CP Pneumonia (Hana Mitayana)
CP Pneumonia (Hana Mitayana)
CASE REPORT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
KEJADIAN PNEUMONIA DI PUSKESMAS HALMAHERA
SEMARANG DENGAN PENDEKATAN HL BLUM
Disusun oleh :
Hana Mitayani
012116403
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
012116403
Oktober 2016
Disahkan Oleh:
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Halmahera
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kasus Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap
Kejadian pneumonia di Puskesmas Halmahera Semarang dengan
Pendekatan HL Blum .
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini
memuat data hasil kunjungan pneumonia 3 Oktober 2016 di Puskesmas
Halmahera
Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang
sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak
dapat diulang lagi, maka masa balita disebut juga sebagai masa
keemasan
(golden
period),
jendela
kesempatan
(window
of
opportunity) dan masa kritis (critical period) (Depkes RI, 2006). Masa
balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak, kecepatan
pertumbuhan anak balita mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya (Depkes RI, 2006). Anak balita
merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan terhadap
penyakit.Anak balita harus mendapat perlindungan untuk mencegah terjadi
penyakit yang dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
menjadi terganggu atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Salah satu
penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi pada anak usia balita
adalah penyakit pneumonia (WH0, 2010).
Pneumonia adalah peradangan atau infeksi pada bronkiolus
dan alveolus di paru- paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anakanak (Bindler dan Ball, 2003). Sedangkan menurut Wilson (2006)
pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-
(Pusat
informasi
penyakit
infeksi,
2007).onia
maka
penulis
tertarik
untuk
lebih
mendalami
dan
Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia
pada pasien X di Puskesmas Halmahera?
1.3
Tujuan Pengamatan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pneumonia berdasarkan pendekatan HL. Blum
1.3.2 Tujuan Khusus
Manfaat
1.4.1 Bagi Masyarakat
1.4.1.1 Masyarakat mengetahui mengenai pneumonia
1.4.1.2 Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan
sehat
1.4.1.3 Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan
1.4.1.4 Membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan
1.4.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Data Umum
2.1.1. Data Wilayah
Secara geografis Puskesmas Halmahera berada pada ketinggian
tanah dari permukaan laut 1,5 2 meter yang makin ke arah utara makin
rendah sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air.
Puskesmas Halmahera mempunyai luas 3.020 m 2 dan mempunyai
beberapa gedung pelayanan, diantaranya pelayanan gedung rawat jalan
(1203 m2), gedung rawat inap (252 m2), ruang dinas dokter (214 m2), ruang
pertemuan (48 m2). Sedangkan luas wilayah Puskesmas Halmahera 172.
216 ha, dengan jumlah penduduk 33.814 jiwa.
2.1.2. Batas Wilayah
Bagian Utara : Kelurah Bugangan dan kelurahan Kebon Agung
Bagian Selatan
: Kecamatan Semarang Selatan
Bagian Barat
: Kecamatan Semarang Tengah
Bagian Timur
: Kecamatan Gayamsari
2.1.3. Luas Wilayah
Luas wilayah Puskesmas Halmahera 172.216 ha.
2.1.4. Jumlah Kelurahan
Puskesmas Halmahera mempunyai 4 kelurahan binaan yaitu :
a.
b.
c.
d.
Karang Turi
Karang Tempel
Rejosari
Sarirejo
2.1.5. Keadaan Geografis
Secara geografis Puskesmas Halmahera berada pada ketinggian
tanah dari permukaan laut 1,5 2 meter yang makin ke arah utara makin
rendah sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air.
2.1.6. Ketenagaan
Tabel 2. Data Pegawai Puskesmas Halmahera Tahun 2014
10
Jenis Pegawai
Jumlah
Kepala Puskesmas
Dokter Gigi
3 ( 1 tubel)
Perawat
Bidan
Perawat Gigi
Sanitarian
Petugas Gizi
Pengemudi
Tenaga Honorer
Tenaga Wiyata
Jenis Sarana/
Jumla
Prasarana
No
Rusak
Kondisi
Rusak Rusak
Ringan
Sedang
Berat
11
Sarana
Kesehata
n
1.
Puskesma
s
II.
Pembantu
2. Polides
3. Rumah
Dinas
Dokter
4. Rumah
Dinas
Perawat
5. Rumah
Dinas
Bidan
6.
Puskesma
s Keliling
Roda 4
7.
Ambulan
ce
8.
Sepeda
Motor
9. Poskesdes
Sarana
Penunjan
0
1
0
0
1
1
2
0
1
-
7
1
5
1
-
12
g
1. Kompute
r
2. Telepon
3. Laptop /
Notebook
2.2. Pneumonia
2.2.1. Definisi
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru
yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk.
Sedangkan
peradangan
paru
yang
disebabkan
oleh
nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obatobatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (Dahlan, 2009).
2.2.2. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme,
yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia
komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan
bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak
disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak
disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa
kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram
negatif (Dahlan, 2009).
2.2.3. Pathogenesis
13
Inokulasi langsung
2.
3.
4.
14
8-
10
/ml, sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat
nosokomial
(hospital-acqiured
pneumonia
nosocomial pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderita Immunocompromised
pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan.
2.
15
dan Chlamydia
3.
c.
Pneumonia virus.
d.
Pneumonia jamur.
pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus
atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi
bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan
b.
Pneumonia interstisial
(Fauci, 2009)
4. Menurut Depkes RI 2007 menyebutkan bahwaklasifikasi pneumonia
pada balita berdasarkan kelompok usia :
Usiaanak2bulan-<5tahun:
1. Batuk bukan pneumonia ditandai dengan tidak ada nafas cepat dan
tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah.
2. Pneumonia ditandai dengan adanya nafas cepat dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian bawah.
3. Pneumoniaberatditandaidenganadanyatarikandindingdadabagian
bawah ke depan.
Usia kurang dari 2 bulan :
1. Bukanpneumoniaditandaidengantidakadanafascepatdantidakada
16
b. Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di
paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal
waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada
perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki
basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
17
anak umur 2 bulan11 bulan adalah > 50 kali/menit dan pada anak
umur 1 tahun 5 tahun adalah > 40 kali/menit.
Pneumonia beratBatuk dan atau kesulitan bernafas ditambah minimal
salah satu hal berikut 1) kepala terangguk-angguk, 2) pernapasan
cuping hidung, 3) tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, 4) foto
dada yang menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas,
konsolidasi dll)Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini :
a. Nafas cepat : 1) anak umur < 2 bulan : > 60 kali/menit; 2) anak
umur 2 11 bulan : > 50 kali/menit; 3) anak umur 1 5 tahun :
> 40 kali.menit; 4) anak umur > 5 tahun : > 30 kali/menit
b. Suara merintih/grunting pada bayi muda
c. Pada auskultasi terdengar crackles (ronki), suara pernapasan
18
pneumoniae,
memperlihatkan
Pseudomonas
infiltrat
aeruginosa
bilateral
atau
sering
gambaran
2.2.6. Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data
mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa
alasan yaitu:
19
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
20
Aminoglikosid
Tikarsilin, Piperasilin
Siprofloksasin, Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
21
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
(Hadiarto, 2009)
2.2.7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi:
Efusi pleura.
Empiema.
Abses Paru.
Pneumotoraks.
Gagal napas.
22
Sepsis
(Sylvia, 2005)
2.2.8. Aplikasi Model Epidemiologi dan Konsep Model Hendrik L. Blum pada
Analisis faktor risiko kejadian pneumonia pada anak balita
2.2.8.1. Pendekatan model segitiga epidemiologi
Model segitiga epidemiologi atau triad epidemilogi atau
model rantai penyakit infeksi (The Triangel Model of Infections)
menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (Host),
penyebab (Agent) dan lingkungan (Environment). Menurut Mc.Keown dan
Hilfinger, 2004 dalam Hockenberry dan Wilson, 2009 penyakit dapat
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara faktor agent, host dan
environment. Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan
perlunya analisis dan pemahaman masing-masing komponen.Dalam model
ini faktor agent adalah yang bertanggung jawab terhadap penyebab
penyakit meliputi infectious agent yaitu organisme penyebab penyakit,
physical agent dan chemical agent.Faktor penjamu (Host) adalah individu
atau populasi yang berisiko terpajan penyakit meliputi faktor genetik atau
gaya hidup. Faktor lingkungan ( Enviroment) adalah tempat dimana host
hidup termasuk kondisi cuaca dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
rumah, tetangga dan sekolah. Menurut model ini sehat dan sakit dapat
23
Agent
Environment
diatas
memperlihatkan
(ekuilibrium)
yang
segitiga
dalam
status
normal.Keseimbangan
bukan
24
25
Dalam
program
Pemberantasan
Penyakit
Infeksi
Saluran
Pernafasan Akut (P2 ISPA) dijelaskan bahwa laki-laki adalah faktor risiko
yang mempengaruhi kesakitan pneumonia (Depkes RI, 2004). Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Hananto (2004) bahwa anak laki laki
mempunyai peluang menderita pneumonia 1,46 kali (95% CI : 0,81- 1,60)
dibanding anak perempuan.
c. Berat Badan Lahir
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai risiko
kematian yang leb ih besar dibandingkan dengan berat badan lahir normal,
terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti
kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit
infeksi, terutama pneumonia dan sakit saluran pernafasan lainnya.
26
2.2.9
27
28
bersifat
fisik,
kimiamaupun
biologi.
lingkungan
sangat
penting.
29
2.
3.
4.
Pelayanan
2.
3.
4.
5.
6.
Pemberantasan penyakit
2.
3.
Program
Pengamatan
Penyakit
Menular
dilaksanakan melalui
30
3.
4.
5.
2.
3.
4.
Swiping vitamin A
5.
6.
7.
8.
Lingkungan fisik
2.
3.
4.
Penyemprotan rumah/bangunan
2.
Penyemprotan rumah/malaria.
31
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
32
hal,
sesuai
dengan
faktor
penyebab
pneumonia:
1. ASI eksklusif 6 bulan. Kandungan gizi pada ASI dan adanya sistem
kekebalan dapat menjaga kekebalan tubuh anak sehingga tidak mudah
terserang
penyakit.
2. Gizi cukup dan seimbang sesuai usia anak. Kecukupan gizi merupakan
kunci dalam meningkatkan sistem pertahan tubuh anak, dimulai dari ASI
eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Gizi yang baik terbukti dapat
mencegah
pneumonia
dan
juga
mempercepat
penyembuhan.
penyebab
pneumonia.
33
pajanan
terhadap
polusi.
1992)
3. Faktor Perilaku
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan.
Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan tenaga peneliti hanya meneliti
34
kebiasaan-kebiasan
dari
anggota
keluarga
yang
dapat
35
c. Pengetahuan Ibu
Menurut Bloom (1956) (dalam buku Taxonomy of education
objective) yang dimaksud dengan pengetahuan adalah kemampuan untuk
mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola,
urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.Teori Green (1991) menjelaskan
bahwa pengetahuan merupakan faktor awal dari suatu perilaku yang
diharapkan dan pada umumnya berkorelasi positip dengan perilaku.
36
37
BAB III
STATUS PRESENT
3.1 Data Penderita
3.1.1 Identitas Penderita
3.1.1.1 Nama penderita
: Laki-laki
3.1.1.3 Umur
: 3 tahun
3.1.1.4 Agama
: Islam
3.1.1.5 Pendidikan
: Belum sekolah
3.1.1.6 Alamat
: 3 Oktober 2016
: Batuk
:-
3.1.1.10
Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
38
3.1.1.11
Riwayat keluarga
:-
: diakui
Riwayat alergi
:-
3.1.1.12
3.1.2
Riwayat sosial
Pemeriksaan Fisik
Seorang anak laki-laki, umur 3 tahun , berat badan 13.5 kg.
Keadaan umum : sadar, aktif, sesak nafas (-), retraksi (-), tidak sianosis.
Tanda Vital :
HR
: 98 x/menit
RR
: 25 x/menit
Suhu
:36,2C
Kepala : mesosefal
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
: sekret (-)
: kering (-), sianosis (-)
39
Selaput mukosa
Lidah
Gigi
: karies (+)
Tenggorokan
Leher
Keadaan tubuh
Sianotik
: (-)
Ikterik
: (-)
Turgor
: kembali cepat
Thorax
Paru
Inspeksi
simetris,
retraksi
(+) substrernal,pernapasan
abdominal
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Suara Tambahan
40
wheezing -/Jantung
Inspeksi
Palpasi
iktus
kordis
teraba
di
ICS
midclavicularissinistra
Perkusi
Auskultasi
:tidak dilakukan
: Bj I-II normal, bising (-), gallop (-), irama reguler,
: cembung
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Alat Kelamin
Laki-laki, ambigous (-)
Ekstremitas
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Capillary
<2
refill
Oedem
-/-
-/-
Vlinea
41
Identitas Keluarga
Nama Ayah
Nama Ibu
Agama
: Triningsih
: Islam
Pekerjaan Ayah
: swasta (bengkel)
Pekerjaan Ibu
Alamat
3.1.1.2.2
Data Lingkungan
Sumber air bersih yang digunakan berasal dari air sumur.
Pencahayaan dalam rumah kurang dan berdebu
No
Indikator Perilaku
Pertolongan persalinan
tid
ak
Asi Ekslusif
Penimbangan balita
Pemeriksaan kehamilan
tempatnya
Lantai rumah kedap air
Aktivitas fisik/olahraga
tidak merokok
Mencuci tangan
2 kali sehari
tidak menyalahgunakan
Miras/Narkoba
KLP UKM
dan burung
Sumber air
minum yang
beli galonan.
berupaayam
digunakan
menggunakan jamban
8
dalam rumah
KLP Kesling
Air bersih
Terdapat
peliharaan
minimal 4 kali
42
43
samping rumah.
Pegelolaan sampah rumah tangga yang kurang baik
Rumah satu dengan rumah yang lainnya saling berdempetan
kebersihan rumah.
Anggota keluarga memperhatikan kebiasaan kepada anak
mengenai kebersihan.
Status pendidikan orang tua dan status ekonomi yang kurang
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang
Tabel 3.3 Checklist survei PHBS
Dari hasil di atas didaptkan skor 10 sehingga dapat di kasifikasikan
sebagai keluarga yang memiliki PHBS buruK / belum memenuhi Strata
Sehat Utama.
3.2.4
kesehatan.
Data genetik/kependudukan
Kepadatan rumah yang saling berhimpitan.
Penyakit pneumonia bukan merupakan penyakit genetic namun dapat
44
45
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1 Analisa Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah pneumonia menggunakan pendekatan HL
Blum sebagai berikut:
Tabel 4.1 Analisis HL Blum
Masalah
Perilaku
Lingkung
Pelay
Genetik
an/
anan
atau
Keseh
Kepend
atan
udukan
Sosial
Pneumo-
nia
Kebiasaan
Pen
jarak
anggota
cah
antar
keluarga yang
aya
rumah
kurang
an
yang
memperhatik
di
saling
an kebersihan
dal
berdekat
rumah
Pelaksaan
am
-
an
lokasi
ru
PHBS
yang
rumah
ma
belum
padat
h
maksimal
Adanya
pendudu
kur
anggota
keluarga yang
ang
Sal
k
adanya
faktor
46
merokok
ura
keluarga
yang
pe
juga
mb
terdapat
uan
penyakit
gan
paru
air
paru
lim
bah
(SP
AL
)
me
ngg
ena
ng
did
epa
n
ru
ma
-
h
Ven
tila
si
47
kur
-
ang
Ad
any
a
peli
har
aan
dal
am
ru
ma
h
ber
upa
aya
m
dan
bur
ung
Lan
tai
dan
kon
disi
48
ru
ma
h
yan
g
ber
deb
-
u
Te
mp
at
pe
mb
uan
gan
sa
mp
ah
yan
g
berj
ara
k
tida
k
49
jau
h
dari
ru
ma
-
h
Stat
us
pen
didi
kan
ora
ng
tua
dan
stat
us
eko
no
mi
yan
g
kur
ang
50
51
3.
Genetik
Dawood (2010) menjelaskan anak-anak dengan asma akan
Pelayanan Kesehatan
Faktor pelayanan kesehatan menjadi faktor penentu dalam
52
4.2.
Pemantauan pengobatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
53
rumah
Pelaksaan PHBS yang belum maksimal
Adanya anggota keluarga yang merokok
Faktor kependudukan dan genetik yang menyebabkan pneumonia
jarak antar rumah yang saling berdekatan
lokasi rumah padat penduduk
adanya faktor keluarga yang juga terdapat penyakit paru paru
Solusi terhadap faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit peumoina
Penyuluhan mengenai penyakit pneumonia terutama pencegahan dan
pertolongan pertama
2. Penyuluhan mengenai PHBS
5.2 Saran
5.2.1 Saran Kepada Keluarga
1. Memberikan edukasi kepada keluarga untuk membersihkan rumah baik
2.
3.
54
Tujuan Sasar
atan
an
Meto Temp
de
Wakt
at
Pelaksana
Indikator
Keberhasi
lan
y
Ho
Memant Pasien
me
au
visite
dan
a
-
Disku Tempa 3
si
Dokter
Anggota
Okt
Muda
keluarga
perkem keluar
tingg
obe
FK
mengetauh
dan
bangan ga
al
Unissula
penyul
penye
pasie
201
mengenai
uhan
mbuha
pneumoni
penyak
pengobata
it
nya secara
pneum
teratur
onia
dan
55
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Alsagaf & Saleh ( 2003). Pengantar Ilmu Penyakit Paru.
Surabaya:
Airlangga UniversityPress.
Anderson & Farlene (2007). Community as partner: Theory and
nursing (Agus Sutarna, Suharyati samba, Novayanti
practice
in
Herdina,
&
Suharsimi
(2006).Prosedur
penelitian
suatu
pendekatan
tumbuh
kembang
anak
ditingkat
pelayanan
56
februari 2011.
57
WHO dan UNICEF (2009).Global action plan for prevention and control of
pneumonia
(GAPP).
WHO dan UNICEF (2006).The Forgotten killer of children. New York: WHO dan
UNICEF WHO sakit. Jakarta: Depkes RI. (2008). Manajemen terpadu
balita sakit. Jakarta: Depkes RI.
Lampiran Gambar :
58
59
60
61