Batuan Sedimen Karbonat PDF
Batuan Sedimen Karbonat PDF
b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau meruncing yang tersusun
oleh micrite dan tanpa struktur internaL Ukuran dari peloid antara 0,1 - 0,5 mm.
c. Pellet
Pellet merupakan partikel berukuran < 1mm berbentuk spheris atau elips dengan komposisi
CaCO3. Secara genetic pellet merupakan kotoran dari organisme.
4). Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi rongga
pori yang terendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika,
sulfat atau oksida besi.
V.3. KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT
Dalam praktikum ini digunakan 4 macam klasifikasi yaitu klasifikasi untuk batugamping yaitu
klasifikasi Dunham (1962) yang kemudian dikembangkan menjadi klasifikasi Embry & Kiovan
(1971), klasifikasi Folk (1959) dan klasifikasi untuk batuan campuran silisiklastik-karbonat
yaitu Klasifikasi Mount (1985).
a. Klasifikasi Dunham (1962) dan Embry & Kiovan (1971)
Klasifikasi Dunham (1962) dilasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping. Karena
menurut Dunham, dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek yang
tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan
Folk (1959).
Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik batuan.
Bila batuan bertekstur mud supported diinterpretasikan terbentuk pada energi rendah
karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada lingkungan yang
berarus tenang. Sebaliknya Dunham berpendapat bahwa batuan dengan fabrik grain
supported terbentuk pada energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran
yang dapat mengendap.
Batugamping dengan kandungan beberapa butir (< 10 %) di dalam matrikss Lumpur
karbonat disebut mudstone, dan bila mudstone tersebut mengandung butiran tidak saling
bersinggungan
disebut
wackestone.
Lain
halnya
bila
antar
butirannya
saling
bersinggungan disebut packstone atau grainstone; packstone mempunyai tekstur grainsupported dan biasanya memiliki matriks mud. Dunham memakai istilah boundstone
untuk batugamping dengan fabrik yang mengindikasikan asal-usul komponenkomponennya
yang
direkatkan
bersama
selama
proses
deposisi
(misalnya
pengendapan lingkungan terumbu). Dalam hal ini boundstone ekuivalen dengan istilah
biolithite dari Folk.
Klasifikasi Dunham (1962) memiliki kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya adalah
tidak perjunya menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar
nama batuan. Kesulitan adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik yang menjadi dasar
klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di dalam sayatan hanya memberi
kenampakan dua dimensi, oleh karena itu harus dibayangkan bagaimana bentuk amensi
batuannya agar tidak salalj dalam penafsirannya.
Embry dan Klovan (1971) mengembangkan klasifikasi Dunham (1962 dengan membagi
batugamping menjadi dua kelompok besar yaitu autochtonous limestone dan
allochtonous limestone berupa batugamping yang komponen-komponen penyusunnya
tidak terikat secara organis selama proses deposisi.
Pembagian allochtonous dan autochtonous limestone oleh Embry dan Klovan (1971)
telah dilakukan oleh Dunham (1%2) hanya saja tidak terperinci. Dunham hanya
memakainya sebagai dasar penglasifikasiannya saja antara batugamping yang tidak
terikat (packstone, mudstone, wackestone, grainstone) dan terikat (boundstone)
ditegaskan. Sedangkan Embry dan Klovan (1971) membagi lagi boundstone menjadi tiga
kelompok yaitu framestone, bindstone,dan bafflestone, berdasarkan atas komponen
utama terumbu yang berfungsi sebagai perangkap sedimen. Selain itu juga ditambahkan
nama kelompok batuan yang mengandung komponen berukuran lebih besar dari 2 cm >
10 %. Nama yang mereka berikan adalah rudstone untuk component-supported dan
floatstone untuk matrix supported. Klasifikasi Embry & Klovan (1971) dapat dilihat pada
Gambar V.1.
sebagai
semen.
Pada
umumnya
dibedakan
dengan
mikrit
karena
(2)
(3)
Allochem butiran karbonat seperti pelloid, ooid, bioklas, dan intraldas yang
berukuran >20 m), dan lumpur karbonat atau mikrit (berukuran <20 m).
membentuk tipe porositas ini, dibutuhkan perbedaan tingkat kelarutan antara butiran
dan struktur yang ada.
Terbentuk dalam batuan monomineralik berhubungan dengan perbedaan kristalinitas,
ukuran kristal, inklusi organik, porositas primer dan lain-lain.
e. Fenestral :
Merupakan variasi dari interparticle porosity yang terbentuk pada lingkungan yang
khusus, seperti supratidal levee. Terbentuk sebagai akibat hilangnya beberapa butir
pembentuk batuan sehingga terbentuk rongga-rongga yang besar.
f. Shelter :
Merupakan variasi dari interparticle porosity, dimana adanya butiran yang berbentuk
lempeng, menjadi semacam payung bagi area di bawahnya, untuk melindungi dari
pengisian sedimen yang mengendap.
g. Growth framework :
Pertumbuhan kerangka seperti kerangka koral, yang mengakibatkan rongga yang diisi
oleh koral, menjadi terbuka.
2. Porositas batuan karbonat tersebut tidak dipengaruhi atau dikontrol oleh kemas (fabric)
batuan, disebut sebagai not fabric selective, yaitu porositas:
a. Fracture :
Rongga yang berbentuk rekahan, yang terbentuk akibat adanya tekanan luar, dan
biasanya terjadi setelah pengendapan, serta berasosiasi dengan proses perlipatan,
pensesaran ataupun salt doming. Terjadi pada batuan karbonat yang relatif brittle,
biasanya homogen, seperti kapur dan dolomit.
b.
Channel :
Vug
Cavern :
Breccia :
Terbentuk karena adanya proses retakan yang menyebabkan batuan hancur menjadi
bongkah-bongkah kecil dan terbentuklah pori-pori yang berada di antaranya.
Boring :
Pori-pori yang terbentuk karena adanya aktivitas pemboran oleh organisme.
Burrow :
Porositas yang terbentuk karena penggalian organisme.
Shrinkage :
Penciutan, dimana sedimen yang telah diendapkan, menjadi kering dan menciut,
sehingga terjadi rekahan-rekahan yang dapat menimbulkan pori.
V.5. DIAGENESA BATUAN KARBONAT
a. Lingkungan Diagenesis
Sementasi : proses perekatan antar butir batuan akibat adanya proses pelarutan dan
pembatuan
V.6. TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KARBONAT
Pada umumnya batuan terdiri dari mineral - mineral authigenic. Batuan memperlihatkan
gejala diagenesa pada tekanan (P) dan temperatur (T) tertentu, maka porositas batuan
menjadi sangat rendah atau hilang.
Batuan karbonat dicirikan oleh porositas yang rendah dan ditandai oleh tekstur mozaic.
Contoh : batugamping
Terdiri dari kristal - kristal kalsit dan tdak memperlihatkan porositas / porositas rendah.
Butiran - butiran kalsit dapat berupa polygon - polygon atau bergerigi. Butitan kalsit yang
bergerigi menunjukkan adanya rekristalisasi yang terjadi pada saat diagenesa. Sebelum
rekristalisasi, ada pori sehingga menjadi ada porositas. Pada non klastik kadang - kadang
ada butiran - butiran yang amorf :
o
Kalsedon
Sebagai semen
Opal
Ciri yang penting pada batuan karbonat, butiran - butiran yang mula - mula halus, pada
diagenesa akan menjadi bertambah besar.
Ada 3 unsur tekstur :
Butiran (grain)
Butiran klastik (yang tertransport), disebut sebagai fragmen
Massa dasar (matrix)
Lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama dengan fragmen
Universitas Gadjah Mada
10
Semen (cement)
Berukuran halus, merekat butiran/fragmen dan matriks : diendapkan kemudian
(setelah fragmen dan massa dasar)
Sorting/ pemilahan
Sorting baik
Besar butir merata (matriks hanya sedikit/tidak ada)
Sorting buruk
Besar butir tak merata dan matriks cukup banyak
Rounding/Kebundaran
Terbagi atas :
Angular (menyudut)
Rounded (bulat)
11
3. Microcrystalline rocks
Batugamping tipe ini identik dengan batulempung dan terbentuk pada lingkungan yang
tidak dipengaruhi oleh arus yang kuat.
Daerah pengendapannya pada laut amat dangkal, dengan laguna yang terlindunglereng
yang landai dan terendam serta mempunyai tingkat kedalaman yang sedang. Disamping
pada daerah-daerah tersebut diatas Microcrystalline rocks dapat juga terbentuk di dalam
daerah lepas pantai yang lebih dalam dari daerah-daerah diatas.
Dari semua partikel alkimia, intraklast adalah paling penting karena terbentuk di air
dangkal, dibawah garis gelombang, atau mencirikan kemungkinan adanya pengangkatan
tektonik.
Akan tetapi tidaklah dapat dipungkiri bahwa satuhal dapat terjadi diantara banyak
kemungkinan yang merupakan suatu kelainan. Kelainan-kelainan tersebut misalnya, mikrit
dapat terbentuk di dalam zone energi yang tinggi jika lumpur karbonat tersebut
terperangkap oleh algae yang kotor (penuh lumpur) dan diangkut dengan keras oleh
gelombang.
Sedangkan sparit mungkin saja terjadi pada suatu lingkungan air yang tenang apabila
disitu terjadi suatu akumulasi fragmen-fragmen fossil, dan zat kimia yang terdapat pada
lingkungan tersebut tidak bercampur dengan lumpur karbonat. Sparit tersebut dapat
terbentuk oleh pretipitasi kimiawi ataupun oleh peristiwa abrasi dalam lingkungan yang
tenang tersebut.
Mikrit atau diamikrit adalah analog dengan lempung/serpih yang terbentuk di tengahtengah dari sebagian besar laguna ataupun terentuk di dalam air laut lepas pantai.
Batuan yang tersaring dari lumpur karbonat ataupun tersaring dari alokimia merupakan
transisi biomikrit ke biosparit dan identik dengan immature sandstone.
Batuan tersebut dapat terbentuk apabila gelombang atau arus tidak begitu kuat. Bila
kegiatan arus tersebut berlangsung dengan sporadic maka semua mikrit tidak akan dapat
dikikis ataupun diangkut.
Biosparite, intrasparite dan sebagainya adalah identik dengan super mature sandstone.
Satu hal yang dipandang penting di dalam pembagian lingkungan pengendapan
batugamping adalah adanya matriks lumpur gampingan dan semen sparry calsite yang
diakibatkan oleh adanya pembagian antara kegiatan gelombang dan anus. Arus turbulen
akan mempercepat proses pencucian lumpur gampingan dan lumpur gampingan tersebut
kemudian bercampur satu sama lain hingga menjadi suatu suspensi lumpur karbonat.
Suspensi lumpur karbonat tersebut kemudian diangkut ke dalam zone energi rendah.
Proses tersebut merupakan garis pemisah antara tingkat mature dan sub mature dalam
batupasir dan antara mikrit dan sparit dalam klasifikasi pertama Folk (1959).
12
tidak
mengalami
penyaringan
(winnowing)
akan
tercirikan
oleh
13
a.
b.
c.
Trilobite sparite (Silurian), Asker, Norway. Diam. 3 mm. Very abundant carapaces of the
trilobite Olenus enclosed in sparry calcite cement in which crudely columnar crystals
stand approximately normal to the shell surfaces.
14
A. Biomicrite, Twin Creek Limestone (Jurassic), near Jackson, Wyoming. Diam. 2.7 mm.
Poorly sorted, ragged organic fragments enclosed in a matrix of calcite mud (stippled).
Most larger fragments are fibrous calcite and may be bits of brachiopod or of certain
molluscan shells; two coarse calcite fragments are bits of echinoids. Ragged, disoriented
character of the organic fragments suggests bioturbation.
B. Crinoidal limestone, Trenton Limestone (Ordovician). Trenton Falls, New York. Diam. 3
mm. Medium-grained limestone composed of tightly interlocking crinoid fragments.
Pressure solution along grain boundaries has produced microstylolites between the
grains. One phosphate shell fragment in lower part of diagram.
C. Cephalopod biomicrite (Silurian), Chuohle, Bohemia. Diam. 4 mm. Casts of the nautiloid
cephalopod Otthoceras (circular cross-sections) composed of medium-grained sparry
calcite are embedded in a matrix of microcrystalline calcite and small shell fragments.
Absence of any trace of shell in the large casts suggests that the original shells were
removed by solution and the resulting molds later filled with calcite spar,
15
A. Pleistocene ooids. Great Salt Lake, Utah. Diam. 3 mm. Ooids consist of sub-angular
detrital quartz grains enclosed by aragonite having both concentric and radial fibrous
structure. Incipient cement.
B. Oomicrite, Volksen, Deister Mountains, Germany. Diam. 3 mrp. Loosely packed ooids
consist of nudei encased by microcrystalline calcite (dark stippling); nuclei are shell
fragments, some of which have been recrystallized to calcite mosaics. Ooids occur in a
micrite matrix that has been partially recrystallized; note patches of neomorphic
microspar and fine-grained spar. The allochems are called ooids, because nuclei are
visible and also because vague relics of concentric structure are visible in some (not
illustrated); they have probably been micritized.
C. Composite ooids (Pleistocene), Pyramid Lake, Nevada. Diam. 6 mm. Large ooids
consisting of microcrystalline (stippled) and radial fibrous (dear) concentric layers. Nuclei
are fragments of broken colds, clusters of tiny ooids (right and center), and bits of
granular carbonate (lower right). Incipient cementation as in A.
16
A. Oolitic biosparite (Jurassic), Bath, England. Diam. 2.5 mm. Radial fibrous calcite ooids
(upper right), microgranular calcite pellets (heavily stippled, at bottom), and abraded
shell fragments, all cemented with fine-grained calcite. Cement fabric consists of bladed
calcite crystals rimming each carbonate fragment, with coarse calcite crystals (lightly
stippled, near bottom) occupying the centers of original pores. Some shell fragments are
original fibrous calcite; some are abraded single crystals, probably from echinoids (right
and left); some are recrystallized granular calcite and were probably aragonite originally.
Micrite envelopes on most allochems.
B. Recent ooids, coast of southern Florida. Diam. 2.5 mm. Dark microcrystalline ooids
having distinct concentric structure. Nuclei are microcrystalline pellets; concentric
carbonate is aragonite. Partly cemented with fine-grained calcite, which probably formed
in the vadose environment. Remaining pores are blank.
C. Oosparite, St. Louis Limestone (Mississippian), Bowling Green, Kentucky. Diam. 2.5
mm. Ooids consisting of radial fibrous calcite, but with distinct concentric banding, tightly
packed and firmly cemented by fine-grained clear calcite. Nuclei in ooids are mostly
microcrystalline calcite pellets, but a few appear organic (right edge and lower right).
Compare the looser packing in B.
17
A. Dolomitized Devonian coral. Bear River Range, northern Utah. Diam. 8 mm. Limestone
matrix and septa of coral replaced by very fine-grained dolomite; coarser dolomite has
filled in between septa in coral; dolomite euhedra near the center are enclosed in a single
large calcite crystal.
B. Dolomitized crinoidal limestone (Silurian), Niagara River, \New York. Diam. 6 mm.
Coarse calcite crystals (stippled) are remnants of crinoid plates and stem segments
enclosed and marginally replaced by a fine-grained mosaic of subhedral dolomite
crystals.
C. Dolomitized Devonian coral {Cyathophyllum}, Eifel, Germany. Diam. 3 mm. Coral
structure cut longitudinally. Septa consist of cross-oriented prismatic dolomite; dolomite
mosaic between septa is composed of interlocking larger anhedral grains, generally
elongated parallel to septa.
18
Gambar V. 6. Dolomites
A. Lone Mountain Dolomite (Silurian), 3000 m below surface, near Eureka, Nevada. Diam.
2.5 mm. Mosaic of dolomite anhedra, not visibly different from some recrystallized calcite
mosaics.
B. Glauconitic Bonneterre Dolomite (Cambrian), near St. Louis, Missouri. Diam. 2.5 mm.
Inequigranular dolomite mosaic, with patches of microcrystalline glauconite between
dolomite grains. Local ferric oxide (black), Compare pellet form of glauconite (stippled) in
C. Relict ovoid in large dolomite grain at right may be organic. The rock contains some
detrital quartz grains (not shown in this field) and is perhaps a dolomitized glauconitic
calcarenite.
C. Sandy glauconitic dolomite (Cambrian, Sawatch Formation), Ute Pass, El l'aso County,
Colorado. Subrounded quartz grains and glauconite pellets Healing in a dolomite mosaic;
probably a dolomitized calcarenite. Compare the non-porous mosaic of anhedral dolomite
grains at the bottom with porous aggregate of dolomite rhombs in upper part of figure.
Local ferric oxide stain (black).
19
Gambar V. 7. Cherts
A. Cherty portion of Madison Limestone (Mississippian), Bear River Range, northern Utah.
Diam. 2.5 mm. Dolomite rhombohedra and detrital quartz sporadic grains (blank and
irregular) set in a matrix of microcrystalline quartz. Chert bands like that in center parallel
the bedding and alternate with others, like that at bottom, composed almost entirely of
dolomite. Opaque lamina in dolomite is probably organic material. Secondary veinlet of
chalcedony.
B. Foraminiferal chert (Upper Miocene, McLure Formation), Reef Ridge, California. Diam. 2
mm. In lower half, well-preserved calcite tests, infilled partly with coarse calcite (two
cleavages) and partly with chalcedony (blank), are set in a matrix of opal (stippled). In
upper half, matrix is dear chalcedony (blank), and calcite tests (without distinct outlines)
have been largely replaced by chalcedony.
C. Chert in Helderberg Limestone (Devonian), Genesee County, New York. Diam. 2.5 mm.
An irregular patch of uniformly oriented calcite (dark stippling plus cleavage) is enclosed
and seemingly replaced by microcrystalline quartz (light stippling). Dolomite euhedra,
some of which are zoned, are scattered through both chert and calcite.
20
Gambar V. 8. Ironstones
21