Disusun oleh:
Evansander Arjun
231.10.8021
Penyusun:
Evansander Arjun
231.10.8021
Disetujui Oleh:
Asisten Praktikum Kristalografi & Mineralogi
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Sumberdaya Mineral
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Alat dan Bahan
1.4 Waktu, Lokasi dan Pelaksanaan Praktikum
BAB 2 KRISTALOGRAFI
2.1 Dasar Teori
2.2 Simbol Kristalografi
2.3 Geometri Kristal
2.4 Sistem Kristal
2.4.1 Sistem Kristal Isometrik
A. Ketentuan Sistem Kristal Isometrik
B. Cara Menggambar Sistem Kristal Isometrik
Lampiran
2.4.2 Sistem Kristal Hexagonal
A. Ketentuan Sistem Kristal Hexagonal
B. Cara Menggambar Sistem Kristal Hexagonal
Lampiran
2.4.3 Sistem Kristal Tetragonal
A. Ketentuan Sistem Kristal Tetragonal
B. Cara Menggambar Sistem Kristal Tetragonal
Lampiran
2.4.4 Sistem Kristal Orthorombik
A. Ketentuan Sistem Kristal Orthorombik
B. Cara Menggambar Sistem Kristal Orthorombik Lampiran
BAB 4 LAPANGAN
4.1 Geologi Regional
4.1 Lokasi, Waktu dan Kesampaian Daerah
4.2 Mineral Yang Dijumpai dan Keterdapatannya di dalam Batuan Lampiran
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum kristalografi dan mineralogi yaitu pukul 9.45–
11.45 WIB.
2. Lokasi
Lokasi praktikum kristalografi dan mineralogi yaitu di Laboratorium Sumber
Data Mineral IST AKPRIND Yogyakarta, Jl. Dewan Nyoman Oka No.32,
Kotabaru – Yogyakarta 55224.
3. Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan praktikum kristalografi dan mineralogi dilakukan sekali dalam
satu minggu, yaitu pada hari Rabu.
BAB II
KRISTALOGRAFI
1. Sifat geometri
Memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah sumbu kristal yang
menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar
yang membatasinya.
3. Stuktur dalam
Membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal, juga menghitung
parameter dan parameter rasio.
Sumbu Kristalografi merupakan suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat
kristal. Kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi.
Tetapi, dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan
proyeksi orthogonal. Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh
perpotongan sumbu-sumbu kristalografi pada titik potong (pusat kristal).
Gambar 2.1 Sumbu kristal
(Sumber: Buku Panduan Praktikum Kristalografi dan Mineralogi IST AKPRIND, 2022)
Pusat simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat dibuat
garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengna yang laiin
dengan jarak yang sama dijumpai kenampakan yang sama. Pusat simetri
selalu berhimpit dengan pusat kristal, tetapi pusat kristal belum tentu
merupakan pusat simetri.
1. Sfenoid
a. Kelas: ke-4
b. Simetri: 2
c. Elemen simetri: 1 sumbu putar.
2. Doma
a. Kelas: ke-3
b. Simetri: m
c. Elemen simetri: 1 bidang simetri.
3. Prisma
a. Kelas: ke-5
b. Simetri: 2/m
c. Elemen simetri: 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri
yang berpotongan tegak lurus.
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal monoklin ini
adalah azurit, malachite, colemanite, gipsum, dan epidot.
B. Cara Menggambar Sistem Kristal Monoklin
a. Sudut a+ dengan b- = 450
b. Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 4: 6 Sumbu c adalah sumbu
terpanjang. Sumbu a adalah sumbu terpendek.
Gambar 2.12. Penggambaran sistem kristal monoklin
(Sumber: Buku Kristalografi & Mineralogi, Sri Mulyaningsih, 2018)
2.4.6. Sistem Kristal Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu
tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal triklin memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-
sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan
juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.