Anda di halaman 1dari 16

MODERNISASI PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA MELALUI

MODUL PENERIMAAN NEGARA GENERASI 2 (MPN G-2)

Efrillya Niswantariputri
7211412093

BAB I PENDAHULUAN

Latar
Belakang

Mengapa ?
Dalam rangka penatausahaan dan pengelolaan
penerimaan negara dikenal Modul Penerimaan
Negara generasi 1 (MPN G-1).
Masalah Pengguna
(kurang sederhana)

Kelemahan
Sistem (belum
terintegrasi)

PMK No. 99/PMK.06/2006 dan PMK No. 32/PMK.05/2014 :


Dalam rangka menyempurnakan penatausahaan dan
pertanggungjawaban penerimaan negara. Perlu
menerapkan sistem penerimaan negara secara elektronik
dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi

1.

Bagaimana siklus aliran dana dan pendokumentasian


penerimaan negara pada MPN G-1 serta apa saja
kelemahan-kelemahannya sehingga memerlukan
modernisasi?
2.

Bagaimana siklus aliran dana dan pendokumentasian


penerimaan negara pada MPN G-2 dan apakah
implementasinya telah cukup mengatasi kelemahan
MPN G-1?

Rumusan Masalah

BAB II PAPARAN LAPORAN

Adapun 3 (tiga) aktor penatausahaan


penerimaan negara :
a. Bank/pos devisa persepsi
b. KPPN
c. Bank Indonesia

Penatausahaan Penerimaan
Negara

1. Melakukan penatausahaan penerimaan negara melalui mekanisme


penyerahan laporan harian penerimaan oleh bank/pos devisa persepsi

2. Memberikan pelayanan kepada satuan kerja (satker) dan


perorangan terkait konfirmasi atas penerimaan negara

Penatausahaan Penerimaan Negara


di KPPN Semarang I

Implementasi dan Kelemahan MPN G-1


PMK No. 99/PMK.06/2006
Modul Penerimaan Negara
Modul Penerimaan Negara (MPN) adalah Modul penerimaan yang
memuat serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran,
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan negara dan

merupakan bagian dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran


Negara (SPAN).

Implementasi dan
Kelemahan MPN G-1
Adapun kelemahannya :
1.
Sistem Manual
2. Kesalahan akun atau identitas
penyetor
3. Data
penerimaan
belum
lengkap
4. Data
penerimaan
berada
ditingkat unit (per unit Eselon)
5. Penerimaan negara belum
diakui kewajarannya

Modernisasi penatausahaan penerimaan negara


melalui MPN G-2

MPN G-2 adalah sebuah


sistem penerimaan negara yang
menggunakan
surat
setoran
elektronik. Surat setoran elektronik
ini berdasarkan sistem billing dan
akan memunculkan kode billing.

Keunggulan

Kelemahan

Sistem secara elektronik

data yang terpusat sehingga akses


data oleh KPPN butuh waktu

salah input dapat terminimalisasi

penyelesaian BAR harus didahului


proses konfirmasi penerimaan
negara

pengisian secara lengkap sesuai


ketentuan pada sistem MPN G-2

Bukti Penerimaan negara hanya


berupa 1 lembar slip

data yang terpusat (terintegrasi)


akan mempermudah proses
pengambilan keputusan

Cetakan NTPN pada MPN G-2


hurufnya terlalu kecil

penerimaan negara diakui


kewajarannya
Sistem bersifat fleksibel

MPN G-2

Dari
kondisi
a. Electronic Billing System
b. Layanan on-line dan
fleksibel
c. Layanan multiple currencies
(termasuk valas)
d. WTP (wajar tanpa
pengecualian)
e. Pengelolaan layanan dan
data transaksi bersama dan
terkoordinasi

a. Manual Billing System


b. Layanan Over the Counter
c. Layanan single currency
(Rupiah)
d. Disclaimer
e. Pengelolaan layanan dan
data transaksi per unit
Eselon I (individual)

Menuju

Arah Penyempurnaan MPN G-2

Aspek Akuntansi
Dana Penerimaan
Negara

Siklus aliran dana


penerimaan negara

Dokumen-dokumen yang
merekam aliran dana
penerimaan negara

BAB III PENUTUP

Dengan demikian, modernisasi melalui MPN G2 bukan saja memodernisasi sistem teknologi yang
mampu menjawab kelemahan MPN G-1 melainkan
juga memodernisasi sistem penerimaan negara yang
didalamnya terdapat aspek akuntansi sebagai wujud
penyempurnaan
pertanggungjawaban
berupa
laporan keuangan pemerintah pusat yang akuntabel.

Simpulan

Sarannya :

Perlu ditingkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait


penggunaan sistem MPN G-2.
Kendala teknis berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN)
yang hanya 1 lembar harus ditegaskan oleh pemerintah
agar boleh digandakan sebagai pertanggungjawaban
yang jelas.

Kendala teknis berupa besaran huruf NTPN pada bukti


penerimaan negara (BPN) agar diperbaiki, seminimal
mungkin menjadi lebih besar agar memudahkan proses
konfirmasi dan pertanggungjawabannya.

Saran

Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Anggaran. 2015. Pembayaran dan Penyetoran PNBP
Menggunakan Sistem Billing dalam Sistem Informasi PNBP Online.
Kementerian Keuangan.
Direktorat Jenderal Anggaran. 2015. Sosialisasi Awal Pembangunan Sistem
Informasi PNBP Online Sebagai Bagian Dari Sistem Modul
Penerimaan Negara 2 (MPN 2). Kementerian Keuangan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 2014. Memahami Sistem Penerimaan
Negara Melalui Modul MPN G2. Kementerian Keuangan.
Kick off Meeting - Proyek Pengembangan Aplikasi Settlement MPN-G2. http://
www.span.depkeu.go.id/content/kick-meetingproyekpengembanganaplikasisettlement-mpn-g2. (21 November 2015).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan


Negara. Jakarta: Diperbanyak oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Anda mungkin juga menyukai