Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)

22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Analisis Kolorimetri Kadar Besi(III) dalam Sampel Air Sumur dengan


Metoda Pencitraan Digital
Chevi Ardiana Rusmawan*, Djulia Onggo, dan Irma Mulyani
Diterima 2 Juni 2011, direvisi 12 September 2011, diterbitkan 23 September 2011
Abstrak
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat yang digunakan dalam analisis kolorimetri, salah satunya untuk
penentuan kadar ion logam dalam sampel padatan maupun cairan. Alat ini tergolong alat yang mahal,
sehingga sangat jarang digunakan dalam kegiatan praktikum di tingkat SMU/MA. Seiring dengan
perkembangan teknologi, teknik pencitraan digital menggunakan alat scanner merupakan metoda yang
mulai dikembangkan sebagai alat analisis kolorimetri skala mikro oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian ini,
alat scanner dan teknik pencitraan digital digunakan dalam penentuan kadar besi(III) dalam sampel air
sumur dengan metoda kolorimetri, dimana larutan besi(III) direaksikan dengan ion tiosianat,SCN, guna
menghasilkan larutan berwarna. Hasil analisis kolorimetri menunjukkan kadar besi(III) dalam air sumur yang
diukur dengan alat scanner dan teknik pencitraan digital relatif sama dengan alat spektrofotometer UV-Vis, di
mana masing-masing teknik memperoleh kadar besi(III) sebesar 0,863 ppm dan 0,856 ppm. Selain itu,
kelebihan analisis kolorimetri dengan alat scanner dan teknik pencitraan digital adalah pereaksi yang
digunakan relatif lebih sedikit dengan volume larutan sebanyak 0,2 mL. Hasil penelitian ini diharapkan
teknik pencitraan digital dengan menggunakan alat scanner dapat digunakan sebagai alat ukur yang
sederhana dan mudah penggunaannya untuk analisis kuantitatif kolorimetri, serta adanya materi praktikum
yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru guru SMU/MA untuk kegiatan pembelajaran materi
kimia.
Kata-kata kunci: Analisis kolorimetri, besi(III), scanner, pencitraan digital
dibutuhkan untuk menunjukkan materi kimia
secara nyata kepada siswa melalui kegiatan
praktikum. Analisis kolorimetri merupakan salah
satu topik yang menarik untuk dipelajari oleh
siswa SMU/MA. Konsep konsep yang dapat
dijelaskan dalam analisis kolorimetri, antara lain :
perhitungan stoikiometri, warna komplementer,
reaksi asam basa, dan pembentukan senyawa
kompleks.

Pendahuluan
Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang
analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif berhubungan
dengan identifikasi zat zat yang ada dalam
suatu sampel sehingga kandungannya akan
mudah untuk dikenali. Analisis kuantitatif
berkaitan dengan penetapan berapa banyak
suatu zat terkandung di dalam suatu sampel.
Beberapa teknik analisis kuantitatif yang umum
digunakan di dalam laboratorium antara lain :
analisis gravimetri, titrasi, dan kolorimetri.
Kolorimetri merupakan suatu teknik analisis
kuantitatif untuk sampel berwarna, yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
zat berdasarkan intensitas cahaya warna larutan
[1]. Pesatnya kemajuan teknologi mendorong
ditemukannya instrumentasi instrumentasi
yang semakin canggih untuk analisis kolorimetri.
Alat yang digunakan dalam analisis kolorimetri
diantaranya
spektrofotometer
UV-Vis.
Keberadaan alat alat praktikum yang canggih
cenderung menimbulkan permasalahan dalam
hal pengadaan untuk kebutuhan laboratoirum
khususnya di tingkat SMU/MA. Di sekolah
sekolah SMU/MA, alat spektrofotometer UV-Vis
jarang sekali dimiliki dikarenakan harganya yang
relatif mahal. Dampak yang ditimbulkan adalah
kegiatan praktikum di sekolah SMU/MA menjadi
terbatas padahal kegiatan praktikum sangat

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

Pengembangan teknik analisis kolorimetri


dengan menggunakan alat yang sederhana dan
relatif mudah penggunaannya telah dilakukan
oleh beberapa peneliti diantaranya telah
melakukan penelitian dengan menggunakan alat
scanner dan teknik pencitraan digital dari sampel
larutan pewarna makanan [2]. Kelompok
tersebut berhasil membuat kurva standar dari
larutan pewarna makanan berwarna kuning.
Kurva standar yang dihasilkan merupakan hasil
pengolahan data dengan teknik pencitraan
digital. Di mana hasil pencitraan digital diperoleh
1 (satu) buah kurva standar untuk salah satu
komponen warna RGB yaitu komponen warna
BLUE (B) dari larutan sampel pewarna makanan
berwarna kuning. Peneliti lainnya [3] melakukan
pembuatan kurva standar masing masing dari
larutan ion NH4, PO43, Br, NO3, dengan
menggunakan alat scanner dan pengolahan data
menggunakan
teknik
pencitraan
digital.
Intensitas cahaya warna yang dihasilkan oleh
setiap larutan berwarna setara dengan

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

konsentrasinya. Hasil yang diperoleh dalam


penelitian ini adalah kurva standar untuk
komponen warna RGB, yaitu komponen warna
RED (R), GREEN (G), dan BLUE(B) untuk setiap
sampel yang diukur, tidak hanya salah satu
warna
yang
digunakan
sebagai
kurva
standarnya seperti yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya (Douglas, dkk., 2009). Kelebihan
pengukuran dengan metoda pencitraan digital
yaitu jumlah bahan yang digunakan untuk
penelitian menjadi lebih sedikit dan lebih hemat.
Berdasarkan hasil yang dilaporkan oleh kedua
kelompok peneliti tersebut (Shane, dkk., 2006
dan Douglas, dkk., 2009), alat scanner dan
teknik pencitraan digital dapat digunakan
sebagai alat sederhana dalam analisis kuantitatif
dengan metoda kolorimetri. Dalam penelitian ini,
alat scanner dan teknik pencitraan digital
digunakan untuk mengukur kadar besi(III) dalam
sampel air sumur, dimana larutan besi(III)
direaksikan dengan larutan tiosianat dan
menghasilkan larutan senyawa kompleks yang
berwarna.
Hasil
pengukuran
tersebut
dibandingkan
dengan
hasil
pengukuran
spektrofotometer UV-Vis, guna mengevaluasi
apakah alat scanner dan teknik pencitran digital
dapat digunakan sebagai alat alternatif yang
sederhana dan relatif murah untuk analisis
kuantitatif kolorimetri. Selain itu, hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan dalam kegiatan
praktikum di SMU/MA, serta materi praktikum
berbasis analisis kolorimetri yang dapat
dikembangkan oleh guru guru SMU/MA.

A. Pembuatan larutan baku besi(III) 100 ppm


Padatan
NH4Fe(SO4)2.12H2O
sebanyak
0,0863 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam
labu takar 100 mL. Selanjutnya, sedikit aquadest
dan 4 tetes HCl pekat 37 % ditambahkan ke
dalam labu takar, kemudian padatan tadi
dilarutkan sambil dikocok sampai larut sempurna.
Aquadest ditambahkan ke dalam labu takar
sampai tanda batas dan dikocok hingga
homogen.
B. Pembuatan larutan standar besi(III) dengan
konsentrasi (0,3 2 ppm)
Larutan baku besi(III) 100 ppm sebanyak 0,3
mL, 0,5 mL, 1 mL dan 2 mL masing masing
dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan
kemudian larutan HNO3 4 M (3 mL) dan KSCN 2
M (5 mL) ditambahkan ke dalam setiap labu
takar tersebut dan campuran tersebut dikocok
sampai homogen. Masing masing larutan
tersebut diencerkan dengan aquadest sampai
tanda batas labu takar dan dikocok sampai
homogen. Setelah larutan homogen, larutan
standar besi(III) tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan diberi label sesuai urutan
konsentrasi dan kemudian larutan diukur pH-nya.
Larutan blanko dibuat dari campuran HNO3 4 M
(3 mL) dan KSCN 2 M (5 mL) yang ditambahkan
aquadest sampai tanda batas labu takar dan
kemudian dikocok sampai homogen.
C. Penyiapan larutan sampel (air sumur)
Sampel yang akan dianalisis berupa air
sumur yang terdapat di daerah Kopo di sekitar
lingkungan bandung selatan di mana kualitas air
sumur yang dikonsumsi kurang baik. Adanya
warna kuning dalam air sumur dapat
diindikasikan bahwa adanya kandungan besi
khususnya kandungan besi(III) karena besi
dengan bilangan oksidasi +3 dalam bentuk
larutan akan berwarna kuning. Penyiapan
sampel (air sumur) sama seperti pembuatan
larutan standar besi(III). Air sumur sebanyak 60
mL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL.
Kemudian, larutan KSCN 2 M (5 mL), dan
larutan HNO3 4 M (3 mL) ditambahkan ke dalam
sampel. Larutan tersebut diencerkan dengan
aquadest sampai tanda batas labu takar dan
dikocok sampai homogen. Kemudian, pH larutan
sampel diukur.

Eksperimen
A. Bahan dan Alat
Bahan-bahan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini, meliputi: HCl 37 %, HNO3 65 %,
serbuk NH4Fe(SO4)2.12H2O, serbuk KSCN, air
sumur (sampel), dan aquadest.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
ini,
meliputi:
peralatan
gelas
kimia,
spektrofotometer UV-Vis (spektronik 20),
microplate, pipet eppendorf, scanner tipe HP
scanjet G2410, serta program ImageJ Version
1.48.
B. Cara Kerja
Untuk mengevaluasi keakuratan teknik
pencitraan digital dengan bantuan alat scanner
dalam analisis kuantitatif kolorimetri, maka
dilakukan beberapa tahapan prosedur penelitian,
yaitu:

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

D. Pengukuran Kadar Besi(III)


Dua alat yang digunakan dalam pegukuran
kadar besi(III) pada penelitian ini, yaitu
spektrofotometer UV-Vis dan scanner. Untuk
pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis,
setiap larutan standar besi(III) (0,3 2 ppm) dan
larutan sampel diukur absorbansinya pada max =

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

480 nm. Nilai absorbansi hasil pengukuran


dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar
besi(III) untuk membuat kurva kalibrasi.
Absorbansi larutan sampel dialurkan terhadap
kurva kalibrasi tersebut dan ditentukan kadar
besi(III) .
Berikut penyiapan larutan standar besi(III)
dan sampel untuk pengukuran dengan alat
scanner. Masing masing larutan standar
besi(III) (0,3 2 ppm) dipipet sebanyak 200 L
dan dimasukkan ke dalam sumur microplate (96
wells). Setiap larutan standar besi(III) mengisi
sumur sumur microplate. Microplate diletakkan
pada scanner (Gambar 1) kemudian dilakukan
proses scanning.

Gambar 2. Hasil pencitraan larutan standar


besi(III) (0,3-2 ppm) dan sampel
dengan menggunakan alat scanner.

Hasil dan diskusi


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampel air sumur yang memiliki kadar
besi(III) yang cukup tinggi. Secara visual, air
sumur umumnya berwarna kekuning kuningan.
Berdasarkan pengamatan tersebut, air sumur
dapat digunakan sebagai sampel yang mudah
diperoleh untuk penelitian ini. Penentuan kadar
besi(III) dalam sampel air sumur dilakukan
dengan metoda kolorimetri. Adapun alat yang
digunakan, yaitu : spektrofotometer UV-Vis dan
teknik pencitraan digital dengan menggunakan
alat scanner.
1. Penentuan Kadar Besi(III) dengan Metoda
Kolorimetri Menggunakan Spektrofotometer
UV Vis

Gambar 1. Microplate yang ditempatkan dalam


sebuah scanner.

Garam
rangkap
NH4Fe(SO4)2.12H2O
digunakan sebagai bahan untuk membuat
larutan baku besi(III). Garam rangkap ini dipilih
karena tergolong garam rangkap yang paling
stabil dibandingkan garam rangkap lainnya
seperti FeCl3, dan Fe(NO3)3. Pereaksi yang
digunakan untuk membentuk senyawa kompleks
besi(III) adalah larutan KSCN. Senyawa
kompleks tersebut mempunyai rumus molekul
[Fe(SCN)6]3 yang berwarna merah jingga.

Hasil scanning yang berupa gambar digital


(Gambar 2), dianalisis menggunakan program
ImageJ Version 1.48 dan dihasilkan data
intensitas cahaya komponen warna RGB untuk
setiap larutan. Data intensitas tersebut
dikonversi
menjadi
absorbansi
dengan
menggunakan persamaan Lambert Beer:

I
A = log 0 , di mana I = intensitas cahaya
I
warna aktual sampel hasil pencitraan (Intensitas
cahaya komponen warna RGB) dan Io =
intensitas cahaya warna larutan blanko. Setelah
didapatkan nilai absorbansi, kurva kalibrasi
larutan standar besi(III) dibuat dengan cara
mengalurkan
absorbansi
(A)
terhadap
konsentrasi (C) larutan. Absorbansi larutan
sampel (air sumur) diplotkan pada kurva
kalibrasi larutan standar besi(III) untuk
mengetahui konsentrasi besi(III) dalam sampel.
Setelah itu, kandungan kadar besi(III) dalam
sampel air sumur dapat diketahui.

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

Fe3(aq) + 6SCN(aq)

3
[Fe(SCN)6] (aq)

Dari warna larutan kompleks yang dihasilkan


maka absorbansinya dapat diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis. Warna yang diukur
oleh spektrofotometer UV-Vis adalah warna
komplementer
dari
senyawa
kompleks
3
[Fe(SCN)6] . Warna merah jingga yang
dihasilkan mempunyai warna komplementer
hijau biru yang berada pada panjang
gelombang antara (480 490) nm. Warna
komplementer terbentuk ketika cahaya putih
yang
berisi
seluruh
spektrum
panjang
gelombang melewati suatu medium (larutan

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

kimia berwarna) yang tembus cahaya bagi


panjang panjang gelombang tertentu tetapi
menyerap panjang panjang gelombang yang
lain akibatnya medium itu akan tampak berwarna
bagi pengamat [4]. Pengukuran absorbansi
untuk larutan standar besi(III) dan absorbansi
sampel air sumur diukur pada max = 480 nm.
Tabel 1 di bawah ini menunjukkan hasil
pengukuran absorbansi pada masing masing

konsentrasi larutan standar besi(III) yang dibuat

Tabel 1. Hasil pengukuran absorbansi larutan


standar besi(III) dan sampel
Konsentrasi
(ppm)

Gambar 3. Kurva kalibrasi larutan standar


besi(III) (0,3 2,0 ppm).

Absorbansi

0,3

0,068

0,5

0,126

1,0

0,196

2,0

0,385

Sampel

0,172

2. Penentuan Kadar Besi(III) dengan Metoda


Kolorimetri Menggunakan Teknik Pencitraan
Digital
Hasil pencitraan dengan alat scanner
dianalisa dengan program ImageJ Version 1.48.
Hasil yang diperoleh berupa data intensitas
cahaya komponen warna RGB untuk setiap
larutan standar besi(III) dan sampel. Data
intensitas cahaya komponen warna RGB yang
dihasilkan kemudian diubah menjadi nilai
absorbansi dengan menggunakan persamaan

pH larutan standar besi(III) dan sampel berkisar


dari 1,74 1,84. Absorbansi berbanding lurus
dengan konsentrasi artinya semakin besar nilai
konsentrasi larutan maka warna yang dihasilkan
akan semakin tajam dan intensitas cahaya yang
diserap oleh larutan berwarna akan semakin
besar sehingga nilai serapannya (absorbansi)
menjadi bertambah besar. Maka, dari hasil
pengkuran nilai absorbansi
terlihat adanya
peningkatan
nilai
absorbansi
seiring
bertambahnya konsentrasi larutan standar
besi(III). Kurva kalibrasi larutan standar besi(III)
hasil pengukuran spektrofotometer UV-Vis
ditunjukkan pada Gambar 3.

Lambert - Beer :

intensitas cahaya warna aktual hasil pencitraan


(Intensitas cahaya komponen warna RGB) dan
Io = intensitas cahaya warna yang diserap oleh
pelarut (intensitas cahaya warna larutan blanko).
Hasil pengolahan data intensitas cahaya menjadi
nilai absorbansi untuk ketiga komponen warna
RGB, ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Hasil pengukuran intensitas cahaya
komponen warna RGB larutan standar
besi(III) dan sampel

Hasil ekstrapolasi absorbansi sampel pada


kurva kalibarsi larutan standar besi(III) diperoleh
sebesar 0,856 ppm. Kandungan kadar besi(III)
yang terukur masih dalam batas aman untuk
dikonsumsi di mana standar kualitas air yang
aman berada pada rentang 0.3 1 ppm [5].

Konsentrasi
(ppm)

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

I
A = log 0 . Di mana I =
I

Intensitas Cahaya Komponen


Warna RGB
(I)
R(Red)

G(Green)

B (Blue)

201,69

191,66

175,12

0,3

201,27

183,78

162,45

0,5

204,56

176,84

150,18

202,62

168,14

132,79

200,97

147,48

95,11

Sampel

198,90

170,26

135,98

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

bernilai negatif sehingga kurva kalbrasi


komponen R (Red) tidak dapat digunakan untuk
mengukur kadar besi(III) dalam sampel air
sumur. Data hasil pengukuran konsentrasi
besi(III) dalam sampel air sumur yang dihasilkan
dari masing masing komponen warna G
(Green) dan B (Blue) sebagai berikut 0,875 ppm
dan 0,863 ppm. Kedua nilai tersebut relatif sama
( = 0,012). Secara keseluruhan data
konsentrasi besi(III) yang diperoleh hasil
ekstrapolasi kurva kalibrasi hasil pecitraan digital
dengan spektrofotometer UV-Vis relatif sama.
Hasil ini menunjukkan bahwa alat scanner dan
pengolahan data dengan teknik pencitraan
digital dapat digunakan sebagai alat sederhana
dalam analisis kuantitatif dengan metoda
kolorimetri.

Tabel 3. Hasil perhitungan nilai absorbansi


komponen warna RGB larutan standar
besi(III) dan sampel

Konsentra
si (ppm)

R (Red)

G(Green)

B (Blue)

Absorban
si (A)

Absorban
si (A)

Absorban
si (A)

0,3

0,0009

0,018

0,033

0,5

-0,006

0,035

0,067

0,002

0,057

0,120

0,002

0,114

0,265

(sampel)

0,006

0,051

0,111

3. Pengolahan Data Teknik Pencitraan Digital


Berdasarkan hasil pengukuran terhadap
kandungan kadar besi(III) dalam air sumur
dengan
teknik
pencitraan
digital
dan
spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa
teknik pencitraan digital dengan alat scanner
dapat digunakan sebagai pilihan alat ukur
sederhana dalam metoda analisis kuantitatif
kolorimetri ketika penggunaaan spektrofotometer
UV-Vis sudah dianggap mahal khususnya bagi
sekolah

sekolah
SMU/MA.
Dengan
ditemukannya cara pengolahan data dengan
menggunakan program ImageJ Version 1.48,
diharapkan dapat menjadi metoda sederhana
dalam pembuatan kurva kalibrasi untuk seluruh
komponen warna RGB sehingga hasil yang
diperoleh mendekati hasil pengukuran dengan
spektrofotometer UV-Vis. Teknik pencitraan
digital dengan menggunakan alat scanner dapat
juga diaplikasikan di lingkungan sekolah maupun
perguruan tinggi yang belum mampu untuk untuk
membeli alat spektrofotometer UV-Vis.

Kurva kalibrasi dibuat dengan mengalurkan


nilai absorbansi terhadap konsentrasi. Data hasil
pengolahan dengan cara pencitraan ini akan
menghasilkan 3 buah kurva kalibrasi larutan
standar besi(III) untuk komponen warna RGB
seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Kurva kalibrasi larutan standar


besi(III) untuk komponen warna
RGB (merah = komponen R, hijau
= komponen G, dan biru =
komponen B).

Kesimpulan
Berdasarkan data kandungan kadar besi(III)
dalam sampel air sumur hasil pengolahan teknik
pencitraan digital menunjukkan bahwa teknik
pencitraan
digital
dengan
menggunakan
program ImageJ. Version 1.48 dan alat scanner
sebagai media penghasil gambar digital ternyata
dapat digunakan sebagai alat ukur sederhana
dan relatif murah dalam analisis kuantitatif
dengan metoda kolorimetri. Hal ini ditunjukkan
dengan kandungan kadar besi(III) hasil teknik
pencitraan digital yang relatif sama dengan hasil
spektrofotometer UV-Vis. Dari hasil analisis
terhadap sampel air sumur diperoleh kandungan
kadar
besi(III)
=
0,856
ppm
(hasil
spektrofotometer UV-Vis), untuk hasil pencitraan
digital diperoleh kandungan kadar besi(III)
sebesar 0,875 ppm (hijau) dan 0,863 ppm (biru).

Untuk komponen R (Red), nilai absorbansi


bernilai nol. Fakta ini menunjukkan bahwa
larutan tidak menyerap warna komplemen merah
dari sumber radiasi cahaya yang dipancarkan
oleh scanner. Radiasi cahaya mengandung
paket paket energi yang disebut foton.
Banyaknya foton yang diserap oleh larutan
berwarna mengakibatkan jumlah intensitas
cahaya tampak (I) semakin bertambah sehingga
nilai absorbansi menjadi
besar [6]. Sesuai
persamaan Lambert-Beer:

A = log

I0
, maka
I

nilai absorbansi pada konsentrasi tersebut akan

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Ucapan terima kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada
FMIPA Institut Teknologi Bandung yang telah
memberikan izin dan fasilitas atas terlaksananya
penelitian ini.
Referensi
[1] Harvey, D., 2000. Modern Analytical
th
Chemistry. 6
ed., McGraw Hill
Companies, Inc, United States of America.
[2] Kohl, K.S., Landmark, D.J., Stickle, F.D.,
2006. Demonstration of Absorbance Using
Digital Color Image Analysis and Colored
Solutions. J. Chem. Educ., 83(4), 644.
[3] Soldat, J.D., Barak, P., Lepore, J.B., 2009.
Microscale Colorimetric Analysis Using a
Desktop Scanner and Automated Digital
Image Analysis. J. Chem. Educ., 86(5), 617.
[4] Day, A.R., Underwood, L.A., 2002. Analisis
th
Kimia Kuantitatif. 6 ed., Erlangga, Jakarta.
[5] Joko, T., 2010. Unit Produksi dalam Sistem
Penyediaan Air Minum. 1th ed.,. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
[6] Fessenden, J.R., Fessenden, S.J., 2010.
th
Dasar dasar Kimia Organik. 1 ed.,
Binarupa Aksara Publisher, Ciputat
Tangerang.

Chevi Ardiana Rusmawan*


Student of Magister of Chemistry Teaching
Institut Teknologi Bandung
chetaz.78@gmail.com

Djulia Onggo
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Institut Teknologi Bandung
djulia@chem.itb.ac.id

Irma Mulyani
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Institut Teknologi Bandung
irma@chem.itb.ac.id

*Corresponding author

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Anda mungkin juga menyukai