Kelainan Gigi Geligi PDF
Kelainan Gigi Geligi PDF
Kelainan gigi geligi atau disebut anomali gigi yaitu gigi yang bentuknya menyimpang
dari bentuk aslinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan anomali gigi:
1. Gangguan metabolisme
2. Faktor herediter
3. Gangguan pada waktu pertumbuhan, perkembangan gigi
Anodonsia
Kelebihan gigi pada gigi susu jarang terjadi (0,5%). Bila terdapat gigi lebih pada gigi
geligi susu ini ialah : mesiodens pada garis median/mid line mesiodens atau gigi lebih I2/
supplemental lateral insisor.
Daerah molar tiga:
Gigi sebelah distal M3 lebih sering pada rahang atas dibanding pada rahang bawah disebut
disto molar atau para molar.
Concrescence
Keadaan ini adalah fusion atau tumbuh jadi satu pada akar gigi melalui jaringan
sementum setelah akar terbentuk. Fusi dapat terjadi sebelum atau setelah gigi erupsi
di rongga mulut. Kadang-kadang akibat dan trauma. Sering terjadi pada regio molar
atas.
INVAGINATUS/
DENS
IN
DENTE
Anomali
pertumbuhan
yang
mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai tonjolan
di daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi I2 atas, bisa pada I2 bawah.
Perkembangan anomali ini akibat terselubungnya organ enamel diantara mahkota
gigi.
satu atau lebih tekukan, akar dan mahkota gigi membentuk sudut 45o sampai lebih
dan 90 Dilaceratio (latin) berarti penyobekan. Dapat diakibatkan karena trauma
mekanis pada mahkota gigi yang telah mengalami pembentukan sehingga tersobek
dan akarnya. Sering terjadi pada kasus M3 bawah.
d. FLEXION : Akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi
e. TONJOL EKSTRA DAN RIGI EMAIL: Jumlah tonjol yang lebih banyak daripada
normal dan adanya rigi email, contohnya ; gigi incisivus bentuk sekop, gigi incisivus
bentuk bintang, T dan Y. Talon (tonjol ekstra pada tuberculum dentis gigi incisivus).
Tuberculum Carabelli pada mesiolingual gigi molar atas pertama. Tuberculum
paramolar (tonjol ekstra pada mebukal gigi molar atas dan bawah terutama gigi molar
kedua dan ketiga).
Talon cusp
Tonjolan kecil dari enamel pada daerah cingulum dan gigi anterior atas dan bawah
tetap disebut talon cusp. Seringkali cuspnya mempunyal tanduk pulpa sehingga
rontgen foto sering salah dengan gigi supernumerary yang bersatu dengan gigi
anterior atau dens in dente.
f.
Taji Email:
Email mahkota yang sering berekstensi sampai ke bifurkasio atau trifurkasio.
g. MAKRODONSIA: Ukuran gigi yang pelampaui batas nilai normal pada satu atau lebih
ukuran dan satu sampai semua elemen gigi-geligi. Pada umumnya tidak ada
penyimpangan bentuk lainnya. Makrodonsia (gigi I dan C). bisa terjadi pada satu gigi,
beberapa gigi atau seluruh gigi.
i.
pengecilan rongga pulpa pada daerah cemento enamel junction. Jarang terjadi, satu
dan 1000 gigi tetap dan terlihat pada orang Indian, Amerika atau orang Eskimo.
j.
PENAMBAHAN AKAR GIGI : jumlah akar gigi yang lebih banyak daripada normal
pada suatu elemen bisa karena pembelahan akar gigi atau peambahan akar gigi.
l.
10
gangguan endokrin
trauma dll
displasia dentin
dentinogenesis imperfecta
odontoplasia
Gigi Hutchnsons
Ini disebabkan karena penyakit syphilis congenital I1 atas dan bawah (susu/
tetap), lebar pada bagian servikal, sempit pada bagian incisal dan tonjolantonjolan (notch) pada edge incisal. Gigi M1 permukaan oklusalnya mempunyai
tuberkel kecil-kecil ganda, dengan cusp yang perkembangannya jelek, terlihat
seperti buah murbei (mulberry molars)
11
Hypoplasia enamel
Gangguan pada ameloblast ketika pembentukan enamel matrik. Adalah pembentukan
enamel yang tidak sempurna sebabnya:
-
Defisiensi makanan
Pengobatan tetracycline
Measles disease
Makan
terlalu
banyak
mengandung
fluorida
pada
waktu
perkembangan/
pembentukan gigi
-
Enamel hypocalsification
Ganguan pada waktu enamel matrik masak
Enamel displasia
Perkembangan enamel yang abnormal.
Sebab enamel displasia
gangguan local :
sistemik
turun temurun
biasanya bervariasi dalam warna dan putih ke kuning dan coklat dan atau morfologi
enamel berlubang kasar.
Amelogenesis imperfecta
Penyakit turunan yang terjadi pada saat pembentukan enamel pada gigi susu dan
tetap. Kekurangan jaringan enamel sebagian atau seluruhnya mengakibatkan
mahkota kasar, berwarna kuning sampai cokiat yang cenderung rusak.
12
Fluorosis
Secara klinis terlihat semua gigi tetap warnanya berubah dari putih ke kuningan
coklat bintik-bintik dan atau perubahan morfologis enamel berubah menjadi enamel
berlubang-lubang. Fluor yang terdapat pada air mineral menyebabkan keadaan mi
jauh lebih besar (berlipat kali) daripada fluor 11 juta yang ditambahkan di air minum
untuk menurunkan kerusakan gigi.
High fever
Pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering sebagai akibat demam
pada masa kanak-kanak dan penyakit campak.
13
Dentin Dysplasia
Yaitu anomali dan dentin baik yang disebabkan oleh turunan atau oleh penyakit/
sistemis.
Dentinogenesis Imperfecta
Secara klinis semua gigi susu/ tetap berwarna biru keabu-abuan sampai kuning.
Kadang-kadang bertukar warna. Secara radiologis menunjukkan saluran akar dan
ruang pulpa sebagian atau sama sekali tidak ada. Gigi ini Iemah, kurang dukungan
dan jaringan dentin.
Tetracycline Stain
Obat antibiotik tetracycline yang dimakan/ diminum oleh wanita hamil, kanak-kanak
dapat melebur dalam dentin yang berkembang. Warnanya tergantung dan dosis dan
diminum pada usia berapa, dan warna kuning sampai coklat abu-abu.
B. GANGGUAN ERUPSI
1. Waktu muncul
a. waktu muncul normal
Universitas Gadjah Mada
14
infra okiusi
ankylosis
Yaitu gigi yang dapat erupsi tetapi tidak dapat berokiusi dengan gigi
antagonis. Ankylosis dapat dimulai dan suatu infeksi atau trauma jaringan
periodontal. Gigi M2 bawah sering gagal erupsi ketika rahang tumbuh,
jaraknya: 1-2 mm dan okiusi.
2. Kelainan tempat
a. Distopi dan heteropi
Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan heteropi ialah
munculnya elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.
b. Misplaced teeth transposisi
Sering terjadi kadang-kadang benih gigi keluar dan tempatnya sehingga gigi
erupsi tidak pada tempatnya. Yang paling sering gigi C atas (20 s/d 25 kasus),
kemudian gigi C bawah.
c. Rotasi
Anomali ini jarang, paling sering pada gigi P2 atas, kadang-kadang/ atas, P1
atau P2 atas. Gigi bisa berputar pada porosnya sampai 180o.
C. GANGGUAN PASCA PEMBENTUKAN
a. Kanies
b. Erosi (chemis) --- asam (diet, pekerjaan, endogen)
--- idiopatik
c. Abrasi (mekanis)
d. Atrisi (terpakai untuk mengunyah)
e. Hipersementosis dan kelainan sementum lainnya
f. Hipersementosis
15
g. Sementoblastoma
h. Sementoblastoma bentuk raksasa
I. Resorbsi elemen gigi (interna dan eksterna)
j. Keausan dan gejala tua Iainnya
akibat pengunyahan (atrisi)
akibat penyikatan gig(abrasE)
disharmoni, kerot, penyakit gigi dll
k. Trauma
l. Perubahan warna
perubahan warna infiltratif
perubahan warna form atif
perubahan warna semu
m. Sindroma dengan anomali gigi-geligi
n. Akar tambahan
dapat disebabkan oleh trauma, gangguan metabolisme atau tekanan.
Biasanya terjadi pada gigi yang akarnya terbentuk sesudah individu lahir.
Misalnya pada gigi C, P bawah dan M3. pada delaceration dan flexion sering
memperlihatkan gigi dengan akar supernumerary atau tambahan.
ANOMALI TAMBAHAN
Anomali tambahan ini cenderung mengenai seluruh gigi daripada satu atau dua gigi
saja yang berhubungan dengan retensi mekanis dan luka
Unusual Dentition
Gigi-geligi yang paling tidak menurut kebiasaan dengan seluruhnya/ sebagian erupsi:
24 gigi pada rahang atas
16
Gambar IV.19. Gigi tetap yang mempunyai 24 gigi, termasuk 13 buah gg molar.
Variasi
Pada beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp atau tonjol lebih
letaknya antara cusp lingual disebut tuberculum inter. Bila cuspi atau tonjol lebih
letaknya pada marginal ridge distal antara cusp distal dan cusp lingual disebut
tuberculum sextum (M1 bawah mempunyai cusp ke enam)
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Brand, R.W., and Isseihard D.E., 1991, Anatomy of Orofacial Structures, 5th ed. CV.
Mosby Co., Toronto.
2. Conen and Buens ,R.C., 1995, Pathways of The Pulp, Mosby Co., Toronto.
3. Diamond ,M., 1952, Dental Anatomy, 3th ed, Mc. Millan.
4. Dixon ,A.D., 1993, Anatomi untuk Kedokteran Gigi (terj), 5th ed, Church ii Livingstone,
London.
5. Itjingningsih, W.H., 1995, Anatomi Gigi ECG, Jakarta.
6. Jablonsky, S., 1982, Illustrated Dictionary of Dentisty, WB. Saunders Co,. Philadelpia.
7. Kraus,S.B., 1980, Dental Anatomy and Occlusion, William and Wilkins, Baltimore.
18