Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mahkluk hidup organ-organ dan sistem organ yang penyusun tubuhnya. Organ-organ
dalam tubuh makhluk hidup ini bekerja sama dalam membentuk sistem organ, tidak terkecuali
dengan hewan vertebrata dan invebtebrata. Organ merupakan bagian yang menyusun tubuh
makluk hidup. Organ hewan vertebrata ini pada hakekatnya memilki tulang belakang.
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yaitu dapat berkembang biak, sebagaimana yang kita
ketahui, dengan berkembang biak maka makhluk hidup dapat mempertahankan speciesnya.
Makhluk hidup seperti hewan dan manusia mampu berkembang biak karena memiliki alat atau
organ organ reproduksi yang akan berfungsi pada saat hewan dan manusia telah dewasa. Pada
hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia, alat-alat reproduksinya biasanya lebih
terspesialisasi dan dilengkapi dengan kelamin luar.
Hewan jantan dan betina memiliki organ-organ reproduksi khusus dimana bentuk dan
fungsinya berbeda satu sama lain. Pada hewan tertentu memiliki organ reproduksi internal dan
juga eksternal. Organ-organ reproduksi yang letaknya di dalam tubuh hewan dinamakan sistem
reproduksi internal, adapun yang berada di luar tubuh disebut sistem reproduksi eksternal.
Sistem reproduksi eksternal pastinya mudah diamati menggunakan mata telanjang, namun
untuk mengamati sistem reproduksi internal perlu dilakukan suatu pembedahan agar organ
organ reproduksi tersebut bisa terlihat dengan jelas. Praktikum kali ini kami akan membedah
katak, mencit, dan merpati untuk melihat sistem reproduksi internal. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum yang berjudul Sistem Reproduksi.
Dalam kehidupan makhluk hidup terdiri atas berbagai jenis yang biasanya dibedakan dari
klasifikasinya. Salah satunya adalah anatomi atau bentuk tubuh atau organ makhluk hidup. Pada
kenyataannya, anatomi setiap jenis makhluk hidup itu mempunyai perbedaan dan juga
persamaan. Anatomi makhluk hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan dan
anatomi hewan. Pada anatomi hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu
anatomi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang belakang
(invertebrata). Secara tidak langsung melalui pangertian atau penjabaran tersebut dapat diketahui
bahwa anatomi hewan vertebrata mempunyai tulang belakang dan organ-organ penyusunnya.
Dengan semakin majunya teknologi pada saat sekarang ini, manusia dapat mengetahui apa
yang menyusun tubuh makhluk hidup itu. Maka dikembangkanlah ilmu yang mempelajari

tentang hal tersebut, sehingga memudahkan kita memahami hal spesifik melalui apa yang telah
diteliti dan dikembangkan oleh para ilmuwan. Sehingga, dengan mudahnya manusia sekarang
mengamati segala jenis organisme atau makhluk hidup.
Organ tubuh makhluk hidup umumnya kebanyakan tak terlihat maka perlunya diadakan
sebuah percobaan untuk mengamati bagian-bagian organ yang tersembunyi di bagian dalam
tubuh makhluk hidup. Untuk itu di adakan pengamatan system reproduksi pada hewan. Pada
pengamatan system reproduksi yang akan dilakukan, maka kita menggunakan katak dan mencit.
Dimana pada umumnya, hewan vertebrata dan hewan invertebrata tersusun dari berbagai
organ dan sistem organ yang saling mendukung dan bekerja sama untuk melangsungkan fungsi
dan aktivitas hidup.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal bagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami
fungsinya.
2. Membandingkan sistem reproduksi pada katak dan mencit.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dan susunan
system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori,
yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Pada
vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), contoh ikan
dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal). Pada
mamalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan
hemipenis (penis palsu), sedangkan pada bangsa burung misalnya bebek, untuk menyalurkan
sperma menggunakan ujung kloaka (Campbell, 2003).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan
anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi.
Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna),
sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna) (Pratiwi, 1996).

Baik fertilisasi internal maupun eksternal bergantung pada mekanisme yang menjamin
bahwa sperma dewasa menemukan telur yang fertil dari spesies yang sama. Fertilisasi eksternal
dan internal memerlukan pengaturan waktu yang kritis yang seringkali diperantarai oleh
petunjuk lingkungan, feromon, dan/atau perilaku percumbuan. Fertilisasi internal memerlukan
adanya interaksi perilaku penting antara hewan jantan dan betina dan juga adanya organ kopulasi
yang sesuai dan cocok (Campbell, 2004).
Reproduksi aseksual terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi
aseksual terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakaang (avertebrata).
Reproduksi seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang
(vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina
dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi). Reproduksi aseksual pada hewan
umumnya terjadi pada avertebrata dan tidak

melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara

perkembangbiakan pada hewan secara aseksual, yaitu pertunasan, pembelahan sel, dan
flagmentasi. Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu jantan
dan individus betina (Campbell, 2004).
Berdasarkan tempat perkembangan embrio, pembuahan di dalam dapat dibedakan antara
perkembangan embrio di luar dan perkembangan embrio di dalam. Hewan yang embrionya
berkembang di luar adalah bangsa reptilia dan bangsa aves, sedangkan hewan yang embrionya
berkembang di dalam adalah bangsa mamalia ( Evie, 2007).
Reproduksi seksual terjadi pada hewan yang memiliki kelamin terpisah (dioecious). Induk
hewan harus menghasilkan sel kelamin yaitu gamet. Sel-sel gamet jantan dan betina dihasilkan
dari gonad dan haploid. Sel jantan dan betina kemudian bergabung dalam proses fertilisasi untuk
menghasilkan zygote yang kemudian berkembang menjadi hewan dewasa ( Edy, 2001).
Vagina adalah organ wanita atau organ hewan betina untuk kopulasi dan sebagai jalan lahir
atau jalan keluar anak. Vagina merupakan saluran fibromuskular, tidak mempunyai kelenjar dan
terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika rauskularis, dan tunika adventisia. Secret
berupa mucus dalam lumen vagina berasal dari kelenjar-kelenjar serviks uteri ( Pagarra, 2010).
Organ reproduksi jantan yaitu testis, tubulus seminiferus, dan epididimis. Testis merupakan
irgan utama pada jantan, biasanya berpasangan dan fungsi adalah menghasilkan sperma dan
hormon reproduksi jantan utamanya androgen. Tubulus seminifeus terdiri atas jaringan ikat
fibrosa, lamina basalis, dan epitel germinitivum. Epietl germinal terdiri dari 4-8 lapisan sel yang

menempati ruang antara membrane basalis dan lumen tubulus. Epididimis dibatasi oleh jaringan
ikat pada bagian luar, lapisan otot polos ditengah, dan epitel berlapis banyak palsu bersilia di
bagian dalam. Pada tikus dan mencit, testis hanya terdiri dari satu ruangan saja. Di dalam testis
terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya
spermatogenesis (Adnan, 2010).
Pada mamalia jantan alat kelaminnya disebut penis, sedangkan pada reptil disebut
hemipenis. Pada bangsa burung dan katak untuk menyalurkan sperma digunakan ujung kloaka.
Pada umumnya, mamalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusi anaknya sampai
anaknya mandiri. Beberapa perkecualian misalnya pada hewan paruh bebek mereka bertelur,
setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung, contoh kanguru, anaknya lahir
muda kemudian merayap masuk ke kantung induknya, mencari puting susu, kemudian menyusu
dalam kantung sampai mandiri. Pada reptil, burung, dan mamalia vertilisasi terjadi di dalam.
Pada mamalia penis berkembang disekitar uretra dan mempunyai tiga rongga cavernus yang
terdiri dari jaringan erektil seperti spons. Kelenjar kelamin asesori menghasilkan cairan seminal.
Kelenjar kelamin asesori terdiri atas sepasang seminal vesikel yang berhubungan dengan ujung
distal dari vas deferens (Barnes, 1973).
Mencit memiliki panjang 65-95mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka,
mereka adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar antara warna cokelat muda sampai hitam,
dan umumnya berwarna putih atau bellys Buffy. Mencit memiliki ekor panjang yang memiliki
sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki
bulu panjang dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Beratnya berkisar antara 12-30g.
Banyak tikus domestik telah dikembangkan, dan bervariasi dalam warnam, dari putih menjadi
hitam dan bintik-bintik (Radiopoetro, 1996).
Reproduksi aseksual pada hewan meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan
peleburan dua sel gamet. Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secara kawin pada organisme yang
belum jelas alat kelaminnya, contohnya Spirogyra. Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada
hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu, contoh pada cacing tanah terjadi perkawinan
silang antara dua cacing yang kawin. Keuntungan cara reproduksi secara aseksual ini adalah
suatu individu tidak memerlukan pasangan untuk menghasilkan individu baru sehingga akan
mempercepat penyebarluasannya serta hanya mengeluarkan sedikit energi dibandingkan dengan
reproduksi secara seksual (Irlawati, 2000).

Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi pada tumbuhan. Beberapa cacing
kecil berkembang biak dengan cara fregmentasi. Setelah tumbuh mencapai besar norma, cacing
tersebut secara spontan terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setisp bagian
berkembang menjadi dewasa dan proses tadi terulang lagi. Sejumlah hewan berkembang biak
dengan cara pertunasan (budding). Pada beberapa spesies, seperti pada ubur-ubur, tunas tersebut
lepas dan hidup bebas. Pada yang lain, misalnya koral, tunas tersebut tetap terikat pada induk dan
proses ini menyebabkan terjadinya koloni. Pertunasan juga lazim didapatkan pada hewan parasit.
Contoh yang terkenal adalah cacing pita. Cacing pita yang terdiri dari suatu kapsul yang
mengandung skoleks (Kimball, 2000).
Beberapa spesies hewan tingkat tinggi berkembangbiak dengan cara yang menarik yang
disebut dengan partenogenesis. Hewan betina menghasilkan telur yang berkembang menjadi
anak tanpa di buahi. Partenogenesis terdapat pada

ikan-ikan tertentu, sejumlah serangga dan

beberapa jenis kadal. Pada beberapa kasus, partenogenesis adalah satu-satunya cara yang dapat
dilakukan gewan tertentu untuk berkembangbiak.Tetapi yang lebih lazim, hewan tersebut
melakukan partenogenesis pada waktu tertentu. Perkembangbiakan secara partenogenesis lebih
cepat daripada secara seksual dan cara ini memungkinkan spesies dapat cepat memanfaatkan
sum ber makanan yang tersedia. Mungkin semua bentuk reproduksi aseksual melancarkan
kolonisasi dan eksploitasi yang efisien (Irlawati, 2000).
Biasanya reproduksi aseksual adalah suatu alternatif dan bukanya suatu pengganti dari
reproduksi seksual. Sebagaimana pada tumbuhan hanya pad reproduksi seksual dapat terjadi
kombinasi gen baru. Dalam waktu yang lama, variabilitas genetik yang terjadi karena reproduksi
seksual itulah yang memungkinkan suatu spesies secara cepat berdaptasi pada perubahan yang
terjadi dalam lingkungannya. Pada hewan tidak terdapat generasi haploid dan diploid secara
bergantian (Kimball, 2000).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Rabu / 21 Janusri 2015
Waktu
: Pukul 10.00 s/d 12.00 WITA
Tempat
: Green House Biologi FMIPA UNM Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Papan bedah
b. Botol pembius
c. Kapas
d. Alat bedah
2. Bahan :
a. Kakak ( Rana cancarrivora ) jantan dan betina.
b. Mencit ( Mus musculus) jantan dan betina.
c. kloroform
C. Prosedur Kerja
1. Biuslah katak dengan menggunakan kapas yang telah ditetesi dengan kloroform ke dalam botol
pembius.
2. Letakkan katak di atas papan bedah, bagian ventral katak menghadap keatas.
3. Lakukan pembelahan lalu amatilah alat kelamin dalam meliputi: gonad, saluran reproduksi,
kelenjar assesori. Gambarlah hasil pengamatan atau gunakan kemera untuk memotret hasil
pengamatan anda.
4. Matikan mencit dengan menggunakan dislokasi leher, lalu bedahlah. Amati dan gambarlah alat
kelamin dari mencit atau potret hasil pengamatan anda.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Table 1.1 Gambar hasil pengamatan dengan gambar pembanding rana cancarivora betina dan
jantan.
Gambar Pembanding

Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Ovarium
3. Kloaka
2. Oviduk
4. Uterus
Gambar Pembanding

Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Vas deferens
2. Testis
3. Kloaka
Table 1.2 Gambar hasil pengamatan dengan gambar pembanding mus musculus betina dan
jantan.
Gambar Pembanding

Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Ovarium kiri
4. Plasenta
2. Saluran telur
5. Uterus kiri
3. Embrio
6. Vagina
Gambar Pembanding
Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Testis kiri
2. Vas deverens
3. Penis
B. Pembahasan
1. Pengamatan pertama pada rana cancarivora
a. Katak betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari

plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh
mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk
dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut
oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus
mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
Sistem reproduksi pada katak, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan
gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya
dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari
pada pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina
yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi
rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.
Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi
sebagai tempat pegangan bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi
oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang
lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
Organ reproduksi katak betina. terdiri atas ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka.
Ovarium sebagai penghasil telur. Oviduk adalah tempat saluran telur. Uterus yaitu tempat
perkembangan ovum, dan kloaka sebagai tempat pengeluaran.
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak
bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica
gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh
mesovarium.
organ-organ reproduksi seperti kloaka,uterus,oviduk dan telur. Kloaka merupakan rahim
tempat sel telur yang menyebabkan perutnya kembung, sedangkan oviduk sebagai sarana saluran
telur. Katak berkembangbiak dengan ovivar karena bertelur. Katak menghasilkan beribu-ribu
telur karena katak hidup di air,dan tidak memungkinkan sekali kalau katak itu akan
menghasilkan anak seperti manusia. Itu merupakan salah satu bentuk tingkah laku dari katak
untuk melestarikan spesiesnya agar tidak punah. Walaupun demikian, paling anak katak yang
mampu bertahan hidup adalah ratusan. Katak melakukan fertilisasi di luar tubuhnya,caranya
adalah dengan menekan bagian punggung katak betina dengan jari-jarinya maka katak betina

akan mengeluarkan sel telurnya dan kemudian kayak jantan juga akan melepaskan
spermatozoanya.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai
dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal. oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka.
b. Katak jantan.
Pada Katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian
posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada
beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara).
Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan
saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial
ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka
kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih
kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander
testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad
jantan.
2. Pengamatan kedua pada Mus musculus
Mus musculus termasuk ke dalam hewan vivipar (beranak). Hewan vivipar adalah hewan
yang melahirkan anaknya dan menyusui. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan
mendapatkan makanan dari induknya dengan perantara plasenta (ari-ari). Pada praktikum
digunakan Mus musculus dengan jumlah sepasang, yaitu jantan dan betina yang memiliki alat
reproduksi yang berbeda. Pada mencit jantan, testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur
dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Pada
saluran reproduksi, tubulus semeniferus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan
menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis.
a. Mencit betina
Pada saluran reproduksi, oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang
mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada
mamalia yang lain, duktus muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk

(tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom. Pada mencit betina
ini memiliki empat macam tipe uterus, yaitu dupleks, bipartil, bikomuat dan simpleks. Pada
mamalia memiliki kelenjar susu yang merupakan modifikasi dari kelenjar keringat.
Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan progesteron.
b. Mencit jantan
Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum,
dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada
hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan
sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian
akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput
epididimis) lalu kea rah posteriorkorpus dan kaudus yang berbatasan dengan duktus deferen.
Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Mencit telah memiliki alat kelamin luar berupa penis. Alat kelamin dalam yaitu: Testis,
berjumlah dua buah terletak satu pada bagian kanan kelenjar bul bourethra dan satu di sebelah
kirinya. Testis berada dalam rongga perut dan terletak pada suatu kantong yang disebut scrotum.
Epididmis, melekat pada sisi posterior testis. Yang terdiri atas tiga daerah utama, yaitu caput
yang merupakan bagian kepala, corpus merupakan bagian tengah, dan cauda yang merupakan
bagian ujung atau ekor yang terletak di bawah testis. Vas defferens, merupakan kelenjar
pelengkap langsung dengan saluran epididmis dan vasikula seminalis, strukturnya kecil
memanjang dan berlekuk-lekuk.

Vas efferens, saluran halus yang bermuara pada kloaka.

Vesikula seminalis, merupakan kelenjar asesoris yang terdapat dalam keadaan berpasangan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organ reproduksi katak jantan berbeda dengan katak betina. Pada katak jantan terdapat
sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Organ
reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga
tubuh diikat oleh penggntungnya yang disebut mesovarium.

Organ reproduksi eksternal dapat diamati pada Mus musculus , pada betina yaitu vagina dan
jantan yaitu penis. Organ reproduksi mencit jantan terdiri dari testis, penis, vas deferens, kelenjar
bulbourethal. Sedangkan pada mencit betina terdiri dari ovarium, oviduk, dan vagina. Organ
reproduksi merpati jantan terdiri dari testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan merpati betina
teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka. Organ reproduksi katak jantan terdiri dari
testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan katak betina teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan
kloaka.
Perbedaan sistem reproduksi antara mencit dan katak adalah katak memiliki sistem
reproduksi eksternal, sedangkan mencit sistem reproduksi internal. Kemudian, katak memiliki
kloaka sebagai tempat keluarnya ovum dan sperma sedangkan mencit memiliki penis dan vagina
sebagai tempat keluarnya ovum dan sperma.
B. Saran
Praktikan agar kiranya lebih memperhatikan saat proses praktikum berlangsung dan berhatihati saat menggunakan alat laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Barnes, R.M. 1973. Motion Study and Time Study. Van Nostrand Reinhold Co. New York.
Campbell, Neil. A. Mitchel dan Recee. 2004. Biologi Umum Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Campbell, Jane B.Reece dan Laurence G. Mitchell. 2003. Biologi Umum Edisi kelima. Jakarta :
Erlangga.
Edy, Yuwono dan Purnama, Sukardi. 2001. Fisiologi Hewan Air edisi pertama. CV Sagung Seto:
Jakarta.
Evie, Azhfizar, Lucia. 2007. Mengenal Makhluk Hidup. Group Grafiti: Jakarta.
Irlawati. 2000. Ringkasan Materi Olimpiade Internasional. ITB: Bandung.
Kimball, W John. 2000. Biologi Jilid 2 edisi ke-5. Erlangga: Jakarta.

Pagarra, Halifah, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.
Pratiwi, DA. Biologi 2. Erlangga: Jakarta.
Radiopoero.1998. Zoologi. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai