Anda di halaman 1dari 3

KPUetraDpun

SUMBER HUKUM INDONESIA


Oleh Firda Olivia Ramadani, 1506688595

Judul

: Sistem Hukum Indonesia: Prinsip-Prinsip & Implementasi Hukum di


Indonesia

Pengarang

: Ilhami Bisri, S.H., M.Pd.

Data Publikasi : di Jakarta, oleh PT Raja Grafindo Persada, September 2010

Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang menimbulkan pelbagai macam


aturan yang sifatnya memaksa, apabila dilanggar akan ada sanksi tegas

(berupa hukuman kurungan penjara, hukuman mari, penarikan denda dan sitaan atas
benda yang berkaitan dengan pelanggaran) dan segera dijatuhkan. Sumber hukum juga

bersifat normatif, dapat dijadikan tempat berpijak dan tempat memperoleh informasi
tentang sistem hukum yang berlaku di Indonesia (Bisri, 2010).
Sumber hukum di Indonesia meliputi:

1. Pancasila
Menurut memorandum Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (1966)
dalam Bisri (2010), dinyatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber
hukum dalam tata hukum Indonesia, yang artinya adalah pandangan hidup,
kesadaran, dan cita-cita moral rakyat negara dan menjadi sandaran bagi setiap
persoalan hukum di Indonesia, tempat menguji keabsahan dari sisi filosofis ataupun
yuridis.
Dianalogikan dengan teori tangga milik Hans Kelsen (1987) dalam Bisri (2010):
General Norms
(Kaidah Dasar)
Rechts Orde
(Tertib Hukum)

Pancasila

UUD 1945

UU , PERPU, dll

IndividualBerdasarkan
Norms
skema, Pancasila berada pada kedudukanPenerbitan
tertinggi sebagai
Sertifikat
(Aturan Perorangan)

groundnorms atau sumber dari segala sumber hukum yang menjadi dasar
berlakunya UUD 1945 dan peraturan-peraturan lain dibawahnya.

2. UUD 1945

Menurut Basri (2010), Undang-Undang Dasar 1945 merupakan bentuk


perwujudan dari tujuan Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 yang
terdiri atas Pembukaan dan Batang Tubuh.
a) Pembukaan UUD 1945
Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang memuat Pancasila sebagai dasar
negara.
Penyusunan UUD 1945 dilandasi oleh Piagam Jakarta 22 Juni 1945.
b) Batang Tubuh UUD 1945
Bagian batang tubuh terdiri dari 37 pasal, dengan penambahan 4 pasal
peralihan dan 2 pasal tambahan. Di dalam batang tubuh menjelaskan tiga
masalah penting dalam kehidupan bernegara, yakni sistem pemerintahan dan
kenegaraan, institusi negara, serta hubungan antara negara dengan warga
negara, penduduk atau masyarakat.
3. Undang-Undang
Menurut Soekanto dan Soerjono (1983) dalam Basri (2010), secara
perspektif hukum undang-undang memiliki dua makna, yakni:
Undang-undang formal
Setiap bentuk peraturan perundangan yang diciptakan oleh DPR dan
presiden sebagai kepala pemerintahan. Contoh: Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-undang material
Setiap produk hukum yang memiliki fungsi regulasi bersumber kehidupan
manusia, ekonomi, politik, sosial, budaya, kesehatan, agama. Bentuknya bertingkat,
dari UUD sampai ke peraturan desa. Contoh: Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan Peraturan Daerah.
4. Traktat
Traktat (treaty) adalah produk hukum yang diciptakan untuk hubungan
bernegara. Traktat bisa berupa bilateral misalnya perjanjian antara Indonesia
dengan Australia dan bisa berupa multilateral misalnya perjanjian antarnegara
APEC. Traktat penting karena dapat dijadikan referensi setiap negara apabila terjadi
sengketa (Basri, 2010).
5. Doktrin
Doktrin merupakan sumber hukum yang dikemukakan para ahli menyikapi
fenomena yang terjadi setiap waktu. Doktrin menjadi penting karena dalam

perkembangannya hukum harus disesuaikan dengan kemajuan zaman. Doktrin


dikemukakan dalam berbagai forum, misalnya seminar atau penelitian. Salah satu
doktrin terkenal yang digunakan sebagai prinsip garis batas kepulauan Indonesia
diciptakan Ir. Djuanda pada tanggal 13 Januari 1958 dengan penyempurnaan oleh
Mochtar Kusumaatmadja tentang Wawasan Nusantara (Basri, 2010).

Anda mungkin juga menyukai