.
Berat air yang tumpah = (P-Q) gram
Volume air yang tumpah = (P-Q) cm3
Volume mineral = volume air yang tumpah = (P-Q) cm3
gram/cm3
b. Gelas ukur
Mineral ditimbang, beratnya = G gram
Mineral diukur volumenya dengan gelas ukur, misalnya V cm3
gram/cm3
c. Neraca air
Mineral di udara di timbang, beratnya = G gram
Mineral di dalam air ditimbang, beratnya = A gram
Gaya Archimedes = KA = (G-A) gram = berat air yang dipindahkan
oleh mineral itu.
Volume air yang di pindahkan oleh mineral itu = volume mineral =
(G-A) cm3
Jadi, berat jenis mineral =
gram/cm3
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
III.1. Hasil Penggambaran Sistem Kristal
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
IV.1. KESIMPULAN
Dengan mempelajari dan melakukan praktikum tentang Mineralogi dan
Kristalografi. Dapat saya ambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya untuk dapat
mengenal, mengetahui dan menguasai ilmu tentang kristal dan mineral dalam studi
Geologi. Karena kristal dan mineral sendiri adalah merupakan salah satu dasar yang
paling penting dalam ilmu Geologi itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan oleh kristal
menjadi salah satu dasar untuk mempelajari ilmu tentang mineral yang akan dipelajari
pada tahap selanjutnya. Jika tidak menguasai dan mengenal tentang kristal, akan
sangat sulit untuk selanjutnya memmahami Mineralogi, dan mineral itu sendiri adalah
pembentuk batuan, sedangkan batuan itu adalah inti dari Geologi. Hal ini juga
menyebabkan Mineralogi dan Kristalografi menjadi syarat untuk dapat melanjutkan
studi pada mata kuliah dan praktikum Petrologi yang akan dipelajari selanjutnya.
Selama melakukan praktikum Mineralogi dan Kristalografi, praktikum diharapkan
mampu mengenal, mengklasifikasi, mendeskripsi serta menggambar sketsa dari
masing-masing ancer kristal yang ada, yaitu, Isometrik, Tetragonal, Hexagonal,
Trigonal, Orthorhombik, Monoklin serta Triklin. Dan tentu saja praktikum diharapkan
mampu untuk mengetahui defenisi dari kristal itu sendiri, proses-proses
pembentukkannya, dan juga mengetahui ancer-unsur yang ada pada kristal itu sendiri.
Seperti sumbu simetri, sudut simetri, dan juga bidang simetri. Selain itu praktikum
juga harus mengetahui aplikasi dari Mineralogi dan Kristalografi itu sendiri,
khususnya dibidang Geologi.
Dalam praktikum Mineralogi dan Kristalografi yang dilakukan dilaboratorium
Mineralogi dan Kristalografi pada jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi
AKPRIND Yogyakarta. Digunakan proyeksi Orthogonal dalam melakukan
penggambaran atau sketsa kristal. Metode penggambaran ini dilakukan dengan
menggunakan persilangan sumbu yang akan menghasilkan sketsa tiga dimensi dari
kristal. Penggambaran kristal dilakukan sesuai dengan hasil deskripsi kristal yang
telah dilakukan. Pendeskripsian dilakukan dengan langkah-langkah menentukan
jumlah ancer-unsur simetri, kelas simetri, simbolisasi Herman-Mauguin, simbolisasi
Schoenflish, indeks Miller-Weiss serta menentukan nama bentuk kristal dan contohcontoh mineralnya.
Setelah mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi dan Kristalografi,
diharapkan untuk kedepannya dalam mempelajari Mineralogi akan dapat lebih mudah
dengan memiliki dasar-dasar yang telah didapat pada Kristalografi.
IV.2. SARAN
Selama mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi dan Kristalografi ,
telah banyak yang dapat kita pelajari. Baik dalam hal ilmu tentang kristal itu sendiri
pada khususnya serta tentang aplikasi dan manfaatnya dalam bidang Geologi dan juga
dikehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan praktikum Kristalografi, dapat kita sadari bersama ada
beberapa kekurangan yang cukup menghambat berjalannya proses praktikum. Salah
satu yang paling dapat dirasakan adalah kurangnya jumlah sampel (contoh) kristal
yang ada dilaboratorium Kristalografi dan Mineralogi. Maka diharapkan agar
kedepannya kekurangan tersebut dapat ditutupi sehingga proses praktikum yang
dilakukan dapat berjalan ancer. Dan satu hal lagi yang juga perlu diperhatikan adalah
waktu praktikum yang kadang tidak tepat pada waktunya. Diharapkan agar untuk
kedepannya kita dapat sama-sama untuk menjaga hal tersebut agar tidak terulang atau
paling tidak dikurangi. Dengan begitu diharapkan praktikum yang dilakukan dapat
lebih baik lagi.
Namun pada dasarnya, diluar kekurangan-kekurangan yang ada. Praktikum
yang dilakukan sudah cukup baik. Dan tentu saja kita semua berharap agar dapat
terus lebih baik lagi dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Hambiln, W. K. dan Howard, J. D, 1971, Physical Geology Laboratorium Manual,
Burgess Publising Company, Minesota, 188p.
Mason, B. and Berry, L.G, 1968, Elements of Mineralogy, W.K Freeman and
Company, San Francisco, 550 p.
Miftahussalam Ir.dkk, Buku Pedoman Pratikum Geologi Fisik. Yogyakarta :
AKPRIND.
Mulyo Agung, 2004. Pengantar ilmu kebumian.CV.Pustaka Setia Bandung
Geologi Dasar (Buku Petunjuk Praktikum). Penerbit: Fakultas Teknik Geologi UPN
Veteran Yogyakarta.
LAMPIRAN
-Hasil Lapangan